Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PERILAKU KONSUMEN DALAM MERESPON ADANYA

PERALIHAN PASAR DARI OFFLINE KE ONLINE


Proposal Penelitian
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah Perilaku Konsumen
Dosen Pengampu: Muchrodin, S.E., M.M.

Disusun oleh :
Adi Maulana
411830402200004

Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Islam 45 Bekasi
2023
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, dan internet menyebabkan mulai
munculnya aplikasi bisnis yang berbasis internet. Internet menawarkan kenyamanan dalam
mencari dan membeli sebuah produk. Hubungan antar perangkat komputer di internet
dilakukan dengan menghubungkan diri ke link terdekat, sehingga hubungan fisik biasanya
bersifat lokal. Untuk dapat menghubungkan ke link terdekat membutuhkan perangkat lunak
yang menunjang guna mengembangkan sistem informasi berbasis internet secara murah
dan bahkan gratis (Dharma, 2006).
Pembelian secara online dan offline masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan
sehingga mempengaruhi perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah perilaku yang
diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, kemudian membeli, lalu menggunakan,
mengevaluasi dan menghabiskan produk maupun jasa yang diharapkan akan memuaskan
kebutuhan mereka (Goenadhi, 2011), berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang
mendorong tindakan konsumen pada saat sebelum membeli, ketika 5 membeli,
menggunakan produk maupun jasa setelah melakukan hal-hal tersebut.
Perilaku konsumen menjabarkan tentang bagaimana seorang konsumen menemukan
kebutuhan, mencari alternatif solusi dan mengevaluasinya, untuk kemudian mencapai
tahap pengambilan keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian tersebut. Termasuk
didalamnya bagaimana ia mengatur dan menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli
(Kotler & Keller, 2009). Dalam Kutipan jurnal menurut Katawetawaraks dan Wang (2011)
pada perilaku belanja tradisional, konsumen harus mendatangi toko fisik untuk menemukan
kebutuhan, mencari alternatif solusi dan mengevaluasinya, untuk kemudian mencapai
tahap pengambilan keputusan pembelian, dan evaluasi pasca pembelian tersebut.
Sedangkan perilaku belanja online shop mengacu pada proses pembelian produk atau jasa
melalui internet.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh belanja online terhadap perilaku konsumen pada minat beli
produk di online shop?
2. Bagaimana pengaruh belanja offline terhadap perilaku konsumen pada Citra Merek di
online?
3. Bagaimana pengaruh variable persepsi resiko (resiko keuangan, resiko produk, resiko
non-pengiriman, infrastruktur, return policy) terhadap sikap konsumen?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh belanja terhadap perilaku konsumenn secara online.

2. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap perilaku konsumen secara online.

3. Untuk mengetahui faktor label, harga dan kepercayaan yang mana paling dominan
mempengaruhi perilaku konsumen secara online.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan adanya penelitian tentang Pengaruh Perilaku Konsumen
Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Meningkatkan wacana keilmuan khususnya dibidang manajemen pemasaran dalam


mengetahui minat konsumen untuk berbelanja secara online.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi masyarakat

Adengan melakukan pembelian secara online masyarakat mendapatkan kemudahan belanja,


informasi dan bertransaksi.

b. Bagi penulis

Memberikan manfaat tentang seluk beluk bisnis online dan dapat mengetahui bertransaksi
online yang aman, serta dapat membuka peluang bisnis.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pemasaran

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang di mana individu maupun kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang
bernilai satu sama lain. Definisi ini berdasarkan pada konsep inti, yaitu: kebutuhan, keinginan
dan permintaan, pasar pemasaran dan pemasar Buku manajemen.

Berkembang atau jayanya suatu perusahaan tidak terlepas dari peranan permasaran
yaitu untuk menentukan nilai ekonomi perusahaan, baik itu harga barang maupun jasa., hal
tersebut menjadikan bahwa pemasaran sebagai salah satu bagian penting dalam suatu bisnis.
Misalnya bidang yang berhubungan secara langsung dengan konsumen, sehingga harus
mempunyai strategi yang baik agar konsumen tertarik sama apa yang kita jual.

Menurut Kotler dan Armstrong pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi,


dan pengendalian yang ada dalam program- program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran untuk
mencapai tujuan perusahaan Buku manajemen pemasaran.

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, pengertian manajemen pemasaran


(marketing management) adalah segala kegiatan yang dilakukan untuk menganalisa
merencanakan, mengimplementasikan, dan mengawasi segala program, guna untuk
memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka
mencapai tujuan

2.1.2 Perilaku Konsumen Offline dan Online

Menurut Forrester Research, konsumen lebih senang melakukan pembelian offline


dikarenakan mereka tidak senang menunggu terlalu lama barang yang sudah dibeli untuk
sampai ke tangan mereka. 42% wanita lebih senang melihat 3 dan mencoba dahulu barang yang
akan mereka beli. Caltech menemukan bahwa perilaku konsumen online dipengaruhi oleh
faktor–faktor proses pengambilan keputusan di antaranya adalah karakteristik pribadi,
lingkungan, sistem pemasok, dan stimulus (pemasaran dan nonpemasaran).

Berdasarkan tujuan pembeliannya, konsumen e-bisnis bisa dibedakan menjadi dua:

(1) konsumen individual, yang melakukan pembelian untuk keperluan konsumsi pribadi
dan/atau rumah tangganya; serta

(2) konsumen organisasional, yang melakukan pembelian untuk tujuan dijual lagi, diserakan,
diproses lebih lanjut, digunakan untuk melayani masyarakat, dan tujuan bisnis atau
organisasional lainnya (Diana dan Tjiptono, 2007).

2.1.3 Faktor Pengalaman Konsumen Dalam Berbelanja Produk Secara Online

Pengalaman belanja online didefinisikan sebagai keadaan psikologis yang diwujudkan


atau diekspresikan oleh konsumen sebagai respon subjektif terhadap situs web yang dimiliki
oleh para pengecer online (Rose et al., 2012). Dalam konteks belanja online, ketika konsumen
telah melakukan transaksi online, mereka kemudian akan mengevaluasi produk tersebut
berdasarkan beberapa faktor diantaranya kelengkapan informasi mengenai produk di web,
aman tidaknya bentuk transaksi pembayaran yang disediakan, bentuk persyaratan pengiriman,
dan sebagainya. Dengan adanya pengalaman yang dimiliki konsumen ini, akan dapat
mengurangi ketidakpastian atau kekhawatiran konsumen dalam belanja online (Dabrynin &
Zhang, 2019). Salah satu produk yang dinilai paling sulit bagi konsumen dalam membangun
niat beli nya di toko online adalah pakaian. Hal ini tentu karena konsumen tidak dapat mencoba
pakaian tersebut dan seringkali informasi mengenai ukuran pakaian tidak sesuai atau bahkan
tidak dicantumkan. Oleh karena itu, produk non-digital seperti ini akan memiliki tingkat risiko
tersendiri bagi konsumen, kecuali mereka sudah memiliki pengalaman belanja online
sebelumnya.
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Metode Penelitian yang di gunakan

Menurut Sugiyono (2018: 15) Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivme bertujuan menggambarkan dan menguji hipotesis
yang dibuat peneliti. Penelitian kuantitatif memuat banyak angka-angka mulai dari
pengumpulan, pengolahan, serta hasil yang didominasi angka.

3.1.2 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah masyarakat bekasi yang berjumlah 32 orang.
Menurut sugiyono (2018.85) Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Karena jumlah responden hanya 32 orang maka
populasi dijadikan sampel.

3.1.3 Jenis dan Sumber Data yang Digunakan

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer. Data primer
merupakan data yang berkaitan dengan informasi yang peneliti terima secara pribadi tentang
variabel yang diminati untuk tujuan penelitian tertentu. Metode penelitian yang digunakan
adalah dengan malakukan survei secara langsung kepada konsumen yang ada di lingkungan
Universitas Islam 45 Bekasi. Survei dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepad
konsumen di lingkungan kampus Universitas Islam 45 Bekasi. Kuesioner penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kualitas pelayanan, citra merek terhadap
keputusan pembelian dalam perpindahan pembelian dari offline ke online.

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran
kuesioner kepada konsumen. Kuesioner digunakan sebagai teknik pengumpulan data ketika
seorang peneliti ingin melakukan studi pendahuluan menemukan permasalahan yang perlu
diteliti dan apakah peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden lebih dalam dan jumlah
responden sedikit/kecil.
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengertian perilaku konsumen

Perilaku Konsumen berfokus pada studi perilaku konsumen terdapat pada proses
pertukaran, secara formal didefinisikan sebagai proses yang melibatkan transfer dari sesuatu
yang berwujud atau tidak berwujud, nyata atau simbolik,antara dua atau lebih pelaku sosial.
Masalah utama ketika peneliti mengeksplorasi pertukaran adalah penjelasan mengapa
seseorang bersedia melepaskan sesuatu miliknya untuk menerima sesuatu yang lain sebagai
balasannya.(Belakang, 2009).

4.2 Pembelian online

Perkembangan e-commerce yang cukup baik tersebut, tak lain disebabkan oleh pengguna e-
commerce itu sendiri terutama tentu saja pembeli produk produk yang dipajang dalam skema
e-commerce. Hasil penelitian kolaborasi antara Google dan GfK mengungkapkan, terdapat 4
tipe profil pengguna atau pembeli online yaitu;

1. Innovator : Adalah golongan yang memiliki pendapatan tinggi, online dengan lebih dari
satu perangkat, memperhatikan garansi suatu produk yang hendak dibeli, dan lebih menyukai
melakukan pembayaran menggunakan internet banking, serta lebih suka jika toko online yang
mereka kunjungi memiliki berbagai macam metode pembayaran, termasuk juga beragam
dalam bermacam kartu kredit yang ditawarkan. Selain itu, tipe profil Innovator merupakan
mereka yang jauh lebih dipilih menggunakan aplikasi ponsel pintar untuk berbelanja
dibandingkan jalur lainnya semisal situs web, baik versi desktop maupun mobile.

2. Early Adopter: Tipe pengguna atau pemakai belanja online yang disebut Early Adopter.
Tipe ini, cenderung memiliki pendapatan rendah, melakukan online dengan lebih dari satu
perangkat, menggunakan mesin pencari (semisal Google) untuk mencari informasi perihal
produk yang hendak dibeli, dan lebih banyak menggunakan laptop untuk mengakses toko
online yang dituju. Selain itu, tipe Early Adopter merupakan mereka yang menyenangi
bertransaksi menggunakan internet banking maupun transfer ATM. dari penelitian yang
digagas Google dan GfK tersebut, diketahui bahwa tipe ini merupakan mereka orang-orang
yang suka memburu diskon pada toko-toko online yang bertebaran di dunia maya.

3. Gaptek (Gap-Tech): Merupakan tipe yang disebut dengan istilah Gaptek atau Gap-Tech,
yakni tipe orang yang memiliki jarak terhadap teknologi. Pada tipe ini, mereka yang masuk ke
dalamnya cenderung memiliki pendapatan tinggi, online hanya dengan satu perangkat, lebih
memilih mengakses situsweb versi mobile (M-Site) daripada aplikasi atau versi desktop, dan
lebih memilih membayar menggunakan metode transfer ATM. Senada dengan tipe Early
Adopter, tipe Gaptek juga merupakan tipe pemburu diskon pada toko online yang bertebaran.
Yang menarik, orang-orang yang masuk tipe 6 Gaptek, lebih menyukai memperoleh informasi
langsung dari suatu brand atau merek produk yang hendak mereka beli, bukan pada informasi
asing terhadap suatu produk yang hendak mereka beli.

4. Late Bloomers : Tipe Late Bloomers memiliki karakter cenderung memiliki pendapatan
rendah, online hanya dengan satu perangkat, memanfaatkan segala saluran toko online baik
desktop, m-site, maupun aplikasi, dan pada tipe ini, orang-orangnya tidak terlalu
mementingkan toko online. apabila barang yang hendak dibeli tersedia, maka orang-orang yang
masuk tipe ini akan langsung membelinya. Diketahui pula, orang-orang yang masuk tipe Late
Bloomers ialah orang-orang yang lebih memilih metode COD (cash on delivery) alias bayar
langsung terhadap produk yang mereka beli.

Dari Tabel dan Gambar di atas menunjukkan bahwa komposisi jenis kelamin responden
mengindikasikan bahwa Pengaruh Perilaku Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan
Pasar Dari Offline Ke Online Berjenis wanita 65,6% dan sedangkan responden berjenis pria
34,4%.
Dari Tabel Di atas menunjukan bahwa 32 responden dari Pengaruh Perilaku Konsumen
Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online siginifikan dari usia 20
tahun sebesar 45,2% , Usia 21 tahun sebesar16,1%.

Dari Tabel Di atas Menunjukkan bahwa 32 Responden dari Pengaruh Perilaku Konsumen
Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online Sangat bersiginifikan
sering melakukan berbelanja online sebesar 65,6%.
Dari Tabel Di atas menunjukkan Dari 32 Responden Mengindikasikan bahwa Pengaruh
Perilaku Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online
sangat siginifikan dan saling melakukan transaksi dari < Rp100.000 Sampai Rp 300.000
dengan 46,9% dalam berbelanja online.

Dari Gambar Di atas Menunjukkan Bahwa dari 32 responden Bahwa Mengindikasikan


Pengaruh Perilaku Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke
Online Sangat Signifikan dalam Platfrom Shopee dengan 96,9%.
Dari Gambar Di atas Menunjukkan Bahwa dari 32 responden Pengaruh Perilaku Konsumen
Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online dalam melakukan
transaksi berbelanja online dalam 1 bulan sebanyak 3 s/d 7 kali sebesar 43,8%.

Dari Gambar Di atas Menujukkan bahwa dari 32 responden mengindikasikan bahwa


Pengaruh Perilaku Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke
Online dalam pembelian aktivitas belanja online menggunakan produk primer dengan
persentase 62,5%.
Dari Tabel dan Gambar Di atas Menunjukkan bahwa dari 32 responden dalam Pengaruh
Perilaku Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online
mengindikasikan bahwa barang yang di lakukan pembelanjaan online yaitu Baju dengan
Persentase 71,9%.

Dari Tabel Dan Gambar Di atas Menunjukkan bahwa dari 32 responden dalam Pengaruh
Perilaku Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online
Sangat Signifikan dalam melakukan Pembayaran aktivitas pembelian online melalui
COD(Cash On Delivery) Dengan Presentase Sebesar 56,3%.
Dari Gambar Di atas Menunjukkan bahwa dari 32 responden dalam Pengaruh Perilaku
Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online sangat Puas
dalam tingkat kepuasan aktivitas belanja online dengan persentase 81,3%.

Dari Gambar Di atas Menunjukkan bahwa dari 32 Responden dalam Pengaruh Perilaku
Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online sangat
berpengaruh dalam aktivitas berbelanja online yang paling di sukai Hemat Waktu dan
Tenaga dengan presentase sebesar 65,6%.
Dari Gambar Di atas Menujukkan bahwa dari 32 responden dalam Pengaruh Perilaku
Konsumen Dalam Merespon Adanya Peralihan Pasar Dari Offline Ke Online kendala yang
paling sering di alami melakukan aktivitas berbelanja online yaitu Barang yang dipesan
tidak sesuai ekspektasi dan Paket dating nya terlambat lama dengan presentase 43,8%.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh pembelian online
terhadap minat beli konsumen dalam membeli produk online. Pengaruh pembelian offline
terhadap minat beli konsumen dalam membeli produk offline. Pengaruh minat beli
konsumen secara online terhadap keputusan pembelian konsumen. Pengaruh minat beli
konsumen secara offline terhadap keputusan pembelian konsumen.Selain itu, penelitian
ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan antara pembelian melalui sistem
online dan pembelian melalui sistem offline terhadap minat beli konsumen pada
keputusan pembelian. Minat konsumen dalam membeli barang dapat mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian. Apabila konsumen memiliki minat
beli terhadap suatu barang maka akan meningkatkan keputusan konsumen dalam membeli
barang meningkat.

5.2 SARAN
Saran dari kami dalam Pengaruh minat beli konsumen secara offline terhadap keputusan
pembelian konsumen.Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh
perbedaan antara pembelian melalui sistem online dan pembelian melalui sistem offline
terhadap minat beli konsumen pada keputusan pembelian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanifah, N., & Rahadi, D. R. (2020, Desember 07). Analisis Perilaku Konsumen Dalam
Memutuskan Pembelian Secara Online Pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal
Manajamen dan Keuangan , 8, 113-114.

(2020). Diambil kembali dari perpustakaan.pancabudi.ac.id

Dwiastuti, R., Shinta, A., & Isaskar, R. (2012). Ilmu perilaku konsumen. Malang:
Universitas Brawijaya Press.

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2737/05.1%20bab%201.pdf?sequenc
e=7&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai