Anda di halaman 1dari 68

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis diera globalisasi dan modern ini menyebabkan

perusahaan berkembang sangat pesat dan persaingan semakin kompetitif,

dimana perusahaan di tuntut untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen

dan berkomitmen untuk membuat produk yang mempunyai keunggulan.

Bervariasinya merek dan jenis produk yang ditawarkan di pasaran

menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat hanya berdiam diri dalam

melakukan bisnisnya. Jika sebuah usaha ingin berhasil dan berkelanjutan,

perusahaan dituntut untuk tanggap terhadap cara-cara kebiasaan yang ada

dimasyarakat terlebih lagi dengan konsep pemasaran yang semakin

memiliki konsep pemasaran yang baru. Tujuan pemasaran yang dilakukan

perusahaan agar barang atau jasa produk dapat terjual, sehingga

memperoleh keuntungan berupa laba yang dapat digunakan pembiayaan,

tumbuh, dan berkembangnya suatu usaha.

Perusahaan harus dapat bergerak cepat dalam meningkatkan

derasnya arus masuk konsumen, segala cara jitu dalam menarik dan

mempertahankan konsumen yang dimilikinya dengan memperhatikan

kemauan dan keinginan maka secara otomatis konsumen dapat bertahan dan

terperhatikan. Selanjutnya dengan menetapkan strategi pemasaran yang

tepat maka dapat mempengaruhi keputusan pembelian dengan mendapatkan

informasi sebelumnya yang telah didapatkan.

1
2

Citra merupakan pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk

orang, perseroaran, benda, atau organisasi. Dikatakan pula bahwa citra

sebagai persepsi seseorang terhadap jati diri perusahaan atau organisasi.

Persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas pengetahuan mereka

tentang perusahaan yang bersangkutan (Ardianto, 2014:63). Citra akan

mempengaruhi penilaian publik terhadap organisasi. Citra muncul

berdasarkan pengalaman publik ketika berhubungan dengan organisasi.

Pengalaman tersebut akan menimbulkan kesan dimata publik yang nantinya

akan mempengaruhi sikap publik terhadap organisasi tersebut.

Citra perusahaan adalah pandangan atau kesan dari pihak lain

dalam melihat perusahaan, citra juga merupakan aset penting dari

perusahaan maupun organisasi serta kesan yang diperoleh

berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya (Elvinaro, 2015:62).

Memiliki citra baik di masyarakat merupakan keuntungan jangka

panjang bagi perusahaan, keuntungan jangka panjang tersebut

meliputi kepercayaan publik terhadap layanan dan produk

perusahaan. Menurut Eriyanto (2015:63), citra perusahaan yang baik

dapat menguntungkan perusahaan seperti meningkatkan daya saing

dalam jangka panjang, menjadi perisai dimasa kritis, menjadi daya tarik

bagi aset-aset perusahaan, meningkatkan efektivitas strategi pemasaran,

dan menghemat biaya operasional. Hal tersebut membuktikan

pentingnya citra perusahaan yang dapat menjadi salah satu penilaian

publik dalam mengambil keputusan penting seperti mempercayai


3

layanan maupun produk perusahaan hingga merekomendasikan

kepada orang lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Fouratama (2017), menunjukkan

bahwa citra perusahaan berpengaruh positif terhadap perilaku membeli.

Citrа perusahaan merupаkаn sаlаh sаtu hаl yаng menjаdi pertimbаngаn

konsumen dаlаm keputusаn pembeliаn. Sebuah perusahaan yang memiliki

citra yang positif atau disukai, dianggap dapat mengurangi resiko

pembelian. Hal inilah yang menyebabkan para konsumen seringkali

menggunakan citra perusahaan sebagai salah satu acuan dalam membuat

sebuah keputusan pembelian.

Penetapan harga yang tepat dari suatu barang atau jasa oleh

perusahaan akan memberikan hasil maksimal dengan menciptakan sejumlah

pendapatan dan keuntungan bersih. Jika perusahaan menitik beratkan pada

persaingan harga, maka akan menghadapi dua alternatif, yaitu mengadakan

perubahan harga dan mengadakan reaksi terhadap perubahan harga pesaing.

Jika harga yang ditetapkan terlalu tinggi akan berakibat kurang

menguntungkan. Dalam hal ini pembeli akan berkurang dan nilai penjualan

akan menurun (Assauri, 2015:232).

Menurut Monroe (2015:134) harga merupakan pengorbanan

ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa.

Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil

keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Pada saat pelanggan

melakukan evaluasi dan penilaian terhadap harga dari suatu produk maka

akan sangat dipengaruhi oleh perilaku pelanggan itu sendiri. Pelanggan pada
4

umumnya menginginkan produk atau jasa yang bisa memuaskan kebutuhan

mereka dengan harga yang bersaing (Setiadi, 2016:55). Hasil penelitian

Chasanah dan Widiastuti (2007), Budiadi (2009) menunjukan bahwa

persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Harga merupakan alat pengukur dasar suatu sistem ekonomi karena

harga mempengaruhi alokasi faktor-faktor produksi. Harga didasarkan pada

nilai bahwa seseorang atau pengusaha bersedia melepaskan barang atau jasa

yang dimiliki kepada pihak lain (Kotler, 2014). Hubungan harga dengan

keputusan pembelian yaitu harga mempengaruhi keputusan konsumen

dalam melakukan pembelian, semakin tinggi harga, maka keputusan

pembelian rendah, sebaliknya jika harga rendah, maka keputusan pembelian

tinggi (Kotler dan Amstrong, 2014).

Penelitian yang dilakukan oleh Rajput, et.al. (2012) menunjukkan

bahwa harga berpengaruh positif terhadap perilaku membeli. Harga

memiliki pengaruh yang besar terhadap konsumen untuk membeli. Setiap

konsumen membutuhkan lebih banyak bentuk diskon atau potongan harga

dan paket barang dengan harga yang murah. Menurut Penelitian Adinata

(2015), menyebutkan bahwa harga memiliki pengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian. Sama halnya dengan penelitian yang

dilakukan olehn Alves (2014) dan Saputra (2013), yang juga menyebutkan

bahwa harga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.
5

Produk yang direncanakan dengan baik serta telah ditentukan harga

jualnya secara tepat, belum menjamin keberhasilan pemasaran terhadap

produk itu. Produk tersebut haruslah diperkenalkan kepada konsumen

melalui kegiatan promosi. Promosi adalah komunikasi persuasif, mengajak,

mendesak, membujuk dan meyakinkan konsumen. Ciri dari komunikasi

yang persuasif adalah, ada komunikator yang secara terencana mengatur

berita dan cara penyampaiannya untuk mendapatkan akibat tertentu dalam

sikap dan tingkah laku si penerima (Mursid, 2013:95). Dapat dikatakan

promosi yang dilakukan adalah sebagai informasi perusahaan kepada

konsumen sehingga konsumen dapat mengetahui apa yang ditawarkan

perusahaan sehingga berminat untuk membelinya.

Pemilihan sarana promosi harus dipertimbangkan secara matang

karena menarik atau tidaknya suatu promosi akan sangat mempengaruhi

berhasil atau tidaknya suatu kegiatan pemasaran di dalam suatu perusahaan.

Kegiatan promosi adalah segala usaha yang dilakukan oleh penjual untuk

memperkenalkan produk kepada calon konsumen untuk membujuk mereka

agar membeli serta mengingatkan kembali kepada konsumen lama agar

melakukan pembelian ulang. Penelitian yang dilakukan oleh Niazi, et.al.

(2012) menunjukkan bahwa promosi merupakan suatu cara komunikasi

untuk meyakinkan seseorang untuk mengambil keputusan tentang membeli

suatu produk atau jasa dan memberikan informasi kepada konsumen.

Penelitian yang dilakukan oleh Habibah (2016) menunjukkan

bahwa promosi berpengaruh positif terhadap perilaku konsumen untuk

membeli. Menurut penelitian Martini (2015), menyebutkan bahwa promosi


6

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2015) dan

Raihana (2014), yang juga menyebutkan bahwa promosi memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Dalam beberapa tahun belakangan ini industri keramik di indonesia

mengalami kemajuan. Hal ini disebabkan oleh karena maraknya bisnis

properti yang cukup mendominasi pasar di Indonesia dan Internasional serta

pergeseran selera atau gaya hidup masyarakat akan kebutuhan barang-

barang mewah. Bisnis properti yang meningkat menyebabkan kebutuhan

akan keramik seperti ubin, keramik saniter, keramik hiasan dan tableware

(perangkat makanan) ikut meningkat. Sedangkan pergeseran hidup

masyarakat menyebabkan meningkatnya permintaan barang-barang

keramik. Hal-hal lain yang mempengaruhi perkembangan industri keramik

di Indonesia adalah tersedianya bahan baku dari alam Indonesia yang selalu

memenuhi kebutuhan produksi keramik.

Salah satu keramik yang paling sering digunakan dan paling

diminati oleh para konsumen adalah tableware. Karena semakin

meningkatnya jumlah penduduk maka kebutuhan akan tableware semakin

meningkat. Karena tingginya permintaan pada tableware mendorong para

pengusaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Agar perusahaan

dapat memenuhi setiap kebutuhan dan permintaan para konsumen. Sehingga

para konsumen puas terhadap layanan yang diberikan oleh perusahaan, serta

bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan tableware

menggunakan bahan baku yang memiliki mutu dan kualitas yang tinggi,
7

sehingga perusahaan dapat memproduksi tableware yang berkualitas bagi

para pengguna-penggunanya.

CV. Indo Piranti Mulia adalah perusahaan yang bergerak dibidang

peralatan alat makan yang terbuat dari bahan porcelain, seperti piring,

mangkuk, gelas tea pot, saucer, dan sebagainya. CV. Indo Piranti Mulia

menyadari betapa pentingnya citra perusahaan yang harus dibangun agar

kepercayaan, loyalitas masyarakat terhadap perusahaan meningkat dan

dapat saling menguntungkan. Untuk saat ini CV. Indo Piranti Mulia

berusaha terus meningkatkan citra perusahaan dengan memberikan

pelayanan yang maksimal, program-program promosi, serta pemberian

diskon.

Persaingan dalam bidang perdagangan juga menjadi tantangan

tersendiri dalam menciptakan citra yang kuat agar bisa meraih loyalitas

konsumennya karena loyalitas konsumen tidak bisa dibangun begitu saja,

persepsi terbentuk dari suatu opini tentang suatu perusahaan mampu

membuat publik itu menjadi sangat suka atau bahkan sangat benci pada

suatu hal. Oleh karena itu pencitraan adalah untuk menciptakan opini

yang kuat sehingga berpengaruh terhadap opini yang akan datang pada

pemikiran publik untuk menciptakan citra yang diharapkan sebagai tolak

ukurnya.

Dalam menjalankan perusahaan CV. Indo Piranti Mulia dituntut

untuk memasarkan produk-produk tableware dengan berbagai strategi

pemasaran karena setiap bulannya perusahaan ini harus bisa mencapai target

yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan.


8

Tabel 1.1
Nama dan Harga Produk Tableware pada CV. Indo Piranti Mulia
Tahun 2018

No Type Plain White

1. Bowls Rp 81,500 – Rp. 89.500


2. Cup & Saucer Rp 57.400 – Rp. 72.300
3. Designers Rp 125.000 – Rp. 700.000
4. Mugs Rp 37.300 – Rp. 37.800
5. Others Rp 22.600 – Rp. 70.000
6. Plates Rp 53.400 – Rp. 189.600
7. Set Collection Rp 38.900 – Rp. 144.300
8. All Day Dining Rp 57.400 – Rp. 72.300
9. Banquet Rp 42.600 – Rp. 69.800
10. Fine Dining Rp 69.800 – Rp. 189.600
11. Oriental Line Rp 32.400 – Rp. 144.300
12. Room Service Rp 26.800 – Rp. 69.800
Sumber : CV. Indo Piranti Mulia, 2018

Berdasarkan tabel di atas, jenis dan harga produk tableware yang di

tawarkan oleh CV. Indo Piranti Mulia bervariasi. Harga yang ditawarkan

sangatlah kompetitif. Sehingga dapat diharapkan produk tableware yang

dipasarkan dapat bersaing dan dapat diterima dengan baik oleh para

konsumen.

Promosi juga merupakan hal yang sangat penting dalam mencuri

perhatian konsumen. Perusahaan akan dikenal oleh para konsumen itu jika

melakukan promosi mengenai perusahaan dan produk yang di tawarkan.

Kegiatan promosi yang dilakukan CV. Indo Piranti Mulia adalah melalui

surat kabar atau koran, pembuatan katalog, pemasaran langsung ke hotel-

hotel, pameran, serta promosi secara online dengan dibuatnya web

perusahaan.
9

Meskipun produk tableware CV. Indo Piranti Mulia cukup banyak

diminati oleh konsumen, namun persaingan yang ketat memiliki dampak

tertentu pada kegiatan usahanya. Persaingan tersebut mengakibatkan

terjadinya fluktuasi pada volume penjualan dan jumlah konsumen.

Penjualan di CV. Indo Piranti Mulia tidak bersifat konstan, artinya terjadi

naik turun terhadap volume penjualan dan jumlah konsumen setiap

bulannya, hal tersebut dapat dilihat pada data penjualan sebagai berikut.

Gambar 1.1
Data Penjualan CV. Indo Piranti Mulia
Tahun 2017 – 2018

Sumber : CV. Indo Piranti Mulia, 2018

Citra perusahaan, persepsi harga dan promosi merupakan faktor

yang dapat menstimulus keputusan pembelian dengan cara meningkatkan

atau menawarkan produk sesuai apa yang diharapkan konsumen.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil

judul “Pengaruh Citra Perusahaan, Persepsi Harga dan Promosi terhadap


10

Keputusan Konsumen Membeli Produk Tableware Pada CV. Indo Piranti

Mulia ”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat

dirumuskan permasalahan adalah :

1) Bagaimanakah pengaruh citra perusahaan terhadap keputusan

konsumen membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia?

2) Bagaimanakah pengaruh persepsi harga terhadap keputusan konsumen

membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia?

3) Bagaimanakah pengaruh promosi terhadap keputusan konsumen

membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui pengaruh citra perusahaan terhadap keputusan

konsumen membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia

2) Untuk mengetahui pengaruh persepsi harga terhadap keputusan

konsumen membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia.

3) Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan konsumen

membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia.


11

1.4 Kegunaan Penelitian

1) Bagi Mahasiswa

Suatu kesempatan mahasiswa untuk mengaplikasikan teori dan ilmu

yang diperoleh atau di ketahui dengan kenyataan yang ada di

lapangan atau di perusahaan.

2) Bagi Universitas Mahasaraswati Denpasar

Hasil penelitian ini merupakan tambahan dokumentasi atau sebagai

referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian lebih

lanjut terhadap masalah yang terkait.

3) Bagi CV. Indo Piranti Mulia.

Hasil penelitian ini di harapkan mampu memberikan sumbangan

pemikiran atau bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-

langkah selanjutnya untuk pengembangan perusahaan di masa yang

akan datang dan dapat digunakan sebagai alternatif dasar

pertimbangan oleh pimpinan CV. Indo Piranti Mulia.


12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Citra Perusahaan

1) Pengertian citra perusahaan

Citra perusahaan adalah kombinasi dari persepsi konsumen

dan sikap terhadap badan usaha. Citra perusahaan membantu

memfasilitasi pengetahuan konsumen pada produk atau jasa yang

ditawarkan oleh perusahaan tertentu dan mengurangi ketidakpastian

sementara membuat keputusan pembelian (Sudarso, 2016:50).

Menurut Kasali (104:102), menjelaskan bahwa citra perusahaan

adalah sebuah cerminan dari identitas sebuah organsasi atau

perusahaan, dalam sebuah perusahaan mampu memiliki beberapa citra

yang berbeda–beda dimata publik. Menurut Anggoro (2015:78), citra

perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi

citra perusahaan sendiri bukan citra dari produk dan pelayannya saja.

Citra (image) adalah persepsi masyarakat terhadap

perusahaan. Perusahaan merancang identitasnya untuk membentuk

citra mereka di masyarakat, dalam menciptakan citra yang baik

untuk perusahaan maka perusahaan selalu berbuat lebih untuk

meningkatkan citranya misalkan dengan menciptakan nama yang

baik dalam suatu masyarakat. Citra suatu perusahaan tidak dapat

terbentuk secara instan tetapi memerlukan proses. Citra

12
13

perusahaan ini harus dibangun lewat seluruh media yang ada

secara berkelanjutan.

2) Proses terbentuknya citra perusahaan

Terbentuknya citra perusahaan pada benak konsumen

ketika seorang konsumen memperhatikan informasi mengenai

perusahaan atau korporasi dan bagaimana pengalamannya atas

penggunaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Ketika

konsumen mempunyai pengalaman yang baik atas penggunaan

berbagai produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan, maka

konsumen akan mempunyai citra positif atas perusahaan tersebut

dan pada saat itulah terbentuk apa yang disebut citra perusahaaan,

adapun proses terbentuknya:

Gambar 2.1
Proses Terbentuknya Citra Perusahaan

Exposure Attention Comperhensivee

Behavior Image

Sumber : Seftiani, 2017

Berdasarkan gambar 2.1 proses terbentuknya citra

perusahaan berlangsung pada beberapa tahap, yaitu:

a) Objek mengetahui (melihat atau mendengar) upaya yang

dilakukan perusahaan dalam membentuk citra perusahaan.

b) Memperhatikan upaya perusahaan tersebut.


14

c) Setelah adanya upaya perhatian obyek mencoba memahami

semua yang ada pada upaya perusahaan.

d) Terbentuknya citra perusahaan pada obyek.

e) Citra perusahaan yang terbentuk akan menentukan perilaku

obyek sasaran

3) Manfaat Citra Perusahaan

Perusahaan idealnya harus dapat membangun citra yang baik

dimata masyarakat pada umumnya dan pelanggan pada khususnya.

Citra positif perusahaan dapat mendorong seseorang untuk

bersedia berhubungan dengan perusahaan. Menurut (Irawan,

2016:170), manfaat citra yang baik antara lain :

a. Dapat menarik orang-orang yang berkualitas sehingga memiliki

daya saing yang tinggi.

b. Dapat memperoleh kesempatan bisnis yang jauh lebih besar

dari perusahaan dengan citra yang buruk.

c. Persentase kesuksesan produk atau layanan baru yang

diluncurkan dapat jauh lebih tinggi dibandingkan dengan

perusahaan dengan citra di bawah rata-rata industri.

d. Program dan aktivitas pemasaran juga menjadi lebih efisien.

e. Para investor akan lebih percaya dan akhirnya akan

berpengaruh terhadap harga saham terutama bagi perusahaan

yang sudah go public.

f. Loyalitas pelanggan akan meningkat dan mereka relatif

tidak sensitif terhadap harga.


15

g. Perusahaan menikmati pertumbuhan pendapatan dan laba yang

lebih baik

4) Indikator Citra Perusahaan

Menurut Kotler (2012) dalam Srivastava dan Sharma (2013),

menyebutkan ada 4 indikator citra perusahaan, yaitu :

a) Reputasi

Reputasi merupakan hal yang dilakukan perusahaan dan diyakini

publik sasaran berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak

lain, seperti kinerja kenyamanan dan pelayanan yang memuaskan.

b) Kredibilitas

Kredibilitas perusahaan adalah salah satu aspek dalam reputasi

perusahaan yang dianggap berpengaruh bagi keberhasilan

perusahaan. Kredibilitas perusahaan adalah sejauh mana

konsumen yakin pada kejujuran dan keahlian perusahaan dalam

membuat produk berkualitas.

c) Sikap

Merupakan kecenderungan bertindak dari perusahaan yang

terlihat atau dirasakan oleh konsumen. Sikap dari perusahaan

adalah Frontliner atau “garis depan” disaat konsemen mendatangi

perusahaan. Sikap disini lebih mengacu kepada bagaimana

pelayanan diberikan oleh perusahaan kepada konsumennya.

d) Daya tarik
16

Daya tarik perusahaan terdiri dari dimensi nilai minat, nilai sosial,

dan nilai ekonomis Pada nilai minat meliputi inovasi dalam

sebuah produk dan layanan, pada nilai sosial merujuk pada

kondisi lingkungan kerja, sedangkan nilai ekonomis berkaitan

dengan keuntungan secara ekonomi.

