Anda di halaman 1dari 7

1

PEMBAHASAN
TEORI BARANG PUBLIK

1. TEORI ERICK LINDAHL


Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran masing-
masing konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetapi berupa presentase dari total
biaya penyediaan barang publik. Dan hal ini didasarkan pada anggapan bahwa dalam
ekonomi hanya ada dua konsumen, yaitu konsumen A dan B. Analisa Lindahl didasarkan
pada analisa kurva indifference dengan anggaran tetap yang terbatas (fixed budget costrains).
Teori pengeluaran pemerintah yang dikemukakan oleh Lindahl adalah teori yang sangat
berguna untuk membahas penyediaan barang publik yang optimum dan secara bersamaan
juga membahas mengenai alokasi pembiayaan barang publik antara anggota masyarakat.

Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai
barang publik tanpa membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan
oleh sektor swasta. Selain itu kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen.
Sifat barang publik tidak dapat dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu
juga yang bersedia menunjukan prefrensinya terhadap barang publik. Kritikan lainya
ialah teori ini hanya melihat penyediaan barang publik saja tanpa memperhitungkan
jumlah barang swasta yang seharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai
kesejahteraan optimal.
Erik Robert Lindahl termasuk dalam salah satu anggota dari sekolah Stockholm,
dia juga adalah penganut teori Knut Wicksell. Pria ini bukanlah mahasiswa dari
Wicksell dan memperoleh gelar di Lund.
Banyak hal yang telah di gagas oleh Lindahl, termasuk metode pembiayaan
barang untuk publik di sesuaikan dengan manfaat dari para individu. Harga yang di
berikan untuk setiap konsumen diatur sesuai dengan manfaat yang di butuhkan oleh
konsumen tersebut. Lindahl menamakan ini sebagai Hanya Pajak karena sesuai dengan
prinsip keadilan horizontal dan ekuitas distribusi milik Aritoteles yang mengemukakan
bahwa pajak barang milik publik akan di tetapkan sesuai dengan manfaatnya. Metode
ini di usulkan Lindahl pada tahun 1919. Lindahl juga mengembangkan teori Neo
Walrasian. Dia juga berusaha keras menyelesaikan teori konsep urutan waktu dan
keseimbangan waktu pada tahun 1929 hingga 1930.
2

Teori Lindahl yang di sebutnya Hanya Pajak menjadikan sebuah solusi akan harga
barang publik dan ini merupakan sebuah prestasi. Teori ini di lanjutkan ke dalam
ekonomi modern oleh Duncan Foley pada tahun 1970.

2. TEORI SMUELSON
Samuelson menyatakan bahwa adanya barang yang mempunyai dua karakteristik, yaitu ; non-
exclusionary dan non-rivarly, tidaklah berarti bahwa perekonomian tidak dapat mencapai
kondisi Pareto Optimal atau tingkat kesejahteraan masyarakat yang optimal.
3

Diagram 5 Teori Samuelson

Diagram diatas menjelaskan konsumsi antara barang swasta dan barang publik
antara 2 individu. TP adalah kurva yang menunjukan ketersediaan barang publik
berbanding dengan barang swasta. Kurva indiferen R dan S, dimana kita mengambil R
sebagai patokan kesejahteraan. Asumsi jika barang publik yang tersedia hanya sebanyak
L1, maka barang swasta yang tersedia adalah sebanyak T1. Dari kurva indiferen LR1
dapat diketahui jika R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak T2. Sehingga sisa
barang yang ada yakni T1-T2=T3 akan dikonsumsi oleh S. Dengan asumsi yang sama
jika barang publik yang tersedia adalah sebanyak L2 maka R akan mengkonsumsi
barang swasta sebanyak T5 dan S akan engkonsumsi sebanyak T4 -T5=T6. Titik
pertemuan antara indiferen R dengan kurva barang publik membuat S tidak menikmati
barang swasta. Titik-titik yang merupakan konsumsi barang swasta S disatukan akan
membentuk kurva DGD dimana kurva ini bersinggungan dengan indiferen S di titik G.
Asumsi merubah indiferen R dan S. Dengan proses yang sama terciptalah konsumsi
barang swasta yang baru. Dan terciptalah konsumsi barang swasta S yang baru.
4

Diagram 6 Fungsi Kemungkinan Kepuasan

Diagram diatas adalah perbandingan kesejahteraan antara R dan S. BM adalah kurva


kesejahteraan. Saat R mempunyai kesejahteraan sebesar M1 maka S mempunyai
kesejahteraan sebesar B1. Kesejahteraan bergeser dari D ke W, sehingga kesejahteraan R
berkurang dan kesejahteraan S bertambah.

