SUB BAB :
Dalam penggunaan biasa, istilah barang dan jasa publik digunakan untuk menggambarkan apa pun yang
disediakan pemerintah, mulai dari lampu jalan, pertahanan, hingga sistem pengadilan. barang publik
(public goods)juga merupakan suatu yang dibutuhkan semua orang tanpa perlu mengeluarkan biaya
dan barang publik juga dapat digunakan oleh semua orang tanpa perlu pembatas status sosial atau
kedudukan dan profesi apapun.
Adanya barang publik merupakan bukti kegagalan ekonomi di mana orang memberikan suara untuk
menentukan seberapa banyak barang publik disediakan pemerintah dibandingkan yang disediakan pasar
(Samuelson, 1986; Buchanann, 1968, 1999).
A. Non Rival
Karakteristik barang non-rival adalah Suatu barang yang konsumsinya tidak harus
didapatkan dengan persaingan, namun bisa dikonsumsi oleh sejumlah orang secara
bersamaan, tanpa mengurangi jumlah yang tersedia untuk dikonsumsi oleh orang lain
atau berarti konsumsi satu individu tidak mengurangi manfaat bagi individu lain..
Contoh:
Matahari terbenam yang indah adalah barang publik yang murni
B. Non-Eksklusif
Non-ekslusif berarti tidak mungkin untuk melarang satu individu untuk
memanfaatkan/mengkonsumsi suatu barang dan jasa. Sifat non-excludable barang
publik ini berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat
menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut atau dengan
kata lain, setiap orang memiliki akses ke barang tersebut. lalu non eksklusif juga
mengandung arti bahwa orang tidak dapat membatasi manfaat atas barang tersebut
pada orang-orang yang sanggup membayar saja.
Walaupun barang publik tidak selalu diartikan sebagai barang yang diproduksi oleh Pemerintah, namun
pada awalnya karena sifat barang publik yang unik, ia menjadi tidak mungkin dialokasikan ke dalam
mekanisme pasar. Sebagai contoh sistem hukum, pertahanan nasional, pemerintahan, marka jalan,
lampu lalu lintas dan sebagainya.
Karena sifat barang publik yang unik inilah maka muncul dua alasan mengapa sebaiknya barang publik
penyediaannya dilakukan oleh Pemerintah, yang pertama yaitu tidak boleh ada unsur persaingan dalam
mendapatkan barang publik. Kemudian yang kedua adalah penghargaan masyarakat terhadap barang
publik.
-Beberapa kondisi perubahan barang publik menjadi semi publik dapat disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu, eksternalitas, kewajiban negara, dan peran swasta diuraikan berikut:
1. Faktor eksternalitas
Faktor eksternalitas adalah dampak yang bernilai (positif atau negatif) yang dihasilkan dan
tindakan (apakah terkait dengan produksi atau konsumsi) yang memengaruhi seseorang yang
tidak sepenuhnya menyetujuinya melalui partisipasi dalam perubahan harga di pasar.
2. Kewajiban negara
Pemerintah berkewajiban menyediakan barang publik (Anomaly, 2013; Ozdemir, Johnson, &
Whittington, 2016). Penyediaan barang publik semestinya “murni” dan harus dikelola oleh
negara dan digunakan untuk kesejahteraan masyarakat. Berbagai pertimbangan juga mendasari
kenapa barang publik juga dikelola oleh swasta. Beberapa alasan misalnya, kegagalan pasar akan
memengaruhi setiap kebijakan pemerintah.
3. Peran swasta
Membangun sebuah negara tidak hanya dibebankan pada negara tapi sektor swasta juga
memberikan kontribusi signifikan ikut serta dalam membangun sebuah Negara (Wentworth &
Makokera, 2015). (Peston, 1972) berargumentasi, goods and services are not provided simply by
households and firms, but also by government,tidak berlebihan pernyataan ini dapat
menggambarkan pelayanan dan barang bukan hanya dilakukan atau disediakan pemerintah
tetapi juga dilakukan oleh pihak swasta. Keterlibatan swasta bukanlah sesuatu yang gratis,
sektor swasta akan mencari keuntungan. Pelayanan prima, tata kelola yang baik, transparansi,
inovasi merupakan refleksi dari kegiatan swasta.
Berdasarkan UU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) Nomor 28 Tahun 2007 pasal 1 ayat (1),
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang
bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Artinya, pendapatan negara yang sebagian besar berasal dari penerimaan perpajakan ini akan
digunakan untuk belanja negara bagi sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Indonesia.
APBN 2018, salah satu alokasi dana dari belanja negara adalah untuk anggaran infrastruktur,
yaitu sebesar Rp410,7 triliun. Dari tahun ke tahun, terlihat bahwa pemerintah berupaya
meningkatkan pembangunan dan pemerataan infrastruktur dengan melakukan pembangunan
dan perbaikan jalan, perbaikan konektivitas infromasi dan telekomunikasi, penyediaan dan
peningkatan kualitas perumahan masyarakat berpenghasilan rendah, dan lain-lain sesuai
dengan sasaran dan target pemerintah. Infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah tersebut
dapat diklasifikasikan sebagai barang privat dan barang publik. Selain berbentuk infrastruktur,
barang publik juga dapat berupa pertahanan dan keamanan negara. Dalam APBN 2018, sebesar
107,8 Triliun dana APBN digunakan untuk modernisasi Alutsista melalui pengadaan/
penggantian 50 unit kendaraan tempur, pengembangan fasilitas dan sarana prasarana matra
laut melalui pembangunan pos pengamanan perbatasan sebanyak 3 dermaga, dan modernisasi
command center Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas). Pengembangan
pertahanan dan keamanan diharapkan mampu meningkatkan perlindungan kepada segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, serta mempertahankan persatuan dan
kesatuan Republik Indonesia.