Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK TAS

MELALUI BAURAN PEMASARAN PADA MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi Konsumen


yang diampu oleh:

Anastasia Wulandari, M.Psi.

Kelompok 1:

Annisa Sena (2008456)


Fuad Mohamad Al-Ghiffari (2004218)
Irfan Abdul Gani (2004736)
Putri Aulia Yulianti (2008748)
Vebry Marshanda Novilistiya (2001496)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tas merupakan salah satu kebutuhan yang sangat diperlukan untuk menjalani aktivitas
sehari-hari, baik dalam dunia pendidikan maupun di dalam dunia kerja. Kita mengetahui
bahwa tas digunakan dari anak yang bersekolah di sekolah dasar hingga senior manager pada
suatu perusahaan. Selain itu, tas juga dipakai oleh laki-laki maupun perempuan. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa kebutuhan akan penggunaan tas tidak dibatasi oleh
golongan usia dan jenis kelamin. Penggunaan tas tidak hanya untuk membawa kebutuhan
kita, tetapi dapat juga untuk menambah penampilan menjadi lebih stylish, terutama di
kalangan mahasiswa. Alasannya karena kuliah tidak hanya sekedar masuk kelas dan belajar,
tetapi kuliah juga merupakan momen ketika mahasiswa bertemu dengan teman–teman,
bersosialisasi, berbincang, berkumpul, menghabiskan waktu dan bergabung dengan
kelompok–kelompok atau organisasi mahasiswa. Disitu mahasiswa harus bisa
berpenampilan stylish agar dapat lebih tampil percaya diri ketika bertemu dengan teman-
temannya.
Dalam memilih produk tas memang tidak mudah. Terdapat beberapa aspek yang dapat
menjadi pertimbangan mahasiswa, antara lain fungsi, kenyamanan, dan desain yang akan
selalu mengikuti zaman. Selain itu, keputusan dalam pemilihan tas juga dapat dilihat melalui
bauran pemasaran yang meliputi product, price, place, dan promotion. Namun, pada
akhirnya, pertimbangan terhadap aspek-aspek tersebut akan kembali disesuaikan dengan
gaya hidup dari masing-masing mahasiswa.
1.2. Pertanyaan Penelitian
Bagaimana teori bauran pemasaran (product, price, place, dan promotion) mempengaruhi
konsumen dalam membuat keputusan untuk membeli produk tas?
1.3. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli
produk tas menggunakan analisis bauran pemasaran.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Untuk mengetahui produk tas yang disukai kalangan mahasiswa
2. Untuk meningkatkan penjualan produk tas
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Pemasaran


Banyak orang yang menganggap dan memahami bahwa pemasaran sama dengan kegiatan
promosi dan periklanan, padahal sebenarnya baik promosi maupun periklanan adalah bagian
kecil dari proses pemasaran. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai kepada konsumen untuk mengelola
hubungan dengan konsumen dengan cara-cara yang menguntungkan organisasi dan juga
pihak-pihak yang berkepentingan pada organisasi.
2.2. Bauran Pemasaran
1. Pengertian Bauran Pemasaran
Menurut Stanton (2000), bauran pemasaran (marketing mix) adalah istilah yang
dipakai untuk menjelaskan kombinasi empat besar pembentuk sistem pemasaran sebuah
organisasi yang terdiri dari produk/jasa, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem
distribusi. Selaras dengan hal itu, Kotler (2008) mengatakan bahwa bauran pemasaran
adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk
menghasilkan respons yang diinginkan di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari
empat unsur, yaitu product (produk), place (tempat), price (harga), dan promotion
(promosi).
2. Aspek dalam Bauran Pemasaran
a. Product (Produk)
Menurut Tjiptono (2008), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar
sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Produk dalam
proses pemasaran dapat berupa produk yang berbentuk fisik maupun yang berbentuk
digital, juga dapat berupa barang maupun layanan jasa. Produk yang dipasarkan
haruslah memiliki kualitas sehingga mampu bersaing dengan produk-produk serupa di
pasaran. Oleh karena itu, produsen perlu memiliki kreativitas dan mengetahui apa yang
dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen.
b. Price (Harga)
Penetapan harga merupakan bagian yang krusial dalam bauran pemasaran karena
pada umumnya konsumen telah mengetahui bahwa harga menentukan kualitas dari
suatu produk. Harga merupakan aspek penting dari sebuah produk karena akan
menentukan apakah hasil penjualannya akan untung atau rugi, serta mempengaruhi
minat pembeli karena konsumen memiliki kemampuan membeli yang berbeda-beda.
c. Place (Tempat)
Tujuan dari penentuan tempat adalah agar produk dapat dijangkau oleh konsumen
pada waktu dan tempat yang tepat. Penentuan tempat promosi yang strategis dapat
mendatangkan konsumen dan menghasilkan keuntungan bagi produsen. Tempat
promosi juga akan berpengaruh terhadap biaya penyaluran produk. Ada beberapa aspek
yang perlu dipertimbangkan dalam bagian tempat ini, seperti biaya sewa dan juga
dekorasi tempat yang menarik bagi pembeli.
d. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan sebuah aktivitas dan materi yang dalam penerapannya
menggunakan teknik, di bawah pengendalian produsen/penjual, yang dapat
mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan
oleh produsen, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui perantara pihak
atau media yang dapat mempengaruhi pembeli. Kegiatan promosi memiliki beberapa
manfaat, di antaranya:
● Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.
● Mengkomunikasikan produk baru.
● Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas.
● Menginformasikan kepada konsumen terkait dengan peningkatan dari suatu produk.
● Memotivasi dan mengajak konsumen agar membeli suatu produk.
2.3. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya
dan melakukan pembelian produk serta mengkonsumsinya (Suharno, 2010). Menurut
Devi Anastasia K, dkk (2010), keputusan pembelian dipengaruhi oleh citra merek, harga, dan
gaya hidup. Hal tersebut didukung oleh pendapat dari Tjiptono dalam Supangkat dan
Supriyanti (2017) bahwa harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan
para pembeli antara lain peran alokasi harga dan peran informasi harga. Harga
merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2009:184) dalam melakukan keputusan pembelian,
konsumen melalui lima tahapan, yaitu:
a. Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau kebutuhan
yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal. Rangsangan internal muncul pada diri
sendiri seperti saat kita sedang merasa haus dan lapar, maka rangsangan tersebut akan naik
menjadi dorongan atau kebutuhan yang biasa timbul akibat rangsangan eksternal
seperti melihat makanan atau minuman.
b. Pencarian Informasi
Dalam melakukan pencarian informasi terkait merek yang diinginkan konsumen diperoleh
dari berbagai sumber seperti keluarga, teman, iklan, kemasan, dan tampilan. Tetapi
secara umum konsumen memperoleh informasi terpenting sebuah merek dari
komersial yaitu sumber yang beredar secara luas di masyarakat seperti iklan dan situs web.
Selain itu dalam melakukan pencarian informasi konsumen juga melakukan pencarian
terhadap produk dengan merek lain.
c. Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar yang akan membantu dalam memahami proses evaluasi, yaitu
pertama konsumen berusaha memenuhi kebutuhannya. Kedua, konsumen mencari manfaat
tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai
sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan untuk menghantarkan manfaat yang
diperlukan untuk memuaskan kebutuhan. Konsumen akan memberikan perhatian terbesar
pada atribut yang memiliki manfaat paling besar dalam memenuhi kebutuhannya.
d. Keputusan Pembelian
Dalam tahapan ini konsumen telah melakukan keputusan pembelian dan telah
merasakan manfaat secara langsung dari produk yang diinginkan.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode focus group
discussion (FGD) untuk pengumpulan data. Menurut Kitzinger dan Barbour (1999) (dalam
Afiyanti, 2008), metode FGD adalah metode dalam melakukan eksplorasi suatu
isu/fenomena khusus dari diskusi suatu kelompok individu yang berfokus pada aktivitas
bersama diantara para individu yang terlibat didalamnya untuk menghasilkan suatu
kesepakatan bersama.
3.2. Sampel Penelitian
Subjek yang menjadi narasumber dalam penelitian ini adalah dua orang mahasiswa dan
dua orang mahasiswi Psikologi UPI.
3.3. Definisi Operasional
Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat dalam sistem pemasaran yang
dikombinasikan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar yang ditargetkan. Adapun
dimensi dari bauran pemasaran:
1. Product (Produk)
Product merupakan hal yang ditawarkan produsen kepada konsumen untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan konsumen tersebut. Dalam analisis ini, product dapat dinilai
melalui physical good features, quality level, accessories, packaging, warranties, dan
branding.
2. Price (Harga)
Price merupakan suatu nilai yang dapat dijadikan tolok ukur dalam keputusan pembelian.
Dalam analisis ini, price dapat dinilai melalui flexibility, price level, dan discounts.
3. Place (Tempat)
Place mengacu pada lokasi yang dapat dijangkau oleh konsumen agar dapat menemukan,
mengakses, dan membeli produk yang dipasarkan. Dalam analisis ini, place dapat dinilai
melalui outlet locations dan transportation.
4. Promotion (Promosi)
Promotion adalah aktivitas persuasif yang dilakukan produsen untuk menarik minat
pembeli terkait produk yang dipasarkan. Dalam analisis ini, promotion dapat dinilai
melalui sales promotion dan advertising.
3.4. Kisi-Kisi Instrumen

No Dimensi Indikator Sub Indikator Item/Pertanyaan

1. Product Physical good ● Model berupa ● Model tas seperti apa


features ransel, tas yang lebih Anda sukai?
serut, sling ● Mengapa Anda lebih
bag, tote bag menyukai model tas
● Warna seperti itu?
● Bahan berupa ● Warna tas seperti apa
kulit, kanvas, yang lebih Anda sukai?
parasut, kain, ● Mengapa Anda lebih
polyster menyukai warna tas
seperti itu?
● Bahan tas seperti apa
yang lebih Anda sukai?
● Mengapa Anda lebih
menyukai bahan tas
seperti itu?

Quality level Original atau KW ● Apakah Anda lebih


menyukai tas merek
original dengan harga
yang lebih mahal atau tas
dengan bentuk fisik yang
sama tanpa merek dan
harganya yang lebih
murah?
● Mengapa Anda lebih
menyukai (tas merek
original dengan harga
yang lebih mahal atau tas
dengan bentuk fisik yang
sama tanpa merek dan
harganya yang lebih
murah)?

Accessories ● Bermotif atau ● Apakah Anda lebih


polos menyukai tas yang polos
● Beraksesoris atau adanya aksesoris?
atau polos ● Mengapa Anda lebih
● Aksesoris menyukai (tas yang polos
berupa atau adanya aksesoris)?
gantungan, ● Jika lebih menyukai
tempat botol adanya aksesoris,
minum, kunci aksesoris seperti apa
pengait, dan yang Anda sukai ada di
lainnya. tas Anda?

Packaging ● Seberapa penting


packaging dalam
pembelian tas?
● Dalam packaging,
apakah Anda
mengutamakan
“kemewahan” atau
“keamanan”?

Warranties ● Menurut Anda, seberapa


penting adanya
pemberian garansi dalam
pembelian tas?
● Mengapa Anda berpikir
demikian?
● Apakah pemberian
garansi mempengaruhi
Anda untuk membeli tas?
● Jika iya, apa alasannya?
● Jika tidak, apa
alasannya?

Branding Merk terkenal atau ● Apakah Anda lebih


tidak menyukai tas yang
mereknya terkenal atau
tidak?
● Mengapa Anda lebih
menyukai (tas bermerek
terkenal atau tidak
bermerek terkenal)?
● Menurut Anda, apakah
merek tas yang terkenal
akan lebih laris di
pasaran dibandingkan tas
yang tidak bermerek?
● Mengapa Anda berpikir
demikian?

2. Place Outlet Jarak lokasi, online ● Apakah jarak lokasi


Locations atau langsung, pasar penjualan mempengaruhi
tradisional atau keputusan Anda dalam
modern membeli tas?
● Apakah Anda lebih
menyukai membeli tas
secara online atau
langsung datang ke
lokasi penjualan?
● Mengapa Anda lebih
menyukai (membeli tas
secara online atau
langsung datang ke
lokasi penjualan)?
● Jika membeli secara
langsung (datang ke
lokasi penjualan), apakah
Anda lebih memilih
membeli tas di pasar
tradisional atau pasar
modern?
● Apa alasan Anda lebih
memilih (membeli tas di
pasar tradisional atau
pasar modern)?

Transportation Dilalui kendaraan ● Menurut Anda, apakah


umum atau tidak lokasi penjualan tas harus
berada di lokasi yang
dapat dilalui oleh
kendaraan umum?
● Jika iya, apa alasannya?
● Jika tidak, apa
alasannya?
● Apakah Anda akan tetap
membeli tas yang Anda
inginkan atau tidak jika
lokasi penjualan tidak
terjangkau oleh
kendaraan umum?
● Jika iya, apa alasannya?
● Jika tidak, apa
alasannya?
3. Promotion Sales Jenis promosi ● Menurut Anda, promosi
Promotion seperti apa yang dapat
menarik minat konsumen
dalam pembelian produk
tas?
● Mengapa Anda berpikir
demikian?

Advertising Jenis iklan ● Menurut Anda, apakah


iklan produk tas di
Indonesia sudah cukup
menarik minat pembelian
konsumen?
● Menurut Anda, media
periklanan seperti apa
yang efektif untuk
mempromosikan produk
tas?
● Apa alasannya?

4. Price Flexibility Dapat ditawar atau ● Apakah Anda tertarik


tidak, cash atau e- untuk membeli tas yang
money harganya masih dapat
ditawar?
● Jika iya, apa alasannya?
● Jika tidak, apa
alasannya?
● Apakah Anda lebih
tertarik untuk membayar
tas secara cash atau
menggunakan e-money?
● Mengapa Anda lebih
tertarik (membeli tas
secara cash atau
menggunakan e-money)?

Price Level ● Apakah Anda lebih


tertarik dengan harga tas
yang ekonomis,
menengah, atau
premium?
● Mengapa Anda lebih
tertarik (tas dengan harga
ekonomis, menengah,
atau premium)?
● Menurut Anda, apakah
harga sangat menentukan
kualitas tas?
● Jika iya, apa alasannya?
● Jika tidak, apa
alasannya?
● Apakah Anda lebih
tertarik tas murah dengan
kualitas rendah atau tas
cukup mahal dengan
kualitas premium?
● Apa yang menjadi alasan
Anda lebih tertarik (tas
murah dengan kualitas
rendah atau tas cukup
mahal dengan kualitas
premium)?

Discounts ● Bagi Anda, seberapa


menarik potongan harga
dari harga sebuah tas?
● Apakah potongan harga
sangat mempengaruhi
Anda dalam membeli
tas?
● Jika iya, apa alasannya?
● Jika tidak, apa
alasannya?
BAB IV
HASIL DISKUSI

4.1. Hasil Wawancara (Verbatim)


Keterangan:
Iter 1: Annisa Sena
Iter 2: Putri Aulia
Ite 1: Tyas
Ite 2: Faqih
Ite 3: Nadia
Ite 4: Endarto

No Struktur Interview Penyataan/Pertanyaan

1. Iter 1: Oke selamat malam semuanya, pada kesempatan kali ini


kami akan mengadakan wawancara mengenai keputusan
pembelian konsumen terhadap produk tas melalui bauran
pemasaran. Nah, selama proses wawancara ini kami akan
menggunak eum menggunakan alat perekam untuk memperkaya
data, namun jangan khawatir karena hasil wawancara ini hanya
akan diketahui oleh kelompok kami dan dosen pengampu. Apakah
kalian bersedia?
itee: Baik, bersedia
2. Iter 1: Oke, euh jadi disini kami akan memberikan beberapa
pertanyaan untuk keempat responden yang bersedia hadir disini
dipersilahkan untuk menjawab secara bergiliran, mungkin untuk
boleh raise hand terlebih dahulu ketika akan menjawab ya. Untuk
pertanyaan pertama model tas seperti apa yang lebih Anda sukai
dan apa alasannya? Dipersilahkan responden untuk menjawab
Iter 2: Eum boleh temen-temen ini tuh ga harus raise hand
Opening sebenernya, jadi euh kalo misalnya yang udah ada inset bisa
langsung jawab aja gitu ya, diskusi santai jadi gausah terlalu
formal, boleh dimulai dari siapa aja. Apa mau aku tunjuk aja atau
gimana?
Iter 1: Sepertinya tadi ite 1 mau menjawab
Iter 2: Ohiya silahkan-silahkan ite 1
itee 1: Eum tadi untuk jenis tas ya, kalo dari aku sendiri lebih suka
tas ransel, karena lebih nyaman juga untuk dibawa kemana-mana,
karena kalo tas selempang tuh lebih cepet pegel gitu. Karena dia
kan hanya menopang satu bahu gitu ya, dan kadang kalo aku pake
tas selempang tuh lebih suka gampang jatuh gitu loh, kan kalo tas
ransel kan enak lebih nyaman juga

3. Ite: Oke, jadi dari itee 1 sendiri lebih suka tas ransel, untuk
responden lainnya mungkin? Silahkan berpendapat
Ite 2: Aku boleh ga?
Iter 1 : Silahkan ite 2
itee 2: Sebenernya jawabannya sama, cuman kalo misalkan
alesannya karena bobot eh barang-barang yang dibawa mungkin
bisa lebih banyak ya, apalagi kalo misalkan kita pergi kuliah kaya
harus bawa laptop, bawa buku, dan sebagainya. Kalo misalkan tas
selempang tuh kaya cuman bawa laptop doang tuh udah penuh,
gitu sih paling
6. Iter 1: Oke berarti ite 2 juga lebih memilih tas ransel, untuk ite 3
dan 4 dipersilahkan untuk mengemukakan pendapatnya
itee 3: iya halo, aku juga setuju sama pendapat itee 1 dan 2. Aku
juga lebih suka tas ransel, soalnya memang bisa nampung banyak
gitu, terus aku juga suka karena aku kan suka ngoleksi gantungan-
gantungan gitu, nah kalo misalnya di tote bag atau di tas apa tas
euh yang cuma tas sepundak gitu gabisa buat gantungan,
makannya aku lebih suka tas ransel

7. Iter 1: Oke sekarang yang terakhir ite 4 bagaimana?


itee 4: Euh kalo dari aku sendiri sih aga kurang setuju ya,
maksudnya kalo aku sendiri lebih suka tas selempang yang kaya
gini lah. Yang, yang biasa dipake di dada gitu atau dipinggang.
Alesannya yak arena lebih ringkas aja gitu, jadi buat kemana-mana
gampang gitu, buat dicocokin sama outfit mana pun juga bisa
masuk gitu.
Iter 1: Oke jadi buat ite 4 sendiri lebih memilih tas selempang gitu
ya

8. Iter 1: Oke untuk pertanyaan selanjutnya, warna tas seperti apa sih
yang lebih Anda sukai, dan apa alasannya?
itee 4: Eee kalo aku warna si suka waran item ya karena universal
aja gitu dan simple, dan kalo dipake juga ga gampang kotor si,
mungkin gitu si dari aku

9. Iter 1: Oke untuk ite 4 lebih suka warna hitam untuk yang lainnya?
itee 1: Kalo aku setuju sama itee 4, aku juga lebih suka warna yang
gelap gitu, kaya item atau engga abu-abu tua, karena dia gampang
lah kalo mau dipake baju warna cerah atau gelap masuk
10 Iter 1: Oke untuk itee 3 dan 2
itee 3: Oh maaf sebelumnya tadi kendala jaringan jadi sempet nge
freeze, aku setuju sama itee 1, setuju sama itee 4. Aku lebih suka
warna item karena netral sama yang lain gitu

11. Iter 1: Oke untuk ite 2 sendiri bagaimana?


itee 2: kalo aku sih ga nentu item, tapi yang penting warna nya
gelap aja, jadi misalkan bener kalo kotor ga keliatan kotor kotor
banget. Apalagi aku males banget nyuci tas tuh kaya sesuatu yang
ga seharusnya perlu dicuci gitu sih

12. Iter 1: Jadi semuanya sepakat lebih menyukai warna yang gelap ya,
oke selanjutnya bahan tas seperti apa yang lebih Anda sukai dan
apa alasannya?
Iter 2: Boleh mungkin kan tadi udah itee 2 yang duluan terus itee 1
yang duluan, mungkin itee 4 sendiri nih gimana? Bahan tas apa
yang lebih ite 4 sukai?
itee 4: Kalo dari aku sebenernya bahan tas nya lebih suka yang kain
gitu ya, karena bawannya rasanya enteng aja gitu kalo yang kain,
terus kainnya juga yang ga terlalu gampang basah ga terlalu nyerep
air gitu. Jadi dia aga sedikit waterproof tapi tetep kain gitu sih
mungkin

13. Iter 1: Oke ada lagi yang ingin berpendapat?


itee 3: Aku izin berpendapat, euh aku juga lebih suka bahan yang
waterproof gitu. Setuju sama itee 2 tadi, males ya nyuci tas gitu,
jadi mending yang waterproof aja gitu, jadi kita bawa laptop segala
macem takut ya, jadi mending pake tas yang waterproof atau kulit
mungkin.
14. Iter 1: Oke, kalo dari ite 2 atau ite 1 siapa yang mau?
itee 1: Emm kalo aku sendiri sama sih sukanya yang tahan air gitu,
karena soalnya kalo hujan sangat membantu gitu ya. Paling akuma
kalo engga polyester kanvas gitu ya. Tapi lebih sering pake yang
kanvas gitu.

15. Iter 1: Oke untuk itee 2 sendiri


itee 2: Euh kalo aku sih, pertama kan tadi warna suka yang gelap
terus opsi yang gelap tuh setidaknya dua yang tadi tuh bener ada
yang bahan air gitu. Nah kalo yang tahan air gitu kan kebanyakan
yang polyester kan, nah cuman kalo misalkan ga polyster, corduroy
sih, kaya tas-tas yang ransel yang muat banyak itu biasanya merk
nya corduroy.

16. Iter 1: Oke jadi untuk bahan sendiri macem-macem ya, tapi
tujuannya satu itu sama-sama ingin anti air ya, untuk selanjutnya
jika harus memilih apakah Anda lebih menyukai tas merk yang
original dengan harga yang lebih mahal atau tas dengan bentuk
fisik yang sama tanpa merk dan harganya lebih murah?
Dipersilahkan, mungkin sekarang dari itee 3 boleh
itee 3: Okey jujur aku bingung ya, karena melihat dari sisi ekonomi
juga ga kebeli bahan original ya maksudnya barang-barang
branded gitu ya. Jadi ya nyari yang sama istilahnya yang bagus lah
yang berkualitas, tapi ada merk nya tapi ga merk merk branded lah,
kalo aku kaya gitu.
17. Iter 1: Oke yang lainnya ada yang mau berpendapat dahulu?
itee 1: kalo aku sama sih, tapi aku tergantung keadaan juga sama
kegunaan. Jadi misalnya si tas nya ini digunakan dalam jangka
waktu lama dan sering gitu ya mungkin kadang aku juga beli yang
lumayan mahal harganya tapi kalo dirasa si tas ini tuh engga terlalu
sering dipake dan eee kegunaanya tuh engga utama banget gitulah,
itu bisa aja pake yang biasa tanpa merk yang harganya terjangkau
gitu.

18. Iter 1: Oke untuk itee 2 dan 4 ada yang ingin berpendapat terlebih
dahulu? Mungkin dari itee 2 dulu, karena dari tadi selalu jawab
terakhir
itee 2: Euh pertama sepakat soal apa yang dibilang itee 1 tadi kan,
karena kalo kita liat sering atau engga nya pake tuh harus nyari
yang lebih kuat gitu, nah kalo misalkan euh pertama tuh nyari yang
lebih kuat karena lebih sering dipake terus emang karena bawaan-
bawaannya, misalkan bawaan-bawannya juga lumayan berat gitu
kan, kaya laptop, laptop juga perlu tas yang katakanlah kualitas tuh
sekarang bisa dilihat dari harga lah, kaya gitu jawabannya. Jadi
yang akan mahal dikit lah kalo yang mau kualitasnya bagus gitu
sih.
19. Iter 1: Oke untuk itee 4 apakah ada pendapat lain atau sama dengan
yang lainnya?
itee 4: Aku sih setuju, tapi kalo aku sendiri euh lebih suka milih
yang ada merk nya tapi yang murah gitu. Jadi engga yang merk
merk besar, tapi tetep pada merk nya, misalnya kaya merk-merk
brand local yang baru mulai gitu kan, biasanya itu masih murah-
murah, padahal kualitas nya juga euh udah lumayan gitu lah. Jadi
paling nyari nya yang merk-merk tapi tetep murah. Jadi
kualitasnya masih tetep ada value nya juga, gitu sih paling.

20. Iter 1: Oke untuk pertanyaan selanjutnya apakah Anda lebih


menyukai tas yang polos atau adanya accessories, dan apa
alasannya?
itee 4: Kalo aku sendiri sih lebih suka yang polos, karena lebih
keliatan ya simple aja ya karena engga keliatan rame gitu ya, jadi
eee buat di mix and match nya masih gampang gitu ya, mungkin
dari aku segitu si

21. Iter 1: Oke yang lainnya bagaimana?


itee 3: dari aku boleh, iya jadi aku kan suka gantungan itu loh,
sedangkan gantungan pasti rame kan accessoriesnya, makannya
aku milih tas-tas polos. Karena kalo misalkan tas-tas aku uduh
rame terus pake accessories gantungnya, kaya nya itu heboh banget
gitu. Apalagi kalo ke kampus, jadi aku milih tas polos.

22. Iter 1: Iya ite 1 dan 2 bagaiaman pendapatnya?


itee 1: Emm sama sih setuju kalo aku lebih suka yang em polos-
polos aja, karena kalo misalnya pakaiannya udah rame terus
ketemu tas nya juga accessoriesnya rame takutnya jadi engga
selaras gitu, jadi engga nyambung gitu, jadi aku lebih suka yang
polos-polos.
23. Iter 1: Baik yang terakhir ite 2 bagaimana?
itee 2: kalo aku sih lebih milih yang polos, karena kalau misalkan
punya tas nih kaya di gantungan-gantungan tadi kata itee 3, kalo
mau buka tas tuh kek ribet banget gitu pabaliut jeng itu iyeu itu
iyeu gitu, ngerti gasi. Kaya malah menghilangkan fungsi tas nya
gitu, ga cuma emm nampung tapi malah jadi mempersulit gitu
bukan mempermudah, gitu sih.

24. Iter 1: Oke jadi semuanya sepakat lebih menyukai tas yang polos
ya, nah selanjutnya menurut Anda nih seberapa penting packaging
dalam pembelian tas?
Iter 2: Ayo nih gimana temen-temen, biasanya kan kalo tas-tas nya
aga branded tuh packagingnya tuh di kardus yang berpita- pita
terus kaya ada berapa layer gitu kan, terus ada juga yang di
plastikin doang. Nahkan dari banyaknya packaging itu tuh temen-
temen lebih milih tas yang kaya giamana sih gitu?

25. itee 3: Izin menjawab, kalo aku sendiri jujur sih lebih milih yang
biasa ajalah, paling kaya pake misalkan kalo beli di e commerce
ya, kaya pake kardus terus pake bubble wrap udah aja gitu gausah
pake pita-pita atau segala macem asal aman aja sampe tujuan gitu
Iter 1: Oke jadi untuk itee 3 sendiri eee yang penting keamanannya
aja ya untuk packagingnya sendiri, ga harus yang mewah yang
bagus giaman pun ya, oke yang lainnya mungkin boleh, ayoo
itee 1: Aku deh, emm kalo aku juga setuju sama itee 3 aku juga ga
terlalu mentingin packaging gitu ya, karena tuh yang diliat tuh
isinya sama kualitas dalemnya paling, yang penting aman aja gitu,
engga yang bikis tas dalemnya tuh rusak gitu.
26. Iter 1: Oke kalo untuk itee 2 dan 4 apakah sepakat dengan itee 3
dan 4 atau ada pendapat lainnya?
itee 2&4 : Kurang lebih sepakat sih, yang penting aman aja.

27. Iter 1: Oke dari segi packaging kurang lebih sepakat ya yang
penting aman, untuk selanjutnya menurut Anda seberapa penting
pemberian garansi dalam pembelian tas dan alasannya?
itee 2: Aku pengen duluan deh, kalo seberapa penting ya dari skala
1 sampai 10 mungkin sembilan gitu ya, karena mau semurah
apapun barangnya yang namanya jualan tuh kan garansi sebagai
salah satu apa aya jaminan gitu ya buat konsumen, untuk
mendapatkan kepercayaan dari prodak jadi penting lah.

28. Iter 1: Oke jadi menurut itee 2 garansi ini penting , lalu apakah
menurut ite 2 pemberian garansi ini mempengaruhi itee 2 untuk
membeli tas?
itee 2: Sebenernya ga terlalu berpengaruh si soalnya kek gapernah
liat-liat. Kalo misalkan beli tas atau baju garansi yang kaya gitu ga
diliat, kecuali kalo barang-barang elektronik yang gitu-gitu lah.

29. Iter 1: Oke untuk yang lainnya bagaiman?


itee 3: Aku izin menjawab, kalo kata aku misalnya nih aku beli tas
terus misalnya robek sama aku sendiri, kalo kata aku itu gausah
digaransi misalnya garansi sebulan gitu, kalo kata aku itu gausah
digaransi soalnya kan itu salah aku sendiri gitu kecuali kalo dari
sananya saat diperjalanan ada kerusakan atau segala macem
munngkin perlu garansi gitu.
30. Iter 1: Oke jadi apakah garansi ini mempengaruhi itee 3 untuk
membeli tas atau tidak?
itee 3: Engga sebegitu sih kalo kata aku

31 Iter 1: Oke untuk itee 1 dan 4 bagaimana?


itee Aku boleh, kalo menurut aku sendiri garansi tuh kata akumah
ga terlalu penting gitu, karena kalo misalkan beli sesuatu aku tuh
suka lupa kalo punya garansi. Jadi kaya ga kepake juga si garansi
nya gitu, jadi mau ada garansi atau engga garansi ya tetep aku beli
gitu.

32. Iter 1: Oke untuk itee 4 sendiri bagaimana?


itee 4: Kalo menurut aku sendiri garansi ini cukup penting kalo tas
nya itu yang mahal-mahal gitu, yang kualitasnya harganya tinggi
gitu, kalo untuk yang harganya rendah mungkin jadi ga begitu ga
terlalu menjadi pertimbangan untuk membeli tas tersebut gitu
mengenai si garansinya gitu

33. Iter 1: Oke jadi Sebagian besar menjawab tidak begitu bepengaruh
ya garansi ini ketika membeli tas, oke tadi udah membahas tentang
model, warna, bahan, motif, packaging, sampai garansi. Tadi juga
sempet disinggung soal euh apa merk-merk yang terkenal atau
tidak gitu ya. Nah menurut Anda apakah merk tas yang terkenal ini
akan lebih laris di pasaran dibandingkan tas yang tidak bermerk
atau tidak gitu dan apa alesannya?
itee 3: Aku boleh, mungkin bisa aja lebih laku di pasaran yang ee
apa punya nama gitu yang branded, karena mungkin ya orang-
orang pada tau kan brand itu gitu tapi tergantung pasarannya
dimana dulu gitu sih. Bisa aja lebih laku ya karena ada namanya
gitu orang-orang udah tau oh brand ini oh brand ini
34. Iter 1: Oke jadi merk ini mungkin bisa jadi mempengaruhi ini ya
penjualannya, tapi tergantung juga dimana pemasarannya gitu, oke
dari yang lain mungkin
itee 1: Menurut aku tas bermerk sama engga tuh mereka punya
target pasarnya sendiri gitu, jadi mungkin aga susah ya
menentukan lebih laris yang bermerk atau engga. Karena emang
mereka punya target pasarnya masing-masing gitu, yang tas
bermerk ya target pasarnya untuk yang mampu beli yang ga
bermerk juga yang mampu bisa yang ga mampu juga bisa. Jadi ada
target pasarnya sendiri.

