Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

TEORI BARANG PUBLIK


DI
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK : 1

1. NORATUL MAULA 1960201015


2. NURHAYATI 1960201004

DOSEN PENGASUH : Siti Maisyarah, S.E., M.E

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ( STIE )


PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN
LHOKSEUMAWE
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “
TEORI BARANG PUBLIK“. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber
dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak .oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca

Penyusun

Kelompok 7

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................i


Daftar isi ................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
1.3. Tujuan .............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................3

1.1. Definisi barang publik.....................................................................................................3


1.2. Teori barang publik.........................................................................................................7
1.3. Barang publik penting.....................................................................................................9
1.4. Free riders dalam penyediaan barang publik ..................................................................9
1.5. Barang publik dan eksternalitas ......................................................................................10

BAB III PENUTUP ............................................................................................................12

Kesimpulan ............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................13

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah mendengar tentang barang-barang


publik. Berbicara tentang barang publik, maka akan terlintas dalam benak kita tentang benda-
benda atau tempat-tempat yang dengan sengaja dirancang atau dibuat oleh pemerintah untuk
rakyatnya.

Aktifitas pemerintah dapat mempunyai eksternalitas yang penting. Seluruh warga negara
akan merasakan manfaat atas berbagai barang yang dibeli oleh pemerintah. Contohnya,
penyediaan pertahanan umum. Seluruh masyarakat mendapatkan manfaat dari hal itu, apakah
mereka membayar pajak atau tidak.
Pemerintah menetapkan sesuatu seperti undang-undang hak milik dan hukum kontrak
yang menciptakan lingkungan hukum dimana transaksi ekonomi terjadi. Keuntungan yang
timbul dari lingkungan ini dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pemerintah menyediakan
banyak barang publik kepada masyarakat. Sekilas, pemerintah tidak jauh berbeda dengan
organisasi lain seperti serikat pekerja, asosiasi profesional, atau bahkan perkumpulan seperti
klub mahasiswa. Mereka memberikan manfaat dan menciptakan kewajiban bagi para
anggotanya. Pemerintah berbeda, terutama karena mereka dapat mencapai skala ekonomis
dan karena pemerintah mempunyai kemampuan untuk membiayai aktivitas mereka melalui
pendapatan pajak. Umumnya, barang publik harus disediakan oleh pemerintah. Barang ini
dikonsumsi secara kolektif. Hal ini dilakukan oleh pemerintah karena pada umumnya swasta
enggan terlibat dalam penyediaan tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun
akan membahas tentang barang publik.

B. RUMUSAN MASALAH

1.1. Apa definisi barang public?


1.2. Apa pengertian teori barang public ?
1.3. Apa maksud Collective Consumption Goods ?
1.4. Apa maksud barang public penting ?
1.5. Apa pengertian free riders dalam penyediaan barang public ?
1.6. Apa maksud dari barang public dan eksternalitas ?

1
C. TUJUAN

1.1. Untuk mengetahui definisi barang public


1.2. Untuk mengetahui pengertian barang public
1.3. Untuk mengetahui maksud collective consumption goods
1.4. Untuk mengetahui maksud barang public penting
1.5. Untuk mengetahui pengertian free riders dalam penyediaan barang public
1.6. Untuk mengetahui apa saja maksud dari barang public dan eksternalitas

2
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. DEFINISI BARANG PUBLIK


A. Barang Publik Murni
Dalam ilmu ekonomi,barang publikadalahbarangyang memiliki sifatnon-rivaldan non-
eksklusif. Barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa
penggunanya dan sebisa mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mendapatkannya. Barang publik adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Barang publik
memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif.
Barang publik hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah
untuk masyarakat secara umum (keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu
bagian dari masyarakat (satu komunitas yang lebihkecil) dan hanya berhak digunakan secara
umum oleh komunitas tersebut.Contoh: jalan raya merupakan barang publik, kebanyaknya
pengguna jalan tidak akan mengurangi manfaat dari jalan tersebut, semua
orang dapat menikmati dan manfaat dari jalan raya (noneksklusif); dan jalan raya dapat
digunakan pada waktu bersamaan. Istilahbarang publiksering digunakan pada barang
yangnon-eksklusifdan barangnon-rival. Hal ini berarti bahwa tidak mungkin bisa mencegah
seseorang untuk tidak mengonsumsi barang publik. Danudara juga dapat dimasukkan sebagai
contoh barang publik karena secara umum tidak mungkin mencegah seseorang untuk tidak
menghirup udara. Barang-barang yang demikian itu sering disebut sebagaibarang publik
murni.
B. Barang Publik Murni dan Penghambat

Ada beberapa barang yang tidak bersifat konsumsi bersama. Dua orang tidak dapat
mengkonsumsi roti secara bersama-sama. Manfaat dan kepuasan memakan roti tidak
tersediabagi kedua orang tersebut. Ketika mengkonsumsi barang yang tidak dapat
dikomsumsi oleh orang lain, komsumsi dua orang tersebut dapat disebut sebagai rival.Non-
eksklusifitas terjadi ketika anda tidak membayar penjual roti, maka anda tidak dapat
mengkonsumsi roti tersebut.
Timbul masalah-masalah yang mengelilinginya :

a. pemanfaatan barang publik cenderung berlebihan


b. barang publik tidak memiliki harga. Hal ini disebabkan antara lain sulitnya
menentukan standar harga maupun karena barang publik yang tidak diperdagangkan.
c. Tidak adanya keuntungan membuat orang-orang tidak mau (kalaupun ada sangat
sedikit jumlahnya) untuk menyediakannya ataupun melestarikannya Disinilah
pemerintah berperan dengan cara menarik pajak dari masyarakat dan dana
pengumpulan pajak tersebut digunakan untuk menyediakan barang publik.
d. Utilitas yang diperoleh setiap rumah tangga dari barang publik murni adalah fungsi
peningkatan tingkat persediaan dan fungsi penurunan penggunaannya

3
C. Karakteristik Barang

Perbedaan barang publik denagn barang yang lain:

1) Noneksklusivitas.

Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan barang lain adalah apakah
orang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan
barang pribadi, pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional
merupakan contoh standar. Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap orang di
suatu negara tersebut diuntungkan, apakah dia membayar atau tidak. Barang noneksklusif
ini dapat dilawan dengan barang konsumsi pribadi yang eksklusif, seperti mobil atau film
dimana pengecualian-pengecualian merupakan suatu masalah sederhana. Mereka yang
tidak membayar barang pribadi tersebut tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang
tersebut.
2) Nonrivalitas.

Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas.
Barang-barang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi
pengguna tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan
jumlah konsumsi membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan
pemirsa pada satu saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan ini
menyebabkan terjadinya tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna dari
barang semacam itu adalah nonrivalitas/nonpersaingan sehingga tambahan konsumsi
tersebut membutuhkan biaya marjinal sosial dari produksi sebesar nol, konsumsi tersebut
tidak mengurangi kemampuan orang lain untuk mengkonsumsi.
D. Tipe Barang

1) Barang pribadi

adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival. Contoh: Es Cendol. Es cendol


jelas bersifat ekskludabel karena kita bisa mencegah orang lain dari
mengkonsumsinya. Es cendol juga bersifat rival karena, jika hanya ada satu es
cendol, dan ada seseorang yang mengkonsumsinya maka orang lain tidak bisa
mengkonsumsinya.
2) Barang public

adalah barang-barang yang tidak ekskludabel dan juga tidak rival. Artinya siapa
saja tidak bisa mencegah untuk memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang
atas barang ini tidak mengurangi peluang orang lain melakukan hal yang sama.
Contoh: pertahanan suatu negara aman karena mampu melawan setiap serangan dari
negara lain, maka siapa saja di negara itu tidak bisa dicegah untuk menikmati rasa
aman, peluang bagi orang lain untuk turut menikmati keamanan sama sekali tidak
berkurang.

4
3) Sumber daya milik bersama (common resources)

adalah barangbarang yang tidak ekskludabel, namun rival. Contoh: ikan laut. Tidak
ada seseorang yang melarang menangkap ikan laut, atau meminta bayaran kepada
nelayan atas ikan-ikan yang mereka tangkap. Namun ada saat seseorang melakukannya,
maka jumlah ikan di laut berkurang, sehingga kesempatan orang lain melakukan hal
yang sama menjadi berkurang.
Sumber daya milik bersama yang penting, yakni sebagai berikut:

Air dan Udara Bersih

Pasar tidak mampu melindungi lingkungan hidup dengan baik. Polusi merupakan
eksternalitas negatif yang dapat diatasi oleh pemerintah dengan regulasi atau
pemberlakuan pajak atas kegiatan-kegiatan yang menghasilkan polusi.
Jalan yang padat

Jalan bisa merupakan barang publik atau sumber daya milik bersama. Jika jalan raya
tidak padat, maka pemanfaatannya oleh seseorang tidak akan mempengaruhi orang lain.
Pada kasus ini, jalan raya bukan barang rival, dan karenanya jalan raya dalam keadaan
padat, jalan raya menjadi semakin padat, dan orang-orang lain harus mengendarai
kendaraan yang lebih lambat. Pada kasus ini, jalan raya adalah sumber daya milik
bersama.

E. Adapula barang yang ekskludabel, namun tidak memiliki rival.

Barang seperti ini muncul dalam situasi monopoli ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai
oleh satu perusahaan. Contoh: Jasa pemadam kebakaran suatu kota kecil. Sangatlah mudah
mencegah seseorang menikmati jasa ini. Petugas kebakaran dapat membiarkan sebuah
rumah.

Terbakar begitu saja. Namun jasa perlindungan kebakaran ini tidaklah bersifat rival,
karena kebakaran rumah tidak terjadi setiap saat, dan setiap rumah memperoleh
perlindungan yang sama. Petugas pemadam kebakaran lebih sering menunggu daripada
beraksi memadamkan kebakaran, sehingga melindungi sebuah rumah tambahan tidak akan
mengurangi kualitas perlindungan mereka pada rumah-rumah lain. Dengan kata lain, begitu
pemerintah kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran, maka tambahan untuk
melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil.
F. Aspek barang

Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :

1) Rivalrous consumption

Dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan
pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam
mengkonsumsi barang ini.

5
2) Excludable consumption

Dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi
persyaratan tertentu (biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak memenuhi
syarat dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang tersebut (excludable).
Contohnya, pakaian di toko hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membeli atau
membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak dapat menikmati pakaian tersebut.
3) Scarcity

Yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah. Kelangkaan dan ketersediaan inilah
yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya.
Barang privat biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-
sifatnya tadi, barang privat dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi
inilah yang menarik minat sektor swasta dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat
adalah barang yang diproduksi oleh sektor swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun
sebenarnya dapat berlaku sebagai sektor swasta dan menjadi bagian dari pasar dalam
penyediaan barang privat untuk tujuan-tujuan tertentu.
Macam-macam Barang Publik :

a. Non-rivalry

Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan mengurangi
kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat
mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh
orang lain. Contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar
matahari, orang-orang di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama.

b. Non-excludable

Berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi
siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka
baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut.
Contoh, masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan jasa kepolisian, dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya
terbatas pada yang membayar pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat
mengambil menfaat atas jasa tersebut. Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan
(excludable) dalam mengambil manfaat atas barang publik.

6
1.2 TEORI BARANG PUBLIK

a. Toeri Pigou

Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana
kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan pajak yang
dipungut untuk membiayai program pemerintah (menyediakan barang publik)
Kelemahan analisa dari Pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam
membayar pajakdan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan
ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena siaftnya
ordinal.
b. Teori Bowen

Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya pada
penentuan harga pada barang swasta.
Bowen mendefinisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat
ditentukan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak ada seorang pun yang
dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut.
Kelemahan teori ini adalah karena Bowen menggunakan permintaan permintaan dan
penawaran. Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip
pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan
barang tersebut sehingga permintaan kurva permintaan menjadi tidak ada.
c. Teori Erick Lindahl

Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran
masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetpi berupa
presentase dari total biaya penyediaan barang publik. Analisa Lindahl didasarkan
pada analisa kurva indifferen dengan anggaran tetap yang terabatas (fixed budget
costrains).
Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai barang
publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor
swasta. Selain itu kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen. Sifat barang
publik tidak dapat dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu juga yang bersedia
menunjukan prefrensinya terhadap barang publik.kritikan lainya ialah teori ini hanya melihat
penyediaan barang publik saja tanpa memperhitungkan jumlah barang swasta yang
seharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai kesejahteraan optimal.

