Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH EKONOMI MANAJERIAL

“PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KETIDAKPASTIAN”

Dosen Pembimbing : Paolinus Hulu, SE., MM.

Disusun Oleh:

Kelompok VI

1 Abdul Cholid (2020102029)

2. Budi Dermawansyah (2020102054)

3. Irenia Ayu Ningrum (2020102009)

4. Ranita Noviani (2020102157)

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Selain itu, kami
ucapkan terima kasih kepada Bapak Paolinus Hulu, SE ., MM selaku dosen
pengampu mata kuliah Ekonomi Manajerial yang telah memberikan bimbingan dan
arahan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

Meskipun demikian, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Dengan
segala kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan dari
para pembaca demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan makalah dimasa
yang akan datang. Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu
kemanfaatan bagi penyusun dan para pembaca serta referensi bagi penyusun makalah
yang senada di waktu yang akan datang.

Tangerang, 08 Juli 2023

(Penyaji)
Kelompok VI

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................6
1.1 Pengertian Risiko............................................................................................................6
2.2 Mengukur Risiko.............................................................................................................6
2.3 Cara Mengatasi Risiko.....................................................................................................7
2.4 Sikap Terhadap Risiko.....................................................................................................8
2.5 Ketidakpastian, Probabilitas, dan Nilai Harapan...........................................................10
2.6 Langkah-langkah Pengambilan Keputusan...................................................................14
2.7 Teknik Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian................................................17
2.8 Contoh Nyata dari Analisis Risiko, Ketidakpastian, Pengambilan.................................19
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................22
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23

3
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam teori ekonomi kita sering mengabaikan dua masalah pokok yang sering
terjadi dalam dunia nyata, yaitu masalah ketidakpastian dan ketidak sempurnaan
informasi. Biasanya kita selalu menganggap bahwa harga, biaya, penerimaan, laba,
dan sebagainya diketahui dengan pasti. Contoh, dalam pembuatan keputusan
produksi, kita menganggap bahwa suatu perusahaan telah mengetahui secara pasti
harga-harga input-output. Tetapi hal tersebut sangatlah jarang sekali terjadi.
Permintaan dan penawaran output selalu berfluktuasi sepanjang waktu.

Masalahnya sekarang adalah bagaimana cara membuat keputusan produksi dan


konsumsi dalam kondisi ketidakpastian? Cakupan ketidakpastian ini dalam teori
ekonomi sangat luas, sehingga tidak mungkin dijelaskan hanya dalam satu bagian
saja. Oleh karena itu kita hanya akan membahas beberapa yang fundamental, dimana
kondisi ketidakpastian akan kita lihat hanya satu periode. Masalah kedua adalah
ketidak sempurnaan informasi. Masalah ini berhubungan dengan ketidakpastian,
tetapi masih bisa dibedakan. Kita mengasumsikan bahwa konsumen, produsen,
pekerja dan sebagainya mempunyai informasi yang lengkap mengenai pilihan-pilihan
yang cocok buat mereka.

Tetapi kenyataannya tidak begitu. Konsumen harus mencari harga yang paling
rendah. Pekerja harus mencari informasi tentang pekerjaan alternatif. Semua
persoalan tersebut disebut ekonomi informasi. lnformasi itu sendiri merupakan suatu
komoditi yang hanya bisa diperoleh dengan mengeluarkan biaya. Ada suatu ketika
konsumen berhenti mencari harga yang rendah atau pekerja berhenti mencari
pekerjaan alternatif karena tingginya biaya yang harus dikeluarkan, sehingga hal
tersebut menjelaskan kenapa produk yang sama dijual dengan harga yang berbeda.
Dan pekerja yang memiliki kualifikasi yang sama dengan gaji berbeda.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari risiko?
2. Bagaimana cara mengukur resiko?
3. Bagaimana cara mengatasi resiko?
4. Bagaimana sikap terhadap resiko?
5. Apa yang dimaksud dengan ketidakpastian, probabilitas, dan nilai harapan?
6. Bagaimana langkah langkah dalam pengambilan keputusan?
7. Bagaimana teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian?
8. Bagaimana contoh nyata dari analisis resiko, ketidakpastian, pengambilan
keputusan?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Mengatahui definisi dari resiko
2. Mengatahui cara mengatur resiko
3. Mengatahui cara mengatasi resiko
4. Mengatahui sikap terhadap resiko
5. Mengetahui pengertian dari ketidakpastian, probabilitas, dan nilai harapan
6. Mengetahui langkah langkah dalam pengambilan keputusan
7. Mengetahui teknik pengambilan keputusan dalam ketidakpastian
8. Mengatasi atau mengatahui bagaimana contoh nyata dari analisis resiko,
ketidakpastian, pengambilan keputusan dalam kehidupan nyata

5
BAB 2 PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Risiko


Menurut Frank Knight yang dikutip dalam Robison dan Barry (1987),
risiko menunjukkan peluang terhadap suatu kejadian yang dapat diketahui oleh
pembuat keputusan yang didasarkan pada data historis dan pengalaman selama
mengelola kegiatan usaha. Risiko juga menunjukkan peluang terjadinya
peristiwa yang menghasilkan pendapatan di atas atau di bawah rata-rata dari
pendapatan yang diharapkan. Sementara itu, Debertin (1986) menyatakan
bahwa kejadian berisiko adalah kejadian dimana peluang dan hasil dari
kejadian tersebut dapat diketahui oleh pembuat keputusan. Risiko dapat pula
diartikan sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan. Menurut M, risiko
merupakan peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga risiko
hanya terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta
berkaitan dengan kemampuan memperkirakan terjadinya hasil negatif tersebut.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, akan tetapi terdapat perbedaan
mendasar antara risiko dan ketidakpastian. Menurut Robison dan Barry (1987),
risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan dan akan
memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian, sedangkan
ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejadian yang tidak dapat
diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputusan. Djohanputro (2006)
menyatakan risiko sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat
probabilitas kejadiannya. Menurut Kountur (2004) ketidakpastian ini terjadi
akibat kurangnya atau tidak tersedianya informasi yang menyangkut apa yang
akan terjadi. Ketidakpastian yang dihadapi oleh perusahaan dapat berdampak
merugikan atau menguntungkan. Apabila ketidakpastian yang dihadapi
berdampak menguntun gkan maka disebut dengan istilah kesempatan
(opportunity), sedangkan ketidakpastian yang berdampak merugikan disebut
sebagai risiko.

6
2.2 Mengukur Risiko
Besar kecilnya risiko dapat diukur dengan konsep statistik, yaitu teori
probabilitas (Pi). Probabilitas adalah peluang timbulnya kejadian antara 0 ≤ P ≤ l,
maksudnya adalah masalah ketidakpastian dicoba untuk dapat diukur atau
dikuantifisir dengan suatu konsep probabilitas (probability, kemungkinan).
Probabilitas (P) dinyatakan dalam angka-angka 0 sampai 1. Probabilitas (P) = 0,
artinya suatu peristiwa atau kejadian mempunyai kemungkinan terjadi 0% atau
dengan kata lain peristiwa itu tidak mungkin terjadi. Di lain pihak, apabila suatu
peristiwa atau kejadian dinyatakan probabilitasnya (P) = 1, berani bahwa peristiwa
atau kejadian itu 100% pasti terjadi. Jenis kejadian (event) menurut probabilitas
adalah:

a. Kejadian yang pasti terjad i (certainly event) bila Pi= 1


b. Kejadian yang tidak mungkin terjadi (impossible event) bila Pi=O
c. Kejadian yang mungkin terjadi (possible event) bila 0 ≤ P ≤ l

2.3 Cara Mengatasi Risiko


Risiko adalah kejadian yang tidak diinginkan merupakan bagian dari
kehidupan yang dapat terjadi tetapi tidak selalu dapat dihindari. Beberapa cara yang
biasanya dipakai dalam menghadapi risiko.

 Menghindari risiko (avoiding risk) yaitu menghindari penyebab timbulnya


risiko. Menghindari risiko merupakan strategi yang sangat penting, strategi
ini merupakan strategi yang umum digunakan untuk menangani risiko.
Dengan menghindari risiko, kontraktor dapat mengetahui bahwa
perusahaannya tidak akan mengalami kerugian akibat risiko yang telah
ditafsir. Di sisi lain, kontraktorjuga akan kehilangan sebuah peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang mungkin didapatkan dari asumsi risiko
tersebut.

