Anda di halaman 1dari 5

Nama : SILVI DIANA

NIM : 20170430100

TEORI-TEORI BARANG PUBLIK


1. TEORI PIGOU
Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat
dimana kepuasan marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan
pajak yang dipungut untuk membiayai program pemerintah (menyediakan barang
publik).
Pada teori ini kurva kepuasan akan barang publik ditunjukan oleh kurva UU.
Dimana kurva tersebut mempunyai bentuk menurun yang menunjukan bahwa semakin
banyak barang publik yang dihasilkan maka akan semakin rendah kepuasan marginalnya
yang dirasakan masyarakat. Di lain pihak, semakin banyak pajak yang dipungut, semakin
besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Oleh karena itu kurva ketidakpuasan
marginal akan pembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi.

Kelemahan: didasarkan pada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar


pajak dan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan
ketidakpuasan adalah sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena sifatnya
ordinal.

TEORI BOWEN
Teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya pada penentuan harga pada
barang swasta. Bowen mendefinisikan barang publik sebagai barang dimana
pengecualian tidak dapat ditentukan. Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka
tidak ada seorang pun yang dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut.

Kelemahan: karena Bowen menggunakan permintaan dan penawaran. Yang menjadi


masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian sehingga
masyarakat tidak  mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut
sehingga permintaan kurva permintaan menjadi tidak ada.
2. TEORI ERICK LINDAHL
Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran
masing-masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetapi berupa presentase
dari total biaya penyediaan barang publik. Analisa Lindahl didasarkan pada analisa kurva
indifferen dengan anggaran tetap yang terbatas (fixed budget costrains).

Kelemahan : teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa membahas mengenai
penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta. kelemahan utamanya adalah
penggunaan kurva indifferen. Sifat barang publik tidak dapat dikecualikan menyebabkan
tidak ada seorang individu juga yang bersedia menunjukan prefrensinya terhadap barang
publik. kritikan lainya ialah teori ini hanya melihat penyediaan barang publik saja tanpa
memperhitungkan jumlah barang swasta yang seharusnya diproduksi agar masyarakat
mencapai kesejahteraan optimal.

3. TEORI SAMUELSON
Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik, yaitu :
non exclusionary dan non rivalry, tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat mencapai
kondisi Pareto Optimal atau tingkat kesejahteraan  masyarakat yang optimal.
 Kurva indeferens R dan S dengan mengambil R sebagai patokan kesejahteraan.
 Asumsi bila Barang public oL1 maka barang swasta  sebanyak T
 Dari LR1 diketahui jika R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak 0T1, jadi sisa
barang yang ada yakni 0T-0T1=0T6 akan dikonsumsi S.
 Asumsi barang public oL2 maka barang swasta sebesar oT3 ,maka R akan berkurang
kesejahteraannya,
 maka R harus mengkonsumsi barang swasta sebanyak oT4 sehingga yang tersedia bagi S
sebanyak oT7= oT3-oT4.
 Jika itu dilakukan akan menunjukkan kurva DGF pada panel C, yaitu kurva yg
menunjukkan kombinasi barang public dan swasta yg tersedia bagi S dengan kondisi
kesejahteraan R tidak berubah.

KELEMAHAN
1. Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih
dan tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.
2. Samuelson menunjukkan kondisi pareto optimal  tapi kita tidak tahu akan menunjukkan
pebaikan atau penurunan  kesejahteraan sseluruh masyarakat.
3. Konsumen secara terus terang mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang public
dan kesukaan mereka inilah yang menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilka
barang public.
4. Barang public yg dibahas mempunyai sifat kebersamaan yaitu barang public yang dipakai
oleh konsumen dalam jumlah yg sama.

4. TEORI ANGGARAN
1. Didasarkan pada analisa dimana setiap orang membayar atas penggunaan barang-barang
public dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga untuk barang-barang
swasta.
2. Hasil analisis teori ini lebih sesuai dengan kenyataan karena bertitik tolak pada distribusi
pendapatan awal diantara individu-individu dalam masyarakat dan dapat digunakan untuk
menentukan beban pajak.
3. Garis anggaran adalah A dan B,persinggungan di ttik F.
4. Bila A mengkonsumsi barang publik sebesar Go dengan penghasilan 0M0,dan A
mengkonsumsi barang swasta sebesar MM0, sehingga B akan mengkonsumsi barang
swasta sebanyak CC0-MM0=NN0
5. Bila A merubah garis anggarannya, maka A akan mengkonsumsi barang public sebesar
G1 dan barang swasta sebesar MM1 dan B akan konsumsi barang swasta sebesar CC1-
MM1=NN1
6. NJ adalah barang swasta yang tersedia untuk inddividu B, B akan mencapai nilai
optimum mengkonsumsi barang public dan swasta dititik Q.
7. MV adalah barang swasta yang tersedia untuk A. Sehingga A berada pada tingkat
keseimbangan konsumen di titik F dan total produksi di titik E.

KELEMAHAN
Digunakannya kurva indeferens sebagai alat analisis yang baik dari segi teori akan tetapi
kurang bermanfaat untuk aplikasi penggunaannya dalam kenyataan sehari hari.
REVIEW 3 JURNAL
Jurnal 1 :
BARANG PUBLIK DAN EKSTERNALITAS
PADA ERA OTONOMI DAERAH
Barang publik merupakan barang yang tersedia untuk semua orang dan bersifat noneksklusif.
Dengan kata lain tidak ada persaingan yang terjadi diantara aktor-aktor yang mencoba untuk
mengakses barang publik tersebut. Lebih jauh dalam tulisannya tersebut diuraikan bahwa barang
publik dibayar atau disediakan melaui hasil pungutan pajak dan pinjaman yang dilakukan
pemerintah. Selain itu harganya bisa dinyatakan dalam tingkat pajak (taxation) yang diperlukan
untuk membiayai produksi barang-barang tersebut. Sedangkan barang privat dibayar melalui
sistem harga yang berlaku di pasar.
Secara makro dapat dikemukakan bahwa barang publik (public goods) adalah barang atau jasa
yang tersedia untuk semua orang. Pola penjelasan seperti ini memang cukup mudah untuk
dipahami, hanya saja tidak cukup membantu manakala kita diminta untuk menjelaskan secara
detail bagaimana karakteristik barang publik itu sesungguhnya serta apa yang membedakannya
dari barang privat.

Jurnal 2 :
KEBIJAKAN BARANG PUBLIK UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Pemahaman barang publik dari sudut
pandang kajian ekonomi merupakan masalah mikro
ekonomi. Mikro ekonomi bercerita tentang distribusi
produksi, alokasi dan konsumsi barang. Teori Pigou
berpendapat, barang publik harus disediakan sampai
suatu tingkat di mana kepuasan marginal akan barang
publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan
pajak yang dipungut untuk membiayai barang publik
Pemahaman barang publik dari sudut
pandang kajian ekonomi merupakan masalah mikro
ekonomi. Mikro ekonomi bercerita tentang distribusi
produksi, alokasi dan konsumsi barang. Teori Pigou
berpendapat, barang publik harus disediakan sampai
suatu tingkat di mana kepuasan marginal akan barang
publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan
pajak yang dipungut untuk membiayai barang publik.
Pemahaman barang publik dari sudut pandang kajian ekonomi merupakan masalah mikro
ekonomi. Mikro ekonomi bercerita tentang distribusi produksi, alokasi dan konsumsi barang.
Teori Pigou berpendapat, barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat di mana kepuasan
marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan pajak yang dipungut
untuk membiayai barang publik.
Teori-teori tersebut memberikan penjelasan tentang barang publik dengan memandang
dari sudut pandang penyediaan, kepuasan, harga pasar, cara pembayaran, karakteristik barang.
Barang publik, istilah yang sering digunakan untuk jenis barang serupa dengan pertahanan
nasional
Jurnal 3:
KEBIJAKAN BARANG PUBLIK UNTUK KESEJAHTERAAN RAKYAT
Kegagalan pasar akan berdampak pada penyediaan barang publik, faktor eksternalitas,
monopoli akan memberikan efek dalam pengelolaan dan penyediaan. Kegagalan pasar akan
membuat setiap pemerintahan dengan berbagai kebijakan untuk dapat menjamin ketersediaan
barang publik. Pada sisi lain kekurangan anggaran pada sebuah negara dan sumber daya manusia
akan memungkinkan keikutsertaan swasta dalam penyediaan dan pengelolaan barang publik
dengan pola-pola kerjasama saling menguntungkan. Barang publik, akan menjadi bermanfaat
apabila dapat disediakan dan dinikmati walaupun beberapa argumentasi menjelaskan
ketersediaan barang publik dapat mengurangi angka kemiskinan pada suatu negara. Barang
publik yang tersedia menjadi cerminan masyarakat sebuah negara sejahtera atau tidak. Dari sisi
kebijakan, pola penyediaan barang publik harus berpihak kepada kepentingan rakyat,
mengurangi privatisasi barang publik, dan dukungan pemerintah melalui peraturan yang tegas
terhadap praktek monopoli kartel pada barang publik. Upaya lainnya untuk mengembalikan
kepercayaan publik pada pemerintah dapat dilakukan dengan cara meminimalisir angka praktek
korupsi, mengimplementasikan tata kelola pemerintah yang baik, pemerataan berkeadilan dalam
pendistribusian barang publik. Selain itu, pengelolaan barang publik oleh swasta yang telah
berjalan harus berkurang secara perlahan dan dikembalikan pengelolaannya pada negara.

Anda mungkin juga menyukai