PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum barang publik biasa dipahami sebagai sesuatu yang dapat
dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang. Suatu barang publik merupakan
barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa
mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk
mendapatkannya. Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang
tersebut. Barang publik memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Ini berarti
konsumsi atas barang tersebut oleh suatu individu tidak akan mengurangi
jumlah barang yang tersedia untuk dikonsumsi oleh individu lainnya dan non-
eksklusif berarti semua orang berhak menikamti manfaat dari barang tersebut.
Contoh barang publik ini diantaranya udara, cahaya matahari, papan
marka jalan, lampu lalu lintas, pertahanan nasional, pemerintahan dan
sebagainya. Akan sulit untuk menentukan siapa saja yang boleh menggunakan
papan marka jalan misalnya, karena keberadaannya memang untuk konsumsi
semua orang. Barang publik sempurna (pure public goods) adalah barang yang
harus disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh
anggota masyarakat. Barang publik hampir sama dengan barang kolektif.
Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat secara umum (keseluruhan),
sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu
komunitas yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh
komunitas tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan barang publik?
2. Bagaimana teori kesejahteraan rakyat?
3. Bagaimana bunyi teori pigou?
4. Bagaimana bunyi teori bowen?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan barang publik.
2. Mengetahui teori kesejahteraan rakyat.
3. Mengetahui teori piguo.
4. Mengetahui teori bowen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Barang publik (public goods)
3
4
4. khusus harus dikelola oleh negara dan tidak bisa diserahkan kepada swasta
(extreme public good) secara penuh.1
Keterangan:
2
Tri Wahyu Ningsih, Ekonomi Publik, (Depok: Rajawali Pres, 2020), hlm. 292.
6
3
1. Kurva UU adalah kepuasan marginal pada barang publik, kurva menurun
menunjukkan semakin banyak barang publik kepuasan marginal semakin
menurun. Contoh: pemungutan pajak.
2. Kurva PP menunjukkan ketidakpuasan marginal. Pada titik F kepuasan
marginal baran publik CF> dari ketidakpuasanmasayarakat akan
pembayaran pajak (jarak FI), jadi pemerintah h anggaran
untuk barang marginal AD> dari ketidakpuasan masyarakat akan
pembayaran pajak DG. Sehingga kesejahteraan masyarakat yang lebih
tinggidapat dicapai dengan menambah anggaran pemerintah publik.
3. Titik E merupakan titik optimum dimana kepuasan marginal barang publik
sama dengan ketidakpuasan marginaldalam hal pembayaran pajak.
4. Pengurangan budget dari F ke E adalah pengurangan penggunaan sumber-
sumber ekonomi oleh pemerintah sehingga sumber-sumber ekonomi
tersebut dapat digunakan untuk menghasilkan barang swasta.
D. Teori Bowen
Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama
halnya pada penentuan harga pada barang swasta. Bowen mendefinisikan
barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditentukan.
Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak ada seorang pun
yang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut. Kelemahan teori ini
adalah karena Bowen menggunakan permintaan permintaan dan penawaran.
Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip
pengecualian sehingga masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan
3
https://www.dictio.id/t/bagaimana-teori-pigou-menjelaskan-barang-publik/123398/2,
Diakses pada tangga 09 november 2020, pada pukul 22.28 WIB.
7
4
https://avychapy.wordpress.com/about/e-publik/barang-publik/ di akses pada tanggal
09 November 2020, pukul 19.48 WIB.
5
Mohamad Khusaini, Ekonomi Publik, (Malang: UB Press. 2019). hlm. 201.
6
Amirudin Idris, Ekonomi Publik, (Yogyakarta: CV BUDI UTAMA, 2018), hlm. 24.
7
https://ervanhermawan46.wordpress.com/ekonomi-pembangunan/barang-publik/teori-
bowen/ di akses pada tanggal, 9 november 2020, pukul 20.01 WIB.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat penulis adalah barang publik mempunyai
karakteristik utama yakni tidak dikecualikan dan tanpa persaingan. Setiap
orang dapat menikmati barang publik dikarenakan dua karakteristik tersebut.
Barang publik sendiri dibedakan menjadi barang publik murni dan barang
publik tidak murni. Konsep dari barang publik tidak murni terletak antara
kasus barang swasta dan barang publik, dimana persaingan dalam konsumsi
mungkin dapat terjadi, sementara barang publik murni sendiri mengacu pada
tidak adanya persaingan dalam mengkonsumsi dan tidak adanya pengecualian.
Barang publik tidak murni berisi elemen-elemen dari keduanya, barang publik
tidak murni dapat terjadi tanpa persaingan dalam konsumsi, Pembayaran
tambahan yang harus dibayar individu untuk setiap tambahan unit barang
publik itulah yang disebut harga pajak.
8
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
https://ervanhermawan46.wordpress.com/ekonomi-pembangunan/barang-publik/teori-
bowen/ di akses pada tanggal 9 november 2020.
https://www.dictio.id/t/bagaimana-teori-pigou-menjelaskan-barang-
publik/123398/2, Diakses pada tangga 09 november 2020.
Jurnal :
Andhika Lesmana Rian (2017), “Meta-Theory: Kebijakan Barang Publik untuk
Kesejahteraan Rakyat”, dalam Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Vol.
8, No. 1, Juni 2017, 46-47.