7
Contohnya: seorang kontraktor yang ingin menghindari risiko politik dan
finansial berkaitan dengan proyek pada negara dengan kondisi politik yang
tidak stabil, dapat menolak melakukan tender proyek pada negara tersebut.
Namun demikian, apabila kontraktor tersebut menolak untuk melakukan
tender, maka kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari proyek
tersebut juga ikut menghilang.

 Mengurangi risiko (reducing risk) yaitu memperkecil kemungkinan atau


probabilitas untuk terjadinya risiko tersebut atau memperkecil kerugian atau
akibat risiko yang mungkin terjadi. Dengan strategi seperti itu, risiko dapat
ditahan dengan berbagai cara, tergantung pada filosofi, Alternatif strategi yang
kedua adalah mencegah risiko dan mengurangi kerugian. Strategi ini secara
langsung mengurangi potensi risiko kontraktor dengan 2 cara, yaitu: (I )
Mengurangi kemungkinan terjadinya risiko. (2) Mengurangi dampak
finansial dari risiko, apabila risiko tersebut benar benar terjadi.

Contohnya: pemasangan alarm atau alat anti maling pada peralatan di


proyek, akan mengurangi kemungkinan terjadi nya pencurian. Sebuah gedung
yang dilengkapi dengan sprinkler system, akan mengurangi dampak
finansial, apabila gedung tersebut mengalami kebakaran.

 Mengasuransikan risiko (shifting the risk into an insurance company) yaitu


memindahkan risiko yang bakal terjadi keperusahaan asuransi. Asuransi
menjadi bagian penting dari program manajemen risiko, baik untuk sebuah
organisasi ataupun untuk individu. Asuransi juga termasuk di dalam strategi
transfer risiko, dimana pihak asuransi setuju untuk menerima beban finansial
yang muncul dari adanya kerugian. Secara formal, asuransi dapat
didefinisikan sebagai kontrak persetujuan antara 2 pihak yang terkait yaitu:
pengasuransi ( insured) dan pihak asuransi (insurer). Dengan adanya
persetujuan tersebut, pihak asuransi (insurer) setuju untuk mengganti rugi

8
kerugian yang terjadi (seperti yang tercantum dalam kontrak) dengan balasan,
pengasuransi (insured) harus membayar sejumlah premi tiap periodenya.

2.4 Sikap Terhadap Risiko


Seseorang yang menyukai risiko ( risk lover) selalu akan membayar dengan
nilai yang positif, seorang yang netral terhadap risiko (risk neutral) akan membayar
nol, artinya dia belum tentu akan ikut permainan ini. Seorang yang takut dengan
Risiko (risk averse) akan meminta uang untuk ikut permainan. Artinya:

o Seseorang disebut risk averter bila dia tidak bersedia ikut suatu taruhan yang
fair.
o Seseorang disebut risk neutral bila dia tidak bisa dipengaruhi untuk
menolak atau mengikuti suatu permainan taruhan yang fair.
o Seseorang disebut risk lover atau risk seeker bila dia akan senang sekali
mengikuti suatu permainan taruhan yang fair.

Fungsi utility pendapatan dari ketiga kelompok tersebut akan berbeda, hal
tersebut dapat dipecahkan dengan teori utilitas harapan (exp ected utility teory).

Contoh:

Seseorang berpendapatan 800 ribu diajak bertaruh, dia akan menerima


100 ribu dengan probalitas 1/2 & kehilangan 100 ribu dengan probalitas 1/2.
Utilitas mula-mula (initial utility) orang tersebut adalah U (800 ribu). Setelah
selesai bermain orang tersebut akan memperoleh utilitas U (700 ribu) dengan
probabilitas 1/2 & U (900 ribu) dengan probabilitas 1/2 juga. Ut ilitas yang
diharapkan adalah sebagai berikut:

U* = l/2U(700) + l/2U(900)

9
lni merupakan rata-rata tertimbang dari kemungkinan-kemungkinan
utilitas yang berbeda tersebut, akan tetapi tanpa mengikuti taruhan orang
tersebut mempunyai utilitas yang diharapkan sebesar U(800 ribu), tentu saja
probabilitas = I. Teori utilitas harapan mengatakan bahwa seseorang
akanberperilaku untuk memaksimumkan utilitas yang diharapkannya. Oleh
karena itu, dalam kasus ini ji ka U(Rp 800) > U*, maka orang tersebut tidak
akan mengikuti taruhan. Ini merupakan contoh kasus seorang yang risk
averse. Jika U(Rp 800) & U* adalah sama, orang tersebut indeferen, maka
orang tersebut bersifat risk neutral. Apabila U(Rp 800) < U*, dan orang yang
bersangkutan masih mengikuti taruhan tersebut, maka disebut risk lover.

Gambar 1. Fungsi Utilitas Untuk Berbagai Sikap Terhadap Risiko

Dalam setiap kasus, titik A berhubunan dengan U(Rp 700), titik B


berhubungan dengan U(Rp 900), & titik C merupakan titik tengah AB,
mempunyai nilai setengah dari ju mlah titik A & B, berhubungan dengan
U(Rp 800). Bagi seorang yang risk averse, titik D lebih tinggi dari titik C.
Bagi seorang risk neutral, kedua titik tersebut sama tingginya, & bagi seorang
risk lover, titik B lebih tinggi dari titik C.

2.5 Ketidakpastian, Probabilitas, dan Nilai Harapan

10
Istilah probabilitas digunakan untuk mengukur data secara kuantitatif berbagai
kemungkinan kejadian yang tidak pasti. Konsep probabilitas dibagi dua yaitu :

a. Probabilitas obyektif yang merupakan suatu konsep yang didasarkan


pada frekuensi relatif dalam ja ngka panjang .
b. Probabilitas subyektif dapat diterjemahkan dengan cara orang
bertaruh, misalkan taruhan sepak bola, dsb.

Variabel random merupakan variabel yang memiliki nilai yang tidak pasti,
tetapi mempunyai distribusi probabilitas yang diketahui, contohnya hasil dari
pertandingan sepak bola tersebut merupakan variabel random, dll. Jika
variabel random X terdiri dari X 1, X2, XJ ....... Xn dengan probabilitas p1, p2
...... pn ( ingat p1, p2 ...... Pn = I ) kemudian nilai harapan (expected value)
dari variabel random dituliskan dengan E(X), maka persamaannya adalah
sebagai berikut:

Agar lebih jelas, misalkan sebuah perusahaan tidak dapat memastikan berapa
laba yang akan diperolehnya pada tahun depan, tetapi perusahaan tersebut
yakin mempunyai suatu peluang yang sama dengan yang mereka peroleh pada
tahun ini, dan jika berubah, perubahann yapun akan sama yaitu naik Rp. 100
juta atau turun Rp. I 00 juta. Bila laba tahun ini sebesar Rp 400 juta, maka kita
dapat menghitung distribu si probabilitas laba pada tahun depan.

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 400 Jt = ½

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 300 Jt = ¼

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 500 Jt = ¼

Maka:

E (laba) = 1/2.(400) + 1/4.(300) + 1/4.(500)

11
= 200 + 75 + 125

= Rp. 400 Jt

Misalkan perusahaan tersebut memiliki bayangan mengenai investasi


alternatif yang mempunyai distribusi probabilitas laba sebagai berikut:

Probabilita s menghasilkan laba Rp. 400 Jt = ½

Probabilita s menghasilkan laba Rp. 0 Jt = ¼

Probabilitas menghasilkan laba Rp. 800 Jt = ¼

Maka:

E (laba) = 1/2.(400) + 1/4.(0) + 1/4.(800)

= 200 + 0 + 200

= Rp. 400 Jt

Jadi, dua kasus diatas sama-sama mempunyai laba yang diharapkan


sebesar Rp 400 juta , tetapi kasus yang terakhir beresiko lebih tinggi daripada
kasus sebelumnya. Oleh karena itu, kita harus mengukur resiko tersebut.
Risiko tersebut ditunjukkan oleh varian dari laba yang diharapkan.

Rumus persamaan rata-rata atau laba yang diharapkan dengan x, maka


varian V(X) dari variabel random X adalah:

V(X) = p1(x1 - x)2 + p2(x2 - x)2 + ........... + pn(xn -x:)2

Simbol M atau n (nilai mean) & varian dengan 82 maka terdapat hasil
akar dari varian disebut simpangan baku atau simbol s2 (standard deviation)
yang digunakan untuk mengukur Risiko. Dalam contoh di atas varian laba
dari kasus yang pertama adalah:
V (Laba) = ½(0)2 + 1/4(-100)2+ 1/4(100)2
= = (100)2/2

12
Dalam kasus ini, simpangan baku tersebut adalah: 100 √ 2 dengan
dituliskan 82. Dalam kasus kedua, varian labanya adalah:

V (Laba) = ½(0)2 + 1/4(-400)2+ 1/4(100)2


= = (400)2/2

Maka simpangan baku, yang merupakan akar dari 400 √ 2 , kita ganti
dengan s2.

Dalam analisis ketidakpastian tersebut, dapat menggunakan nilai


harapan dan varian dari laba, harga, biaya dsb. Biasanya perusahaan
dapat menaikkan nilai laba harapan hanya dengan melakukan investasi
yang berisiko yang lebih tinggi, yang berarti akan menaikkan varian dari
labanya. Akan tetapi, investasi yang berisiko lebih tinggi tidak selalu
menaikkan nilai laba harapan dengan tingkat yang sama dengan
risikonya. Hal tersebut dapat dilihat pada kurva laba tumbal (opportunity
profit) perusahaan.

13
2.6 Langkah-langkah Pengambilan Keputusan
Proses pembuatan keputusan merupakan inti dari setiap masalah yang dihadap
dalam dunia usaha. Secara umum , proses pengambilan keputu san dibagi menjadi 6
bagian yaitu:

1. Perumusan Masalah
Diarahkan pada usaha untuk menentukan dengan jelas batasan batasan
keputusan apa yang akan dibuat, ini mencakup alternatif-alt ernatif apa
yang ada. Pada tahap ini biasanya ditanyakan : masalah apa yang dihadapi,
siapa yang akan memutuskan, bagaimana keadaan yang melatarbelakangi

14
pengambilan keputusan, dan bagaimana pengaruhnya terhadap tujuan-
tujuan manajemen.
Keputusan-keputusan tidak dibuat dalam ruang "hampa udara",
banyak keputusan yang lahir sebagai bagian dari proses perencanaan,
sementara sebagian keputusan lainnya timbul karena adanya peluang atau
masalah baru. Oleh karena itu, pembatasan masalah merupakan suatu
prasyarat untuk permasalahan manajemen. Bagian utama dari pembatasan
masalah ini adalah pengidentifikasian latar belakang atau konteks:
keputusan sektor swasta atau pemerintah?. Pengidentifikasian konteks
pengambilan keputusan ini & siapa pengambil keputusannya merupakan
suatu langkah besar menuju pemahaman proses pemilihan keputusan.
2. Penentuan Tujuan
Tahap ini terdapat pertanyaan: apa tujuan pengambilan keputusan,
bagaimana seharusnya si pengambilan keputusan tersebut menilai hasilnya
dibandingkan dengan tujuannya, bagaimana si pengambil keputusan
tersebut ingin mencapai tujuan yang bertentangan satu sama lain. Dalam
keputusan memilih, kita harus tahu apa yang kita inginkan. Di sektor
swasta, harnpir semua keputusan ditujukan untuk mendapatkan laba
maksimum, selisih antara TR & TC. Pada sektor pemerintah tujuannya
lebih luas, pertimbangannya biasanya berdasarkan analisis/kriteria
manfaat-biaya.
Namun demikian, adanya Risiko & ketidakpastian dalam dunia nyata
kadang-kadang menyulitkan seorang pengarnbil keputusan dalam memilih
altematif keputusan. Fluktuasi ekonomi makro, adanya kebijakan baru dari
pemerintah, keadaan musim dll, semuanya membuat proses pencapaian
tujuan menjadi tidak pasti. Oleh karena itu, faktor risiko & ketidakpastian
juga harus dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan yang
biasanya dilakukan dengan teknik-teknik statistika.
3. Pencarian Alternatif

15
Terdapat pertanyaan: apa alternatif tindakan untuk pencapaian tujuan ,
variabel apa saja yang dapat kita kendalikan, apa kendala yang kita hadapi
dalam pencapaian tujuan. Setelah mengetahui apa yang diinginkan ,
tentunya akan ditanyakan apa pilihan kita. Seorang pengambil keputusan
yang ideal, akan membeberkan semua kemungkinan pilihan yang ada &
kemudian memilih satu di antaranya yang akan memberikan hasil yang
terbaik bagi pencapaian tujuannya. Tetapi mengingat kendala keterbatasan
manusia, para pengambil keputusan tidak bisa mengharapkan untuk dapat
mengidentifikasi & mengevaluasi semua kemungkinan pilihan. Biayanya
akan terlalu tinggi, namun demikian beberapa pilihan alternatif yang
paling menarik tetap ada & harus kita pilih
4. Peramalan Dampak
Pada tahap ini diamati: bagaimana konsekuensi dari setiap alternatif
pilihan, jika hasil yang diharapkan tidak pasti bagaimana sifatnya,
dapatkan informasi lebih baik diperoleh untuk meramalkan suatu hasil.
Tugas peramalan konsekuensi ini tergantung keadaannya; bisa dilakukan
secara langsung atau diabaikan sama sekali. Kadangkala, perhitungan
secara aritmatis sederhana sudah cukup, tetapi bisa juga dengan
menggunakan statistik atau ekonometrika, atau dapat dengan deterministik
jika keadaannya pasti & dengan model probabilistik jika pengambilan
keputusan dalam keadaan mengandung risiko/ketidakpastian.
5. Penentuan Pilihan
Setelah semua analisis selesai dilakukan, kita bisa menentukan pilihan
yang paling kita inginkan. Setelah seorang pengambil keputusan
menetapkan konteks permasalahan, menetapkan tujuan dan
mengidentifikasi alternatif-alternatif yang tersedia, bagaimana caranya
untuk memilih satu pilihan yang diinginkan.
Jika semua variabel dalam proses pengambilan keputusan (ex: tujuan
dan hasilnya) bisa dikuantifikasikan, maka kita dapat menggunakan

16
beberapa metode tertentu untuk menetapkan keputusan yang paling
optimal. Metode-metode tersebut antara lain: analisis marginal,
programasi linier, pohon keputusan (decision trees), analisis manfaat
biaya, dsb. Pendekatan ini tidak saja penting untuk perhitungan keputusan
optimal tapi juga untuk mengetahui mengapa keputusan tersebut optimal.
6. Analisis Sensitivitas
Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan: bagaimana sifat dari
masalah yang menentukan pilihan tindakan yang optimal tersebut ,
bagaimana pengaruh perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap
keputusan yang optimal yang diambil, apakah pilihan tersebut peka
terhadap perubahan-perubahan variabel ekonomi utama yang terabaikan
oleh si pengambil keputusan tersebut.
Dalam menyelesaikan suatu masalah, penting bagi kita untuk
memahami dan mampu menjelaskan kepada orang lain mengapa kita
memilih keputusan tersebut. Pilihan tersebut tidak lahir begitu saja.
Pilihan tersebut tergantung pada tujuan yang dipilih, cara perumusan
masalah, metode dan peramalan hasilnya. Oleh karena itu, analisis
sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan
berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah. Analisis sensitivitas ini
mempunyai beberapa kegunaan yaitu:
a. Memberikan faktor-faktor kunci dalam permasa lahan yang
mempen garuhi keputu san.
b.Menulusuri perubahan-perubahan variabel yang tidak diyakini
manajer tersebut.
c. Menghasilkan solusi dalam kasus proses pengulangan
pengambilan keputusan jika keadaan-keadaan tertentu dimodifikasi.

2.7 Teknik Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian


Terdapat beberapa teknik pengambil pengambilan keputusan diantaranya :

17
1. Teknik Optimasi

Dari aspek manajerial , pilihan yang optimal merupakan solusi


yang efektif dan efisien. Secara harfiah , kata efektif dapat dipadankan
dengan kata berdaya guna, sedangkan efisien lebih bersesuaian makna
dengan kata berhasil guna.Pilihan yang efektif merujuk pada alternatif
proses produksi untuk mencapai output maksimal pada level
penggunaan input yang sudah ditetapkan besarannya, sementara
pilihan yang efisien merujuk kepada alternat.if proses produk untuk
mencapai besaran output tenentu dengan penggunaan input minimal.
Dari uraian ini, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi mencakup
terminologi maksimalisasi output dan minimalisasi input atau biaya.
Pemahaman atas solusi optimal ini dapat diterapkan baik pada kajian
tentang perilaku produksi maupun prilaku konsumsi.

2.Teknik Analisis Risiko

Risiko adalah hal yang tidak akan pernah dapat dihindari pada
suatu kegiatan/aktivitas yang dilakukan manusia, termasuk aktivitas
proyek pembangunan dan proyek konstruksi. Karena dalam setiap
kegiatan, sepeni kegiatan konstruksi, pasti ada berbagai
ketidakpastian (uncertainty). Faktor ketidakpastian inilah yang
akhirnya menyebabkan timbulnya risiko pada suatu kegiatan.

3. Teknik Pendugaan/Peramalan

Tujuan dari peramalan ekonomi adalah untuk mengurangi


risiko atau ketidakpastian yang dihadapi suatu perusahaan dalam
pengambilan keputusan operasional jangka pendeknya dan dalam
merencanakan pertumbuhan jangka panjangnya. Teknik peramalan
bervariasi dari yang sederhana dan tidak mahal hingga yang canggih
tetapi mahal. Dengan mempenimbangkan semua keuntungan dan

18
batasan dari berbagai macam teknik ramalan tersebut, manajer dapat
memilih metode atau kombinasi dari metode yang paling cocok
dengan perusahaannya.

Peramalan kualitatif didasari oleh survei terhadap rencana para


eksekutif bisnis untuk rencana pengeluaran pembangunan dan pera
latan, perubahan inventori, dan harapan penjualan, serta survei
terhadap rencana pengeluaran konsumen. Ramalan penjualan dapat
didasari oleh jajak pendapat terhadap eksekutif perusahaan, tenaga
penjual, dan konsumen perusahaan biasanya meminta pandangan dari
pejabat luar negeri atau orang-orang bisnis.

2.8 Contoh Nyata dari Analisis Risiko pengambilan keputusan dalam


ketidakpastian

1. Contoh Pertama

Kinerja memengaruhi risiko. Para manajer mengambil lebih banyak


risiko ketika perusahaan-perusahaan mereka berkinerja buruk , khususnya
sewaktu mendekati kebangkrutan. Para manajer di perusahaan-perusahaan
yang berkinerja lebih baik, terutama mereka yang berhasil mencapai sasaran-
sasaran mereka, mengambil risiko lebih sedikit dan lebih rendah. Selain itu,
iklim bisnis ikut memengaruhi pengambilan risiko, kadang kadang dengan
cara mengejutkan. Keuntungan koperasi naik hingga lebih dari 70% pada
buIan Desember 2004 sejak titik terendahnya di tahun 2001. Biasanya
keuntungan tinggi mengarah pada pengambilan risiko yang lebih tinggi dalam
bentuk investasi bisnis.

Uang tunai menyediakan cara-cara untuk memanfaatkan kesempatan


kesempatan investasi dalam berbagai produk baru , teknologi, pabrik , orang,
dan pasar. Namun , peluang investasi bisnis selama periode ini hanya naik

19
18%. Penjelasannya mungkin adalah orang kembali menghindari risiko. Pada
1990-an saham tampak terus naik, tanpa ada yang perlu dikhawatirkan, para
manajer sering kali merasa mereka dapat melakukan apa saja, mengambil
setiap kesempatan. Namun ketika gelembung teknologi pecah, resesi melanda,
teroris menyerang, dan skandal-skandal perusahaan menjadi bahan berita,
semuanya berubah. Para manajer dalam iklam penghindaran risiko yang baru
ini tidak melakukan investasi-investasi baru berisiko, seperti yang dapat
mereka lakukan di iklim bisnis masa lalu.

2. Contoh Kedua

Para manajer lebih menyukai kepastian daripada ketidakpastian.


Sebagai contoh, Jim Rogers (CEO Cinergy) perusahaan penyedia listrik dan
gas merasa senang jika satu regulasi penting mengenai emisi karbondioksida
disahkan sekarang. Hal itu juga akan lebih baik daripada banyak regulasi yang
tidak dapat diperkirakan selama tahun-tahun mendatang. la memilih kepastian
di masa sekarang daripada ketidakpastian yang diciptakan oleh "kematian
akibat seribu sayatan" yang membuatnya mustahil melakukan perencanaan
jangka panjang.

3. Contoh Ketiga

Perusahaan Surface System (SSI) memperoleh keuntungan dengan


menetapkan berbagai peluang. Oleh karena itu, mengurangi ketidakpastian
bagi para pengambil keputusan. SSI memperkirakan cuaca yang berkaitan
dengan masalah-masalah bisnis tertentu. Lebih dari $1 triliun dari
perekonomian AS (meliputi perkebunan, konstruksi, penerbangan, pakaian
dan penjualan ice cream yang dipengaruhi oleh temperatur, hujan , salju,
angin, dan kelembaban udara). 44 departemen transportasi pemerintah
membayar SSI untuk memberitahukan kepada mereka kapan harus

20
menaburkan garam kejalan, karena jalan memerlukan 1/10 jumlah garam jika
ditaburkan persis sebelum salju turun daripada sesudahnya. Taman-taman
hiburan , jika mereka mengetahui kapan akan turun hujan selama jam-jam saat
para konsumen mungkin lebih memilih untuk pergi ke bioskop, dapat
menghemat biaya tenaga kerja dan makanan.

Mengurangi ketidakpastian tidak hanya memberikan ketenangan


psikologis, tetapi juga bernilai nyata. George Conrades, pimpinan dan CEO
Akamai Technologies mengatakan, "kami bekerja dalam sebuah lingkungan -
internet- yang di dalamnya terdapat sejumlah besar ketidakpastian. Anda tidak
dapat merasa pasti yang akan terjadi esok hari, apalagi tahun depan.
Bahayanya adalah ketidakpastian dapat menyebabkan kelumpuhan. Jika anda
menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mencoba mengenali secara tepat
semua kemungkinan dan risiko, anda tidak akan pernah dapat mengambil
tindakan. Dan jika itu terjadi, anda tidak mampu mengambil keputusan (anda
akan mati)".

21
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Risiko adalah peluang dari suatu kejadian yang dapat diperhitungkan


dan akan memberikan dampak negatif yang dapat menimbulkan kerugian,
sedangkan ketidakpastian adalah peluang dari suatu kejad ian yang tidak dapat
diperhitungkan oleh pebisnis selaku pengambil keputu san. Untuk mengukur
risiko dapat meggunakn probabilitas. probabilitas (Pi) adalah peluang
timbulnya kejadian anyara 0 < Pi < I , Besarya probabilitas suatu kejadian
antaraa 0 dan I . Jumlah probabilitas dari seluruh kejadian yang mungkin
terjadi adalah I (∑Pi = I ). Adapun cara dalam mengatasi risiko yaitu dengan
cara, menghindari risiko, mengurangi risiko dan mengasuransikan risiko.
Sedangkan sikap terhadap risiko tergantung dari besarnya risiko yang akan
dihadapi.

Proses pembuatan keputu san merupakan inti dari setiap masalah yang
dihadap dalam dunia usaha. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan
keputusan, yakni: I ) perumusan masalah, 2) penentuan tujuan 3) pencarian
alternatif, 4) peramalan dampak , 5) penentuan pilihan , dan 6) analisis
sensitivitas. Teknik dalam pengambila n keputusan itu sendiri ada tiga macam
yaitu, teknik optimisasi, teknik analisis risiko, teknik pendugaan/peramalan

22
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2000. Ekonomi Manajerial, Yogyakarta. BFE YOGYAKARTA


https://asana.com/id/resources/decision-making-process
https://www.scribd.com/doc/360929095

23

Anda mungkin juga menyukai