35. Iter 1: Oke kalo itee 3 tadi lebih menekankan pada nama, kalo itee
1 lebih menekankan pada target pasarnya itu siapa. Untuk ite 4 dan
2 bagaimana pendapatnya?
itee 4; Aku juga setuju sama pendapat itee 3 dan itee 1 tadi, jadi
emang belum tentu bisa jadi lebih laris dipasaran karena emang
punya pasarnya masing-masing, mungkin gitu sih.

36. Iter 1: Oke untuk itee 2 bagaimana?


itee 2: Pertama mungkin iya mereka tuh punya pasarnya masing-
masing, terus kedua dari pasarnya itu juga bisa dipengaruhi sama
pengetahuan konsumennya gasi. Kaya orang-orang yang hidupnya
tuh dikota tuh cenderung banyak opsi-opsi pake pakaian atau
accessories-accessories yang bermerk gitu loh sedangkan mereka-
merka yang pengetahuannya minim terhadap brand-brand kaya
gitu, Cuma tau fungsi ya mereka tuh gaakan mikirin brand doang
tap ikan Cuma mikirin ini fungsinya udah sesuai apa belum. Nah
dibalik pasarnya mungkin orangnya juga kaya gitu lah
pengetahuan masing-masing orang juga kan kaya gitu, jadi ga tentu
juga sama.
37. Iter: Oke jadi jawabannya semua itu belum tentu eh tergantung
beberapa kondisi tadi target pasarnya euh tempat pemasarannya
dan pengetahuan dari konsumennya. Oke disini masih ada
beberapa pertanyaan, mungkin akan dilanjutkan oleh rekan saya
untuk memberi pertanyaannya, dipersilahkan kepada iter 2

38. Iter 2: Nah kan tadi kita udah ngomongin ya tentang si tas ya
sendiri, produk tas nya itu sendiri gitu. Nah sekarang kita beralih
ke tempat penjualan tas nya itu sendiri. Nah yang pertama adalah
otlet, nah kan dibeberapa penjualan tuh entah itu penjualan offline
atau online tuh pasti ada jarak tempuh ya yang harus, euh dari jara
tempuh si pembeli ke penjual, nah apakah si jarak penjualan ini
mempengaruhi keputusan temen-temen dalam membeli tas itu
sendiri gitu, baik itu online maupun itu offline? Baik yang mau
jawab duluan silahkan
itee 3: izin mejawab ya, kalo aku jujur iya, karena aku posisinya
lagi di Bandung gitu, aku bakal nyari misalnya di e commerce juga
aku bakal nyari yang di bandung karena biar apa? Biar cepet juga
gitu, karena kalo di e commerce tuh nunggu tuh males gitu ya. Jadi
aku lebih suka nyari yang sekota sama akua tau ya minimal di Jawa
Barat juga lah.

39. Iter 2: Oke jadi kalo buat itee 3 jarak tuh mempengaruhi pembelian
juga ya, karena diliat dari lama pengirimannya juga gitu ya kalua
online, nah kalo offline sendiri itu masih mempengaruhi atau
engga ya?
itee 3: Mempengaruhi juga, apalagi kalo offline misalnya harus
naik apa dulu misalnya, harus kemana dulu dan itu butuh tenaga
juga kan dan butuh ongkos juga misalkan untuk kesana, jadi
berpengaruh si.

40. Iter 2: Oke jadi baik offline maupun online jarak tuh tetep
berpengaruh ya, oke baik nah dari yang lain ada yang sependapat
atau beda berpendapat boleh di utarakan aja
itee 1 : Emm aku boleh, kalo menurut aku, aku juga sependapat
sama itee 3 gitu yae m jarak tuh kalo menurut aku sangat
mempengaruhi karena lebih ke biaya nya juga si, efektif waktu
sama biaya. Karena walaupun mau online ataupun offline, online
pun kalo jaraknya terlalu jauh ongkos kirimnya juga makin naik
gitu ya dan kalo offline apalagi kita harus effort waktu juga, tenaga
terus juga apalagi biaya gitu. Jadi sangat mempengaruhi
41. Iter 2: Oke jadi itee 1 sependapat ya sama itee 3 bahwa jarak tuh
mempengaruhi ya. Kalau misalnya dari ite 1 sendiri tuh karena eee
effort yang dikeluarkan lebih besar ya dibandingkan jarak yang
jauh. Oke kalo dari ite 4 sendiri ini gimana?
itee 4: Oke kalo dari aku kurang lebih sependapat sama itee 3 dan
1. Jadi yang outlet, kalo yang offline kan harus euh jalan sendiri
gitu lah istilahnya kita yang nyamperin, tapi kalo yang online kalo
aku sendiri jarak sih ga terlalu berpengaruh soalnya kalo misalnya
euh fungsinya udah cukup cocok, modelnya udah cocok, harganya
juga cocok, kalo jarak nya jauh pun masih bisa diakali make
voucher-voucher gitu lah, apalagi e commerce sekarang banyak
voucher-voucher bertebaran gitu kan, khususnya ongkirnya gitu,
mungkin gitu kalo dari aku segitu si.

42. Iter 2: Oh kalo dari ite 4 sendiri tuh kaya diliat lagi kalo misalkan
offline gitu lebih milih yang deket gitu ya, kalo misalnya online
gitu lebih dipertimbangkan lagi worth it buat dibeli ya di beli gitu
ya dengan eee mengandalkan voucher-voucher di e commerce
sendiri gitu ya. Oke itu bentar lagi ada event 12.12. Oke yang
terakhir kalo menurut ite 2 gimana?
itee 2: Sama kaya itee 4, jadi kalo misalkan yang online kalo missal
udah cocok-cocokan nih kaya harga dan merk, model kaya gitu
yaudah beli aja, tinggal di akalin kan pake voucher-voucher
biasanya banyak kan kaya voucher euh start atau apa gitu kan.
Banyak lah, cuma kalo misalkan offline kan lebih banyak
pertimbangan lagi, kaya harus ngeluarin bensin sendiri, terus
ngeluangin waktu dll hal sebagainya gitu si paling.
43. Iter 2: Emm jadi itee 2 juga sependapat gitu ya sama itee 4,
manfaatkan voucher-voucher yang tersedia, entah itu di event atau
engga di si aplikasi nya sendiri gitu ya. Nah tadikan udah
nyinggung adanya penjualan online adanya penjualan offline. Nah
kalo dari temen-temen sendiri nih lebih senengnya tuh kalo beli tas
tuh beli secara offline dating langsung ke toko nya atau secara
online gitu?
itee 4: Aku boleh jawab ya, kalo aku sendiri lebih suka beli secara
online sih, karena untuk milih-milihnya pun lebih gampang gitu,
waktunya fleksibel buat milih-milihnya. Sedangkan kalo offline
kan daatng ke outletnya dulu baaru milih-milih, kalo ga cocok cari
outlet yang lain gitu, dan itu butuh waktu yang lama gitu. Kalo
online sedniri kan bisa dari hp bisa keliatan semuanya gitu
langsung nyari-nyari yang cocok , mungkin kalo dari aku gitu si.

44. Iter 2: Emm oke jadi kalo itee 4 nih lebih memperhatikan
keefektifan waktu dan tenaga ya, soalnya kalo offline kalo gaada
di store ini harus nyari ke store lain, iyasi bener. Oke kalo yang lain
mungkin ada yang sependapat atau ada yang kurang sependapat
dengan ite 4 boleh silahkan diutarakan
itee 3: Aku juga sependapat sama itee 4, tapi sebetulnya kalo kita
nyari barang kaya sepatu eh kaya ta situ kan harus di lihat dari
kualitas nya dulu, terus warnanya gimana mungkin bagusnya
offline gitu ya. Tapi karena sekarang udah banyak kaya ulasan-
ulasan gitu, jadi kita bisa liat warna aslinya kaya gimana atau kaya
review dari pemesan lain gitu. Jadi aku juga lebih setuju online sih
ya karena efektif waktunya bisa kapan aja, kaya gitu.
45. Iter 2: Emm oke kalo itee 3 juga sependapat dengan itee 4 tapi cara
melihatnya tuh lihat dari review ya, apakah tas tersebut kualitasnya
sesuai dengan harga atau engga gitu ya. Oke sekarang boleh yang
lain apa ada yang sependapat atau engga, eee dari ite 2 mungkin,
karena tadi biar kita selang-seling gitu ya
itee 2: Kalo aku si lebih suka offline, karena kalo misalnya offline
gitu ya kita lebih butuhnya tuh cepet waktu itu juga jadi yaudah
tinggal beli pake kaya gitu, sedangkan kalo online walaupunn
someday tuh perlu waktu ya katakanlah relative lebih lama kalo
misalkan beli offline gitu, sama kalo misalkan beli online terus
kaya pengirimannya regular gitu kaya suka ada ke khawatiran ini
paket aku udah sampai mana, paket aku udah sampai mana gitukan.
Kalo misalkan offline kan bisa di akalin lah langsung sat set sat set
gitu si.

46. Iter 2: emm jadi lebih milih offline ya, jadi kalo misalkan butuh
hari ini ya hari ini gitu ya, kalo online kan harus nunggu paling
cepet dua hari, kalo misalkan satu domisili ya paling cepet hari itu
bisa juga besok nya nyampenya. Nah terakhir ni kalo dari itee 1
gimana?
itee 1: Emm kalo aku setuju semuanya si, jadi sebenernya akuma
ga suka ini, ga suka itu. Maksudnya ga terlalu suka salah satunya,
jadi tergantung situasi aja, kalo misalkan butuhnya cepet dan butuh
yang kualitasnya bisa langsung aku tau gitu, aku lebih milih
offline, tapi kalo misalnya emm kaya banyak masi banyak pilihan
yang aku lebih milih online gitu, dan kalo online tuh kaya seneng
aja gitu kalo paket dating kaya buka kado gitu loh, jadi kaya
surprise dapet nya kaya gimana gitu. Jadi akuma tergantung situasi
aja
47 Iter 2: Oh iya, berarti kalau itee 1 itu agak mirip mirip itee 3 gitu
ya, kondisional gitu ya. Berarti kalau online tuh berasa dapet gift
juga dapet rasa excited nya tersendiri, nah tadi kan kita udah
nyinggung tentang pasar online, nah kan penjualan tas itu juga ada
yang secara offline, secara langsung di outletnya, dan jenis
outletnya pun beragam ya, ada juga yang jual di pasar atau di outlet
khusus tas sendiri, temen-temen itu lebih suka kayak hunting ke
pasar tradisional yang sekalian ada jualan tas atau hunting ke
tempat tempat yang jualan tas individually hanya jualan tas aja
disitu? paham kan ya pertanyaannya
itee 2: Kalau aku sih lebih suka sama yang jualan tas doang soalnya
kayak oh ini mereka udah siap dapet kepercayaan customer, udah
fokusnya di tas dan yang jual jual kayak pasar nyampur sama
jualan jualan lain, yah mungkin ada beberapa faktor misalkan
kayak modal, tapi kalau dari kesiapan itu bisa jadi resiko buat dapet
kepercayaan customer sih.

48 Iter 2: Oh jadi lebih milih di store dari awal buka jualan tas gak
jualan yang lain gitu ya, dari itee 4 sendiri gimana?
itee 4: Ehm.. setuju sih lebih suka ke yang jualan tas aja dari awal
karena kalau yang kayak gitu lebih paham sama tasnya kalau kita
bingung sama kualitas bisa kita tanya tanya lebih dalem lagi ke
penjualnya.

49 Iter 2: Oke kalau misalkan jualan tas dari awal dia lebih paham
spesifikasinya tentang tas yang dijualnya dan keunggulannya gitu
ya, kalau dari itee 1 sendiri gimana nih?
itee 1: Aku sama sih sama mereka berdua aku juga suka lebih yang
khusus jualan tas gitu, lebih klop aja gitu.
50 Iter 2: Jadi itee 1 juga idem ya sama jawaban itee 2, sama jawaban
itee 4. Kalau itee 3 sendiri apakah ada pendapat yang berbeda atau
idem juga?
itee 3: Aku bingung, awalnya juga kan, misalnya di pasar ada toko
tas, sepatu, kerudung, kayak yaudah jualan aja, oh ternyata tas tas
aja. Kalau misalkan begitu aku setuju lebih kepada toko tasnya
saja, kalau misalnya tasnya di jalan raya atau di pasar, aku milih di
pasar karena cewek biasa banyak kebutuhan lain harus
mencocokannya dengan bajunya atau kerudungnya atau segala
macemnya.

51 Iter 2: Oh kalau itee 3 memegang prinsip sambil menyelam


meminum air, jadi gak hanya membeli tasnya, tapi membeli
kerudungnya dan lainnya. Oke kita lanjut, nah kan tadi tuh dari si
lokasi tokonya itu sendiri, sekarang ramai tempat tempat yang
hidden place yang susah dilalui oleh kendaraan umum sehingga
gak banyak orang yang tahu. Menurut temen temen konsep hidden
place ini cocok gak sih diterapin di toko tas tersebut, toko tas
tersebut tuh harus dilewatin kendaraan umum atau bebas aja yang
penting enak atau gimana? Boleh dari itee 1 sendiri bagaimana?
itee 1: Sebenernya gak ada yang salah sama orang yang jualan di
tempat-tempat yang susah oleh kendaraan umum, tapi dari sisi
konsumen akan lebih mudah dari tempat jualan tas yang bisa
dilewati oleh kendaraan umum, gak jauh jauh buat jalan nemuin
lokasi tersembunyi ini karena butuh waktu banget untuk
menemukan suatu tempat, jadi lebih ke yang dilewati kendaraan
umum.
52 Iter 2: Oke jadi kalau menurut itee 1 lebih baik yang suka dilewati
kendaraan umum aja, kalau menurut itee 4 sendiri bagaimana?
itee 4: Kalau dari aku lebih setuju sama itee 1, kalau tempatnya
dilewati kendaraan umum lebih ehm.. mudah dalam konsumen
menemukan tempat ini dan tasnya juga dapat dipajang bisa jadi
sesuatu yang menarik perhatian kita untuk mampir ke outlet atau
toko tas tersebut.

53 Iter 2: Oh jadi bisa mempertimbangkan karena ada yang menarik


tiba tiba belok gitu ya beli tas yang tadinya gak mau beli jadi beli
tas. Tiba tiba pengen gitu ya, kalau dari itee 3 sendiri bagaimana?
itee 3: Aku juga setuju karena aku gak suka hal hal yang ribet
kayak harus masuk ke gang gang buat nemuin toko gitu ya, jadi
aku lebih suka yang ada di depan mata yaudah itu aja.

54 Iter 2: Oh ehm.. itee 3 juga males gitu effort duluan buat nyari
tempatnya gitu, jadi pengennya langsung ke sana langsung beli,
langsung ada tempatnya. Dari itee 2 gimana nih?
itee 2: Kayaknya kalau aku tergantung tasnya deh kalau misalnya
tasnya yang ready stok, lebih baik di tempat yang mudah diakses,
kalau tempatnya yang Preorder dulu tempatnya agak dalem juga
gak masalah soalnya kan gak bakal banyak yang aktivitas di situ
kecuali kalau misalkan aktivitas produksi, kalau misalkan yang
ready stok itu kayaknya lebih baik di tempat yang aksesnya itu
gampang menimbang alasan yang sudah disebutin, gitu sih.

55 Iter 2: Jadi disesuaikan dengan konsep jualannya mungkin ya, ada


yang ready stok atau open po dulu gitu. Nah, ehm.. untuk
pertanyaan selanjutnya saya serahkan kembali ke Iter 1.
56 Iter 1: Setelah bahas tentang tempatnya, outlet penjualan,
terjangkau atau engganya oleh kendaraan umum, sekarang saya
mau bahas tentang ehm.. promosi. Menurut kalian, promosi seperti
apa sih yang dapat menarik minat konsumen dalam pembelian
produk tas, kan jenis promosi banyak ya, nah ada media online,
sosial media, atau mungkin media lainnya (jaringan terputus) atau
promosi lainnya yang dapat meningkatkan minat beli pada produk
tas. Boleh yang mau berpendapat duluan.
itee 3: Aku boleh berpendapat, (jaringan terputus) sesuatu itu pasti
atas dasar rekomendasi dari orang lain karena sudah terbukti dari
ini beli tas bagus lho, disini, jadi terpercayalah, sebentar ini saya
putus putus ya.
Iter 1: Jelas.
itee 3: Ok, terus yang kedua aku juga follow akun di twitter gitu,
kayak baju baju, tas tas gitu berdasarkan hasil review juga itu. Aku
lebih suka promosinya memang atas dasar orang yang udah beli
gitu dan udah nyata nih bagus produknya.

57 Iter 1: Oke, itee 3 jadi lebih daripada endorsement artis atau


sebagainya, itee 3 lebih suka yang udah pernah pakai tasnya itu ya.
itee 3: Iya, karena kalau endorsement gitu kan harus dibayar ya
mau gak mau ya harus dibagus bagusin produknya, terkesan tidak
real.

58 Iter 1: Oke, dari cowok, itee 4 bagaimana?


itee 4: Kalau dari aku lebih suka promosi yang bikin video gitu ya,
ngejelasin tentang plus minusnya tas ini bagaimana, kegunaan tas
ini buat kondisi apa aja, biasanya kalau dia bikin video promosi
yang niat biasanya bisa setiadaknya agak menjamin kualitasnya
gitu lah dari sudut pandang aku.
59 Iter 1: Oke jadi itee 4 itu lebih suka promosi melalui sosial media
yang memberikan informasi lengkap terkait si tas itu ya. Kalau dari
itee 1 bagaimana?
itee 1: Kalau dari aku, suatu tas itu paling penting adalah kualitas
sama konsistensi kualitasnya, jadi aku lebih suka kayak itee 3 yang
langsung dari review langsung dari pembeli temen, saudara, karena
kita bisa lihat langsung kualitas tas barangnya bagaimana dan si
toko ini bisa menjamin konsistensi dari kualitasnya.

60 Iter 1: Jadi itee 1 setuju dengan pendapat itee 3 yang mana lebih
suka testimoni dari orang yang sudah memakainya. Kalau dari itee
2 bagaimana?
itee 2: Sepakat sama semuanya. Soal penjelasan masing masing
detail fungsinya, review, itu sepakat.

61 Iter 1: Oke jadi kalau itee 2 lebih kombinasi keduanya, ada


informasi yang didapat dari tasnya terus review dari orang yang
sudah pakai. Selanjutnya, kira-kira nih kalian lihat iklan iklan
produk tas di mana-mana. Apakah iklan produk tas di Indonesia ini
sudah cukup menarik untuk meningkatkan minat beli konsumen
atau belum?
itee 2: Menurut aku sudah cukup, apalagi kalau misalkan ada
berbagai platform sekarang itu, yang ada iklan-iklan facebook
adds, instagram adds, dan lain hal sebagainya itu tuh udah bener
bener kebantu kalau kita lihat dari hasil penjualan si tokonya.
Kayak aku misalnya lagi main instagram lagi scroll scroll tiba tiba
ada iklan ada instagram adds, suka iseng aku pencet, setelah lihat
penjualannya udah sekian ribu gitu, dari situ aku simpulin ternyata
berpengaruh juga gitu sih.
62 Iter 1: Jadi menurut itee 2, udah cukup menarik pembelian ya.
Kalau dari itee 1 mungkin bagaimana itee 1?
itee 1: Sama sih, menurut aku juga pemasaran sekarang itu cukup
baik banget apalagi tadi benar sudah melalui berbagai platform
media sosial juga bisa, menurut ku sudah cukup baik.

63 Iter 1: Oke dari itee 4 apa itee 3 apa setuju atau ada pendapat
lainnya?
itee 4: Kalau dari aku kurang lebih setuju karena ehm.. karena udah
bisa dipromosikan berbagai platform sehingga jangkauannya luas
dan bisa dilihat oleh konsumen konsumen di Indonesia.

64 Iter 1: Oke, kalau dari itee 3?


itee 3: Aku juga setuju karena dari platform manapun sudah bagus,
terus kalau dari segi editing lain lain sudah bagus, tapi kadang-
kadang ketika aku udah buka linknya atau situsnya gitu bagus tapi
gak membuat aku menjadi 'beli deh' tapi iya cukup dilihat saja.
65 Iter 1: Oke jadi dari secara iklannya sudah menarik di Indonesia
ini.
Iter 2: Baik, kita lanjut, pertanyaan selanjutnya, soal tadi sudah
bahas produknya, tempat jualan, sudah bahas juga tentang
promosinya, nah produk gak lepas dari harga gitu ya, yang mana
harga di Indonesia itu budaya tawar menawar sangat melekat di
masyarakat kita. Nah dari temen-temen sendiri nih, kalau ada
produk tas yang bisa ditawar, apakah menambahkan minat dari
temen temen untuk beli produk tersebut atau engga gitu? Boleh
dari itee 3 yang di samping aku frame nya nih hehe.
itee 3: Kalau aku sebenarnya tipikal orang yang pasrah, hehe.. tapi
aku tawar dulu, misalkan harganya 250, nah terus bisa ditawar nih,
aku tawar jadi 220, terus gak bisa, yaudah gapapa, hehe. Jadi kalau
bisa nawar yaudah, gak juga gapapa hehe..

66 Iter 2: Oh jadi prinsip itee 2 itu menawar kalau tidak bisa yasudah
gitu ya. Lebih ke mode pasrah gitu, kalau itee 4 sendiri apakah
sama dengan itee 2 memasarahkan diri kepada penjual atau beda
lagi?
itee 4: Kurang lebih sama, aku orangnya gak bisa nawar (jaringan
terputus) jadi kalau buat produk tas yang bisa ditawar aku tidak
terlalu mempertimbangkan atau lebih ke engga sih, biasa aja.

67 Iter 2: Oh jadi kalau itee 4 kembali lagi ya dipasrahkan kepada


penjual, bisa ditawar ya syukur kalau engga, yaudah. Oke kalau
dari itee 1 sendiri bagaimana?
itee 1: Kalau dari aku sendiri, kalau misalnya barang itu bisa
ditawar sangat sangat menggiurkan gitu ya tapi sayangnya aku
belum bisa untuk menawar gitu, jadi aku harus belajar dulu kalau
misalnya barang itu bisa ditawar gitu.
68 Iter 2: Hmm. Jadi kalau itee 1 lebih ke memperjuangankan
sesuatunya dulu, kalau bisa ditawar, tawar.
itee 1: Iya tapi gak bisa nawar, jadi belajar dulu

69 Iter 2: Oh jadi gak learning by doing, kita belajar dulu, kita


menawar hehe.. Nah yang terakhir dari itee 2 gimana? setuju juga
atau ada pendapat lain?
itee 2: Kayaknya pendapatnya lain deh, pertama kalau misalkan
tawar menawar misalkan ini aku kira terlalu mahal dan gak bisa
ditawar, aku gak akan beli. Kedua, kalau pembelian barang
kayaknya engga harus ada iming iming bisa ditawar. Aku kan agak
bego ya, kalau misalkan ada tulisan diskon aja aku pasti beli,
misalkan kayak contoh 300 ribu diskon 30% jadi cuman bayar 210
ribu menurut aku itu aku udah untung gede dan menurut aku ada
kemungkinan untuk membeli, jadi gak perlu ada tawar menawar,
tapi kalau bisa ditawar, aku tawar balik lagi. Kalau masih mahal
setelah penawaran aku gak akan beli.
70 Iter 2: Jadi tipikal orang yang mudah terpancing kalau misalkan
ada diskon langsung dibeli gitu ya. Terus kalau bisa ditawar ya
ditawar gitu ya, kalau harganya masih mahal, gak akan diambil.
Menarik nih jawaban dari temen temen. Kalau misalkan setelah
kita menawar terus kita membeli udah deal dealan sama
penjualnya, nah biasanya temen-temen dari pembelian itu cashless
atau masih menggunakan cash sebagai media pembayarannya
gitu? Boleh dari itee 4 dulu. Sembari itee 4 perbaiki sinyalnya, kita
coba ke itee 2.
itee 2: Sebenarnya tergantung barang dan penjual sih, kan ada
beberapa penjual yang tidak menerima cash gitu kan kayak barang
barang yang mahal tidak menerima cash, maksudnya tidak
menerima cash yang lembaran gitu, langsung ditransfer. Tapi kalau
misalkan barang barang tertentu yang kayak itu masih bisa dibayar
cash, aku bayar nya cash, tapi kalau misalnya ada beberapa
kejadian tertentu ada beberapa penjual yang sebenarnya agak
sabaran gitu waktu tawar menawar terus aku ambil uang dari
dompet, terus waktu dia lihat tuh kayak pengen cepat.

71 Iter 2: Oke jadi tergantung barang, situasi penjual, tergantung juga


penjual ini sabar atau tidak. Kembali lagi ke itee 4, apakah sudah
bisa?
itee 4: Kalau dari aku tergantung dari harga kalau harganya mahal
lebih ke cashless kalau harganya gak begitu mahal aku usahain
pakai cash.

72 Iter 2: Oke jadi disesuaikan dengan harganya, kalau bisa cash, cash
dulu. Kalau sudah terlalu banyak untuk cash, pake e-money gitu.
Oke nah kalau dari itee 1 sendiri bagaimana?
itee 1: Aku idem juga sih. Aku juga setuju tergantung harga, kalau
mahal lebih baik cashless.
73 Iter 2: Jadi sependapat sama itee 4 dan itee 2 juga, jadi kalau tidak
memadai buat cash, ya udah cashless aja gitu ya. Kalau dari itee 3
sendiri apakah sama atau berbeda ya?
itee 3: Kalau aku udah pasti cash, soalnya kalau cashless itu ribet
kayak harus buka hp dulu atau bagaimana, kalau cash tinggal buka
dompet harga berapa udah aja.

74 Iter 2: Kalau itee 3 sendiri tidak termasuk golongan manusia


manusia cashless, daripada ribet mending langsung keluarin aja
cashnya gitu ya. Nah, terus ini kalau misalnya harga tuh ada harga
ekonomis misalnya harga harga itu masih di bawah kapasitas yang
bisa kita beli, misalnya ada target di bawah 100 ribu itu masih bisa
kebeli, kalau misalnya menengah itu di atas harga rata rata yang
kita pikirkan tapi masih kita jangkau juga, masih bisa kebeli.
Sedangkan kalau premium itu kayak tas tasnya bermerk gitu yang
harganya jauh dari kantong tapi berkualitas dan premium dari
bahan bahannya. Kalau dari temen temen lebih tertarik dengan
harga ekonomis, menengah, atau premium dari segi harga? Boleh
dari itee 3 lagi deh.
itee 3: Kalau aku lagi lagi liat dari kualitasnya, kalau harga
ekonomis tapi kualitasnya bagus kenapa engga gitu, tapi kalau
menengah juga gapapa sih kalau kualitas bagus.
75 Iter 2: Jadi balik lagi ke kualitas, kalau kualitas udah bagus dengan
harga harga ekonomis, ya kenapa engga gitu ya. Kalau dari itee 2
di kolom komentar itu premium tapi banyak diskon, itu gimana
tuh?
itee 2: Tadinya tuh tanya ketertarikan ya, tertarik sama harga harga
mahalnya tapi cuma kayak aduh ini sadar diri sadar dompet dan
lain hal, jadi balik lagi nyari ke kualitas sama fungsi dan namanya
tas gitu gitu aja mau masuk kategori manapun, kalau memang itu
sudah masuk ke spesifikasi yang aku cari ya sikat aja gitu.

76 Iter 2: Oh oke, jadi kalau tertarik lebih ke premium, tapi ke


kemampuan membeli tas lebih ke spesifikasi yang kamu cari gas
aja gitu ya. Kalau dari itee 1 sendiri bagaimana?
itee 1: Sama sih, aku juga bakal lihat apa yang aku butuhin, apakah
hanya bisa dipakai sekali atau gimana, aku juga melihat kualitas
sama fungsinya gitu, kalau harga menurutku tidak masalah mau
ekonomis, menengah, premium. tapi kalau bisa yang ekonomis tapi
berkualitas.

77 Iter 2: Oke jadi balik lagi ke kualitas gitu ya, harga berapapun yang
penting kualitasnya ada. Kalau dari itee 4 gimana nih?
itee 4: Kalau dari aku sendiri setuju dengan pendapat yang sudah
disampaikan sama semuanya. Kalau dari aku sendiri gak begitu
tertarik dengan kualitas premium gitu sih, dilihat dari harganya
yang tinggi aja udah gak minat langsung aja gitu beli tas itu, jadi
aku lebih fokus ke ekonomis atau menengah tadi.
78 Iter 2: Oke jadi kalau itee 4 sendiri fokus ke yang ekonomis sama
menengah dulu, buat premium tutup mata dulu karena lihat
harganya aja udah males gitu ya. Nah tadi udah nyinggung
nyinggung tentang kualitas menurut temen temen sendiri harga
mempengaruhi kualitas atau engga sih? Boleh siapapun dulu yang
berpendapat. Boleh dari itee 2 dulu deh.
itee 2: Kalau aku mikirnya iya sih, soalnya kan dari kualitas gak
cuman ngomongin bahan, tapi ngomong hal hal lain kayak cara
pembuatan dan lain sebagainya dan menurutku itu harga yang
mahal gak cuma ngomongin tentang bahan doang tetapi banyak
juga yang diperhitungkan. Kan beda kalau misalkan harga yang
murah tapi kualitas oke oke saja, beda sama harganya mahal tapi
kualitasnya wah gitu.

79 Iter 2: Oke, jadi setuju sama pendapat harga disesuaikan dengan


kualitas. Kalau dari yang lain bagaimana apakah ada yang beda
nih? Boleh langsung onmic aja temen temen.
itee 3: Setuju sama pendapat itee 2, ada harga ada barang, hehe..
ada harga ada kualitas gitu. Cuma ehm.. harga bisa dari cara
pembuatan, layanan, dan mungkin ada juga kualitas lainnya gitu.

80 Iter 2: Oke jadi itee 3 juga setuju sama pernyataan ada harga ada
kualitas juga, kalau dari itee 1 sendiri bagaimana?
itee 1: Kalau dari aku sebenarnya sepakat sih, kita juga gak bisa
memungkiri kalau harganya mahal pasti karena bahan premium,
bagus, tapi kita juga gak bisa menutup kemungkinan ada barang
yang harganya ekonomis nih tapi pakai bahan bahan yang alternatif
lain yang juga bagus. Jadi, kayak bahannya beda tapi kualitas
sama.
81 Iter 2: Oke jadi iya memang balik lagi kalau misalnya kualitas
sangat mempengaruhi sama harga gitu ya, terakhir dari itee 4
gimana nih?
itee 4: Aku setuju sih, kualitas dipengaruhi oleh harga juga, karena
kualitas juga bukan suatu hal yang mudah didapatkan atau
diberikan gitu ya dan juga kepercayaan konsumen juga, penjual
juga pasti banyak yang dikeluarkan untuk menjaga kualitas dari
produk tas tersebut. Mempengaruhi sih.

82 Iter 2: Oke jadi dilihat dari kualitas itu mempengaruhi kepercayaan


pembeli terhadap barang tersebut gitu ya. Pertanyaan terakhir
temen temen, kita sudah ada di penghujung. Nah kan tadi aku lihat
ada komen section itee 2 itu bilang, "aku bakal tertarik kalau ada
diskon" Menurut temen temen nih, apakah temen temen
merupakan tipikal orang yang dapat sangat dipengaruhi oleh
diskon saat membeli tas dan apakah diskon itu sangat menarik di
mata temen-temen saat membeli tas atau bagaimana nih? Kalau
dari itee 2 yang semangat ngomongin diskon gimana nih?
itee 2: Waduh, bahaya yah ngomongin masalah diskon, kayak
ngomongin sesuatu yang penuh sensor gitu ya, waduh.. Kalau
ngomongin menarik atau engga, ya menarik banget lah, siapa yang
engga ehm.. tertarik sama sesuatu yang itu memudahkan kita kalau
misalkan tadi nanyanya berpengaruh atau engganya kan, itu iya,
tapi balik lagi ke statement aku yang sampein sebelumnya kalau
misalkan itu di luar jangkauan aku, aku gak akan beli. Karena mirip
mirip lah sama itee 4, kayak diskonnya itu gede tapi harganya itu
udah mahal banget, itu udah pasti gak akan beli.
83 Iter 2: Oke jadi seberapa pun besar diskonnya kalau masih di luar
jangkauannya buat apa gitu ya itee 2, tetap saja. Kalau dari itee 3
sendiri bagaimana? apakah setuju dengan pendapat itee 2 atau
bagaimana?
itee 3: Iya aku setuju banget sama pernyataan itee 2, kalau misalkan
diskonnya 75% atau 90% tapi kalau harganya masih jutaan dan di
luar jangkauan kita itu percuma ya ehm.. itu gak akan membelinya
gitu, tapi balik lagi kalau misalkan produknya udah lama diincar,
aku mau beli gitu.

84 Iter 2: Oh iya, jadi balik lagi kalau misalkan produknya udah lama
di keranjang online shop tiba tiba ada diskon itu bikin tertarik
untuk membeli produk itu, kalau dari itee 4 sendiri bagaimana nih
apakah sama atau berbeda?
itee 4: Kalau dari aku kurang lebih setuju. jadi terkadang pun
diskon itu jadi apa namanya hal pertama yang menarik perhatian
aku sebagai konsumen jadi misalkan ada tiba tiba diskon pasti
dilihat dulu gitu baru dipertimbangkan apakah harga nya sesuai
dengan fungsinya, kebutuhan aku. Yang pertama kali menarik
perhatian aku dari diskon itu
85 Iter 2: Jadi diskon ini cukup membuat perhatian teralih, tapi tetap
dari itee 4 sendiri ada pertimbangan lain gitu ya dalam membeli tas
tersebut. Terakhir nih, kalau dari itee 1 gimana?
itee 1: Kalau ngomongin diskon pasti tertarik banget sih, siapa
yang gak tertarik git, bahkan nagita slavina aja tertarik sama diskon
gitu hehe.. tapi balik lagi kalau menurut aku sendiri kayak misalnya
barang yang aku pengen gitu ya sudah cocok motifnya, bentuknya,
segala macem tapi dia gak ada diskon nih, terus satu lagi ada
produk yang lagi diskon besar tapi aku gak terlalu minat. Aku
bakalan milih barang yang lebih aku minati ketimbang yang ada
diskonnya. Menarik, tapi dilihat lagi kebutuhan akunya, gitu.

86 Closing Iter 2: Jadi, selaras sama yang pernyataan sebelumnya, menarik


tapi ada pertimbangan lain gitu ya. Oke, dari awal tadi jawaban
dari temen temen cukup menarik semua ya menambah insight aku,
sena, dan fuad sebagai penyelenggara diskusi hari ini. Oh iya
ternyata mahasiswa psikologi UPI itu minatnya kalau misalnya
produknya gini, penjualannya begini. Terima kasih juga buat
teman teman yang sudah bersedia hadir di malam Senin yang
membahagiakan ini dan berkorban di sesi malam hari ini. Itu saja
ucapan terima kasih dari aku kalau ada kegiatan lain silakan, kalau
ada rewardnya bisa langsung ke fuad saja ya. Terima kasih.

4.2. Pembahasan
4.2.1. Product (Produk)
Product merupakan hal yang ditawarkan produsen kepada konsumen untuk
memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen tersebut. Dalam analisis ini, product
dapat dinilai melalui physical good features, quality level, accessories, packaging,
warranties, dan branding.
Indikator physical good features juga memiliki beberapa sub indikator, yaitu
model, warna, dan bahan. Berdasarkan hasil FGD yang telah dilakukan, pada sub
indikator model, dua itee perempuan dan satu itee laki-laki lebih menyukai model tas
ransel dengan alasan lebih nyaman saat dipakai dan dapat menampung banyak
barang. Sementara satu itee laki-laki lainnya lebih menyukai model tas selempang
yang dipakai di dada atau pinggang karena kecil dan mudah untuk dibawa
kemanapun serta cocok dengan outfit apapun. Selanjutnya, pada sub indikator warna,
keempat itee menjawab lebih menyukai warna gelap, khususnya yang sempat
disinggung adalah warna hitam dan abu-abu. Alasannya karena warna netral yang
mudah disandingkan dengan outfit warna apapun juga tidak mudah kotor. Terakhir,
pada sub indikator bahan, keempat itee sama-sama menyukai bahan tas yang tidak
mudah menyerap air (waterproof). Akan tetapi, keempat itee menyebutkan beberapa
bahan berbeda, yaitu kain, kulit, kanvas, polyester, dan cordura.
Pada indikator quality level, keempat itee lebih menyukai tas-tas bermerek yang
namanya tidak begitu besar sehingga harganya juga masih dapat terjangkau dengan
adanya kualitas yang cukup menjamin. Hal tersebut juga atas dasar pertimbangan
kebutuhan dan kegunaan tas yang akan dibeli. Selanjutnya, pada indikator
accessories, keempat itee lebih menyukai tas-tas yang polos karena dilihat lebih
simpel dan dapat di mix & match dengan beragam outfit yang dipakai. Kemudian,
untuk indikator packaging, keempat itee juga berpendapat yang sama, yaitu lebih
mementingkan keamanan dari tas yang dibeli dibandingkan dengan kemewahan dari
packaging tasnya. Menariknya, pada indikator warranties, kedua itee perempuan
merasa bahwa garansi tidak cukup penting dalam pembelian tas. Alasannya karena
kadang lupa adanya garansi dan jika kesalahan memang dari diri sendiri itu cukup
diperbaiki sendiri saja. Sementara itu, kedua itee laki-laki memandang bahwa garansi
cukup penting dalam pembelian tas, terutama pada tas-tas yang harganya mahal.
Alasannya karena garansi dapat menjadi sebuah nilai kepercayaan konsumen
terhadap penjual tas tersebut. Meski demikian, keempat itee berpendapat sama bahwa
garansi tidak begitu mempengaruhi mereka dalam pembelian tas. Terakhir, mengenai
branding, keempat itee menyebutkan bahwa tas dengan merek yang terkenal
kemungkinan dapat lebih laris di pasaran, tapi tidak ada jaminan terkait itu. Hal itu
dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu target pasarnya, lokasi pemasarannya, dan
pengetahuan konsumen terkait merek tas tersebut.
Dengan demikian, pada dimensi ini tidak dipengaruhi oleh adanya perbedaan
jenis kelamin, melainkan lebih berfokus pada kebutuhan dan kenyamanan si
pemakai.
4.2.2. Place (Tempat)
Place mengacu pada lokasi yang dapat dijangkau oleh konsumen agar dapat
menemukan, mengakses, dan membeli produk yang dipasarkan. Dalam analisis ini,
place dapat dinilai melalui outlet locations dan transportation. Pada indikator outlet
locations, keempat itee sepakat bahwa jarak lokasi penjualan mempengaruhi
keputusan pembelian terutama untuk store offline. Salah satu alasan yang bisa kami
rangkum adalah pada store offline, semakin jauh jarak maka semakin banyak biaya
yang harus dikeluarkan untuk ongkos dan tenaga. Salah satu itee laki-laki
berpendapat bahwa jarak tidak akan berpengaruh apabila pembelian secara online,
dikarenakan banyak voucher yang menutup ongkos pengiriman. Kemudian
pembahasan berlanjut kepada kenyamanan berbelanja, satu itee perempuan dan satu
itee laki-laki memilih berbelanja online dibandingkan offline, karena banyaknya
pilihan yang bisa diakses serta terdapat bantuan ulasan pelanggan yang membuat
belanja online dirasa lebih efisien. Itee perempuan lainnya lebih menyukai berbelanja
offline karena barang bisa lebih cepat digunakan. Sedangkan satu itee laki-laki
lainnya menyesuaikan situasi dan kondisi pada saat berbelanja. Apabila ia
membutuhkan tas saat itu juga maka ia memilih belanja secara offline, apabila tidak
maka ia memilih untuk mencari secara online. Pada pertanyaan terkait ragam pilihan
barang saat berbelanja tas, kedua itee laki-laki dan satu itee perempuan memilih
untuk membeli tas di toko yang memang hanya menjual tas. Hal ini dikarenakan
adanya jaminan penjual lebih memahami secara mendalam tentang spesifikasi
produk tas tersebut. Sedangkan satu itee perempuan lainnya memilih untuk membeli
tas di tempat yang menjual produk secara heterogen, hal ini dimaksudkan agar itee
bisa sekaligus membeli outfit yang cocok dengan tas tersebut.
Untuk indikator transportation, keempat itee berpendapat bahwa outlet
penjualan tas harus mudah diakses oleh kendaraan umum agar konsumen dapat
dengan mudah menemukan store tersebut.
4.2.3. Promotion (Promosi)
Promotion adalah aktivitas persuasif yang dilakukan produsen untuk menarik
minat pembeli terkait produk yang dipasarkan. Dalam analisis ini, promotion dapat
dinilai melalui sales promotion dan advertising. Pada indikator promotion, kedua itee
perempuan berpendapat bahwa review dari orang yang sudah memakai tas tersebut
menjadi bentuk promosi yang lebih menarik, terutama dari orang terdekat. Sementara
itu, salah satu itee laki-laki berpendapat bahwa promosi yang menarik baginya adalah
video berisi penjelasan lengkap mengenai tas yang dijual. Satu itee laki-laki lainnya
sepakat dengan kedua pendapat tersebut, dimana video penjelasan yang lengkap
disertai dengan review orang terdekat itu menjadi promosi yang lebih menarik.
Kemudian, untuk indikator advertising, keempat itee sepakat bahwa iklan tas di
Indonesia sudah cukup menarik dibantu dengan editing yang bagus dan
penyebarluasan di berbagai platform. Akan tetapi, salah satu itee perempuan
berpendapat bahwa iklan-iklan yang menarik itu belum tentu menjadi penentu
dirinya dalam membeli tas tersebut karena bisa saja sekadar dilihat. Dengan
demikian, pada dimensi ini tidak dipengaruhi oleh adanya perbedaan jenis kelamin
karena tidak terlihat adanya perbedaan signifikan antara jawaban-jawaban dari para
itee, justru lebih banyak mereka sepakat satu sama lain dengan alasan masing-
masing.
4.2.4. Price (Harga)
Price merupakan suatu nilai yang dapat dijadikan tolok ukur dalam keputusan
pembelian. Dalam analisis ini, price dapat dinilai melalui flexibility, price level, dan
discounts. Pada indikator flexibility, kedua itee perempuan mengaku bahwa mereka
tertarik apabila ada tas yang harganya bisa ditawar dan memilih untuk menawar tas
tersebut. Sedangkan kedua itee laki-laki tidak menjadikan hal tersebut sebagai
pertimbangan karena mengaku tidak memiliki skill menawar yang baik dan lebih
mempertimbangkan diskon yang diberikan.
Pada indikator price level, keempat itee memilih tas dengan mempertimbangkan
kualitas dari tas tersebut. Mereka menyesuaikan harga dengan spesifikasi yang
dicari. Keempat itee juga sepakat bahwa harga mempengaruhi kualitas dari sebuah
tas. Meskipun tidak menutup kemungkinan ada tas dengan kualitas premium namun
dengan harga yang ekonomis.
Pada indikator discount, keempat itee merasa tertarik dengan adanya diskon.
Namun untuk keputusan pembelian dikembalikan lagi ke kebutuhan dan besaran
diskon yang diberikan. Apabila ada tas yang diskon namun tidak sesuai dengan
kebutuhan itee, maka hal itu tidak berpengaruh terhadap keputusan pembeliannya.
4.3. Observasi
● Observasi Umum
Focus group discussion yang dilaksanakan berjalan cukup lancar. Walaupun dalam
beberapa momen para itee terlihat ragu-ragu untuk mulai menjawab pertanyaan, tapi iter
cukup cekatan untuk segera mengambil alih situasi dan langsung menunjuk itee satu per
satu untuk menyampaikan jawabannya. Jawaban yang disampaikan para itee cukup
beragam. Meski terdapat kesamaan pendapat atau pandangan dalam beberapa kasus yang
diajukan, tapi para itee dapat memberikan alasannya masing-masing secara beragam
sehingga dapat menambah wawasan bagi semua yang hadir dalam FGD ini. Para itee
memberikan jawaban yang sangat jelas dan mudah dimengerti, sehingga iter sangat jarang
untuk meminta konfirmasi lebih lanjut atas jawaban-jawaban yang diberikan para itee.
● Itee 1
Itee 1 terlihat lugas dalam menyampaikan jawabannya. Ia mengemukakan
pendapatnya dengan kalimat yang sangat terstruktur dan mudah dimengerti. Tidak begitu
banyak jeda dalam setiap kata yang ia ucapkan. Walaupun secara keseluruhan ia cukup
serius dalam menjawab pertanyaan, tapi di beberapa kesempatan ia kerap kali tertawa
sendiri ketika menjawab. Itee 1 menjadi salah satu narasumber yang sering berinisiatif
untuk menjadi yang pertama dalam memberikan jawabannya. Postur tubuh dari itee 1
terlihat stabil selama FGD, yaitu duduk dengan cukup tegap menghadap ke kamera
dengan sesekali menopangkan dagu ke tangannya.
● Itee 2
Itee 2 memberikan jawaban yang cukup lengkap di setiap pertanyaan yang
diberikan. Ia memberikan banyak sudut pandang dan pertimbangan dalam setiap jawaban
yang diberikan. Beberapa kali ia berinisiatif untuk menjadi yang pertama dalam
memberikan jawabannya. Dilihat dari setiap jawabannya, itee 2 merupakan narasumber
yang paling menguasai topik mengenai produk tas. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya
perspektif baru yang diberikan itee 2 selama FGD berlangsung. Itee 2 cukup sering
mengubah posisi duduknya, sering merapikan rambut dengan mendekatkan wajahnya ke
kamera.
● Itee 3
Itee 3 menjadi narasumber yang paling antusias dalam proses FGD ini. Hal itu
terlihat dari ekspresinya yang sering tersenyum, baik ketika memperhatikan iter yang
sedang memberikan pertanyaan, menyimak jawaban dari itee lain, maupun ketika
menyampaikan pendapatnya sendiri. Sering kali ia memberikan alasan yang cukup
panjang terkait jawabannya. Itee 3 menjadi salah satu narasumber yang sering berinisiatif
untuk menjadi yang pertama dalam memberikan jawabannya. Itee 3 terlihat melakukan
cukup banyak gerakan selama proses FGD, mulai dari mengubah posisi duduk, merapikan
mukena yang ia kenakan, serta beberapa kali menggeser posisi kamera perangkatnya.
● Itee 4
Itee 4 merupakan narasumber yang paling tenang dan kalem dalam FGD ini. Ia
menjawab pertanyaan dengan cukup singkat. Isi dari jawaban yang ia sampaikan sangat
to the point. Ia jarang menjadi orang yang pertama kali menjawab, terlihat seperti
mempersilakan itee lainnya untuk menjawab terlebih dahulu pertanyaan yang diberikan
oleh iter. Itee 4 terlihat sering komat-kamit ketika iter sedang memberikan pertanyaan
ataupun ketika itee lain sedang menyampaikan jawabannya. Itee 4 menunjukkan postur
yang cukup stabil selama proses FGD, yaitu duduk tegap menghadap kamera. Tidak
banyak gerakan besar yang dilakukan Itee 4 selama proses FGD.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil FGD di atas, terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan
berdasarkan dimensi-dimensi bauran pemasaran. Pertama, pada dimensi produk,
mahasiswa/i lebih menyukai jenis tas ransel dan selempang yang polos dengan warna gelap
dan berbahan waterproof. Dalam pemilihan merek, mahasiswa/i lebih menyukai merek yang
tidak terlalu terkenal, tetapi memiliki kualitas yang terjamin. Pada masalah garansi,
mahasiswa lebih menyukai adanya garansi sebagai jaminan kepercayaan konsumen terhadap
produk dan tokonya. Akan tetapi, hal itu tidak mempengaruhi keputusan pembelian mereka.
Sementara itu, mahasiswi justru tidak terlalu memikirkan ada atau tidak adanya garansi dari
toko terhadap produk tas yang akan dibeli. Kemudian pada dimensi tempat, mahasiswa/i
memiliki pilihan yang berbeda dalam kenyamanan untuk membeli tas. Satu mahasiswa dan
satu mahasiswi memiliki pilihan yang sama, yaitu lebih menyukai toko online karena lebih
efisien. Sementara itu, satu mahasiswi lainnya justru lebih menyukai toko offline karena
mendapatkan tas dengan segera dan satu mahasiswa lainnya menyesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisinya ketika akan membeli. Kemudian, jika membeli tas secara offline,
mahasiswa/i lebih memilih toko yang mudah diakses oleh kendaraan umum dan jaraknya
yang tidak terlalu jauh agar lebih mudah untuk ditemukan dan efisien secara waktu dan
tenaga.
Ketiga, pada dimensi promosi, mahasiswa/i lebih tertarik melihat review dan video
penjelasan lengkap tentang produk tas yang akan dibeli sebelum membeli. Keempat, pada
dimensi harga, mahasiswa/i lebih tertarik untuk membeli tas dengan harga yang sesuai
dengan kualitas yang diberikan karena terdapat tas dengan kualitas premium, namun
harganya ekonomis. Mereka juga akan lebih tertarik ketika adanya diskon. Akan tetapi, hal
tersebut disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Artinya, apabila terdapat tas yang diskon,
namun tidak sesuai dengan kebutuhan, maka hal itu tidak berpengaruh terhadap keputusan
pembelian mereka. Terakhir, masalah tawar menawar harga, mahasiswi lebih tertarik jika
mereka dapat melakukan tawar menawar terkait harga tas yang akan mereka beli.
Sebaliknya, mahasiswa justru tidak terlalu menganggap itu sebagai suatu hal yang penting.
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. (2008). Focus group discussion (diskusi kelompok terfokus) sebagai metode
pengumpulan data penelitian kualitatif. Indonesian Journal of Nursing, 12(1), 58-62.
Devi K. Anastasia, dkk. (2010). Pengaruh Citra Merek, Harga dan Gaya Hidup Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Imitasi (Studi Kasus Pembelian Tas Imitasi Louis Vuitton
pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro).
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jiab/article/download/7208/6976,
Kitzinger, J. (1994). The methodology of focus group interviews: the importance of interaction
between research participants. Sociology of Health and Illness, 16, 103-121.
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid Satu. Edisi
Keduabelas. Jakarta: Erlangga.
Kotler, P., & Kevin L.K.. (2009). Manajemen Pemasaran Jilid 2, edisi Ketiga Belas, Terjemahan
Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Stanton, William, J. (2000). Prinsip Pemasaran. Edisi Revisi. Jakarta: Erlangga.
Supangkat, A. H., & Supriyatin, S. (2017). Pengaruh citra merek, kualitas produk, harga terhadap
keputusan pembelian tas di intako. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen (JIRM), 6(9).
Tjiptono, Fandy. (2008). Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media.
LAMPIRAN

Dokumentasi FGD

Anda mungkin juga menyukai