7
d. Teori Samuelson

Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik, yaitu :
non-exclusionary dan non-rivarly, tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat mencapai
kondisi pareto optimal atau tingkat kesejahteraan masyarakat optimal.
Kelemahan :

a. Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang di
pilih, dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula di pilih.
b. Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi Pareto optimal akan tetapi kita tidak
tahu apakah menunjukkan perbaikan atau penurunan kesejahteraan seluruh
masyarakat.
c. Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus terang
mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan mereka inilah
yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Yang
menjadi persoalan dalam penentuan jumlah barang publik yang akan disediakan oleh
pemerintah adalah bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen
barang publik.
d. Barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat kebersamaan, yaitu
barang publik yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yang sama.
e. Teori Anggaran

Teori ini didasarkan pada suatu analisa di mana setiap orang membayar atas penggunaan
barang -barang publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga untuk
barang-barang swasta.
Teori alokasi barang publik melalui anggaran merupakan suatu teori analisa penyediaan
barang publik yang lebih sesuai dengan kenyataan karena bertitik tolak pada distribusi
pendapatan awal di antara individuindividu dalam masyarakat dan dapat digunakan untuk
menentukan beban pajak di antara para konsumen untuk membiayai pengeluaran pemerintah.
Kelemahan dari teori ini, yaitu digunakannya kurva indiferens sebagai alat analisis yang
baik dari segi teori akan tetapi kurang bermanfaat untuk aplikasi penggunaannya dalam
kenyataan sehari-hari.

8
1.3. BARANG PUBLIK PENTING

a. Pertahanan Nasional

Jika suatu negara berhasil dipertahankan, tidak ada seorang pun yang bisa dicegah
untuk menikmati manfaatnya. Ketika seseorang menikmati manfaatnya, manfaat yang
dirasakan oleh orang lain tidak akan berkurang. Oleh sebab itu, pertahanan nasional tidak
bersifat ekskludabel maupun rival.
b. Penelitian ilimu pengetahuan

Jika seorang matematikawan menemukan sebuah teorima baru, maka teorima tersebut
akan masuk kedalam ilmu pengetahuan yang boleh dimanfaatkan siapa saja secara gratis.
Karena pengetahuan adalah barang publik, maka perusahaan-perusahaan swasta yang
mencari keuntungan cenderung untuk menumpang gratis pada pengetahuan yang ditemukan
oleh pihak lain, dan hasilnya, perusahan-perusahaan ini mengalokasikan sumber-sumber daya
yang terlalu sedikit untuk menciptakan pengetahuan baru. Dengan hak paten, penemuannya
bisa menikmati sendiri sebagian besar manfaatnya sampai batas waktu tertentu.
c. Pengentasan Kemiskinan

Sistem kesejahteraan bersama memberikan sedikit uang kepada keluarga miskin. Begitu
juga, program makanan murah ditujukan untuk mengurangi biaya pembelian makanan bagi
keluarga miskin berbagai program tempat tinggal dari pemerintah membuat harga tempat
tinggal lebih terjangkau. Program-program anti kemiskinan ini dibiayai oleh pajak yang
dipungut permerintah dari keluarga atau individu yang sukses secara finansial.

1.4. FREE RIDERS DALAM PENYEDIAAN BARANG PUBLIK

Free riders adalah permasalahan yang muncul dalam penyediaan barang publik terkait
dengan kedua sifatnya, yaitu Non-rivalry dan Non-excludable. Free riders ini adalah mereka
yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara
sebenarnya ada pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut.
Contohnya adalah mereka yang tidak membayar pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau
barang-barang yang diadakan atas biaya pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa dibangun
dengan kerja bakti. Free rider adalah mereka yang tidak ikut kerja bakti, tetapi kemudian ikut
menggunakan jalan desa tersebut.
Penyebab sektor bisnis gagal dalam menyediakan barang publik, yaitu dilihat dari
sifatnya yang non-excludable, bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang
dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut, sektor swasta
tentu akan menyerahkan pada pihak lain untuk mengadakan barang publik karena terlalu
tidak efisien bagi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan penafsiran bahwa barang publik
adalah barang yang harus disediakan oleh pemerintah. Hal ini tidak selamanya benar. Karena
penggunaannya yang untuk publik, maka pada hakikatnya, publiklah yang juga harus
menyediakannya. Sektor swasta biasanya kemudian mengembangkan cara-caranya sendiri
untuk mengatasi efek eksternalitas dan free rider yang dapat menimbulkan inefisiensi
tersebut. Contoh: sistem jalan toll, sehingga hanya mereka yang membayar yang dapat
menggunakan jalan tersebut.

9
Pemerintah pun pada hakikatnya hanya dapat terwujud karena diadakan oleh publik.
Pihak pemerintah pun mengadakan barang publik dengan meminta kontribusi dari publik,
diantaranya dengan pajak. Selain itu, sering kali juga pemerintah dapat bertindak sebagai
fasilitator penyedia barang publik untuk kemudian hanya masyarakat tertentu yang bisa
menikmatinya, atau untuk meningaktkan efisiensi produksinya kemudian bekerja sama
dengan sektor swasta dengan batasan-batasan tertentu. Contohnya penyediaan tenaga listrik
atau pengolahan air bersih, yang hanya dapat dinikmati oleh mereka yang membayar untuk
itu, atau membangun jalan dan jembatan juga dari pajak, dan sebagainya. Bisa saja kemudian
masyarakat sendiri yang menyedaikan barang publik untuk pemenuhan kebutuhannya,
misalnya dengan kerja bakti dan sebagainya.

1.6. BARANG PUBLIK DAN EKSTERNALITAS

a. Eksternalitas dan efisiensi pasar

Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau dinikmati pelaku
ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga pasar.
Sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat
mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien.
Pada bagian ini kita akan memakai perangkat-perangkat analisis yang menelaah
bagaimana eksternalitas mempengaruhi kesejahteraan ekonomi. Analisis yang kita lakukan di
sini akan menunjukkan secara jelas, mengapa eksternalitas menyebabkan pasar
mengalokasikan sumber-sumber secara tidak efisien. Untuk memperjelas gambarannya, kita
perlu mengambil sebuah pasar tertentu, sebagai contoh kasus. Kita ambil saja pasar
aluminium. Kita mengingat kembali, bahwa kurva penawaran dan kurva permintaan
mengandung informasi-informasi penting tentang biaya dan keuntungan (cost and benefit).
Kurva permintaan aluminium mencerminkan nilai aluminium bagi para pembelinya, dan nilai
itu dihitung berdasarkan harga yang mau mereka bayarkan. Pada setiap kuantitas, ketinggian
kurva permintaan menunjukkan kesediaan membayar para konsumen marginal. Dengan kata
lain, kurva-kurva tersebut menunjukkan biaya yang dipikul produsen marginal. Dengan kata
lain, kurva tersebut menunjukkan nilai atas unit terakhir aluminium yang dijual.
Jika sama sekali tidak ada intervensi pemerintah, maka harga aluminium akan bergerak
secara bebas menyesuaikan diri dalam rangka menyeimbangkan permintaan dan
penawarannya. Kuantitas yang diproduksi dan dikonsumsi pada ekuilibrium pasar dapat
dikatakan efisien, karena kuantitas tersebut memaksimalkan surplus produsen dan surplus
konsumen. Dalam kondisi tersebut, pasar mampu mengalokasikan segenap sumber daya
sedemikian rupa, sehingga memaksimalkan nilai total konsumen yang membeli dan memakai
aluminium minus biaya total produsen yang membuat dan menjual aluminium tersebut.

10
b. Teori Kesejahteraan Ekonomi

Teori kesejahteraan ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik
ekonomi mikro untuk mengevaluasi kesejahteraan ekonomi, terutama relatif terhadap
keseimbangan umum kompetitif dalam ekonomi untuk efisiensi ekonomi dan distribusi
pendapatan yang dihasilkan yang terkait dengannya. Menganalisis kesejahteraan sosial,
secara terukur, dalam hal kegiatan ekonomi dari individu yang terdiri dari masyarakat teoritis
yang dipertimbangkan. Dengan demikian, individu, dengan kegiatan ekonomi yang terkait,
merupakan unit dasar penggabungan untuk kesejahteraan sosial, apakah kelompok,
komunitas, atau masyarakat, dan tidaklah ada “kesejahteraan sosial” yang terpisah dari
“kesejahteraan” yang berhubungan dengan unit-unit individu.

Kesejahteraan ekonomi biasanya memerlukan preferensi individu seperti yang diberikan


dan menetapkan peningkatan kesejahteraan dalam hal efisiensi pareto dari keadaan sosial A
ke keadaan sosial B jika setidaknya satu orang lebih menyukai B dan tak ada orang lain yang
menentangnya. Tidak ada persyaratan ukuran kuantitatif yang unik dari peningkatan
kesejahteraan yang tersirat dengan hal ini. Aspek lain dari kesejahteraan memperlakukan
pendapatan / distribusi barang, termasuk kesetaraan, sebagai dimensi kesejahteraan lebih
lanjut.
c. Eksternalitas Negatif dan Positif dalam Produksi maupun Konsumsi

Ketika seseorang terlibat dalam suatu aktivitas yang mempengaruhi kesejahteraan,


meskipun tidak secara langsung dan belum membayar maupun belum menerima kompensasi
atas dampak tersebut. Ketika pengaruhnya terhadap lingkungan kurang baik, eksternalitas
disebut sebagai eksternalitas negatif. Ketika pengaruhnya pada lingkungan mendatangkan
manfaat, eksternalitas disebut sebagaieksternalitas positif.
d. Eksternalitas dalam Produksi

1) Eksternalitas negative

Dalam melangsungkan kegiatan produksinya, pabrik-pabrik aluminium menimbulkan


polusi. Untuk setiap aluminium yang mereka produksi, sejumlah asap kotor yang mengotori
atmosfer tersembur dari tanur pabrik-pabrik tersebut. Karena asap itu membahayakan
kesehatan siapa saja yang menghirupnya, maka asap itu merupakan eksternalitas negatif
dalam produksi aluminium.

2) Eksternalitas positif

Contoh yang dapat dikemukakan disini adalah pasar robot industri (robot yang khusus
dirancang untuk melakukan kegiatan atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik). Robot adalah
ujung tombak kemajuan teknologi yang mutakhir. Sebuah perusahaan yang mampu membuat
robot, akan berkesempatan besar menemukan rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba
lebih baik. Rancangan ini tidak hanya akan menguntungkan perusahaan yang bersangkutan,
namun juga masyarakat secara keseluruhan karena pada akhirnya rancangan itu akan menjadi
pengetahuan umum yang bermanfaat. Eksternalitas positif seperti ini biasa disebut “imbasan
teknologi” (technology spillover).
11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi individu tertentu tidak akan
mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut, bersifat non-rival dan non-eksklusif.
Macam barang publik menurut penggunaannya, yaitu non-rivalry dan non-excludable.
Barang publik yang penting yaitu pertahanan nasional, penelitian ilmu pengetahuan dan
pengentasan kemiskinan. Dalam penyediaan barang publik tercipta adanya free riders adalah
orang yang ikut menikmati barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara
ada pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut.
Akhirnya pemenuhan barang publik adalah dilakukan oleh pemerintah melalui keputusan
politik. Cara penentuan tersebut hendaknya dapat ditempuh melalui proses otoriter atau
monopoli oleh pemimpin politik, dan proses voting yang melibatkan wakil rakyat. Dalam
proses monopoli, pemerintah hendaknya dapat mengetahui kebutuhan masyarakat, kemudian
pemerintah harus menyusun daftar kebutuahn barang publik serta melaksanakan
pemenuhannya dan menetapkan pajak kepada warga negaranya.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ferry Prasetya, SE., M.App Ec, Ekonomi Publik Teori Barang Publik, Universitas Brawijaya,
Malang, 2012
http://pendidikanku13.blogspot.com/2016/10/barang-publik_16.html

Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta
Samuelson, Paul.A. dan William, D.Nordhaus .1993. Ekonomi. Edisi Ke Dua Belas,Jakarta :
Erlangga.

Suparmoko. 2001. Ekonomi Publik. Edisi Pertama,Yogyakarta

http://danisn.student.esaunggul.ac.id/tag/barang-publik-dan-eksternalitas/
http://dn3111.blogspot.com/2012/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik. Yogyakarta: BPFE.

http://ana-ekonomi.blogspot.com/2010/07/konsep-barang-publik.html

http://arti-sai.blogspot.com/2010/10/pengertian-barang-publik-dan-barang.html

13

Anda mungkin juga menyukai