Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH VARIABEL PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KOSMETIK

WARDAH PADA KALANGAN MAHASISWI IKIP MUHAMMADIYAH MAUMERE

A. Latar Belakang

Keputusan pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya,


mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik
masing masing alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian
mengarah pada keputusan pembelian (Tjiptono, 2012). Jadi keputusan pembelian merupakan
usaha konsumen untuk mengidentifikasikan semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan
persoaalan itu dan menilai pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaran sasarannya
yang menetukan keuntungan dan kerugiannya masing masing. Banyak faktor yang dapat
mempengaruhi keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk, seperti produk, harga,
promosi, dan distribusi.

Salah satu strategi komunikasi yang paling efektif adalah promosi. Promosi adalah
salah satu variable dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh
perusahaan dalam memasarkan produk jasa (Rambat Lupiyowadi, 2016). Jadi promosi
merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk melengkapi strategi pemasaran,
dengan memberikan informasi kepada konsumen tentang kegunaan, ciri ciri produk, jasa
yang disediakan. Disamping itu dengan promosi perusahaan berusaha meyakinkan konsumen
tentang keunggulan dan kegunaan dari produk yang ditawarkan.

Media promosi yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi tentang


produk adalah media periklanan. Periklanan atau advertising merupakan suatu bentuk
dorongan yang tidak bersifat pribadi, untuk meningkatkan permintaan barang dan jasa
(Swastha, 2014). Inti dari periklanan adalah untuk mamasukkan sesuatu ke dalam pikiran
konsumen dan mendorong konsumen untuk bertindak. Adanya kegiatan periklanan, sering
mengakibatkan penjualan dengan segera, meskipun banyak penjualan terjadi pada waktu
mendatang. Dengan demikian, secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan periklanan adalah
untuk meningkatkan penjualan yang menguntungkan. Banyak penelitian yang telah dilakukan
untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian. Penelitian yang
dilakukan oleh yanti ( 2017) menghasilkan adanya pengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian kosmetik, demikian pula pada penelitian yang dilakukan oleh Alincia ( 2015)
mendapatkan bahwa terdapat pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan
pembelian produk kosmetik.

Wardah merupakan perusahaan kosmetik yang menggunakan promosi sebagai strategi


penjualan produknya. Strategi promosi produk kosmetik Wardah, membuat konsumen
mengenal produk yang digunakan dengan baik, kemudian promosi juga menjadi salah satu
dari indicator yang membuat konsumen tertarik pada produk kosmetik Wardah, apabila
dengan promosi yang menjadikan tentang suatu produk membuat konsumen tertarik ingin
selalu membuktikan janji pada promosi yang sering ditayangkan oleh produk kosmetik
Wardah, hal ini juga membuat konsumen menjadi loyal apabila promosi yang dijanjikan itu
terbukti. Wardah kini semakin berkembang dengan ragam produk kecantikan, yang tak hanya
bersifat dekoratif (make up) namun juga perawatan kulit dan rambut yang berkualitas.
Didirikan sejak 1995 oleh Nurhayati Subakat, wardah yang berada di bawah naungan PT
Paragon Technologi dan Innovation (PTI) ini memulai perjalananya dari home industry di
kawasan cibodas, Jawa Barat.

Mahasiswi merupakan target pasar dari penjualan kosmetik wardah, karena mahasiswi
memiliki kelompok social yang mempengaruhi faktor internal seperti pikiran dan perasaan
saat menggunakan produk wardah, faktor eksternal dimana ada kelompok status social
menengah yang mempengaruhi sehingga mahasiswi menggunakan produk kosmetik wardah,
dan faktor situasionalnya yakni merasa ingin menggunakan produk kosmetik wardah dalam
kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu seperti sedang berada di sebuah
counter kosmetik, serta gaya hidup remaja yang dibarengi dengan adanya kemajuan teknologi
dan globalisasi yang menuntut mahasiswi untuk dapat beradaptasi, selain itu mahasiswi juga
memiliki karakteristik konsumtif yang tinggi sehingga mendorong mahasiswi ingin membeli
produk kosmetik wardah.

Berdasarkan latar belakang di atas maka menjadi menarik untuk diteliti Pengaruh Promosi
Terhadap Keputusan Pembelian. Penelitian ini dilakukan pada sejumlah konsumen pengguna
produk kosmetik Wardah pada Mahasiswi Ikip Muhammadiyah Maumere. Berdasarkan
uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh
Variabel Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Pada
Kalangan Mahasiswi Ikip Muhammadiyah Muemere”
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah Apakah variable promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk kosmetik wardah di kalangan Mahasiswi Ikip Muhammadiyah Maumere?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menguji Pengaruh variable promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk kosmetik wardah di kalangan Mahasiswi Ikip Muhammadiyah Maumere.

D. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Konsumen
Bagi konsumen yang ingin melakukan pembelian produk kosmetik wardah
dapat mengetahui bagaimana promosi produk kosmetik wardah sehingga
dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan pembelian produk
kosmetik wardah.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
tambahan pengetahuan mengenai pengembangan penelitian di bidang
promosi dan keputusan pembelian.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Keputusan Pembelian
a) Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah sebuah pilihan dari dua atau lebih
alternative pilihan “ (Schifhman dan Kanuk, 2014). Menurut Tjiptono
(2012) menyatakan keputusan pembelian yaitu sebuah proses dimana
konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk
atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik masing – masing
alternative tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian
mengarah kepada keputusan pembelian.
Dari defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian
merupakan dua alternative pilihan yang kemudian ditindak lanjuti dengan
konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk
atau merek tertentu dan memecahkan masalahnya, yang kemudian
mengarah pada tahap keputusan pembelian.
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam pembelian mereka. Proses tersebut yaitu sebuah pendekatan
penyelesaian masalah yang terdiri atas beberapa tahap. Seluruh proses
tersebut tidak selalu dilakukan oleh konsumen dalam pembeliannya. Pada
umumnya akan lebih mudah mengambil keputusan dalam pembelian ulang
atau pembelian yang sifatnya terus menerus terhadap produk yang sama.
Tahap tahap dalam proses keputusan pembelian tersebut bisa di
gambarkan ini (kotler, 2010).

Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian:

Menurut Kotler dan Keller dalam (Devi, 2019) faktor yang


mempengaruhi tingkah laku konsumen itu sendiri adalah budaya, sosial,
pribadi, dan psikologis.

1. Faktor budaya
a. Budaya atau (Culture)
Adalah kumpulan persepsi, keinginan, nilai dasar dan perilaku
yang dipelajari oleh mayoritas anggota masyarakat dari keluarga
dan organisasi penting lainnya
b. Subb Budaya (Subculture)
Adalah kelompok masyarakat yang berbagi system nilai
berdasarkan pengalaman hidup seseorang atau situasi yang umum
terjadi.
c. Kelas Sosial (Sosial class)
Adalah pembagian yang relative berjenjang dalam masyarakat
dimana anggotanya mampu berbagi nilai, minat dan perilaku yang
sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok
Adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk dapat meraih
tujuan pribadi atau tujuan bersama.
b. Keluarga
Adalah organisasi pembelian pelanggan yang paling penting
didalam masyarakat, seperti suami, istri dan anak – anak.
c. Peran dan Status
Mempunyaiarti bahwa peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan
dapat dilakukan seseorang yang ada disekitarnya. Setiap peran
membawa status yang menghasilkan penghargaan yang diberikan
masyarakat.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Siklus Hidup
Perilaku pembelian juga dibentuk melalui siklus hidup keluarga
tengang tahapan yang mungkin dilalui keluarga sesuai dengan
kedewasaanya. Dari usia belia, usia pertengahan, dan usia
d3ewasa.
b. Pekerjaan
Maksudnya pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi barang dan
jasa yang akan mereka beli.
c. Situasi Ekonomi
Maksudnya situasi ekonomi seseorang pada saat itu, dapat
mempengaruhi barang dan jasa yang akan mereka beli.
d. Gaya Hidup
Adalah pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam
perilakunya dalam kegiatan sehari – hari. Gaya hidup yang
dimaksud mengenai aktivitas, minat dan opini.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Berdampak pada karakteristik psikologi seseorang yang
menyebabkan respon yang relative, konsisten dan bertahan lama
terhadap lingkungan seseorang itu sendiri.
4. Faktor psikologi
a. Motivassi
Adalah kebutuhan dengan tekanan kuat yangmendorong seseorang
untuk dapat mencari kepuasaan atas kebutuhan seseorang tersebut.
b. Persepsi
Adalah proses diamana seseorang memilih, mengatur, dan
menginterprestasikan informasi untuk membentuk sebuah
gambaran dunia yang berarti.
c. Pembelajaran
Maksudnya adalah perubahan dalam perilaku seseorang yang
disebabkan oleh pengalaman.
d. Keyakinan dan sikap
Adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang
sesuatu. Sedangkan sikap adalah perasaan, evaluasi, dan tendensi
yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau
ide.

Tahap – tahap proses pengambilan keputusan pembelian:

Menurut Khotler dan Amstrong (2013) konsumen akan melalui lima tahap
dalam pengambilan keputusan pembelian.

Proses keputusan pembelian sebagai berikut:

1. Pengenalan Kebutuhan.
Merupakan tahap pertama proses keputusan pembeli, dimana
konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian Informasi.
Merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen ingin
mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungin hanya
memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara
aktif.
3. Evaluasi Alternative.
Merupakan tahap proses keputusan pembeli diaman konsumen
menggunakan informasi untuk menginformasi untuk menginformasi
merek alternative dalam sekelompok pilihan.
4. Keputusan pembelian.
Merupakan keputusan pembelian tentang merek mana yang paling
disukai, tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan
keputusan pembelian.
5. Perilaku Pasca Pembelian.
Merupakan tahap proses keputusan pembeli diaman konsumen
mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan
kepuasan atau ketidak puasan mereka.

B. Promosi.
a. Pengertian Promosi.
Promosi merupakan komponen penting ke empat dari total marketing
mix (Stanton, 2006) dalam (Yanti 2017). Promosi adalah memberikan
informasi kepada penghimbau dan mempengaruhi khalayak ramai, promosi
juga sebagai bumbu pokok dalam persaingan non- harga ( Non price
Komperatition) dan menjadi unsure pokok dalam pemasaran modern.
Promosi adalah komunikasi antara penjualan dan calon pembeli atau pihak
lain dalam saluran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku ( Swashta, 2009).
Promosi adalah kegiatan kegiatan dalam bidang marketing selain personal
celling, periklanan dan publikasi mendorong efektifitas konsumen dan
pedagang dengan menggunakan alat alat peraga, pameran, demograsi dan
hadiah contoh barang.
b. Tujuan Promosi
Dalam praktek promosi dapat dilakukan dengan mendasarkan pada tujuan
tujuan berikut ini ( Swashta, 2006):
1. Modifikasi tingkah laku
Orang orang yang melakukan komunikasi itu mempunyai beberapa alasan
antara lain : mencari kesenangan, mencari bantuan, memberikan
pertolongan atau intruksi, memberikan informasi menggunakan ide ide dan
pendapat.
2. Memberitahu.
Kegiatan promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju
tentang penawaran perusaahan. Promosi yang bersifat informasi umumnya
lebih sesuai dilakukan pada tahap tahap awal di dalam siklus kehidupan
produk.
3. Membujuk.
Promosi yang bersifat membujuk ( persuatif) umumnya kurang disenangi
oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya sekarang justru yang
banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasive. Promosi ini di
arahkan untuk mendorong pembelian.
4. Mengingatkan.
Promosi yang bersifat mengingatkan dilakukan terutama untuk
mempertahankan merek produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan
dalam tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti
pula perusahaan berusaha paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.

