Anda di halaman 1dari 9

BARANG DAN JASA PUBLIK

Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ekonomi Publik

Dosen Pengampu:
Iwan Kusnadi, SE.ME

Oleh:
Anggriani
402.2019.002
Maya
402.2019.021

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM SULTAN MUHAMMAD SYAFIUDDIN
SAMBAS
2021 M/1443 H
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengadaan barang dan jasa dimulai dari adanya transaksi
pembelian/penjualan barang di pasar secara langsung ( tunai ), kemudian
berkembang kearah pembelian berjangka waktu pembayaran dengan
membuat dokumen pertanggungjawaban (pembeli dan penjual) dan pada
akhirnya melalui pengadaan melalui proses pelelangan. Tender atau
pelelangan adalah suatu proses pengajuan penawaran yang dilakukan oleh
kontraktor yang akan dilaksanakan di lapangan sesuai dengan dokumen
tender. Tujuan tender adalah untuk menyeleksi dan menetapkan calon
kontraktor yang akan mengerjakan pekerjaan. Setelah menetapkan
kontraktor, pemerintah akan mengadakan perjanjian pengadaan barang dan
jasa dengan pihak penyedia dalam hal ini yang memenangkan tender
tersebut untuk memenuhi kebutuhan rakyat seperti jalan atau jembatan.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan aktivitas yang sangat
penting dalam mewujudkan pembangunan. Dilihat dari berbagai perspektif
kemajuan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas tersebut.
Dibidang perekonomian, pembangunan sarana dan prasarana penunjang
pertumbumbuhan perekonomian dapt terlihat dari penyediaan fasilitas
jalan, jembatan, infrastruktur, telekomunikasi dan lain-lain. Dibidang
sosial, pengadaan barang dan jasa publik untuk meningkatkan fasilitas
meliputi kesehatan, pendidikan, dan pengentasan kemiskinan juga
membantu mengatasi sebagian masalah sosial.
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Barang dan Jasa Publik?
2. Bagaimana Penentuan Jumlah Persediaan dan Harga Barang
Publik Dan Privat?
3. Bagaimana Proses Pelayanan Publik?
B. Pengertian Barang dan Jasa Publik
Dalam ilmu ekonomi, barang publik merupakan barang-barang
yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan bahkan seseorang tidak

1
perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Barang publik adalah
barang yang apabila dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik
memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Non-rival berarti konsumsi atas
barang tersebut oleh satu individu tidak akan mengurangi jumlah barang
yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya dan Non-eksklusif
berarti semua orang berhak menikmati manfaat dari barang tersebut.
Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang
publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara
barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas
yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh
komunitas tersebut.1
Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 2009 jasa publik adalah
jasa yang dihasilkan oleh badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah yang mendapat pelimpahan tugas untuk menyelenggarakan
pelayanan publik, sebagai contoh antara lain jasa pelayanan transportasi
angkutan udara/laut/darat yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia, dan
lainnya serta jasa penyediaan air bersih yang dilakukan oleh perusahaan
derah air minum.2
Jadi berdasarkan defenisi diatas dapat kita simpulkan bahwa
barang dan jasa publik merupakan barang/jasa yang dapat dikonsumsi atau
digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan untuk mensejahterakan
masyarakat itu sendiri.
C. Penentuan Jumlah Persediaan dan Harga Barang Publik Dan Privat

1
Ferry Prasetya, Teori Barang Publik. Modul pada Universitas Brawijaya Tahun
2012, ttp://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Teori-Barang-Publik.pdf, 3,
diakses tanggal 16 Oktober 2021

2
Abekaforum, Pengertian Barang Publik, Jasa Publik dan Tindakan Administratif (UU No.
25 tahun 2009), diakses tanggal 16 Oktober 2021
https://abekaforum.wordpress.com/2010/02/12/pengertian-barang-publik-jasa-publik-dan-
tindakan-administratif-uu-no-25-tahun-2009/

2
Secara umum barang publik dapat kita pahami sebagai sesuatu
yang dapat dinikmati atau dibuhkan oleh semua orang, sedangkan barang
privat berkebalikan dengan barang publik. Barang privat adalah barang
yang hanya dapat digunakan oleh satu konsumen pada satu waktu. 3 Dalam
penentuan jumlah persediaan barang publik dan barang privat ditentukan
oleh karakteristik barang dan jasa apakah akan diproduksi oleh produsen
atau tidak, siapa yang akan atau harus memproduksinya, serta dari mana
biaya untuk memproduksinya.
1. Penyediaan barang privat (private goods)
Penyediaan barang privat tidak menghadapi masalah, karena
pasar akan dengan mudah menyediakannya sesuai dengan kebutuhan.
Konsumen membutuhkan barang, produsen akan dengan cepat
menangkap sinyalnya dan kemudian memproduksi serta
mendistribusikannya kepada siapa pun yang membutuhkan dengan
tingkat harga pasar yang berlaku.
2. Penyediaan barang publik (public goods)
Kondisi yang berbeda dihadapi dalam penyediaan barang
publik. Setiap kali persediaan barang publik jauh lebih sedikit daripada
kebutuhannya. Karena itu penyediaan barang publik memerlukan
tindakan bersama dalam upaya menjamin ketersediaannya. Penyediaan
barang publik ini sering kali hanya dilakukan oleh pemerintah
meskipun sebenarnya swasta atau pasar dapat melakukannya secara
lebih efisien. Pasar umumnya tidak tertarik untuk memasok barang ini
karena sesuai dengan sifat barangnya yang dapat digunakan secara
bersama dan terus-menerus oleh bayak orang dengan tidak seorang pun
dapat dicegah untuk turut menikmatinya. Setiap orang memiliki
kesempatan untuk menjadi penebeng atau penumpang gratis (free
rider), yakni menggunakan sepenuhnya barang tersebut tanpa membaya
atau tanpa memberikan sumbangan kepada setiap usaha untuk

3
Ariee Moeslim, Barang Publik dan Barang Privat, diakses tanggal 16 Oktober 2021
https://www.slideshare.net/arimuslim09/barang-publik-dan-barang-privats

3
penyediaannya. Karena tak seorang pun yang bersedia membayar
penyediaan barang tersebut secara sukarela, maka kemudian tak
seorang pun yang bersedia memproduksinya dalam jumlah yang
memadai.4
Dalam penentuan harga barang publik pemerintah membuat
kebijakan harga yang mencakup tindakan-tindakan yang diperlukan
agar pasar bekerja lebih baik. Hal ini juga tergantung pada masing-
masing tujuannya, pemerintah mempunyai banyak pilihan berkaitan
dengan keputusan penyediaan barang atau jasanya:
1. Dapat dijual dengan harga pasar
2. Diberikan secara gratis kepada para konsumennya
Masing-masing keputusan akan mempunyai konsekuensi.
Sebagai contoh, meskipun keputusan memberikan secara gratis kepada
masyarakat akan memaksimalkan penggunaan barang atau jasa oleh
masyarakat, cara ini menimbulkan biaya yang sangat tinggi yang harus
ditanggung oleh pemerintah. Keputusan penentuan harga oleh
pemerntah ditujukan untuk memperbaiki alokasi sumber daya ekonomi
pada sektor publik.5
Sedangkan dalam penentuan harga privat banyak yang harus
diperhatikan seperti faktor yang mempengaruhi harga tersebut. Adapun
faktor yang harus diperhatikan yakni ada faktor langsung maupun tidak
langsung:
1. Faktor yang secara langsung adalah harga bahan baku, biaya
produksi, biaya pemasaran, peraturan pemerintah, dan faktor lainnya.
2. Faktor yang tidak langsung namun erat dengan penetapan harga
adalah harga produk sejenis yang dijual oleh para pesaing, serta
potongan untuk para penyalur dan konsumen.6
D. Pelayanan Publik
4
Dr.M.Ikhsan,M.Si, Konsep Keuangan Publik, dalam Modul Administrasi Keuangan
Publik; 18-19
5
Kumba Digdosiselso, Sistem Keuangan Publik, (Jakarta: LPU-UNAS), 28-29 diakses
tanggal 17 Oktober 2021 http://repository.unas.ac.id/606/1/Sistem%20Keuangan
%20Publik_2015.pdf

4
Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan
(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan.7 Sedangkan definisi yang saat ini menjadi rujukan utama dalam
penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana termuat dalam Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, dijelaskan
bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.8
Terdapat tiga (3) unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu:
1. Organisasi penyelenggara pelayanan publik, yakni setiap institusi
penyelenggar Negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan publik, dan
badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan
publik.
2. Penerima layanan, yakni orang, masyarakat atau organisasi yang
berkepentingan atau memerlukan layanan (penerima layanan)
3. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan,
yakni unsur kepuasan pelanggan menjadi perhatian penyelenggara
pelayanan (pemerintah), untuk menetapkan arah kebijakan pelayanan
publik yang berorientasi untuk memuaskan pelanggan, dan dilakukan
melalui upaya memperbaiki dan meningkatkan kinerja manajemen
pemerintahan.9

6
E Achmad, Penetapan Harga, (Jakarta:Repository, 2017), 22-23 diakses tanggal 17
Oktober 2021 http://repository.radenintan.ac.id/1117/3/BAB_II.pdf
7
Harius Eko Saputro, Kualitas Pelayanan Publik, dalam jurnal Professional FIS UNIVED
Vol. 2, No.1 (2015); 19
8
Erwan Agus Purwanto, dkk, Pelayanan Publik, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara,
2016), 11 diakses tanggal 17 Oktober 2021
https://kepri.kemenkumham.go.id/attachments/article/2595/Modul%20Pelayanan%20Publik
%204%20Des.pdf
9
Erwan Agus Purwanto, dkk, Pelayanan Publi,........................, 13-14

5
E. Kesimpulan
Didalam ilmu ekonomi, barang publik merupakan barang yang
tidak dapat dibatasi dengan siapa penggunanya dan bahkan seseorang pun
tidak perlu mengeluarkan biaya sedikit pun untuk mendapatkannya.
Menurut undang-undang no. 25 tahun 2009, jasa publik adalah jasa yang
dihasilkan oleh badan usaha milik negara/ badan usaha milik daerah yang
mendapat tugas untuk menyelenggara pelayanan publik.
Dalam penentuan jumlah persediaaan barang publik (public goods)
dan barang privat (private goods) di tentukan oleh karakteristiknya.
Penyediaan barang publik jauh lebih sedikit dari pada kebutuhannya
karena penyediaan barang publik memerlukan tindakan bersama dalam
upaya menjamin ketersediaannya. Penyediaan barang publik biasanya
hanya dilakukan oleh pemerintah meskipun swasta atau pasar dapat
melakukannya secara lebih efisien. Penyediaan barang privat tidak
mengalami masalah karna pasar akan mudah menyediakan sesuai dengan
kebutuhan konsumen oleh produsen.
Ada 3 unsur dalam pelayanan publik, yaitu:
1. Organisasi penyelenggara pelayanan publik.
2. Penerima layanan.
3. Kepuasan yang diberikan dan/ atau diterima oleh penerima layanan.

F. Saran
Dengan di buatnya makalah Barang dan Jasa Publik ini, kami
berharap para pembaca dapat menambah wawasannya terhadap ilmu-ilmu
tentang penyediaan barang publik (publik goods) dan privat (private
goods). Dan dapat pula mengaplikasikan nya dalam kehidupan sehari-hari
serta menjadi amal ibadah buat kita semua. Karya ilmiah ini mungkin
masih terselip banyak beberapa kesalahan yang tak kami sengaja, dan
kami sangat mengharapkan kritik dan komentar yang membangun

6
terhadap karya ilmiah ini, agar bisa menjadi catatan buat kami untuk
perbaikan di karya ilmiah kami berikutnya.

7
DAFTAR PUSTAKA
Abekaforum, 2010, Pengertian Barang Publik, Jasa Publik dan Tindakan
Administratif (UU No. 25 tahun 2009).
Achmad, E, 2017, Penetapan Harga, (Jakarta:Repository,)
Digdosiselso, Kumba, 2015, Sistem Keuangan Publik, (Jakarta: LPU-UNAS)
Ikhsan M., 2015, Konsep Keuangan Publik, (Jakarta: Modul Administrasi
Keuangan Publik)
Moeslim,Ariee, 2005, Barang Publik dan Barang Privat, (Jakarta: Slideshare.net).
Prasetya, Ferry, 2012, Teori Barang Publik. (Malang: Universitas Brawijaya).
Purwanto, Erwan Agus, dkk, 2016, Pelayanan Publik, (Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara).
Saputro, Harius Eko, 2015, Kualitas Pelayanan Publik, (FIS UNIVED Vol. 2,
No.1)

Anda mungkin juga menyukai