Anda di halaman 1dari 14

wiwit lusiana lestari

Nim 4221052 perbankan syariah


Wiwitlusia nalestari@mhs.uingusdur.ac.id
K.H.Abdurahman wahid pekalongan

“ ANALISA PEGARUH INFLUENCER MARKETING SEBAGAI PEMASARAN


TERHADAP SUATU KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BRAND EQUITY PADA
KONSMUEN GENERASI Z DIPEKALONGAN”

ABSTRAK

Suatu bentuk iklan pemasaran dimana ada pihak yang mendukung dalam mempromosikan
suatu produk yaitu biasa disebur endorsement yang dilakukan seseorang yang disebut
influencer marketing. Influencer marketing merupakan salah satu jenis pemasaran yang
dilakukan oleh seseorang yang banyak digunakan dan dikatakan lebih efektif dibandingkan
dengan pemasaran yang dilakukan melalui media televisi. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk menyelidiki bagaimana rekomendasi influencer marketing Instagram mempengaruhi
keputusan pembelian Generasi Z. Dengan faktor kepercayaan, faktor citra merek (brand
equity),dan faktir influencer marketing. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan kualitatf, metode pengambilan data dilakuka dengan cara melakukan wawancara
dan kuesioner menggunkan angket secara langsung. Dengan mencari data mengenai
kepercayaan, faktor citra merek (brand equity), dan faktor influencer marketing
mempengaruhi pemasaran dalam keputusan pembelian konsumen Generasi Z. Penelitian ini
membuktikan tahapan keputusan pembelian Generasi Z tetap mempertimbangkan faktor
kepercayaan, faktor citra merek (brand equity), dan faktor influencer marketing di Instagram.
Dengan mengetahui hasil penelitian ini, kami harap penelitian ini dapat dijadikan
pengetahuan dan wawasan serta bahan pertimbangan bagi pemilik usaha dalam mengatur
strategi marketing dalam bisnis dalam menentukan sasaran konsumen, dan memaksimalkan
keuntungannya.

Kata kunci : keputusan pembelian, influencer, faktor citra merek (brand equity)
LATAR BELAKANG

Perkembangan media sosial diawai dengan diterbitkannya pada tahun 2002 yang merupakan
aplikas untuk membangun suatu relasi persahabatan secara online dengan jangkauan yang
luas. Kemudian dilanjut facebook yang memungkinkan untuk bertukar pesan pribadi maupun
secara dalam grup,tidak hanya pesan saja namun juga picture maupun video, dan dapat
mengirimkan permintaan pertemanan kepada seluruh pengguna akun facebook diseluruh
dunia(Afandi et al., 2021). Seiring perkembangan zaman media sosial kini makin
berkembang sangat pesat dan jumlahnya bertambah banyak. Mulai dari munculnya Twitter,
Whatsapp, Instagram hingga line, masing-masing dari media sosial tersebut memiliki fitur
yang berbeda-beda serta kelebihan masing-masing. Dengan mudah cepat praktis tentunnya
mengirimkan pesan dimananpun kapanpun tanpa ada batasan kepada semua orang yang juga
pengguna sosial media tersebut. Tegnologi memberikan banyak peningkatan dan kemudahan
diberbagai bidang termasuk komunikasi. Munculnya sosial-sosial baru pada saat ini pun
cukup beragam dari yang bersifat hiburan seperti tiktok, pendidkan, game,E-commerce, dan
banyak lagi. Dengan adanya itu semua pastinya apalagi untuk berbisnis bagi para pelaku
industri industri dapat menggunakan media sosial untuk berbisnis dengan mudah.

Penggunaan internet dan jaringan sosial telah banyak digunakan oleh para pelaku bisnis
diindustri bisnis sebagai strategi pemasaran produk. Ada banyak bentuk strategi komunikasi
pemasaran produk melalui jaringan sosial misalnya iklan, penawaran,promosi berbayar dan
lain sebagainya. Salah satu bentuk strategi yang kini sedang booming menjadi tren
dikalangan pelaku industri yaitu penggunaan influencer marketing pada media sosial (Amalia
& Putri, 2019). Banyak para pelaku industri mengenalkan bisnis maupun usahanya agar cepat
dikenal semua orang dengan menggunakan influencer marketing . Influencer yang memiliki
pengikut yang banyak pada media sosialnya memudahkan atau dapat menarik perhatian dan
biasanya para pengikutnya akan mengikuti bahkan mencoba hal apa saja yang dikonsumsi
oleh influencer ini.

Dalam pemasaran ifluencer, dapat dipahami “influencer media sosial “ ini sebagai
blogger ,instagramer,facebooker, moderator grup di Xing dan Linkedln. Untuk Klompok
sasaran mengikuti mereka yang terlibat secara langsung dengan konten yang mereka posting.
Melalui kolaborasi dengan dunia bisnis para influencer melaporkan produk,layanan,tujuan,
dan sejenisnya dalam postingan yang berupa teks, gambar dan video mereka yang
diposting.mereka kemudian menguji/mencoba,menyajikan,atau mendeskripsikan. Influencer
media sosial dapat secara otentik menyampaikan pesan iklan kepada kelompok yang menjadi
target market pada postingan mereka. Jika mereka cerdas dan mempunyai keahliannya dalam
influencer marketing mereka hanya akan bekerja sama dengan brand-brand equity ternama
dan dengan topik dan profil presepsi mereka sendiri. Bisa dikatakan bahwa influencer
professional hanya akan menyajikan apa yang mereka yakini (Schulz & Academy, 2018).
Bentuk strategi pemasaran produk dalam media sosial ini beragam, contohnya seperti, iklan,
endorsement,paid promote,dan lainnya. Influencer berasal dari berbagai macam profesi, bisa
berupa selebrity, blogger,tokoh, dan sebagainya. Pembuataan konten pun influencer pastinya
melihat konsumen yang menjad tujuan tersamapainya promosi produknya, Salah satunya
pada generasi z, pengguna media sosial terbanyak saat ini.

Diantara banyaknya konsumen yang dalam kehidupan masyarakat di Pekalongan, generasi Z


muncul sebagai generasi yang paling menarik perhatian peneliti. Dalam data terbaru pada
badan statistic kota pekalongan penduduk yang masuk pada generas Z ini jumlahnya paling
tinggi 50.812,00 jiwa(Badan Pusat Statistik kotapekalongan, 2021). Generasi Z adalah
kelompok yang lahir antara rentang tahun 1995-2010 (Amalia & Putri, 2019). Apabila
merujuk pada penelitian ini yang ditulis pada tahun 2024, yang dimaksud dengan generasi Z
adalah kelompok yang berusia 14-27 tahun. Generasi Z berbeda de ngan generasi dahulu
mereka ,generasi baby boomers, generasi Y dan, generasi Z sudah mengenal dan terbiasa
dengan internet dan sosial media bahkan sejak mereka lahir. Di Indonesia sendiri internet
telah hadir pada tahun 1990 melalui indonet(Afandi et al., 2021). Generasi Z mengalami
perkembangan social media yang mengalami perubahan media sosial yang datang dan
berganti setiap masanya. Seperti facebook pada tahun 2004, youtube pada tahun 2005, twitter
pada tahun 2006, hingga Instagram pada tahun 2010, seiring berjalanya waktu pertumbuhan
mereka, maka dari itu tidak heran jika media sosial telah menjadi bagian dari hidup generasi
ini setiap harinya (Amalia & Putri, 2019).

Dalam hal ini menimbulkan banyak pertanyaan yang bedasarkan seberapa besar pengaruh
yang signifikan dari endorsemen yang dilakukan oleh influencer dan mengapa endorsemen
yang dilakukan oleh influencer istagram,tiktok dan media sosial lainnya dapat memberikan
pengaruh cukup pesat terhadap keputusan pembelian pada generasi Z. Instagram menjadi
platform terbaik saat ini yang digunakan oleh influencer untuk memasarkan produk
(Folkvord et al., 2020). Menurut laporan Nepoleon cat, saat ini diindonesia terdapat lebih
89,67 juta pengguna aktif Instagram, yang ternyata 60% pengguna aktif Instagram juga
berhubungan dengan UKM yang berkembang. Maka dari itu, banyak pihak yang
mempertanyakan pengaruh yang diberikan influencer Instagram terhadap generasi Z pada
saat melakukan endorsement.

Tujuan saya melakukan penlitian ini adalah untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh
influencer Instagram terhadap keputusan pembelian pada generasi z, yang saya fokuskan
pada faktor perilaku konsumen,faktor brand equty, dan faktor influencer. Dengan
mempengaruhi besar pengaruh endorsement influencer terhadap keputusan pembelian, maka
penelitian ini menelusuri pemikiran generasi Z yang memiliki masa depan sebagai penerus
bangsa, dengan pesatnya arus informasi yang didukung oleh tegnologi internet, terdapat
potensi besar untuk menjadi konsumen yang menjajikan. Hasil penelitian ini nantinya
diharapkan dapat memberikan kontribusi tidak hanya dari sudut pandang akademis namun
juga bagi para praktisi komunikasi pemasaran, khususnya yang menggunaka platform seperti
media sosial. Dengan demikian dengan latar belakang tersebut penelitian ini mengangkat
judul mengenai “ANALISA PENGARUH INFLUENCER MARKETING SEBAGAI
PEMASARAN TERHADAP SUATU KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BRAND
EQUITY PADA KONSUMEN GENERASI Z DIPEKALONGAN”

TINJAUAN PUSTAKA

a.Influencer

Influencer ,berasal dari kata influence yang berati kekuatan untu mempengaruhi
seseorang, pada hal, dan situasi tertentu. Menurut brown & hayes, influencer
merupakan pihak ketiga yang secara signifikan mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen, namun mungkin ikut bertanggung jawab atas hal tersebut(Amalia & Putri,
2019). Sedangkan Influencer marketing dapat didefinisikan sebagai proses
mengidentifikasi dan mengaktifkan individu yang memiliki pengaruh terhadap target
audiens atau media tertentu, untuk menjadi bagian dari kampanye sebuah merek untuk
meningkatkan jangkauan, penjualan, atau keterlibatan. Influencer marketing
merupakan perluasan dari konsep asli pemasaran dari mulut ke mulut, yang berfokus
pada konteks sosial dan dilakukan dengan cara yang lebih profesional. Ini adalah
bentuk pembangunan hubungan yang mungkin sangat membantu bagi merek yang
ingin memperluas audiens mereka dan mengubah mereka menjadi pelanggan setia
melalui kepercayaan dan keaslian. Pemasaran influencer cenderung dibagi menjadi
dua subpraktik: Yang pertama adalah influencer marketing yang dibayar. Ini berasal
dari hubungan yang tidak dibayar atau yang sudah ada sebelumnya dengan influencer
atau konten pihak ketiga yang dipromosikan oleh influencer untuk memajukan
pertumbuhan sosial pribadi mereka. Dan yang kedua adalah pemasaran influencer
berbayar: kampanye pemasaran influencer berbayar dapat berbentuk sponsor, iklan
pre-roll atau pesan testimonial dan dapat muncul di titik mana pun dalam konten.
Anggarannya sangat bervariasi dan biasanya didasarkan pada jangkauan audiens.
Pengaruh bisa datang dari berbagai tempat. Setiap orang, kelompok, merek, atau
tempat berpotensi menjadi influencer. Pemasaran influencer memiliki banyak
aplikasi. Beberapa pemasar menggunakan influencer marketing untuk membangun
kredibilitas di pasar, yang lain untuk menciptakan percakapan sosial di sekitar merek
mereka, yang lain lagi untuk mendorong penjualan online atau penjualan di dalam
toko produk mereka. Oleh karena itu, nilai yang diciptakan oleh influencer marketing
dapat diukur dengan berbagai cara(Sudha & Sheena, 2017).

b.Brand equity

Brand quity merupakan ekuitas merek didefinisan sebagai nilaitamnah yang dirasakan
pelanggan yang terkait dengan produk tertentu yang diperoleh dari sebuah merek
diluar nilai fungsional atau kebaikan dari produk tersebut. Pelanggan lebih cenderung
memiliki loyalitas terhadap merek tersebut, jika terdapat tingkat ekuitas merek yang
tinggi. Pelanggan dengan loyalitas merek menunjukkan pola pembelian berulang
terhadap merek yang disukai, dan mereka sering kali tidak memanfaatkan alternatif.
Mereka tidak terlalu rentan terhadap perubahan harga, dan mereka bersedia
membayar dengan harga premium. Karakteristik pelanggan yang loyal yang loyal
terhadap merek memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan pendapatan mereka
dan menurunkan biaya pemasaran karena mempertahankan pelanggan jauh lebih
hemat biaya dari pada menciptakan tingkat ekuitas merek yang unggul untuk
menghasilkan arus kas marjinal. Untuk membangun ekuitas merek, pemasar berusaha
membangun citra merek menegaskan bahwa citra merek adalah pendorong utama
brand equity (Lee et al., 2014). Jadi pada dasarnya ketika kita mempunyai usaha dan
sudah ada merek yang sudah dikenal banyak orang,dan usaha kita sudah menjadi
sukses dan berkembang nantinya.
c.Keputusan pembelian konsumen

Menurut ngorohoke, keputusan pembelian merupakan suatu proses terpadu yang


menggunakan kombinasi sikap dan pengetahuan untuk mengevaluasi dua pilihan atau
lebih dan memilih salah satunya.Menurut kloter Armstrong, konsumen biasanya
melalui bebrapa tahap sebelumnya mengambil keputusan pembelian, tahapan tersebut
meliputi pengenalan masalah, pencari infprmasi,evaluasi alternatif,keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian.Menurut SP, pengambilan keputusan adalah
pendekatan yang secara sistematis memahami sifat slternatif dan mengambil tindakan
yang tepat (Iii ,2017).
Berdasarkan definisi diatas, dapat kita simpulan bahwa keputusan adalah suatu
tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk. dalam hal ini
konsumen selalu mengasosiakan setiap pembelian suatu sikap pengetahuan bahwa
mereka akan melewati berbagai tahapan. Pilihlah alternatif solusi yang nyata hingga
akhirnya anda memutuskan sikap anda dan mengambil tindakan yang tepat.

d.Generasi z

Sumber:brainacademy.com

Kelompok ini mempeunyai ciri khas tersendiri yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
dari berbagai sumber sebagai berikut. Generasi veteran merupakan generasi yang
konservatif dan disiplin. Generasi baby boom adalah generasi yang materialistic dan
berorientasi pada waktu. Generas X merupakan generasi yang lahir pada awal
perkembangan computer (personal computer), video game, televise,kabel dan internet .
generasi ini dipandang mudah beradaptasi,menerima perubahan tangguh,mandiri dan
setia, mengutamakan citra,ketenaran,uang, dan kerja keras. Generasi Y atau dikenal juga
dengan sebutan generasi milenial merupakan generasi yang tumbu pada era booming
internet. Meski demikian Generasi Z memliki kemiripan dengan Generasi Y, namun
generasi ini dapat melakukan media sosial diponsel,browsing dikomputer, dan
mendegarkan music di headphone(Amalia & Putri, 2019).Gen Z merupakan generasi
yang sangat bergantung pada internet, khususnya media sosial. Mereka sangat senang
dengan popularitas mereka,mengumpulkan pengikut dan suka setiap mereka mengunggah
dimedia sosial. Jumlah waktu yang dihabiskan Gen Z dalam menggunakan media sosial
bisa berkisar 6-7 jam perhari, namun mereka akan memeriksa media sosial hamper setiap
jam (Liah et al., 2023). Generas Z ini lahir pada tahun 1995-2010 dari mulai umur 14-27
tahun .

PENELITIAN TERDAHULU

Berdasarkan penelitian terdaulu sebelumnya terkait topik influencer teradap keputusan


pembelian

1.penelitian yang dilakukan oleh schulz,sascha dalam jurnal islami marketing, dengan judul
influencer marketing akan menjadi mapan dala pemasaran online. Pada pembahasannya
membahas tentang bahwa influencer marketing dapat membawa bisnis akan berhasil jika
melakukan pemasaran online.

2. penelitian yang dilakukan oleh adhimurti citra amalia dan gabriella sagita putri, dalam
jurnal penelitian ilmu-ilmu sosial, dengan judul Analisa pengaruh sosial media terhadap
keputusan pembelian konsumen generasi Z dikota Surabaya. Pembahasanya menganaisi
tentang pengaruh sosial media terhadap keputusan pada generasi Z di Surabaya.

3. penelitian yang dilakukan Afandi,jimmy prawira samudra,sherley,Veren, Wisely Liang,


dengan judul pengaruh Endorsement influencer Instagram terhadap keputusan pembelian
pada Generasi Z. membahas tentang pengaruh influencer marketing terhadap keputusan
konsumen dalam membeli produk.

4.penelitian yang dilakukan Fatimah Wardah, Albari, dengan judul analisi pengaruh
influencer terhadap minat beli konsumen pada perusahaan JavaMifi. Membahas tentang
keputusan pembelian konsumen pada perusahaan JavaMifi terhadap pengaruh influencer.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh influencer sebagai pemasaran
dan keputusan pembelian pada generasi Z dipekalongan. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, sedangkan dalam pengumpulan data penelitian
ini menggunakan metode wawancara dan kuisioner (angket). Metodologi khusus ini
diharahkan untuk memperoleh hasil deskripsi yang deskriptip dan dapat diamati. Pada
hakikatnya metodologi pendekatan kualitatif adalah suatu teknik penelitian yang
memanfaatkan keunggulan data kualitatif. Hal in memungkinkan peneliti untuk
mendefinisikan dan menganalisis data melalui penyelidikan deskriptif (Pramesti et al., 2023).
Sumber data utama (primer) dalam penelitian ini yaitu jurnal, artikel, yang relevan,kata-kata,
dan tindakan dari narasumber,selebihnya adalah tambahan (sekunder) seperti dokumentasi
dan lain-lainnya. Yang dimaksud kata-kata dan tindakan disini yaitu kata-kata atau tindakan
yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber data utama (primer). Sedangkan sumber
data lainnya bisa berupa sumber tertulis (sekunder), dan dokumentasi.
Kemudian sumber data diperoleh dari hasil wawanc ara mendalam terhadap narasumber yaitu
secara langsung antara pewawancara dengan responden peneliti. Melalui meted ini
diharapkan peneliti mengetahui kebutuhannya. Setelah menulis penulis akan mereduksi data,
hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti ketika mencari data serta memudahkan dalam
mengumpulkan data sehingga bisa lebih jelas yang ditunjukan dalam bentuk gambaran pada
data yang sudah diresuki.

Tahapan selanjutnya yaitu menganaisis dara yang dilakukan oleh peneliti secara langsung
bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data ini diambil dari proses saat observasi
kondisi mahasiswa pada saat melakukan pembelian karna tergiur oleh endorsement
influencer. Analisis data yang digunakan peneliti yakni menggunakan kebenaran data.
Penelitian ini menggunakan informasi kebenaran yang ada pada saat penelitian. Kemudian
data yang ada diabandingkan dengan cara yang berbeda. Peneliti tidak hanya menggunakan
satu cara untuk membuktikan kebenaran namun menggunakan cara yang berbeda-beda untuk
mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti dapat menggunakan obsevasi, wawancara
mendalam,dan dokumentasi. Melalui berbagai perspektif diharapkan diperoleh hasil yang
mendekati kebenaran. Oleh karena itu,kebenaran pada tahap ini dilakukan jika data atau
informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan dalam
kebenarannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di era revolusi industri 4.0, media sosial menjadi sarana yang popular untuk melakukan
aktivitas jual beli. Banyak para pengusaha yang menggunkan jasa influencer marketing untuk
meningkatkan kualitas pemasaran dalam produk yang mereka jual. Influencer marketing ini
memberikan dampak signifikan terhadap perilaku konsumsi masyarakat khususnya pada
generasi Z milenial dan juga meningkatkan pengenalan suatu brand equity atau brand merek
pada masyarakat luas. Karena, dalam peningkatan penjualan produk harus memperhatikan
pemasaran dan target marketing yang signifikan untuk keberhasilan suatu usaha pada
perusahaan.

Pada dasarnya sales dan marketing menjadi pondasi dalam proses kegiatan pemasaran
Penjualan produk secara online maupun offline pada usaha yang dimiliki oleh perusahaan.
Kegiatan secara offline dalam melakukan pemasaran biasanya dengan cara mengikuti event
seperti acara- acara besar yang melibatkan banyak orang, konser, pameran, dan lainnya.
Dengan mengikuti event beberapa kegiatan tersebut tentunya dapat berpotensi besar dalam
pengenalan produk yang dijual dan menarik konsumen mengetahui citra merek dari produk
yang dijual oleh perusahaan tersebut. Dengan penjualan offline dapat memperluas
pengenalan produk konsumen pun dapat melihat secara langsung fisik dari produk yang
dijual.

Selain mengikuti event, perusahan yang telah memiliki merek atau brand juga akan
melakukan pemasarannya melalui media sosial untuk meningkatkan penjulan, pengenalan
produk secara lebih luas dan mudah dilihat dari kalangan mana saja dengan mudah. Dengan
menggunakan jasa influencer marketing yang telah menjadi tren masa sekarang. Perusahaan
memilih salah satu influencer yang signifikan dan berpengaruh dalam memasarkan
produknya. Kemudian, nantinya influencer ini akan menerima produk tersebut, nantinya akan
dibuatkan konten dari produk yang akan di jadikan bahan promosi dalam marketing.
Influencer akan mencoba, meriview produk tersebut dan mengenalkan pada masyarakat
melalui media sosialnya. Influencer akan merekomendasikan produk tersebut pada para
pengikut di instagramnya untuk membeli produk tersebut. Dengan influencer membuat
konten yang semenarik mungkin membuat para penonton menjadi penasaran, dan mencoba
produk yang dipakai oleh influencer tersebut.

Strategi pemasaran produk brand equity digunanakan perusahaan mengacu pada strategi
marketing mix, serangkaian bentuk strategi pemasaran dengan berbagai macam kegiatan
penjualan dalam menjual dan mempromosikan produk oada konsumen dengan efektif,
sehingga mendapat hasil yang memuaskan. Identifikasi penggunaan strategi mix pada brand
equity di perusahaan sebagai berikut:

1.produk
Dalam perusahaan berfokus pada kualitas produk yang dijual oleh suatau perusahaan,
dengan produk tersebut memiliki kualitas yang bagus dan memili nama atau brand
merek tentunya akan membuat konsumen memilih produk tersebut. Produk-produk
yang dijual pastinya disesuiakan dengan kebutuhan konsumen. Kemudian dengan cara
memberikan sattu ciri khas pada produk, dari segi bentuk yang baru, kualitas hal
tersebut dapat menunjukan perusahaan berinovasi terhadap produk baru sehingga
dapat menarik banyak konsumen dan meningkatkan pemasaran perusahaan dalam
keputusan pembelian dari konsumen.

2. harga
Menghadirkan produk yang cukup affordable dengan menyajikan produk sesuai
harga, menawarkan produk satuan sehingaa konsumen mendapatkan harga yang
sesuai. Apabila ada paketan bundling suatu produk pastinya perusaan akan
memberikan cashback atau diskon dengan harga yang lebih murah dari harga
satuannya. Contohnya, ketika konsumen membeli produk makanan, skincare, fashion
biasanya ada yang terjual terpisah dengan harga masing-masing produk. namun
dengan adanya paketan satu set baju,paketan perawatan skincare, paketan makanan
dan minuman pastinya pihak perusahaan pun akan menajikan harga yang lebih murah.
Tetapi tidak menutup kkesempatan bagi konsumen apabila ingin membeli produk
satuan sesuai kebutuhan konsumen. Selain itu juga perusahaan pastinya juga akan
memberikan harga khusus apabila konsumen membeli produk tersebut dengan jumlah
banyak, atau nantinya akan dijual kembali jadi disini konsumen menjadi reseller
produk tersebut dan harga yang dibelinya pun lebih murah dibanding harga normal.

3. konsumen
Konsumen yang menjadi target marketing kali ini yaitu para Generasi Z
mahasiwa,pelajar,pekerja di pekalongan yang masuk dalam kategori. Konsumen yang
akan di teliti oleh peneliti mahasiswa dengan kelahiran 1999-2004 dengan usia 19-24
tahun. Konsumen ini yang biasa membeli produk karena sedang trend an
dipromosikan oleh influencer. Generasi Z ini banyak menggunakan sosial media dan
mengikuti perkembangan dalam tegnologi. Jadi, menjadi target marketing para
influencer dalam mempromosikan produk endorsement .
4.tim marekting
Seorang yang menjalankan pemasaran menjadi dasar penting bagi suatu perusahaan,
tidak hanya melakukan dari pihak kariwan dalam pemasaran yaitu tim marketing.
Dalam pemasaran suatu produk juga membutuhkan tim marketing dari luar seperti
influencer yang masih menjadi trend sekarang dalam promosi produk agar dapat
dikenal secara luas oleh masyarakat.
5.promosi
Perusahaan berfokus pada komunikasi pemasaran dengan para target konsumen
melelui influencer marketing, dengan cara mempromosikan produknya dengan
bekerja sama bersama artis dan influencer ternama yang masih naik , followers yang
banyak dimedia sosial. Disamping itu perusahaan menggunakan media sosial pribadi
dari bisnis yang dibuat seperti, Instagram,facebook dan tiktok menyajikan promosi
iklan, dengan memberikan akses promo untuk syarat dan ketentuan yang berlaku
dalam pembelian produk-produknya, public reaction, dan direc marketing.

6.kepercayaan
Kepercayaan dalam meyakinkan konsumen melalui konten yang dibuat dalam
mempromosikan produk yang dibuat. Kepercayaan konsumen juga dapat
meningkatkan kualitas dari produk, peningkatan penjualan, serta berkembangnya dari
perusahaan atas produk yang dijual.

Pengaruh Influencer Marketing dalam keputusan pembelian Generasi Z

Penggunaan media sosial merupakan hal yang penting bagi perusahaan, tertama untuk
perusahaan yang mempunyai brand produk yang butuh dikenal secara lebih luas untuk
mengenalkan produk yang dijualnya. Pada perkembangan digital sendiri menjadi acuan
dalam melakukan pemasaran secara online dimedia sosial, menjadi saraa bagi perusahan
untuk mengenalkan, menyebarluaskan, membangun citra merek, reputasi, serta membangun
hubungan dengan berbagai jenis bisnis. Berdasarkan hasil deskriptif partisipasi penulis
sebagai intership, penulisan dilibatkan penuh dalam seluruh proses kegiatan pemasaran.
Dimana penulis selaku mahasiswa sangat mendalami ilmu pemasaran dan ilmu tegnologi
informasi dari berbagai sumber.

Dalam proses pemasaran menggunakan influencer penulis mengambil sempel influencer dari
kabupaten pekalongan yang masih hits, banyak digunakan oleh para pelaku usaha dalam
mempromosikan produknya. Dalam postingan influencer ini banyak mempromosikan
berbagai bentuk produk yang sudah mempunyai merek, dari poduk elektronik, fashion,
tempat makan dan brand merek lainnya.
Sumber: Instagraminfluence@aufiena

Penulis mengamati bahwa dengan penggunan influencer dalam mempromosikan sebuah


brand produk kepada masyarakat sangat efektif dalam memperoleh konsumen dalam
pembelian suatu produk. aktifitas interaksi dan aktivitas perusahaan bersama konsumen
dalam media sosial akan meningkatkan kualitas perusahaan, brand equity, kenudian
peningkatan pembeli, serta dapat menambah jumlah pengikut seiring dengan postingan yang
aktif pada media sosial. Para Generasi Z pun mengakui bahwa sebelum membeli suatu
produk melihat riview, konten dari para influencer, rating terlebih dahulu, riview dari seorang
influencer bagi para Generasi Z penting guna melihat terlebih dahulu sebelum melakukan
pembelian. Apalagi produk yang dipakai oleh influencer yang notabenya seorang yang
banyak dikagumi, ditiru pakaiannya, gaya hidupnya oleh masyarakat. Jadi, membuat
masyarakat terpengaruh atas promosi yang dilakukan influrncer tersebut dimedia sosialnya.
Hal ini penggunaan infliencer marketing sebagai promosi suatu usaha berpengaruh atas
keputusan pembelian terhadap Generasi Z yang berda di pekalongan. Generasi Z di
Pekalongan banyak yang mengikuti trend yang masih hits apalagi dipromosikan oleh
influencer yang banyak dikenal membuat ingin pula mencoba.

Pelaksanaan Influencer Marketing

Selama melaksanakan kegiatan magang di Perusahaan penulis menganalisis strategi


pemasaran yang digunakan pada platform online adalah dengan menggunakan influencer
marketing atau dengan metode iklan endorsement di mana melibatkan influencer guna
mendapatkan engagement dan menjangkau audience yang lebih luas. JavaMifi telah
berkolaborasi dengan berbagai influencer untuk mengenalkan produk mereka kepada
audience ataupun pengikut media sosial mereka.

Kesimpulan

Perkembangan tegnologi pada sekarang ini membuat banyak perubahan salah satunya pada
dunia pemasaran. Media sosial sekarang menjadi salah satu cara terbaru dalam prasarana
yang masih digunakan oleh pembisnis dalam mempromosikan produk yang dijualnya.
Dikalangan masyarakat tepatnya pada Generasi Z yang pengguna media sosial membuat
menjadi salah satu target marketnya. Kemudahan dalam berbelanja det marketnya.
Kemudahan dalam berbelanja dalam media sosial membuat para gealam media sosial
membuat para Generasi Z menyukai sistem bmenyukai sistem belanja secara online. keputusa
secara online. keputusa secara online.keputusan pembelian.

Hasil penelitian membuktikan bahwa faktor trust mempengaruhi keputusan pembelian pada
generasi Z. Faktor trust ini berkaitan dengan kreadibilitas dan kejujuran suatu merek produk
dan influencer yang mengulasnya. Penelitian ini telah membuktikan bahwa keputusan
pembelian oleh generasi Z dipengaruhi faktor trust kepada suatu merek produk dan influencer
tertentu. Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya
Daftar pustaka

Afandi, A., Samudra, J. P., Sherley, S., Veren, V., & Liang, W. (2021). Pengaruh
Endorsement Influencer Instagram Terhadap Keputusan Pembelian pada Generasi Z.
Komunikologi: Jurnal Pengembangan Ilmu Komunikasi Dan Sosial, 5(1), 15.
https://doi.org/10.30829/komunikologi.v5i1.9272
Amalia, A. C., & Putri, G. S. (2019). Analisa Pengaruh Influencer Social Media Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Generasi Z di Kota Surabaya. 20(September), 51–59.
Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan. (2021). Jumlah Penduduk menurut kelompok umur.
In BPS Sumatera Selatan.
Folkvord, F., Roes, E., & Bevelander, K. (2020). Promoting healthy foods in the new digital
era on Instagram: an experimental study on the effect of a popular real versus fictitious
fit influencer on brand attitude and purchase intentions. BMC Public Health, 20(1), 1–8.
https://doi.org/10.1186/s12889-020-09779-y
Iii, B. A. B. (2017). 300853058. 25–43.
Lee, J. L., James, J. D., & Kim, Y. K. (2014). A Reconceptualization of Brand Image.
International Journal of Business Administration, 5(4), 1–11.
https://doi.org/10.5430/ijba.v5n4p1
Liah, A. N., Maulana, F. S., Aulia, G. N., Syahira, S., & Nurhaliza, S. (2023). Pengaruh
media sosial terhadap Degradasi Moral Generasi Z. Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 2(1),
68–73.
Pramesti, A., Novitasari, C., & Oktaviani, D. (2023). Penerapan Manajemen Operasional Di
Era Digital Dan Perkembangan E – Commerce. Economics Business Finance and
Entrepreneurship, 1(1), 88–97.
Schulz, S., & Academy, I. M. (2018). dass Influencer- Marketing sich im fest etablieren wird
“. 38–41.
Sudha, M., & Sheena, K. (2017). Consumer Decision Process: Impact of Influencers in the
Fashion Industry. SCMS Journal of Indian Management, 93(3), 14–29.
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?
T=JS&PAGE=reference&D=emed5&NEWS=N&AN=12656442
.

Anda mungkin juga menyukai