Anda di halaman 1dari 11

Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Belanja Konsumen Pada Produk

Kecantikan Organik Melalui E-Commerce Di Kota Yogyakarta


1. Rumusan Masalah
Produk kecantikan organik banyak ditemukan di berbagai macam e-commerce
seperti Tokopedia, Shopee, Lazada dan lainnya. Produk kecantikan sendiri menjadi
salah satu produk yang paling banyak dicari oleh masyarakat Indonesia menurut
Lidwina dikutip dari databoks (2021) produk kecantikan menduduki peringkat kedua
setelah fashion dengan persentase 14% dalam transaksi melalui e-commerce di
Indonesia pada tahun 2020. Trend kecantikan yang banyak bermunculan di media sosial
mempengaruhi pengguna media sosial untuk ikut membeli produk kecantikan yang
berbahan organik. Selain itu, banyak tutorial tentang makeup artist yang banyak
ditonton oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut memicu para pengguna media sosial
untuk membeli berbagai macam jenis produk kecantikan seperti kosmetik, skincare,
haircare dan lainnya yang berbahan organik. Munculnya berbagai macam klinik
kecantikan juga menambah minat masyarakat untuk lebih perhatian dalam merawat
wajah dan tubuh untuk tetap menjaga penampilannya.
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai rangkaian proses pengambilan
keputusan dan kegiatan individu yang terlibat dalam pemilihan, perolehan, penggunaan,
dana evaluasi dalam mendapatkan barang ataupun jasa (Loudon & Della Bitta, 1993).
Sehingga, perilaku konsumen dapat diartikan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan
individu maupun kelompok yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan untuk
memperoleh dan menggunakan suatu produk yang dapat dipengaruhi oleh berbagai
macam faktor. Salah satu faktor individu yang mempunyai pengaruh langsung terhadap
proses pengambilan keputusan pembelian adalah motivasi. Motivasi merupakan salah
satu faktor psikologis yang perlu diperhatikan, karena dengan motivasi konsumen akan
tergerak untuk mengambil suatu keputusan dalam pembelian ataupun mengkonsumsi
suatu produk (Engel, Blackwell, & Miniard, 1993). Selain motivasi, terdapat selera
yang menjadi faktor individu, karena masing-masing individu memiliki selera atau
keinginan yang berbeda-beda dalam memilih dan membeli suatu produk di e-commerce.
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terdiri dari dua jenis yaitu faktor
internal dan eksternal. Adapun faktor internal yaitu media sosial, gaya hidup,
lingkungan, dan kondisi ekonomi. Sedangkan, faktor eksternal meliputi kemudahan
berbelanja, keanekaragaman produk, pelayanan, harga produk, dan promosi di e-
commerce. Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat beberapa rumusan masalah
dalam penelitian ini yang diuraikan sebagai berikut:
1.1 Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku belanja konsumen terhadap
produk kecantikan organik di e-commerce?
1.2 Apa motivasi konsumen dalam membeli produk kecantikan organik di e-
commerce?
1.3 Bagaimana selera konsumen dalam membeli prouk kecantikan organik di e-
commerce?
2. Tujuan
2.1 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belanja konsumen terhadap
produk kecantikan organik di e-commerce.
2.2 Mengetahui motivasi konsumen dalam pembelian produk kecantikan organik di e-
commerce.
2.3 Mengetahui selera konsumen dalam membeli produk kecantikan organik di e-
commerce.
3. GAP Analisis
Penelitian dari (Naimah, Haryanto, & Urfi, 2021) yang berjudul “Analisis Perilaku
Belanja Online Konsumen Selama Masa Pandemi Covid-19” memiliki tujuan (1) untuk
menganalisa apakah terjadi perubahan perilaku belanja Online konsumen selama
pandemi Covid-19 di Kota Banjarmasin, (2) untuk mengetahui apa saja perubahan
perilaku belanja Online konsumen yang terjadi selama pandemi Covid-19 di Kota
Banjarmasin, (3) untuk memberikan saran bagi produsen atau pemasar terkait
perubahan perilaku belanja Online konsumen selama pandemi Covid-19 di kota
Banjarmasin. Variabel yang digunakan yaitu perilaku belanja online konsumen dan
pandemi Covid-19. Metode yang digunakan yaitu Analisis Central Tendency. Adapun
hasil dari penelitian ini yaitu (1) Intensitas belanja Online masyrakat di kota
Banjarmasin meningkat selama masa pandemi Covid-19, (2) meningkatnya jumlah uang
yang digunakan konsumen untuk berbelanja online, (3) kategori produk yang sering
dibeli online oleh konsumen yaitu produk fashion dan kecantikan, makanan dan
minuman atau snack, serta essential kit berupa masker, sanitizer, disenfektan, face
shield, dan lain-lain.
Penelitian dari (Kasbella & Madiawati, 2017) yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Terhadap Produk Kosmetik
Jafra” memiliki tujuan (1) untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi
keputusan pembelian produk kosmetik JAFRA, (2) untuk mengetahui faktor dominan
yang paling menentukan dalam keputusan pembelian produk kosmetik JAFRA.
Variabel penelitian yang digunakan yaitu; Kualitas, Lokasi toko, Promosi, Merek,
Harga, Pengalaman, Keyakinan, Citra diri, Pengaruh normative, Sikap, Demografis,
Persepsi (X). Keputusan pembelian (Y). Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu
analisis faktor. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Simple Random Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner online. Adapun
hasil dari penelitian ini yaitu terdapat 3 faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian terhadap produk kosmetik JAFRA, yaitu faktor perilaku konsumen dengan
nilai eigenvalue sebesar 5,573%, faktor tindakan prapembelian dengan nilai eigenvalue
sebesar 1,894%, dan faktor tindakan pascapembelian dengan nilai eigenvalue sebesar
1,010%. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan
pembelian terhadap produk kosmetik JAFRA dalam penelitian ini adalah faktor perilaku
konsumen dengan nilai eigenvalue sebesar 5,573%, yang meliputi keyakinan, sikap, dan
demografis.
Penelitian dari (Khairunnisa & Jamiat, 2021) yang berjudul “Pengaruh Perilaku
Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kecantikan Secara Online Melalui
E-Commerce Shopee Di Indonesia” memiliki tujuan (1) untuk mengetahui dan
menganalisis bagaimana perilaku konsumen terhadap pembelian produk kecantikan
secara online melalui e-commerce Shopee, (2) bagaimana keputusan pembelian
terhadap pembelian produk kecantikan secara online melalui e-commerce Shopee, (3)
besarnya pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian produk
kecantikan secara online melalui e-commerce Shopee di Indonesia. Variabel yang
digunakan yaitu variabel perilaku konsumen; faktor pribadi, faktor psikologis, faktor
sosial (X). Variabel keputusan pembelian; pengenalan masalah, pencarian informasi,
evaluasi alternatif, perilaku pasca pembelian (Y). Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis regresi linier sederhana. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode non-probability. Adapun hasil penelitian ini yaitu perilaku konsumen
secara keseluruhan berada di dalam kategori baik dengan nilai 71,7% namun terdapat
tanggapan responden dengan skor paling rendah pada pernyataan saya membeli produk
kecantikan di e-commerce Shopee karena dipengaruhi oleh lingkungan keluarga.
Variabel keputusan pembelian secara keseluruhan berada di dalam kategori baik dengan
nilai 81,6%. Hasil analisis regresi linier sederhana menunjukkan bahwa perilaku
konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian sebesar 42,5%
dan sisanya sebesar 57,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Penelitian dari (Nofrizal, et al., 2022) yang berjudul “Perubahan dan Determinan
Perilaku Belanja Konsumen Pada Produk Muslimah di E-Commerce dan Media Sosial”
memiliki tujuan untuk mengetahui alasan konsumen membeli produk fashion muslim.
Variabel yang digunakan yaitu platform e-commerce dan media sosial, frekuensi
belanja, usia, pekerjaan, merek, kualitas produk, keputusan pembelian, kepercayaan dan
loyalitas. Metode yang digunakan yaitu analisis data SEM dipadukan dengan uji
validitas dan reliabilitas resistensi dengan metode pengambilan sampel purposive
sampling dan menggunakan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kualitas produk dan kepercayaan dapat mendorong loyalitas,
namun brand ambassador tidak membuat konsumen menjadi loyal. Kualitas produk dan
brand ambassador juga menjadi alasan mengapa konsumen membeli produk fashion
muslim di e-commerce dan media sosial, kecuali kepercayaan dan loyalitas terhadap
produk yang menjadi alasan konsumen melakukan pembelian. Sementara itu, loyalitas
dapat menjadi pendorong antara kualitas produk dan keputusan pembeli. Namun,
loyalitas tidak mampu menjembatani antara kepercayaan dan keputusan pembelian,
sehingga loyalitas tidak dianggap penting karena jika konsumen sudah percaya otomatis
akan membeli. Brand ambassador juga terbantu dengan peran loyalitas konsumen untuk
meningkatkan keputusan pembelian. kecuali kepercayaan dan loyalitas terhadap produk
yang menjadi alasan konsumen melakukan pembelian. Sementara itu, loyalitas dapat
menjadi pendorong antara kualitas produk dan keputusan pembeli. Namun loyalitas
tidak mampu menjembatani antara kepercayaan dan keputusan pembelian, sehingga
loyalitas tidak dianggap penting karena jika konsumen sudah percaya otomatis akan
membeli.
Penelitian dari (Sun, Leng, & Xiong, 2022) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Hijau di Era Pascapandemi”
memiliki tujuan untuk mengeksplorasi mekanisme dampak pemasaran media sosial
terhadap perilaku pembelian produk hijau konsumen di era pascapandemi. Variabel
yang digunakan yaitu sikap, norma subjektif, kontrol perilaku, kesadaran krisis,
pengetahuan produk, pemasaran media sosial, atribut tanggung jawab, keputusan
pembelian dan perilaku pembelian. Metode analisis data yang digunakan yaitu MLE dan
analisis CFA. Hasil empiris dari 489 kuesioner menunjukkan bahwa pemasaran media
sosial, pengetahuan produk dan kesadaran krisis memiliki pengaruh positif langsung
atau tidak langsung terhadap niat beli. Kontrol perilaku yang dirasakan dan niat
memiliki efek positif pada perilaku. Atribusi tanggung jawab memfasilitasi hubungan
antara niat dan perilaku. Hasilnya memiliki implikasi penting bagi strategi keberlanjutan
perusahaan dan menyediakan kerangka kerja untuk menyelidiki perilaku pembelian
ramah lingkungan dalam budaya Cina di era pascapandemi.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu terdapat pada lokasinya,
dimana penelitian ini berlokasi di Kota Yogyakarta. Tujuan penelitian ini juga berbeda,
dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku belanja konsumen terhadap produk kecantikan organik di e-commerce, untuk
mengetahui motivasi konsumen dalam pembelian produk kecantikan organik di e-
commerce dan untuk mengetahui selera konsumen dalam membeli produk kecantikan
organik di e-commerce. Variabel penelitian ini juga berbeda, dimana penelitian ini
memiliki variabel dependen yaitu faktor internal yaitu media sosial, gaya hidup,
lingkungan, dan kondisi ekonomi. Sedangkan, faktor eksternal meliputi kemudahan
berbelanja, keanekaragaman produk, pelayanan, harga produk, dan promosi di e-
commerce. Metode penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian terdahulu,
dimana penelitian ini menggunakan metode analisis regresi sederhana, dengan metode
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

4. Landasan Teori
4.1 Perilaku Belanja Konsumen
Perilaku konsumen bisa di sebut juga sebagai sebuah tindakan yang dilakukan oleh
konsumen dalam melakukan kegiatan berbelanja sacara offline maupun secara online,
Kotler (2011;78) menyebutkan bahwa perilaku konsumen di pengaruhi oleh empat
faktor di antaranya adalah budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Selain itu, Schiffman
dan Kanuk (2008) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tahapan yang dilewati
seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak setelah
mengkonsumsi produk, jasa maupun ide, yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan
dirinya.

4.2 Faktor-Faktor Perilaku Konsumen


Faktor-Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen menurut
Kotler Keller (2016:179). Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh tiga faktor,
diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor Budaya Budaya, sub budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku
pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.
2. Faktor Sosial Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga,
peran dan status sosial mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.
3. Faktor Pribadi Karakteristik pribadi yang mempengaruhi keputusan pembelian
diantaranya usia dan siklus hidup keluarga, pekerjaan dan keadaan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, dan gaya hidup.
4. Faktor Psikologi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
Faktor ini dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu motivasi, persepsi,
pembelajaran, emosi, dan memori.

4.3 Teori Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian menurut salah satu ahli yaitu Kotler dan Keller (2016:198)
bahwa “in the evaluation stage, the consumer forms references among the brands in the
choice and may also form an intention to buy the most preferred brand.” pernyataan
tersebut dapat diartikan bahwa pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi di
antara merek-merek yang ada dalam pilihan dan mungkin juga membentuk niat untuk
membeli merek yang paling disukai atau diminati. Menurut Sumarwan dalam Sujani
(2017:3) menyatakan bahwa keputusan pembelian merupakan suatu keputusan
konsumen sebagai pemilikan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif mengenai
proses, cara, perbuatan membeli, dengan mempertimbangkan faktor lain seperti apa
yang dibeli, waktu membeli, dimana membeli serta cara pembayarannya. Berikut
tahapan yang dilakukan dalam keputusan pembelian:
1. Pengenalan Masalah (Problem Recognition) Tahap ini dimulai ketika konsumen
mulai menyadari masalah atau kebutuhannya yang dapat dicetuskan oleh rangsangan
dari dalam atau dari luar.
2. Pencarian Informasi (Information Search) Pada tahap ini konsumen mulai mencari
informasi yang lebih banyak mengenai kebutuhan akan suatu barang atau jasa.
Berbagai macam sumber pencarian informasi sudah tersedia di jaman sekarang.
3. Evaluasi Alternatif (Evaluation of Alternative) pada tahap ini konsumen
mengevaluasi semua informasi yang telah dikumpulkan mengenai barang atau jasa
yang dibutuhkan atau diminati. Ada konsep dasar yang bisa membentuk penilaian
dari konsumen yaitu konsumen berusaha memenuhi kebutuhannya, sebagian
konsumen mencari manfaat dari barang atau jasa yang dibeli dan konsumen memiliki
anggapan bahwa barang atau jasa yang dibeli memiliki kemampuannya masing-
masing untuk memenuhi hasrat konsumen.
4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision) pada tahap ini konsumen memutuskan
untuk membeli barang atau jasa yang disukai yang sesuai dengan pilihan alternatif
yang telah dievaluasi di tahap sebelumnya. Ada beberapa sub keputusan yang
dibentuk oleh konsumen yaitu produk, merek, kuantitas, penyalur, waktu dan metode
pembayaran.
5. Perilaku Pasca Pembelian (Postpurchase Behavior) Pada tahap terakhir ini konsumen
akan mengalami kepuasan dan ketidakpuasan atas barang atau jasa yang telah dibeli.
Konsumen akan mengalami kepuasan jika barang atau jasa yang dibeli sesuai dengan
kebutuhan atau bisa memenuhi keinginannya. Sebaliknya, konsumen akan
mengalami ketidakpuasaan jika barang atau jasa tersebut tidak sesuai ekspetasi. Jika
konsumen merasa puas, ada kemungkinan mereka akan melakukan pembelian ulang
terhadap barang atau jasa yang dibeli atau membeli produk yang sejenis yang
berkaitan dengan produk yang dibeli sebelumnya.
5. Hipotesis
5.1 Diduga faktor internal (media sosial, gaya hidup, lingkungan, kondisi ekonomi) dan
faktor eksternal, (kemudahan berbelanja, keanekaragaman produk, pelayanan, harga
produk, dan promosi) mempengaruhi perilaku belanja konsumen terhadap produk
kecantikan organik di e-commerce.
5.2 Diduga konsumen memiliki tingkat keinginan dan kebutuhan yang tinggi terhadap
pembelian produk kecantikan organik di e-commerce.
5.3 Diduga selera konsumen dalam pembelian produk kecantikan organik di e-
commerce bagus dan tinggi.
6. Metode Penelitian
6.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dengan judul Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Belanja
Konsumen Pada Produk Kecantikan Organik Melalui E-Commerce ini berlokasi di Kota
Yogyakarta. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan dengan cara purposif atau
disengaja. Lokasi ini dipilih dengan pertimbangan Kota Yogyakarta merupakan kota
yang padat penduduk dengan jumlah 427.498 jiwa yang terdiri dari 208.792 laki-laki
dan 218.706 perempuan (Yogyakarta, 2019). Menurut Sugiyono (2017) metode
purposive sampling merupakan metode yang dilakukan secara sengaja yang
dikarenakan beberapa pertimbangan tertentu.
6.2 Sampel Penelitian
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan menggunakan teknik non-
probability sampling. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi yang dipilih menjadi sampel (Retnawati, 2015). Sampel pada penelitian ini
adalah pengguna aktif media sosial yaitu Instagram yang membeli produk kecantikan
organik di e-commerce yang berdomisili di Kota Yogyakarta dan berjenis kelamin
perempuan dengan rentang umur 17 - 45 tahun.
6.3 Jenis Data
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder.
Adapun penjelasan mengenai data primer dan data sekunder sebagai berikut.
6.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian
baik individu maupun kelompok dengan cara wawancara ataupun kuisioner. Data
primer pada penelitian ini diambil dari responden dengan cara menyebar kuisioner
online yang dibagikan melalui media sosial yaitu Instagram. Kuisioner online pada
penelitian ini menjadi alat bantu dalam mengumpulkan data primer.
6.3.2 Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang secara tidak langsung diperoleh oleh peneliti guna
mendukung data yang sudah tersedia sehingga lebih lengkap. Data sekunder adalah data
yang tidak diberikan secara langsung kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012). Data
sekunder dapat diperoleh dan diambil dari lembaga atau instansi yang berkaitan, seperti
Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta dan sumber-sumber lain dari internet.
6.4 Teknik Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Menurut Sugiyono (2012) regresi berganda berfungsi untuk memprediksi atau
meramalkan keadaan pada variabel dependen apabila dua atau lebih variabel
independen sebagai prediktor. Regresi berganda juga biasa digunakan untuk meneliti
suatu keadaan apabila jumlah variabel independennya minimal dua. Teknik analisis data
terdiri dari pengujian instrument (uji validitas dan uji reliabilitas) seperti yang
dijelaskan sebagai berikut:
6.4.1 Uji Validitas
Menurut Triana & Oktavianto (2013) Validitas adalah ukuran yang menunjukkan
sejauh mana isntrumen pengukur mampu mengukur apa yang akan diukur. Menurut
Widi (2011) Instrumen dikatakan valid apabila nilai pearson correlation adalah positif
dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikansi (α) 0.05. Uji validitas
dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS.
6.4.2 Uji Reliabilitas
Menurut Widi (2011) Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu kuisioner dikatakan reliabel
jika jawaban dari kuisioner tersebut konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Perhitungan reliabilitas hanya bisa dilakukan jika kuisioner tersebut sudah valid, maka
perlu melakukan uji validitas terlebih dahulu. Metode yang digunakan untuk mengukur
reliabilitas kuisioner adalah dengan metode cronbach’s alpha. Kuisioner dapat
dikatakan reliabel apabila nilai cronbach’s alpha lebih besar dari rtabel.

Daftar Pustaka
Engel, J. F., Blackwell, R. D., & Miniard, P. W. (1993). Consumer Behavior. Florida:
Orlando:The Dryden Press.
Juju, U., Arizal, N., & Waldelmi, I. (2023). Changes and determinants of consumer
shopping behavior in E-commerce and social media product Muslimah. Journal
of Retailing and Consumer Services, 70, 103146.
Kasbella, W. P., & Madiawati, P. N. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen terhadap produk kosmetik jafra. e-Proceeding
of Management, 1-10.
Khairunnisa, F., & Jamiat, N. (2021). Pengaruh perilaku konsumen terhadap keputusan
pembelian produk kecantikan secara online melalui e-commerce shoppe di
Indonesia. e-Proceeding of Management, 1-12.
Kotler, Philip and Keller, Kevin, Lane. (2011). Management Marketing. New Jersey:
Prentice Hall.
Kotler, Phillip dan Keller, Kevin. (2016). Marketing Management 15 edition. New
Jersey: Pearson.
Lidwina, A. (2021, 06 09). Proporsi Jumlah Transaksi Produk di E-Commerce (2020).
Retrieved from databoks:
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/06/09/produk-fesyen-jadi-
primadona-di-e-commerce
Loudon, D. L., & Della Bitta, A. J. (1993). Consumer Behavior: Concept and
Applications. New York: McGraw-Hill.
Naimah, R. J., Haryanto, R., & Urfi, M. R. (2021). Analisis Perilaku Belanja Online
Konsumen Selama Masa Pandemi Covid-19. INTEKNA, 54-59.
Retnawati, H. (2015). Teknik Pengambilan Sampel_. Ekp, 13(3), 1576–1580.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132255129/pengabdian/15-Teknik
Penyampelan alhamdulillah.pdf
Schiffman, Leon G and Leslie Lazar Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Jakarta. Indeks
Puri Media Kembangan.
Sugiyono. (2012). Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). ALFABETA.
Sun, Y., Leng, K., & Xiong, H. (2022). Research on the influencing factors of
consumers’ green purchase behavior in the post-pandemic era. Journal of
Retailing and Consumer Services, 69, 103118.
Triana, D., & Oktavianto, W. O. (2013). Relevansi Kualifikasi Kontraktor Bidang
Teknik Sipil Terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi Di Provinsi
Banten. Jurnal Fondasi, 1(1), 182–190.
Widi, R. (2011). Uji Validitas Dan Reliabilitas Dalam Penelitian Epidemiologi
Kedokteran Gigi. Stomatognatic, 8(1), 27–34.
Yogyakarta, B. K. (2019). Kota Yogyakarta Dalam Angka 2019. Kota Yogyakarta: BPS
Kota Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai