Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH ENDORSEMENT MICRO-INFLUENCERS TERHADAP

MINAT PEMBELIAN SKINCARE LOKAL


(Studi pada pembelian skincare azarine)

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat mata kuliah metodologi penilitian
Dosen Pengampu: Dr. Putri Apria Ningsih, S.E.I.,M.A

Disusun Oleh:
DESNITHA AMELIA
Nim:501210280

PRODI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA
SYAIFUDDIN JAMBI 2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG
Perkembangan digital memang telah mempengaruhi berbagai lini kehidupan, terutama yang
menonjol sekarang ini mengenai gaya hidup dan tingkah laku masyarakat yang kian
konsumtif dan serba cepat. Salah satunya adalah strategi pemasaran. Strategi pemasaran
merupakan proses perencanaan dan implementasi dari kebijakan suatu perusahaan yang
bertujuan untuk mewujudkan tujuan-tujuan perusahaan yang telah dirumuskan pada visi dan
misi perusahaan. Pada strategi pemasaran tersebut terdapat elemen bauran pemasaran
(Marketing mix) yang merupakan sarana untuk mencapai tujuan dan target pemasaran.
Marketing mix sendiri terdiri dari 4P yakni product, price, place, dan promotion. Dari
keempat elemen Marketing mix tersebut, promosi menjadi salah satu yang diutamakan karena
merupakan cara perusahaan untuk menarik calon konsumennya dan mempertahankan mangsa
pasarnya.
Ada banyak sekali manfaat dari media sosial, diantaranya kemudahan dalam penyebaran
informasi secara cepat dan luas yang menjadikan para pengguna dengan sangat mudah
mengakses informasi yang mereka butuhkan. Karena cakupannya yang luas membuat media
sosial banyak penggunanya. Pengguna media sosial berasal dari seluruh kalangan. Mulai dari
usia muda, remaja, dewasa bahkan orang tua juga sangat sering menggunakan media sosial.
Dewasa ini, berbagai platform media sosial juga hadir, mulai dari Youtube, Facebook, Tiktok,
Instagram, dan lainnya. Jumlah penggunanya juga berbeda-beda. Dengan kelebihan media
sosial yang penyebaran informasinya cepat dan luas, tak heran para pengusaha
memanfaatkannya sebagai media promosi produk mereka. Melalui media sosial, konsumen
atau pelanggan, dapat mengenal produk yang digunakan atau mencari informasi terbaru
tentang suatu produk.
Didalam media sosial sangat akrab dengan Content Marketing. Content Marketing memiliki
teknik pemasaran untuk menciptakan dan mendistribusikan konten yang relevan dan berharga
untuk menarik, memperoleh, dan melibatkan target audience yang jelas dan dipahami dengan
tujuan1 mendorong tindakan pelanggan yang menguntungkan. Melalui media sosial pemasar
dapat melakukan promosi produk dengan menggunakan official account perusahaan ataupun
menggunakan perantara. Salah satu jenis perantara yang saat ini banyak digunakan adalah
Influencer.Influencer adalah individu yang memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
keputusan pembelian orang lain karena otoritas, pengetahuan, posisi atau hubungannya
1
Aisyah Fitri Pasaribu, Tri Inda Fadhila Rahma, dan Budi Dharma, 2023. "PENGARUH CONTENT MARKETING,
VIRAL MARKETING DAN INFLUENCER TERHADAP MINAT BELI PRODUK SKINCARE PADA MAHASISWA", vol.10,
jurnal ekonomi, bisnis dan manajemen, 2023, hal 81
² Azarine Cosmetics,” 7 Januari 2023. https://azainecosmetic.com
dengan audiensnya. Para Influencer tersebut biasanya akan membuat Viral Marketing. Viral
Marketing adalah strategi dan proses penyebaran pesan elektronik yang menjadi saluran
untuk mengkomunikasikan informasi suatu produk kepada masyarakat secara meluas dan
berkembang. Influencer biasanya membuat konten dengan mereview ataupun memposting
suatu produk melalui berbagai platform media sosial yang mereka miliki.
Menurut Hariyanti & Wirapraja, influencer adalah seseorang atau figur dalam media sosial
yang memiliki jumlah pengikut yang banyak atau signifikan, dan hal yang mereka sampaikan
dapat mempengaruhi perilaku dari pengikutnya (Hariyanti & Wirapraja, 2018: 141).
Sedangkan berdasarkan pemahaman Brown & Hayes dalam bukunya yang berjudul
Influencer Marketing: Who Really Influences Your Customers? influencer merupakan pihak
ketiga yang secara signifikan membentuk keputusan pembelian pelanggan, tetapi mungkin
pernah ikut bertanggung jawab untuk itu (Brown & Hayes, 2008: 52).
Penggunaan influencer sebagai sarana untuk membantu pemasaran sebuah produk kini telah
menjadi pilihan yang digemari oleh banyak perusahaan. Peran influencer mulai dari menjadi
brand ambassador, paid promote, sampai endorse begitu banyak dijumpai dalam media sosial
kita sehari-hari. Sejak awal, para influencer tentu sudah memiliki ciri dan keunikan konten
masing-masing. Ketika konten ini dimanfaatkan menjadi sesuatu yang komersil oleh brand,
sesungguhnya tidak ada yang salah dari semua itu. Mengutip Ayu Utami dalam acara
Indonesia Creative Meetup Vol. 7, disebutkan bahwa tak bisa dipungkiri saat ini banyak
content creator yang bimbang antara menjaga idealisme mereka dalam membuat karya atau
menjadi lebih komersil. Padahal sebenarnya seorang content creator perlu menjaga
keseimbangan kedua hal tersebut.
Perusahaan mempercayai influencer karena seorang influencer dianggap sebagai
seorang teman oleh pengikutnya dan cenderung memercayai setiap perkataan influencer
terkait topik yang dibawakannya (Woods et al., 2016). Survei yang dilakukan 2oleh Nielsen
Holdings, perusahaan yang bergerak di bidang informasi global yang berfokus untuk
melakukan riset khususnya dalam bidang pemasaran menunjukkan 92% konsumen
mengandalkan rekomendasi dari keluarga dan teman ketika membeli sesuatu produk. Hal ini
juga sesuai dengan survei yang dilakukan Twitter dan Annalect analysis, bahwa 56%
pengguna mengatakan mereka mengandalkan rekomendasi dari keluarga maupun teman,
sementara 49% mengatakan mereka mengandalkan influencer dalam memilih produk yang
akan dibeli.
Review dan postingan tersebut ternyata mampu menarik perhatian calon konsumen untuk
melakukan keputusan pembelian. Berbagai pelaku usaha kemudian berlomba-lomba untuk
dapat memasarkan produknya melalui media sosial menggunakan perantara Influencer, atau
biasanya disebut dengan endorse. Alasannya tak lain karena pemasaran media sosial bisa
menyebar seperti virus dan Influencer identik memiliki pengikut dalam jumlah besar dan
mewakili komunitas online. Demikian halnya dengan Produk Skincare yang sekarang
semakin banyak brandlokal maupun luar yang bersaing demi memikat para konsumen.
Kehadiran produk Skincare berperan besar dalam mewujudkan kulit tubuh dan wajah yang
2
Adhimurti citra amalia,influencer sebagai content creator, 2019
https://binus.ac.id/malang/2019/01/influencer-sebagai-content-creator/
sehat menawan. Produk-produk ini bekerja dengan cara yang beragam sesuai masalah kulit,
mulai dari melembapkan, memberikan nutrisi, melindungi lapisan kulit, hingga mencegah
tanda tanda penuaan dini. Media sosial menjadi salah satu faktor utama dalam kegiatan
promosi mereka. Mereka membuat konten semenarik mungkin untuk dijadikan sebagai media
periklanan untuk menarik minat beli konsumen. Mereka juga memanfaatkan para Influencer
untuk memasarkan produk mereka. Sasaran yang tepat dalam hal ini adalah masyarakat
milenial yang sangat peduli dengan produk kecantikan terutama mahasiswa.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kecantikan, yaitu produk skincare Azarine
merupakan salah satu brand kecantikan lokal yang berasal dari Surabaya, Jawa Timur. Berdiri
di tahun 2002, awalnya Azarine lebih dikenal sebagai brand yang menyediakan berbagai
produk perawatan spa dan salon. Namun, di tahun 2015, Cella Vanessa Tjahyanto, bersama
sang kakak, Brian Lazuardi Tjahyanto, mencoba melakukan rebranding hingga melakukan
berbagai terobosan, sehingga kini sukses menjadi salah satu beauty brand lokal yang banyak
diminati para beauty enthusiast. Pada 2 September 2022, Azarine Cosmetics genap menginjak
usia ke-20 tahun. Perjalanan panjang Azarine dalam industri kecantikan tanah air tidak lepas
dari inovasi yang terus coba dilakukannya. Salah satunya adalah dengan rebranding untuk
memberikan sentuhan yang lebih modern tanpa mengurangi kualitas pada produk-produk
Azarine yang saat itu masih fokus pada body care.
Di tahun 2022 kemarin, Azarine Cosmetics diketahui melakukan banyak gebrakan yang
sukses menyita perhatian beauty enthusiast tanah air. Mulai menggaet Lee Min-ho, salah satu
aktor termahal Korea Selatan, sebagai brand ambassador, berkolaborasi dengan BT21 dalam
produk body sunscreen, dan yang paling membuat heboh adalah kolaborasi Azarine dengan
Marvel Cinematic Universe (MCU) untuk merilis 12 produk serum sekaligus. Salah satu
faktor Azarine memperoleh penjualan yang tinggi adalah karena Azarine kerap melakukan
pemasaran melalui influencer (influencer marketing).
Setelah berhasil menggandeng Prilly Latuconsina, Syifa Hadju, dan Lee Minho sebagai
brand ambassador Azarine Cosmetic, kini brand kecantikan lokal ini berhasil
menggandeng Angga Yunanda sebagai brand ambassador Azarine yang berasal dari
Indonesia. Pasti tahu dong siapa itu Angga Yunanda? Sebagai informasi, ia merupakan
salah satu aktor Indonesia ini juga telah menempati jajaran aktor A-list Indonesia di
tengah usianya yang masih 22 tahun. Sebagai seorang aktor, menjadi hal wajib bagi
Angga Yunanda untuk menjaga penampilannya, terutama kondisi kulit wajah. Maka
dari itu, Angga Yunanda memilih Azarine Cosmetic sebagai skincare andalannya dan
didapuk menjadi brand ambassador Azarine Cosmetic di 2023.
Para Endorsement sangat ahli menghipnotis para penontonnya melalui konten-konten
yang menginspirasi para wanita muda, seperti Make Up Challenge Review dengan gaya
unik masing-masing Influencer. Hal tersebut berdampak dalam meyakinkan penonton
untuk menaruh kepercayaan kepada mereka dalam menentukan keputusan pembelian
suatu produk yang menjadi bahan pertimbangan konsumen selaku viewers dari konten
para influencer tersebut.
Keputusan pembelian merupakan tahap keputusan konsumen secara aktual dalam
melakukan pembelian suatu produk (Tjiptono, 2015). Biasanya sebelum melakukan
pembelian menurut Kotler (2016, 195), konsumen akan melalui beberapa tahapan
yaitu, pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli
atau tidak, serta perilaku pasca pembelian. Dalam hal ini penelitian berkaitan dengan
keputusan pembelian produk skincare azarine super fighters serum. Keputusan
pembelian merupakan hal yang penting untuk diteliti sehingga perusahaan dapat
memahami faktor-faktor yang bisa menarik perhatian dan meyakinkan konsumen
hingga menetapkan pilihan untuk melakukan pembelian produk mereka sehingga
menjadi sarana promosi yang tepat bagi perusahaan atau Brand.
Beberapa penelitian sebelumnya dengan objek penelitian yang sama seperti hasil dari
penelitian Tazkiyatuninsa, (2019) mengenai endorser yang merupakan seorang Beauty
influencer berpengaruh negatif pada keputusan pembelian produk Azarine Cosmetic.
Lalu berbanding terbalik dengan penelitian sebelumnya menurut Agustian dan Sari,
(2021) bahwa Influencer Marketing mempengaruhi Brand image secara signifikan
sehingga mempengaruhi keputusan pembelian juga. Sedangkan menurut Lengkawati,
(2021) dalam penelitiannya menghasilkan bahwa Influencer memiliki pengaruh 48%
pada keputusan pembelian diluar variabel lain.
Sehingga berdasarkan teori-teori terdahulu yang telah disajikan di atas, 3hal tersebut
mendorong penulis memilih produk Azarine Cosmetic dalam penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh dari influencer endorsment pada platform instagram terhadap
keputusan pembelian konsumen yang akan berdampak pada tingkat penjualan guna
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi pemasaran bagi UMKM
maupun organisasi dengan tujuan yang sama.4

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian


dengan judul "PENGARUH ENDORSEMENT MICRO-INFLUENCERS
TERHADAP MINAT PEMBELIAN SKINCARE LOKAL"

B. Identifikasi Masalah
1. Pengaruh endorsement terhadap minat pembelian produk skincare azarine
2. Influencer memiliki 48% pada keputusan pembelian
3. Endorser merupakan seorang beauty influencer berpengaruh negatif pada keputusan
pembelian produk Azarine Cosmetic.

3
Dona meliara kurniawan, pengaruh beauty influencer tiktok terhadap keputusan pembelian kosmetik
maybelline new york,lampung, 2023,hal 7&8
4
Redaksi, Jadi brand Ambasassador Azarine Cosmetic, 1 maret, 2023
https://suarabaru.id/2023/03/01/jadi-brand-ambassador-azarine-cosmetic
C. Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah penelitian yang telah dipaparkan diatas,
maka diperlukan adanya batasan masalah agar dapat mempermudah peneliti untuk melakukan
penelitian dan memungkinkan tercapainya hasil yang maksimal. Agar penelitian ini lebih
terarah, fokus, dan menghindari pembahasan menjadi melebar, maka peneliti menetapkan
batasan - batasan permasalahan yang ada dengan memfokuskan pada pembelian skincare
azarine. Penelitian akan difokuskan kepada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN STS jambi yang menggunakan produk skincare Azarine.

Anda mungkin juga menyukai