Anda di halaman 1dari 3

Barang Normal, Barang Inferior dan Barang Giffen (+Contoh)

Barang Normal
Dalam ilmu ekonomi, barang normal adalah semua barang yang permintaannya akan bertambah
ketika pendapatan masyarakat bertambah (yang juga berarti bahwa barang tersebut memiliki
elastisitas permintaan positif. Istilah normal tidak merujuk pada kualitas barang tersebut.

Menurut kurva indiferensi, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap
ketika pendapatan masyarakat bertambah.

Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah barang normal karena jumlah barang yang
diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X
adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun dari X1 ke X2 ketika pendapatan
masyarakat bertambah.

Barang Inferior
Barang inferior adalah barang yang jumlah permintaannya akan turun seiring dengan peningkatan
pendapatan masyarakat. Salah satu contoh barang inferior adalah sandal jepit. Ketika tingkat
pendapatan masyarakat rendah, tingkat permintaan terhadap barang tersebut akan tinggi. Namun
ketika tingkat pendapat masyarakat meningkat, permintaan atas barang tersebut akan turun karena
masyarakat meninggalkannya dan memilih untuk membeli sandal lain yang lebih berkualitas
meskipun dengan harga yang lebih mahal.

Menurut kurfa indifferen, jumlah permintaan suatu barang bisa bertambah, berkurang, atau tetap
ketika pendapatan masyarakat bertambah. Digambarkan dalam diagram di bawah: barang Y adalah
barang normal karena jumlah barang yang diminta meningkat dari Y1 ke Y2 seiring dengan kenaikan
pendapatan (BC1 ke BC2). Barang X adalah barang inferior karena jumlah barang yang diminta turun
dari X1 ke X2 ketika pendapatan masyarakat bertambah.
Barang Giffen
Salah satu barang yang bertentangan dengan hukum permintaan,
semakin tinggi harga barang giffen, jumlah yang diminta akan
semakin tinggipula. Sebaliknya jika harga barang giffen rendah, permintaannya akan turun

Contoh dari barang jenis ini adalah makanan pokok berkualitas rendah ( Staple food ) seperti
singkong, gaplek, dan sebagainya. Permintaan akan barang giffen ini didorong oleh kemiskinan yang
membuat konsumen tidak mampu membeli barang yang lebih berkualitas

Barang Giffen adalah barang yang apabila harganya turun justru permintaannya ikut turun dan
naiknya harga barang giffen justru menaikkan jumlah barang yang diminta.

Contoh barang giffen adalah Pakaian yang dijual oleh penjual pakaian bekas, apabila harga pakaian
bekas tersebut rendah/ turun permintaan akan barang tersebut turun juga karena asumsi di
masyarakat dengan harga yang rendah berarti mutu pakaian tersebut juga rendah dan sebaliknya
apabila harganya naik/ tinggi berarti mutu dari pakaian bekas tersebut juga tinggi / baik sehingga
permintaan dari konsumen juga tinggi.

Dinamakan setelah Robert Giffen (1837-1910), baik yang permintaan meningkat seiring dengan
meningkatnya harga. Tetapi barang tersebut tidak mungkin ada di dunia nyata.
Giffen adalah nama ekonom yang menemukan bukti bahwa ada konsumen yang meningkatkan
permintaannya meskipun harga barang tersebut naik.

intinya, barang giffen itu termasuk barang inferior (= barang yg klo pendapatan kita naik, permintaan
akan barang tersebut akan turun. contohnya dulu makan singkong, karena pendapatan naik,
konsumsi singkong berkurang dan lebih memilih konsumsi beras).

Yang special, dalam barang giffen, harga barang tersebut berperan.


sekarang jarang bgt ada barang giffen krn paling ga beberapa kondisi spt barang pengganti harus
sedikit, dan persentasi pendapatan seseorang untuk konsumsi barang giffen besar (tapi tetap ada
konsumsi barang normal).
menurut Alfred Marshall: "Meningkatnya harga roti akan menguras pendapatan keluarga miskin,
sehingga mereka terpaksa membatasi konsumsi daging; dan karena roti tetap menjadi yg termurah
yg bisa mereka konsumsi, maka konsumsi roti akan meningkat."

Anda mungkin juga menyukai