Anda di halaman 1dari 27

Karya Tulis Ilmiah Bahasa Indonesia

“ Antusiasme Masyarakat Terhadap Amnesti Pajak “

Disusun oleh:
Nama Kelompok : 1. Andien Prasya Al Auda (1218762)
2. Debby Ariantika (12184803)
3. Deta Farah Syifa (12184794)
4. Lintang Maharani E.L (12184406)
5. Riska Dinasari (12184849)
Kelas : 12.6C.21

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi dan Informatika

Universitas Bina Sarana Informatika PSDKU Kabupaten Banyumas

2021

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Selain itu, penulis juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan
hidayah-Nya baik iman maupun islam.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesikan penulisan


makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.

Makalah ini berjudul ‘’Antusiasme Masyarakat Terhadap Amnesti Pajak’’.


Semoga makalah ini dapat menjadi sumber informasi, pengetahuan serta dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

Penulis menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan


dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian
hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Purwokerto, 05 April 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1Latar Belakang............................................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................1
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
LANDASAN TEORI........................................................................................................3
2.1 Pengertian Pajak....................................................................................................3
2.2 Fungsi Pajak...........................................................................................................4
2.3 Kepatuhan Wajib Pajak........................................................................................4
BAB III.............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
3.1 Pengertian Amnesti Pajak.....................................................................................5
3.2 Fungsi Amnesti Pajak............................................................................................7
3.3 Manfaat Amnesti Pajak.........................................................................................8
3.4 Tujuan Diberlakukannya Amnesti Pajak.............................................................9
3.5 Asas Penerapan Amnesti Pajak...........................................................................10
3.6 Subjek Amnesti Pajak..........................................................................................11
3.7 Objek Amnesti Pajak...........................................................................................11
3.8 Pandangan Masyarakat Tentang Amnesti Pajak..............................................12
3.9 Antusiasme Masyarakat Tentang Amnesti Pajak..............................................13
3.10 Kelebihan dan Kekurangan Amnesti Pajak.....................................................18
BAB IV............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................20
4.2 Saran.....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................22

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Saat ini masyarakat Indonesia sedang dihebohkan dengan beredarnya kabar
bahwa di Indonesia telah diberlakukan program Amnesti Pajak. Alasan
pemerintah memberlakukan program Amnesti Pajak tersebut salah satunya adalah
untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Karena kebutuhan dana untuk
pembangunan sangat besar dan kepatuhan dalam masyarakat dalam perpajakan
juga masih rendah sehingga partisipasi masyarakat dalam pembangunan belum
optimal.Selain itu Indonesia segera memasuki era keterbukaan informasi,
termasuk automatic exchange of information sehingga tidak mungkin lagi
menghindar dari kewajiban pajak.

Disamping alasan tersebut, kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara


dengan tingkat perekonomian yang rendah jika dibandingkan dengan negara
lainnya. Oleh kerena itu untuk mengatasi hal tersebut pemerintah memberlakukan
program pengampunan pajak atau Amnesti Pajak.

Selain untuk meningkatkan perekonomian Indonesia, Pemerintah mengkaji


setiap kemungkinan dalam penerapan program amnesti pajak tersebut atau
penerapan pengampunan pajak dengan harapan bahwa masyarakat dapat
memberikan pembayaran pajak dengan baik dan benar serta mampu
meningkatkan minat masyarakat agar lebih tertarik untuk segera melaksanakan
kewajibannya untuk membayar pajak sesuai dengan Undang-Undang dan
peraturan yang berlaku.

1.2 Tujuan Penulisan


Penulisan ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas Bahasa Indonesia dan
memberikan informasi kepada para pembaca untuk memberikan pembelajaran
mengenai perpajakan terutama berhubungan dengan Amnesti Pajak agar pembaca

1
memahami tentang bagaimana penerapan Amnesti Pajak serta mengetahui
seberapa besar antusiasme masyarakat terhadap Amnesti Pajak.

1.3 Manfaat Penulisan


Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembaca
sebagai salah satu sarana pembelajaran untuk dapat menambah pengetahuan dan
pemahaman pembaca tentang perpajakan terutama yang berhubungan dengan
program Amnesti Pajak.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Pajak


Pengertian Pajak Selama ini pengertian pajak menurut para ahli berbeda-
beda akan tetapi memiliki inti dan tujuan yang sama. Berikut ini akan disajikan
beberapa pengertian pajak menurut Undang-undang dan para ahli :

1). Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
(yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi)
yang langsung dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
umum (Mardiasmo, 2009:1).

2). Sedangkan berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 Perubahan Ketiga atas UU


No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak
adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

3). Ruyadi (2009), mengatakan pajak merupakan sumber pendanaan bagi


Pemerintah untuk melaksanakan tanggung jawab Negara untuk mengatasi
masalah sosial, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran serta menjadi
kontrak sosial antar warga negara dengan pemerintah. Berdasarakan beberapa
pengertian pajak diatas, dapat disimpulkan bahwa pajak adalah iuran wajib rakyat
kepada kas negara yang sifatnya dapat dipaksakan sesuai Undang-Undang dan
tidak mendapat timbal balik secara langsung (kontraprestasi) dan digunakan untuk
keperluan-keperluan pengeluaran negara guna mengatasi masalah sosial,
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

3
2.2 Fungsi Pajak
Bagi Negara pajak merupakan hal yang sangat penting karena pajak salah
satu penyumbang pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran negara guna menjalankan pemerintahan. Terdapat dua
fungsi pajak (Mardiasmo, 2011:1) yaitu:

1). Fungsi anggaran (budgetair) Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluarannya. Misalnya, pajak dimasukan kedalam
APBN sebagai penerimaan Negara.

2). Fungsi mengatur (regulerend) Pajak sebagai alat untuk mengatur atau
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Misalnya,
pajak yang tinggi dikenakan pemerintah dalam bidang sosial untuk mengurangi
konsumsi minuman keras di masyarakat, tarif pajak yang tinggi dikenakan kepada
pemilik kendaraan pribadi seperti mobil yang dikenakan tarif pajak progresif
untuk mengurangi kepemilikan mobil pribadi dan akan berdampak langsung pada
berkurangnya kemacetan. Tarif pajak rendah yang dikenakan pemerintah untuk
barang ekspor guna meningkatkan ekspor yang nantinya dapat menambah devisa
negara.

2.3 Kepatuhan Wajib Pajak


Menurut kamus umum bahasa Indonesia (Jatmiko, 2006), kepatuhan
berarti tunduk atau patuh pada ajaran atau aturan. Dalam hal pajak, aturan yang
berlaku adalah aturan perpajakan. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan,
meliputi pembayaran pajak, pemotong pajak, dan pemungutan pajak yang
mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan (Mardiasmo, 2011). Dalam hubungannya dengan
kepatuhan perpajakan, Rahayu (2011) mengatakan bahwa, pada prinsipnya
kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban
perpajaknnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan
peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu negara. Teori tentang
tax compliance pertama kali dikemukakan oleh Allingham and Sandmo
( Allingham dan Sadmo 1972, dalam Hamonangan dan Mukhlis, 2012.

4
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Amnesti Pajak


Sebelum membahas apa itu Amnesti Pajak, maka perlu dijelaskan terlebih
dahulu mengenai definisi pajak. Pajak merupakan iuran atau pungutan wajib yang
dibayarkan rakyat untuk negara yang nantinya akan digunakan untuk kepentingan
pemerintah dan masyarakat umum. Rakyat yang memberikan pajak akan
merasakan manfaat dari pajak secara langsung, karena pajak yang dibayarkan oleh
masyarakat akan digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan
pribadi. Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah dalam melakukan
pembangunan, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan
pajak dapat bersifat memaksa karena dilaksanakan berdasarkan kepada Undang-
Undang Negara Indonesia.

Definisi atau pengertian pajak juga tertulis dalam Pasal 1 UU No. 28


Tahun 2007, dalam pasal tersebut telah dijelaskan bahwa pajak adalah kontribusi
wajib kepada negara oleh perseorangan atau kelompok, pajak bersifat memaksa,
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan timbal balik secara
langsung dan digunakan untuk kepentingan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

Saat ini di Indonesia sedang digencarkan oleh penerapan kebijakan yang


diberlakukan oleh pemerintah berhubungan dengan perpajakan. Kebijakan
tersebut adalah kebijakan Amnesti Pajak. Pengertian Amnesti Pajak adalah
program pengampunan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Wajib Pajak
meliputi penghapusan pajak yang seharusnya terutang, penghapusan sanksi
administrasi perpajakan, serta penghapusan sanksi pidana di bidang perpajakan
atas harta yang diperoleh pada tahun 2015 dan sebelumnya yang belum dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan (SPT), dengan cara melunasi seluruh tunggakan pajak
yang dimiliki dan membayar uang tebusan. Kewajiban perpajakan yang
mendapatkan Pengampunan Pajak terdiri atas kewajiban Pajak Penghasilan, dan

5
Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.

Sebelum program Amnesti Pajak resmi diberlakukan di Indonesia, dalam


acara Pencanangan Program Pengampunan Pajak, Presiden Joko Widodo
menyampaikan sambutan yang menjelaskan bahwa program Amnesti Pajak
merupakan sebuah langkah besar untuk menyelesaikan persoalan perpajakan yang
terjadi di Indonesia. Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa
program Amnesti Pajak bukan termasuk kedalam upaya pengampunan bagi
koruptor ataupun tindak pidana lain.

Saat membuka acara Pencanangan Program Pengampunan Pajak, Menteri


Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menyampaikan bahwa kondisi ekonomi
global yang belum sepenuhnya pulih saat ini berdampak pada perlambatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Salah satu strategi untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah melalui kebijakan fiskal berupa program
Amnesti Pajak. Program Amnesti Pajak merupakan salah satu kebijakan ekonomi
yang bersifat mendasar, tidak hanya terkait pada penerimaan pajak saja, tetapi
juga meliputi jangkauan yang lebih luas.

Direktorat Jenderal Pajak memunculkan slogan yang berkaitan dengan


program Amnesti Pajak dengan tujuan untuk menarik perhatian masyarakat agar
lebih tertarik terhadap program kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah
tersebut. Slogan yang dimunculkan oleh Direktorat Jenderal Pajak mengenai
Amnesti Pajak yaitu “ Ungkap Tebus Lega “. Maksud dari slogan tersebut adalah :

Ungkap adalah sebuah pernyataan dari Wajib Pajak untuk bersedia melaporkan
seluruh kekayaan, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun
tidak bergerak, baik yang digunakan untuk usaha maupun bukan untuk usaha,
yang berada di dalam dan/atau di luar negeri, yang belum dilaporkan dalam SPT
Tahunan PPh terakhir. Belum dilaporkannya kekayaan tersebut bisa dikarenakan
kelalaian atau keadaan di luar kekuasaan yang dialami Wajib Pajak sehingga
kolom Harta dan Utang dalam SPT Tahunan PPh belum diisi dengan benar,
lengkap, dan jelas.

6
Tebus adalah pembayaran sejumlah uang ke kas negara untuk mendapatkan
Amnesti Pajak berupa pelepasan hak negara untuk menagih pajak yang
seharusnya terutang dari pengungkapan kekayaan yang dilakukan oleh wajib
pajak kepada Direktorat Jenderal Pajak. Uang Tebusan atas Amnesti Pajak
dihitung dengan cara mengalikan tarif Uang Tebusan dengan Nilai Harta Bersih
yang telah diungkapkan oleh wajib pajak

Lega adalah sebuah perasaan yang nantinya akan menaungi wajib pajak manakala
mereka telah memanfaatkan Pengampunan Pajak. Dengan diterimanya
Pengampunan Pajak, Wajib Pajak akan mendapatkan penghapusan atas pajak
yang seharusnya terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan sanksi pidana di
bidang perpajakan untuk kewajiban perpajakan sebelum 31 Desember 2015.

3.2 Fungsi Amnesti Pajak


Program Amnesti Pajak merupakan suatu terobosan kebijakan yang
didorong oleh semakin kecilnya kemungkinan untuk menyembunyikan kekayaan
di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia karena semakin
transparannya sektor keuangan global dan meningkatnya intensitas pertukaran
informasi antar negara. program ini juga tidak diberikan secara berkala.
Setidaknya hingga beberapa puluh tahun ke depan, program Amnesti Pajak tidak
akan diberlakukan lagi.

Dalam Undang-Undang Pengampunan Pajak menjelaskan bahwa


kebijakan Amnesti Pajak akan diikuti dengan kebijakan lain seperti penegakkan
hukum yang lebih tegas dan penyempurnaan Undang-Undang tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan,
Undang-Undang tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, serta kebijakan strategis lain di bidang perpajakan
dan perbankan sehingga membuat ketidakpatuhan Wajib Pajak akan berkurang di
kemudian hari melalui basis data yang dihasilkan oleh Pelaksanaan Undang-
Undang tersebut.

Ikut serta dalam Amnesti Pajak juga dapat membantu Pemerintah dalam
mempercepat pertumbuhan dan restrukturisasi ekonomi melalui pengalihan harta

7
yang akan berdampak terhadap peningkatan likuiditas domestik, perbaikan nilai
tukar rupiah, penurunan suku bunga, dan peningkatan investasi merupakan bagian
dari reformasi perpajakan menuju kepada sistem perpajakan yang lebih baik
sehingga mampu meningkatkan penerimaan pajak yang nantinya akan digunakan
untuk pembiayaan pembangunan.

3.3 Manfaat Amnesti Pajak


Program Amnesti Pajak dapat memberikan manfaat untuk beberapa pihak.
Pihak-pihak yang dapat memanfaatkan Amnesti Pajak tersebut diantaranya yaitu
Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib Pajak Badan, Wajib Pajak yang bergerak dalam
bidang Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) dan Orang Pribadi atau Badan
yang belum menjadi Wajib Pajak.

Manfaat amnesti pajak juga dapat dirasakan oleh pemerintah,


pengembang, dan investor. Manfaat amnesti pajak yang dapat pemerintah yaitu
dengan diterapkannya program amnesti pajak maka secara otomatis akan menarik
dana yang terdapat di luar negeri ke Indonesia yang nantinya akan dimasukkan ke
dalam pencatatan untuk sumber pajak yang baru. Selain itu dengan berlakunya
amnesti pajak maka diharapkan akan menambah penerimaan negara.

Program amnesti pajak berhubungan dengan pajak yang menjadi indikator


untuk meningkatkan bisnis properti yang ada di Indonesia. Program ini
diharapkan dapat memberikan pengaruh besar terhadap pengembang untuk dapat
terus berhubungan dengan investor, karena selama ini para investor tidak mau
menanamkan modalnya di Indonesia karena Indonesia memiliki pajak properti
yang tergolong cukup tinggi. Oleh karena itu, dengan berlakunya program amnesti
pajak ini maka diharapkan akan membuat sektor properti meningkat untuk tahun
berikutnya.

Selain itu, manfaat yang akan didapat oleh investor yaitu dengan adanya
program amnesti pajak ini maka dapat memberikan keuntungan terhadap kegiatan
bisnis. Amnesti pajak diharapkan dapat membuat para konsumen serta investor
untuk berani melakukan pembelian terhadap properti tersebut. Bukan hanya

8
pemerintah atau pengembang saja yang merasakan manfaatnya tetapi juga
investor.

Selain pemerintah, pengembang dan investor, manfaat program amnesti pajak


juga dapat dirasakan oleh masyrakat biasa. Salah satu diantaranya yaitu
penghapusan pajak terutang yang belum diterbitkan dalam ketetapan pajak, maka
tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan tidak dikenai sanksi pidana
dalam bidang perpajakan. Utang pajak akan dihapuskan oleh pemerintah. Selain
itu masyarakat akan bebas dari pemerikasaan. Setiap pelaporan yang dilakukan
tidak akan melalui pemeriksaan pajak, pemeriksaan bukti permulaan dan
penyidikan tindak pidana dalam bidang perpajakan.

Apabila Wajib Pajak telat membayar pajak, maka akan dikenakan sanksi
atas keterlambatan membayar tersebut. Tetapi bila mengikuti amnesti pajak maka
tidak akan dikenakan sanksi. Masyarakat juga akan mendapat pembebasan pajak
penghasilan untuk balik nama harta tambahan. Misalnya, jika membeli rumah
dengan nama orang lain, dengan kebijakan amnesti pajak maka ada pembebasan
pajak penghasilan jika rumah itu diubah dengan nama pemiliki asli rumah
tersebut.

Selain terindar dari sanksi dan denda pajak, manfaat lain yang dapat
dirasakan oleh masyarakat biasa adalah mendapat kemudahan untuk mengakses
layanan kredit bank. Kredit ini berlaku untuk pengajuan kartu kredit, kredit
kendaraan, deposito, dan layanan perbankan lainnya yang memiliki syarat
kepemilikan NPWP. Khusus untuk pengguna kartu kredit, peraturan amnesti
pajak telah membuat adanya penundaan pelaporan data transaksi kartu kredit yang
dilakukan oleh bank penerbit kartu kredit.

3.4 Tujuan Diberlakukannya Amnesti Pajak


Pemerintah memberlakukan kebijakan amnesti pajak didasari dengan
adanya suatu tujuan. Tujuan pemerintah memberlakukan kebijakan tersebut
adalah untuk meningkatkan penerimaan pajak. Kebijakan amnesti pajak akan
menghasilkan penerimaan negara dari uang tebusan yang dibayarkan dari Wajib
Pajak yang mengikuti program tersebut dan nantinya uang tersebut akan

9
digunakan untuk pembiayaan dalam program pembangunan negara. Dengan
melakukan repatriasi atau dengan melakukan penarikan dana atau uang
masyarakat Indonesia yang berada di luar negara Indonesia, maka uang tersebut
dapat digunakan untuk aktivitas yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi
negara Indonesia.

Selain itu tujuan diberlakukannya kebijakan tersebut agar dapat merubah


serta mendorong reformasi perpajakan sehingga menjadikan sistem perpajakan
yang lebih baik, serta bertujuan untuk meningkatkan basis perpajakan nasional
yaitu berupa aset yang disampaikan kepada permohonan pengampunan pajak atau
amnesti pajak dapat dimanfaatkan untuk program perpajakan yang akan datang.

Jadi, tujuan pemerintah memberlakukan kebijakan amnesti pajak adalah


program tersebut diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam
memperbaiki kondisi perekonomian Indonesia, meningkatkan program
pembangunan negara, membantu mengurangi tingkat pengangguran, mengurangi
tingkat kemiskinan di Indonesia serta mampu memperbaiki ketimpangan sosial.

3.5 Asas Penerapan Amnesti Pajak


Penerapan kebijakan amnesti pajak dilakukan berdasarkan asas-asas
tertentu. Pengampunan Pajak dilaksanakan berdasarkan asas sebagaimana yang
telah tercantum dalam Pasal 2 ayat (1) dan penjelasannya dalam UU Nomor 11
Tahun 2016) yaitu :

a. Kepastian hukum, yaitu pelaksanaan pengampunan pajak atau


amnesti pajak harus dapat mewujudkan ketertiban dalam
masyarakat melalui jaminan kepastian hukum.

b. Keadilan, yaitu pelaksanaan pengampunan pajak atau amnesti


pajak yang menjunjung tinggi pada keseimbangan hak dan
kewajiban dari pihak yang terlibat.

c. Kemanfaatan, yaitu seluruh pengaturan kebijakan pengampunan


pajak bermanfaat bagi kepentingan negara, bangsa dan masyarakat,
khususnya dalam memajukan kesejahteraan umum.

10
d. Kepentingan nasional, yaitu pelaksanaan pengampunan pajak atau
amnesti pajak yang mengutamakan kepentingan bangsa, negara,
dan masyarakat diatas kepentingan lainnya.

3.6 Subjek Amnesti Pajak


Subjek Amnesti Pajak adalah warga negara Indonesia baik yang memiliki
Nomer Pokok Wajib Pajak (NPWP) maupun tidak yang memiliki harta lain selain
yang telah dilaporkan dalam SPT Tahunan Pajak atau warga negara yang
pembayaran pajaknya selama ini masih belum sesuai dengan kondisi nyata.

Yang berhak mendapatkan pengampunan pajak adalah setiap Wajib Pajak yang
mempunyai kewajiban untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan, berdasarkan Pasal 2 UU Nomor 16 Tahun 2016 yang menjadi subjek
pengampunan pajak yaitu :

a. Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan pengampunan pajak atau


amnesti pajak meliputi badan, Orang Pribadi, Pengusaha Omset
tertentu, dan Badan/Orang Pribadi yang belum memiliki NPWP.

b. Wajib Pajak yang berhak mendapatkan Pengampunan Pajak


merupakan Wajib Pajak yang mempunyai kewajiban menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPT Tahunan PPh)

c. Dalam hal Wajib Pajak belum memiliki NPWP, Wajib Pajak harus
mendaftarkan diri terlebih dahulu di Kantor Pelayanan Pajak.

