Keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa merupakan
saat yang penting bagi pemasar. Keputusan ini dapat menandai apakah suatu strategi pemasaran
telah cukup bijaksana, berwawasan luas, dan efektif, atau apakah kurang baik direncanakan atau
keliru menetapkan sasaran. Keputusan merupakan seleksi terhadap dua pilihan alternative atau
lebih. Riset konsumen eksperimental mengungkapkan bahwa menyediakan pilihan bagi
konsumen ketika sesungguhnya tidak ada satu pun pilihan, dapat dijadikan strategi bisnis yang
tepat, strategi tersebut dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah yang sangat besar.
Menurut Philip Kotler (2000:201) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh dan Roni A.
Rusli pengertian proses keputusan pembelian, yaitu : “Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus
melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi pembelian dan mengembangkan
pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian. Secara khusus,
pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan
pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian”.
Sedangkan menurut Buchari Alma (2004:105) pengertian keputusan pembelian sebagai
berikut: “bila konsumen mengambil keputusan, maka ia akan mempunyai serangkaian keputusan
menyangkut, produk, merek, kualitas, model, waktu, harga, cara pembayaran, dan sebagainya.
Kadang-kadang dalam pengambilan keputusan ini ada saja pihak lain yang memberi pengaruh
terakhir, yang harus dipertimbangkan kembali, sehingga dapat merubah seketika keputusan
semula”.
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen akan melakukan sejumlah
proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni:
1. Pengenalan masalah (problem recognition).Konsumen akan membeli suatu produk sebagai
solusi atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang muncul,
konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2. Pencarian informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen
akan termotivasi untuk mencari informasi untuk menyelesaikan permasalahan yang ada melalui
pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat berasal dari dalam memori (internal) dan
berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif (alternative evaluation). Setelah konsumen mendapat berbagai macam
informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi permasalahan yang
dihadapinya.
4. Keputusan pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi beberapa alternatif
strategis yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu yang
dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian yang aktual
tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5. Evaluasi pasca-pembelian (post-purchase evaluation) merupakan proses evaluasi yang
dilakukan konsumen tidak hanya berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah
membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai
dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan dan ketidakpuasan konsumen. Konsumen
akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan selanjutnya akan meningkatkan
permintaan akan merek produk tersebut pada masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa
tidak puas jika produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan
permintaan konsumen pada masa depan.
Referensi:
Schiffman, L.G., & Kanuk, L.L. 2007. Consumer Behaviour, 9th ed. New Jersey, Pearson
Prentice Hall.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_konsumen
http://www.scribd.com/doc/41003313/16/Pengertian-Proses-Pengambilan-Keputusan-Pembelian-Kons
umen
http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2009/12/pengambilan-keputusan-konsumen.html