Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL DAN MASYARAKAT MADANI


Dosen Pengampuh : Akhir Abadi Tanjung, S.Pd., M.Si

Disusun Oleh : Kelompok 1


Ahmad Rasyid Siregar
Ali Hamdani Harahap
Andi Budiman Nasution
Ararija
Arfina Rizki Pulungan
Aziz Azuraiz azhari Daulay
Dermawati Siregar
Dewi Rosmalina Siregar
Eldin Ceria Siregar
Feri Ardiansyah Ritonga

PROGRAM STUDY TEKNOLOGI INFORMASI


INSTITUT TEKNOLOGI SAINS PADANG LAWAS UTARA
TAHUN AJARAN 2021/ 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa‟atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan dengan
judul “Identitas Nasional dan Masyarakat Madani”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Gunung Tua, 15 Oktober 2021

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................2


DAFTAR ISI ................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................4
A. Latar Belakang ........................................................................................................5
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................5
C. Tujuan ......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................6
A. Pengertian Identitas Nasional ..................................................................................6
B. Identitas Nasional Sebagai Jati Diri Bangsa ...........................................................6
1. Identitas Nasional .....................................................................................................6
2. Lambang-lambang....................................................................................................7
3. Tujuan Yang Ingin Dicapai Suatu Bangsa................................................................8
C. Unsur-unsur Pembentukan Identitas........................................................................9
1. Sejarah.......................................................................................................................9
2. Suku Bangsa ...........................................................................................................10
3. Agama.....................................................................................................................10
4. Kebudayaan.............................................................................................................10
5. Budaya Unggul ......................................................................................................11
6. Bahasa.....................................................................................................................12
D. Pancasila Sebagai Karakter dan Identitas Nasional ..............................................12
E. Ciri-ciri Masyarakat Madani..................................................................................14
1. Free Public Sphere..................................................................................................14
2. Demokratis .............................................................................................................14
3. Toleran....................................................................................................................14
4. Pluralisme...............................................................................................................14
5. Keadilan Sosial (Social Justice)..............................................................................14
F. Globalisasi dan Integritas Bangsa ..........................................................................15
G. Relasi Integritas Bangsa dan Identitas Nasional ...................................................18
BAB III PENUTUP ...................................................................................................20
A. Kesimpulan ...........................................................................................................20
B. Saran ......................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia
senantiasa membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-
kelompok. Manusia dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi
yang berusaha mengatur dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari
lingkungan terkecil sampai pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam
kelompok keluarga. Selanjutnya mereka membentuk kelompok lebih besar lagi sperti suku,
masyarakat dan bangsa. Kemudian manusia hidup bernegara.
Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara merupakan suatu
organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita bersatu, hidup
dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan bangsa
memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari
persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu
sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang
yang telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan
dirinya sebagai suatu bangsa.
Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa atau negara
tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa merupakan
identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga merupakan
identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas- identitas yang disepakati dan diterima oleh
bangsa menjadi identitas nasional bangsa. Pemerintahan di Indonesia sudah lama menjadi
mimpi buruk banyak orang di Indonesia. Kendati pemahaman mayarakat tentang
pemerintahan sangatlah berbeda-beda,
Namun setidaknya sebagian besar dari masyarakat membayangkan bahwa dengan
adanya pemerintahan, masyarakat akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih
baik. Banyak di antara masyarakat-masyarakat yang ada di inonesia membayangkan, bahwa
dengan memiliki tata kelola pemerintahan yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik
menjadi semakin baik, angka korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi
semakin peduli dengan kepentingan warga. Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh
bangsa Indonesia semakin komplek dan semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah
yang seyogyanya menjadi panutan rakyat banyak yang tersandung masalah hukum.

4
Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang sering disebut good governance yang selama ini
dielukan-elukan faktanya saat ini masih menjadi mimpi dan hanyalah sebatas jargon belaka.
Indonesia harus segera terbangun dari tidur panjangnya. Maka dari itu, Pemerintah inonesia
berinisiatif akan membangun Indonesia ini dalam sistem pemerintahannya agar dapr menjadi
lebih baik. Dan menggunakan sistem pemerintahan yang berlandaskan kejujuran serta
ketulusan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan identitas nasional?
2. Parameter identitas nasional
3. Unsur-unsur pembentuk identitas nasional
4. Pancasila sebagai karakter dan identitas nasional dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
5. Karakteristik dan cirri-ciri masyarakat madani
6. Keterkaitan globalisasi dan identitas nasional
7. Keterkaitan integritas nasional indonesia dan identitas nasional

C. TUJUAN DAN MANFAAT


Pembuatan makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian identitas nasional
2. Mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran identitas nasional
3. Mengetahui maksud dari pancasila sebagai kepribadian dan identitas nasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Identitas Nasional


Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu bangsa dengan ciri-ciri khas
tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya. Identitas setiap manusia
ditentukan oleh ruang hidupnya yang secara alami akan berakulturasi dan membentuk ciri
khas atau karakter khas dalam norma kehidupan.
Identitas diartikan sebagai ciri/ keadaam khusus, dalam antropologi berarti sifat khas
yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi, golongan sendiri, komunitas
sendiri, dan negara sendiri. identitas tidak hanya mengacu pada individu tetapi juga pada
suatu kelompok. Identitas meliputi nilai, norma, dan symbol ekspresi sebagai ikatan sosial
untuk membangun solidaritas dan kohesivitas sosial yang digunakan untuk menghadapi
kekuatan luar yang menjadi simbol ekspresi yang memberikan pembenaran bagi tindakan
pada masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang.
Sedangkan nasional berasal dari bangsa sendiri atau meliputi diri bangsa sendiri atau
meliputi diri bangsa. Jadi, identitaas nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk
bangsa yaitu berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah
nusantara, ideologi pancasila,. Identitas nasional tidak terlepas dari nasionalisme yang
berhubungan dengan jati diri bangsa.

B. Identitas Nasional Sebagai Jati Diri Bangsa


1. Identitas Nasional
Identitas Nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa yaitu berbagai suku
bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara, ideologi pancasila,.
Identitas nasional tidak terlepas dari nasionalisme yang berhubungan dengan jati diri bangsa.
Jati diri bangsa berarti totalitas penampilan bangsa yang utuh dengan muatan dadri
masyarakat sehingga dapat membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Usaha mengukuhkan jati diri bangsa sangat diperlukan Karena jati yang
diibaratkansebagai akar umbi dan akar tunjang keutuhan hidup berbangsa dan bernegara
goyah,akan menggoyahkan kautuhan bangunan bangsa.

6
2. Lambang- lambang
A). Lambang Negara Garuda Pancasila

Pada tanggal 13 Juli 1945, dalam rapat panitia perancang Undang-undang Dasar
1945. Salah seorang anggota panitia bernama Prada Harahap mengusulkan tentang lambang
negara. Tanggal 16 November 1945 baru dibentuk panitia Indonesia Raya. Panitia ini
bertugas untuk menyelidiki arti lambang-lambang dalam peradaban bangsa Indonesia sebagai
langkah awal untuk mempersiapkan bahan kajian tentang lambing negara. Panitia Indonesia
raya diketuai oleh Ki Hajar Dewantara dengan sekretaris
umum Muhammad Yamin.

Berikut adalah ciri-ciri dari lambang negara Garuda Pancasila:


a). Warna dan jumlah helai bulu
a). Warna :
- Seluruh burung Garuda, bintang, kapas, padi dan rantai : Kuning Emas
- Ruangan Perisai di tengah-tengah : Merah Putih
(kiri atas dan kanan bawah) : Merah
(kanan atas dan kiri bawah) : Putih
- Dasar bintang yang berbentuk perisai : Hitam
- Kepala Banteng : Hitam
- Pohon Beringin : Hijau
- Pita : Putih
- Huruf : Hitam
b). Jumlah helai bulu
- Pada tiap sayap : 17 helai
- Pada ekor : 8 helai
- Kecil dibawah perisai : 10 helai
- Kecil di leher : 45 helai
b). Arti dan makna Lambang Negara
Menurut Kansil dan Chistine dalam Maulana Arafat Lubis, menyatakan bahwa arti dan
makna simbolik dari lambang negara ialah Garuda yang merupakan burung yang dinamakan
juga “Sang Raja Wali”, seperti yang disebutkan dalam cerita Ramayana dan Bharatayuda.

7
a) Burung tersebut merupakan lambang kekuasaan dan kekuatan.
b) Sayap yang masing-masing terdiri dari 17 helai, berarti tanggal 17. Ekor burung
yang terdiri dari 8 helai, berarti bulan ke-8 atau bulan Agustus.
c) Jumlah bulu kecil di bawah perisai sebanyak 19 helai dan jumlah bulu kecil di bawah leher
sebanyak 45 helai, berarti tahun1945. 4 Semua jumlah bulu yang ada di setiap bagiannya
melambangkan tanggal
kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yaitu pada tanggal 17 Agustus
1945. Perisai berbentuk jantung yang digantungkan pada leher garuda merupakan lambang
perlindungan, sedangkan garismelintang di tengah-tengah perisai melukiskan khatulistiwa.
c). Bhineka tunggal Ika
Pita yang dicengkeram oleh kedua kaki burung Garuda terdapat semobayan dalam bahasa
Jawa Kuno yang berbunyi “BHINEKA TUNGGAL IKA”, yang berarti“Berbeda-beda tetapi
tetap satu juga”.

d). Simbol- simbol Pancasila


Dalam Pasal 36A Undang-Undang Dasar Tahun 1945 setelah diamandemenkan empat kali,
yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002, dicantumkan kalimat, “Lambang Negara ialah
Garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika”.
Berikut adalalah sila-sila pancasila dan simbol-simbolnya:
a) Ketuhanan Yang Maha Esa
b) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
c) Persatuan Indonesia
d) Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
e) Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
3. Alat-alat Perlengkapan
Merupakan perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang terdiri dari :
 Bangunan
 Peralatan dan teknologi bercocok tanam
 Kapal laut dan lainnya.
4. Tujuan Yang Ingin Dicapai Suatu Bangsa
Tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan yang dinamis dan tidak tetap, seperti prestasi dalam
bidang tertentu. Dan juga:

8
 Melindungi segenap bangsa Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia.

C. Unsur-Unsur Pembentukan Jati Diri Bangsa (Identitas Nasional)


Jati diri bangsa dapat ditemukan melalui dua pandangan. Pertama, jati diri sebagai
konsep teologi, identik dengan fitrah manusia, maka jati diri bangsa merupakan kualitas
universal yang inheren pada setiap manusia. Kedua, jati diri bangsa dari segi politik sebagai
suatu pilihan melalui Sumpah Pemuda yang mengubah kekamian menjadi kekitaaan, sebagai
upaya memperoleh kesadaran baru jati diri bangsa Indonesia. Identitas nasional Indonesia
pada saat ini terbentuk dari enam unsur, yaitu sejarah perkembangan bangsa Indonesia,
kebudayaan bangsa Indonesia, suku bangsa, agama, dan budaya unggul. Namun demikian,
unsur-unsur ini statis dan berkembang sesuai dengan tujuan bangsa Indonesia.
Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional :
1. Unsur Sejarah
Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi dan kondisi social
yang berbeda sesuai perubahan zaman. Bangsa Indonesia secara ekonomis dan politik pernah
mencapai era kejayaan di wilayah Asia Tenggara. Kejayaan dalam bidang ekonomi bangsa
Indonesia pada era pemerintahan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, rakyat mengalami
kehidupan ekonomi yang sejahtera, sedangkan dalam bidang politik memilki kekuasaan
negara hingga seluruh wilayah nusantara yang meliputi wilayah jajahan Belanda (sekarang
wilayah NKRI) hingga wilayah negara Filipina, Singapura, Malaysia, bahkan sebagian
wilayah Thailand.
Namun, kejayaan ini mengalami keruntuhan akibat menghilangnya jiwa kebersamaan
(persatuan dan kesatuan) diantara bangsa dalam pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya
tersebut. Keruntuhan pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya ini berimplikasikan pada
terciptanya pemerintahan kerajaan di masing-masing daerah di seluruh wilayah Indonesia.
Sistem pemerintahan kerajaan ini menyebabkan bangsa Indonesia semakin lemah untuk
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dari negara lain yang ingin
mencari sumber energy baru bagi negaranya. Ketidakmampuan bangsa Indonesia ini pada
akhirnya menyebabkan bangsa Indonesia jatuh ke tangan negara- negara colonial (penjajah).
Dampak langsung dari adanya penjajah ini adalah bangsa Indonesia mengalami
kebodohan, kemiskinan, keterbelakangan, perpecahan dan kehilangan sumber daya alam

9
akibat eksploitasi yang tidak bertanggung jawab oleh penjajah di bawa ke negaranya. Realitas
perjalan sejarah bangsa tersebut mendorong bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa pejuang
yang pantang menyerah dalam melawan penjajah untuk meraih dan mempertahankan kembali
harga diri, martabatnya sebagai bangsa, selain itu dipertahankan semua potensi sumber daya
alam yang ada agar tidak terus-menerus dieksplorasi dan dieksploitasi yang akhirnya dapat
menghancurkan kehidupan bangsa Indonesia di masa datang.
Perjuangan bangsa Indonesia ini tidak berhenti pada masalah di atas, melainkan
berlanjut pada perjuangan meraih dan mempertahankan kemerdekaan bangsa dari penjajah.
Perjuangan demi perjuangan bangsa Indonesia di atas pada akhirnya menjadi suatu nilai yang
mengkristal dalam jiwa bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang.
Sekaligus semangat juang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tersebut menjadi kebanggaan
identitas nasional bagi bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain di ASEAN
dan dunia pada umumnya. Sejarah telah memberikan identitas nasional bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa pejuang.

2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional yaitu
meliputi:
a. Akal Budi
Akal budi adalah sikap dan perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam
interaksinya antara sesama maupun antara pimpinan dengan staf, atau anak denagn orangtua.
Bentuk sikap dan perilaku tersebut adalah hormat-menghormati antarsesama, sopan santun
dalam sikap dan tutur kata, dan hormat pada orang tua.

b. Peradaban
Peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia adalah dilihat dari
beberapa aspek yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan hankam. Identitas
nasional dalam masing-masing aspek yang dimaksud adalah: (1) Ideologi adalah sila-sila
dalam Pancasila, (2) Politik adalah demokrasi langsung dalam pemilu langsung presiden dan
wakil presiden serta kepala daerah tingkat I dan tingkat II kabupaten/kota, (3) Ekonomi
adalah usaha kecil dan koperasi, (4) Sosial adalah semangat gotong royong, sikap ramah
tamah, murah senyum, dan setia kawan, dan (5) Hankam adalah system keamanan
lingkungan (siskamling), system perang gerilya, dan teknologi kentongan dalam memberikan
informasi bahaya, dan sebainya.

10
c. Pengetahuan
Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi: (1) Prestasi
anak bangsa dalam bidang olahraga bulutangkis dunia, (2) Karya anak bangsa dalam bidang
teknologi pesawat terbang, yaitu pembuatan pesawat terbang CN 235, di IPTN 21 Bandung,
Jawa Barat, (3) Karya anak bangsa dalam bidang teknologi kapal laut, yaitu pembuatan kapal
laut Phinisi, dan (4) Prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba olimpiade fisika dan kimia,
dan sebagainya.
3. Budaya Unggul
Budaya unggul adalah semangat dan kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan
cara “kita harus bisa, kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak
bisa”. Dalam UUD 1945, menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang dan
mengembangkan dirinya sebagai bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, maju, makmur,
serta adil atau berkesejahteraan. Untuk mencapai kualitas hidup demikian, nilai kemanusiaan,
demokrasi dan keadilan dijadikan landasan ideologis yang secara ideal dan normative
diwujudkan secara konsisten, konsekuen, dinamis, dan kreatif. Untuk melahirkan budaya
unggul, terlebih dahulu manusia harus bisa menjawab tantangan yang ada dalam dirinya
sendiri. Manusia unggul tidak lahir dari situasi statis, melainkan dari proses dinamis. Tidak
saja dalam pengertian bagaimana upaya menemukan talenta terbaik dalam diri seseorang,
melainkan upaya untuk terus-menerus menjadi manusia yang lebih (over).
4. Suku Bangsa
Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adalah adanya suku bangsa yang
majemuk (aneka ragam). Majemuk atau aneka ragamnya suku bangsa dimaksud adalah
terlihat dari jumlah suku bangsa kurang lebih 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek
yang berbeda. Populasinya menurut data BPS tahun 2003 adalah berjumlah 210 juta jiwa.
Dari jumlah tersebut diperkirakan separuhnya atau 50% adalah suku bangsa etnis Jawa.
Sisanya adalah suku bangsa yang mendiami wilayah Indonesia di luar Jawa, seperti, suku
Makassar-Bugis (3,68%), Batak (2,04%), Bali (1,88%), Aceh (1,4%), dan suku-suku lainnya.
Sedangkan suu bangsa atau etnis Tionghoa hanya berjumlah 2,8% tetapi menyebar ke seluruh
wilayah Indonesia dan mayoritas mereka bermukim di perkotaan.
5. Agama
Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki
hubungan antarumat seagama dan antarumat beragama yang rukun. Disamping itu, menurut
UU no. 16/1969, negara Indonesia mengakui multiagama yang dianut oleh bangsanya yaitu
Islam, Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Pada orde baru, agama Kong Hu

11
Cu tidak diakui sebagai agama resmi negara Indonesia, tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan. Islam adalah agama mayoritas
bangsa Indonesia. Dalam islam dikenal juga istilah Islam Santri (Islam yang memiliki
pemahaman Islam yang kuat dan taat) dan Islam Abangan (penganut Islam yang tidak
memiliki pemahaman yang kuat tentang syariah Islam).
Islam Santri terbagi dua yaitu, Islam Modernis (berorientasi pada pencarian tafsir
baru atau ijtihat atas wahyu Allah) dan Islam Tradisionalis (menyandarkan pengalaman
agama secara apa adanya pada kitab dan sunah Rasul serta pendapat para ulama). Indonesia
merupakan agama multiagama, karena itu Indonesia dikatakan negara yang rawan
disintegrasi bangsa.Untuk itu, menurut Magnis Suseno, salah satu jalan untuk mengurangi
resiko konflik antar agama perlu diciptakan tradisi saling menghormati antara umat agama
yang ada. Menghormati berarti mengakui secara positif dalam agama dan kepercayaan orang
lain jugaa mampu belajar satu sama lain.
6. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut bangsa disamping sebagai identitas nasional. Bahasa
Indonesia dikenal sebagai bahasa Melayu yang merupakan bahasa penghubung (Lingua
Franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa melayu ini pada tahun
1928 ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia dalam peristiwa sumpah
pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
D. Pancasila Sebagai Karakter dan Identitas Nasional
Identitas nasional pada hakikatnya merupakan “manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu nation (bangsa) dengan ciri-ciri khas,
dan dengan ciri-ciri tersebut suatu bangsa berbeda. Globalisasi diartikan sebagai suatu area
atau zaman yang di tandai dengan perubahan tatanan kehidupan dunia akibat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, teristimewa teknologi informasi sehingga interaksi manusia
menjadi sempit, dunia tanpa ruang. Paham nasional atau paham kebangsaan adalah sebuah
situasi kejiwaan dimana kesetian seseorang secara total diabadikan langsung kepada Negara
bangsa atas nama sebuah bangsa.
Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat
menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memaduhkan masyarakat- masyarakat kecil
yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa. Integrasi nasional sama artinya dengan
asimilasi atau pembaruan. Revitalisasi pancasila adalah pemberdayaan kembali kedudukan,
fungsi, dan peranan pancasila sebagai dasar Negara, pandangan hidup, ideologi dan sumber
nilai-nilai bangsa Indonesia.

12
1. Karakteristik iddentitas nasional
Untaian kata-kata dalam pengantar merupakan tamsilan, bahwasanya bangsa
Indonesia yang dahulu di kenal sebagai (“het zachse volk ter aarde”)dalam pergaulan
antar bangsa , kini sedang mengalami (tidak saja krisis identitas) melainkan juga
krisis dalam berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas berkepanjangan
semenjak reformasi di gulirkan pada tahun 1998 (koento W, 2008) Krisis moneter
yang kemudian disusul krisis ekonomi dan politik, yang akar-akarnya tertanam dalam
krisis moral dan mengajar ke dalam krisis budaya menjadikan masyarakat kita
kehilangan orientasi nilai, hancur dan kasar, gersang dalam kemiskinan budaya dan
kekeringan spiritual. Kehalusan budi, sopan santun dalam bersikap dan perbuatan,
kerukunan toleransi dan solidaritas social, idealism dan sebagainya telah hilang hanya
dilanda oleh derasmya arus modernisasi globalisasi yang penuh paradoks. Berbagai
lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi. Trust atau
kepercayaan atau kepercayaan antar sesama baik vertical maupun horkzontal telah
lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan dan di
pertanyakan eksitensinya. Dengan demikian, secara konstitusional pengembangan
kebudayaan untuk membina dan mengembangkan identitas nasional kita telah diberi
dasar dan arahnya.
2. Identitas nasional
Kata identitas berasal dari bahasa inggris, yaitu identity yang memiliki pengertian
harfiah cirri-ciri, tanda-tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau sesuatu
yang membedakannya dengan yang lain. Dalam term antropologi, identitas adalah
sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri,
golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau Negara sendiri.
Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-kelompok
yang lebih besar yang di ikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti budaya,
agama, dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas
bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok
(collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-
pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Bisa dilihat konteks Indonesia, maka
identitas nasional itu merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan
berkembang dalam berbagai aspek kehidupan dari ratusan suku yang “dihimpun”
dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional dengan acuan pancasila

13
dan roh “bhinneka tunggal ika”. Sebagai dasar dan arah pengembangannya. Nasional
kita sebagai bangsa di dalam hidup dan kehidupan berbangsa dan bernegara adalah
pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam penataan kehidupan kita dalam arti
luas. Nilai-nilai budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut bukanlah
barang jadi yang sudah selesai dalam kebekuan normative dan dogmatis, melainkan
sesuatu yang “terbuka” yang cenderung terus-menerus bersemi karena hastrat menuju
kemajuan yang dimiliki oleh masyarakat penduduknya. Konsekuensi dan implikasi,
bahwa identitas nasional adalah suatu yang terbuka untuk ditafsir dengan diberi
makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi yang berkembang di
masyarakat.
E. Ciri ciri Masyarakat Mandani
1. Free Public Sphere
Adalah masyarakat memiliki akses penuh terhadap kegiatan publik seperti berserikan
dan mempublikasikan informasi ke public
2. Demokratis
Adalah kehidupan yang bersifat dan bercirikan demokrasi. Kehidupan yang
demokratis merupakan kehidupan yang didasari prinsip-prinsip demokrasi. Sedangkan
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yg diselenggarakan dari rakyat oleh rakyat
dan untuk rakyat.
3. Toleransi
Toleransi meupakan suatu sikap menghormati dan menghargai pendapat serta
tindakan orang lain terlepas dari perbedaan latar belakang ras, suku, maupun agama.
Masyarakat yang toleran dan rukun merupakan contoh masyarakat madani yang
menunjukkan sikap saling mengerti dan memahami hak-hak orang lain.

4. Pluralisme
Adalah suatu sikap yang tulus tanpa pamrih untuk mau mengakui, memahami, dan
menerima kenyataan bahwa masyarakat yang ada sekarang ini merupakan masyarakat
majemuk dengan berbagai latar belakang.
5. Keadilan Sosial
Keadilan sosial alias social justice merupakan suatu bentuk keseimbangan antara
pembagian hak dan kewajiban seorang individu terhadap lingkungannya. Dengan kata
lain, segala hal yang terjadi di masyarakat haruslah berimbang dan sama, baik bagi

14
penguasa maupun rakyat biasa. Pembebanan hak dan kewajiban pun dipukul rata
tanpa memandang bulu.

F. Globalisasi dan Integritas Bangsa


1. Globalisasi
a. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan
keterkaitan danketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui
perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain
sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit. Globalisasi adalah suatu proses di
mana antarindividu, antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait,
dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara
b. Dampak Globalisasi
Adanya globalisasi membawa manfaat bagi umat manusia tetapi ada juga dampak buruknya.
1. Dampak Globalisasi di Bidang Sosial dan Budaya
2. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
3. Dampak Globalisasi di Bidang Budaya dan Politik
c. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme Di Kalangan Generasi Muda Antisipasi
Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme dan Langkah- langkah untuk
mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme antara lain
yaitu :

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai


produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
Dampak positif Globalisasi :

15
 Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
 Mudah melakukan komunikasi
 Cepat dalam bepergian ( mobili-tas tinggi )
 Menumbuhkan sikap kosmopo-litan dan toleran
 Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
 Mudah memenuhi kebutuhan
Dampak negatif Globalisasi:
 Informasi yang tidak tersaring
 Perilaku konsumtif
 Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
 Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
 Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat

d. Ciri Globalisasi
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena
globalisasi di dunia.
• Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan
keterkaitan antarmanusia di seluruh dunia
• Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.
• Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan
pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).
• Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat ini, kita
dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal- hal
yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.
• Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, inflasi regional dan lain-lain.

16
e. Globalisasi Kebudayaan
Globalisasi memengaruhi hampir semua aspek yang ada di masyarakat, termasuk
diantaranya aspek budaya. Kebudayaan dapat diartikan sebagai nilai-nilai (values) yang dianu
oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai
hal. Baik nilai-nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek-aspek kejiwaan/psikologis,
yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek-aspek kejiwaan ini menjadi penting
artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada
dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan
penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan.
Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai-nilai dan budaya tertentu
keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak
lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para
penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ).
Ciri – Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan :
• Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
• Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
• Berkembangnya turisme dan pariwisata.
• Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
• Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
• Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
2. Integritas Nasional/Bangsa
a. Pengertian Integrasi Nasional
Istilah integrasi nasional dalam bahasa inggris adalah “national integration”.
Integration berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari bahasa latin integer,
yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan etimologinya integrasi dapat diartikan
sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh atau bulat. “Nation” artinya bangsa
sebagai bentuk persekutuan dari orang orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam
suatu wilayah dan dibawah satu kekuasaan politik. Integrasi nasional adalah upaya
menyatukan seluruh unsur suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya 8 . Lebih lanjut
(Nurwardani et.al, 2016:56) menyatakan integrasi nasional adalah kesadaran identitas
bersama diantara warga Negara. Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang
berbeda, agama dan daerah, dan berbicara bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan
bahwa kita semua adalah satu.

17
b. Pentingnya Integrasi Nasional
Pertama, pemerintah colonial belanda tidak pernah memikirkan tentang perlunya
membangun kesetiaan nasional dan semngat kebangsaan pada rakyat Indonesia. Kedua, bagi
Negara ngeara baru, tuntutan integrasi ini juga menjadi masalah pelik bukan saja karena
perilaku pemerintah colonial sebelumnya, tetapi juga latar belakang bangsa yang
bersangkutan.
c. Strategi Integrasi
1. Strategi Asimilasi
Strategi asimilasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih
menjadi satu kebudaaan yang baru, dimana dengan percampuran tersebut maka
masing masing unsur budaya melebar menjadi satu sehingan dalam kebudyaan yang
baru itu tidak tampak lagi identitas masing masing budaya pembentuknya.
2. Strategi Akulturasi
Strategi akulturasi adalah proses pencampuran dua macam kebudayaan atau lebih
sehingga memunculkan kebudayaan yang baru, dimana ciri ciri budaya asli
pembentuknya masih tampak dalam kebudayaan baru tersebut.
3. Strategi Pluralis
Strategi pluralis merupakan paham uang menghargai terdapatnya perbedaan dalam
masyarakat. Pada prinsipnya mewujudkan integrasi nasional dengan memberi
kesempatan pada segala unsur perbedaan yang ada dalam masyarakat untuk hidup dan
berkembang.

G. Keterkaitan/ Relasi Integritas Nasional Dan Identitas Nasional


Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang
ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional
Sedangkan Identitas nasional secara terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Antara Integrasi nasional dan identitas nasional negara Indonesia sangatlah tekait.
Mengapa? Karena Indonesia terdiri dari berbagai macam suku yang disatukan melalui
persatuan dibawah bendera merah putih dan „Bhineka Tunggal Ika‟ melalui proses ini
terjadi proses integrasi nasional dimana perbedaan yang ada dipersatukan sehingga
tercipta keselarasan. Persatuan dari kemajemukan suku inilah yang menjadi salah satu ciri
khas bangsa Indonesia yang membedakannya dengan bangsa lain.

18
Sehingga adanya kompleksitas perbedaan suku yang bersatu di Indonesia dijadikan
sebagai identitas bangsa sebagai bangsa yang majemuk yang kaya akan suku, tradisi dan
bahasa dalam wujud semboyang „Bhineka Tunggal Ika‟, berbeda-beda tapi tetap satu jua.
Jadi, antara integrasi nasional dan identitas nasional memiliki keterkaitan, karena dalam
hal ini, di Indonesia Integrasi nasional di jadikan sebagai salah satu identitas nasional
dimana konsep „Bhineka Tunggal Ika‟ yang merupakan hasil dari integrasi nasional
dijadikan sebagai identitas nasional, semboyang ini tidak akan pernah ada di negara lain,
semboyang ini hanya ada di Indonesia dan menjadi identitas bangsa yang membedakan
bangsa Indonesia dengan bangsa yang lainnya. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya.
Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa
memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang
melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal
ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan
budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang
berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia. Masalah integrasi
nasional di Indonesia sangat kompleks dan multi dimensional.
Untuk mewujudkannya diperlukan keadilan, kebijakan yang diterapkan oleh
pemerintah dengan tidak membedakan ras, suku, agama, bahasa dan sebagainya.
Sebenarnya upaya membangun keadilan, kesatuan dan persatuan bangsa merupakan
bagian dari upaya membangun dan membina stabilitas politik disamping upaya lain seperti
banyaknya keterlibatan pemerintah dalam menentukan komposisi dan mekanisme
parlemen. Dengan demikian upaya integrasi nasional dengan strategi yang mantap perlu
terus dilakukan agar terwujud integrasi bangsa Indonesia yang diinginkan. Upaya
pembangunan dan pembinaan integrasi nasional ini perlu karena pada hakekatnya integrasi
nasional tidak lain menunjukkan tingkat kuatnya persatuan dan kesatuan bangsa yang
diinginkan. Pada akhirnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah yang dapat lebih
menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman dan tentram. Jika melihat konflik yang
terjadi di Aceh, Ambon, Kalimantan Barat dan Papua merupakan cermin dan belu
terwujudnya Integrasi Nasional yang diharapkan. Sedangkan kaitannya dengan Identitas
Nasional adalah bahwa adanya integrasi nasional dapat menguatkan akar dari Identitas
Nasional yang sedang dibangun.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktuall yang berkembang dalam masyarakat.
Serta Suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa sebagai pembeda antara Negara satu
dengan Negara lain. Proses pembentukan identitas nasional umumnya membutuhkan
waktu dan perjuangan Panjang diantara warga atau bangsa yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena identitas nasional merupakan hasil kesepakatan dari bangsa
masyarakat itu sendiri. Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara, Sangatlah
penting bagi suatu Negara untuk memiliki identitas nasional. Identitas nasional
merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam
mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Identitas atau jati diri itu muncul dan
ada dalam interaksi. Interaksi adalah kenyataan empiris yang dilakukan oleh
seseorang dengan orang lain atau dengan kelompok lain yang berupa tindakan para
pelaku yang menandakan adanya hubungan antar para pelaku tersebut. Ideologi
memerankan peranan yang penting dalam proses dan memelihara integrasi nasional,
terutama di Negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Secara umum
fungsi pancasila dapat
dituliskan: Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa dan negara Indonesia, Pancasila
sebagai jiwa bangsa dan negara Indonesia, Pancasila sebagai kepribadian bangsa dan
negara Indonesia, Pancasila sebagai sumber tertib hukum di Indonesia, Pancasila
sebagai cita cita bangsa Integrasi nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau

20
memadukan masyarakat- lmasyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa.

B. Saran
Demikianlah makalah ini dibuat, sebagi penulis sangat berharap untuk saran
maupun koreksi dari pembaca, terutama dari dosen pengampu mata
kuliahkewarganegaraan. Meski makalah ini kami selesaikan dengan usaha
yangmaksimal, penulis tetap membutuhkan saran dan koreksi dari semua pihak untuk
bahan pembelajaran dan perbaikan untuk penulisan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Winarno. 2013. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan kuliah di


Perguruan Tinggi. Jakarta : Sinar Grafika.
Winarno.2013 Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan Panduan Kuliah di
Perguruan Tinggi. hlm 2-4.
Maulana Arafat Lubis. Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),
hlm.34.
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI)
hlm35.
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI),
hlm.36.
Rahayu, Minto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan “Perjuangan Menghidupi Jati
Diri
Bangsa. Jakarta : Grasindo.
Nurwardani et.al 2016:55.
Saafroedin Bahar,1998.

21

Anda mungkin juga menyukai