Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MIXUE


KOTA BANDUNG

Disusun Oleh
Henky Wahyudi
41152010160349

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS LANGLANGBUANA
JANUARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan dalam bidang ekonomi, menyebabkan pengembangan dunia
usaha juga mengalami pertumbuhan dan kemajuan yang pesat. Hal ini membuat
para produsen untuk lebih berfikir kritis, kreatif dan inovatif terhadap perubahan
yang terjadi, baik di bidang sosial, budaya, politik maupun ekonomi Semua ini
dibuktikan dengan bermunculannya perusahaan – perusahaan baru. Begitupun
bisnis yang bergerak dibidang kedai minuman para pengusaha berusaha
memproduksi produk yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
yang semakin meningkat. Hal terpenting yang sebaiknya dilakukan oleh
perusahaan agar berhasil dalam persaingan bisnis yaitu berupaya membangun
strategi perusahaan guna mencapai tujuan untuk meningkatkan dan
mempertahankan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut bersaing
secara kompetitif dalam hal strategi bisnis untuk mencapai tujuan perusahaan
serta memahami apa yang terjadi dipasar dan apa yang menjadi keinginan
konsumennya. Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka setiap perusahaan harus
berusaha dalam memproduksi suatu barang dan jasa yang sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen.
Kegiatan pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dan
berpengaruh bagi perusahaan untuk itu bagian pemasaran harus mempunyai
strategi yang mantap dalam melihat peluang atau kesempatan yang ada, sehingga
posisi perusahaan di pasar dapat dipertahankan dan sekaligus dapat ditingkatkan.
Didalam mencapai tujuannya perusahaan sering kali mendapatkan hambatan –
hambatan untuk mencapainya. Hambatan – hambatan yang dialami oleh
perusahaan – perusahaan pada umumnya adalah persaingan antara perusahaan –
perusahaan sejenis. Persaingan antara perusahaan yang sejenis seakan
menciptakan pasar pembeli, dimana pembeli lebih banyak menciptakan kekuasaan
dibandingkan penjualan.
Perusahaan yang baik harusnya melibatkan konsep marketing mix yang
dikenal dengan 4P (product, price, place, promotion) untuk menarik minat beli
konsumen. Perusahaan harus mempertimbangkan kualitas produk yang dihasilkan
karena dengan meningkatkan kualitas maka reputasi perusahaan akan meningkat
sehingga perusahaan akan mendapatkan predikat yang baik dimata pelanggan.
Harga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk
mengambil keputusan pembelian, seperti halnya dengan penelitian yang dilakukan
oleh Fredy Wijaya menyatakan bahwa harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian. Harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai
bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu
barang atau jasa, yang mana pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang
dirasakan konsumen meningkat maka nilainya akan meningkat pula. Kualitas
produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya meliputi
daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut
bernilai lainnya. Keputusan pembelian konsumen mempunyai beberapa
pertimbangan, diantaranya adalah keputusan tentang jenis produk, bentuk produk,
merk, penjualnya, jumlah produk, waktu pembelian dan cara pembayaran. Produk
yang dibeli haruslah berkualitas, konsumen akan merasa produk tesebut
berkualitas apabila produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan
sesuai dengan yang diharapkan atau melebihi apa yang diharapkan.
Banyak perusahaan baru yang menawarkan berbagai produk dengan
menerapkan strategi pemasaran yang bermacam-macam guna menarik perhatian
calon konsumen untuk menggunakan produknya, terutama pemasaran di dunia
digital. Banyak perusahaan yang mempromosikan produk dan perusahaannya
lewat berbagai media digital dengan konten yang bervariasi. Selain itu, lokasi
bisnis yang tepat akan dapat memenuhi harapan perusahaan untuk menarik
konsumen dalam rangka mendapatkan keuntungan dan sebaliknya apabila
terdapat kesalahan dalam pemilihan lokasi akan menghambat kinerja bisnis dan
secara otomatis keuntungan maksimal tidak akan dapat dirasakan oleh pengusaha
tersebut. Maka, pemilihan lokasi bisnis yang dekat dengan target pasar serta
ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan sebuah strategi yang juga
dapat memudahkan konsumen untuk mendapatkan produk/jasa yang
diinginkannya.
Dari pembahasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti perusahaan
minuman di Bandung yang tampak selalu ramai pengunjung dengan jumlah
kunjungan pembeli mencapai 160 antrian per hari berdasarkan keputusan
pembelian produk yang dipengaruhi persepsi harga dan kualitas produk yang
dijual oleh Mixue.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan
masalah yang terdapat dalam penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana tingkat kualitas produk yang ada di Mixue?
2. Bagaimana harga yang ada di Mixue?
3. Bagaimana keputusan konsumen untuk pembelian produk Mixue?
4. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
produk Mixue?
5. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada
produk Mixue?
6. Berapa besar pengaruh harga dan kualitas produk terhadap keputusan
pembelian pada Mixue?

1.3 Tujuan Penelitian


Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana kualitas produk yang ada di Mixue
2. Untuk mengetahui harga produk Mixue
3. Untuk mengetahui keputusan konsumen dalam pembelian produk
Mixue
4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian pada produk Mixue
5. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian
pada produk Mixue
6. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian
pada produk Mixue

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Kegunaan Akademis
a. Menambah wawasan dan pengalaman dalam dunia bisnis terutama
dibidang café
b. Sebagai referensi dalam memecahkan masalah-masalah dalam
berbisnis di masa yang akan datang
2. Kegunaan Praktis
a. Hasil penelitian dapat digunakan oleh Mixue sebagai acuan untuk
membuat kebijakan yang berkaitan dengan kualitas produk, harga
dan promosi, serta dapat dijadikan sebagai acuan evaluasi
perusahaannya.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian
selanjutnya dalam hal pengembangan di bidang penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Manajemen Pemasaran
Manajemen Pemasaran adalah salah satu kegiatankegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaannya,
untuk berkembang, dan untuk mendapatkan laba. Proses pemasaran itu dimulai
jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan
penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga memberikan kepuasan
kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus, atau konsumen
mempunyai pandangan yang lebih baik terhadap perusahaan (Dharmmesta &
Handoko, 1982).
Menurut W Stanton pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan
usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli
maupun pembeli potensial. Manajemen Pemasaran adalah penganalisaan,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan
menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk
mencapai tujuan perusahaan (Kotler, 1980)
2.1.2 Kualitas Produk
Mutu atau kualitas merupakan isu yang dominan pada banyak perusahaan,
bersamaan dengan waktu yang pesat, fleksibilitas dalam memenuhi permintaan
konsumen (produk yang dibuat selalu sesuai dengan apa yang diminta konsumen)
dan harga jual yang rendah, mutu merupakan pilihan kunci dan strategis. Menurut
Tjiptono (2013), kualitas produk adalah kualitas meliputi usaha memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan; kualitas yang mencakup produk, jasa, manusia,
proses, serta lingkungan; kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah
(misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap
kurang berkualitas pada masa mendatang). Kotler dan Armstrong (2013)
berpendapat bahwa kemampuan sebuah produk memperagakan fungsinya, hal itu
termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan
pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.
kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) meliputi cita rasa, reputasi
produk, dan tanggung jawab perusahaan terhadap produk yang dikonsumsi oleh
konsumen. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen tidaklah selalu
semudah yang dibayangkan. Bagian dari kualitas produk adalah perihal kualitas
produk. Konsumen tidak selalu mengatakan apa yang mereka inginkan dan
banyak produk yang kurang berhasil karena kegagalan dalam memahami aspek-
aspek yang sesungguhnya bernilai bagi pelanggan mereka seperti kualitas produk
yang handal (Umar, 2013; MBSO, 2014).
2.1.3 Harga Produk
Harga umumnya menjadi hal utama yang diperhatikan oleh calon
konsumen ketika ingin membeli produk. Tinggi atau rendahnya harga akan
menentukan seseorang dalam membeli satu barang. Melalui harga, seorang bisa
memutuskan apakah produk tersebut akan dimiliki dan dikonsumsinya atau
sebaliknya. “Harga adalah sejumlah uang yang ditukarkan untuk produk atau jasa,
lebih jauh lagi harga adalah jumlah dari seluruh nilai yang konsumen tukarkan
untuk jumlah manfaat dengan memiliki atau menggunakan suatu barang dan jasa”
(Kotler & Amstrong 2001:14). “Harga adalah jumlah uang yang telah disepakati
oleh calon pembeli dan penjual untuk ditukar dengan barang atau jasa dalam
transaksi bisnis normal”.(Tandjung, 2004:78). Menurut Saladin (2003:95)
pengertian harga adalah “Sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh
produk atau jasa. Harga dapat juga dikatakan penentuan nilai suatu produk
dibenak konsumen”.
Dari hal tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa harga adalah
jumlah uang atau nilai tukar sebuah barang maupun jasa yang ditetapkan sesuai
dengan tingkat kemampuan barang dan jasa tersebut memberikan manfaat kepada
pembelinya. Semakin tinggi manfaat yang dirasakan maka harga barang tersebut
semakin tinggi pula.
2.1.4 Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian merupakan keputusan konsumen untuk membeli
suatu produk setelah sebelumnya memikirkan tentang layak tidaknya membeli
produk itu dengan mempertimbangkan informasiinformasi yang ia ketahui dengan
relitas tentang produk itu setelah ia menyaksikannya. Hasil dari pemikiran itu
dipengaruhi ketakutan kehendak konsumen untuk membeli sebagai alternatif dari
istilah keputusan pembelian yang dikemukakan oleh Zeithalm (1998) dalam
(Setiadi, 2013).
Kotler dan Amstrong (2008) mengemukakan lima tahapan perilaku
konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu:
1. Pengenalan kebutuhan
Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah,
yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan
dan keadaan yang sebenarnya terjadi.
2. Pencari informasi
Pencari informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bah wa
kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengonsumsi produk.
Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan dalam ingatannya (pencarian
internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).
3. Evaluasi alternatif
Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan merek, dan
memilihnya sesuai dengan keinginan konsumen. Pada proses ini konsumen
membandingkan berbagai merek pilihan yang dapat memberikan manfaat
kepadanya serta masalah yang dihadapinya.
4. Keputusan pembelian
Setelah tahap-tahap di atas dilakukan, pembeli akan menentukan sikap dalam
pengambilan keputusan apakah membeli atau tidak. Jika memilih untuk membeli
produk, dalam hal ini konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pengambilan
keputusan seperti produk, merek, penjual, tempat, harga, penjual, kuantitas dan
waktu
5. Hasil
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat
kepuasan dan ketidak- puasan. Tahap ini dapat memberikan informasi yang
penting bagi perusahaan apakah produk dan pelayanan yang telah dijual dapat
memuaskan konsumen atau tidak.

2.2 Penelitian Terdahulu


No. Nama Judul dan Tahun Hasil Persamaan Perbedaan
Penelitian Penelitian

1. PENGARUH Hasil Persamaan Perbedaan


KUALITAS PRODUK penelitian didalam didalam
DAN HARGA yang di penelitian penelitian
TERHADAP tunjukan pada dengan sebelumnya
KEPUTUSAN jurnal ini penelitian dengan
PEMBELIAN adalah dalam jurnal penelitian
PRODUK semakin ini adalah skripsi ini
KOSMETIK tinggi terletak pada terletak pada
WARDAH DI KOTA koefisien bahsan objek
BANGKALAN kualitas yang mengenai penelitiannya
MADURA dimiliki suatu variabel yaitu
produk maka kualitas kosmetik
semakin produk, wardah di
Jurnal Ekonomi & sering harga, dan kota
Bisnis 17 (1), 31-48, Keputusan keputusan Bangkalan,
2016 Pembelian pembelian Madura
yang
dilakukan
konsumen
2. PENGARUH Promosi Persamaan Perbedaan di
PROMOSI penjualan dan pada dalam
PENJUALAN DAN persepsi penelitian ini peneitiani
PERSEPSI konsumen adalah dengan
KONSUMEN berpengaruh terletak pada skripsi ini
TERHADAP terhadap adanya adalah
KEPUTUSAN keputusan pembahasan terletak pada
PEMBELIAN pembelian mengenai variabel
PRODUK AQUA produk aqua variabel promsi
600mL di keputusan penjualan dan
Indomaret Jl, pmbelian persepsi
Raya konsumen
Rancaekek -
Majalaya.
Promosi dan
persepsi
konsumen
secara
bersamaan
memberikan
Skripsi Fikry Zainny pengaruh
Achmad (2020) yang besar
terhadap
keputusan
pembelian
dan berperan
penting guna
mencapai
tujuan.
3. SEMAKIN TINGGI Hasil Persamaan Perbedaan
KOEFISIEN peneltian didalam yag terdapat
KUALITAS YANG yang dilakkan penelitian didalam
DIMILIKI SUATU Sit Nurman sebelumnya penelitian
PRODUK MAKA adalah hasil dengan sebelumnya
SEMAKIN SERING pengujian penelitian dengan
KEPUTUSAN menunjukan skripsi ini penelitian
PEMBELIAN YANG bahwa harga adalah skripsi ni
DILAKUKAN berpengaruh terletak pada adalah
KONSUMEN positif dan penggunaan terletak pada
signifikan pada variabel variabel
Skripsi Siti Nurma teradap keputusan koefisien
Rosmitha (2017) keputusan pembelian kualitas
pembelian produk
dengan nilai t
hitung > t
tabel

2.3 Kerangka Pemikiran


Kerangka pemikiran menguraikan keterkaitan antar variable yang
digunakan pada judul penelitian, yaitu antara kualitas produk (X1), harga (X2),
dan keputusan pembelian (Y). Melalui keterkaitan yang didasarkan pada konsep
teoritis maupun empiris tersebut mampu menjadi acuan dalam mencapai tujuan
organisasi.
Kualitas produk yang dikonsumsi oleh konsumen, dipersepsikan meliputi
cita rasa, reputasi produk, dan tanggung jawab perusahaan terhadap produk yang
dikonsumsi oleh konsumen. Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen
tidaklah selalu semudah yang dibayangkan. Selain itu, harga juga penting adanya,
karena tinggi atau rendahnya harga akan menentukan seseorang dalam membeli
satu barang. Keduanya memiliki peran yang bermakna dalam mempengaruhi
keputusan pembelian satu barang yang ditawarkan. Pelanggan yang merasa
kebutuhan dan/atau keinginan sesuai dengan yang dicari maka akan memutuskan
pembelian produk dari perusahaan tersebut. Hal ini mempengaruhi tahapan
sampai pada pasca pembelian dimana konsumen mampu menilai sejauh mana
tingkat kepuasan yang didapatkan pasca pembelian barang.
2.3.1 Hubungan Kualitas dan Harga
Kualitas produk adalah salah satu hal pendukung yang membuat suatu
produk dipilih oleh masyarakat untuk dibeli dan dikonsumsi. Kualitas produk
yang ditawarkan akan menentukan bagaimana minat masyarakat terhadap produk
tersebut. Menurut Kotler (2005:49) “Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta
dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan
yang dinyatakan/ tersirat”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kualitas produk adalah keadaan, ciri serta kemampuan sebuah produk dalam
menjalankan fungsinya dalam memenuhi serta memuaskan konsumen baik itu
dari tampilan, daya tahan, maupun manfaat yang produk tersebut berikan.
Pada umumnya harga menjadi hal utama yang diperhatikan oleh calon
konsumen ketika ingin membeli produk. Tinggi atau rendahnya harga akan
menentukan seseorang dalam membeli satu barang. Melalui harga, seorang bisa
memutuskan apakah produk tersebut akan dimiliki dan dikonsumsinya atau
sebaliknya.
Menurut penelitian Rao dan Manroe (1989) konsumen mempunyai
anggapan adanya hubungan yang positif antara harga dan kualitas suatu produk,
maka mereka akan membandingkan antara produk yang satu dengan yang lainnya
dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.
Terdapat tiga indikator mencirikan harga dengan manfaat.
2.3.2 Hubungan Kualitas dan Keputusan Pembelian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan olah Habibah, dan Sumiati(2016)
melaporkan Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan hasil regresi maka hubungan antara Kualitas Produk dan Keputusan
Pembelian dinyatakan searah. Dengan kata lain, semakin tinggi koefisien kualitas
yang dimiliki suatu produk maka semakin sering Keputusan Pembelian yang
dilakukan konsumen. Kualitas Produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian
konsumen sebab produk yang berkualitas tinggi adalah produk yang dapat
merangsang persepsi dan emosional konsumen yang berdampak pada keputusan
pembelian melalui variasi, warna, desain, dan lain-lain. Melalui kualitas produk
yang melibatkan emosional, konsumen dibuat merasa aman saat membeli produk
yang nantinya memicu terjadinya keputusan pembelian oleh konsumen tersebut.
Memiliki kualitas produk yang baik membuat penjual mendapat keuntungan
dalam bentuk pembelian ulang yang dilakukan oleh konsumen. Konsumen yang
melakukan pembelian ulang tentunnya memiliki persepsi bahwa produk tersebut
memiliki kualitas dan keamanan yang baik. Sehingga konsumen akan
beranggapan bahwa informasi mengenai prioduk terkait dengan kualitas dan
keamanan sebagai informasi yang penting.
2.3.3 Hubungan Harga dan Keputusan Pembelian
Harga adalah unsur bauran pemasaran yang paling mudah disesuaikan,
ciri-ciri produk, saluran distribusi. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai
yang dimaksud perusahaan tersebut kepada pasar tentang produk dan mereknya.
Dalam hal ini harga merupakan suatu cara bagi seorang penjual untuk
membedakan penawarannya dari pesaing. Sehingga penetapan harga dapat
dipertimbakan sebagai bagian dari fungsi diferensiasi barang dalam pemasaran.
Harga menentukan keputusan pembelian konsumen, harga mempunyai arti yan
penting, karena harga merupakan salah satu atribut yang pling penting yang
dievaluasi oleh konsumen dalam pngambilan keputusan pembelian , juga
digunakan untuk memutuskan cara medapat manfaat dan nilai dari daya belinya.
Oleh karena itu harga yang ditawarkan harus terjangkau dan sesuai pendapatan

konsumen.
2.3.4 Hubungan Kualitas, Harga terhadap Keputusan Pembelian
Pada denelitian yang dilakukan Utami R.P., dan Saputra H. (2017)
melaporkan secara simultan kualitas produk dan harga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap minat beli suatu produk. Ketika seseorang berbelanja, hal awal
yang sering diperhatikan calon konsumen adalah harga, kemudian produk yang
akan dibeli, baik tampilan maupun kualitasnya. Harga dan kualitas produk adalah
hal penting bagi konsumen. Penetapan harga pada suatu produk haruslah sesuai
dan wajar dengan kualitas produk yang ditawarkan. Tingginya harga yang
ditawarkan tersebut harus sesuai dengan manfaat yang akan diterima oleh
konsumen yang mengkonsumsinya. Harga yang terlalu tinggi dan terlalu rendah
akan mempengaruhi minat beli konsumen. Harga yang terlalu tinggi akan
membuat konsumen beralih ke produk lain yang sejenis tetapi dengan harga yang
lebih murah, begitu sebaliknya, jika harga yang ditawarkan terlalu rendah
konsumen akan ragu dengan kualitas produk yang ditawarkan tersebut sehingga
mengurangi minat beli akan produk tersebut. Selanjutnya, tingginya kualitas
produk yang ditawarkan akan menarik minat beli konsumen, begitu juga
sebaliknya.
2.3.5 Paradigma Penelitian

Kualitas Produk (X1)


A. Kinerja (Performance)
B. Kualitas yang dipersepsi
(perceived quality)
C. Ciri-ciri atau keistimewaan
tambahan (features)
D. Kesesuaian dengan
spesifikasi (conformance to
specification)

Keputusan Pembelian (Y)


A. Perhatian
B. Krtertarikan
C. Keinginan
D. Tindakan
Harga (X2)
A. Keterjangkauan harga.
B. Pertumbahan harga pesaing.
C. Kesesuaian harga dengan
kualitas produk.
D. Kesesuaian harga dengan
manfaat yang dihasilkan.
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

2.4 Hipotesis
Berlandaskan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka
hipotesisnya adalah:
H1 : Kualitas produk yang dijual oleh mixue sudah baik
H2 : Harga yang ditetapkan pada produk yang dijual oleh Mixue cukup baik
H3 : Keputusan pembelian produk Mixue cukup tepat
H4 : Kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
Mixue
H5 : Harga produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Mixue
H6 : Kualitas dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk
Mixue
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Variabel- variabel yang akan diteliti oleh peneliti adalah Kualitas Produk
(X1), Dan Harga (X2), Dan Keputusan Pembelian (X3).Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan metode penelitian dangan menggunakan metode
deskriptif dan verifikatif
Menurut Sugiyono (2017:6), mengemukakan definisi jenis penelitian
survey sebagai berikut: “Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari
tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes,
wawancara terstruktur dan sebagainya”.
Menurut Sugiyono (2017:35), metode penelitian deskriptif sebagai berikut:
“Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan variable
mandiri, baik hanya pada saat variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri
atau variabel bebas) tanpa membuat perbandingan variabel itu sendiri dan mencari
hubungan dengan variabel lain. Dengan metode analisis deskriptif dapat diselidiki
fenomena atau kunci permasalahan dari penelitian tersebut. ”
Menurut Sugiyono (2017:37), metode penelitian verifikatif sebagai
berikut: “Metode penelitian melalui pembuktian untuk menguji hipotesis hasil
penelitian deskriptif dengan perhitungan statistika sehingga didapat hasil
pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima.

3.2 Operasional Variabel


Operasionalisasi variabel diperlukan guna menentukan jenis dan indikator
dari variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini. Disamping itu,
operasionalisasi variabel bertujuan untuk menentukan skala pengukuran dari
masing-masing variabel, sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat
bantu dapat dilakukan dengan tepat.
A. Variabel Bebas (X)
Variable bebas (X) variable ini sering disebut sebagai variable stimulus, predictor,
abtecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variable bebas. Variable bebas
adalah variable yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variable dependen (terikat). (Sugiyono, 2016 :39). Dalam penelitian ini
yang termasuk variabel bebas adalah kualitas produk (X1) dan harga (X2)
B. Variable Dependen (Y)
Variabel Subvariabel Konsep Indikator Ukuran

Kualitass
Produk
(X1)
Harga Harga a. Ketr
(X2) adalah ja
sejumlah
uang yang
ditukar
untuk
sebuah
produk dan
jasa.
(Kotler dan
Armstrong,
Prinsip-
prinsip
pemasaran,
2012)

Harga yang
setara
adalah
harga ang
berlaku
ketik
masyarakat
menjual
barang-
barang
daganganny
a dan secara
umum dapat
di
terimasebag
ai sesuatu
yang setara
bagi
barang-
barang
tersebut
Variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variable bebas (Sugiyono, 2016 : 39). Dalam penelitian ini
yang termasuk dalam variabel dependen adalah keputusan pembelian (Y)

3.3 Sumber dan Cara Pengambilan Data


3.3.1 Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data primer
dan data sekunder:
1. Data Primer Supriyanto dan Ernawati (2010 : 387), Data Primer ialah data
yang dikumpulkan pertama kali. Dimana data tersebut diperoleh secara
langsung dari obyek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh
dari hasil penyebaran kuesioner kepada para pembeli minuman mixue
pada di kedai es krim mixue Karapitan Bandung
2. Data Sekunder Supriyanto dan Ernawati (2010 : 388), Data Sekunder ialah
data yang dikumpulkan lebih dulu dengan tujuan dapat digunakan oleh
orang lain.

3.3.2 Cara Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah suatau proses pengumpulan data primier dan skunder,
dalam suatu penelitian pengumpulan data merupakan langkah yang ppenting
karena data yang dikumpulkan akan digunakan unecahan masalah yang sedang
diteliti atau untuk menguji hipotesi yang telah dirumuskan. Dalam penelitian ini
teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Observasi Sugiyono (2012:145) observasi adalah teknik pengumpulan data
yang mempunyai ciri spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu
wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang,
tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

2. Wawancara (Interview) Narbuko dan Achmadi (2010:83), wawancara


adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan
dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi atau keteranganketerangan.
3. Kuesioner (Angket) Sugiyono (2012:142) Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangka
pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Setiap jawaban dihubugkan dengan bentuk pernyataan atau dukungan
sikap yang diungkapkan dengan kata-kata sebagai berikut:

Tabel 3.2 Skor kuisioner


No. Pilihan Jawaban Skor Nilai Pernyataan
1 Sangat tinggi / Sangat penting/Sangat 5
benar
2 Tinggi/ Penting / Benar 4
3 Cukup tinggi / Cukup benar / Cukup 3
pernting
4 Rendah / Kurang penting / Salah 2
5 Rendah sekali / Tidak penting / Sangat 1
salah

3.4 Teknik Penentuan Data


3.4.1 Populasi
Menurut Sugyono (2014:148), populasi merupakn wilayah generalisasi yang
terdiri darobjek/subjek yang memppunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Pada penelitian ini, populasi yang digunakan oleh penulis adalah konsumen
Mixue Karapitan, Bandung.
3.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2014:148), sampel merupakan bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki olehpopullasi tersebut. Dalam penelitian ini
sampelmenggunakan rumus berikut:
Za2 . pq
n=
e2
1,96 2 . 0,25
n=
0,12
n = 97 responden dibulatkan menjadi 100 responden
Keterangan:
n = sampel
e = besarnya rentang waktu atau rentang interval
p.q = ukuran penyebaran populasi
Za2 (0,05) = 1,96 (dari table Z)
Jadi jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 100 responden.
3.4.3 Penetuan Responden
1. Kriteria Inklusi
a) Konsumen yang pernah membeli produk Mixue.
b) Konsumen yang mengetahui dan tertarik dengan adanya yang
ditawarkan.
c) Konsumen yang mencari kepuasan rasa produk Mixue.
d) Konsumen yang mengetahui produk Mixue.
e) Konsumen yang bersedia dilibatkan dalam penelitian.
2. Kriteria Eksklusi
a) Pelanggan yang belum pernah membeli produk Mixue.
b) Konsumen yang tidak mengetahui dan tidak tertarik dengan produk
Mixue.
3.5 Uji Validitas dan Realibilitas
3.5.2 Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2014: 2) metode penelitian merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sedangkan
menurut Noor (2012: 132), validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat
ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang diukur. Validitas ini menyangkut
akurasi instrumen. Untuk mengetahui kuesioner yang diukur valid, maka perlu
diuji dengan uji korelasi antar skor (nilai) tiap-tiap butir pertanyaan dengan skor
total kuesioner
tersebut. Uji validitas dapat menggunakan rumus Product Moment dari Karl
Person, yaitu:
N . ∑ xy− (∑ x ) (∑ y )
r= 2 2 2 2
:
√ { N . ∑ x −( ∑ x ) } {N . ∑ y −( ∑ y ) }

Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antar skor butir dan skor total.
N = jumlah subyek penelitian.
∑x = jumlah skor butir.
∑y = jumlah skor total.
∑xy= jumlah perkalian antara skor butir dengan skor total.
∑x2 = jumlah kuadrat skor butir.
∑y2 = jumlah kuadrat skor total.
Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
a) Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut
dinyatakan valid.
b) Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95% maka pernyataan tersebut
dinyatakan tidak valid.
3.5.2 Uji realibilitas
Menurut Noor (2012:131) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas
menunjukkan kemantapan/konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukur
dikatakan mantap atau konsisten, apabila untuk mengukur sesuatu berulang kali,
alat pengukur itu menunjukkan hasil yang sama, dalam kondisi yang sama.
Rumusan yang digunakan untuk mengukur reabilitas adalah rumus Cronbach’s
Alpha. Untuk mengukur uji reliabilitas penulis menggunakan alat bantu program
SPSS versi 21 for Windows yang menyediakan fasilitas uji statistikCronbach’s
Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel apabila menunjukkan nilai α > 0,60.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan adalah sebagai berikut:
K .r
A=
1+( K−1)
Keterangan:
A = Koefisien Reliabilitas
K = Jumlah Item Reliabilitas
r = Rata-rata korelasi antar item
1 = Bilangan konstanta

3.6 Teknik Analisa Data


3.6.1 Analisa Diskiptif
Uji statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data yang
ada dalam penelitian ini yang terdiri dari kualitas produk, harga, minat beli dan keputusan
pembelian. Pengukuran dalam penelitian ini terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum,
dan mean(rata-rata).Nilai tersebut disesuaikan dengan pengkategorian skor yang telah
dibuat. Variabel pengkajian adalah kualitas produk, harga, serta Keputusan Pembelian.
Untuk menganalisis setiap pernyataan atau indicator frekuensi jawaban setiap kategori
dan jumlahkan. Setelah setiap indicator memiliki jumlah, selanjutnya peneliti membuat
garis kontinum. Garis kontinum merupakan garis yang digunakan untuk menganalisa,
mengukur, dan menunjukkan seberapa besar tingkat kekuatan variabel yang sedang
diteliti. Model garis kontinum ini menggunakan perhitungan dengan rumus :
1. Nilai indeks maksimum = skor maksimum x jumlah pernyataan x jumlah responden
2. Nilai indeks minimum = skor minimum x jumlah pernyataan x jumlah respondel
3. Jarak interval = (nilai maksimum – nilai minimum) : 5
4. Persentase skor = [ (Total skor) : nilai maksimum) : 100
Kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan didasarkan pada presentase dengan
langkah-langkah berikut :
1. Nilai kumulatif adalah jumlah dari setiap jumlah nilai dari setiap pernyataan yang
merupakan jawaban dari responden.
2. Persentase adalah nilai kumulatif item dibagi dengan nilai frekuensi dikali 100
3. Jumlah responden yaitu 88 orang dengan nilai skala terbesar ialah 5 dan
4. skala terkecil ialah 1, sehingga didapatkan :
a) Jumlah kumulatif terbesar : 5 x 88 = 440
b) Jumlah kumulatif terkecil : 1 x 88 = 88
c) Nilai persentase terbesar 440:440 x 100% = 100%
d) Nilai persentase terkecil 88:440 x 100% = 20%
e) Rentang : 100% - 20% = 80%. Kalau nilai rentang dibagi 5 skala pengukuran
maka didapatkan nilai 16%.
Berlandaskan perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh kriteria interpretasi
skor yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi Skor


Persentase Kategori
20% - 36% Sangat tidak baik / sangat rendah
36% - 52% Tidak baik / rendah
52% - 68% Cukup / rendah
68% - 84% Baik / tinggi
84% - 100% Sangat baik / sangat tinggi

3.6.2 Analisa Verifikatif


Analisis verifikatif adalah pengkajian yang dilaksanakan pada harapan menunjukkan
keabsahan satu pendapat dalam keadaan serta lingkungan tertentu. (Juhana Nasrudin
2019:5). Sementara menurut Sugiyono (2016) dalam jurnal Dwii Mardika 2017
menyatakan bahwa analisis verifikatif merupakan cara pengkajian yang bermaksud guna
memahami ikatan karakter antar variabel melewati satu pemeriksaan melewati satu
pembilangan statistica diperoleh hitungan yang membuktikan hipotesis ditolak maupun
diterima. Didalam pengkajian ini digunakan analisis verifikatif guna menjawab rumusan
masalah menggunakan alat analisis dengan analisis jalur (path analysis). Dimana untuk
menentukan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya baik itu
pengaruh yang sifatnya langsung maupun tidak langsung. Informasi yang sudah
dikumpulkan melewati kuisioner kemudian diolah menggunakan pendekatan verifikatif.

Anda mungkin juga menyukai