2.1.2 Persepsi Harga

1) Pengertian Persepsi Harga

Persepsi harga adalah suatu proses seseorang dalam

menyeleksi, mengorganisasikan, dan menerjemahkan stimulus-

stimulus yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh.

Persepsi harga berkaitan dengan bagaimana informasi harga

dipahami seluruhnya oleh konsumen dan memberikan makna yang

dalam bagi mereka. Pada saat konsumen melakukan evaluasi dan

penelitian terhadap harga dari suatu produk sangat dipengaruhi oleh

perilaku dari konsumen itu sendiri (Stanton, 2014:7). Harga adalah

nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang dimana

berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia

melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain (Assauri,

2015:224). Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah

beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa

kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya

(Angipora, 2015:268).

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat dikatakan harga

adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang
17

kepada pengguna barang atau jasa untuk memenuhi suatu kebutuhan

atau keinginan.

2) Pentingnya penetapan harga

Pentingnya penetapan harga suatu barang atau jasa dilihat

dari adanya pengaruh bagi perusahaan karena (Angipora, 2015:270):

a) Harga merupakan penentu bagi permintaan pasarnya.

b) Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan dan

mempengaruhi market sharenya.

c) Harga akan memberikan hasil maksimal dengan menciptakan

sejumlah pendapatan dan keuntungan.

d) Harga barang juga dapat mempengaruhi program pemasaran

perusahaan.

Jika perusahaan menitikberatkan pada persaingan harga,

maka akan menghadapi dua alternatif, yaitu (Stanton, 2014:7):

a) Mengadakan perubahan harga

Perusahaan harus menentukan tindakan apa yang perlu diambil

dalam menghadapi persaingan berbagai situasi dapat

menyebabkan perubahan harga. Apabila market share perusahaan

menurun karena kuatnya persaingan, perusahaan dapat

mengadakan reaksi dengan penurunan harga.

b) Mengadakan reaksi terhadap perubahan harga pesaing


18

Reaksi ini akan terjadi apabila pesaing mengadakan perubahan

pada harganya, maka pihak perusahaan mau tidak mau mesti

mengadakan penyesuaian harga terhadap perubahan harga yang

terjadi.

3) Indikator-Indikator Persepsi Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2014:452) indikator-Indikator

persepsi harga sebagai berikut :

a) Keterjangkauan harga, yaitu aspek penetapan harga yang

dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan

beli konsumen.

b) Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh

produsen/penjual berbeda dan bersaing dengan yang diberikan

oleh produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.

c) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan

harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan

kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.

d) Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan

harga yang dilakukan oleh produsen/penjual yang sesuai dengan

manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

2.1.3 Promosi

1) Pengertian Promosi

Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk

mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan

produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan


19

kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut

(Gitosudarmo, 2012 : 120). Promosi adalah kegiatan perusahaan untuk

mempengaruhi konsumen, untuk menciptakan permintaan atas

produknya, kemudian dipelihara dan dikembangkan (Assauri, 2015:

264). Promosi adalah komunikasi perusahaan yang persuasif,

mengajak, mendesak, membujuk dan meyakinkan konsumen. Ciri dari

komunikasi yang persuasif adalah : ada komunikator yang terencana

mengatur berita dan cara penyampaiannya untuk mendapatkan akibat

tertentu dalam sikap dan tingkah laku si penerima (Mursid, 2015:95).

Dari pendapat para ahli tersebut secara singkat dapat

dikatakan bahwa promosi adalah komunikasi perusahaan yang

persuasif untuk mempengaruhi konsumen dan meyakinkan konsumen

terhadap produk yang ditawarkan sehingga mereka menjadi senang

lalu membeli produk.

2) Tujuan Promosi

Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,

mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran

tentang perusahaan dan bauran pemasaran. Menurut Tjiptono (2016),

secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai

berikut:

a) Menginformasikan (informing), dapat berupa:

(1) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk

baru.
20

(2) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu

produk.

(3) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

(4) Menjelaskan cara kerja suatu produk.

(5) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh

perusahaan.

(6) Meluruskan kesan yang keliru.

(7) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.

(8) Membangun citra perusahaan.

b) Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:

(1) Membentuk pilihan merk.

(2) Mengalihkan pilihan ke merk tertentu.

(3) Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.

(4) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga

(salesman).

c) Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas:

(1) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan

dibutuhkan dalam waktu dekat.

(2) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual

produk perusahaan.

(3) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye

iklan.
21

(4) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk

perusahaan. Misalnya bila pembeli ingin membeli sabun

mandi, diharapkan ingatan pertamanya adalah merk Lux.

3) Fungsi Promosi

Menurut Tjiptono (2016), adapun fungsi dari promosi yaitu:

a) Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli. Perhatian

calon pembeli harus diperoleh, karena merupakan titik awal

proses pengambilan keputusan di dalam membeli suatu barang

dan jasa.

b) Menciptakan dan menumbuhkan interest pada diri calon pembeli.

Perhatian yang sudah diberikan oleh seseorang mungkin akan

dilanjutkan pada tahap berikutnya atau mungkin berhenti. Yang

dimaksudkan dengan tahap berikutnya ini adalah timbulnya rasa

tertarik dan rasa tertarik ini yang akan menjadi fungsi utama

promosi.

c) Pengembangan rasa ingin tahu (desire) calon pembeli untuk

memiliki barang yang ditawarkan. Hal ini merupakan kelanjutan

dari tahap sebelumnya. Setelah seseorang tertarik pada sesuatu,

maka timbul rasa ingin memilikinya. Bagi calon pembeli merasa

mampu (dalam hal harga, cara pemakaiannya, dan sebagainya),

maka rasa ingin memilikinya ini semakin besar dan diikuti oleh

suatu keputusan untuk membeli.


22

4) Pengaruh Promosi terhadap keputusan pembelian konsumen :

Menurut Penelitian Adinata (2014). Dengan judul Pengaruh

Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor

Honda pada Toko Sekar Sari di Denpasar. Penelitian dilakukan di

Kota Denpasar.Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Promosi

memiliki pengaruh yang positif dan segnifikan terhadap keputusan

konsumen. Menurut Penelitian Alves (2013). Dengan judul Pengaruh

Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen dalam Pembelian

Produk PT. Surabaya Es Sejahtera. Penelitian dilakukan di Kota

Surabaya, Hasil menunjukan bahwa Promosi memiliki pegaruh positif

dan signifikan terhadap Keputusan Konsumen. Menurut penelitian

Saputra (2013) dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Konsumen Pada PT. Aneka Regalindo di Sidoarjo.

Penelitian dilakukan di Kota Sidoarjo. Hasil menunjukkan bahwa

Promosi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Konsumen. Menurut Penelitian Hanifaradiz (2016). Dengan judul

Pengaruh Bauran Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Mandi

Lifebuoy Di Surabaya. Penelitian dilakukan di Kota Surabaya. Hasil

menunjukkan bahwa Promosi memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Menurut Penelitian

Suarjana (2014). Dengan judul Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap

Keputusan Pembelian di Indomaret Kecamatan Tampaksiring-

Gianyar. Penelitian dilakukan di Bali. Hasil menunjukan bahwa

Promosi memiliki pengaruh terhadap Keputusan Pembelian. Menurut


23

Penelitian Aryuningsih (2012). Dengan judul Analisi Pengaruh

Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pasta Gigi (Studi

Pada Konsumen Produk Pepsodent di Semarang). Penelitian dilakukan

di Semarang. Hasil menunjukkan bahwa Promosi memiliki pengaruh

terhadap Keputusan Pembelian.

5) Bauran promosi (promotional mix)

Promotional mix adalah kombinasi empat alat utama terdiri

dari periklanan, personal selling, publisitas dan sales promotion

(Angipora, 2015:338). Bauran promosi adalah kombinasi strategi

yang paling baik dari unsur-unsur promosi terdiri dari promosi

penjualan, periklanan, penjualan personal, hubungan masyarakat dan

pemberitaan (public relation) serta pemasaran langsung (direct

marketing) (Kotler, 2014:18). Dari pendapat para ahli tersebut dapat

dikatakan bauran promosi adalah kombinasi strategi paling baik dari

variabel-variabel promosi terdiri dari promosi penjualan, periklanan,

penjualan personal, hubungan masyarakat dan pemberitaan (public

relation) serta pemasaran langsung (direct marketing) yang

digunakan dalam komunikasi persuasif dan direncanakan untuk

mencapai tujuan program penjualan yang optimal.

Lebih jelasnya masin-masing variabel bauran promosi akan

diuraikan sebagai berikut :

1) Periklanan (advertising)

Periklanan adalah cara untuk mempromosikan barang,

jasa atau gagasan yang dibiayai oleh sponsor yang dikenal, dalam
24

rangka untuk menarik calon konsumen guna melakukan

pembelian, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk dari

perusahaan yang bersangkutan (Assauri, 2015 : 272).

Periklanan adalah segala bentuk presentasi dan promosi

gagasan, barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor yang

teridentifikasi (Tjiptono, 2016:519). Periklanan merupakan

penggunaan media bayaran untuk mengomunikasikan informasi

persuasif tentang produk, jasa ataupun organisasi dan merupakan

alat promosi yang kuat (Suyanto, 2014:143).

Dari pendapat para ahli tersebut, dapat dikatakan

bahwa periklanan adalah kegiatan penawaran barang, jasa atau

gagasan dengan pembayaran oleh suatu sponsor melalui suatu

media dalam usaha menarik calon konsumen guna melakukan

pembelian, sehingga dapat meningkatkan penjualan produk.

2) Promosi penjualan (promotional selling)

Promosi penjualan adalah alat promosi yang dilakukan

dengan peragaan, pertunjukan dan pameran, demontrasi dan

berbagai macam usaha penjualan yang tidak bersifat rutin

(Mursid, 2015:99). Promosi penjualan adalah kegiatan

perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya

sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk

melihatnya seperti dengan cara penempatan dan pengaturan

tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen

(Gitosudarmo, 2012:238). Promosi penjualan adalah kegiatan


25

promosi yang dapat mendorong pembelian oleh konsumen, dan

meningkatkan efektivitas penyalur dengan mengadakan

pameran, display, eksibisi, peragaan atau demontrasi dan

berbagai kegiatan penjualan yang lain, dilakukan sewaktu-waktu,

dan tidak bersifat rutin (Assauri, 2015:282).

Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan

promosi penjualan adalah kegiatan promosi yang dirancang

sedemikian rupa untuk menggiatkan pemasaran secara kuat dan

cepat serta untuk menghubungkan antara advertising, personal

selling, dan publisitas yang mengkoordinir bidang-bidang

tersebut dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan,

pameran, demontrasi, dan sebagainya.

3) Penjualan personal (personal selling)

Penjualan personal (personal selling) merupakan

penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada satu atau beberapa

calon pembeli dengan tujuan agar barang atau jasa yang

ditawarkan dapat terjual (Assauri, 2015:278). Personal selling

atau penjualan pribadi adalah merupakan komunikasi persuasif

seseorang secara individual kepada seseorang atau lebih calon

pembeli dengan maksud menimbulkan permintaan (penjualan)

(Mursid, 2015:98). Penjualan personal (personal selling)

merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak

langsung dengan para calon konsumennya (Gitosudarmo,

2012:240).
26

Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan

penjualan personal adalah merupakan komunikasi persuasif

dalam bentuk penyajian secara lisan oleh perusahaan kepada

satu atau beberapa calon pembeli dengan maksud menimbulkan

permintaan sehingga barang atau jasa yang ditawarkan dapat

terjual.

4) Hubungan masyarakat (Public Relation)

Konsep pemasaran masyarakat menegaskan bahwa tugas

organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan

kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan pesaing

dengan cara yang tetap mempertahankan atau meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dan konsumen (Kotler, 2014:30).

Konsep pemasaran masyarakat ini diterapkan melalui kegiatan

hubungan masyarakat dan pemberitaan.

Hubungan masyarakat dan pemberitaan adalah segala

aktivitas yang berhubungan dengan masyarakat yang bertujuan

untuk mempengaruhinya dengan tujuan agar perusahaan disukai

atau dihormati oleh konsumennya. Aktivitas hubungan

masyarakat memerlukan keahlian komunikasi agar menghasilkan

respon yang diinginkan (Setiadi, 2016:262).

Hubungan masyarakat dan pemberitaan didefinisikan

sebagai fungsi manajemen yang memberikan penilaian tentang

sikap masyarakat, identitas kebijaksanaan dan prosedur dari


27

individu-individu atau organisasi dengan keinginan masyarakat

dan melakukan program tindakan untuk mendapatkan pengertian

serta pengakuan masyarakat. Salah satu kegiatan dari bagian

humas adalah mendorong publisitas. Jadi, humas bertanggung

jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua

arah secara terbuka dengan seluruh masyarakat serta menciptakan

opini masyarakat yang baik tentang organisasi, individu maupun

produk (Setiawan, 2014:9).

Dari pendapat para ahli tersebut dapat dikatakan

hubungan masyarakat dan pemberitaan adalah fungsi

manajemen yang berkaitan dengan segala aktivitas yang

berhubungan dengan masyarakat dilakukan melalui keahlian

komunikasi agar menghasilkan respon yang diinginkan dengan

tujuan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan

masyarakat sehingga menciptakan opini masyarakat yang baik

tentang organisasi, individu maupun produk.

5) Pemasaran langsung

Pemasaran langsung (direct selling) adalah metode

pemasaran barang dan/atau jasa tertentu yang dilakukan secara

langsung kepada konsumen di luar lokasi melalui surat langsung,

telemarketing dan internet (Kotler, 2014:18). Pemasaran jarak

jauh (telemarketing) adalah suatu metode pemasaran langsung di

mana penjual menggunakan telepon untuk memohon kepada

calon pelanggan untuk membeli jasa atau produk. Melalui


28

internet, perusahaan dapat mengoperasikan saluran infomasi dan

penjualan baru yang ampuh dengan jangkauan geografis yang

meningkat pesat untuk menginformasikan dan mempromosikan

bisnis dan produk mereka. Perusahaan dapat bertransaksi dua arah

dengan para pelanggan dan calon pelanggan, dan bertransaksi

secara lebih efisien (Kotler, 2014:23).

Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat dikatakan pemasaran

langsung adalah metode pemasaran barang dan/atau jasa yang

dilakukan secara langsung untuk memohon kepada calon

pelanggan atau pelanggan untuk membeli jasa atau produk di luar

lokasi melalui surat langsung, telemarketing dan internet, dimana

transaksi dapat dilakukan dua arah.

6) Indikator-Indikator Promosi

Menurut Kotler (2009:604) bauran promosi memiliki

indikator-indikator sebagai berikut :

a) Periklanan, yaitu bentuk presentasi dan promosi non personal

yang memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh

sponsor yang jelas.

b) Promosi penjualan (promotional selling), merupakan kegiatan

promosi dengan menggunakan alat-alat seperti peragaan,

pameran, demontrasi, dan sebagainya untuk mendorong penjualan

sebuah produk atau jasa.

c) Penjualan personal (personal selling), yaitu merupakan

komunikasi persuasif dalam bentuk penyajian secara lisan oleh


29

perusahaan kepada satu atau beberapa calon pembeli dengan

maksud menimbulkan permintaan sehingga barang atau jasa yang

ditawarkan dapat terjual.

d) Hubungan masyarakat (public relation), yaitu segala aktivitas

yang berhubungan dengan masyarakat dilakukan melalui keahlian

komunikasi agar menghasilkan respon yang diinginkan dengan

tujuan untuk mendapatkan pengertian serta pengakuan

masyarakat sehingga menciptakan opini masyarakat yang baik

tentang organisasi, individu maupun produk.

e) Pemasaran langsung, yaitu hubungan-hubungan langsung dengan

masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan

tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk

membina hubungan dengan pelanggan yang setia.

2.1.4 Perilaku Konsumen

1) Pengertian Perilaku Konsumen

Tujuan pemasaran adalah memenuhi dan memuaskan

kebutuhan serta keinginan pelanggan sasaran. Bidang ilmu perilaku

konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan organisasi

memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa,

gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan

hasrat mereka (Kotler, 2014:182).

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika

seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,

penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi


30

kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang

mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk

barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan

keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga

jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan

dilakukan dengan pertimbangan yang matang.

Perilaku konsumen merupakan tindakan seseorang atau

individu yang langsung menyangkut pencapaian dan penggunaan

produk termasuk proses keputusan yang mendahului dan menentukan

tindakan tersebut (Assauri, 2015:123).

Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan perilaku

konsumen merupakan kegiatan-kegiatan konsumen yang secara

langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang dan

atau jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan untuk

membeli dan memakai suatu produk.

2) Model Perilaku Pembeli

Pada tahap permulaan, para pemasar dapat memperoleh suatu

pengertian yang jelas mengenai konsumen, melalui pengalaman

sehari-hari pada waktu menjual sesuatu kepada konsumen. Setelah

perusahaan dan pasar semakin besar, hilanglah peluang para pembuat

keputusan pemasaran untuk dapat berhubungan langsung dengan para

pelanggan. Dalam tahap selanjutnya, para manajer berpaling pada

penelitian konsumen, untuk mempelajari konsumen.


31

Pertanyaan ini untuk pemasar adalah Inti : “Bagaimana

konsumen merespons berbagai usaha pemasaran yang mungkin

digunakan perusahaan? Titik awalnya adalah model perilaku

pembelian berupa rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan pada

gambar model perilaku pembeli seperti Gambar 1 berikut.

Gambar 2.2
Model Perilaku Pembeli

Bauran Rangsangan Lain Kotak Hitam Pembeli Respon Pembeli


Pemasaran

Pemasaran Rangsangan Lain Karakteristik pembeli Pilihan produk


Produk Ekonomi Proses keputusan Pilihan merek
Harga Teknologi pembeli Pilihan penyalur
Tempat Politik Waktu pembelian
Promosi Budaya Jumlah pembelian

Sumber : Kotler (2014:158).

Gambar 1 memperlihatkan bahwa pemasaran dan rangsangan

lain memasuki kotak hitam konsumen dan menghasilkan respons

tertentu. Pemasar harus menemukan apa yang ada di dalam kotak

hitam pembeli.

Rangsangan pemasaran terdiri dari empat P, product

(produk), price (harga), place (tempat) dan promotion (promosi).

Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam

lingkungan pembeli : ekonomi, teknologi, politik dan budaya. Semua

masukan ini memasuki kotak hitam pembeli, di mana masukan ini

diubah menjadi sekumpulan respons pembeli yang dapat diobservasi :

pilihan produk, pilihan merek, pilihan penyalur, waktu pembelian dan

jumlah pembelian.
32

Pemasar ingin memahami bagaimana rangsangan itu diubah

menjadi respons di dalam kotak hitam konsumen, yang mempunyai

dua bagian. Pertama, karakteristik pembeli mempengaruhi bagaimana

pembeli menerima dan bereaksi terhadap rangsangan itu. Kedua,

proses keputusan pembeli itu sendiri mempengaruhi perilaku pembeli.

Pertama dapat dilihat karakteristik pembeli ketika karakteristik itu

mempengaruhi perilaku pembeli dan kemudian mendiskusikan proses

keputusan pembeli.

2.1.5 Keputusan Pembelian Konsumen

1) Pengertian keputusan pembelian konsumen

Keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan

pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Dimana

konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk

atau merk tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-masing

alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian

mengarah kepada keputusan pembelian. Keputusan atau niat untuk

membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana

konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit

produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Keputusan pembelian

konsumen merupakan pernyataan mental konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merk

tertentu (Setiadi, 2016:17).

Proses psikologi dasar memainkan peranan penting dalam

memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan


33

pembelian mereka. Perilaku setelah pembelian suatu produk

ditentukan oleh kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk

sebagai akhir dari proses penjualan. Bagaimana perilaku pelanggan

dalam melakukan pembelian kembali, bagaimana pelanggan dalam

mengekspresikan produk yang dipakainya, dan perilaku lain yang

menggambarkan reaksi pelanggan atas produk yang dirasakan (Kotler,

2014:184).

Kotler (2014:234) mengatakan pada proses keputusan

pembelian konsumen melalui lima tahap: pengenalan masalah,

pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan

perilaku pasca pembelian. Konsumen tidak selalu melalui lima tahap

pembelian itu seluruhnya. Mereka mungkin melewatkan satu atau

beberapa tahap. Proses pembelian konsumen model lima tahap dapat

dilihat pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2.3
Proses Pembelian KonsumenModel Lima Tahap

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku Pasca


Masalah Informasi Alternatif Pembelian Pembelian

Sumber : Kotler (2014:235).

Proses pembelian konsumen berdasarkan model lima tahap

menurut Kotler (2014:235) dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Pengenalan masalah

Proses pembelian ketika pembeli mengenali masalah atau

kebutuhan. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan itu


34

dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen untuk

menyusun strategi pemasaran.

b) Pencarian informasi

Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk

mencari informasi yang lebih banyak. Situasi ini terbagi kedalam

dua level rangsangan. Situasi pencarian informasi yang lebih

ringan dinamakan penguatan pengelihatan. Pada level ini, orang

hanya lebih sekedar peka terhadap informasi produk. Pada level

selanjutnya, orang itu mungkin aktif mencari informasi : mencari

bahan bacaan, menelpon teman dan mengunjungi toko untuk

mempelajari produk tertentu. Sumber informasi konsumen

digolongkan kedalam empat kelompok.

(1) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga dan kenalan.

(2) Sumber komersial : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan dan

pajangan ditoko.

(3) Sumber publik : media massa, organisasi penentu peringkat

konsumen.

(4) Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian dan

pemakaian produk.

c) Evaluasi alternatif

Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen bersifat

kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai penilaian

terhadap produk secara sadar dan rasional.


35

d) Keputusan pembelian

Konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada

didalam kumpulan pilihan dalam tahap evaluasi, kemudian

konsumen membentuk niat untuk membeli merek yang paling

disukai.

e) Perilaku sesudah pembelian

Konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian setelah

pembelian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang

mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang

merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang

mendukung keputusannya.

2) Indikator keputusan pembelian konsumen

Menurut Kotler (2014:222), terdapat beberapa indikator dalam

mengukur keputusan pembelian konsumen sebagai berikut.

a) Kemantapan pada sebuah produk, yaitu kualitas produk

yang sangat baik akan membangun kepercayaan konsumen

sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen.

b) Kebiasaan dalam membeli produk, yaitu pengulangan sesuatu

secara terus-menerus dalam melakukan pembelian produk

yang sama.

c) Memberikan rekomendasi kepada orang lain, yaitu

memberikan kepada seseorang atau lebih bahwa sesuatu

yang dapat dipercaya, dapat juga merekomendasikan


36

diartikan sebagai menyarankan, mengajak untuk bergabung,

menganjurkan suatu bentuk perintah.

d) Melakukan pembelian ulang, yaitu individu melakukan

pembelian produk atau jasa dan menentukan untuk membeli

lagi, maka pembelian kedua dan selanjutnya disebut

pembelian ulang.

2.2 Publikasi Penelitian Sebelumnya

1) Penelitian pertama dilakukan oleh Nurnaeny Nadyfah (2014), meneliti

tentang “ Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Promosi Dan Citra

Perusahaan Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Nr Wedding

Organizer Surabaya”. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah

sebnayak 40 responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dan kualitatif dengan Teknik analisis data yang digunakan

adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa harga, promosi dan citra perusahaan memiliki

pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

keputusan pembelian

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan variabel Persepsi Harga,

Promosi, Citra Perusahaan dan keputusan pembelian, dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Perbedaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu jumlah sampel yang

digunakan pada penelitian sebelumnya adalah sebnayak 40 orang,


37

sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan sampel sebanyak

96 orang.

2) Penelitian kedua di lakukan oleh Rosim (2013), dengan mengambil

judul “ Pengaruh Kualitas Produk, Citra Perusahaan, Promosi Dan

Desain Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha”.

Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 60 orang. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan pendekatan

statistik deskriptif melalui penggunaan alat analisis statistik regresi

linear berganda (multi linear regression). Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa kualitas produk, citra perusahaan, promosi dan

desain memiliki pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan

terhadap keputusan pembelian.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu jumlah sampel yang digunakan pada penelitian

sebelumnya adalah sebnayak 60 orang, sedangkan pada penelitian

sekarang menggunakan sampel sebanyak 96 orang.

3) Penelitian ke tiga dilakukan oleh Fresy Wijaya (2011), meneliti

tentang “ Pengaruh Citra Perusahaan Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen (Studi Pada Toko Buku Diskon Toga Mas Malang)”.

Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 80 orang. Metode

analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan pendekatan

statistik deskriptif melalui penggunaan alat analisis statistik regresi


38

linear sederhana. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra

perusahaan memiliki pengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran. Perbedaan penelitian sebelumnya

dengan penelitian sekarang yaitu penelitian sebelumnya menggunakan

regresi sederhana, sedangkan penelitian sekarang menggunakan

analisis regresi berganda. Jumlah sampel yang digunakan pada

penelitian sebelumnya adalah sebnayak 80 orang, sedangkan pada

penelitian sekarang menggunakan sampel sebanyak 96 orang.

4) Penelitian keempat dilakukan oleh Aprilia Pragerita Putri (2015),

meneliti tentang “Pengaruh Citra Perusahaan dan Persepsi Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Toko Buku

Diskon Toga Mas Malang)”. Jumlah sampel yang digunakan adalah

sebanyak 50 orang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

ini ialah dengan pendekatan statistik deskriptif melalui penggunaan

alat analisis statistik regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa citra perusahaan dan persepsi harga memiliki

pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

keputusan pembelian.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu jumlah sampel yang digunakan pada penelitian


39

sebelumnya adalah sebanyak 50 orang, sedangkan pada penelitian

sekarang menggunakan sampel sebanyak 96 orang.

5) Penelitian kelima dilakukan oleh Husni Mubarok (2018), meneliti

tentang ”Pengaruh Citra Perusahaan, Persepsi Harga Dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Bandeng “Bresto” Di UD. Arshaindo,

Gresik”. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 75 orang.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan

pendekatan statistik deskriptif melalui penggunaan alat analisis

statistik regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa citra perusahaan, persepsi harga, dan promosi memiliki

pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

keputusan pembelian.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan variabel citra perusahaan,

persepsi harga, promosi dan keputusan pembelian, dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Perbedaan penelitian

sebelumnya dengan penelitian sekarang yaitu jumlah sampel yang

digunakan pada penelitian sebelumnya adalah sebnayak 75 orang,

sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan sampel sebanyak

96 orang.

6) Penelitian keenam dilakukan oleh Arif Nurwanto (2015), meneliti

tentang ”Pengaruh Citra Perusahaan Dan Promosi Terhadap

Keputusan menjadi Nasabah di Bank BPD Syariah”. Jumlah sampel

yang digunakan adalah sebanyak 97 orang. Metode analisis yang


40

digunakan dalam penelitian ini ialah dengan pendekatan statistik

deskriptif melalui penggunaan alat analisis statistik regresi linear

berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa citra

perusahaan dan promosi memiliki pengaruh baik secara parsial

maupun secara simultan terhadap keputusan menjadi nasabah.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu jumlah variabel bebasnya dimana pada penelitian

sebelumnya menggunakan 2 variabel bebasnya (citra perusahaan dan

promosi) sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan 3 variabel

bebas (citra perusahaan, persepsi harga dan promosi). Perbedaan

lainnya adalah pada jumlah sampel yang digunakan pada penelitian

sebelumnya adalah sebanyak 97 orang, sedangkan pada penelitian

sekarang menggunakan sampel sebanyak 96 orang.

7) Penelitian ketujuh dilakukan oleh Siti Nurhayati (2017), meneliti

tentang ” Pengaruh Citra Merek, Persepsi Harga Dan Promosi

Terhadap Keputusan Pembelian Handphone Samsung Di

Yogyakarta”. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 65

orang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah

dengan pendekatan statistik deskriptif melalui penggunaan alat

analisis statistik regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa citra merek, persepsi harga dan promosi


41

memiliki pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan

terhadap keputusan pembelian.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu pada salah satu variabel bebasnya dimana pada

penelitian sebelumnya menggunakan variabel citra merek, sedangkan

pada penelitian sekarang menggunakan citra perusahaan. Perbedaan

lainnya adalah pada jumlah sampel yang digunakan pada penelitian

sebelumnya adalah sebanyak 65 orang, sedangkan pada penelitian

sekarang menggunakan sampel sebanyak 96 orang.

8) Penelitian kedelapan dilakukan oleh Suparman dan Arifin (2017),

meneliti tentang ” Pengaruh Citra Merek, Citra Perusahaan Dan

Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Merek

Samsung”. Jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak 97 orang.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan

pendekatan statistik deskriptif melalui penggunaan alat analisis

statistik regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa citra merek, citra perusahaan dan kualitas produk memiliki

pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

keputusan pembelian.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian


42

sekarang yaitu pada dua variabel bebasnya dimana pada penelitian

sebelumnya menggunakan variabel citra merek dan kualitas produk,

sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan persepsi harga dan

promosi. Perbedaan lainnya adalah pada jumlah sampel yang

digunakan pada penelitian sebelumnya adalah sebanyak 97 orang,

sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan sampel sebanyak

96 orang.

9) Penelitian kesembilan dilakukan oleh Made Suci Pratiwi, dkk (2014),

meneliti tentang ”Pengaruh Citra Perusahaan, Citra Produk Dan Citra

Pemakai Terhadap Keputusan Pembelian Produk Foremost Pada

Distro Ruby Soho Di Singaraja”. Jumlah sampel yang digunakan

adalah sebanyak 61 orang. Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini ialah dengan pendekatan statistik deskriptif melalui

penggunaan alat analisis statistik regresi linear berganda. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa citra perusahaan, citra produk dan

citra pemakai memiliki pengaruh baik secara parsial maupun secara

simultan terhadap keputusan pembelian

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu pada dua variabel bebasnya dimana pada penelitian

sebelumnya menggunakan variabel citra produk dan citra pemakai,

sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan persepsi harga dan

promosi. Perbedaan lainnya adalah pada jumlah sampel yang


43

digunakan pada penelitian sebelumnya adalah sebanyak 61 orang,

sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan sampel sebanyak

96 orang.

10) Penelitian kesepuluh dilakukan oleh Laura Tjokrowibowo (2013),

meneliti tentang ” Analisis Pengaruh Citra Perusahaan Dan Kualitas

Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan pada PT. Phillip Securities

Indonesia Cabang Semarang”. Jumlah sampel yang digunakan adalah

sebanyak 160 orang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian

ini ialah dengan pendekatan statistik deskriptif melalui penggunaan

alat analisis statistik regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa citra perusahaan dan kualitas layanan memiliki

pengaruh baik secara parsial maupun secara simultan terhadap

keputusan pembelian.

Persamaan penelitian sebelumnya dengan sekarang adalah sama-sama

membahas bidang pemasaran dengan menggunakan analisis regresi

berganda. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian

sekarang yaitu pada pada penelitian sebelumnya hanya menggunakan

2 variabel bebas yaitu citra perusahaan dan kualitas layanan,

sedangkan pada penelitian sekarang menggunakan 3 variabel bebas

yaitu citra perusahaan, persepsi harga dan promosi. Perbedaan lainnya

adalah pada jumlah sampel yang digunakan pada penelitian

sebelumnya adalah sebnayak 160 orang, sedangkan pada penelitian

sekarang menggunakan sampel sebanyak 96 orang.


44

BAB III
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Pemikiran

Citra perusahaan adalah pandangan atau kesan dari pihak

lain dalam melihat perusahaan, citra juga merupakan aset penting dari

perusahaan maupun organisasi serta kesan yang diperoleh

berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya. Memiliki citra baik di

masyarakat merupakan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan,

keuntungan jangka panjang tersebut meliputi kepercayaan publik

terhadap layanan dan produk perusahaan.

Persepsi adalah suatu proses seseorang individu dalam

menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjemahkan stimulus-stimulus

informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi

mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga. Harga

merupakan alat pengukur dasar suatu sistem ekonomi karena harga

mempengaruhi alokasi faktor-faktor produksi. Harga juga merupakan

pengorbanan ekonomis yang dilakukan pelanggan untuk memperoleh

produk atau jasa. Selain itu harga salah satu faktor penting konsumen

dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak.

Pelanggan pada umumnya menginginkan produk atau jasa yang bisa

memuaskan kebutuhan mereka dengan harga yang bersaing.

Promosi adalah komunikasi persuasif, mengajak, mendesak,

membujuk dan meyakinkan konsumen. Ciri dari komunikasi yang


45

persuasif adalah, ada komunikator yang secara terencana mengatur berita

dan cara penyampaiannya untuk mendapatkan akibat tertentu dalam sikap

dan tingkah laku si penerima. Pemilihan sarana promosi harus

dipertimbangkan secara matang karena menarik atau tidaknya suatu

promosi akan sangat mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu kegiatan

pemasaran di dalam suatu perusahaan

Berdasarkan kondisi di atas, maka dapat digambarkan kaitan citra

perusahaan, persepsi harga dan promosi memiliki pengaruh terhadap

keputusan pembelian. Kerangka pemikiran ini dinyatakan dalam bentuk

skema sederhana tetapi utuh yang memuat pokok-pokok unsur penelitian

tersebut. Skema kerangka pemikiran dari penelitian ini dapat dijabarkan

seperti gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran

Citra Perusahaan
(X1)
H1

Persepsi Harga Keputusan


H2
(X2) Konsumen
(Y)

Promosi H3
(X3)

Hasil Pemikiran Peneliti (2019)


46

3.2 Hipotesis Penelitian

3.2.1 Pengaruh Citra Perusahaan Terhadap Terhadap Keputusan

Konsumen Membeli Tableware Pada CV. Indo Piranti Mulia

Citra merupakan pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk

orang, perseroaran, benda, atau organisasi. Dikatakan pula bahwa citra

sebagai persepsi seseorang terhadap jati diri perusahaan atau organisasi.

Persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas pengetahuan

mereka tentang perusahaan yang bersangkutan (Ardianto, 2014:63).

Menurut Elvinaro (2015:62), mendefinisikan citra perusahaan adalah

pandangan atau kesan dari pihak lain dalam melihat perusahaan, citra

juga merupakan aset penting dari perusahaan maupun organisasi

serta kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.

Hasil penelitian Nadyfah (2014), Wijaya (2011), dan Rosim (2013),

menunjukan bahwa citra perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

H1 : Citra perusahaan berpengaruh positif terhadap keputusan

konsumen membeli Tableware Pada CV. Indo Piranti Mulia.

3.2.2 Pengaruh Persepsi Harga Terhadap Terhadap Keputusan Konsumen

Membeli Tableware Pada CV. Indo Piranti Mulia

Harga adalah nilai daripada barang/jasa yang dinyatakan dengan atau

dalam bentuk uang. Dalam defenisi lain harga adalah jumlah uang yang

dibayarkan oleh konsumen untuk membeli suatu produk. Jika konsumen


47

merasa terlalu tinggi dan apabila tidak diturunkan kemungkinan mereka

akan menurunkan volume pembelian atau tidak melakukan pembelian

sama sekali ataupun juga membeli ditempat lain (Stanton, 2014:7). Harga

adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang

dimana berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia

melepaskan barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain (Assauri,

2015:224)..

Berdasarkan hasil penelitian Adinata (2013) dengan judul Pengaruh

Persepsi Harga Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda pada

Toko Sekar Sari di Denpasar, menemukan hasil bahwa persepsi harga

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

sepeda motor Honda pada Toko Sekar Sari di Denpasar. Dengan demikian

hendaknya pihak manajemen pada perusahaan senantiasa memperhatikan

hal-hal yang menyangkut harga.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

H2 : Persepsi Harga berpengaruh positif terhadap keputusan

konsumen membeli Tableware Pada CV. Indo Piranti Mulia.

3.2.3 Pengaruh Promosi Terhadap Terhadap Keputusan Konsumen

Membeli Tableware Pada CV. Indo Piranti Mulia

Promosi adalah kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen

agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh

perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu

membeli produk tersebut (Gitosudarmo, 2012 : 120). Promosi adalah


48

kegiatan perusahaan untuk mempengaruhi konsumen, untuk menciptakan

permintaan atas produknya, kemudian dipelihara dan dikembangkan

(Assauri, 2015 64). Promosi adalah komunikasi perusahaan yang

persuasif, mengajak, mendesak, membujuk dan meyakinkan konsumen.

Ciri dari komunikasi yang persuasif adalah : ada komunikator yang

terencana mengatur berita dan cara penyampaiannya untuk mendapatkan

akibat tertentu dalam sikap dan tingkah laku si penerima (Mursid,

2015:95).

Berdasarkan hasil penelitian Aryuningsih (2012) yang meneliti tentang

pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian, menemukan bahwa

promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Pengaruhnya adalah bila promosi yang dilakukan perusahaan dapat

menyentuh pangsa pasar yang menjadi target, maka semakin besar peluang

konsumen untuk melakukan pembelian. Alves (2013), diketahui bahwa

terdapat pengaruh yang searah antara promosi dan keputusan pembelian.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik dan tepat sasaran kegiatan

promosi yang dilakukan, maka semakin banyak konsumen memutuskan

untuk melakukan pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

H3 : Promosi berpengaruh positif terhadap terhadap keputusan

konsumen membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia.


49

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Obyek Penelitian

Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian

dalam suatu penelitian. Objek penelitian ini menjadi sasaran dalam

penelitian untuk mendapatkan jawaban ataupun solusi dari permasalahan

yang terjadi. Menurut Sugiyono (2017:13), menyatakan bahwa objek

penelitian adalah sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

dan kegunaan tertentu tentang sesuatu hal objektif, valid, dan reliable

tentang suatu hal (variabel tertentu).

Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah citra perusahaan,

persepsi harga, promosi dan keputusan konsumen.

4.2 Identifikasi Variabel

Penelitian pada CV. Indo Piranti Mulia ini menggunakan 3

variabel bebas dan 1 variabel terikat, yaitu :

1) Variabel bebas (X)

Menurut Muharto (2016:75), variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab terjadinya perubahan

variabel lain (terikat). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel bebas

adalah citra perusahaan (X1), persepsi harga (X2) dan promosi (X3).

2) Variabel terikat (Y)

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi variabel akibat, karena adanya variabel bebas (Muharto,

49
50

2016:75). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel terikat adalah

keputusan konsumen (Y).

4.3 Definisi Operasional

Secara teoritis, definisi operasional adalah suatu definisi yang

didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang

sedang didefinisikan atau mengubah konsep – konsep yang berupa

konstrukyur dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala-

gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan

kebenarannya oleh yang lain.

Definisi operasional yang akan dijelaskan penulis adalah :

1) Citra perusahaan (X1)

Citra perusahaan merupakan cerminan dari identitas sebuah organsasi atau

perusahaan. Adapun indikator dari citra perusahaan adalah sebagai berikut:

a) Reputasi

Hal yang dilakukan perusahaan CV. Indo Piranti Mulia dan diyakini

publik berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain, seperti

kenyamanan serta pelayanan yang memuaskan.

b) Kredibilitas

Kredibilitas CV. Indo Piranti Mulia yang meliputi kejujuran dan keahlian

perusahaan dalam membuat produk berkualitas.

c) Sikap

Sikap dari CV. Indo Piranti yang meliputi bagaiman pelayanan diberikan

oleh perusahaan kepada konsumennya.


51

d) Daya tarik

Daya tarik CV. Indo Piranti Mulia yang meliputi inovasi dalam

sebuah produk, kondisi lingkungan, serta nilai ekonomis yang

diberikan.

2) Persepsi Harga (X2)

Nilai produk yang diukur dengan sejumlah uang kepada konsumen. Indikator-

indikatornya adalah sebagai berikut :

a) Keterjangkauan harga, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh

CV. Indo Piranti Mulia yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.

b) Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh CV. Indo

Piranti Mulia berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh

produsen lain, pada satu jenis produk yang sama.

c) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, yaitu aspek penetapan harga

yang dilakukan oleh CV. Indo Piranti Mulia yang sesuai dengan kualitas

produk yang dapat diperoleh konsumen.

d) Kesesuaian harga dengan manfaat produk, yaitu aspek penetapan harga

yang dilakukan oleh CV. Indo Piranti Mulia yang sesuai dengan manfaat

yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dibeli.

3) Promosi (X3)

Komunikasi persuasif yang dilakukan untuk mempengaruhi dan meyakinkan

konsumen terhadap produk yang ditawarkan sehingga menjadi tertarik dan

memutuskan untuk membeli produk tableware. Indikator-indikatornya adalah

sebagai berikut :
52

a) Periklanan, dimana CV. Indo Piranti Mulia melakukan kegiatan promosi

melalui surat kabar atau koran.

b) Promosi penjualan (promotional selling), dimana CV. Indo Piranti Mulia

melakukan kegiatan pameran untuk mendorong penjualan sebuah produk

atau jasa.

c) Penjualan personal (personal selling), dimana CV. Indo Piranti Mulia

memberikan komunikasi persuasif secara lisan oleh sales person kepada

satu atau beberapa calon konsumen tentang produk yang dimiliki dengan

maksud menimbulkan permintaan sehingga barang yang ditawarkan

dapat terjual.

d) Hubungan masyarakat (public relation), dimana CV. Indo Piranti Mulia

memberikan sponsorship kepada kepada konsumen seperti hotel,

restoran, atau villa yang ingin mengadakan suatu event.

e) Pemasaran langsung, dimana CV. Indo Piranti Mulia melakukan kegiatan

promosi dengan cara mengajukan penawaran langsung ke hotel, restoran

dan villa.

4) Keputusan konsumen (Y)

Pilihan akhir yang dilakukan oleh konsumen dari tahapan yang telah

dilakukan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya untuk memutuskan

membeli produk tableware pada CV. Indo Piranti Mulia. Indikator-

indikatornya adalah sebagai berikut :


53

a) Kemantapan pada sebuah produk, yaitu kualitas produk tableware

pada CV. Indo Piranti Mulia yang sangat baik akan membangun

kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan

konsumen.

b) Kebiasaan dalam membeli produk, yaitu pengulangan sesuatu secara

terus-menerus dalam melakukan pembelian produk tableware pada

CV. Indo Piranti Mulia.

c) Memberikan rekomendasi kepada orang lain, yaitu memberikan

kepada seseorang atau lebih agar membeli produk tableware pada

CV. Indo Piranti Mulia.

d) Melakukan pembelian ulang, yaitu individu melakukan pembelian

produk tableware pada CV. Indo Piranti Mulia

4.4 Jenis dan Sumber Data

4.1.1 Jenis Data

1) Data kuantitatif

Data kuantitatif, adalah data yang dapat dihitung dan berupa angka-

angka seperti harga produk skor jawaban kuesioner dari variabel citra

perusahaan, persepsi harga, promosi dan keputusan konsumen.

2) Data kualitatif

Data kualitatif, adalah data yang tidak berupa atau berbentuk angka-

angka dan tidak dapat dihitung, seperti sejarah perusahaan, struktur

organisasi, aktivitas pemasaran dan job description pada CV. Indo

Piranti Mulia.
54

4.1.2 Sumber Data

1) Data Primer, yaitu Data primer adalah data yang dikumpulkan

langsung dari sumbernya, dicatat dan diamati pertama kali oleh

peneliti. Dalam penelitian ini yang termasuk data primer adalah

jawaban dari kuesioner variabel-variabel citra perusahaan, persepsi

harga, promosi dan keputusan konsumen membeli produk tableware

pada CV. Indo Piranti Mulia.

2) Data sekunder, yaitu data yang bukan diusahakan sendiri

pengumpulannya oleh peneliti melainkan dari pengumpulan data yang

sudah ada pada perusahaan, seperti dokumen-dokumen, buku-buku

atau literatur, data ini diambil dan dikumpulkan yang ada hubungan

dengan penelitian. Seperti sejarah perusahaan, struktur organisasi dan

aktivitas pemasaran.

4.6 Metode Penentuan Sampel

1) Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014 :

115). Populasi dalam penelitian ini konsumen yang membeli produk

tableware pada CV. Indo Piranti Mulia dengan jumlah yang tidak diketahui.

2) Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari

obyek yang merupakan sumber data. Sampel sering juga disebut sebagai
55

himpunan bagian dari suatu populasi. Sebagai bagian dari populasi, sampel

memberikan gambaran yang benar tentang populasi (Mulyono, 2012 : 173).

Teknik menentukan ukuran sampel dapat dikategorikan menjadi dua jenis,

yaitu untuk jumlah populasi diketahui dan jumlah populasi tidak diketahui.

Dalam penelitian ini, jumlah populasinya tidak diketahui sehingga

penentuan ukuran sampel dari populasi menggunakan teori yang

dikembangkan dari Isac Michael (Siregar Syofian, 2011:149), dengan rumus

sebagai berikut :
2
Z a . p.q
n= 2
e

Dimana :

n = sampel

Z = tingkat kepercayaan / signifikansi

p = proporsi populasi

q = 1-p

a = 1 -tingkat signifikansi

e = margin of error

ditetapkan sebesar 10%.

Berdasarkan rumus di atas maka dapat dilihat ukuran sampel

yang harus dicapai dalam penelitian ini adalah sebesar:

n= 1,962 = 3,8416 = 96,04 = 96


4(0,1)2 0,04

Berdasarkan rumus di atas, sampel yang dapat diambil dari

populasi sebanyak 96 responden dari konsumen yang membeli produk

tableware di CV. Indo Piranti Mulia. Sampel dalam penelitian ini


56

ditentukan dengan metode purposive sampling yaitu metode penentuan

sampel non-probabilitas dengan beberapa kriteria pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2014:122). Kriteria yang dimaksud adalah: 1) Sampel adalah

konsumen yang sudah membayar tunai atau kredit produk tableware

CV.Indo Piranti Mulia.

4.7 Metode Pengumpulan Data

Menurut Muharto (2016:83), metode pengumpulan data merupakan

cara pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

1) Observasi

Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan mengadakan

pengamatan secara langsung ke lokasi perusahaan tentang obyek yang

diteliti serta melakukan pencatatan secara sistematis, seperti mengamati

areal parkir karyawan.

2) Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar

pertanyaan yang disebarkan kepada responden (konsumen) tentang variabel-

variabel citra perusahaan, persepsi harga, promosi dan keputusan konsumen

membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia.


57

4.8 Uji Instrumen

Sebelum instrumen penelitian digunakan, terlebih dahulu dilakukan

uji instrumen untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah layak

digunakan atau belum, uji instrumen dilakukan dengan :

1) Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang telah

didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dan dapat disebarkan

kepada responden. Sebagai instrumen penelitian ini dengan alat ukur yang

digunakan (kuesioner). Menurut Menurut Sugiyono (2017:348), validitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin

diukur.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji validitas dengan

metode korelasi bivariate dengan membandingkan signifikansi masing-

masing indikator terhadap total skor masing-masing indikator tersebut dan

corrected item-total correlation. Pada metode korelasi bivariate pertanyaan

dikatakan valid bila nilai signifikasi masing-masing indikator terhadap total

skor < 0.05. Pada metode corrected item-total correlation, pertanyaan

dikatakan valid bila nilai corrected item-total correlation>0.3.

2) Uji Realibilitas

Reliabilitas merupakan tingkat kendala suatu instrumen penelitian.

Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang

kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama

Menurut Sugiyono (2017:348). Uji reliabilitas akan dapat menunjukkan

konsistensi dari jawaban-jawaban responden yang terdapat pada kuesioner.


58

Uji ini dilakukan setelah uji validitas dan yang diuji merupakan pertanyaan

yang sudah valid.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode one shot dalam

melakukan uji reliabitlitas dimana pengukuran dilakukan sekali saja dan

hasil ukur tersebut di uji dengan uji statistik Cronbach Alpha (Ghozali,

2011). Suatu variabel dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha> 0,60.

4.9 Teknik Analisis Data

1) Analisis Kuantitatif

Analisi kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang bersifat

bilangan atau angka-angka. Sumber data penelitian ini adalah hasil

jawaban kuisioner pada variabel citra perusahaan, persepsi harga,

promosi dan keputusan konsumen. Pada masing-masing jawaban

kuisioner di kuantitatifkan dengan memberikan skor.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala

sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Setiap

jawaban kuisioner mempunyai bobot atau skor nilai dengan skala Likert

sebagai berikut (Yusran, 2017:88):

1) Jawaban SKS (sangat kurang setuju), diberi skor 1

2) Jawaban KS (kurang setuju), diberi skor 2

3) Jawaban CS (cukup setuju), diberi skor 3

4) Jawaban S (setuju), diberi skor 4

5) Jawaban SS (sangat setuju), diberi skor 5


59

Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian setelah dilakukan

tabulasi data, maka selanjutnya dilakukan penilaian secara kualitatif

dengan menggunakan skala interval kelas dengan menginterprestasikan

rata-rata skor menurut kategori penilaiannya.

Rumus: (Santoso, 2016:10)

DataTerbesar −Data Terkecil


Panjang Kelas=
Jumlah Kelas Interval

Skor pada penelitian ini memiliki nilai tertinggi maksimal 5 dan

terendah minimal 1, sehingga dapat disusun kriteria pengukuran sebagai

berikut.

Tabel 4.1
Kriteria Pengukuran Deskripsi Variabel Penelitian

No. Skala Pengukuran Kriteria Variabel Penelitian


1 1,00 – 1,80 Sangat Kurang Setuju
2 1,81 – 2,60 Kurang Setuju
3 2,61 – 3,40 Cukup Setuju
4 3,41 – 4,20 Setuju
5 4,21 – 5,00 Sangat Setuju
Sumber : (Santoso, 2016:10)

a) Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan analisis lebih lanjut terhadap variabel-variabel dalam

penelitian, perlu dilakukan uji persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi linearberganda yang berbasis ordinary least square

(OLS). Tujuan pengujian asumsi klasik ini adalah untuk memberikan

kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan

dalam estimasi, tidak bias dan konsisten.Adapun uji yang dilakukan :

(1) Uji Normalitas


60

Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan sebagai

prasyarat untuk melakukan analisis data. Uji normalitas dilakukan

sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian yang

diajukan. Uji normalitas data bertujuan untuk mendeteksi distribusi

data dalam satu variabel yang akan digunakan dalam penelitian.

Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model

penelitian tersebut adalah data distribusi normal. Uji normalitas

yang digunakan adalah uji Kolmogorov-Smirnov (Zaenuddin,

2015:207). Uji Kolmogorov-Smirnov dilakukan dengan tingkat

signifikan 0,05. Untuk lebih sederhana, pengujian ini dapat dilakukan

dengan melihat profitabilitas dari Kolmogorov-Smirnov Z statistik. Jika

profitabilitas Z statistik lebih kecil dari 0,05 maka nilai residiual dalam

suatu regresi tidak terdistribusi secara normal.

(2) Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas bertujuan untuk melihat sejauh mana

variabel penjelas dapat diterangkan oleh semua variabel penjelas

lainnya di dalam persamaan regresi (Zaenuddin, 2015:207). Model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel

independen. Untuk mendeteksi multikolonieritas pada model regresi,

peneliti menggunakan analisis matrik korelasi antar variabel dan dengan

perhitungan nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor).Pada

matrik korelasi antar variabel independen, variabel tidak mengandung

multikolonieritas apabila korelasi antar variabel independen <0.90.


61

Pada perhitungan nilai tolerance dan VIF, variabel tidak mengandung

multikolonieritas apabila nilai tolerance ≥ 0.10 dan nilai VIF ≤ 10.

(3) Uji Heteroskedastisitas

Tujuan uji heteroskedastisitas untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Dasar pengambilan

keputusan untuk uji heteroskedastisitas dengan menguji Uji Gleyser

adalah variabel independen. Jika variabel independen tidak signifikan

mempengaruhi variabel dependen maka tidak terjadi

heteroskedastisitas. Dalam pengujian Gleyser menggunakan koefisien

signifikan probalitas pada tingkat ketelitian 5% ,jika lebih besar dari

sama dengan 5% maka dapat disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heteroskedastisitas. (Ghozali,2016 :134).

b) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai ketergantungan

variabel dependent (terikat) dengan satu atau lebih variabel independent

(variabel penjelas/bebas), dengan tujuan untuk mengestimasi dan

memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependen

berdasarkan nilai variabel independen yang diketahui (Ghozali, 2011:95).

Hasil dari analisi regresi ini adalah berupa koefisien untuk masing masing

variabel independen. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui


62

hubungan antara variabel independen citra perusahaan, persepsi harga dan

promosi dengan variabel dependen keputusan pembelian.

Langkah-langkah yang dilakukan pada analisis regresi:

(1) Merancang Model Persamaan Regresi

Langkah awal dalam analisis regresi adalah merancang model

persamaan regresi. Menurut Sudrajat dan Suwaji (2018:59), persamaan

regresi bertujuan untuk mengatahui arah hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel

independen berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi

nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen

mengalami kenaikan atau penurunan. Model tersebut akan dapat

membentuk persamaan sebagai berikut :

Y= a + β 1X1 + β 2X2 + β 3X3 + e

Keterangan :

Y = Keputusan Konsumen

a = Konstanta

β 1, β 2, β 3 = Koefisien Regresi

X1 = Citra Perusahaan

X2 = Persepsi Harga

X3 = Promosi

e = Error Term
63

c) Uji Kelayakan Model

(1) Uji signifikan simultan (Uji statistik F)

Uji ini digunakan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan

terhadap variabel terikat (Zaenuddin, 2015:185). Dalam penelitian ini

variabel bebasnya adalah citra perusahaan (X1), persepsi harga (X2) dan

promosi (X3) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel

terikat yaitu keputusan konsumen (Y). Adapun langkah-langkah dalam

uji statistiknya adalah sebagai berikut :

(a) Menentukan formulasi hipotesis

Ho : b1 = b2 = b3 = 0, berarti tidak ada pengaruh signifikan antara

citra perusahaan, persepsi harga dan promosi terhadap konsumen

dalam membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia.

(a) Ha : b1, b2, b3> 0, berarti ada pengaruh signifikan antara citra

perusahaan, persepsi harga dan promosi terhadap konsumen dalam

membeli tableware pada CV. Indo Piranti Mulia.

(b) Ketentuan pengujian

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5%

(b= 0,05).

(2) Analisis Korelasi Berganda

Analisis ini digunakan untuk mengetahui derajat hubungan

antara citra perusahaan, persepsi harga dan promosi terhadap keputusan

konsumen secara simultan. Kriteria yang digunakan untuk menentukan


64

derajat hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel

tergantung adalah Sugiyono (2017 : 231):

(a) 0,00–0,199 = korelasi sangat rendah

(b) 0,20–0,399 = korelasi rendah

(c) 0,40–0,599 = korelasi sedang

(d) 0,60–0,799 = korelasi kuat

(e) 0,80– 1,000 = korelasi sangat kuat

(3) Analisis Determinasi

Menurut Sugiyono (2017:299) analisis ini digunakan untuk

mengetahui variasi hubungan secara simultan citra perusahaan, persepsi

harga dan promosi terhadap keputusan konsumen. Koefisien

determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2 ≤ 1). Hal ini

berarti bila R2 = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R 2 semakin besar

mendekati 1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dan bila adjusted R 2 semakin

kecil bahkan mendekati nol, maka dapat dikatakan semakin kecil pula

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang

dinyatakan dalam prosentase.

Rumus :

D = r² . 100%

Dimana :

D = koefisien determinasi

r = koefisien korelasi
65

d) Uji hipotesis (Uji t)

Uji ini digunakan untuk menguji signifikansi masing-masing koefisien

regresi sehingga diketahui apakah ada pengaruh secara parsial antara

variabel bebas terhadap variabel terikat (Zaenuddin, 2015:193). Dalam

penelitian ini uji parsial (uji t) digunakan untuk menguji apakah setiap

variabel independent yaitu citra perusahaan (X1), persepsi harga (X2) dan

promosi (X3) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

variabel dependent yaitu keputusan konsumen (Y) secara parsial.

Langkah-langkah uji statistiknya adalah :

(1) Merumuskan hipotesis

Ho1 : β1 = 0, artinya variabel tidak ada pengaruh yang positif dan

signifikan secara parsial antara citra perusahaan,

persepsi harga dan promosi terhadap konsumen

dalam membeli tableware pada CV. Indo Piranti

Mulia

Ha1 : β1 > 0, artinya ada pengaruh yang positif dan signifikan

secara parsial antara citra perusahaan, persepsi harga

dan promosi terhadap konsumen dalam membeli

tableware pada CV. Indo Piranti Mulia

(2) Ketentuan pengujian

Menggunakan derajat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan 5%

(b = 0,05)
66

2) Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah analisis yang pada prinsipnya cenderung

berwujud kata-kata dari pada angka yang digunakan untuk melengkapi

analisis kuantitatif yaitu berupa uraian dari hasil penelitian sehingga

mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hasil penelitian. Semua

data skripsi pengolahannya di bantu oleh program SPSS For Windows.


67

DAFTAR PUSTAKA

Anggoro. 2015. Teori dan Profesi Kehumasan serta Aplikasinya di Indonesia.


Jakarta: Bumi Aksara.

Adinata Widia, 2014, Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan


Pembelian Sepeda Motor Honda Pada Toko Sekar Sari Di Denpasar.

Ali Hasan, 2015, Marketing dan Kasus-kasus Pilihan, Penerbit Caps Publishing.

Angipora, M.P 2015. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama

Ardianto, E dkk., 2014. Komunikasi Massa. Bandung : Simbiosa Rekatama


Media.

Assauri, S. 2015. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali Pers.

Elvinaro. 2015. Dasar-Dasar Public Relations. Bandung: Remaja Rosdakarya

Eriyanto. 2015. Personal Branding: Kunci Kesuksesan Dunia Bisnis. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gitosudarmo. 2012. Manajemen Pemasaran. edisi kedua, cetakan kedua.


Yogyakarta : BPFE

Irawan. 2016. Manajemen Pemasaran Modern (4th ed). Jakarta : Penerbit Liberty.

Kasali, Rhenald. 2014. Manajemen Publicrelations: Konsep Dan Aplikasinya


Di Indonesia. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti

Kotler, Philip. 2014. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesebelas, Penerbit


PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Monroe, K. B. 2015. Some Personal Reflections on Pricing Research. Review of


Marketing Research, 8, 209–241.

Muharto. 2016. Metode Penelitian Sistem Informasi Mengenai Kesulitan


Mahasiswa dalam Menyusun Proposal Penelitian. Yogyakarta :
Deppublish

Mulyono, 2012, Statistika Untuk Ekonomi dan Bisnis, Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
68

Mursid, 2015, Manajemen Pemasaran, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Riduwan. 2013. Pengantar Statis Rumus dan Data Dalam Analisis Statistika, Cet
2. Bandung: CV Alfabeta

Santoso. 2016. Statistika Hospitalitas. Yogyakarta : Deepublish

Seftiani. 2017. Manajemen Pelayanan Prima Mencegah Pembelotan dan


Membangun Customer Loyality. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setiadi, N.J. 2016. Perilaku Konsumen. Cetakan 4. Edisi Revisi. Jakarta: Kencana

Setiawan, 2014, Marketing Strategy Top Brand Indonesia, Penerbit Andi,


Yogyakarta.

Siregar, Syofian. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan


Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta : Prenadamedia
Group.

Stanton, William J. 2014. Prinsip Pemasaran. Alih Bahasa oleh Buchari Alma.
Jilid Satu. Edisi Kesepuluh. Jakarta : Erlangga

Sudarso. 2016. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: Budi Utama

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sugiyono. 2017. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta

Suyanto. 2014. Manajemen Pemasaran, Konsep, Dasar dan Strategi, Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada.

Tjiptono, F. 2016. Manajemen Jasa. Yogyakarta : Andi Offset

Zaenuddin, Muhammad. 2015. Isu, Problematika, dan Dinamika Perekonomian,


dan Kebijakan Publik: Kumpulan Essay, Kajian dan Hasil Penelitian
Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta : Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai