Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH CELEBRITY ENDORSEMENT SEBAGAI STRATEGI ECONOMIC

DEVELOPMENT TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAYA JUAL ATAS


USAHA MODEST FASHION (STUDI KASUS KOTA PROBOLINGGO, JAWA TIMUR)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era perkembangan teknologi dan inovasi saat ini membawa banyak pengaruh
dalam kahidupan manusia. Ketetatan atau persaingan antar individu yang satu dengan
individu lainnya tidak terelakkan lagi, mulai dari kehidupan ekonomi, sosial, budaya,
pendidikan hingga kesehatan. Persaingan yang timbul mendorong individu untuk
menciptakan inovasi atau bauran berbagai elemen-elemen yang mampu menunjang
pemenuhan atas kebutuhan hidup yang ingin dicapai.
Dalam bidang ekonomi, pergeseran masyarakat Indonesia menuju masyarakat
konsumtif telah tercipta. Tigkat konsumtif masyarakat terhadap suatu barang atau produk
mendorong berbagai individu beralih profesi sebagai produsen serta distributor/penyedia
barang. Akibat fenomena ini terjadi sebuah persaingan secara terbuka bagi para produsen
atau para pelaku usaha dalam menawarkan produknya kepada para konsumen.
Sebagai salah satu unit usaha, penjualan modest fashion turut dihadapi oleh
tantangan penjualan, akibat persaingan antar penjual serta minat beli masyarakat. Modest
fashion merupakan mode fashion yang menfokuskan pada konsep kesopanan (modesty)
(ELASALAMA, 2019). Dalam kata lain, modest fashion adalah mode fashion yang
menjajakan pakaian tertutup atau kebanyakan ditujukan kepada kaum muslim. Hal ini,
turut menjadi salah satu tantangan dalam menjalankan usaha modest fashion karena telah
banyak unit usaha yang menjalankan penjualan yang sama serta tantangan dalam menarik
awareness produk serta minat beli masyarakat.
Dalam menarik minat atau daya beli masyarakat, terdapat banyak taktik yang
dilakukan oleh pelaku usaha dalam memperkenalkan produknya dan meningkatkan daya
jual produk yang diperjual-belikan, salah satunya adalah melalui Celebrity Endorsment.
Image seorang selebriti mampu diukur oleh para konsumen berdasarkan capabily mereka
dalam mempengaruhi minat orang lain. Namun, daya tarik tidak serta merta menjadi nilai
utama dalam menjabarkan fungsional dari celebrity endorsement utamanya dalam
menekankan dan menambah nilai suatu barang atau produk. Dalam dunia pemasaran,
celebrity endorsment digunakan untuk menarik daya beli masyarakat serta menumbuhkan
awareness suatu produk. Penerapan celebrity endorsement dalam sebuah teknik
pemasaran dapat meningkatkan citra sebuah produk di mata konsumen akibat asumi atau
anggapan bahwa produk yang berkaitan turut digunakan oleh selebrity endorser. Pelaku
usaha, mengharapkan melalui teknik celebrity endorsement dapat memberikan pengaruh
terhadap awareness produk serta mendorong penjualan produk (Mubarok, 2016).

B. Rumusan Masalah

Tantangan yang dihadapi oleh usaha penjualan modest fashion adalah ketetatan
persaingan antar pelaku usaha penjualan modest fashion yang sama serta bagaimana
meningkatkan awareness produk dan minat beli masyarakat. Dalam penelitian ini, salah
satu fokus penelitian adalah bagaimana kemampuan celebrity endorsment dalam
meningkatkan awareness product serta daya penjualan produk modest fashion. Apakah
celebrity endorsment mampu mempengaruhi awareness product serta daya penjualan
produk modest fashion? Ataukah celebrity endorsment tidak mempunyai pengaruh
terhadap awareness product serta daya penjualan produk modest fashion?

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh celebrity endorsment sebagai strategi economic development
terhadap awareness product serta daya penjualan produk modest fashion pada masyarakat
kota Probolinggo .

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yakni dapat meningkatkan wawasan serta
pengetahuan peneliti mengenai objek penelitian yang dikaji, serta mampu meningkatkan
wawasan para pembaca. Selain itu, keluaran yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat
dijadikan sebagai referensi dalam mengkaji penelitian selanjutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori
1. Celebrity Endorsment
Menurut Shimp (2003) dalam jurnal Darmawan, dkk (2011) celebrity endorser
dapat didefenisikan sebagai kegiatan memanfaatkan tokoh berupa atlet, artis,
pembawa acara, entertainer, atau pun publik figur lainnya yang telah mendapatkan
posisi berupa popularitas oleh masyarakat melalui talenta di bidangnya masing-
masing. Dalam pengertian lain secara sempir, celebrity endorser adalah pemanfaatan
jasa seseorang yang mempunyai daya tarik serta pengaruh positif kepada masyarakat
yang dimiliki melalui citra diri yang diperoleh dari prestasi yang pernah Ia capai.
Pihak atau tokoh yang dapat menjadi celebrity endorser adalah tokoh masyarakat
yang berasal dari figuran artis, atlet, budayawan dan lain sebagainya. Melalui
penggunaan metode celebrity endorser diharapkan mampu menunjang citra dan
kuantitas dari sebuah produk (Darmansyah, Salim, & Bachri, 2011).
Penerapan teknik endorser dalam periklanan merupakan jenis teknik untuk
mendapatkan daya tarik konsumen. Endorser mampu menjadi pusat perhatian yang
biasa dinamai sebagai direct source (sumber langsung) dalam mentransfer sebuah
message sekaligus mempraktekkan sebuah produk ataupun jasa dalam aktivitas
periklanan yang memiliki goals untuk menciptkan keefektivitasan penyampaian
pesan sebuah produk. Kemudian, penggunaan selebriti sebagai pihak mediator
komunikasi sudah marak digunakan dalam dunia periklanan. Hal tersebut
dilaksanakan akibat adanya citra yang dimiliki oleh selebrity bahwa keterlibatan
selebriti dalam sebuah produk akan meningkatankan sebuah trust masyarakat akan
produk yang dipromosikan. Selebriti sendiri adalah tokoh yang berasal dari aktor,
penghibur ataupun atlit yang telah mendapatkan nama oleh masyarakat akibat prestasi
yang mereka miliki dari bidang yang mereka geluti masing-masing. Penerapan
celebrity endoreses berpengaruh positif terhadap tingkat efektifitas pemasaran dan
pengenalan produk. Sehingga dalam hal ini, penggunaan endorser diyakini mampu
menciptakan sebuah asosiasi positif atas jalinan endorser dan produk yang digunakan.
Celebrity endorser juga memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap
pertimbangan dan keputusan pembeli dalam membeli sebuah produk. Keterlibatan
celebrity endorser dalam pemasaran produk dapat merangsang dan mendorong
konsumen untuk melakukan pembelian atas produk yang dipromosikan serta menjadi
langkah awal dalam meningkatkan citra perusahaan atau kegiatan usaha yang
dijalankan (Marselina & Siregar, 2017).
2. Brand Awareness
Brand image adalah asumsi publik yang tercipta pada suatu merek yang
dicerminkan oleh asosiasi merek oleh memori customer yang memiliki arti bagi
customer tersebut. Citra merek yang kuat adalah suatu hal yang diidamkan oleh tiap
perusahaan, karena citra merek dapat mencerminlkan kualitas perusahaan yang
menaungi brand atau merek tersebut. Citra merek yang baik berpengaruh terhadap
keputusan customer dalam melakukan pembelian (Marselina & Siregar, 2017).
3. Keputusan Pembelian
Keputusan customer dalam menentukan pilihan membeli atau tidak,
dipengaruhi oleh rangsangan yang diterima oleh customer tersebut, hal ini meliputi
(Hidayat & Triharyanto, 2016):
a. Faktor produk: model produk, bahan yang digunakan, ketahanan, merek, serta
garansi produk.
b. Faktor harga : Murah
c. Faktor promosi : publikasi produk, promosi, sales
d. Faktor distribusi : kemudahan customer memeroleh barang serta membandingkan
dengan produk lain
Dalam pengambilan keputusan atas pembelian suatu barang atau jasa,
melibatkan berbagai pihak yang berperan dalam bidang masing-masing. Peranan ini
antara lain (Hidayat & Triharyanto, 2016):
a. Inisiator, merupakan pihak pencetus atau orang yang pertama kali menyarankan
suatu ide atas pembelian produk.
b. Influencer, pihak yang mempunyai peranan dalam menstimulus keputusan
pembelian.
c. Decider, pihak yang memutuskan pembelian suatu produk, apakah membeli atau
tidak, apa yang akan dibeli dan bagaimana cara membelinya
d. Buyer, adalah pihak yang secara real melakukan sebuah transaksi atas kegiatan
pembelian.
e. User, pihak yang menggunakan jasa atau barang yang telah dibeli.

Keputusan pembelian merupakan hasil pertimbangan konsumen berupa


pembelian saat telah mengetahui suatu barang atau produk yang berkaitan. Tingkat
keunikan suatu produk dapat menentuan suatu keputusan pembeli untuk membeli
suatu produk atau tidak. semakin tinggi manfaat suatu barang, maka semakin tinggi
pula hasrat konsumen untuk menjalankan transaksi pembelian. Keputusan pembelian
merupakan hal yang sangat vital, terdapat banyak faktor yang mampu mempengaruhi
keputusan konsumen dalam menentukan pembelian. Instatnsi atau perusahaan harus
mempunyai strategi supaya mampu meningkatkan minat konsumen dalam membeli
sebuah produk (Sari, 2020).

B. Hipotesis
H0 = Celebrity Endorsment memiliki pengaruh terhadap brand awareness serta daya jual
produk modest fashion

H1= Celebrity Endorsment tidak memiliki pengaruh terhadap brand awareness serta
daya jual produk modest fashion
BAB III

METODE

A. Metode Penelitian
Penelitian dengan judul “Pengaruh Celebrity Endorsement Sebagai Startegi
Economic Development Terhadap Brand Awareness Dan Daya Jual Atas Usaha Modest
Fashion” ini menerapkan metode kualitatif dalam pelaksanannya. Menurut Creswell
(2016) dalam artikel Wahidmurni (2017) penelitian kualitatif merupakan bentuk
penelitian yang mencoba menelaah dan memahami esensi sebuah fenomena individu atau
sekelompok individu dalam lingkungan sosial. Penelitian kualitatif secara umum
digunakan dalam proses penelitian yang mengkaji masalah fenomena sosial, budaya,
sejarah, tingkah laku, serta masalah-masalah sosial lainnya. Salah satu alasan penting
pengimplementasian penelitian kuantitatif dalam mengkaji sebuah fenomena yakni dapat
memecahkan teka-teki yang pada dasarnya sulit untuk dipecahkan.
Penelitian kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang umum. Dalam
pengumpulan dan analisis data, penelitian kuantitatif melibatkan angka dan statistik.
Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang umum digunakan untuk penulisan
disertasi, disertasi, atau penelitian lainnya. Ketika masalah yang menjadi titik awal
penelitian menjadi jelas. Masalahnya adalah penyimpangan antara apa yang seharusnya
dan apa yang terjadi, antara aturan dan implementasi, antara teori dan praktik, dan antara
perencanaan dan implementasi. Saat membuat proposal penelitian, masalah ini harus
ditangani oleh data dari penelitian itu sendiri dan data dari dokumen.Dalam penelitian ini,
metode kuantitatif dugunakan dengan menggunakan sebaran kuisioner kepada objek
penelitian (customer) yang kemudian dianalisis menggunakan SPSS sebagai aplikasi
penunjang dalam melakukan analisis statistik.

B. Teknik Pengambilan Sampel


Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah non-probability sampling.
Metode ini secara umum, digunakan apabila sampel yang digunakan tidak ditentukan
atau tidak diketahui jumlah sampelnya secara menyeluruh. Penggunaan metode ini
membuat elemen-elemen populasi tidak mempunya kesamaan peluang dalam penentuan
sampel. Terdapat beberapa varian dari non-probability sampling, tiap peneliti pada
umumnya menggunakan purposive sampling, yakni sebuah teknik pengambilan sampe
dengan menggunakan beberapa konsederasi atau pertimbangan agar data yang akan
didapatkan nantinya dapat lebih representatif.
Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah:
1. Laki-laki dan perempuan
2. Masyarakat kota Probolinggo
3. Selebriti
4. Customer produk Modest Fashion
5. Pengusaha Modest Fashion

Jumlah minimal sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 180, enam
kali lipat dari standart sampel yang ditentukan dalam Menurut Babbie (2010), bahwa
jumlah sampel minimal dalam sebuah penelitian kuantitatif adalah 30, semakin tinggi
nilai sampel maka semakin baik pula hasil penelitian yang akan dicapai.

C. Metode Pengumpulan Data


Kegiatan pengumpulan data merupakan aktivitas menghimpun data yang
digunakan untuk mengukur kesesuaian data (Kriyantono, 2010). Terdapat dua jenis data
yang mampu dihimpun dalam sebuah penelitian yakni data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan jenis data yang secara langsung dihimpun dari sumbernya.
Sedangkan, data sekunder adalah data yang diperoleh dan diolah dari sumber penelitian
lain. Dalam penelitian yang berjudul “PENGARUH CELEBRITY ENDORSEMENT
TERHADAP BRAND AWARENESS DAN DAYA JUAL ATAS USAHA MODEST
FASHION” hanya menerapkan data primer dalam pelaksanaannya. Peneliti
menggunakan sebaran kuesioner kepada narasumber atau responden. Kuesioner adalah
serangkaian pertanyaan penelitian wajib dijawab oleh narasumber tujuan atau biasa juga
dinamai sebagai angket (Kriyantono, 2010). Penelitian ini menggunakan pertanyaan
tertutup dalam kuesioner yang disebar, sehingga narasumber atau responden hanya
menjawab pilihan jawaban yang telah disediakan.
D. Uji Validitas dan Reabilitas
Setelah pembuatan draft kuesioner, kuesioner tersebut tidak boleh langsung dibagikan
kepada masyarakat secara luas. Perlu dilakukan sebuah uji validitas dan reabilitas untuk
menilai apakah kuesionar yang akan disebarkan layak untuk digunakan dan dapat
memeroleh data yang kredibel serta mewakili tiap narasumber objek penelitian. Pada
penelitian ini, uji validitas dan reabilitas dilakukan secara dua tahap. Pertama, saat pilot
uji coba yakni peneliti akan mengumpulkan 30 responden untuk mengisi pertanyaan
koesioner.
Dalam penelitian ini, uji validitas dan reliabilitas dilakukan dua kali. Pertama, saat
pilot test di mana peneliti akan mencari 30 responden untuk mengisi kuesioner. Setelah
data didapatkan uji validitas dan reliabilitas baru dilaksanakan. Apabila keluaran tidak
sejalan dengan ekspektasi, maka kuesioner yang dibagikan tersebut dilakukan
pengulangan hingga pada akhirnya akan disebarkan ke 160 narasumber. Kemudian pada
tahap kedua, apabila 45 data telah didapatkan dan terdapat hasil yang tidak sesuai dengan
standart maka hasil tersebut akan dikeluarkan dan tidak digunakan dalam proses hitung
statistik.
1. Uji Validitas
Uji validitas dalam menganalisis sebuah data untuk dianggap valid apabila dapat
dilakukan pengukuran sesuai dengan standart pengukuran yang ada. Uji validitas
merupakan jenis pengukuran yang menilai tingkat ukuran kredibelitas atau keabsahan
suatu alat ukur. Apabila kuesioner dinyatakan valid, artinya penelitian dapat
dilanjutkan ke tahap berikutnya. Dalam penelitian ini, uji validitas yang digunakan
adalah metode KMO. Metode KMO akan mengukur kecukupan sampling dan analisa
faktor. Nilai komponen matrix di bawah 0,5 atau < 0,5 menunjukkan bahwa item
tidak valid. Oleh karena itu, nilai komponen matrix harus mencapai 0,5 atau > 0,5
(Maholtra, 2010).
2. Uji Reabilitas
Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, keakuratan dari sebuah prosedur.
Reliabilitas menunjukkan apakah suatu prosedur yang dalam suatu penelitian dapat
secara konsiten dapat memperoleh hasil yang mirip dalam mengukur suatu objek,
sifat, atau gagasan dengan ukuran yang bebas atau independen tetapi dapat
dibandingkan. Instrumen dalam penelitian yang reliable adalah instrument yang
apabila disebarkan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan
menghasilkan data yang sama dan dapat dipercaya (Bryman & Bell, 2003). Semakin
tinggi nilai koefisien alpha mendekati 1, maka pertanyaan dalam kuesioner dianggap
memiliki reliabilitas yang tinggi.

E. Metode Analisis Data


Data yang telah dihimpun dalam penelitian ini kemudian dianalisa secara
kuantitatif menggunakan alat analisis statitsika deskriptif serta analisis faktor untuk
merumuskan jawaban atas hipotesa yang telah dibuat menggunakan bantuan aplikasi
SPSS. Dalam melakukan pengelolaan serta analisis data diperlukan sebuah alat ukur
untuk mengetahui kredibelitas dan kesesuaian data. Hal ini berlaku juga dalam
penggunaan suatu alat untuk menganalisis dan menjawab perumusan masalah.. Analisis
data dalam penelitian ini mengkaji mengenai penggunaan metode uji validitas dan uji
regresi berganda.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Output Model Regresi Linier Berganda

Coefficients
Unstandardized

Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Beta t sig
Error
1 (constant) - 6,035 15,226 -530 0,600
Celebrity Endorse 0,546 0,151 0,65 4,847 0,000
3

Berdasarkan hasil di atas dapat dirumuskan bentuk persamaan linier berganda


yaitu Y = - 7,035 + 0,746 X + e. dapat dilihat bahwa nilai Beta (B) masing-masing
variabel menunjukkan nilai positif, ini berarti semakin tinggi variabel celebrity
endorsement dapat mempengaruhi daya jual modest fashion masyarakat kota
probolinggo.

ii. Uji secara Simulitan (Uji F) dan Uji Parsial (Uji t)

Uji t

Coefficients
Unstandardized

Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t sig
1 (constant) - 6,035 15,226 -530 0,600
Celebrity Endorse 0,546 0,151 0,653 4,847 0,000
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa antara variabel celebrity endorsement
(X) terhadap daya jual (Y) menunjukkan hitung.

Uji F

ANOVA
a

Sum
Model of Df Mean Square F Sig.
Square
s
1 Regression 829,492 2 414,746 15,70 ,000b
0
Residual 792,508 30 26,417
Total 1622,000 32
Sumber : Hasil Olah SPSS

Berdasarkan hasil perhitungan statistic menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000


(<0,05). Nilai tersebut menunjukkan bahwa data sampel penelitian ini diterima (fit)
dengan model regresi yang diajukan, artinya, semua variabel celebrity endorsement
berpengaruh terhadap variabel dependen daya jual.

Variabel kompensasi berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan

Pengujian untuk variabel celebrity endorsement (X) diperoleh nilai sig. sebesar
0,000 (sig. = 0,000 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel variabel celebrity
endorsement berpengaruh terhadap variabel dependen daya jual. Hasil analisis regresi
linier berganda menunjukkan secara parsial variabel celebrity endorsement berpengaruh
terhadap daya jual. Dengan demikian, hipotesis pertama yang menyatakan bahwa
variabel celebrity endorsement dapat mempengaruhi daya jual modest fashion
masyarakat kota probolinggo.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan dari penelitian penulis adalah untuk memperjelas hubungan celebrity
endorsement sebagai startegi economic development dengan daya jual modest fashion di
Kota Probolinggo. Berdasarkan analisis data yang dilakukan, penulis dapat
menyimpulkan bahwa: Pertama, celebrity endorsement yang fluktuatif berdampak
positif terhadap daya jual modest fashion di Kota Probolinggo.
DAFTAR PUSTAKA

Darmansyah, Salim, M., & Bachri, S. (2011). Pengaruh Celebrity Endorser terhadap
Keputusan Pembelian Produk di Indonesia (Penelitian Online). TERAKREDITASI
SK DIRJEN DIKTI NO. 66b/DIKTI/KEP/2011 .
ELASALAMA, N. (2019). Modest Fashion dalam Tinjauan Teori Praktik Pierre
Bourdieu. Ugm.ac.id. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/177287.
Hidayat, Y., & Triharyanto, E. (2016). PENINGKATAN DAYA JUAL ANEKA
PRODUK OLAHAN MAKANAN MELALUI TEKNIK PENGEMASAN
PRODUK. JKB Vol. 19. No.X.
Marselina, D., & Siregar, E. H. (2017). Pengaruh Celebrity Endorser terhadap Brand
Image pada Kosmetik Wardah di Bogor. Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol
VIII, No 1, April 2017.
Mubarok, D. A. (2016). Pengaruh Celebrity Endorsement terhadap Minat Beli Konsumen
(Studi pada Konsumen Mahasiswa Kelas Reguler Sore STIE INABA Bandung).
JURNAL INDONESIA MEMBANGUN Vol. 15, No. 3.

Sari, S. P. (2020). Hubungan Minat Beli Dengan Keputusan Pembelian Pada Konsumen.
Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 8(1), 147.
https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v8i1.4870.

Anda mungkin juga menyukai