Variable variable yang ada di dalam promotion mix itu ada empat ( Swashta
dan Irwan, 2008).

a. Periklanan ( Advertising )
Periklanan merupakan bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang
ide, barang, dan jasa yang di bayar oleh sponsor tertentu. Komunikasi yang
dilakukan oleh sponsor bersifat massal karena menggunakan media masa.
Seperti : televise, radio, surat kabar, majalah, surat pos, papan nama,
spanduk dan sebagainya.
Iklan yang dipasang pada media- media tersebut dapat memberikan umpan
balik kepada sponsornya ( berupa tanggapan) meskipun dalam tenggang
waktu tertentu atau tidak secepat personal selling.
b. Penjualan perorangan ( Personal selling)
Dalam personal selling terjadi interaksi langsung, saling bertemu muka
antar pembeli dengan penjual. Komunikasi yang dilakukan kedua belah
pihak bersifat individual dan dua arah sehingga penjual dapat langsung
memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan
kesukaan pembeli. Penyampaian berita atau percakapan yang mereka
lakukan sangat fleksibel karena dapat menyesuaiakn dengan situasi yang
ada.
c. Hubungan masyarakat ( publisitas )
Publisitas merupakan bagian dari fungsi yang lebih luas, disebut hubungan
masyarakat dan meliputi usaha-usaha untuk menciptakan dan
mempertahankan hubungan yang menguntungkan antara oraganisasi dan
masyarakat, termaksut pemilihan perusahaan, karyawan, lembaga,
pemerintah, penyalur, serikat butuh, disamping juga calon pembeli.
Komunikasi dengan masyarakat luas melalui hubungan masyarakat ini
dapat di pengaruhi kesan terhadap sebuah organisasi maupun produk dari
jasa yang ditawarkan.
d. Promosi penjualan ( sales promotion )
Promosi penjualan merupakan kegiatan promosi selain periklanan,
personal selling maupun publisistas. Kegiatan kegiatan yang termasuk
dalam promosi penjualan antara lain : peragaan, pertunjukan, pameran, dan
sebagainya. Biasanya kegiatan ini dilakukan secara bersama sama dengan
kegiatan promosi lain, dan biaya relative lebih murah di banding
periklanan dan personal selling. Selain itu promosi penjualan juga lebih
fleksibel karena dapat dilakukan setiap saat dengan biaya yang tersedia
dan di mana saja.

C. Produk Kosmetik Wardah


Wardah merupakan salah satu brand produk kecantikan yang ada di Indonesia.
Produsen kosmetik dan perawatan kulit dan wajah ini diprakarsai oleh PT. Pustaka
Tradisi Ibu dengan beragam produk wardah dipersembahkan bagi anda terutama
kau wanita yang ingin mendapatkan perawatan tubuh yang aman serta lengkap.
Kosmetik wardah adalah produk kecantikan buatan Indonesia yang aman dan
berkualitas tinggi dengan memproduksi ragam kosmetik untuk bermacam kondisi
kulit, misalnya : pelembab buat kulit yang berminyak ataupun kosmetik yang
cocok pada kulit kering, berjerawat, dan lain – lain agar dapat memilih salah
satunya sesuai dengan jenis kulit anda.
Wardah aman bagi kulit anda karena terbuat dari bahan – bahan alami
terpercaya. Selain itu, merek ini juga merupakan kosmetik yang halal. Dalam
mempercantik dan meningkatkan rasa percaya diri, anda boleh coba memakai
lipstick, make up wajah, dan parfum dari wardah. Harga produknya pun cukup
terjangkau, sehingga konsumen tak perlu ragu menjadi pelanggan setia. Untuk
memperoleh kosmetik wardah tidak sulit. Kaum hawa khususnya dapat membeli
di toko – toko terdekat atau memesan secara online.
Wardah kini semakin berkembang dengan ragam produk kecantikan, yang tak
hanya bersifat dekoratif (make up) namun juga perawatan kulit dan rambut yang
berkualitas. Didirikan sejak 1995 oleh Nurhayati Subakat, wardah yang berada di
bawah naungan PT Paragon Technologi dan Innovation (PTI) ini memulai
perjalananya dari home industry di kawasan cibodas, Jawa Barat.
Dari tahun 1995 hingga saat ini, wardah selalu meyakini kecantikan yang
menginspirasi. Wanita Indonesia bisa jadi telah mengadopsi dinamika kemajuan
dunia, namun ia tak pernah meninggalkan nilai budaya timur yang santun. Bagi
wanita wardah, kosmetik tidak hanya untuk tubuh akan tetapi juga untuk jiwa.
Kecantikannya membuat dia mencintai diri sendiri, sebanyak dan sedalam dia
mencintai orang – orang disekitarnya. Menjadi cantik dapat dilakukan oleh
siapapun dengan mudah. Namun sekaligus member inspirasi, harus tulus berawal
dari hati.
Wardah memiliki 3 prinsip dalam usahanya yaitu:” pure and safe” yang
berarti semua bahan dasar kosmetik wardah berbahan dasar alami dan tidak
berbahaya. “Beauty expert” yang berarti wardah ingin menjadikan semua wanita
di dunia cantik secara maksimal dan natural. Dan yang terakhir “ inspiring
beauty” yang berarti wardah menginginkan kecantikan dari wardah akan
menginspirasi banyak orang.

D. Peneliti Sebelumnya

No. Judul Peneliti dan Hasil


tahun
1. Pengaruh Kualitas Ayuningtias Hasil penelitian bahwa variabel
Produk, Promosi, Dan (2014) kualitas produk, promosi, dan
Layanan Purna Jual layanan purna jual mempunyai
Terhadap Keputusan pengaruh yang positif dan
Pembelian Mobil Toyoto signifikan terhadap keputusan
Rush ( Studi Kasus Di pembelian.
Nasmoco Pemuda
Semarang )
2 Membuat sebuah Chakrabortty Hasil dari penelitian ini adalah
penelitian yang (2013) sales promotion yang paling
Bertujuan untuk efektif untuk konsumen yang
menunjukan suatau tidak mudah berganti brand lain.
dampak dari promosi Relevansi merupakan suatu
periklanan dan penjualan aspek integrasi advertising
penjualan dan periklanan, dengan di dasari aktivitas
dengan bersamaan pada promosi yang beraneka ragam
prilaku pembelian model promosi, sehingga
konsumen meningkatkan nilai penjualan
pada suatu produk.

3 Melakukan sebuah Dane el at, hasil penelitian ini menunjukan


penelitian dengan tujuan (2013) bauran promosi secara simultan
untuk mengetahui yang berdampak positif dan
bauran-bauran yang signifikan terhadap nilai nilai –
terdapat pada promosi, penjualan.
diantaranya biaya iklan,
biaya promosi, dan biaya
hubungan masyarakat
dan berita untuk
mempengaruhi penjualan
produk di UD.
4. Penelitian ini bertujuan Wijaya Hasil penelitian dari penelitian
untuk mengetahui secara (2013) ini, bahwa variable, citra merek,
simultan dan parsial dari dan penyaluran pendistribusian,
variable – variable saling berpengaruh terhadap
promosi, sampel yang faktor pembelian konsumen.
digunakan sebanyak 75
responden dari 300
konsumen
5. Penelitian ini dilakukan Widagdo Hasil penelitian ini menunjukan
pada 110 responden yang (2013) kualitas layanan berpengaruh
di ambil secara acak signifikan terhadap keputusan
sebagai responden konsumen. Promosi secara
membeli computer di PT. signifikan juga mempengaruhi
XYZ Palembang. keputusan konsuman dalam
membeli sebuah produk.
Kualitas layanan dan promosi
variable secara simultan
berpengaruh terhadap keputusan
konsumen dalam membeli
produk.

E. Kerangka Berfikir
Keputusan pembelian adalah sebuah pilihan dari dua atau lebih alternative
pilihan “ (Schifhman dan Kanuk, 2014). Menurut Tjiptono (2012) menyatakan
keputusan pembelian yaitu sebuah proses dimana konsumen mengenal
masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan
mengevaluasi secara baik masing – masing alternative tersebut dapat memecahkan
masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Promosi
adalah komunikasi antara penjual dan calon pembeli atau pihak lain dalam saluran
untuk mempengaruhi sikap dan perilaku Swashta (2009) dalam (Yanti 2017).
Promosi dilakukan dengan tujuan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang
penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai
dilakukan pada tahap tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Dalam
penelitian ini peneliti ingin mengkaji permasalahan mengenai seberapa besar
pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk kosmetik wardah pada
kalangan mahasiswi IKIP Muhammadiyah Maumere. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada kerangka berfikir berikut.

Promosi (X) Keputusan


Pembelian (Y)

Gambar 2.1 Kerangka berpikir penelitian

F. Hipotesis
Menurut Arikunto (2010) mengatakan bahwa “ hipotesis merupakan suatu
jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai
terbukti melalui data yang terkumpul” untuk memudahkan jalan bagi penelitian ini
penulis mengajukan hipotesis yang nantinya akan di uji kebenarannya. Hipotesis
tersebut adalah sebagai berikut.
Hipotesis pertama
H0 :Tidak terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk
kosmetik wardah pada kalangan mahasiswi Ikip Muhammadiyah Maumere.
Hipotesis kedua
H1 :Terdapat pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian produk kosmetik
Wardah pada kalangan mahasiswi Ikip Muhammadiyah Maumere.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada Kampus Ikip Muhammadiyah Maumere yang
beralamatkan di Jl. Jend. Sudirman No.13, Waioti – Maumere – Kab Sikka Nusa
Tenggara Timur.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016) mengatakan bahwa populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek / subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
di tarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah 101
Mahasiswi Ikip Muhammadiyah Maumere dari angkatan 2017-2020.
2. Sample
Menurut Sugiyono (2013) mengatakan bahwa “ sample merupakan sebagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Adapun teknik pemilihan
sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling. Martono
(2012) mengatakan bahwa “ probability sampling adalah metode pengmbilan
sample yang didasarkan pada teori probabilita, dimana semua unit dalam populasi
memiliki kemungkinan peluang atau kesempatan yang sama untuk terpilih
menjadi sample”. Adapun jenisnya adalah “ stratified random sampling”.
Darmawan (2016) mengatakan bahwa “ stratified random sampling adalah
pengambilan sampel secara acak dan berlapis. Hal ini dilakukan karena populasi
terdiri atas beberapa strata, maka responden akan diambil secara acak dari setiap
strata tersebut”. Sample dalam penelitian ini diambil dari Mahasiswi Ikip
Muhmmadiyah Maumere dari angkatan 2017 – 2020. Menurut Slovin (2014)’
untuk menentukan sample yang represensif dari sejumlah populasi digunakan
rumus’
N
n=
1+ N e2
101
n= 2
1+ 101 ( 5 % )
101
n=
1+ 101(5 %)2

101
n= 2
1+ 101( 0,05)

101
n=
1+ 0.2525

101
n=
1,2525

n = 80, 63 dibulatkan menjadi 81

n = 81

Keterangan:

n : Ukuran sample
N : Ukuran populasi
e : persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sample yang masih dapat ditolerir atau diinginkan 5%
e dalam rumus di atas = 5% dari rumus di atas diperoleh sample sebanyak 80
Mahasiswi Ikip Muhammadiyah Maumere

C. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent Variabel)
Menurut Ferdinand (2006) Variabel dependent adalah variabel yang
mempengaruhi variabel indenpendent, baik yang pengaruhnya positif maupun
negatif. Variabel terikat dipengaruhi oleh variabel lainnya atau dipegaruhi
variabel bebas yang dilambangkan dengan (Y). Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah keputusan pembelian.
a. Keputusan Pembelian (Y)
Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler (2008, 181) dalam (Yanti,
2017) adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang
mencakup penentuan yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian.
Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi apabila
konsumen telah mendapatkan pelayanan dari pemberian jasa dan setelah
itu konsumen merasakan kepuasan dan tidak puasan, maka dari itu konsep
keputusan pembelian tidak terlepas dari konsep kepuasan pelanggan.
2. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Menurut Ferdinan (2006) Variabel Independen adalah variabel yang menjadi
pusat perhatian penelitian. Variabel yang mempengaruhi variabel lain atau
yang menjadi sebab perubahan variabel terkait yang dilambangkan dengan
(X). Variabel bebas dalam hal ini adalah :

a. Promosi(X)
Menurut Stanton (2006,167) dalam (yanti, 2017) promosi merupakan
komponen penting keempat dari total Marketing Mix. Promosi adalah
memberikan informasi kepada penghimbau dan mempengaruhi khalayak
umum, promosi juga sebagai bumbu pokok dalam pemasaran modern.

D. Defenisi Operasional Variable

Menurut Hidayat (dalam Echdar 2017:256) definisi operasional


mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati
yang memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Berikut merupakan definisi operasional
dari masing-masing variabel.

Operasional variabel adalah kegiatan atau proses yang dilakukan peneliti


untuk mengurangi tingkat abstraksi konsep sehingga konsep tersebut dapat diukur.
Tujuan dari pendefinisian variabel secara operasional adalah untuk memberikan
gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur, jadi variabel harus mempunyai
pengertian yang sangat spesifik dan terukur. Sehingga pendefinisian variabel tidak
dilakukan secara sembarangan atau sesuka hati peneliti, tetapi harus didasarkan pada
apa tujuan penelitian dan dasar teori yang relevan.

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang
didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep dapat diamati atau
diobservasi ini penting, karena hal yang dapat diamati itu membuka kemungkinan
bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang
dilakukan oleh peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain.

E. Metode Penelitian.
Berdasarkan pada permasalahan yang diteliti, metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
a. Metode deskriptif
Metode deskriptif menurut Sugiyono (2012:29) adalah metode yang berfungsi
untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti
melalui data atau sampel yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa
melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.
b. Pendekatan kuantitatif
Pendekatan kuantitatf menurut Sugiyono (2013:13) adalah bentuk penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Teknik Pengumpulan Data.
Dalam peneitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah
a. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung pada
objek yang diteliti sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai msaalah
yang dihadapi.
b. Angket
Angket sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada esponden untuk
dijawabnya (Sugiyono, 2013:193). Angket merupakan teknik pengumpualan
data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Pada penelitian ini angket
digunakan untuk mengumpulkan data dari Mahasiswi Ikip Muhammadiyah
Maumere.
2. Instrument Penelitian
Adalah alat yang digunakan peneliti untuk mengukur atau mengumpulkan data
mengenai variabel yang diteliti (Riduwan, 2013:79). Instrument dalam penelitian
berupa angket yang berisi pernyataan. Angket yang digunakan adalah angket
tertutup telah dilengkapi dengan alternative jawaban sehigga responden tinggal
memilih salah satu jawaban sesui dengan keadaan yang dialami dengan member
tanda centang. Angket disusun menggunakan skala Likert. Jawaban dari setiap
item instrument yang menggunakan skal likert mempunyaigradasi dari sangat
positif sampai dengan negative, yang dapat dijabarkan dengan kata – kata sebagai
berikut:

Tabel criteria penskoran angket

Alternative jawaban Skor


Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1

G. Teknik Analisis Data.

a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah (valid) atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut, biasanya dilakukan uji
koefisien korelasi. Menurut Sugiyono (2014) bila korelasi faktor tersebut positif dan
besarnta 0,3 ke atas, maka instrumen yang digunakan bisa dikatakan valid. Maka
kuesioner dapat dikatakan valid apabila semua indikator dalam penelitian memiliki
angka di atas 0,30.

b. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal
jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu. Jadi, uji reabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan mengetahui konsistensi

dari instrumen sebagai alat ukur, maka hasil pengukuran dapat dipercaya. Realibilitas
diukur dengan Cronbach’s Alpha. Menurut Ghozali (2009) instrumen penelitian
dikatakan reliable jika Cronbach’s Alpha > 0,60. Realibilitas suatu variabel dikatakan
reliabel dimana memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.

c. Analisis Regresi Linear Sederhana


Menurut Sugiyono (2014:261) menjelaskan analisis regresi linear sederhana
adalah sebagai berikut:
“Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal satu
variabel independen dengan satu variabel dependen”. Analisis regresi linear
sederhana digunakan untuk menguji sifat hubungan sebab-akibat antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) yang di formulasikan dalam
bentuk persamaan sebagai berikut:

Y= a+bX
Keterangan:
Y = Subjek dalam Variabel dependen yang diprediksikan
α = Harga Y bila X = 0 (harga kontan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada
variabel independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Anda mungkin juga menyukai