Pendahuluan
Sektor jasa merupakan sektor yang semakin memegang peranan besar dan penting di
banyak negara, termasuk Indonesia. Saat ini sektor-sektor jasa menyumbangkan lebih dari
45% nilai tambah perekonomian dan menyerap lebih dari 35% tenaga kerja. Tetapi lebih dari
itu, peran penting sektor jasa dalam perekonomian bukan hanya bersumber dari dampak
langsung sektor jasa melalui proporsinya terhadap PDB atau statistik tenaga kerja, tetapi
juga dari perannya sebagai input antara dan enabler bagi seluruh aktivitas perekonomian.
Tantangan transformasi global telah mengubah karakter profesi jasa di masa mendatang.
Hal ini yang menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pembangunan. Perlu strategi dan
upaya untuk menghadapi tantangan di masa depan, memperkuat sinergi antara regulator,
tenaga kerja, dan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
BAB II
Hasil Kajian/Telaah dan Pembahasan
Sektor jasa berperan tidak hanya sebagai salah satu sektor produksi dan penyerap
tenaga kerja, tetapi lebih penting lagi sebagai katalis, input antara dan enabler dalam
aktivitas dan pembangunan ekonomi.
Persaingan yang sehat dapat memperbaiki kinerja sektor jasa dan mendorong penyedia
jasa menjadi lebih efisien. Ini terkait dengan reformasi regulasi yang menciptakan
lingkungan usaha yang lebih mendorong persaingan sehat. Diperlukan badan regulasi yang
independen ataupun bebas terhadap berbagai kepentingan yang ada, terutama bebas dari
kepentingan-kepentingan di dalam pemerintah itu sendiri, untuk tiap-tiap sektor jasa.
Menurut ahli ekonomi dunia, Philip Kotler (2015), jasa memiliki 4 sifat atau karakteristik
pokok yang unik. 4 karakteristik jasa yang membedakan dengan produk barang fisik
tersebut adalah:
Para konsumen dewasa ini semakin kritis dan sangat peduli dengan keragaman yang
tinggi ini. Mereka cenderung meminta rujukan dari orang lain sebelum memutuskan
jasa mana yang akan dipilih. Ini menjadi tantangan bagi wirausahawan di bidang
jasa untuk menjaga standard mutu pelayanan jika tak ingin disalip oleh pesaing.
Para praktisi bisnis, terutama yang menganut paham street enterpreneur sering
mengabaikan pengetahuan dasar tentang karakteristik jasa atau barang yang dijual.
Mereka menganggapnya hanya sekedar teori untuk konsumsi kaum akademisi saja.
Padahal dengan mengenali sifat atau karakteristik jasa sangat penting sebagai dasar
dalam menyusun desain program pemasaran yang tepat sasaran.
Para praktisi bisnis, terutama yang menganut paham street enterpreneur sering
mengabaikan pengetahuan dasar tentang karakteristik jasa atau barang yang dijual. Mereka
menganggapnya hanya sekedar teori untuk konsumsi kaum akademisi saja. Padahal dengan
mengenali sifat atau karakteristik jasa sangat penting sebagai dasar dalam menyusun desain
program pemasaran yang tepat sasaran.
Peningkatan pesat sektor jasa terjadi sejak 2012. Pada tahun 2018 sektor jasa telah
memberikan sumbangan sebesar 59 persen dalam produk domestik bruto (PDB). Padahal
Indonesia masih tergolong sebagai negara berpendapatan menengah-bawah (lower-middle
income) yang pada umumnya masih bertumpu pada sektor penghasil barang (pertanian,
kehutanan dan perikanan; pertambangan dan penggalian; dan industri manufaktur).
Sejalan dengan peningkatan peranan sektor jasa dalam perekonomian, penduduk yang
bekerja di sektor jasa pun semakin meningkat dan telah melampaui penduduk yang bekerja
di sektor penghasil barang, masing-masing 55 persen dan 45 persen. Keperkasaan sektor jasa
kian mencolok dalam penyerapan kredit perbankan. Pada tahun 2018, kredit perbankan
konvensional ke sektor jasa mencapai 73 persen dari keseluruhan kredit perbankan kapada
pihak ketiga. Sektor jasa pun sudah dominan dalam hal nilai kapitalisasi saham di Bursa
Efek Indonesia (BEI), yaitu 57 persen.
Oleh karena itu pula wajar jika sektor jasa telah menjadi penyumbang penerimaan pajak
yang lebih besar ketimbang sektor penghasil barang, masing-masing 62 persen dan 38
persen.
Kualitas jasa adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang
harus dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat dari penampilan produk atau
kinerja merupakan bagian utama strategi perusahaan dalam rangka meraih keunggulan
yang berkesinambungan, baik sebagai pemimpin pasar ataupun strategi untuk terus
tumbuh. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang
diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan keinginan
pelanggan.
1. Tangibles (bukti fisik); meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana
komunikasi serta kendaraan operasional. Dengan demikian bukti langsung/wujud
merupakan satu indikator yang paling konkrit. Wujudnya berupa segala fasilitas
yang secara nyata dapat terlihat.
2. Reliability (kepercayaan); merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera dan memuaskan. Menurut Lovelock, reliability to perform
the promised service dependably, this means doing it right, over a period of time.
Artinya, keandalan adalah kemampuan perusahaan untuk menampilkan pelayanan
yang dijanjikan secara tepat dan konsisten. Keandalan dapat diartikan mengerjakan
dengan benar sampai kurun waktu tertentu. Pemenuhan janji pelayanan yang tepat
dan memuaskan meliputi ketepatan waktu dan kecakapan dalam menanggapi
keluhan pelanggan serta pemberian pelayanan secara wajar dan akurat.
3. Responsiveness (daya tanggap); yaitu sikap tanggap pegawai dalam memberikan
pelayanan yang dibutuhkan dan dapat menyelesaikan dengan cepat. Kecepatan
pelayanan yang diberikan merupakan sikap tanggap dari petugas dalam pemberian
pelayanan yang dibutuhkan. Sikap tanggap ini merupakan suatu akibat akal dan
pikiran yang ditunjukkan pada pelanggan.
4. Assurence (jaminan); mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat
dapat dipercaya yang dimiliki pegawai, bebas dari bahaya, risiko dan keragu-raguan.
Jaminan adalah upaya perlindungan yang disajikan untuk masyarakat bagi
warganya terhadap resiko yang apabila resiko itu terjadi akan dapat mengakibatkan
gangguan dalam struktur kehidupan yang normal.
5. Emphaty (empati); meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan. Empati merupakan individualized
attention to customer. Empati adalah perhatian yang dilaksanakan secara pribadi
atau individu terhadap pelanggan dengan menempatkan dirinya pada situasi
pelanggan.
Rendahnya jumlah pertumbuhan rata-rata sektor jasa dibanding negara ASEAN lainnya
antara lain disebabkan adanya jarak yang cukup besar antara jasa dan perdagangan. Seperti
yang diketahui, sektor jasa saat ini bisa menjadi komoditas yang mampu diperdagangkan.
Apalagi di era global sekarang ini mengakibatkan adanya kemungkinan sektor ini
diperjualbelikan untuk pasar domestik dan internasional. Oleh sebab itu, menjadikan sektor
jasa menjadi lebih bernilai dan punya nilai tambah sangat diperlukan oleh Indonesia.
Adapun strategi yang dilakukan dalam rangka pembangunan sektor jasa di Indonesia
adalah sebagai berikut: