Anda di halaman 1dari 10

HAKEKAT PENDIDIKAN PANCASILA

MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pendidikan Pancasila
yang diampu oleh Dr. Bambang Sigit Widodo, M.Pd

Kelas : 2018 B
Kelompok :1
Praktikan : 1. Nur Eka Rahmawati (18010664009)
2. Dwi Yani Qurrota A. (18010664018)
3. Nyoman Dharma M. (18010664025)
4. Wakhidatun Nafiatus S. (18010664153)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PSIKOLOGI
2019
PENDAHULUAN

Perjalanan pendidikan Pancasila di Indonesia sangat penting untuk diketahui


karena berlakunya Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi mengalami pasang surut.
Selain itu, kebijakan penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi tidak
serta merta diimplementasikan, baik di perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Keadaan tersebut terjadi karena dasar hukum yang mengatur berlakunya pendidikan
Pancasila di perguruan tinggi selalu mengalami perubahan dan persepsi pengembang
kurikulum di masing-masing perguruan tinggi berganti-ganti.
Lahirnya ketentuan dalam pasal 35 ayat (5) UU Nomor 12 Tahun 2012 yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat mata kuliah Agama,
Pancasila, Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia, menunjukan bahwa negara
berkehendak agar Pendidikan Pancasila dilaksanakan dan wajib dimuat dalam
kurikulum perguruan tinggi sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri. Dengan
demikian, mata kuliah Pancasila dapat lebih fokus dalam membina pemahaman dan
penghayatan mahasiswa mengenai ideologi bangsa Indonesia. Hal tersebut berarti
pendidikan Pancasila diharapkan dapat menjadi ruh dalam membentuk jati diri
mahasiswa guna mengembangkan jiwa profesionalitas-nya sesuai dengan bidang
studi-nya masing-masing.
1. PENGERTIAN PENDIDIKAN PANCASILA
Dalam bahasa Sansekerta, Pancasila terdiri atas kata panca yang artinya lima dan
sila yang berarti batu sendi atau dasar. Kata sila yang berasal dari kata susila,
memiliki arti tingkah laku yang baik. Jadi pancasila adalah lima tingkah laku yang
baik (Wreksosuhardjo dalam Muhdi dkk, 2011:136).
Visi Pendidikan Pancasila adalah “terwujudnya kepribadian civitas academia
yang bersumber pada nilai-nilai pancasila.”
Misi Pendidikan Pancasila adalah :
a. Mengembangkan potensi akademik
b. Menyiapkan peserta didik untuk hidup dan berkehidupan dalam masyarakat,
bangsa, dan negara.
c. Membangun budaya berpancasila sebagai salah satu determinan kehidupan.
d. Mengkaji dan mengembangkan pendidikan pancasila sebagai sistem pengetahuan
disiplin ilmu sintetik.
Dalam pembelajaran pendidikan Pancasila, empat pilar pendidikan, menurut
UNESCO menjadi salah satu rujukan dalam prosesnya yaitu meliputi learing to know,
learning to do, learning to be, and learning to live together (Delors , 1996) .

2. URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA


Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai yang diyakini kebenaran-nya dan
mempunyai sifat yang universal, yaitu Pancasila. Dalam perjalanan bangsa Indonesia
telah di sepakati bahwa Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Sehubungan
dengan ini maka bangsa Indonesia harus memahami makna dari nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila. Sebagai upaya guna membentuk karakter bangsa, tentu
tidak terlepas dari pendidikan karena pendidikan merupakan usaha sadar manusia
untuk mengembangkan potensi dan kreativitas diri nya sehingga memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia.
Jika bertolak ukur pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional maka jelas bahwa Pancasila memiliki peranan yang sangat
penting untuk membentuk karakter bangsa Indonesia melalui belajar Pancasila yang
benar, sehingga nantinya bangsa Indonesia akan tegar dalam menghadapi tantangan
sekaligus menggapai peluang. Tidak ada keraguan lagi bahwa mayoritas bangsa
Indonesia berpendapat bahwa Pancasila adalah dasar negara sekaligus pandangan
hidup bangsa yang plural dan tidak akan tergantikan oleh ideologi sekulerisme.

3. TUJUAN PENDIDIKAN PANCASILA


a. Tujuan Nasional Bangsa Indonesia
Hal ini tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat ".... melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial". Tujuan nasional tersebut diwujudkan melalui penyelengaraan negara yang
berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan menjujung tinggi persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.

b. Tujuan Pendidikan Nasional


Untuk menindak lanjuti dan mewujudkan salah satu tujuan nasional, yaitu
mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu sebagai perbaikan
dari Undang- Undang Nomor 2 Tahun 1989. Bab II pasal 2 " Pendidikan Nasional
berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945". Sedangkan pasal 3 disebutkan tentang fungsi dan tujuan dari
pendidikan nasional . Fungsi dari pendidikan nasional, ".....mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". Sedangkan tujuan pendidikan
nasional, ".....mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta
bertanggung jawab.
c. Tujuan Pendidikan Pancasila
1) Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi bangsa
revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai norma dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
2) Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar
Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik Indonesia, serta
membimbing agar mampu menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3) Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisi dan mencari solusi
terhadap persoalan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai pandasila dan UUD NRI
1945.
4) Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-nilai
ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan bangsa, serta
penguatan masyarakat madani yang demokratis, berkeadilan, dan bermartabat
berlandaskan Pancasila, sehingga mampu berinteraksi dengan dinamika
internal dan eksternal masyarakat bangsa Indonesia (Direktorat Pembelajaran
dan Kemahasiswaan, Dirjen Dikti, 2013: viii).

4. LANDASAN PENDIDIKAN PANCASILA


a. Filosofis
Ketika Republik Indonesia diproklamasikan pasca perang dunia dua, dunia
dicekam oleh pertentangan ideologi kepitalisme dan ideologi komunisme.
Pertentangan ideologi ini telah menimbulkan "perang dingin" yang dampak-nya
terasa di seluruh dunia. Namun, para pendiri Indonesia mampu melepaskan diri dari
tarikan dua kutub ideologi dunia tersebut dengan merumuskan pandangan dasar
yang bernama Pancasila. Rumusan tentang Pancasila tidak sekedar muncul dari
pikiran logis-rasional, tetapi di gali dari akar budaya bangsa Indonesia. Maka Ir.
Soekarno hanya mengaku diri sebagai penggali Pancasila, karena nilai-nilai yang di
rumuskan dari Pancasila diambil dari nilai yang sejak lama lahir dari masyarakat
Indonesia. Maka dari itu pendidikan Pancasila di perlukan karena melalui
pendidikan, karakter bangsa dapat terpelihara dari ancaman gelombang globalisasi
yang semakin besar. " Pancasila sebagai dasar negara, mempunyai kebenaran
secara ilmiah, filosofis, dan religius. Kebenaran Pancasila secara filosofis karena
nilai-nilai Pancasila bersumber dari kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan dan
makhluk pribadi. Sedangkan nilai kemanusia, persatuan, kerakyatan, dan keadilan,
merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap orang.
1) Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa
Menurut alam pemikiran Pancasila nilai - nilai ketuhanan sebagai sumber etika
dan spiritual diangap penting sebagai fundamental etik kehidupan bernegara.

2) Sila kedua, kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Menurut alam pemikiran Pancasila, nilai - nilai kemanusian menjadi penting
sebagia fundamental etika politik kehidupan bernegara dalam pergaulan dunia.

3) Sila ketiga, Persatuan Indonesia


Menurut alam pemikiran Pancasila, aktualisasi nilai-nilai etis kemanusiaan terlebih
dahulu harus mengakar kuat dalam lingkungan pergaulan kebangsaan yang lebih
dekat menjangkau pergaulan dunia yang lebih jauh.

4) Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan
Menurut alam pemikiran Pancasila, nilai ketuhanan, nilai kemanusian dan nilai
serta cita-cita kebangsaan harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam semangat
permusyawaratan perwakilan.

5) Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Menurut alam pemikiran Pancasila, nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai
kebangsaan serta demokrasi permusyawaratan hendaknya dapat mewujudkan keadilan
sosial. Dalam visi keadilan menurut Pancasila yang dikehendaki adalah keseimbangan
antara pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani, keseimbangan peran manusia
sebagai makhluk individu dan peran manusia sebagai makhluk sosial, juga
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan sipil dan politik dengan hak ekonomi,
sosial dan budaya.
b. Historis
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah bangsanya.
Indonesia sebagai bangsa yang besar tentunya memiliki sejarah bangsa yang luar
biasa sehingga setiap warga negara Indonesia harus memahami dan menghargai
sejarah bangsa Indonesia. Selain itu, setiap bangsa juga harus memiliki ideologi
dan pandangan hidup yang didapat dari nilai-nilai yang berkembang dalam diri
bangsa. Demikian juga dengan bangsa Indonesia yang memiliki sejarah
perjuangan yang sangat panjang, akhirnya dapat menemukan jati dirinya dan
dirumuskan dalam Pancasila. Nilai-nilai yang ada pada Pancasila semua berasal
dari sejarah, kebudayaan, dan kebiasaan bangsa Indonesia. Secara historis,
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa yang nilai-nailainya sudah ada
sebelum secara yuridis bangsa Indonesia membentuk negara.
Pada 18 Agustus 1945, Pancasila telah resmi disahkan secara konstitusional
dan menjadi dasar Negara, pandangan hidup, ideologi nasional, dan pemersatu
bangsa dan kenegaraan Indonesia. Pancasila merupakan sumber jati diri bangsa,
kepribadian, moralitas, dan haluan keselamatan bangsa (Latif, 2011: 41).

c. Sosio-Kultural
Pendidikan Pancasila pada hakikatnya adalah upaya pembentukan kepribadian
bangsa, yang memfokuskan pada moral yang harus dikembangkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kepribadian yang terbentuk memerlukan pembinaan agar
dapat tumbuh dan berkembang secara positif dan konstruktif. Hal ini dilakukan
demi mempertahankan eksistensi bangsa Indonesia dalam kancah pergaulan
dunia Internasional.

d. Yuridis
Mata kuliah Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi dilaksanakan atas dasar
landasan yuridis, diantaranya :
1) UUD NRI 1945
2) Ketetapan MPRS/MPR
3) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
4) Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Tinggi
5) Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
6) Surat Keputusan Dirjen Dikti Depdikbud Depdiknas
7) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
Sila-sila Pancasila yang tertuang dalam pembukaan UUD NRI tahun 1945
secara fisologis-sosiologis sebagai norma dasar Indonesia dan dalam konteks
politis-yuridis sebagai dasar negara. Pancasila dalam segi implementasi terdiri
dari nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis. Nilai dasar Pancasila terdiri
dari nilai ketuhanan yang maha esa, nilai kemanusiaan yang adil dan beradab,
nilai persatuan Indonesia, nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan, dan nilai keadilan sosial
bagi seluruh bangsa Indonesia. nilai-nilai tersebut terdapat pada pembukaan UUD
NRI tahun 1945, dan penjelasan UUD NRI tahun 1945 yang mengamanatkan
bahwa nilai dasar tersebut dijabarkan secara konkrit dalam batang tubuh UUD
NRI tahun 1945 dan juga dalam semua peraturan perundang-undangan
pelaksanaannya. Nilai instrumental adalah penjelasan dari nilai dasar, yaitu
semua perangkat perundang-undang harus merupakan penjabaran dari nilai-nilai
dasar Pancasila. Apabila seluruh peraturan perundang-undangan telah terlaksana
dengan baik maka, nilai praksis dari Pancasila juga sudah tercapai dan terbukti
pada tingkah laku setiap warga Negara.
Penyelenggaraaan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi dimaksudkan
bahwa mahasiswa akan menjadi agen perubahan yang memiliki intelektual dan
kelak akan menjadi tenaga inti pembangunan dan memegang kekuasaan
kepemimpinan bangsa disetiap lembaga negara dan lembaga-lembaga lainnya
(Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dirjen Dikti, 2003: vii).

e. Sosiologis
Kebhinekaan bangsa Indonesia yang tinggi dan kaya akan keberagaman suku,
ras, agama, etnik, bahasa, dan tradisi budaya menyebabkan ideologi Pancasila
dapat diterima sebagai ideologi pemersatu bangsa. Banyak sekali usaha
perpecahan dan pemberontakan oleh kelompok-kelompok masyarakat, dan nilai-
nilai Pancasila dijadikan solusi dalam menyatukan kembali perpecahan dan
menyelesaikan masalah pemberontakan. Bangsa Indonesia yang plural secara
sosiologis membutuhkan ideologi pemersatu Pancasila, oleh karena itu nilai-nilai
yang terdapat dalam Pancasila harus dipertahankan, dilaksanakan, dan
dilestarikan dari generasi ke generasi demi terjaganya keutuhan Bangsa
Indonesia.
PENUTUP

Lahirnya Pancasila bukan semata-mata dirumuskan dari pemikiran logis-rasional,


namun berasal dari kultur budaya masyarakat Indonesia yang telah ada jauh sebelum
dibentuknya bangsa Indonesia. Oleh karena itu selain sebagai ideologi bangsa,
Pancasila juga mengandung nilai-nilai warisan budaya bangsa Indonesia yang harus
tetap dilestarikan dari generasi ke generasi agar tetap terciptanya persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Seluruh warga negara Indonesia memiliki tanggung jawab
untuk menjaga keharmonisan bangsa di balik keberagaman ras, etnis, kultur, agama.
Adanya mata kuliah pendidikan Pancasila adalah wujud dari pewarisan nilai-nilai
Pancasila dari generasi ke generasi. Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
merupakan usaha sadar pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi melalui
berbagai bidang studi. Mahasiswa sebagai kelompok terpelajar memegang tanggung
jawab yang besar untuk membangun dan memegang kekuasaan bangsa. Melalui
pendidikan Pancasila diharapkan mahasiswa mampu bersikap demokratis,
berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila, serta sanggup mengabdikan
dirinya kepada bangsa sebagai wujud kecintaan pada tanah air.
DAFTAR PUSTAKA

Widodo, Bambang Sigit, dkk. (2017). Pendidikan Pancasila. Surabaya: Unesa


University Press

Anda mungkin juga menyukai