3.7 Objek Amnesti Pajak


Objek Amnesti Pajak adalah Harta yang dimiliki oleh Subjek Amnesti
Pajak, artinya yang menjadi sasaran dari pembayaran uang tebusan adalah atas
harta baik itu yang berada di dalam negeri maupun diluar negeri. Berdasarkan
Pasal 3 UU Nomor 16 Tahun 2016 yang menjadi objek pengampunan pajak
yaitu :

11
1. Pengampunan Pajak meliputi pengampunan atas kewajiban perpajakan
sampai akhir Tahun Pajak Terakhir (Tahun Pajak 2015), yang belum
atau belum sepenuhnya diselesaikan Wajib Pajak.

2. Kewajiban Perpajakan yang menjadi Objek pengampunan pajak


meliputi :

a. Pajak Penghasilan (PPh) 

b. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan

c. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)

3.8 Pandangan Masyarakat Tentang Amnesti Pajak


Berlakunya kebijakan amnesti pajak ternyata banyak menimbulkan PRO
dan KONTRA terutama di kalangan masyarakat. Tidak semua masyarakat
menerima kebijakan amnesti pajak ini. Alasannnya adalah karena kebijakan
amnesti pajak awalnya diperuntukkan kepada pengembalian uang rupiah yang
berada di luar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, setelah
kebijakan amnesti pajak mulai diberlakukan di Indonesia, ternyata kebijakan
amnesti pajak tersebut kurang memberikan hasil yang maksimal. Tetapi justru
malah berdampak pada masyarakat biasa, sehingga banyak masyarakat yang
merasa bahwa kebijakan amnesti pajak tersebut menjadi beban bagi mereka
karena diharuskan untuk mengikuti kebijakan tersebut.

Yang PRO terhadap kebijakan pemerintah terkait program amnesti pajak


tersebut adalah masyarakat yang memiliki harta, penghasilan, dan usaha diatas
rata-rata masyarakat Indonesia pada umumnya, karena tarif amnesti pajak yang
sangat rendah bagi kalangan atas, sehingga banyak membantu masyarakat
kalangan atas tersebut yang memiliki uang dan harta yang berada di luar negara
Indonesia (NKRI). Namun, ternyata kebijakan pemerintah tersebut belum mampu
mengembalikan uang rupiah maupun harta masyarakat Indonesia yang berada di
luar Indonesia secara maksimal. Walaupun kebijakan pemerintah tersebut tidak
semua berhasil mengembalikan harta mereka yang berada di luar Indonesia, tetapi

12
ada sebagian masyarakat yang merasa senang dengan berlakunya kebijakan
amnesti pajak.

Yang KONTRA terhadap kebijakan pemerintah terkait program amnesti


pajak tersebut adalah sebagian besar masyarakat menegah kebawah karena
mereka beranggapan bahwa semua kalangan masyarakat itu diwajibkan untuk
mengikuti program amnesti pajak yang akhirnya mengakibatkan seluruh
masyarakat atau Wajib Pajak mau tidak mau harus melaporkan harta yang tadinya
tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan). Sehingga
perihal tersebut membuat masyarakat merasa resah dan berat untuk melaksanakan
program amnesti pajak tersebut. Sehingga akhirnya masyarakat menjadi
kebingungan dan merasa terbebani oleh kebijakan pemerintah tersebut.

3.9 Antusiasme Masyarakat Tentang Amnesti Pajak


Sejak disahkan berlakunya Undang-Undang mengenai kebijakan amnesti
pajak, sampai saat ini masih banyak menimbulkan pembicaraan terutama di
kalangan masyarakat. Saat diumumkannya Undang-Undang mengenai amnesti
pajak ini, maka persepsi yang pertama kali timbul di dalam pemikiran masyarakat
pada umumnya adalah Undang-Undang tersebut hanya diberlakukan khusus untuk
Wajib Pajak yang mempunyai harta dengan jumlah yang sangat banyak baik yang
berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Namun, belakangan ini mulai
gencar kabar bahwa Direktorat Jenderal Pajak melakukan sosialisasi yang
menyatakan bahwa kebijakan amnesti pajak tersebut berlaku untuk semua Wajib
Pajak yang mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dengan pendapatan
diatas PTKP (Pendapatan Tidak Kena Pajak).

Mengetahui kabar tersebut, akibatnya banyak masyarakat mulai


mengalami kerasahan sehingga timbul berbagai pro dan kontra terutama di
kalangan masyarakat umum. Sudah seharusnya sebagai warga negara Indonesia
memahami serta menyadari bahwa pajak memiliki peran yang sangat penting
terutama untuk pembangunan negara. Pajak juga merupakan salah satu instrument
perekonomian penting yang berperan dalam meningkatkan kesejahteraan warga
negara Indonesia. Oleh karena itu, sebagai masyarakat yang baik sudah

13
seharusnya untuk menunjukkan sikap kepedulian terhadap negara Indonesia.
Karena dengan sikap kepedulian tersebut akan mencerminkan serta
menjadikannya tolak ukur dalam menilai seberapa besar masyarakat memiliki
kepatuhan dalam melaporkan serta membayar pajak tepat waktu.

setelah melewati kondisi ekonomi yang kurang stabil pada tahun-tahun


sebelumnya, pemerintah beranggapan bahwa pada tahun 2016 kemarin
perekonomian Indonesia akan semakin membaik. Namun hingga tahun 2015 yang
lalu, wajib pajak yang terdaftar dalam sistem administrasi Direktorat Jenderal
Pajak adalah sekitar 30.044.103 Wajib Pajak, hal itu masih terbilang cukup
rendah.

WP Badan WP Orang Pribadi Non WP Orang Pribadi


Karyawan Karyawan
2.472.632 5.239.385 22.332.086

Hal ini cukup memprihatinkan karena menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS) sejak tahun 2013, jumlah penduduk Indonesia yang bekerja mencapai 93,72
juta orang. Artinya baru sekitar 29,4% dari total jumlah orang pribadi pekerja dan
berpenghasilan di Indonesia yang terdaftar atau mendaftarkan diri sebagai Wajib
Pajak. Menurut data Badan Pusat Statistik juga sejak tahun 2013 diketahui sudah
ada 23.941 perusahaan industri besar sedang, 531.351 perusahaan industri kecil,
dan 2.887.015 perusahaan industri mikro yang sudah beroperasi di Indonesia.
Artinya, belum semua perusahaan terdaftar sebagai Wajib Pajak Badan.

Kemudian dari jumlah total  30.044.103 Wajib Pajak yang terdaftar tidak
termasuk bendahara, joint-operation, perusahaan cabang, Wajib Pajak Orang
Pribadi yang berpenghasilan di bawah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP),
Wajib Pajak Non-Efektif, dan sejenis lainnya sehingga wajib menyampaikan SPT
Tahunan PPh hanya 18.159.840 Wajib Pajak wajib SPT.

14
WP Badan WP Orang Pribadi Non WP Orang Pribadi
Karyawan Karyawan
1.184.816 2.054.732  14.920.292

Dari data tersebut tercatat dari 18.159.840 Wajib Pajak yang wajib
menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT Tahunan) terdiri dari
1.184.816 Wajib Pajak Badan, 2.054.732 Wajib Pajak Orang Pribadi Non
Karyawan, dan 14.920.292 Wajib Pajak Orang Pribadi Karyawan.

Sayangnya dari jumlah 18.159.840 Wajib Pajak yang wajib menyampaikan SPT
itu baru berjumlah 10.945.567 Wajib Pajak yang menyampaikan SPT Tahunan
atau sekitar 60,27% dari jumlah total Wajib Pajak yang wajib SPT. Jumlah WP
yang menyampaikan SPT tersebut terdiri atas :

WP Badan WP Orang Pribadi Non WP Orang Pribadi


Karyawan Karyawan
676.405  837.228 9.431.934

Artinya, tingkat atau rasio kepatuhan Wajib Pajak Badan baru mencapai 57,09%,
Wajib Pajak Orang Pribadi Non-Karyawan 40,75%, dan Wajib Pajak Karyawan
63,22%. Yang lebih memprihatinkan lagi dari jumlah tersebut hanya 1.172.018
Wajib Pajak Bayar yang terdiri atas  375.569 Wajib Pajak Badan, 612.881 Wajib
Pajak Orang Pribadi Non Karyawan, dan 181.537 Wajib Pajak Orang Pribadi
Karyawan.

Berdasarkan data tersebut, dapat dikatakan bahwa masyarakat Indonesia


belum sepenuhnya menyadari pentingnya membayar pajak. Terlihat dari jumlah
kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia yang tak sebanding dengan jumlah Wajib
Pajak yang melapor dan membayar pajak. Oleh karena itu pemerintah bekerja
keras untuk mengajak masyarakat agar lebih patuh dalam membayar pajak.

Dengan diberlakukannya kebijakan amnesti pajak ini diharapkan mampu


meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak di Indonesia. Amnesti Pajak berlaku
sejak disahkan hingga 31 Maret 2017 dan terbagi kedalam 3 (tiga) periode, yaitu:

15
1. Periode I: Dari tanggal diundangkan s.d 30 September 2016

2. Periode II: Dari tanggal 1 Oktober 2016 s.d 31 Desember 2016

3. Periode III: Dari tanggal 1 Januari 2017 s.d 31 Maret 2017

Dengan Undang-Undang yang berkaitan dengan amnesti pajak,


pemerintah memberi keringanan bagi wajib pajak yang selama ini tidak
melaporkan harta dan pendapatan, selain itu pemerintah juga mempunyai target
penerimaan dari hasil amnesti pajak yaitu sebesar Rp. 165 Triliun. Namun, karena
jumlah penerimaan baru mencapai Rp. 2,55 Triliun atau sekitar 1,5% dari jumlah
yang ditargetkan, maka program amnesti pajak mulai memasuki kalangan
masyarakat menengah ke bawah.

Ternyata kebijakan amnesti pajak cukup memberikan hasil yang baik


dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kepatuhan
melaporkan dan membayar pajak karena cukup mengundang banyak masyarakat
terutama Wajib Pajak untuk ikut serta dalam program pemerintah tersebut. Sejak
periode pertama program pengampunan pajak atau amnesti pajak terlihat
antusiasme ribuan wajib pajak di seluruh Indonesia terlihat berbondong-bondong
mendatangi kantor pajak. 

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu)


mengungkapkan bahwa jumlah Wajib Pajak yang mengikuti program amnesti
pajak pada periode I hingga periode ke III menunjukkan tingginya antusiasme
masyarakat terhadap program amnesti pajak.

Periode 1 Periode II Periode III


170.000 211.000 956.000

Berdasarkan data tersebut tercatat bahwa jumlah Wajib Pajak yang


menjadi peserta amnesti pajak pada periode I mencapai 170 ribu orang,
selanjutnya pada periode II jumlah Wajib Pajak yang menjadi peserta amnesti
pajak meningkat hingga mencapai 211 ribu orang. Jumlah Wajib Pajak yang
menjadi peserta amnesti pajak terus mengalami peningkatan sampai pada periode

16
ke III meningkat hingga mencapai 956 ribu orang. Dibandingkan dengan data
sebelumnya yang menunjukkan masih rendahnya minat masyarakat terhadap
pajak dilihat dari jumlah Wajib Pajak yang melapor dan membayar pajak,
semenjak diberlakukannya kebijakan amnesti pajak masyarakat menunjukkan
antusiasnya terhadap program tersebut terlihat dari peningkatan jumlah Wajib
Pajak yang menjadi peserta amnesti pajak dari periode ke I hingga periode ke III.

Rendahnya kepedulian dan kepatuhan masyarakat terhadap perpajakan


mungkin saja karena kurangnya rasa percaya masyarakat serta adanya persepsi
buruk masyarakat terhadap pemerintah. Kondisi ini bisa saja yang menjadi dasar
permasalahan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap perpajakan. Oleh
karena itu pemerintah harus berupaya untuk mendorong minat masyarakat
terhadap perpajakan sehingga masyarakat dapat lebih peduli dan patuh dalam
melapor dan membayar pajak. Upaya pemerintah dalam mendorong minat
masyarakat bisa saja dengan menumbuhkan kesadaran dan memberikan
pemahaman kepada masyarakat agar patuh dalam melaporkan wajib pajak dengan
cara menerangkan manfaat dan keuntungan dari hal tersebut atau salah satunya
dengan penerapan kebijakan amnesti pajak ini. Karena pada umumnya siapapun
berhak mengikuti amnesti pajak.

Ternyata kebijakan pemerintah dengan memberlakukan program amnesti


pajak telah memberikan hasil yang cukup signifikan dalam rangka meningkatkan
kembali minat masyarakat terhadap perpajakan sehingga masyarakat lebih
memiliki kepedulian dan kepatuhan dalam melapor dan membayar pajak. Hal ini
terlihat dari antusiasme masyarakat terhadap amnesti pajak yang sangat tinggi.
Hal ini memberikan nilai positif bahwa masyarakat telah memiliki harapan besar
kepada sistem perpajakan di Indonesia, selain itu juga karena adanya rasa
khawatir masyarakat jika tidak mengikuti program amnesti pajak. Berarti program
amnesti pajak ini telah menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat mulai tumbuh
dan masyarakat mulai mengenal dan memberikan respon baik terhadap sistem
perpajakan di Indonesia.

17
3.10 Kelebihan dan Kekurangan Amnesti Pajak
Selama berlangsungnya kebijakan amnesti pajak ini, banyak menimbulkan
pro dan kontra. Pendapat pro mengatakan bahwa kebijakan amnesti pajak bisa
menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan jumlah wajib pajak baru dan
meningkatkan penerimaan pajak. Namun, terdapat kontra yang berargumen bahwa
kebijakan tersebut merupakan langkah putus asa dari pemerintah. Kebijakan
amnesti pajak memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri yang dapat dirasakan
oleh pemerintah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kelebihan amnesti pajak adalah memberikan keuntungan kepada


masyarakat terutama Wajib Pajak bahwa nilai pajak yang seharusnya terutang
dibebaskan atau dihapuskan, tarif tebusan yang ditetapkan dalam amnesti pajak
juga lebih rendah. Selain itu Wajib Pajak yang tidak ikut dalam program amnesti
pajak dibebaskan dari sanksi administrasi dan sanksi perpajakan. Dalam
melaporkan SPT, setiap pelaporan yang disampaikan tidak akan dilakukan
pemeriksaan dan pemeriksaan lainnya yang biasanya dilakukan dalam sistem
perpajakan. Keuntungan lain yang juga dapat dirasakan oleh masyarakat yaitu
bagi masyarakat yang ikut program amnesti pajak akan dipastikan kerahasiaan
asetnya terjaga, serta diberi pembebasan pajak penghasilan untuk balik nama harta
tambahan, jadi apabila mereka ikut program amnesti pajak  ini maka harta tersebut
langsung bisa pindah kepemilikan atau balik nama dan dibebaskan dari pajak
penjualnya.

Sedangkan kekurangan dari kebijakan amnesti pajak ini yaitu banyak yang
beranggapan bahwa kebijakan ini dikhawatirkan tidak berjalan secara konsisten.
Alasannya adalah karena belum adanya kejelasan mengenai kewajiban bagi wajib
pajak untuk menempatkan kekayaannya di dalam negeri, kemungkinan besar
individu-individu yang meminta amnesti pajak akan menyembunyikan kembali
kekayaan mereka di luar negeri ketika mereka tidak lagi merasakan manfaat dari
kebijakan tersebut. Selain itu, banyak yang menilai bahwa kebijakan amnesti
pajak tersebut tidak adil ketika pemerintah meratakan besaran pajak yang harus
dibayar oleh para pengusaha, tanpa menilai pendapatan atau kesanggupan dari
pengusaha tersebut. Tetapi dengan adanya perbedaan seperti ini, para pengusaha
tidak akan merasa keberatan dengan pajak yang ada tersebut.

18
Pada dasarnya program amnesti pajak ini cukup baik, namun program
seperti ini tentunya tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya dukungan
dari berbagai macam pihak, seperti pihak pemerintah, pihak direktorat pajak,
pihak penegak hukum, dan beberapa pihak terkait lainnya.

19
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Pajak merupakan salah satu penghasilan terbesar bagi negara dan
merupakan suatu iuran wajib bagi masyarakat khususnya bagi Wajib Pajak. Oleh
karena itu sebagai masyarakat yang baik sudah seharusnya untuk lebih peduli dan
patuh dalam melapor dan membayar pajak karena nantinya pajak tersebut akan
berguna untuk pembangunan negara. Amnesti pajak merupakan salah satu
program pemerintah guna meningkatkan kepedulian dan kepatuhan masyarakat
terutama Wajib Pajak dalam melaporkan dan membayar pajak yang nantinya akan
berguna bagi peningkatan pembangunan negara.

Banyak manfaat yang dapat dirasakan terhadap penerapan program


amnesti pajak. Tidak hanya pemerintah, pengembang, dan investor saja yang
merasakan manfaatnya tetapi juga masyarakat biasa. Walaupun program amnesti
pajak ini banyak menimbulkan pro dan kontra terutama di kalangan masyarakat,
namun program amnesti pajak ini dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan
antusiasme masyarakat. Terlihat dari banyaknya jumlah Wajib Pajak yang
terdaftar dalam program tersebut jika dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak
sebelum diterapkannya program amnesti pajak.

Program amnesti pajak juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada


dasarnya program amnesti pajak ini cukup baik, namun program seperti ini
tentunya tidak dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya dukungan dari
berbagai macam pihak, seperti pihak pemerintah, pihak direktorat pajak, pihak
penegak hukum, dan beberapa pihak terkait lainnya.

20
4.2 Saran
Pajak merupakan salah satu penghasilan terbesar bagi negara dan
merupakan suatu iuran wajib bagi masyarakat khususnya bagi Wajib Pajak. Oleh
karena itu sebagai masyarakat yang baik sudah seharusnya untuk lebih peduli dan
patuh dalam melapor dan membayar pajak karena nantinya pajak tersebut akan
berguna untuk pembangunan negara. Amnesti pajak merupakan salah satu
program pemerintah guna meningkatkan kepedulian dan kepatuhan masyarakat
terutama Wajib Pajak dalam melaporkan dan membayar pajak yang nantinya akan
berguna bagi peningkatan pembangunan negara.

Banyak manfaat yang dapat dirasakan terhadap penerapan program


amnesti pajak. Tidak hanya pemerintah, pengembang, dan investor saja yang
merasakan manfaatnya tetapi juga masyarakat biasa. Walaupun program amnesti
pajak ini banyak menimbulkan pro dan kontra terutama di kalangan masyarakat,
namun program amnesti pajak ini dinilai cukup berhasil dalam meningkatkan
antusiasme masyarakat. Terlihat dari banyaknya jumlah Wajib Pajak yang
terdaftar dalam program tersebut jika dibandingkan dengan jumlah Wajib Pajak
sebelum diterapkannya program amnesti pajak.

Program amnesti pajak juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya
program amnesti pajak ini cukup baik, namun program seperti ini tentunya tidak
dapat berjalan dengan sendirinya tanpa adanya dukungan dari berbagai macam
pihak, seperti pihak pemerintah, pihak direktorat pajak, pihak penegak hukum,
dan beberapa pihak terkait lainnya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.kemenkeu.go.id/amnestipajak

http://www.netralnews.com/news/ekonomi/read/39217/minat.masyarakat.i
kut...tax.amnesty...diharapkan.meningkat

http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20161130074022-78-176205/sri-
mulyani-desember-partisipasi-tax-amnesty-akan-meningkat/

https://pengampunanpajak.com/

http://kringpajak.com/pengertian-dan-definisi-pajak/

https://blogkonsultanpajak.com/tax-amnesty-ungkap-tebus-lega.html

http://amnestypajak.blogspot.co.id/2016/08/tujuan-asas-subjek-dan-
objek.html

http://www.pajak.go.id/content/amnesti-pajak

http://www.lembagapajak.com/2016/07/tarif-pengampunan-pajak-uang-
tebusan.html

http://www.pajak.go.id/content/article/refleksi-tingkat-kepatuhan-wajib-
pajak

http://www.kompasiana.com/ainizulkarnain/implementasi-tax-amnesty-di-
indonesia_58a97e182bb0bdf84579cc97

http://www.neraca.co.id/article/74879/membangun-indonesia-via-
penerapan-tax-amnesty

http://www.kemenkeu.go.id/sites/default/files/Tax%20Amnesty%20dan
%20Kinerja%20Perpajakan%202016.pdf

https://www.cermati.com/artikel/manfaat-pajak-bagi-masyarakat-dan-
negara

https://www.bersosial.com/threads/masyarakat-mulai-antusias-terhadap-
tax-amnesti.38166/

22
http://bisnis.liputan6.com/read/2592396/ini-6-keuntungan-ikut-tax-
amnesty

http://forum.teropong.id/2017/01/20/pengertian-tax-amnesty-manfaat-
dan-kekurangan-tax-amnesty/

23

Anda mungkin juga menyukai