Anda di halaman 1dari 69

TUGAS RESUME JURNAL

Disusun oleh:

Ardi Candra Perdana NPM (2021102080)

FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI : MANAJEMEN
STIE INSAN PEMBANGUNAN
Jl. Raya KM 10. Bitung, Kadu Jaya, Curug, Tangerang, Banten 15810
ANALISIS PENGARUH PRIVASI, KEAMANAN DAN KEPERCAYAAN
TERHADAPNIAT UNTUK BERTRANSAKSI SECARA ONLINE
DI OLX.CO.ID

RINGKASAN
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perubahan pola perilaku dan kebutuhan
konsumenyang dikarenakan perkembangan teknologi dan arus informasi menjadikan lebih
bertingkah laku praktis yang berarti konsumen membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam
pemenuhan kebutuhannya. Hal ini menyebabkan terus berubahnya model e-commerce yang
dikembangkan dengan pengemasan teknologi dan informasi yang lebih modern. Masyarakat
secara umum menyebutkan bahwa e-commerce merupakan jawaban atas kecepatan dan
ketepatan pemenuhan kebutuhan dimana e-commerce menawarkan salah satu keunggulan
kompetitifnya yaitu menghapus konsep ruang dan waktu.Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh privasi, keamanan, dan kepercayaan terhadap
niat bertransaksi secara online di OLX.co.id baik secara simulutan maupun parsial serta
mengetahui dan menganalisis variabel independen manakah yang berpengaruh dominan
terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research
dengan metode suvei dan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 110 responden. Tehnik
pengambilan sampel tersebut diperoleh dengan menggunakan metode Accidental Sampling.
Sumber data menggunakan data primer dan menggunakan data sekunder yaitu literatur dan
dari internet. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis
kuantitatif dengan menggunakan analisis melalui bantuan program SPSS, yaitu: Analisis
Regresi Linear.
Dari hasil penelitian dengan langkah-langkah yang dijelaskan di atas diperoleh hasil
bahwa berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dengan menggunakan uji F (simultan)
maka dapat disimpulkan bahwa variabel privasi, keamanan, dan kepercayaan memiliki
pengaruh secara simulutan atau serentak terhadap variabel niat bertransaksi, kemudian hasil
analisis uji t dapat disimpulkanvariabel privasi, keamanan, dan kepercayaan berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap variabel niat bertransaksi, dan berdasarkan hasil koefisien
regresi (Standardized Coeffucients Beta) masing-masing, maka dapat ditemukan bahwa
variabel yang berpengaruh dominan terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id
adalah variabel keamanan.

Katakunci: E-commerce, Privasi, Keamanan, Kepercayaan dan Niat Bertransaksi

2
ANALYSIS OF THE INFLUENCES OF PRIVACY, SECURITY, AN TRUST ON
CONSUMERS’ EAGERNESS TO CARRY OUT ONLINE TRNSACTIONS ON
OLX.CO.ID

ABSTRACTS

The background of this research is the alteration of consumers’ behavioral and needs
patterns which are becoming more practical due to the advancements of technology and
information current. Consumers are becoming more insistent on their demands on the
promptness and accuracy of the fulfillment of their needs. Hence, e-commerce are introduced
and improved as a response to those demands. E-commerce, on this matter, is perceived as the
fitting response to the consumers’ insistent demands on promptness and accuracy, thanks to its
ability of overcoming both spatial and temporal gaps.
The purpose of this research are to discern and analyze the influences of privacy,
security, and trust on consumers’ eagerness to carry out online transactions on OLX.co.id. In this
case, privacy, security, and trust are treated as independent variables and being analyzed, both
simultaneously and partially, to determine which one them that has the dominant influence upon
the aforementioned consumers eagerness.This research is an explanatory research by nature. The
primary data of this research are gathered through a survey on 110 respondents selected by using
Accidental Sampling method. While the secondary data are attained from academic literatures
and internet resources. The data are being analyzed quantitatively through a linear regression
analysis utilizing SPSS program.
Within this research, F test result reveals that the independent variables of privacy,
security, and trust are simultaneously provide significant influences on the dependent variable of
consumers’ eagerness. Whilst, t test result shows that, partialy, each of the three aforesaid
independent variables has significant influences on the consumers’ eagerness. Whereas, in
particular, based on the standardized coefficients or Beta coefficients comparison between each
of the three independent variables, this research concludes that security is the dominant
independent variable which most significantly influences the consumers eagerness to carry out
online transactions on OLX.co.id.

Keywords: E-commerce, Privacy, Security, Trust, Transaction Eagerness

3
PENDAHULUAN
Sejak internetdikembangkan untuk tujuan komersial, perusahaan mengadopsinya dalam
kegiatan operasional bisnisnya. Salah satu penggunaan internetadalah untuk pemasaran.
Internetdapat digunakan untuk menjual berbagai produk yang siap dipasarkan. Hal ini dapat
dicapai melalui penggunaan internet untuk mengiklankan produk guna meningkatkan kesadaran
produk dan profil perusahaan diantara konsumen potensial dalam suatu pasar. Internetdapat
menampilkan profil perusahaan sebagai sarana promosi dalam dunia bisnis. Perusahaan
menggunakan internetuntuk memberikan informasi pada konsumen dan rekan kerjanya secara
langsung tanpa melalui perantara.
Online store adalah salah satu dari aplikasi business to consumer (B2C) yang
menyediakan produk dan jasa melalui internetbagi konsumen. Online store memungkinkan
perusahaan untuk menjual atau berkomunikasi secara langsung dengan konsumen potensialnya,
tanpa melalui perantara. Manfaat online store bagi konsumen adalah bahwa mereka dapat
berbelanja tanpa meninggalkan rumahatau membandingkan harga suatu produk dari satu toko ke
toko lainnya hanya dengan mengklik beberapa tombol.
Pemahaman mengenai pengguna teknologi informasi merupakan permasalahan yang
kompleks karena adanya perbedaan karakteristik yang dipengaruhi oleh berbagai faktor,
misalnya aspek perilaku. Pertimbangan perilaku tersebut perlu mendapat perhatian khusus dalam
konteks penerapan teknologi informasi. Bagi penjual,kepuasan pelanggan merupakan salah satu
permasalahan yang sangat penting. Hal-hal yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dalam
berbelanja antara lain tersedianya informasi yang lengkap mengenai suatu produk, adanya
jaminan atau garansi, layanan yang baik, dan kenyamanan dalam berbelanja. Perkembangan ini
mendorong para penjual produk konvensional ikut memasarkan produknya melalui internet.
Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan merupakan konsep utama marketing dan sistem
informasi. Setiap pelanggan membuat keputusan untuk membeli suatu barang berdasarkan pada
apa yang dibutuhkan, dimana barang tersebut bisa didapatkan, dan bagaimana pembelian bisa
dilakukan. Jika pelanggan tertarik dengan pelayanan yang diberikan ataupun fasilitas-fasilitas
yang ada, maka ada keinginan untuk memutuskan membeli barang pada tempat yang sama di
kemudian hari. Hasil survey MasterCard Internasional tahun 2006 menyimpulkan bahwa
sebagian besar pelanggan yang melakukan pembelian online tidak terlalu memperdulikan
potongan harga, tetapi lebih mementingkan kenyamanan dalam berbelanja.
Berbelanja melalui internet atau online shopping juga sering disebut dengan e-
commerce. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen
(consumers), manufaktur (manufactures), service providers dan pedagang perantara
(intermediaries) dengan menggunakan jaringan jaringan komputer (computer networks) yaitu
internet. Julian Ding dalam bukunya E-commerce: Law & Practice (2006), mengemukakan
bahwa e-commerce sebagai suatu konsep yang tidak dapat didefinisikan. E-commerce memiliki
arti yang berbeda bagi orang yang berbeda.

Awalnya belanja melalui internettidak terlalu diminati. Alasan yang melatarbelakangi


ketidaktertarikan seseorang untuk berbelanja melalui internet, seperti takut tertipu, tidak
memuaskan, pengiriman yang lama dan system pemesanan yang membingungkan. Namun
belakangan ini, berbagai website (online store) telah berupaya untuk menyediakan fasilitas-
fasilitas yang dapat mempermudah sekaligus memberikan jaminan kepercayaan dan kepuasan
bagi konsumen sehuingga konsumen berani memutuskan untuk melakukan aktifitas belanja
4
melalui website mereka. Berdasarkan hasil penemuan ini, menarik untuk meneliti niat konsumen
terhadap online shopping di Indonesia.
Web atau situs merupakan media yang lebih mudah yang pernah ada bagi kepentingan
bisnis untuk menyebarkan informasi dan meraih pelanggan di internet. Salah satu web atau situs
jual beli yang saat ini mendominasi pasar online di Indonesia berdasarkan rangking atau
peringkat yang diperoleh dari Alexa.com, adalah OLX.co.id. yang sebelumnya
Tokobagus.com(Handita,2014).
Model yang dikembangkan dalam penelitian ini bertumpu pada variabel privasi,
keamanan dan kepercayaan terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id. Privasi
merupakan faktor yang penting dalam membentuk kepercayaan konsumen terhadap niat
bertransaksi secara online. Privasi berkaitan menganai informasi dan data pribadi konsumen
harus dijaga keamananya oleh pengelola situs web. Dengan dikontrolnya privasi menganai data
personal konsumen maka konsumen merasa nyaman sehingga privasi berpengaruh terhadap niat
konsumen. OLX.co.id sangat mengutamakan privasi konsumen seperti yang di jelaskan dalam
kebijakan privasi yang di terpakan pada situsnya, dimana setiap data konsumen akan dijaga
kerahasianya. Konsumen juga memeiliki hak untuk meminta kepada OLX.co.id untuk tidak
memroses data pribadinya untuk tujuan pemasaran. OLX.co.id biasanya akan memberitahu
konsumen (sebelum mengumpulkan data konsumen) apabila bermaksud menggunakan data
konsumen untuk tujuan tersebut atau apabila OLX.co.id bermaksud mengungkapkan informasi
konsumen kepada pihak ketiga untuk tujuan tersebut. Konsumen dapat menggunakan hak untuk
mencegah pemrosesan tersebut dengan menghubungi layanan info yang tersedia di situs
OLX.co.id

Rumusan Masalah
1. Apakah privasi, keamanan, dan kepercayaan secara simulutan mempengaruhi
terhadapniat konsumen untuk berteransaksi secara online di OLX.co.id?
2. Apakah privasi, keamanan, dan kepercayaan secara parsial mempengaruhi terhadap
niatkonsumen untuk berteransaksi secara online di OLX.co.id?
3. Diantara privasi, keamanan, dan kepercayaan, variabel mana yang mempunyai
pengaruhdominan terhadap niat konsumen untuk bertransaksi secara online di
OLX.co.id?

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh privasi, keamanan, dan kepercayaan secara simulutan
mempengaruhi terhadap niat konsumen untuk berteransaksi secara online di OLX.co.id.
2. Untuk mengetahui pengaruh privasi, keamanan, dan kepercayaan secara parsial
mempengaruhi terhadap niat konsumen untuk berteransaksi secara online di OLX.co.id.
3. Untuk mengetahui variable manakah dari privasi, keamanan, dan kepercayaan yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap niat konsumen untuk berteransaksi secara
onlinedi OLX.co.id.

5
Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis. Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan serta sebagai dasar
perbandingan sejauh mana teori-teori yang diperoleh selama kuliah, sehingga dapat
diketahui relevansi teori dengan kondisi yang ada di lapangan.

6
2. Bagi Perusahaan. Sebagai wacana dalam melihat prospek dari kegiatan pemasaran yang
berbasis online, sebagai pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran
berikutnya mengingat semakin berkembangnya pemasaran berbasis online.
3. Bagi Institusi Pendidikan dan Lembaga Penelitian. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menambah referensi dan member sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu
pengetahuan di bidang manajemen pemasaran khususnya pemasaran secara online
yang ditengarai sebagai konsep pemasaran masa depan.
4. Bagi Pihak Lain. Hasil penelitian ini diharapkandapat dijadikan sebagai referensi.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan untuk keperluan pendidikan
terutama dalam upaya pengambilan keputusan produk, sehingga hasil penelitian ini
dapat memberikan masukan bagi peneliti dalam mengembangkan ilmu manajemen
pemasaran.

TINJAUAN PUSTAKA
Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok
mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain, untuk definisi
manajerial, pemasaran sering di gambarkan sebagai seni menjual produk.Kotler (2007:10),

Perilaku Konsumen
Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf menjabarkan dalam Mangkunegara (2002: 3)
bahwa :“Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang
dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk
atau lainnya, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya”.

The Theory Planned Behavior


Menurut the theory planned behavior, tindakan individu pada perilaku tertentu ditentukan
oleh niat individu tersebut untuk melakukan perilaku. Niat itu sendiri dipengaruhi sikap terhadap
perilaku, norma subyektif yang mempengaruhi perilaku, dan kontrol keperilakuan yang
dirasakan. Menurut Azjen (1985), sikap terhadap perilaku merupakan evaluasi positif atau
negatif dalam melakukan perilaku. Sikap terhadap perilaku menunjukkan tingkatan seseorang
mempunyai evaluasi yang baik atau yang kurang baik tentang perilaku tertentu.

E-Commerce
Dari beberapa definisi tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa E-Commerce adalah
mekanisme perdagangan dengan menggunakan teknologi informasi, seperti internet secara online
untuk memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen dalam memangkas service
cost guna meningkatkan mutu barang dan kecepatan pelayanan.
7
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei, yaitu penelitian yang mengambil sampel
secara langsung dari populasi. Dilihat dari permasalahan yang diteliti, penelitian ini merupakan

8
penelitian kausalitas, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan dan pengaruh (sebab-akibat)
dari dua atau lebih fenomena, melalui pengujian hipotesis. Cooper dan Schindler (2003:11)
mengungkapkan bahwa penelitian yang mendasarkan pada teori atau hipotesis yang akan
dipergunakan untuk menguji suatu fenomena yang terjadi digolongkan pada jenis penelitian
eksplanatori (penjelasan).

Lokasi Penelitian
Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Brawijaya yang beralamatkan di Jalan M.T. Haryono 165 Malang, Jawa Timur.

Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah mahasiswa yang terdaftar diprogram
S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang, sampai dengan semester genap
tahun ajaran 2013/2014 yang mempunyai niat bertransaksi jual beli secara online di
OLX.co.id.dengan jumlah yang tidak diketahui.
Sampel dalam penelitian ini, terdapat 4 variabel yang akan diukur, yaitu: Privasi (X1),
Keamanan (X2), dan Kepercayaan (X3) dan Niat Bertransaksi (Y) Berdasarkan pendapat Roscoe
tersebut, maka dalam penelitian ini diperoleh sampel sebesar minimal 40 orang (4 variabel x 10
= 40) yang dijadikan responden. Namun, dengan pertimbangan agar tingkat keterwakilan
populasi semakin tinggi, maka peneliti menetapkan jumlah responden minimal sebanyak 110
orang (11 indikator x 10 = 110).

Metode Pengumpulan Sampel


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengunakan metode sampel
nonprobabilitas (Nonprobability Sampling), karena populasi yang diteliti infinite.

Jenis Data Sumber Data


Berdasarkan jenis datanya dibedakan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data
kuantitatif sedangkan sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan
tentang data. Berdasarkan sumber datanya dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data
sekunder.

Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik dan instrumen penelitian dalam proses pengumpulan data
dilakukan dengan beberapa teknik, yaitu dokumentasi, observasi lapangan, wawancara, dan
kuesioner.

9
Definisi Oprasional Variabel
Menurut Arikunto (2002: 99), variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatiansuatu penelitian. Dalam penelitian ini terdiri dari variabel independenprivasi (X1),
keamanan (X2), kepercayaan (X3) dan variabel dependen yaitu niat untuk bertransaksi secara
online di OLX.co.id (Y).

10
Skala Pengukuran
Setiap jawaban atas pertanyaan yang diberikan oleh responden diukur dengan
menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Metode Uji Instrumen Penelitian
Menurut Ghozali (2006:45) instrumen penelitian yang baik harus memenuhi dua
persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatuyang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Tingkat
validitas diperoleh dengan membandingkan probabilitas nilai rhitung dengan alpha-nya.
Apabila probabilitas ≤ 0,05 maka alat ukur tersebutdikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2006:45) reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Nilai koefisien realibilitas berkisar antara 0
sampai 1. Apabila nilai koefesien tersbut mendekati satu, maka instrument tersebut semakin
realibel. Ukuran yang digunakan untuk menunjukkan pertanyaan tersebut realibel, apabila
nilai dari cronbach alpha diatas 0,6.

Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
kuantitatif. analisis kuantitatif adalah analisis yang mempergunakan alat analisis bersifat
kuantitatif yaitu model statistik.
1. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenaiketergantungan variabel dependen
(terikat) dengan satu atau lebih variabelindependen (variabel penjelas atau bebas), dengan
tujuan untuk mengestimasidanatau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata
variabeldependen berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali,2006). Hasil
analisis regresi adalah berupa koefisien untuk masing-masingvariabel independen.
2. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi berganda (R2) dapat digunakan untuk mengetahui besarnya sumbangan
atau kontribusi dari keseluruhan variabel bebas (X1, X2, X3, X4, dan X5) pengaruhnya terhadap
variabel terikat (Y), sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel bebas (X) yang tidak
dimasukkan ke dalam model. Model dianggap baik apabila koefisien determinasi sama
dengan satu atau mendekati satu (Gujarati, 2001:199).
3. Uji Asumsi Klasik
Adapun uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaiUji Normalitas,
Uji Heterokedatisitas, dan Uji Multikolinearitas.

Uji Hipotesis
1. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas/Independent (X) terhadap variabel
terikat (Y) secara bersama-sama/simultan. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan
nilai F Hitung dengan nilai F Tabel.
11
2. Uji t digunakan untuk menguji signifikasi pengaruh parsial dan independent terhadap
variabel dependent.

12
3. Uji Dominan, Menurut Gujarati dalam Imam Ghozali (2006:88) berdasarkan nilai koefisien
regresi standardized tertinggi, uji dominan dapat diuji dengan melihat nilai koefiensi regresi
dari masing-masing variabel, dimana variabel yang memiliki nilai koefisien regresi
standardized tertinggi atau terbesar merupakan variabel yang dominan.

HASIL PENELITIAN DAN


PEMBAHASAN
Hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini sudah memenuhi uji persyaratan
analisis regresi linear berganda. Data yang dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan
kepada responden telah diuji validitas dan realiabilitasnya sehingga dapat dilanjutkan pada
pengujian asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji asumsi non multikolinearitas dan uji
asumsi klasik non heteroskesdasitas.
1. Pengaruh Signifikansi Simulutan
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa adanya pengaruh secara simulutan antara
privasi, keamanan, dan kepercayaan terhadap niat bertransaksi konsumen. Seringnya
konsumen yang berniat bertransaksi di OLX.co.id. membuat pihak OLX.co.id semakin
meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan. Hal ini menunjukan bahwa ketiga variabel
independen tersebut secara bersama-sama dapat membentuk keinginan untuk bertransaksi
secara online. membuktikan bahwa niat bertransaksi dipengaruhi oleh privasi, keamanan dan
kepercaryaan.

Hipotesis Nilai Keputusan


H0 : βi = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara F = 24,057 H0ditolak,
variabel X1, X2, dan X3 terhadap ,variabel Y) sig = 0,000 Haditerima
Ftabel = 2,69
Ha : βi ≠ 0 (terdapat pengaruh antara variabel X1, X2, dan
X3terhadap variabel Y), α = 0,05

2. Pengaruh Signifikanasi Parsial


Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa variabel privasi (X1), keamanan (X2), dan
kepercayaan (X3) memiliki nilai signifikan t yang lebih besar dari Sig.ɑ (0,05) sehingga
dapat dikatakan bahwa variabel tersebut memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial
terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id.
3. Pembahasan Hasil Uji Dominan
Berdasarkan pada tabel 4.25 Tersebut, menunjukan bahwa terdapat pengaruh dominan
variabel keamanan (X2) adalah variabel yang memiliki koefisien regresi yang paling besar.
Artinya, variabel niat bertransaksi (Y) lebih banyak dipengaruhi oleh faktor X2 (Keamanan)
daripada variabel-variabel lainnya (Privasi(X1), dan Kepercayaan(X3)). Koefisien yang
dimiliki oleh variabel X2 bertanda positif, hal ini yang berarti semakin baik Keamanan(X3)
maka semakin meningkatkan Niat Bertransaksi (Y).

Peringkat Variabel Koefisien Beta Pengaruh


2 Privasi (X1) 0,217 Signifikan
1 Keamanan (X2) 0,282 Signifikan
3 Kepercayaan (X3) 0,213 Signifikan

13
4. Implikasi Variabel Dominan
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa variabel keamanan (X2) adalah variabel yang paling
dominan diantara variabel-variabel yang lain. Hal ini didasari dengan banyaknya konsumen
yang menggap bahwa faktor terpenting dalam proses bertransaksi secara online adalah rasa
aman. Keamanan juga merupakan faktor penting untuk meningkatkan kepercayaan
konsumen terhadap niat bertransaksi secara online. Tersedianya keamanan yang baik pada
web akan menimbulkan perhatian konsumen, hal ini akan meningkatkan reputasi sebuah
web.
5. Hasil Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 4.19, dari hasil perhitungan analisis regresi linier berganda yang telah
dilakukan menunjukkan kemampuan model dalam menjelaskan pengaruh variabel
independent terhadap variabel dependent adalah besar, hal tersebut dapat dilihat pada nilai
Adj. R. Square (R2) yaitu sebesar 0,636 (63,6%). Dengan demikian berarti bahwa model
regresi yang digunakan mampu menjelaskan pengaruh variabel privasi (X1), keamanan (X2),
dan kepercayaan (X3) terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id sebesar 63,6%,
sedangkan sisanya sebesar 36,4% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak termasuk
dalam penelitian ini.
6. Implikasi Hasil Penelitian
Penelitian ini memberikan pengaruh yang besar dan bermanfaat tentang niat konsumen
untuk bertransaksi secara Online di OLX.co.id dalam penelitian ini menunjukan bahwa
faktor yang mempengaruhi sikap niat konsumen untuk bertransaksi secar online adalah
privasi, keamanan, dan kepercayaan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan privasi,
keamanan, dan kepercayaan harus diperhatikan dengan baik. Peningkatan privasi, keamanan,
dan kepercayaan pada transaksi pada e-commerce dalam sektor bisnis dapat berpengaruh
pada niat konsumen unruk bertransaksi secara online yang pada akhirnya meningkat pada
pengguna e-commerce. Transaksi e-commerce hendaknya juga disesuaikan dengan kebutuhan
dan keinginan dari konsumen sehingga e-commerce dapat berkembang secara maksimal.
Dari hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelaku bisnis
dengan sistem e-commerce agar memperhatikan faktor-faktor seperti privasi, keamanan, dan
kepercayaan dalam menerapkan dan mengembangkan transaksi e-commerce. Hal ini
bertujuan agar transaksi e-commerce dapat berkembang secara maksimal di Indonesia
sebagai alternatif transaksi jual beli disamping transaksi yang dilakukan secara langsung,
Guna mewujudkan hal tersebut, maka perusahaan harus mengetahui apa yang menjadi
kebutuhan, keinginan serta harapan konsumen.
Implikasi penelitian yang sebaiknya dilakukan adlah sebagai berikut.
a) Variabel Privasi
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa variabel privasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id, dan memiliki niali yang
positif sehingga apabila terjadi kenaikan pada variabel privasi, secara langsung akan
membantu meningkatkan niat bertransaksi secara online di OLX.co.id. adapun indikator
untuk variabel privasi yaitu:
1. Menunjukkan Kepedulian Terhadap Informasi Pribadi Para Penggunanya
OLX.co.id sangat memperhatikan kepedulian terhadap informasi pribadi para
pengguna, pengguna diberikan hak meminta OLX.co.id untuk tidak memproses data
pribadi pengguna untuk tujuan pemasaran. OLX.co.id biasanya akan memberitahu

14
Pengguna (sebelum mengumpulkan data Pengguna) apabila OLX.co.id bermaksud
menggunakan data Pengguna untuk tujuan tersebut atau apabila OLX.co.id
bermaksud mengungkapkan informasi Pengguna kepada pihak ketiga untuk tujuan
tersebut. Pengguna dapat menggunakan hak Pengguna untuk mencegah pemrosesan
tersebut dengan menghubungi OLX.co.id di info@olx.co.id. Namun pihak OLX.co.id
tetap meningkatkan kepedulian terhadap informasi pribadi para penggunanya dengan
selalu menerima saran dari para penggunanya.
2. Adanya Perlindungan Hukum Terhadap Informasi Pribadi
Pada dasaranya OLX.co.id telah menjamin atas informasi pribadi yang konsumen
berikan kepada OLX.co.id sesuai dengan prosedur yang telah ada dan OLX.co.id
memberikan jaminan hukum yang mengatur perdangangan e-commerce yang
merujuk pada UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
OLX.co.id harus selalu memantau tindakan-tindakan yang mungkin salah dilakukan
para pelangganya kemudian memberikan peringatan ataupun sanksi. OLX.co.id harus
bekerjasama dengan perusahaan ternama yang bergerak dibidang pengamanan data
seperti AVIRA, AVG, AVAS untuk memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa
website tersebut telah dilindungi dengan aman, menggunakan firewall yang ampuh
untuk menghindari serangan hacker yang mencoba masuk ke jaringan dan website
OLX.co.id.
3. Informasi Konsumen Terjaga
OLX.co.id pada dasarnya menyimpan data pribadi Pengguna di server OLX.co.id
yang berlokasi di pusat data yang ditunjuk oleh OLX.co.id serta sangat menjaga
kerahasianya. Namun untuk menjaga dan memproteksi data informasi pribadi
pengguna tersebut, OLX.co.id harus selalu memperbaruhi sitem keamanan agar tidak
terjadi hal yang diinginkan seperti data rusak, terserang ancaman virus maupun
dibajak oleh pihak yang merugikan.
b) Variabel Keamanan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa variabel keamanan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id, dan memiliki niali
yang positif sehingga apabila terjadi kenaikan pada variabel keamanan, secara langsung
akan membantu meningkatkan niat bertransaksi secara online di OLX.co.id. adapun
indikator untuk variabel keamanan yaitu:
1. Rasa Aman Ketika Mengirim Informasi Pribadi di OLX.co.id.
OLX.co.id sangat memperhatikan tingkat keamanan demi menjamin kepercayaan dan
kepuasan pelanggannya. Namun untuk lebih baiknya OLX.co.id menyarankan kepada
pelanggan ketika ingin mengirim informasi pribadi di OLX.co.id, pelanggan
dianjurkan untuk login di tempat yang sekiranya dirasa aman dalam melakukan
transaksi seperti dirumah, internet kantor atau melalui gadget pribadi. Pelanggan juga
dianjurkan untuk tidak memberitahukan e-mail dan kata sandi untuk login di
OLX.co.id kepada siapapun.
2. Rasa Aman Ketika Informasi Pribadi di Kelola Oleh OLX.co.id.
OLX.co.id mengelola data informasi pribadi pengguna dengan semestinya dan terjaga
kerahasianya. OLX.co.id tidak membagikan informasi yang pengguna berikan kepada
OLX.co.id dengan kelompok yang tidak terafiliasi tanpa izin. Hal tersebut
menjelaskan bahwa data informasi pribadi di kelola degan baik oleh server yang
dimiliki. OLX.co.id harus memastikan bahwa pentingnya perlindungan informasi

15
pribadi, dan akan menetapkan peraturan bagi manajemen informasi pribadi untuk
digunakan secara benar dan melindungi informasi pribadi pengguna serta memastikan
bahwa sistem manajemen telah dilaksanakan. Peraturan ini harus terus dijaga dan
disempurnakan.
3. Rasa Aman Bahwa OLX.co.id Memiliki Kapasitas Teknis Yang Cukup Untuk
Menjamin
Bahwa Informasi Pribadi Yang Pengguna Kirimkan Tetap Terjaga.
OLX.co.id menjamin kepada pengguna bahwa kapasitas yang dimiliki cukup untuk
menjamin bahwa informasi yang diberikan pengguna tetap terjaga dengan aman.
OLX.co.id memiliki sitem yang tertata rapi dan aman. Namun untuk lebih
meningkatkan rasa aman OLX.co.id harus selalu memperbaruhi sitem keamanan agar
tidak terjadi hal yang diinginkan seperti data rusak, terserang ancaman virus maupun
dibajak oleh pihak lain.
c) Variabel Kepercayaan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa variabel kepercayaan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id, dan memiliki niali
yang positif sehingga apabila terjadi kenaikan pada variabel privasi, secara langsung akan
membantu meningkatkan niat bertransaksi secara online di OLX.co.id. adapun indikator
untuk variabel kepercayaan yaitu:
1. Dapat Memenuhi Janji.
OLX.co.id selalu memenuhi janji kepada penggunanya. Janji-janji ini berupa rasa
aman yang selalu diberikan ke pada pengguna dalam bertansaksi di OLX.co.id.
memberikan janji kepada pelanggan bahwa informasi pribadi yang dikirim akan
terjaga kerahasiannya. Maka dari itu OLX.co.id harus selalu menjaga dan
meningkatkan prioritas tersebut.
2. Informasi Yang Ditawarkan Bersifat Jujur.
OLX.co.id selalu memberikan informasi yang bersifat jujur kepada penggunaya.
Namun terkadang ada saja permasalahan yang di timbulkan yang berasal dari
penggunanya sendiri, terdapat terkadang penjual dan pembeli yang melakukan
penipuan dalam proses transaksi jual beli. Hal tersebut sangat merugikan pelanggan
lainya. Maka dari itu untuk menjaga keamanan seketat mungkin dan melakukan filtrasi
sehinga penjual maupun pembeli yang dianggap mencurigakan akan di banned.
OLX.co.id meningkatkan kepercayaan bagi penggunanya dengan menggalangkan
veriefed member dan mewajibkan kepada seluruh konsumen di OLX.co.id baik yang
mendaftar dengan membuat akun secara manual atau pun yang membuat akun cepat
melalui social media terutama pengguna akun yang mendaftar melalui jejaring sosial
facebook, Sehingga dapat mencegah akun-akun member palsu yang rawan akan
penipuan.
3. Dapat Memenuhi Tanggung Jawab dan Memberikan Jaminan Terhadap Konsumen.
OLX.co.id selalu berusaha dalam memenuhi tanggung jawab dan memberikan
jaminanterhadap konsumen. Namun bila ada keluhan mengenai tanggung jawab
dan jaminanterhadap konsumen, segala keluhan yang bersal dari pengguna akan
secara cepatdirespon dan ditindak lanjuti. OLX.oc.id menjamin bahwa data infomasi
pribadi akanterjaga dengan aman serta memberikan jaminan perlindungan hukum
bila terdapat halyang dirasakan merugikan oleh pengguna sesuai dengan peraturan
hukum yangmengatur tentang IT dan E-Commerce.

16
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpilkan bahwa model hipotesis
yang dibangun dalam penelitian ini dapat terbukti, sehingga dapat diketahui hubungan antara
privasi, keamanan, dan kepercayaan terhadap niat bertransaksi secara online di OLX.co.id.
Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil penlitian yang telah dilakukan:
1. OLX.co.id yang sebelumnya Tokobagus.com adalah sebuah situs iklan baris yang
berfokus kepada aktifitas jual beli di Indonesia. Semua iklan yang ada di situs ini dibuat
oleh penggunanya sendiri, baik yang menjual maupun mencari barang. OLX.co.id
menyediakan media yang mudah, cepat dan gratis bagi para penjual untuk memasang
iklan dan sekaligus bagi pembeli untuk mencari beragam produk barang bekas dan
barang baru untuk kebutuhan sehari-hari. Barang yang dapat dicari mulai dari
handphone,komputer, perangkat rumah tangga, hingga mobil dan sepeda motor, rumah
dan properti, bahkan lowongan kerja dan layanan lainnya.
2. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel privasi, keamanan, dan kepercayaan
memiliki pengaruh secara simulutan atau serentak terhadap variabel niat bertransaksi.
Guna mengetahui pengaruh secara serentak dari variabel independen terhadap variabel
dependen dilakukan uji F dan berdasarkan hasil uji F yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa variabel privasi, keamanan, dan kepercayaan secara bersama-sama
atau simulutan berpengaruh secara signifikan terhadap niat bertransaksi secara online di
OLX.co.id
3. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel privasi, keamanan, dan kepercayaan
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel niat bertransaksi. Guna
mengetahui pengaruh masing-masing (parsial) dari variabel independen terhadap
variabeldependen dilakukan uji t dan berdasarkan uji t yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa variabel privasi, keamanan, dan kepercayaan mempunyai pengaruh
yang signifikan secara parsial terhadap variabel niat bertransaksi secara online di
OLX.co.id
4. Berdasarkan hasil uji dominan yang dilakukan pada penelitian ini, ditemukan bahwa
variabel yang berpengaruh dominan terhadap niat bertransaksi secara online di
OLX.co.idadalah variabel keamanan.

Saran
Berdasarkan temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang ada, maka dapat
diajukan beberapa saran perbaikan yang diharapkan dapat berguna untuk kepentingan praktis dan
penelitian selanjutnya:
1. Bagi Penelitian di Masa Mendatang
a. Bagi penelitian di masa mendatang, diharapkan lebih teliti dalam memilih responden
agar data yang diperoleh benar-benar menunjukkan karakteristik dan pendapat
responden yang bersangkutan serta untuk mencegah responden mengisi kuisioner
secara sembarangan.
b. Bagi peneliti selanjutnya juga diharapkan mampu menambah variabel penelitian
yang mempengaruhi niat bertransaksi secara online di OLX.co.id dengan melibatkan
variabel lain seperti price, prior purchase experince dan impulse purchase
orientation.
17
c. Bagi penelitian di masa mendatang, sebaikanya menggunakan subvariabel yang lebih
kompleks lagi agar mampu menghasilkan penelitian yang lebih akurat dan dapat
digeneralisasi.
d. Bagi penelitian di masa mendatang, perlu dilakukan penelitian dengan melihat
perilaku konsumen untuk bertransaksi atau pembelian produk melalui situs jual beli
online di Indonesia supaya dapat mengetahui perilaku konsumen dalam bertransaksi
online secara keseluruhan.
2. Bagi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
a. Diharapkan Jurusan Manajemen Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
mampu mengembangkan penelitian ini lebih lanjutdi masa yang akan datang.
b. Diharapkan Jurusan Manajemen Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
membantu dan men-support penelitian masa yang akan datang terutama yang
terkait dengan pendalaman teori tentang privasi, kamanan dan kepercayaan
terhadap niat bertransaksi.
c. Diharapkan Jurusan Manajemen Fakulatas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya
diharapkan menjadikan penelitian ini sebagai salah satu bahan pustaka untuk
menambah pengetahuan bagi yang memerlukan.
3. Bagi OLX.co.id.
a. OLX.co.id diharapkan untuk lebih menjaga privasi informasi data pribadi
penggunanya dengan cara dapat bekerjasama dengan perusahaan ternama yang
bergerak dibidang pengamanan data seperti AVIRA, AVG, AVAS untuk memberikan
keyakinan kepada konsumen bahwa website tersebut telah dilindungi dengan aman,
menggunakan firewall yang ampuh untuk menghindari serangan hacker yang
mencoba masuk ke jaringan dan website OLX.co.id.
b. OLX.co.id diharapkan untuk lebih meningkatkan keamanan dengan membuat sitem
cadangan yang selalu diaktifkan, jika sitem utama mengalami gangguan untuk
kerusakan yang diakibatkan oleh hacker serta melakukan backup data informasi
pribadi, karena terkait dengan kepercayaan pelanggan sebagai basis utama yang
mengkonsumsi layanan elektronik
c. OLX.co.id diharapkan selalu meningkatkan kepercayaan bagi penggunanya dengan
menggalangkan veriefed member dan mewajibkan kepada seluruh konsumen di
OLX.co.id baik yang mendaftar dengan membuat akun secara manual atau pun yang
membuat akun cepat melalui social media terutama pengguna akun yang mendaftar
melalui jejaring sosial facebook, Sehingga dapat mencegah akun-akun member palsu
yang rawan akan penipuan.
d. Penilitian ini diharapkan mampu menjadi masukan bagi perusahaan dalam
menyusun dan mengambil keputusan terkait perihal pemasaran yang tepat.
Penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan untuk
mengevaluasi strategi pemasaran yang akan dan atau telah diimplementasikan.

18
DAFTAR PUTAKA

Adama Cris. 2003. Privacy and security Issue-building Costumer Trust. Hot bannana software
Inc. Journal

Agarwal, R., dan Karahanna, E., (2000), “Time Flies When you’re Having FunCognitive
Absorption and Beliefs about Information Technology Usage”, MIS Quarterly 24(4),
pp.665-694.

Ajzen, I. (1985). From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior. New York:Springer.

Ajzen, I. (1991). Theory of Planned Behavior. New York: Journal Organizational Behavior and
Human Decision Prosses. 50, 179-211.

Amirulloh and Widayat. 2002. Riset Bisnis. Edisi I. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Amirullah, 2002, Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan pertama, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Ananta, Riza. 2006. Penerapan e-Commerce Dalam Kegiatan Pemasaran Produk Elektronik Di

Kota Malang. Skripsi. Jurusan Manajemen Konsentrasi pemasaran Fakultas Ekonomi


Universitas Brawijaya Malang.
Anonim. 2014. Alexa. Dalamhttp://www.alexa.com/topsites/countries;1/ID. Diakses
menggunakan Google Chrome pada tanggal 01 Februari 2014.
Anonim. 2014. OLX. Dalamhttp://www.olx.co.id. Diakses menggunakan Google Chrome pada
tanggal 23Januari 2014.
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Edisi Revisi Keempat. Jakarta: Cipta.

ArikuntoSuharsimi, 2003, ProsedurPenelitian: Suatu Pendekatan Praktek , PT. Rineka Cipta,


Jakarta.

Bhattacherejee, A.2002. Individual Trust in Online Firms: Scale Development and Initial Test.

Journal of Management Information Sytems


Boyd, Jr., Harper W, 2006, Manajemen Pemasaran, Suatu Pendekatan Strategis Dengan
Orientasi Global, edisi kedua, jilid satu, Penerbit: Erlangga, Jakarta.

Buchari, Alma. (2005).Pemasaran Stratejik Jasa, Cetakan Pertama. Bandung: Alfabeta.

Davis, F.D. 1989. Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of
information technology. MIS Quarterly. Vol 13 No. 3.h.319-340

Donaldson, T., T. W. Dunfe. 1994. Toward A Univield Conception On Bussines Ethics:Integrative


Social Contras Theory. Accademy of Management Review, 19 : 252-284

Fandy Tjiptono, 2006, Pemasaran Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, BayumediaPublishing,
Malang
Fandy Tjiptono, 2008, Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga, CV. Andi Offset,Yogyakarta.
19
Gefen, D., Karahanna, E., and Straub, D. w. 2003 Trust and TAM in Online Shopping: An
Integrated Model. MIS Quarterly

Ghozali, Imam. 2006, Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS, BadanPenerbit
Universitas Diponogoro, Semarang.

Gunasekaran, A dan Love, D.W.1999. Current and future application of multimedia technology
in bussines. International Journal of Information Managemen.
Gurung, Anil 2006. Emprical Investigation of the Relationship of Privacy Security, and Trust
with behavioral Intion to transact in E-Commerce. The University Of Texas at Arligon.

20
Hasugian, Jonner. 2006. Pengaruh Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang
Pencari Informasi Sebagai Real User. Pustaka: Jurnal Studi Perpustakaan dan Informas.
Vol. 2. No. 1 Juni Hal. 1-13.

Husaini, Usman, 2008, Manajemen : Teori Praktik dan Riset Pendidikan, BumiAksara, Jakarta.
Hoffman, D.L., Novak, T.P. and Peralta, M. 1999. Building consummer Trust online.

Comunications of the ACM. Vol. 42 No. 4. H. 80-85


James F. Engel, Roger D. Blackwell and Paul W. Miniard. (1996). Perilaku Konsumen. Jakarta:
Binarupa Angkasa.
Jackson, Cynthia M. Simeon Chow, Robert A Leithch. 1197 Toward an understanding of
behavioral intention to use an information system.Decision Sciences; Spring 1997: 28, 2:
ABI/INFORMATION Researh pg. 357.

Riatika,I Made Jaksana 2012, Pengaruh Structural Assurance Pada Sitem E-commerce,
Kepercayaan, Privasi, Keamanan, dan Pengalaman terhadap Keinginan Konsumen Untuk
Bertransaksi Secara Online, Skripsi Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Brawijaya.

Jarvenpaa, S.l., dan Tractinsky, N. 1999. Consumer trust in an Internet store: Acroos-cultured
Validation. Journal of Computecr-Mediated Communication, Dec.1-35.

Jogiyanto, Tony J., Timbrell, Greg T. 2001. Toward a definition of B2C dan B2B e-commerce.

Procedings of the Twelfth Autralian on Information System.


Kuncoro, 2009, Metode Penelitian Pemasaran, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit,
BPFE, Yogyakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007, Marketing Management 12th Edition,Manajemen
Pemsaran Jilid 1, Terjemahan oleh Benyamin Molan, 2005, PTIndeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller, 2007, Marketing Management 12th Edition,Manajemen
Pemsaran Jilid 2, Terjemahan oleh Benyamin Molan, 2005, PTIndeks Kelompok Gramedia,
Jakarta.

Lau, G.T., & Lee, S.H. (1999). Consumers’ trust in a brand and the link to brand loyyality.

Journal of Market-Focused Management, 4(4), 341-370.


Malhotra, Naresh. K; Kim, Sung S; Agarwal, James 2004. Internet Users Information Privacy
Concern (IUCPC): The Construct, the Scale, and a Causal Model. Information Systems
Research, Vol. 15, No. 4, December 2004, pp. 336-335.

Mayer, R. C, Davis, J. H, and Schoorman, F D. 1995. An Integrative Model of Organizational


Trust. Academy of Management Review, 20(3), 1709-73.

21
Miyazaki, A. D., and Fernandez, A. 200. Consumer Perceptions of Privacy and Security Risks for
Online Shopping. Journal of Consummer Affairs, 35(1), 40-44

Nazar, M.R., dan Syahran. 2008 Pengaruh Privasi, Keamanan, Kepercayaan, dan Pengalaman
terhadap Niat untuk bertransaksi secara Online. Program Pasca Sarjana Universitas
Gajahmada Yogyakarta.
Singgih Santoso, 2005, Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik, PT ElexMedia
Kompetindo, Jakarta.

Sugiyono. 2007. Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Alfabeta,
Bandung.

Sugiyono, 2008, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kesebelas, CV. Alfabeta,Bandung.


Santoso dan Tjiptono. (2002). Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta: PT.

Gramedia.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketujuh. Bandung: CV. Alfabeta.

Sugiyono, 2008, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan Kesebelas, CV. Alfabeta,Bandung.


Umar. (2002). Riset Pemasaran Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sekaran, Uma. 2006, Research Methods for Bussiness 4th Ed, Metodologi Penelitianuntuk
BisnisEdisi 4 Buku 2, Terjemahan oleh Kwan Men Yon, SalembaEmpat, Jakarta.

Suyanto M, 2003, Strategi Periklanan pada e-commerce Perusahaan Top Dunia Penerbit
Andi,Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2005, Pemasaran Jasa, Bayumedia Publising, Malang
Indrajit, R. Eko. Djokopranoto.2006. Strategi ManajemenPembelian Dan Suplly Chain. PT
Gramedia Widia Sarana Indonesia. Jakarta.

Nugroho, Adi. 2006. e-Commerce, Memahami Perdagangan Modern di Dunia Maya.

Informatika. Bandung.
Rofiq, 2007. Pengaruh Dimensi Kepercayaan (Trust) terhadap Partisipasi Pelanggan E-
Commerce. Tesis. Universitas Brawijaya.

Udo Godwin J. 2001. Privacy And Security Concerns As Major Barriers For E-Commerce:
Asurvey Study. Emerald: Information Management and computer security journal. No,
165-174

Wang et al., 1998, ”Consumerprivacy concern abaout internet marketing”, Communication of


the ACM, Vol. 41, pp.63-73 .

Wikipedia. 2014. E-commerce. Artikel Diakses pada tanggal 15 Januari 2014, 14:40:30.
Wikipedia. 2014. Internet. Artikel www.wikipedia.com Diakses pada tanggal 15 Januari
2014,
22
15:10:16.
Yogautama, R.D., 2012, Pengaruh Privasi, Keamanan, Kepercayaan dan Pengalaman
Mahasiswa Akuntansi Upn “Veteran” Yogyakarta Terhadap Niat Bertransaksi secara
Online.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Brawijaya
PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN NET
PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN SUB SEKTOR
MAKANAN DAN MINUMAN DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan mengetahui pengaruh Earning Per Share
(EPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham
Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian
ini menggunakan variabel kontrol berupa Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 11 dari 18 saham perusahaan sub
sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2017 yang
dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji asumsi klasik, uji
statistik deskriptif, dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa secara parsial variabel Earning Per Share
(EPS) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return Saham meski telah dikontrol
dengan Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan, Return On Equity (ROE)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham dengan dikontrol dengan
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan, dan Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return Saham meski telah dikontrol dengan
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan. Kemudian ditemukan bahwa secara
simultan Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin
(NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham dengan dikontrol oleh
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan. Hasil analisis Adjusted R Square sebesar
0,370 yang menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan
Net Profit Margin (NPM) dengan dikontrol oleh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
Penjualan mampu memberikan kontribusi terhadap Return Saham sebesar 37%, sementara
63% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

Kata kunci : Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Nett Profit
Margin

(NPM), Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Return Saham.

I. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia investasi di Indonesia saat ini semakin mengalami peningkatan.
Selama 5 tahun terakhir dunia investasi tumbuh ke arah positif. Pertumbuhan tersebut
didukung oleh kemajuan teknologi yang hadir guna memperkuat daya saing dan arus
informasi yang semakin cepat menjadikan perusahaan terus bersaing mengikuti
perkembangan global. Persaingan tersebut mendorong perusahaan agar tetap meningkatkan
kinerjanya. Para investor yang telah menanamkan modalnya maupun para calon investor
akan
terus menilai kinerja perusahaan. Untuk itu perusahaan dituntut agar mampu bersaing dalam
menarik minat investor dalam menanamkan modalnya.
Secara umum pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan para
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Bagi para investor, pasar
modal merupakan objek investasi dengan beragam atau berbagai tingkat pengembalian dan tingkat
risiko yang dihadapi, sedangkan bagi para emiten melalui pasar modal mereka dapat
mengumpulkan dana jangka panjang untuk menunjuang kelangsungan usahanya (Hermawan,
2012). Salah satu efek yang digunakan untuk berinvestasi adalah saham. Saham adalah tanda
penyertaan atau kepemilikan seseorang dalam suatu perusahaan (Lukman dan Solihin, 2018). Pada
umumnya investor akan tertarik dalam berinvestasi (saham) apabila perusahaan tersebut mampu
memberikan return yang mereka harapkan.
Bagi para investor keuntungan atau return yang akan mereka peroleh dari aktivitas investasi
menjadi hal yang penting. Untuk membantu investor dalam memprediksi hasil investasinya maka
dapat dilakukan dengan menilai kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan ini akan menggambarkan
perubahan naik turunnya harga saham yang akan berdampak pada besarnya return saham
perusahaan. Peningkatan atau penurunan return saham yang diperoleh investor akan ditentukan
oleh kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari laporan keuangan perusahaan. Kinerja
keuangan dapat dinilai dengan melakukan analisis rasio yang dicapai perusahaan. Dalam penelitian
ini rasio yang digunakan adalah Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit
Margin (NPM), serta menggunakan ukuran perusahaan sebagai variabel kontol.
Earning Per Share (EPS) merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan
dalam analisis perusahaan. Informasi Earning Per Share (EPS) perusahaan menunjukkan besarnya
laba bersih perusahaan yang siap dibagikan untuk semua pemegang saham perusahaan
(Roesminiyati, dkk, 2018). Penelitian yang dilakukan oleh Yuliarati dan Artini (2018) menemukan
bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Zubaidah, dkk (2018) yang menyatakan bahwa
Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang menunjukkan suatu pengukuran
dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa
maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan
(Lukman dan Solihin, 2018). Kenaikan rasio ini berarti telah terjadi kenaikan laba bersih dari
perusahaan yang bersangkutan, sehingga para investor dapat menggunakan indikator ROE sebagai
bahan pertimbangan dalam memilih saham atau menanamkan modalnya (Chandra dan Taruli,
2017). Penelitian yang dilakukan oleh Nazilah, dkk, (2018) menemukan bahwa Return On Equity
(ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Namun berbeda dengan
penelitian yang dilakukan oleh Aryaningsih, dkk, (2018) yang menyatakan bahwa Return On
Equity (ROE) berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap return saham.
Net Profit Margin (NPM) adalah rasio yang mengukur besarnya laba bersih perusahaan
dibandingkan dengan penjualannya. Semakin besar Net Profit Margin (NPM), maka kinerja
perusahaan semakin produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Kepercayaan investor
terhadap perusahaan dalam menanamkan modalnya akan menyebabkan permintaan saham
perusahaan meningkat. Hal tersebut berarti akan meningkatkan harga saham perusahaan.
Peningkatan atau perubahan harga saham ini akibat peningkatan NPM akan berdampak pada return
yang diharapkan investor. Penelitian yang dilakukan oleh Nazilah, dkk (2018) menemukan bahwa
Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Hal ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wasih dkk, (2018) yang menunjukkan bahwa Net
Profit Margin (NPM) berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham.
Sub sektor makanan dan minuman merupakan salah satu sub sektor yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia dan merupakan bagian dari sektor manufaktur. Saham perusahaan ini merupakan
jenis saham defensif (stock defensive) yakni saham yang cenderung lebih stabil dalam masa resesi
ekonomi atau perekonomian yang tidak menentu. Hal tersebut terjadi karena produk perusahaan
tersebut memang dibutuhkan oleh publik (Fahmi, 2017). Menurut catatan Kementrian
Perindustrian, sumbangan industri makanan dan minuman kepada PDB industri non migas
mencapai 34,95% di tahun 2017, yang merupakan konstribusi terbesar dibandingkan sub sektro
lainnya. Selain itu kontribusinya terhadap PDB nasional sebesar 6,21% di tahun 2017 atau
meningkat sebesar 3,85% dari tahun sebelumnya. Dari segi perkembangan realisasi investasi,
industri makanan dan minuman untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp
27,92 triliun atau meningkat sebesar 16,3% dibandingkan tahun 2016. Sedangkan Penanaman
Modal Asing (PMA) sebesar USD 1,46 miliar (Kemenperin.go.id). Selain pasar ekspor, industri
makanan dan minuman juga ditopang konsumsi di dalam negeri. Kementrian Perindustrian
mencatat nilai ekspor produk makanan dan minman nasional pada tahun 2017 mencapai US$ 11,5
miliar atau naik dibanding tahun 2016 yang sebesar US$ 10,43 miliar. Industri makanan dan
minuman akan berprospek cerah seiring pertambahan jumlah penduduk (Beritasatu.com).
Perkembangan Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
terhadap return saham pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman pada tahun 2011-2017
tampak pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Rata-rata EPS, ROE, NPM, dan Return Saham pada Perusahaan Sub Sektor
Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017
Rata- Rata-Rata Perubahan Rata-
Rata-rata Perubahan Rata-R ata Perubahan Perubahan
Tahun Rata Return Rata Return
EPS EPS (%) ROE ROE (%) NPM (%)
NPM Saham aham (%)
2011 1055,30 - 15,37 - 8,91 - 0,34 -