Kelemahan dari teori Smuelson adalah:

Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan
tingkat kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.

Smuelson menunjukkan tercapainya kondisi Pareto optimal akan tetapi kita tidak tahu apakah
perpindahan dari D ke W pada diagram diatas menunjukkan perbaikan atau penurunan
kesejahteraan seluruh masyarakat.

Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus terang
mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan mereka inilah yang
menjadi dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Yang menjadi persoalan
dalam penentuan jumlah barang publik yang akan disediakan oleh pemerintah adalah
bagaimana pemerintah memungut pembayaran dari konsumen barang publik.

Barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat kebersamaan, yaitu barang
publik yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yang sama.

3. TEORI ANGGARAN
Pada teori ini, diterangkan bahwa penyediaan barang-barang publik melalui
anggaran. Teori anggaran didasarkan pada suatu analisa di mana setiap orang membayar
5

penggunaan barang publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga
untuk barang-barang swasta. Teori ini merupakan teori yang analisa penyediaan barang
publik sesuai dengan kenyataan, hal ini dikarenakan bertitik tolak pada distribusi
pendapatan awal di antara individu-individu dalam masyarakat dan teori ini juga dapat
digunakan untuk menentukan beban pajak diantara para konsumen untuk membiayai
pengeluaran pemerintah. Adapun kelemahan teori ini adalah digunakannya kurva
indiferens sebagai alat analisis, dimana alat ini kurang bermanfaat untuk diaplikasikan
penggunaannya dalam kenyataan sehari-hari.
Pada dasarnya semua analisis dalam teori yang telah dijelaskan diatas
menggunakan kurva permintaan atau kurva indiferens yang dalam pelaksanaannya tidak
dapat dilakukan pengukuran secara empiris. Oleh karena itu teori ekonomi dianggap
tidak mampu dalam memecahkan masalah alokasi sumber-sumber ekonomi untuk
menghasilkan barang publik dan swasta secara empiris, sehingga dalam pemecahannya
dapat dilakukan dengan proses politik yaitu melalui voting, namun voting juga tidak
dapat memberikan pemecahan masalah dengan tepat kecuali masyarakat memiliki suatu
preferensi yang identik sehingga dapat dicapai suatu hasil secara aklamasi. Aklamasi
merupakan suatu pemungutan suara dimana 100 persen orang setuju diadakannya suatu
proyek merupakan cara yang paling baik. Aklamasi ini dapat melindungi golongan
minoritas dalam suatu masyarakat. Dengan aklamasi kepentingan suatu minoritas juga
akan terjamin, namun cara aklamasi ini sangat sulit untuk dapat mencapai suatu
keputusan, terutama jika jumlah pemungut suara dalam jumlah yang besar sekali.
6

Diagram 7 Teori Alokasi Barang Publik Melalui Anggaran


Garis tegak adalah penghasilan, sedangkan garis datar adalah barang publik (G).
CG adalah kurva kemungkinan produksi. Garis anggaran adalah A dan B.
Persinggungan anggaran A dengan kurva indiferren berada di titik F. Sehingga A akan
mengkonsumsi barang publik sebesar G0 dengan penghasilan OM0. Dan A akan
mengkonsumsi barang swasta sebesar MM0, sehingga B akan mengkonsumsi barang
swasta sebanyak CC0-MM0=NN0. Apabila A merubah garis anggarannya. Maka A akan
mengkonsumsi barang publik sebesar G1. Sehingga A akan mengkonsumsi barang
swasta sebesar MM1 dan B akan mengkonsumsi barang swasta sebesar CC1-
MM1=NN1. NJ adalah barang swasta yang tersedia untuk individu B. Dan B akan
mencapai nilai optimum mengkonsumsi barang publik dan swasta dititik Q. MV adalah
barang swasta yang tersedia untuk A. Sehingga A berapa pada tingkat keseimbangan
konsumen di titik F, dan total produksi berada di titik E.
DAFTAR PUSTAKA

Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai