Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat


Indonesia, yang memberi kekuatan hidup kepada bangsa Indonesia serta
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di
dalam masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Bahwasanya Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar
negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji kebenaran,
sehingga tak ada satu kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila
dari kehidupan bangsa Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian dan kemampuan Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia,
setiap penyelenggara negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga
kemasyarakatan, baik di pusat maupun di daerah.
Hal ini sesuai Pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan – urutan
yang bertingkat-tingkat, di mana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di
dalam rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat di pindahkan.Bagi
bangsa Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari Pancasila adalah sebagai
pandangan hidup bangsa dan sebagai dasar Negara. Kedua pengertian tersebut
sudah selayaknya kita pahami akan hakikatnya.
Selain dari pengertian tersebut, Pancasila memiliki beberapa sebutan berbeda,
seperti :
1. Pancasila sebagai jiwa bangsa,
2. Pancasila sebagai kepribadian bangsa, dan
3. Pancasila sebagai sumber dari segala sunber hukum dll.
1.2 Rumusan Masalah
1. apa pengertian pancasila?
2. apa pengertian kepribadian bangsa ?
3. apa itu pengertian pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonbagaimana
penerapan pancasila di Indonesia yang dipengaruhi oleh globalisasi
4. Bagaimana Kepribadian Bangsa Indonesia dalam Era Globalisasi ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :

1. untuk menjelaskan pengertian pancasila yang sebenarnya


2. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kepribadian bangsa
3. untuk menjelaskan pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
4. untuk mengetahui kepribadian bangsa indonesia dalam era globalisasi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila

Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara
kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman
Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan
Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular. Pancasila ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945. Rumusan Pancasila yang tercantum dalam pembukaan
UUD 1945 adalah:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Adapun fungsi dari pancasila, antara lain :
Pancasila sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila dalam pengertian ini adalah
seperti yang dijelaskan dalam teori Von Savigny artinya bahwa setiap Bangsa
punya jiwanya masing-masing yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau
Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai jiwa Bangsa lahir bersamaan dengan adanya
Bangsa Indonesia yaitu pada jaman Sriwijaya dan Majapahit. Hal ini diperkuat
oleh Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo dalam tulisann beliau dalam Pancasila. Beliau
mengatakan antara lain bahwa tanggal 1 Juni 1945 adalah Hari Lahir istilah
Pancasila. Sedangkan Pancasila itu sendiri telah ada sejak adanya Bangsa
Indonesia
Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia. diwujudkan dalam sikap
mental dan tingkah laku serta amal perbuatan sikap mental. Sikap mental dan
tingkah laku mempunyai ciri khas, artinya dapat dibedakan dengan Bangsa lain.
Ciri Khas inilah yang dimaksud dengan kepribadian.
Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. Artinya Pancasila
dipergunakan sebagai petunjuk hidup sehari-hari dan juga merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisah-pisah antara satu dengan yang lain.
Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia atau Dasar Falsafah
Negara atau Philosofis Granslog. Dalam hal ini Pancasila dipergunakan sebagai
dasar mengatur pemerintahan Negara, atau pancasila digunakan sebagai dasar
untuk mengatur penyelenggaraan Negara yang sesuai dengan bunyi pembukaan
Undang-undang Dasar 1945.
Pancasila sebagai sumber dari segala sumber Hukum. atau sumber tertib
hukum bagi Negara Republik Indonesia. Sumber tertib hukum Republik Indonesia
adalah pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan serta watak Bangsa Indonesia. Cita-cita itu meliputi
cita-cita mengenai kemerdekaan Individu, kemerdekaan Bangsa,
perikemanusiaan, keadilan sosial dan perdamaian Nasional. Cita-cita politik
mengenai sifat, bentuk dan tujuan negara. Cita-cita moral mengenai kehidupan
kemasyarakatan dan keagamaan.
Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa Indonesia. Pada saat bangsa
Indonesia mendirikan negara atau Proklamasi 17 Agustus 1945. Bangsa Indonesia
belum mempunyai Undang-undang Dasar Negara yang tertulis. 18 Agustus 1945
disahkan pembukaan dan batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 oleh PPKI
(Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). PPKI merupakan penjelmaan atau
wakil-wakil seluruh rakyat Indonesia yang mengesahkan perjanjian luhur itu
untuk membela Pancasila untuk selama-lamanya.
Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan Bangsa Indonesia. Cita-cita luhur
Negara Indonesia tegas dimuat dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Karena pembukaan Undang-undang Dasar 1945 merupakan penuangan jiwa
proklamasi yaitu jiwa Pancasila, sehingga Pancasila merupakan cita-cita dan
tujuan bangsa indonesia. Cita-cita luhur inilah yang akan disapai oleh Bangsa
Indonesia.
Pancasila sebagai palsafah hidup yang mempersatukan Bangsa. Pancasila
merupakan sarana yang ampuh untuk mempersatukan Bangsa Indonesia. Karena
Pancasila adalah palsafah hidup dan kepribadian Bangsa Indonesia yang
mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang oleh Bangsa Indonesia diyakini
paling benar, adil, bijaksana dan tepat bagi Bangsa Indonesia untuk
mempersatukan Rakyat Indonesia.
2.2 Pengertian kepribadian bangsa
Kepribadian adalah keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan
prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku,
sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus
menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
Atau keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap
perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika
di hadapan pada situasi tertentu. Setiap orang mempunyai kecenderungan prilaku
yang baku, atau pola dan konsisten, sehingga menjadi ciri khas pribadinya.
Bangsa adalah Perkumpulan orang yang saling membutuhkan dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu wilayah. Persekutuan
hidup dalam suatu negara bisa merupakan persekutuan hidup mayoritas dan
minoritas. Bangsa dalam arti sosiologis antropologis diikat oleh ikatan – ikatan
seperti ras, tradisi, sejarah, adat istiadat, agama atau kepercayaan, bahasa dan
daerah. Ikatan ini disebut ikatan primordial.
Jadi dapat disimpulkan pengertian kepribadian bangsa adalah suatu ciri
khas atau pola sikap yang menjadi standart baku kumpulan beberapa orang yang
saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama secara konsisten dalam
menghadapi situasi apapun.

2.3 Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Indonesia


Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan
kepribadian Indonesia ialah : Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia, yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri-
ciri khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia yang ditentukan
oleh kehidupan budi bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan
dan suasana waktu sepanjang masa. Walaupun bangsa Indonesia sejak dahulu kala
bergaul dengan berbagai peradaban kebudayaan bangsa lain (Hindu, Tiongkok,
Portugis, Spanyol, Belanda dan lain-lain) namun kepribadian bangsa Indonesia
tetap hidup dan berkembang. Mungkin di sana-sini, misalnya di daerah-daerah
tertentu atau masyarakat kota kepribadian itu dapat dipengaruhi oleh unsur-unsur
asing, namun pada dasarnya bangsa Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya
sendiri. Bangsa Indonesia secara jelas dapat dibedakan dari bangsa-bangsa lain.
Apabila kita memperhatikan tiap sila dari Pancasila, maka akan tampak dengan
jelas bahwa tiap sila Pancasila itu adalah pencerminan dari bangsa kita.
Demikianlah, maka Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri
salah satunya yaitu merupakan Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena
Pancasila memberikan corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat
dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat
membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan
bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain bersifat universal, yang juga
dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan tetapi kelima sila yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas
bangsa Indonesia.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa Indonesia, yakni suatu masyarakat
adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila di
dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat,
bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang
merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
Oleh karena itu yang penting adalah bagaimana kita memahami,
menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Tanpa ini
maka Pancasila hanya akan merupakan rangkaian kata-kata indah yang tertulis
dalam Pembukaan UUD 1945, yang merupakan perumusan yang beku dan mati,
serta tidak mempunyai arti bagi kehidupan bangsa kita.
Apabila Pancasila tidak menyentuh kehidupan nyata, tidak kita rasakan
wujudnya dalam kehidupan sehari-hari, maka lambat laun kehidupannya akan
kabur dan kesetiaan kita kepada Pancasila akan luntur. Mungkin Pancasila akan
hanya tertinggal dalam buku-buku sejarah Indonesia. Apabila ini terjadi maka
segala dosa dan noda akan melekat pada kita yang hidup di masa kini, pada
generasi yang telah begitu banyak berkorban untuk menegakkan dan membela
Pancasila.

2.4 Kepribadian Bangsa Indonesia dalam Era Globalisasi

Globalisasi secara umum merupakan sebuah proses dalam sistem


masyarakat secara global yang tidak terpengaruh dengan batas wilayah. Pada
hakikatnya sebuah globalisasi menurut Edison A. Jamli dkk
(Kewarganegaraan.2005) ialah sebuah mekanisme yang muncul dari sebuah
pemikiran yang dibentuk yang lantas diperkenalkan pada bangsa lain, hingga
sampai pada sebuah titik dimana hal tersebut lantas disepakati dan dijadikan
sebagai dasar untuk melaksanakan sebuah sistem tersebut oleh masyarakat dunia.

Dan Kirsna berpendapat di dalam jurnalnya Pengaruh Globalisasi


Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang (internet
public jurnal september 2005) bahwa sebagai sebuah mekanisme proses,
globalisasi terjadi dengan melalui dua dimensi sudut pandang dalam hubungan
antar bangsa, yakni dalam sudut pandang ruang serta waktu. Ruang yang semakin
terbatas dan juga waktu semakin berkurang dalam sebuah korelasi dan hubungan
komunikasi dalam lingkup dunia.(baca juga:Peran Indonesia di dunia
internasional)

Globalisasi terjadi hampir di segala segi kehidupan misalnya saja dalam


bidang ideologi politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan juga
yang lainnya. Perkembangam teknologi informatika dan komunikasi dalam skala
dunia merupakan sebuah aspek yang menjadi pendorong utama dalam terjadinya
globalisasi. Pendidikan karakter bangsa Indonesia di era globalisasiS saat ini
sangat penting demi memperlihatkan karakter bangsa didalam kehidupan gobal.
Sekarang ini, pertumbuhan teknologi yang terjadi begitu cepat membuat semua
informasi dapat dengan mudah dan dalam berbagai bentuk dan kepentingan dapat
dengan cepat tersebar luas ke seluruh antero dunia. Oleh sebab itulah tidak ada
yang dapat terhindar dari kehadiran sebuah globalisasi.
Peran Globalisasi di Indonesia sudah tentu akan memberikan pengaruh
terhadap nilai- nilai siemangat kebangsaan (nasionalism) terhadap bangsa
Indonesia. Dampak positif dari adanya globalisasi pada sebuah arti nasionalisme,
ialah diantaranya sebagai berikut:

1. Ditinjau dari politik secara global, sebuah pemerintahan yang diopersaikan


dengan cara yang terbuka, transparan dan juga demokratis. Sebab sebuah
pemerintahan merupakan satu kesatuan dari sebuah negara, yang bila
pemerintahan berjalan dengan cara yang jujur, bersih serta dinamis sudah
dapat dipastikan akan membuat rakyat memberi tanggapan yang baik dan
positif. Tanggapan yang positif dapat berwujudupaya menjaga keutuhan
NKRI.
2. Ditinjau dari segi ekonomi secara global, pasar internasional yang kian
hari kian terbuka lebar meningkatkan peluang dan juga kesempatan kerja
yang dapat membantu meningkatkan pendapatan devisa negara. Dengan
begitu pula akan dapat meubah serta meningkatkan taraf ekonomi bangsa
yang turut serta mendukung kehidupan nasional dalam berbangsa dan
bernegara. (baca juga: Manfaat AFTA bagi perekonomian Indonesia)

Dengan adanya sebuah globalisasi sudah barang tentu memberikan sebuah


pengaruh dalam kehidupan sebuah negara terutama Indonesia. Imbas dari hal
tersebut mencakup dua hal mendasar yakni membawa imbas positif serta imbas
yang negatif. Membangun karakter bangsa di era globalisasi mnjadi sebuah hal
yang penting demi mengurangi dampak yang dapat merugikan bangsa dan negara
secara keseluruhan. Dampak yang ditimbulkan dengan meliputi berbagai aspek
kehidupan misalnya dalam aspek kehidupan politik, ideologi, sosial budaya dan
ekonomi juga yang lainnya.

· Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme


1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme
dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta
terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa
nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.
3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya
barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang
dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh


terhadap nasionalisme. Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa
nasionalisme terhadap bangsa menjadi berkurang atau hilang. Sebab globalisasi
mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa yang di luar negeri
dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di
negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum
tentu sesuai di Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif dan
dapat bertindak anarkis sehingga mengganggu stabilitas nasional, ketahanan
nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di


kalangan muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat.
Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan
kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-
gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti
selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang
minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan.
Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita.
Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang
lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak
banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan
pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa
batas dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah
menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita
memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat
kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan
tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet
saja, ada lagi pegangan wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap
masyarakat menjadi tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan
menggunakan handphone.
Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal
sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan.
Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka
bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang
melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan
masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda
tersebut? Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara
golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena
tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap
masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa
akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk
mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat
mencintai produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam
arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi,
sosial budaya bangsa.
Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu
menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap
bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara
kita, Negara Republik Indonesia. Istilah Pancasila telah dikenal sejak zaman
Majapahit pada abad XIV yang terdapat dalam buku Nagara Kertagama karangan
Prapanca dan buku Sutasoma karangan Tantular
kepribadian bangsa adalah suatu ciri khas atau pola sikap yang menjadi
standart baku kumpulan beberapa orang yang saling berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama secara konsisten dalam menghadapi situasi apapun.
Pancasila yang kita gali dari bumi Indonsia sendiri salah satunya yaitu
merupakan Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan
corak yang khas kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa
Indonesia, serta merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia
dari bangsa yang lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas
dari yang lain bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di
dunia ini, akan tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan itulah yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Dengan adanya sebuah globalisasi sudah barang tentu memberikan sebuah
pengaruh dalam kehidupan sebuah negara terutama Indonesia. Imbas dari hal
tersebut mencakup dua hal mendasar yakni membawa imbas positif serta imbas
yang negatif. Membangun karakter bangsa di era globalisasi mnjadi sebuah hal
yang penting demi mengurangi dampak yang dapat merugikan bangsa dan negara
secara keseluruhan. Dampak yang ditimbulkan dengan meliputi berbagai aspek
kehidupan misalnya dalam aspek kehidupan politik, ideologi, sosial budaya dan
ekonomi juga yang lainnya.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila


merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setiap warga negara
Indonesia harus menjunjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila
tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tidak
terbatas pada coretan tinta belaka tanpa makna.
DAFTAR PUSTAKA

https://guruppkn.com/pancasila-sebagai-kepribadian-bangsa

http://tanganjls.blogspot.com/2013/12/kata-pengantar-pujisyukur-
penulis.html

http://kumpulanilmu2.blogspot.com/2013/01/contoh-makalah-pancasila-sebagai.html

Anda mungkin juga menyukai