2012 1443,04 36,74 16,98 10,51 9,64 8,27 0,52 55,98

2013 1768,00 22,52 17,06 0,44 8,75 -9,22 0,35 -33,17

2014 1818,32 2,85 13,55 -20,57 7,60 -13,22 0,23 -33,55

2015 293,87 -83,84 14,46 6,77 8,15 7,34 -0,04 -119,31

2016 215,70 -26,60 15,68 8,38 9,76 19,67 0,28 -734,39

2017 139,42 -35,37 10,69 -31,81 7,17 -26,49 0,28 -0,26

Sumber : www.idx.co.id, data diolah, 2019


Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa rata-rata Earning Per Share (EPS), Return On
Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) perusahaan sub sektor makanan dan minuman
tersebut berfluktuasi dari tahun ke tahun yang mengakibatkan perubahan pada rata- rata return
saham perusahaan. Pada tahun 2015 rata-rata Earning Per Share (EPS) mengalami perubahan atau
penurunan yang sangat drastis yaitu sebesar -83,84%. Penurunan tersebut diikuti dengan perubahan
atau penurunan rata-rata return saham sebesar -119,66%. Pada tahun 2012 rata-rata Earning per
Sahre (EPS) mengalami peningkatan yang diikuti dengan peningkatan rata-rata return saham.
Namun pada tahun 2013 dan 2014 peningkatan rata-rata Earning per Share (EPS) tidak diikuti
oleh peningkatan rata-rata return saham. Pada tahun 2016 dan 2017 rata-rata Earning per Share
(EPS) mengalami penurunan, hal tersebut diikuti dengan penurunan rata-rata return saham.
Perubahan atau penurunan rata-rata Return On Equity (ROE) yang paling drastis terjadi di
tahun 2017, yaitu sebesar -31,81%. Penurunan rata-rata Return On Equity (ROE) tersebut diikuti
dengan penurunan rata-rata return saham sebesar -0,26%. Hal yang sama terjadi pula di tahun 2013
dan 2014, di mana rata-rata Return On Equity (ROE) mengalami penurunan yang diikuti dengan
penurunan rata-rata return saham. Sementara hal berbeda terjadi di tahun 2015 dan 2016, di mana
saat rata-rata Return On Equity (ROE) mengalami peningkatan, justru rata-rata return saham
mengalami penurunan. Hal berbeda terjadi pula di tahun 2012, di mana peningkatan rata-rata
Return On Equity (ROE) yang diikuti dengan peningkatan rata-rata return saham.
Perubahan atau penurunan rata-rata Net Profit Margin (NPM) yang paling drastis terjadi di
tahun 2017 yaitu sebesar -26,49%, sementara di tahun yang sama rata-rata return saham juga
mengalami penurunan sebesar -0,26%. Hal tersebut terjadi pula di tahun 2013dan 2014, di mana
penurunan rata-rata Net Profit Margin (NPM) diikuti dengan penurunan rata-rata return saham.
Sementara hal sebaliknya justru terjadi di tahun 2015 dan 2016, di mana rata-rata Net Profit Margin
(NPM) mengalami peningkatan yang tidak diikuti dengan peningkatan rata-rata return saham, rata-
rata return saham justru mengalami penurunan. Hal berbeda terjadi pula pada tahun 2012, di mana
peningkatan rata-rata Net profit Margin (NPM) diikuti dengan peningkatan rata-rata return saham.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik mengadakan penelitian
dengan judul ”Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE) dan Net Profit
Margin (NPM) terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman di
Bursa Efek Indonesia (BEI)”.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS


a. Tinjauan Pustka
1. Investasi
Menurut Tandelilin, (2010:2), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber
dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
yang akan datang”. Menurut Hartono, (2017:7) investasi terdiri atas 2 tipe, yaitu investasi langsung
atau investasi yang dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dpaat diperjual-belikan
di pasar uang, pasar modal, atau pasar turunan, dan investasi tidak langsung atau investasi yang
dilakukan dengan membeli surat-surat berharga di perusahaan investasi.
2. Pasar Modal
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan efek yang diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” (Fahmi,
2014:306).
3. Efisiensi Pasar
Konsep pasar efisien pertama kali dikemukakan oleh Fama (1970). Dalam konteks ini yang
dimaksud pasar adalah pasar modal (capital market) dan pasar uang. Menurut Fama, 1970 (dalam
Hartono, 2017:617), suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas
“mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia. Hal tersebut ditekankan pada dua aspek,
yaitu “fully reflect” dan “information available”. “Fully reflect” menunjukkan bahwa harga dari
sekuritas secara akurat mencerminkan informasi yang ada. Pasar dikatakan efisien jika
menggunakan informasi yang tersedia (information available), investor secara akurat dapat
mengekspektasikan harga dari sekuritas bersangkutan.
Fama, 1970 (dalam Hartono, 2017:606-607) membedakan efisiensi pasar modal ke dalam 3
(tiga) bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang
dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut :
a) Efisiensi Pasar Bentuk Lemah (Week Form)
Pasar dikatan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Ini berarti bahwa
pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi
masa lalu untuk mendapatkan keuntungan yang tidak normal.
b) Efisiensi Pasar Bentuk Setengah Kuat (Semistrong Form)
Pasar dikatakn efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly
available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten.
c) Efisiensi Pasar Bentuk Kuat (Strong Form)
Pasar dikatakn efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi
yang privat.
4. Saham
Menurut Fahmi (2014:323) “saham adalah tanda bukti penyertaan kepemilikan modal atau
dana pada suatu perusahaan”. Sementara menurut Rivai, dkk, (2013:147), secara sederhana saham
adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud
saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut merupakan pemilik
perusahaan dan yang menerbitkan kertas tersebut merupakan pemilik kertas tersebut.
5. Harga Saham
Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang telah listed di
bursa efek, di mana saham tersebut telah beredar (Lukman dan Solihin, 2018:148). Menurut
Aryaningsih, dkk (2018), harga saham merupakan cerminan dari nilai suatu perusahaan bagi
investor. Semakin baik suatu perusahaan mengelola usahanya dalam memperoleh keuntungan,
semakin tiggi juga nilai perusahaan tersebut dimata investor. Harga
saham yang cukup tinggi akan memberikan return bagi para investor yang pada akhirnya akan
berpengaruh terhadap citra perusahaan.
6. Return Saham
Menurut Fahmi, (2017:189) “return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya”. Menurut Hartono,
(2017:28), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return
realisasi yang sudah terjadi atau return yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi
dimasa mendatang. Return realiasai (realized return) merupakan return yang telah terjadi dan
dihitung menggunakan data historis. Sementara return ekspektasi (expected return) adalah return
yang diharapkan akan diperoleh investor dimasa mendatang.
Menurut Hartono, (2017:284) return saham dapat diperoleh dengan menggunakan formulasi
berikut:
Pt- Pt-1
Return Saham =
Pt-1
Di mana:
Pt = Harga saham periode t
Pt - 1 = Harga saham periode t-1
7. Laporan Keuangan
Menurut Fahmi, (2017:2) “laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan perusahaan”. Sementara menurut Harahap (2015:105) “laporan
keuangan adalah media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu
perusahaan.
8. Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Dalam praktiknya, secara umum laporan keuangan terdiri atas 5 (lima) jenis, yaitu sebagai
berikut :
a) Neraca
Menurut Kasmir (2017:28), neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Artinya dari posisi keuangan
dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban
dan ekuitas) suatu perusahaan.
b) Laporan Laba Rugi
Menurut Kasmir (2017:29), laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
c) Laporan Perubahan Modal
Menurut Kasmir (2017:29), laporan perubahan modal merupakan laporan yang
berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini
menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan modal di
perusahaan.
d) Laporan Arus Kas
Menurut Hery (2014:9), laporan arus kas adalah sebuah laporan yang
menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari
masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi,
sampai pada aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk suatu periode waktu tertentu.
e) Laporan catatan atas Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2017:30), laporan catatan atas laporan keuangan merupakan
laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang
memerlukan penjelasan tertentu.
9. Rasio Keuangan
Menurut Kasmir (2017:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka- angka
yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membandingkan satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada di antara laporan keuangan.
10. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Menurut Fahmi (2017:121-138) rasio keuangan terdiri dari 6 (enam) jenis, yaitu sebagai
berikut:
a) Rasio likuiiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya secara tepat waktu.
b) Rasio Leverage adalah rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai
dengan utang.
c) Rasio Aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu
perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimilikinya guna menunjang
aktivitas perusahaan, di mana pengguna aktivitas ini dilakukan secara sangat
maksimal dengan maksud memperoleh hasil yang maksimal.
d) Rasio Profitabilitas adalah rasio yang mengukur efektivitas manajemen secara
keseluruhan yang ditunjukkan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang
diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi.
e) Rasio Pertumbuhan adalah rasio yang mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan posisinya di industri dan dalam
perkembangan ekonomi secara umum.
f) Rasio Nilai Pasar adalah rasio yang menggambarkan kondisi yang terjadi di
pasar.
11. Earning Per Share (EPS)
Menurut Fahmi (2017:138) “Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah
bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar
yang dimiliki”. Perbandingan antara jumlah earning (laba bersih yang siap dibagikan bagi
pemegang saham) dengan jumlah lembar saham perusahaan akan diperoleh komponen Earning Per
Share (Tandelilin, 2010:365). Menurut Darsono dan Ashari (2009:57) investor biasanya tertarik
dengan ukuran profitabilitas dengan menggunakan dasar saham yang dimiliki. Rasio ini
menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Earning Per Share
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Fahmi, 2017:138) :
Earning Per Share = Earning After Tax

12. Return On Equity (ROE) Jumlah Saham yang Beredar


Menurut Tandelilin (2010:372), dari sudut pandang investor, salah satu indikator penting untuk
menulai prospek perusahaan di masa datang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan
profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting untuk mengetahui sejauh
mana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang
sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.
Menurut Fahmi (2017:137) “Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang mengkaji sejauh
mana perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas”.
Rasio ini penting bagi pihak pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi
penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio
ini berarti semakin efisien penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan (Sudana, 2011:22). Artinya posisi keuangan perusahaan semakin kuat, demikian pula
sebaliknya. Return On Equity dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Fahmi,
2017:137) :
Earning After Tax
Return On Equity =
Equity

13. Net Profit Margin (NPM)


Menururt Harahap (2015:304), Net Profit Margin (NPM) adalah besarnya pendapatan bersih
yang diperoleh dari setiap penjualan yang terjadi dalam suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan
pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Margin laba yang tinggi akan disukai karena
menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan hasil yang baik yang melebihi harga pokok
penjualan. Dengan begitu akan berpengaruh pada penilaian investor terhadap perusahaan. Net
Profit Margin dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Fahmi, 2017:136-137):
Net Profit Margin = Earning After Tax (EAT)

Sales

14. Hubungan antara EPS, ROE, dan NPM terhadap Return Saham
Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM)
merupakan bagian dari rasio keuangan yang dapat mempengaruhi return saham
perusahaan. Hubungan antara ketiga rasio tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

a) Hubungan Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham


Earning Per Share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian
keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar yang
dimiliki (Fahmi, 2017:138). Bagi para investor informasi EPS merupakan
informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna, karena menggambarkan
prospek earning perusahaan di masa depan. Semaking tinggi EPS maka
permintaan akan saham perusahaan tersebut akan semakin tinggi. Permintaan
akan saham perusahaan yang tinggi akan berdampak pada meningkatnya harga
saham perusahaan. Kemudian akan berdampak pula pada besarnya return yang
akan diterima oleh investor.
b) Hubungan Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham
Return On Equity merupakan rasio yang mengkaji sejauh mana perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk memberikan laba atas ekuitas
(Fahmi, 2017:137). ROE memberikan informasi pada para investor tentang
seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari
kinerja perusahaan menghasilkan laba. Semakin besar nilai ROE suatu
perusahaan maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga akan
semakin besar. Nilai ROE yang semakin besar akan menyebabkan perusahaan
dianggap semakin menguntungkan sehingga para investor akan mencari saham
perusahaan tersebut. Permintaan saham yang tinggi akan akan berdampak pada
harga saham yang tinggi pula (Lukman dan Solihin, 2017:151). Tingginya harga
saham inilah yang akan berdampak pada return saham yang akan diterima oleh
para investor yang telah menginvestasikan dananya.
c) Hubungan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham
Net Profit Margin merupakan salah satu dari rasio profitabilitas yang
menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. Margin laba yang
tinggi akan disukai karena menunjukkan bahwa perusahaan mendapatkan hasil
yang baik yang melebihi harga pokok penjualan (Fahmi, 2017:136). Semakin
besar nilai NPM, maka kinerja perusahaan dianggap semakin baik. Hal ini akan
berdampak pada kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya terhadap
perusahaan. Permintaan akan saham perusahaan yang tinggi akan berdampak
pada tingginya harga saham perusahaan. Tingginya harga saham inilah yang akan
berdampak pula pada return saham yang akan diterima oleh para investor yang
telah menginvestasikan dananya.
15. Penelitian Terdahulu
Sebagai bahan perbandingan, penulis mempelajari dari penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai hubungan antara EPS, ROE, NPM, dan ukuran perusahaan dengan return saham.
Berikut adalah hasil penelitian terdahulu yang disajikan dalam tebel 2.
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil
dan Tahun
1 Nazilah, dkk Reaksi Signal Rasio Profitabilitas Secara individu variabel NPM, ROA,
(2018) dan Rasio Solvabilitas terhadap ROE, EPS, dan DER berpengaruh
Return Saham Perusahaan. positif dan signifikan terhadap return
saham. Secara bersama-sama variabel
NPM, ROA, ROE, EPS, dan DER
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap return saham.
2 Zubaidah, dkk Pengaruh kinerja perusahaan dan Secara individu variabel ROE
(2018) struktur modal terhadap return berpengaruh positif dan signifikan
saham (studi empirik pada terhadap return saham. Sedangkan
perusahaan Manufaktur yang variabel EPS, ROA, dan DER
terdaftar di Bursa Efek Indonesia berpengaruh tidak signifikan terhadap
Periode Tahun 2012-2016) return saham.
3 Yuliaratih dan Variabel-variabel yang Secara individu variabel PDB, tingkat
Artini (2018) mempengaruhi Return Saham suku bunga SBI, ROA, NPM, EPS, dan
pada perusahaan Property dan PER berpengaruh positif dan signifikan
Real Estate di BEI terhadap return saham. Sementara nilai
tukar dan inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap return saham.
4 Aryaningsih, Pengaruh Return On Aset (ROA), Secara individu variabel ROA
dkk, (2018) Return On Equity (ROE), dan berpengaruh positif dan signifikan
Earning Per Share (EPS) terhadap return saham. Sementara
terhadap Return Saham pada variabel ROE dan EPS berpengaruh dan
perusahaan Consumer Good tidak signifikan terhadap return saham.
(Food and Beverages) yang Secara bersama-sama variabel ROA,
terdaftar di Bursa Efek Indonesia ROE, dan EPS berpengaruh terhadap
(BEI) Periode 2013-2016 return saham.
5 Wasih, dkk Pengaruh Return On Asset Secara individu ROA dan PBV
(2018) (ROA), Net Profit Margin berpengaruh terhadap return saham.
(NPM), Price Earning Ratio Sedangkan variabel NPM, PER, dan
(PER), Price Book Value (PBV) DER berpengaruh tidak signifikan
dan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham. Secara bersama-
terhadap Return Saham pada sama variabel ROA, NPM, PER, PBV,
perusahaan Manufaktur yang dan DER berpengaruh terhadap return
terdaftar di Bursa Efek Indonesia saham.
periode 2014-2016

b. Kerangka Pikir
Variabel Bebas

Earning Per Share (X1) H1 Variabel Terikat

H2
Return On Equity (X2) Return Saham (Y)

Net Profit Margin (X3) H3


H4

Variabel Kontrol
Ukuran Perusahaan (X4)

Pertumbuhan Penjualan (X5)

Gambar 1. Skema Kerangka Pikir

c. Hipotesis
1. H1 : Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham.
2. H2 : Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham.
3. H3 : Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham.
4. H4 : Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin
(NPM) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham.
III. METODE PENELITIAN
a. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas, variabel terikat, dan
variabel kontrol.
1. Variabel Bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak bergantung pada variabel
lainnya, biasanya disimbolkan dengan X. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga)
variabel bebas yang digunakan, yaitu :
a) Earning Per Share (EPS)
b) Return On Equity (ROE)
c) Net Profit Margin (NPM)
2. Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel
lainnya, biasanya disimbolkan dengan Y. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan variabel dependen berupa return saham.
3. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi
oleh faktor luar yang tidak diteliti. (Sugiyono, 2014:41).Variabel kontrol tersebut
adalah sebagai berikut ini:
a) Ukuran perusahaan (firm size)
Menurut Adiwibowo, (2018:207) ukuran perusahaan adalah suatu skala atau
nilai di mana perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan
total aset, log size, nilai saham, dan lain sebagainya.
Ukuran Perusahaan = Ln Total Aset
b) Pertumbuhan Penjualan (Growth Sales)
Menurut Deitiana (2011:59), pertumbuhan penjualan mencerminkan
menifestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan
sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan
penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan
dalam suatu industri.
.Penjualan t - Penjualan t-1
Pertumbuhan Penjualan= X 100%
Penjualan t-1

b. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah semua saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada periode 2011-2017. sampel yang digunakan adalah 11 perusahaan sub sektor Makanan dan
Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2017. Kriteria pemilihan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia(BEI) selama periode 2011-2017.
2. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman tersebut mempublikasikan
laporankeuangan yang telah diaudit selama periode 2011-2017.
3. Perusahaan sub sektor makanan dan minuman tersebut konsisten dalam
periodepencatatan laporan keuangannya.
c. Teknik Pengumpuan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode studi pustaka dan dokumentasi.Data
sekunder yang diperoleh berupa laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman
melalui website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id dan perusahaan terkait
yang menjadi sampel penelitian guna memperoleh besarnya nilai Earning Per Share (EPS), Return
On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan,
www.yahoofinance.com untuk memperoleh informasi mengenai harga saham perusahaan terkait
guna memperoleh nilai return saham, serta www.sahamok.com untuk melihat gambaran umum
perusahaan yang akan diteliti.
d. Rancangan Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Sebelum menggunakan analisis regeresi berganda sebagai alat dalam menganalisis pengaruh
variabel-variabel yang akan diteliti terlebih dahulu ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi.
Pengujian asumsi klasik yang akan digunakan terdiri dari:
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data berdistribusi normal atau tidak. Hal ini
akan terlihat dari bentuk sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel. Uji normalitas
dapat dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogrof-Smirnov. Kriteria pengujiannya adalah
apabila nilai sig. atau probabilitas > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Sebaliknya,
apabila nilai sig. atau probabilitasnya < 0,05 maka data dikatakan tidak berdistribusi normal.
b) Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan guna mengetahui apakah model dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independe). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Uji multikolonieritas dapat
dilakukan dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF). Uji multikolonieritas akan
terpenuhi apabila angka atau nilai VIF tidak melebih 10 (Ghozali, 2016:103).
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi telah terjadi korelasi
pada periode t dengan periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas
dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi atau tidak maka digunakan uji Durbin-
Watson (DW). Dasar pengambilan keputusan suatu data tidak terdapat gejalah autokorelasi adalah
apabila du < d< 4-du.
d) Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah terjadi ketidaksamaan varian dari
residual (nilai eror) dari nilai pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain. Deteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas pada suatu penelitian dapat dilakukan dengan mengamati grafik
scatterplot hasil analisis program SPSS. Heteroskedastisitas terjadi apabila pada scatterplot titik-
titiknya mempunyai pola yang teratur baik menyempit, melebar, maupun bergelombang.
Sebaliknya, apabila pada scatterplot titik-titiknya memiliki pola yang menyebar di atas dan di
bawah sumbu Y, maka yang terjadi adalah homoskedastisitas.
2. Uji Satistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif (descriptive statistics) adalah suatu metode analisis yang digunakan
untuk menggambarkan keadaan suatu hal atau fenomena secara umum. Menurut Ghozali, (2013:19)
statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai
standar deviasi, nilai varian, nilai maksimum, nilai minimum, sum,
range, kurtosis dan skweness (kemencengan distribusi). Tujuan dari analisisi deskriptif ini adalah
untuk mempermudah penafsiran atau penjelasan. Statistik deskriptif ini akan mendeskripsikan,
menggambarkan, menjabarkan atau menguraikan sehingga mudah dipahami.
3. Analisis Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah metode pengambilan keputusan yang didasarkan dari analisis data.
Pengujian hipotesis berhubungan dengan penerimaan atau penolakan suatu hipotesis yang telah
dibuat oleh peneliti dalam suatu penelitian. Adapun analisis data yang digunakan guna menguji
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Analsisi Regresi Berganda
Analsisis regresi berganda digunakan untuk mencari hubungan atau mengukur pengaruh
variabel independen dengan variabel dependen, serta mengukur dengan adanya variabel kontrol
yang berguna sebagai perbandingan. Model persamaan regresi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Y = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏 𝑋 + 𝑏4 𝑋4 + 𝑏5 𝑋5+ e
Di mana :
Y = Return Saham X5 = Pertumbuhan Penjualan
X1 = Earning Per Share a = kostanta (intersept)

X2 = Return On Equity b = koefisien regresi masing-masing variabel bebas


X = Net Profit Margin e = standard error

X4 = Ukuran Perusahaan
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien, sehingga dapat
diketahui apakah EPS, ROE, dan NPM secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
return saham perusahaan. Dengan kata lain, uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan dengan tingkat
kesalahan (α) yang digunakan adalah 5% (0,05). Kesimpulan uji-t dilakukan dengan cara
membandingkan hasil nilai signifikansi dan tingkat kesalahan. Syarat pengambilan keputusan
dalam uji t (uji pasrial) adalah, jika nilai signifikansi < α (0,05) maka variabel independen secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi > α (0,05) maka
variabel independen secara parsial berpengaruh tidaksignifikan terhadap variabel dependen.
c. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen yang digunakan dalam model
penelitian secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Dengan kata
lain, uji F dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variabel EPS, ROE, dan NPM secara
bersama-sama terhadap variabel return saham. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan
antara nilai F tabel dan F hitung atau dengan membandingkan nilai signifikansin dalam tabel
ANOVA dengan taraf signifikansi 5%. Syarat pengambilan keputusan signifikansi uji F adalah Jika
nilai signifikansi < 0,05 maka variabel-varaiabel indepen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. Jika nilai signifikansi
> 0,05 maka variabel indepen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui persentase kontribusi variabel bebas
terhadap variabel terikat. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel bebas akan mampu
menjelaskan variabel terikatnya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
Nilai koefisien determinasi adalah adalah antara 0 dan 1.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel dalam model regresi berdistribusi
normal atau tidak. Pada uji normalitas terdapat berbagai metode yang bisa digunakan untuk
mendeteksi masalah normalitas, salah satunya adalah dengan uji Kolmogrov-Smirnov. Berikut ini
adalah hasil uji normalitas pada tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual
N 77
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,55928292
Absolute ,200
Most Extreme Differences Positive ,200
Negative -,094
Kolmogorov-Smirnov Z 1,755
Asymp. Sig. (2-tailed) ,004
Sumber : data diolah (output program SPSS 21)
Tabel 3 menunjukkan besarnya probabilitas uji Kolmogrov-Smirnov. Bisa dilihat dari nilai
asymp.sig yaitu sebesar 0,004. Nilai sig (0,004) ini lebih kecil dari tingkat signifikan yang
ditentukan yaitu 0,05 (α=5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat masalah normalitas atau
variabel bebas tidak berdistribusi normal terhadap variabel terikat. Untuk mengatasi masalah
normalitas tersebut, maka dicari data yang outlier. Setelah dibuang data yang outlier maka hasil
pengujian normalitas tampak pada tabel 4 berikut ini.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Setalah Membuang Data Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual
N 57
Mean ,0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation ,26383659
Absolute ,096
Most Extreme Differences Positive ,096
Negative -,060
Kolmogorov-Smirnov Z ,726
Asymp. Sig. (2-tailed) ,668

Sumber : data diolah (output program SPSS 21)


Tabel 4 menunjukkan besarnya probabilitas uji Kolmogrov-Smirnov setelah membuang data
outlier. Bisa dilihat dari nilai asymp.sig yang baru yaitu sebesar 0,668. Nilai sig ini lebih besar dari
tingkat signifikan yang ditentukan yaitu 0,05 (α=5%) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas berdistribusi normal terhadap variabel terikat.
b. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas merupakan hubungan linear antara variabel independen di dalam regresi
berganda. Ada beberapa metode untuk mendeteksi ada tidaknya masalah multikolonieritas dalam
suatu model regresi berganda. Multikolonieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan
nilai VIF. Ringkasan hasil uji multikolonieritas dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini.
Tabel 5. Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Beta Tolerance VIF
Error
(Constant) ,706 1,099 ,643 ,523

EPS ,000 ,000 ,174 ,946 ,348 ,370 2,706


ROE ,023 ,011 ,379 2,151 ,036 ,402 2,486
1 NPM -,010 ,017 -,112 -,595 ,554 ,352 2,840
UKURAN -,034 ,039 -,172 -,867 ,390 ,317 3,157
PERUSAHAAN
PERTUMBUHA ,010 ,003 ,429 3,619 ,001 ,885 1,130
N PENJUALAN
Sumber : data diolah (output program SPSS 21)
Tabel 5 di atas menunjukkan hasil pengujian multikolonieritas. Hasil pengujian menghasilkan
nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk Earning Per Share (EPS) sebesar 2,706, Return On
Equity (ROE) sebesar 2,486, Net Profit Margin (NPM) sebesar 2,840, Ukuran Perusahaan sebesar
3,157, dan Pertumbuahan Penjualan sebesar 1,130. Nilai Variance Inflation Factor (VIF) EPS,
ROE, NPM, Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan tersebut lebih kecil dari 10, sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel bebas dan variabel terikat, maupun variabel kontrol tidak terjadi
masalah multikolonieritas.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linearterdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1. Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi dalam data yang digunakan, maka dalam penelitian ini
peneliti menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Ringkasan hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada
tabel 6 berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,604a ,365 ,302 ,27647 1,443
Sumber : data diolah (output program SPSS 21)
Tabel 6 menunjukkan nilai statistika Durbin-Watson (DW) sebesar 1,443. Nilai dL dan dU
dengan α = 5% pada n = 57 dan k = 3 masing-masing 1,4637 dan 1,6845. Hal ini menunjukkan
bahwa 0 kurang dari nilai Durbin-Watson dan nilai Durbin-Watson kurang dari dL (0 < d < dL)
yang artinya terdapat autokorelasi positif. Oleh karena itu, dilakukan penyelesaian masalah
autokorelasi dengan Corchrane Orcutt.
Corchrane Orcutt adalah salah satu metode untuk mengatasi masalah autokorelasi dalam
suatu penelitian. Untuk mengatasi autokorelasi maka hal yang dilakukan di awal
adalah dengan menghitung nilai ρ menggunakan nilai estimasi error. Setelah dilakukan
penyelesaian autokorelasi dengan Corchrane Orcutt maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada
tabel 7.
Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi dengan Corchrane Orcutt
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson


Square Estimate
1 ,654a ,427 ,370 ,26727 1,852
Sumber : data diolah (output program SPSS 21)
Tabel 7 menunjukkan nilai statistika Durbin-Watson (DW) setelah dilakukan metode
Corchrane Orcutt sebesar 1,852. Nilai dL dan dU, dan dengan α = 5% pada n = 56 dan k = 3
masing-masing 1,4581 dan 1,6830. Nilai Durbin-Watson ini lebih besar dari dU dan kurang dari 4-
dU (2,317) atau dU < d < 4-dU. Hal ini berarti bahwa tidak ada autokorelasi positif atau negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Pada prinsipnya, uji heteroskedastisitas merupakan model regresi untuk mendeteksi ada
tidaknya heteroskedastisitas dalam sebuah data. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat pada
gambar 3 berikut ini.
Gambar 1. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : data diolah (output program SPSS 21)


Berdasarkan output Scatterplot pada gambar 1, terlihat bahwa titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Hal tersebut ditentukan sesuai dengan
dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan grafik Scatterplot yang telah
diuraikan sebelumnya.
2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif data dimaksud untuk melihat nilai minimum, maksimum, nilai mean (rata-
rata), serta nilai standar deviasi suatu data yang digunakan dalam suatu penelitian. Berikut ini
adalah hasil analisis deskriptif menggunakan aplikasi SPSS versi 21.0 for windows untuk masing-
masing variabel EPS, ROE, NPM, Return Saham, Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan
untuk data periode tahun 2011-2017 yang disajikan dalam tabel 8.
Tabel 8. Hasil Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


LAG_EPS 56 -251,20 820,32 153,6229 200,96387
LAG_UKURAN_PERUSAHAAN 56 18,39 23,59 10,6413 6,02701
LAG_PERTUMBUHAN_PENJUALAN 56 -15,08 46,30 5,2079 4,08046
LAG_RETURN_SAHAM 56 -,46 1,06 20,9756 1,55934
Valid N (listwise) 56 12,0018 13,32993
,1521 ,33667
Sumber : data diolah (output program SPSS 21)
Berdasarkan tabel 8 hasil uji statistik deskriptif menunjukkan sampel (N) sebanyak 56, yang
diperoleh dari data per tahun periode 2011-2017. Berikut ini penjelasan masing-masing variabel
yang digunakan:
a. Earning Per Share (EPS)
Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Earning Per Share (EPS) yang
diperoleh sebesar 153,6229. Hal ini berarti bahwa rata-rata perolehan laba bersih adalah sebesar Rp
153,6229 dari total jumlah saham beredar perusahaan. Nilai maksimum sebesar 820,32 berarti laba
bersih tertinggi dapat mencapai Rp 820,32, sedangkan nilai minimal Earning Per Share (EPS)
sebesar Rp -251,20 berarti bahwa rugi bersih yang diperoleh perusahaan mencapai RP 251,20.
Sementara standar deviasi sebesar 200,96387 yang berarti bahwa kecendrungan data EPS selama
tahun penelitian mempunyai tingkat penyimpangan sebesar 200,96387.
b. Return On Equity (ROE)
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Return On Equity (ROE )yang
diperoleh sebesar 10,6413. Hal ini berarti bahwa rata-rata perolehan laba bersih adalah sebesar
10,6413% dari total ekuitas perusahaan sub sektor makanan dan minuman. Nilai maksimum
sebesar 23,45 berarti laba bersih tertinggi dapat mencapai 23,45% dari total ekuitas
perusahaan, sedangkan nilai minimal ROE sebesar -1,01 berarti bahwa rugi bersih yang diperoleh
perusahaan mencapai 1,01% dari total ekuitas perusahaan. Sementara standar deviasi sebesar
6,02701 yang berarti kecendrungan data ROE selama tahun penelitian mempunyai tingkat
penyimpangan sebesar 6,02701.
c. Net Profit Margin (NPM)
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata NPM yang diperoleh sebesar 5,2079.
Hal ini berarti bahwa rata-rata perolehan laba bersih adalah sebesar 5,2079% dari total
penjualan perusahaan sub sektor makanan dan minuman. Nilai maksimum sebesar 13,31 berarti laba
bersih tertinggi dapat mencapai 13,31% dari total penjualan perusahaan, sedangkan nilai minimal
NPM sebesar -2,21 berarti bahwa rugi bersih yang diperoleh perusahaan mencapai 2,21% dari total
penjualan perusahaan. Sementara standar deviasi sebesar 4,08046 yang berarti kecendrungan data
NPM selama tahun penelitian mempunyai tingkat penyimpangan sebesar 4,08046.
d. Ukuran Perusahaan
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Ukuran Perusahaan yang diperoleh
sebesar 20,9756. Hal ini berarti bahwa rata-rata Ukuran Perusahaan yang diukur dengan Ln Total
Aktiva untuk perusahaan sub sektor makanan dan minuman adalah sebesar
20,9756. Nilai maksimum sebesar 23,59 berarti total aktiva tertinggi atau Ukuran Perusahaan
tertinggi dapat mencapai 23,59, sedangkan nilai minimal Ukuran Perusahaan sebesar 18,39 berarti
bahwa total aktiva terkecil Ukuran Perusahaan mencapai 18,39. Sementara standar deviasi sebesar
1,55934 yang berarti kecendrungan data Ukuran Perusahaan selama tahun penelitian mempunyai
tingkat penyimpangan sebesar 1,55934.
e. Pertumbuhan Penjualan
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Pertumbuhan Penjualan yang
diperoleh perusahaan sebesar 12,0018. Hal ini berarti bahwa rata-rata Pertumbuhan Penjualan
perusahaan sub sektor makanan dan minuman adalah sebesar 12,0018%. Nilai maksimum sebesar
46,30 berarti Pertumbuhan Penjualan tertinggi dapat mencapai 46,30%, sedangkan nilai minimal
Pertumbuhan Penjualan sebesar -15,08 berarti bahwa Pertumbuhan Penjualan terkecil perusahaan
mencapai -15,08%. Sementara standar deviasi sebesar 13,32993 yang berarti kecendrungan data
Pertumbuhan Penjualan selama tahun penelitian mempunyai tingkat penyimpangan sebesar
13,32993.
f. Return Saham
Berdasarkan tabel 14, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata Return Saham yang diperoleh
sebesar 0,1521. Hal ini berarti bahwa rata-rata Return Saham perusahaan sub sektor makanan dan
minuman adalah sebesar 0,1521. Nilai maksimum sebesar 1,06 berarti Return Saham tertinggi
dapat mencapai 1,06 kali atau 106%, sedangkan nilai minimal Return Saham sebesar
-0,46 berarti bahwa Return Saham terkecil perusahaan mencapai -0,46 kali atau -46%. Sementara
standar deviasi sebesar 0,33667 yang berarti kecendrungan data Return Saham selama tahun
penelitian mempunyai tingkat penyimpangan sebesar 0,33667.
3. Analisis Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda
Pada penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah metode regresi linear
berganda. Data diolah dengan mengunakan aplikasi SPSS versi 21.0 for windows untuk mengetahui
pengaruh variabel EPS, ROE,dan NPM tehadap Return Saham dengan Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Penjualan sebagai variabel kontrol. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tebel 9
berikut.
Tabel 15. Hasil Regresi Berganda
Coefficientsa

Model Unstandardized Standardized t Sig.


Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta

(Constant) ,619 ,799 ,775 ,442

LAG_EPS ,000 ,000 ,236 1,456 ,152

LAG_ROE ,020 ,010 ,366 2,124 ,039


1
LAG_NPM -,008 ,016 -,098 -,517 ,607

LAG_UKURAN_PERUSAHAAN -,040 ,039 -,185 -1,014 ,316

LAG_PERTUMBUHAN_PENJUALAN ,011 ,003 ,447 3,937 ,000

Sumber : data diolah (output program SPSS 21)


Dari perhitungan tabel 9, maka diperoleh nilai a sebesar 0,619 dengan nilai b1 sebesar0,000,
nilai b2 sebesar 0,020, nilai b3 sebesar -0,008, nilai b4 sebesar -,0,040, dan nilai b5
sebesar 0,011. Jika dimasukkan dalam persamaan regresi berganda, maka hasilnya dapat dilihat
dalam persamaan berikut ini.
Y = 0,619 + 0,000 X1 + 0,020 X2- 0,008 X3 - 0,040 X4 + 0,011X5
Maksud dari persamaan tersebut yaitu:
1) Nilai kostanta (a) dari persamaan tersebut adalah 0,619. Angka tersebut
menunjukkan besarnya Return Saham apabila variabel Earning Per Share (EPS),
Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM), Ukuran Perusahaan, dan
Pertumbuhan Penjualan diabaikan atau dianggap konstan (bernilai nol). Artinya
ketika Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM),
Ukuran Perusahaan, dan Pertumbuhan Penjualan tidak digunakan, maka Return
Saham sebesar 0,619 atau 61,9%.
2) Nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,000 yang berarti jika variabel ROE (X2), NPM
(X3), Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan dianggap konstan, maka
setiap peningkatan Rp 1 Earning Per Share (EPS) akan meningkatkan Return
saham sebesar 0,000.
3) Nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,020 yang berarti bahwa jika variabel EPS
(X1), NPM (X3), ukuran perusahaan (X4), dan Pertumbuhan Penjualan (X5)
dianggap konstan, maka setiap peningkatan 1% Return On Equity (ROE) akan
meningkatkan Return saham sebesar 0,020 atau 2%. Sebaliknya, setiap
penurunan 1% Return On Equity (ROE) akan menurunkan nilai return saham
sebesar 0,020 atau 2%.
4) Nilai koefisien regresi (b3) sebesar -0,008 yang berarti bahwa jika variabel EPS
(X1), ROE (X2), ukuran perusahaan (X4), dan Pertumbuhan Penjualan (X5)
dianggap konstan, maka setiap peningkatan 1% Net Profit Margin (NPM) akan
menurunkan Return saham sebesar 0,008 atau 0,8%. Sebaliknya, setiap
penurunan 1% NPM akan meningkatkan nilai return saham sebesar 0,008 atau
0,8%.
5) Nilai koefisen (b4) sebesar -0,0,040 menunjukkan bahwa jika jika variabel EPS
(X1), ROE (X2), NPM (X3), dan Pertumbuhan Penjuala (X5) dianggap konstan,
maka setiap peningkatan 1 satuan Ukuran Perusahaan akan menurunkan Return
saham sebesar 0,040 atau 4%. Sebaliknya, setiap penurunan 1 satu satuan
Ukuran Perusahaan akan meningkatkan nilai return saham sebesar 0,040 atau
4%.
6) Nilai koefisen (b5) sebesar 0,011 menunjukkan bahwa jika jika variabel EPS (X1),
ROE (X2), NPM (X3), dan Ukuran Perusahaan (X4) dianggap konstan, maka setiap
peningkatan 1% Pertumbuhan Penjualan akan meningkatkan Return saham
sebesar 0,011 atau 1,1%. Sebaliknya, setiap penurunan 1% Pertumbuhan
Penjualan akan menurunkan nilai return saham sebesar 0,011 atau 1,11%.
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji t dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh secara langsung dari variabel Earning
Per Share (EPS) terhadap return saham, Return On Equity (ROE) terhadap return saham, dan Net
Profit Margin (NPM) terhadap return saham dengan masing-masing variabel dikontrol oleh Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tebel 9
sebelumnya.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 9, maka diperoleh hasil sebagai berikut ini:
1) Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari nilai
probabilitas (0,152 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Earning
Per Share (EPS) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return Saham
meski telah dikontrol dengan Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan.
2) Return On Equity (ROE) terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh nilai signifikansi kurang dari nilai
probabilitas (0,039 < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Return
On Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return Saham
dengan dikontrol oleh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan.
3) Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh nilai signifikansi lebih besar dari nilai
probabilitas (0,607 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel NPM
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return Saham meski telah
dikontrol dengan Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan.
c. Uji F (Uji Simultan)
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas EPS, ROE, dan NPM terhadap
variiabel terikat Return Saham secara bersama-sama atau simultan dengan dikontrol oleh Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan. Hasil pengolahan data dapat dilihat pada tabel 10 berikut
ini.
Tabel 10. Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 2,662 5 ,532 7,454 ,000b
1 Residual 3,572 50 ,071

Total 6,234 55

Sumber : data diolah (output program SPSS 21)


Dengan tingkat signifikansi α=5%, jika dilihat dari taraf signifikansi yang sebesar 0,000
< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Earning Per Share (EPS), Return On Equity
(ROE), dan Net Profit Margin (NPM) secara bersama-sama berpengaruh dan signifikan
terhadap return saham dengan dikontrol oleh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
Penjualan.

d. Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi EPS, ROE, dan
NPM terhadap Return Saham dengan dikontrol oleh Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan
Penjualan. Berikut hasil perhitungan koefisien determinasi pada tabel 11.
Tabel 11. Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,654a ,427 ,370 ,26727


Sumber : data diolah (output program SPSS 21)
Dari hasil pengolahan data tabel 11 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,370. Hal
ini berarti bahwa pengaruh atau kontribusi Earning Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan
Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham dengan dikontrol oleh Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Penjualan selama tahun 2011-2017 adalah sebesar 37% sedangkan sisanya 63%
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On
Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor
Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:

a. Dari hasi uji t variabel Earning Per Share (EPS) terhadap Return saham maka diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS) berpengaruh positif tetapi
tidak signifikan terhadap Return saham Perusaahaan Sub Sektor Makanan dan
Minuman di Bursa Efek (BEI) meski telah dikontrol dengan Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Penjualan.
b. Dari hasi uji t variabel Return On Equity (ROE) terhadap Return saham maka diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa variabel Return On Equity (ROE) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Return saham Perusahaan Sub Sektor Makanan dan Minuman
di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dikotrol oleh Ukuran Perusahaan dan
Pertumbuhan Penjualan.
c. Dari hasi uji t variabel Net Profit Margin (NPM) terhadap Return saham maka
diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM) berpengaruh
negatif tetapi tidak signifikan terhadap Return Saham Perusahaan Sub Sektor Makanan
dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) meski telah dikontrol dengan Ukuran
Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan.
d. Berdasarkan analisis uji F di mana hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Earning
Per Share (EPS), Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham Perusahaan Sub
Sektor Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dikontrol oleh
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan.
2. Saran
Berdasrkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka diajukan saran yang dapat dijadikan
pertimbangan.
a. Bagi perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI),
karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Earning Per Share (EPS)
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return saham, maka perusahaan
harusmenigkatkan EPS sehingga menarik minat investor untuk berinvestasi.
b. Bagi perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI),
karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham, maka perusahaan
harus mempertahankan ROE.
c. Bagi perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia (BEI),
karena hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Net Profit Margin (NPM)
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Return Saham, maka perusahaan harus
memperhatikan rasio keuangan lainnya yang dapat mempengaruhi tingkat Return
Saham perusahaan.
d. Secara bersama-sama EPS, ROE, dan NPM berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Return saham sehingga ke tiga rasio tersebut harus dipertahankan.
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar menambah variabel independen, jumlah
emiten dan periode penelitian, serta tetap menggunakan variabel kontrol.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Adiwibowo, Akhmad Sigit. 2018. Pengaruh Manajemen Laba, Ukuran Perusahaan dan
Leverage terhadap Return Saham dengan Kebijakan Dividen sebagai variabel
moderasi. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Universitas Pamulang. Vol. 6 No. 2 Hal:203-
222.
Aryaningsih, Y, Fathoni, A, dan Harini, C. 2018. Pengaruh Return On Asset (ROA), Return
On Equity (ROE), dan Earning Per Share (EPS) terhadap Return Saham pada
Perusahaan Consumer Good (Food and Beverage) yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2013-2016. Journal of Management. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Pandanaran. Vol. 4 No. 4.
Bahri, Syaiful. 2016. “Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS”. Yogyakarta:
Andi Yogayakarta.

Chandra, dan Taruli. 2017. Analisis Pengaruh Current Ratio (CR), Debt To Equity Ratio
(DER), Return On Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga
Saham Pada Perusahaan-Perusahaan Pertmbangan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Pada Tahun 2012-2015. Jurnal KURS. Sekolah tinggi Ilmu
Ekonomi Pelita Indonesia. Vol. 2 No. 2 Hal 128-137.
Darsono, dan Ashari. 2009. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta:
Andi.

Deitiana, Tita. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen
Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. STIE Trisakti. Vol.13 No. 1
Hal: 57-66.
Ekananda, Mahyus. Analisis Ekonometrika Data Panel. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. Jakarta: Mitra
Wacana Media.

. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

. 2017. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.


Halim, Abdul. 2018. Analisis Investasi dan Aplikasinya Dalam Aset Keuangan dan Aset Riil
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Hasan, M Iqbal. 2016. Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif). Edisi Kedua.

Jakarta: Bumi Aksara.


Hermawana, Dedi Aji. 2012. Pengaruh Debt to Equity Ratio, Earning Per Share dan Net
Profit Margin terhadap Return Saham. Management Analysis Journal. Fakultas
Ekonomi: Universitas Negeri Semarang. Vol. 1 No. 5 Hal 1-6.
Hartono, Jogiyanto. 2017. Teori Portofolio dan Anlisis Investasi Edisi Kesebelas.
Yogayakarta:BPFE.
Hery. 2013. Akuntansi Keuangan Menengah. Yogyakarta: Center of Academik Publishing
Service.

, 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Karim, Abdul. 2015. Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal terhadap Return Saham
Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010-
2012. Media Ekonomi dan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Semarang.
Vol. 30 No.1 Hal 41-55.
Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo.

Khairani, Imelda. 2016. Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Dividend Per Share Terhadap
Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di bursa Efek Indonesia
(BEI) Tahun 2011-2013. Jurnal Manajemen dan Keuangan, Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Persada Bunda. Vol. 5 No. 1 Hal: 566-572.
Lukman, dan Solihin. 2018. Pengaruh Economic Value Added, Financial Leverage dan
Profitabilitas terhadap Harga Saham PT. Summarecon Agung Tbk. Jurnal Ekonomi.
Fakultas Ekonomi. Universitas Brobodur Jakarta. Vol. 20 No. 2 Hal:147-159.
Muslih, M, dan Fitriah. 2019. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Dividen, Pertumbuhan
Penjualan, Arus Kas Operasi, dan Volume Perdagangan Saham terhadap Return
Saham (Studi Kasus pasa Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2017). Juranl AKSARA PUBLIC.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Telkom University. Vol. 3 No. 1 Hal 246-260.
Rodoni, dan Ali. 2014. Manajemen Keuangan Modern. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Rivai, V, Modding, B, Veithzal, A, P, dan Mariyanti, T. 2013. Financial Institution


Management (Manajemen Kelembangan Keuangan) Disajikan Secara Lengkap dari
Teori Hingga Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Roesminiyati, R, Salim, A, Paramita, R. 2018. Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return On
Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham Pada
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Progress Conference.
STIE Widyagama. Vol. 1 No. 1 Hal:861-869.
Sadeli. 2015. Dasar-Dasar Akuntansi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sjahrial, Dermawan. 2014. Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Revisi. Jakarta: Mitra
Wacana Media.

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga.

Sudarsono, B, dan Sudiyanto, B. 2016. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Return Saham


pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia
tahun 2009 s/d 2014. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas
Stikubank Semarang. Vol. 23 No. 1 Hal:30-51.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno. 2013. Manajemen Keuangan Teori Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: EKONISIA.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.

Yogyakarta:Kanisius.
Wasih, N, M, Manik, T, dan Husna, A. 2018. Pengaruh Return On Asset (ROA), Net Profit
Margin (NPM), Price Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2016. Jurnal Ekonomi. Fakultas
Ekonomi. Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Wulandari, C, S, dan Priantinah, D. 2017. Pengaruh EPS, EVA, dan MVA terhadap Return
Saham pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi. Jurnal Profita. Prodi
Akuntansi. Fakultas Ekonomui. Universitas Negeri Yogyakarta. Hal 1-16.
Yudiana, Fetria Eka. 2013. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta:
Penerbit Ombak.

Yuliaratih, K, A, S, dan Artini, L, G, S. Variabel-Variabel yang Mempengaruhi


Return Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di BEI. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana.
Vol. 7 No. 5 Hal: 1495- 1528.

55
ANALISIS MANAJEMEN OPERASIONAL PERUSAHAAN
MULTINASIONAL
(Studi Kasus Pada PT. Unilever IndonesiaTbk.)

Abstrak

Operational management itself is a major management function in a company. This operations management has
developed rapidly due to technological advances and the emergence of new innovations that have been
implemented in business practices. Currently, many companies havelooked at and made operations management a
strategic tool for competingbetween companies. Operations management is needed to give birth to new
innovations and changes for the better. Because along with the times,an increasingly advanced industry has also
developed so that companiesare required to present the best quality in products or services produced,but not
forgetting the impact of the surrounding environment from all company activities.

PENDAHULUAN
Industri yang kian berkembang pesat saat ini menjadikan persaingan antar perusahaan di dunia
semakin ketat. Setiap perusahaan akan berlomba untuk menjadi yang terdepan untuk memenuhi
kebutuhan konsumen di pasar supaya bisa terus bertahan di tengah persaingan. Setiap perusahaan atau
industri pasti memiliki visi dan misi untuk terus berkembang selain untuk memperoleh keuntungan yang
besar. Untuk memenuhi dan mewujudkan tujuan atau visi perusahaan, maka setidaknya ada tiga fungsi
dasar manajemen yang harus diimplementasikan pada sebuah perusahaan, yaitu fungsi pemasaran, fungsi
operasional, dan fungsi keuangan. Ketiga fungsi tersebut merupakan aspek utama di sebuah perusahaan
atau industri demi keberlangsungan hidup perusahaan.
Manajemen operasional sendiri merupakan sebuah fungsi manajemen yang utama dalam sebuah
perusahaan. Manajemen operasi ini telah berkembang pesat sebab kemajuan teknologi dan munculnya
inovasi baru yang telah diterapkan dalam praktik bisnis. Saat ini telah banyak perusahaan yang melirik
dan menjadikan manajemen operasi sebagai alat yang strategis untuk bersaing antar perusahaan.
Manajemen operasi sangat diperlukan untuk melahirkan inovasi baru dan perubahan untuk menjadi lebih
baik lagi. Karena seiring perkembangan zaman maka berkembang pula industri yang semakin maju
sehingga perusahaan dituntut untuk menyajikan kualitas terbaik dalam produk atau jasa yang diproduksi,

56
namun tidak melupakan dampak lingkungan sekitarnya dari segala aktivitas perusahaan.
Salah satu perusahaan yang menerapkan manajemen operasional secaraa baik adalah PT.
Unilever Indonesia Tbk yang merupakan perusahaan multinasional yang memproduksi dan memasarkan
berbaagai barang konsumen di berbagai negara untuk mencukupi kebutuhan mulai dari kesehatan,
nutrisi, perawatan sehari-hari dan sebagainya. Dalam menghadapi persaingan yang ketat, PT. Unilever
Indonesia Tbk mempunyai berbagai strategi dalam menghadapinya. Strategi tersebut ialah strategi
pemasaran, strategi promosi, strategi manajemen sumber daya manusia, dan strategi manajemen
operasional (Keweh, 2016). PT. Unilever Indonesia Tbk merumuskan manajemen operasional dengan
dua komponen yaitu sarana dan prasarana yang memadai serta cara menyediakan sarana dan prasarana
tersebut. Dari kedua aspek tersebut, hal-hal utama dalam manajemen operasional dapat diuraikan
menjadi beberapa bidang, yaitu inventarisasi, prosedur, pembelian barang, pengendalian mutu, biaya
produksi, produktivitas kerja, jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan pemeliharaan
peralatan.

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS


Perkembangan Manajemen Operasional

Manajemen operasional telah mengalami tiga tahapan teoretik dan pada setiap tahapannya
memiliki nama yang khas. Awalnya dikenal sebagai Manajemen Pabrik (Manufacturing Management),
kemudian menjadi Manajamen Produksi (Production Management), dan terakhir dikenal sebagai
Manajemen Operasional (Operations Management) (Sisca et al., 2020).
a. Manajemen Pabrik
Manajemen pabrik pada umumnya merupakan sebuah metode atau cara pengorganisasian faktor-
faktor produksi seperti sumber daya manusia, sebagai upaya menghasilkan produk massal yang
efisien. Tekanan utama dari manajemen pabrik ialah pada usaha untuk menghasilkan produk yang
efektif dan efisien. Sebab itu orientasinya masih tunggal, yaitu berproduksi untuk menghasilkan
keunggulan dalam persaingan berdasarkan basis biaya.

b. Manajemen Produksi
Era manajemen produksi dimulai sejak tahun 1930 hingga 1970-an. Manajemen produksi sendiri
tercipta sejak pemikiran Taylor yang terkenal perihal manajemen ilmiah (scientific management)
yang dimana diterima secara luas dan diaplikasikan di banyak lapangan produksi. Era ini
berlangsung sampai Jepang mulai eksis sebagai negara industri yang memiliki teknologi tinggi
dan memiliki gaya manajemen yang khas yaitu Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality
Management) dan Jus In Time Production System (JIT) di awal tahun 1970-an. Manajemen
produksi pada dasarnya mengkaji tata produksi barang walaupun belum begitu memperhatikan
produksi jasa. Walaupun begitu orientasi dari manajemen produksi sudah lebih luas dari
manajemen pabrik. Manajemen produksi sudah memperhatikan masalah kualitas disamping
tekanan biaya dan efisiensi ekonomi. Pada intinya manajemen produksi ialah metode atau cara
pengorganisasian faktor produksi yang digunakan dalam proes memproduksi barang secara
massal yang memenuhi standar mutu secara efektif dan efisien.

c. Manajemen Operasional
Manajemen operasional lahir sejak 1970-an hingga sekarang. Tujuan yang dicapai dari
manajemen produksi adalah mewujudkan efisiensi ekonomi dalam proses produksi baik barag
dan juga jasa, berkualitas tinggi, proses distribusi cepat, dan peralatan produksi dapat segera
dialihan untuk mengerjakan produk lainnya. Orientasi dari manajemen operasional sudah meluas
dan memiliki orientasi pada mutu, biaya, kecepatan penyerahan, dan keluwesan proses (QCDF
57
Orientation).

58
Manajemen Operasional (Operations Management)
Manajemen operasional merupakan metode pengelolaan yang menyeluruh dan optimal yang
memperhatikan perihal tenaga kerja, barang-barang seperti mesin, bahan-bahan mentah, peralatan, atau
produk yang sekiranya bisa dijadikan sebuah produk barang atau jasa yang bisa dijual belikan.
Manajemen operasional perlu untuk dipelajari sebab fungsi manajemenen tersebut merupakan salah satu
dari tiga fungsi manajemen dalam organisasi atau perusahaan yaitu produksi, keuangan, dan pemasaran.
Selain itu manajemen operasi juga merupakan bagian perusahaan yang mengonsumsi dana cukup besar
disebuah perusahaan. Konsep manajemen operasional adalah sebuah aktifitas perusahaan dalam
menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Dengan konsep
manajemen operasi maka segala pemasukan perusahaan akan diintegrasikan untuk menghasilkan
keluaran yang mempunyai nilai tambah baik itu berupa barang akhir, barang setengah jadi ataupun jasa.
Manajemen operasional adalah kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output (Lavari, 2016). Menurut Subagyo (Dalam Rusdiana, 2019:17)
manajemen operasional adalah sebuah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur kegiatan produksi
agar dilakukan secara efektif dan efisien. Manajemen operasi menurut Daft (Dalam Rusdiana, 2019:19)
adalah bidang yang memfokuskan pada produksi barang, serta penggunaan alat-alat dan teknik-teknik
khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi. Menurut Fugarty (Dalam Rusdiana, 2019:19)
manajemen operasi adalah sebuah proses yang berhubungan satu sama lain dan efektif dalam
penggunaan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan sumber daya secara efisien guna mencapai
tujuan.
Dari defisinisi diatas maka dapat disimpulkan jika manajemen operasional atau produksi adalah
serangkaian aktifitas atau proses dalam menciptakan barang, jasa, dan kegiatan yang mengubah bentuk
dengan membuat atau menambah nilai dari suatu barang atau jasa yang digunakan unuk memenuhi
kebutuhan manusia.

Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management)


Untuk memahami maksud dari manajemen rantai pasok (supply chain management) maka perlu
diketahui terlebih dahulu apa itu rantai pasok (supply chain). Rantai pasok mempunyai sifat yang dinamis
dan melibatkan aliran yang konstan yaitu aliran informasi, produk dan uang. Chopra dan Meindl juga
menyebutkan jika tujuan dari rantai pasok adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen serta
menghasilkan keuntungan. Rantai pasok adalah aktivitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang di
dalamnya terdapat transformasi barang dari bahan baku sampai ke konsumen dan disertai dengan aliran
informasi dan uang.
Dari penjelasan rantai pasok diatas, dapat disimpulkan jika manajemen rantai pasok adalah
bentuk pengelolaan kegiatan perusahaan dalam rangka memperoleh bahan mentah dan
mentransformasikannya menjadi barang jadi, lalu mengirimkan produk tersebut ke konsumen dengan
sistem distribusi. Secara umum penerapan dari manajemen rantai pasok dalam perusahaan akan
memberikan manfaat yaitu kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya,
pemanfaatan aset yang semakin tinggi, peningkatan labar, dan perusahaan akan semakin besar.

Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management)


Manajemen kualitas terpadu atau yang dikenal dengan TQM adalah sebuah pendekatan dalam
usaha untuk memaksimalkan daya saing perusahaan melalui perbaikan yang dilakukan secara terus
menerus atas produk, jasa, proses, tenaga kerja, dan lingkungannya. Penerapan manajemen kualitas
59
terpadu membutuhkan komitmen yang konsisten dalam melakukan perbaikan yang terus menerus.
Manejemen kualitas terpadu juga dapat didefinisikan sebagai perpaduan antara semua fungsi
manajemen, semua bagian dari suatu perusahaan dan semua orang yang dibangun berdasarkan konsep
kualitas, dan kepuasan konsumen.

60
Menurut Hensler dan Brunell, ada empat prinsip utama dalam manajemen kualitas terpadu, yaitu
kepuasan konsumen, respek terhadap setiap orang, manajemen berdasarkan fakta, perbaikan dan
berkesinambungan. Pada intinya manajemen kualitas terpadu adalah sistem manajemen yang berfokus
pada peningkatan kualitas sebagai sebuah strategi perusahaan dengan tujuan demi kepuasan konsumen
dengan melibatkan seluruh bagian organisasi. Manajemen kualitas teradu merupakan sebuah gagasan
yang berupaya untuk melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Dengan demikian
diperlukan perubahan yang besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada pembahasan artikel ini adalah dengan menggunakan studi
kepustakaan atau literature review. Menurut Mardalis (Dalam T & Purwoko, 2016:3) studi kepustakaan
adalah sebuah metode yang dilakukan dalam mengumpulkan informasi dan juga data dengan berbagai
bantuan dari material yang ada di perpustakaan, seperti dokumen, buku, majalah, kisah-kisah sejarah,
dan sebagainya. Studi kepustakaan juga dapat dipelajari dari berbagai buku referensi dan hasil penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya yang sejenis untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah
yang akan diteliti. Kesimpulannya studi kepustakaan adalah kajian teoritis, referensi dan literature ilmiah
lainnya yang berkaitan dengan budaya, nilai, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti

Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang merupakan jenis data
yang berasal dari dokumen atau sumber sekunder lain dalam penelitian yang diperoleh oleh orang yang
melakukan penelitian dari sumber-sumber yang telah ada. Data ini diperoleh dari bahan pustaka,
literature, penelitian terdahulu, jurnal, dan sebagainya.

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. Dokumentasi merupakan
metode pengumpulan data kualitatif dengan menganalisis dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau
oleh orang lain tentang subjek yang diteliti. Pengertian lainnya adalah mencari data mengenai variabel
yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, agenda, surat kabar, jurnal, artikel, dan sebagainya.

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan adalah metode analisis isi. Analisis isi digunakan untuk
mendapatkan inferensi yang valid dan dapat diteliti ulang berdasarkan konteksnya. Analisis isi juga
merupakan proses memilih, membandingkan, dan memilah berbagai pengertian hingga menemukan
pengertian yang relevan. Teknik analisis isi dapat digunakan untuk mempelajari perilaku manusia secara
tidak langsung dengan analisis pada buku, artikel, jurnal, majalah, gambar, iklan, dan berbagai jenis
komunikasi yang dapat dianalisis.

61
HASIL DAN PEMBAHASAN
Manajemen Operasional (Operations Management) di PT. Unilever Indonesia Tbk

Manajemen operasional merupakan fungsi manajemen yang sangat pokok bagi sebuah
perusahaan apapun, salah satunya adalah PT. Unilever Indonesia Tbk yang memiliki strategi untuk
bersaing untuk mencapai dan memperoleh tujuan. PT. Unilever Indonesia Tbk sendiri merupakan tipe
perusahaan multinasional karena termasuk perusahaan yang memproduksi barang yang disesuaikan
dengan selera masyarakat lokal. PT. Unilever Indonesia Tbk menerapkan strategi diversifikasi produk
dengan memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan barangbarang konsumsi yang meliputi sabun,
deterjen, margarin, makanan berinti susu, es krim, produk-produk kosmetik, minuman dengan bahan

62
pokok teh dan sari buah (Mubarok, 2014). Menurut Purnomo & Zulkieflimansyah (Dalam Mubarok,
2014 : 105) Strategi diversifikasi pasar-produk merupakan strategi pertumbuhan dengan menganeka-
ragamkan jenis usaha. Perusahaan berusaha berkembang dengan memperluas pasar memasuki pasar baru
dengan menggunakan produk dan atau jasa yang baru. Menggunakan pilihan diversifikasi pasar-produk
dengan cara melakukan ekspansi dalam pasar maupun produk yang baru.
PT. Unilever Indonesia Tbk mempunyai strategi fungsional dengan sasaran jangka panjang yang
sifatnya operasional. Strategi ini sifatnya operasional dan mengarah kepada berbagai aspek fungsional
dalam perusahaan untuk menjelaskan hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang
sifatnya spesifik. Strategi manajemen operasional yang diterapkan PT. Unilever Indonesia Tbk adalah
penyertaan, merangkul perbedaan, menciptakan kemungkinan dan berkembang bersama untuk bisnis
yang lebih baik (Amalia, 2016). Perusahaan akan selalu menerima keragaman para tenaga kerja dan
memperhatikan serta adil kepada seluruh pemohon atau semua karyawan tanpa memandang jenis
kelamin, ras, kepercayaan, kebangsaan, dan status sosial. Keberagaman ini merupakan satu langkah
penting untuk memastikan perusahaan paham akan kebutuhan konsumen atau pelanggar.
PT. Unilever Indonesia Tbk juga memiliki strategi pada differensiasi produk “winning with brand
and innovation” yang kunci utamanya adalah mengembangkan produk baru dan tepat guna. Selain faktor
dari keunikan produk, perusahaan yang mempunyai kelebihan dalam bersaing juga menerapkan strategi
marketing mix yang melingkupi harga yang bisa besaing, tempat atau lokasi yang strategis, dan promosi
yang memadai. Unilever harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi trend dan kebutuhan
konsumen dan kemudian memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baerbagai cara yang bisa diterima
masyarakat antara lain dengan strategi pemasaran, yaitu: (1) Diferensiasi produk; (2) Berfokus pada
peluang pasar; (3) Menguatkan keakraban pelanggan dan pemasok; (4) Segmentasi produk (Lavari,
2016). Produk yang dihasilkan dari PT. Unilever Indonesia Tbk juga terus menciptakan dan
memperkenalkan kemasan terbaru tetapi tetap menjaga kualitas produknya. Baik itu produk kemasan
dengan botol kaca, sachet, botol kecil, dan sebagainya.
Dalam operasinya, proses produksi dilakukan oleh tenaga produksi yang mengolah bahan baku
hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Proses ini meliputi serangkaian kegiatan yang meliputi
penakaran, pencampuran dan pengemasan. Setelah barang dikemas, jumlah produk jadi akan diinput.
Setelah itu dilakukan pengendalian produk yang dilakukan oleh departemen Quality Control Product
yang bertugas memastikan bahwa produk yang diproduksi susah sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh PT. Unilever Indonesia Tbk. Faktor-faktor kunci yang mendukung manajemen operasional di PT.
Unilever Indonesia Tbk adalah memiliki pabrik, sarana dan prasarana dalam menciptakan produk,
memiliki tenaga ahli yang kompeten dibidangnya, memiliki karyawan atau tenaga kerja yang loyal dan
memiliki tujuan yang sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Sedangkan dalam menciptakan rantai
nilai bagi pelanggan PT. Unilever Indonesia Tbk yaitu menyediakan produk yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen, menciptakan produk yang tidak mengandung bahan yang berbahaya, menciptakan
produk pangan dan non-pangan yang nyaman dan aman.
Sistem pengisian kembali persediaan dilakukan dengan sistem wal-mart. Sistem wal-mart ini akan
mengirimkan pesanan atas barang baru secara langsung kepada para pemasok ketika konsumen
membayar pembelian di kasir. Terminal titik penjualan akan mencatat kode setiap barang yang melewati
kasir dan mengirimkan transaksi pembelian kepada pusat wal-mart. Setelah pesanan dikumpulkan dari
semua toko wal-mart lalu dikirimkan ke pemasok dan pemasok dapat mengakses penjualan dan
persediaan menggunakan teknologi web. Dengan sistem ini mampu mempertahankan biaya rendah
sekaligus menyesuaikan persediaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. PT. Unilever Indonesia Tbk
juga sudah mempraktikan pola regionalisasi pada pendekatan penjualan yang efektif dan efisien karena
memiliki pabrik-pabrik atau juga cabang perusahaan di tiap negara. Hal ini dilakukan supaya setiap
negara bisa membeli produk sesuai dengan keinginan dan kebiasaan konsumen dalam mengonsumsi
produk yang sangat erat hubungannya dengan citra rasa negaranya.
63
Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) di PT. Unilever
Indonesia Tbk
Berdasarkan manajemen rantai pasok dari PT. Unilever Indonesia Tbk sendiri, menamakan rantai
pasok mereka dengan sebutan agricultural supply karena hubungan kerja sama antara Unilever dengan
para petani lokal yang menjadi pemasok dari bahan baku untuk produk PT. Unilever Indonesia Tbk
(Hutahaean, 2013). Jika dilihat menggunakan framework mengenai strategi manajemen rantai pasok
dikaitkan dengan ketidakpastian dari permintaan dan ketersediaan dikarenakan industri FMCG yang
berkembang pesar. PT. Unilever Indonesia Tbk berhasil mengimplementasikan manajemen rantai pasok
yang efisien. Ada dua perihal tentang jenis strategi supply chain yang bisa digunakan, yaitu berdasarkan
ketidakpastian permintaan dan ketidakpastian pemasok. PT. Unilever Indonesia Tbk mampu membuat
kedua ketidakpastian tersebut rendah dan produk yang dijual merupakan produk yang fungsional. Ada
beberapa elemen penting yang ada di dalam supply chain management, yaitu inventory control,
distribution strategies, supply chain integration and strategic partnering, outsourcing strategies, and smart
pricing. Selain itu ada 3 macam hal yang harus dikelola dalam supply chain yaitu : 1. Aliran barang dari
hulu ke hilir contohnya bahan baku yang dikirim dari supplier ke pabrik, setelah produksi selesai dikirim
ke distributor, pengecer, kemudian ke pemakai akhir; 2. Aliran uang dan sejenisnya yang mengalir dari
hilir ke hulu dan; 3. Aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir atau sebaliknya (Anwar, 2011).
Hal-hal tersebut menggambarkan bagaimana strategi rantai pasok diterapkan. Berikut merupakan uraian
dari elemen-elemen penting yang dilakukan PT. Unilever Indonesia Tbk dalam menjalankan manajemen
rantai pasoknya (Yakin & Wiguna, 2019) :
1. Mengelola Ketidakpastian
PT. Unilever Indonesia Tbk menggunakan strategi yang efektif dimana ketidakpastian pemason
dan permintaan adalah rendah dan barang yang diproduksi sifatnya fungsional. PT. Unilever Indonesia
Tbk mengendalikan ketidakpastian pemasok dengan menjalin hubungan kerja sama dengan para petani
lokal untuk membeli produk dari mereka. PT. Unilever Indonesia Tbk juga mengutamakan pembelian
bahan mentah yang berdekatan dengan pabrik melalui petani lokal. Dalam menjamin kualitas dari produk
agar sesuai dengan mutu standar unilever maka diterapkan SQMP agar konsisten membuat produk yang
sesuai dan menjamin kualitas dari pemasok tetap terjaga. Adapun pengendalian ketidakpastian
permintaan yang dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk adalah dengan melakukan metode
peramalan agrerat dengan sistem SAP-APO dan bantuan pengiriman data menggunakan EDI sehingga
sesuai dengan kondiri pasar.
2. Mengelola Economic of Scales
Pengelolaan manajemen rantai pasok juga tidak luput dari economic of scales dimana hal tersebut
biasanya menyebabkan rata-rata dana produksi untuk suatu barang akan menurun ketika jumlah output
yang diproduksi mengalami peingkatan. Untuk mengelola hal tersebut, PT. Unilever Indonesia Tbk
melakukan metode smart pricing dan menerapkan differential pricing dengan product versioning, dimana
produk-produk tertentu diberikan harga sama namun dengan volume yang berbeda. Cara tersebut
dilakukan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk untuk mengelola economic of scales dan profit perusahaan.
3. Supply Chain Integration
Supply chain integration merupakan integrasi dari supplier, manufacturers, warehouses, dan
retailer. Ada dua konsep yang bisa digunakan dalam melakukan integrasi tersebut yaitu pull and push
systems. PT. Unilever Indonesia Tbk menetapkan jika dari sourcing unit hingga warehouse menerapkan
push strategy, sedangkan dari warehouse menuju retailer menggunakan pull strategy. Penerapan dari
strategi tersebut dilakukan PT. Unilever Indonesia Tbk untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang
banyak, sehingga dengan push strategy, proses dalam produksi akan memproduksi jumlah produk pada
tingkatan tertentu lalu produk tersebut nantinya dipindahkan menuju warehouse, setelah itu dikirimkan
64
jumlah produk sesuai yang dibutuhkan oleh konsumen (pull).
4. Outsourcing Strategies & Strategic Alliances

65
PT. Unilever Indonesia Tbk melakukan serangkaian kegiatan outsourcing atau menggunakan pihak
lain dalam menjalankan salah satu prosesnya yaitu dalam proses packaging. Kegiatan packaging bukan
competitive advantages untuk PT. Unilever Indonesia Tbk sehingga mereka mengalihkan pekerjaan
tersebut kepada pihak luar dan hal ini menyebabkan pengurangan biaya produksi.
5. Inventory Control
Pengendalian inventori ini merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen rantai pasok.
Pengendalian ini sangat menentukan ketersediaan barang untuk pelanggan akhir. Ada metode yang
digunakan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk dalam mengelola inventory control di rantai pasoknya.
Metode tersebut disebut dengan echelon inventory, yaitu metode yang menggambarkan jika tingkat dari
ketersediaan tidak dilihat secara independen dari tiap mata rantai, namun secara keseluruhan dari tahap
rantai pasok (Sukmawati & Windarti, 2011). PT. Unilever Indonesia menggunakan sistem ini dari
implementasi menggunakan Smart OPS EIO dan SAP-APO yang dimana kedua aplikasi teknologi
tersebut digunakan untuk mengatur tingkat inventori menyeluruh dari setiap rantai pasokan.
6. Strategi Distribusi
Strategi distribusi yang digunakan PT. Unilever Indonesia Tbk adalah Traditional Warehousing –
Cross Docking Distribution. Proses pengiriman produk oleh PT. Unilever Indonesia adalah dengan
menggunakan transportasi darat, laut, dan udara. Model dari traditional warehousing yang digunakan
oleh PT. Unilever Indonesia Tbk adalah centralized model, karena pusat distribusi untuk setiap daerah
terletak di titik tertentu baru menuju tempat destinasi untuk retailer.

Manajemen Kualitas Terpadu (Total Quality Management) di PT. Unilever


Indonesia Tbk
Sebagai perusahaan internasional yang besar, PT. Unilever Indonesia Tbk telah memperhatikan
penerapan manajemen kualitas yang efisien. Hal ini terutama terjadi pada tahun-tahun terakhir ketika
perusahaan mengadopsi berbagai langkah untuk mempertahankan tingkat pelayanan yang lebih tinggi
untuk menguji dan mempraktikan teknik dan prinsip manajemen, PT. Unilever Indonesia menerapkan
manajemen kualitas di beberapa program. Langkah-langkah ini mencakup konstruksi budaya organisasi,
manajemen sumber daya manusia termasuk manajemen tenaga kerja dan manajemen hubungan
pelanggan, manajemen hubungan industrial penekanan pada metodologi pembangunan tim (Hakimi,
2019). Manajemen kualitas atau TQM membantu PT. Unilever Indonesia Tbk dalam meningkatkan
kebutuhan pelanggan. PT. Unilever Indonesia Tbk mengadopsi strategi manajemen yang jujur,
transparan dan etis untuk menjaga hubungan perusahaan dan pelanggannya.
PT. Unilever Indonesia Tbk dapat memeriksa situasi manajemen kualitas setiap bulan dari aspek
kepuasan karyawan dan pencapaian indeks kualitas untuk memastikan apakah manajemen kualitas telah
diterapkan dengan baik di semua departemen dan semua proses bisnis. Pekerjaan penting dalam
pemeriksaan situasi manajemen mutu akan difokuskan pada catatan informasi mutu, termasuk indeks
mutu dan standar. Pada saat yang sama, informasi yang berkualitas harus dicatat dalam data, yang akan
berguna dalam analisis statistik untuk hasil manajemen kualitas. Penerapan Prinsip Deming untuk
meningkatkan secara terus-menerus sistem produksi dan layanan untuk meningkatkan kualitas dan
produktivitas (Rusdiana, 2019).
TQM membantu PT. Unilever Indonesia Tbk mengembangkan masalah globalnya. Salah satu sisi
penting TQM dari organisasi bisnis internasional adalah pengelolaan isu global yang terintegrasi.
Sebagai organisasi bisnis lintas batas, PT. Unilever Indonesia Tbk dihadapkan pada masalah bagaimana
mengintegrasikan budaya bisnis serta kode etik bisnis tenaga kerja yang disyaratkan oleh lingkungan
bisnis internasional saat ini ketika komunikasi lintas budaya dan integrasi bisnis internasional menjadi
penting dalam menentukan keberhasilan pekerjaan manajemen organisasi bisnis. Jadi bagaimana cara
66
menyesuaikan perilaku organisasi dengan lingkungan lintas budaya merupakan faktor penentu
kesuksesan bisnis bagi PT. Unilever Indonesia Tbk

67
PENUTUP
Manajemen operasional merupakan fungsi manajemen yang sangat pokok bagi sebuah
perusahaan apapun, salah satunya adalah PT. Unilever Indonesia Tbk yang memiliki strategi untuk
bersaing untuk mencapai dan memperoleh tujuan. PT. Unilever Indonesia Tbk juga memiliki strategi
pada differensiasi produk “winning with brand and innovation” yang kunci utamanya adalah
mengembangkan produk baru dan tepat guna. Selain faktor dari keunikan produk, perusahaan yang
mempunyai kelebihan dalam bersaing juga menerapkan strategi marketing mix yang melingkupi harga
yang bisa besaing, tempat atau lokasi yang strategis, dan promosi yang memadai. Berdasarkan
manajemen rantai pasok dari PT. Unilever Indonesia Tbk sendiri, menamakan rantai pasok mereka
dengan sebutan agricultural supply karena hubungan kerja sama antara Unilever dengan para petani lokal
yang menjadi pemasok dari bahan baku untuk produk PT. Unilever Indonesia Tbk. PT. Unilever
Indonesia Tbk mampu membuat ketidakpastian pemasok dan ketidakpastian permintaan tersebut rendah
dan produk yang dijual merupakan produk yang fungsional. Ada beberapa elemen penting yang ada di
dalam supply chain management, yaitu inventory control, distribution strategies, supply chain integration
and strategic partnering, outsourcing strategies, and smart pricing. Sebagai perusahaan internasional
yang besar, PT. Unilever Indonesia Tbk juga telah memperhatikan penerapan manajemen kualitas yang
efisien. PT. Unilever Indonesia menerapkan manajemen kualitas di beberapa program. Langkah-langkah
ini mencakup konstruksi budaya organisasi, manajemen sumber daya manusia termasuk manajemen
tenaga kerja dan manajemen hubungan pelanggan, manajemen hubungan industrial penekanan pada
metodologi pembangunan tim.

REFERENSI
Amalia, A. N. (2016). Penerapan Strategi Manajemen PT Unilever Indonesia Sebagai Role Model
Company. Diakses melalui
https://www.academia.edu/34651162/PENERAPAN_STRATEGI_MANAJEMEN_PT_UNILE
VER_INDONESIA_SEBAGAI_ROLE_MODEL_COMPANY
Anwar, S. N. (2011). Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management) : Konsep dan Hakikat.
Jurnal Dinamika Informatika, Vol 3, No 2. Diakses melalui
https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti2/article/view/1315
Hakimi, S. A. M. (2019). Quality Management Techniques. Diakses melalui
https://www.academia.edu/19919053/Tqm_unilever
Hutahaean, C. L. (2013). Supply Chain Management Practices in PT. Unilever Indonesia. Diakses
melalui
https://www.academia.edu/7192763/Supply_Chain_Management_Practices_in_PT_Unilever_I
ndonesia
Keweh, D. (2016). Makalah Manajemen Operasi Internasional - Analisis Perusahaan (PT. Unilever).
Diakses melalui
https://www.academia.edu/11745146/Makalah_Manajemen_Operasi_Internasional_Analisis_P
erusahaan_PT_Unilever_
Lavari, H. (2016). Strategi Bisnis PT. Unilever Dalam Persaingan Produk Kosmetik di Indonesia Tahun
2010-2015. JOM FISIP, Vol 3, No. 2. Diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/134977-ID-strategi-bisnis-pt-unilever-dalam-
persai.pdf
Mubarok, M. H. (2014). Strategi Pertumbuhan Unilever Indonesia Dalam Mewujudkan Nilai
Berkelanjutan. Bisnis, Vol 2, No. 1. Diakses melalui file:///C:/Users/user/Downloads/5252-16348-
1-SM.pdf
68
Rusdiana, H. A. (2019). Manajemen Operasi. Bandung : CV Pustaka Setia.
Sisca, Julyanthry, Ervina, N., Wijaya, A., & Marthin Hutler Ambarita. (2020). Manajemen Operasional.
Bandung : Widina Bhakti Persada Bandung.
Sukmawati, A., & Windarti. (2011). Faktor -Faktor Kunci Kesuksesan Implementasi
Manajemen Pengetahuan pada PT Unilever Indonesia Tbk. Jurnal Manajemen Dan
Organisasi, Vol 2, No. 1. Diakses melalui
https://node1.123dok.com/dt03pdf/123dok/002/824/2824363.pdf
T, A. M., & Purwoko, B. (2016). Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori dan Praktik
Konseling Expressive Writing. Diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/253525-studi- kepustakaan-mengenai-
landasan-teor-c084d5fa.pdf

Yakin, D. A., & Wiguna, N. (2019). Penerapan Strategi Manajemen Rantai Pasok PT Unilever
Indonesia, Tbk. Diakses melalui file:///C:/Users/user/Downloads/pdfcoffee.com_dewi-
annisa-yakinnagata-wigunascmwm-80project-paper-final-pdf-free.pdf

69

Anda mungkin juga menyukai