2
I. PENDAHULUAN
I. 1 Latar Belakang
Media sosial merupakan salah satu media yang tidak bisa terlepas dari
kehidupan zaman sekarang, terutama bagi generasi millenial atau generasi Y 1 dan
generasi Z2. Generasi ini sering disebut generasi praktis, karena untuk
mendapatkan informasi cukup dengan mengakses internet. Kehidupan mereka
cenderung bergantung pada teknologi. Seiring berkembangnya teknologi, media
sosial menjadi salah satu yang memiliki peranan yang penting bagi kehidupan
kita. Salah satu peranannya yaitu dalam mendirikan usaha atau berbisnis. Media
sosial dianggap sebagai sarana jitu untuk memasarkan produk atau jasa
secara online.
Media sosial merupakan sarana yang efektif serta komunikatif untuk
mempromosikan barang, salah satunya yaitu melalui Instagram. Instagram adalah
aplikasi berbagi foto video yang memungkinkan pengguna mengambil foto,
mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya kepada publik.
Fitur yang menarik didalamnya menjadikan Instagram sebagai media sosial yang
paling diminati setelah Facebook. Di tengah kepopulerannya, kini Instagram
banyak dimanfaati oleh penggunanya untuk membuka usaha atau berbisnis.
Membuka usaha online di Instagram sangatlah mudah. Strategi
pemasarannya pun cukup mudah, hanya dengan membuat konten akun tersebut
menjadi menarik sehingga konsumen tertarik untuk membeli atau dengan
melakukan kegiatan celebrity endorsement. Celebrity endorsement merupakan
suatu bentuk iklan yang melibatkan orang terkenal yang memanfaatkan ketenaran
mereka untuk membantu mempromosikan produk atau layanan tersebut. Artis,
entertainer, atlet, dan publik figur atau yang biasa disebut
celebrity endorser memberikan dukungan terhadap produk yang
dipromosikannya. Celebrity endorser diharapkan menjadi juru
________________
1
Generasi millenial atau generasi Y adalah orang-orang yang3lahir diantara tahun 1981 sampai dengan 1996
2
Generasi Z adalah orang-orang yang lahir diantara tahun 1997 sampai dengan 2010
bicara merek agar cepat melekat di benak konsumen, sehingga
konsumen mau membeli barang tersebut. Namun, dalam
prosesnya tidaklah sedikit celebrity endorser yang memberikan
review dengan komentar yang palsu. Mereka diminta oleh pihak
penjual hanya untuk memberikan review, komentar, atau
tanggapan yang bersifat positif agar produknya cepat melekat di
hati konsumen.
I. 2 Rumusan Masalah
Diperkirakan sebesar 50% dari mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya
angkatan 2019 pernah membeli barang secara online di Instagram. Maka dari itu,
dalam karya tulis ini penulis menentukan beberapa pokok masalah yang akan
menjadi inti pembahasan, yaitu:
1. Apakah keterkaitan antara expertise (keahlian), trustworthiness
(kepercayaan), attractiveness (daya tarik) yang dimiliki celebrity
endorser dan minat beli mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya
angkatan 2019?
2. Apakah kegiatan celebrity endorsement dapat meningkatkan minat beli
mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019?
3. Apakah mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019
memiliki cara lain untuk mendapatkan informasi produk jika tidak
menggunakan celebrity endorsement?
I. 3 Tujuan
Diperkirakan sebesar 50% dari mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya
angkatan 2019 pernah melakukan belanja online di Instagram. Maka dari itu,
penulis menentukan tujuan yang disusun berdasarkan rumusan masalah yang ada:
a. Mengetahui keterkaitan antara kejujuran, daya tarik, dan keahlian
celebrity endorser dengan pengaruh terhadap minat beli mahasiswa/i
Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019
b. Mengetahui pengaruh adanya kegiatan celebrity endorsement terhadap
minat beli mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019
4
c. Mengetahui cara lain yang dilakukan mahasiswa/i Universitas
Prasetiya Mulya angkatan 2019 untuk mendapatkan informasi produk
jika tidak menggunakan celebrity endorsement
5
1. Memposisikan merek, melalui periklanan perusahaan pasar dapat
memposisikan produknya dengan membedakan diri dengan produk
pesaing.
2. Mendorong konsumen untuk mencoba, dengan menyampaikan pesan-
pesan yang persuasif, khalayak didorong untuk mencoba menggunakan
produk atau merek yang ditawarkan.
3. Membina loyalitas, dengan beriklan akan semakin memantapkan
keberadaan pelanggan yang loyal. Artinya, perusahaan ingin
menyampaikan bahwa merek dan produk yang pernah digunakan
konsumen masih tetap ada dipasar.
4. Mengumumkan cara baru pemanfaatan, inovasi atau cara baru
pemanfaatan dapat diketahui khalayak melalui iklan.
5. Meningkatkan citra, dengan iklan akan meningkatkan citra produk, merek
maupun perusahaan.
6
seluruh elemen bauran promosi. Selain digunakan untuk beriklan, internet juga
dapat digunakan untuk melakukan kegiatan promosi bentuk lainnya, seperti
promosi penjualan dengan kupon, kontes dan undian secara online. Internet juga
dipandang sebagai suatu instrumen berkomunikasi pemasaran yang bersifat
mandiri. Karena sifatnya yang interaktif, internet menjadi cara yang efektif untuk
berkomunikasi dengan konsumen. Hal ini dibenarkan oleh banyak perusahaan
yang mengaku mendapat banyak keuntungan sebagai akibat dari berkomunikasi
melalui internet.
7
2. Kepercayaan (Trustworthiness) mengacu pada kejujuran, integritas dan
dapat dipercayai khalayak sebagai seorang sumber
3. Daya Tarik (Attractiveness) bukan hanya daya tarik fisik melainkan
sejumlah karakteristik yang dapat dilihat khalayak dalam diri pendukung;
sifat-sifat, kepribadian, gaya hidup, dan lain sebagainya
Selebriti bisa menjadi alat pemasaran suatu produk yang sangat penting,
daya tariknya yang luar biasa dan memiliki penggemar yang banyak bisa menjadi
hal yang tidak dimiliki orang lain. Selebriti memiliki inner beauty, kharisma dan
kredibilitas. Selebriti memiliki daya tarik yang dapat dijadikan strategi yang
efektif bila digunakan oleh pengiklan dalam mempromosikan produk maupun
jasa.
II. 4 Instagram
Instagram berasal dari pengertian dari keseluruhan fungsi aplikasi ini. Kata
"insta" berasal dari kata "instan", seperti kamera polaroid yang pada masanya
lebih dikenal dengan sebutan "foto instan". Sedangkan untuk kata "gram" berasal
dari kata "telegram" yang cara kerjanya untuk mengirimkan informasi kepada
orang lain dengan cepat. Sama halnya dengan Instagram yang dapat mengunggah
foto dengan menggunakan jaringan internet, sehingga informasi yang ingin
disampaikan dapat diterima dengan cepat. Oleh karena itulah Instagram
merupakan lakuran3 dari kata instan dan telegram.
Roesma dan Mulya (2018: 26) mengatakan bahwa penggunaan media
sosial Instagram menempati posisi ke-2 setelah Facebook. Menurut survei yang
diadakan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia pada Oktober 2016,
pengguna Instagram mencapai angka 19,9 juta. Instagram hadir di tahun 2010 dan
mulai meledak di Indonesia pada tahun 2012. Menurut data dari Statista yang
adalah portal statistik Indonesia, pengguna Instagram melonjak menjadi 45 juta di
bulan Juli 2017 yang berarti menempati peringkat tertinggi di Asia Pasifik. Selain
itu, hal ini diperkuat dengan adanya data dari Global Web Index 2016 yang
mencatat bahwa rata-rata orang Indonesia menghabiskan 2,5 jam per hari untuk
menggunakan ponsel dan 95% waktu tersebut digunakan untuk berinternet atau
bermedia sosial.
8
Kini, Instagram telah menjadi sumber penghasilan bagi banyak orang,
khususnya influencer (sosok yang memberi pengaruh), buzzer (sosok yang
menciptakan), KOL (Key Opinion Leader)4, selebgram. Keempat hal tersebut
merupakan istilah untuk mereka yang terkenal atau naik daun akibat postingan
foto dan video di media sosial, terutama Instagram. Sebelum era video hadir, para
influencer harus pintar merangkai kata agar dapat menyampaikan product
knowledge dengan sempurna. Kemudian hadirlah era Instagram yang kekuatan
visualnya membuat berbagai pihak semakin menggeser alokasi beriklannya dari
TV yang mahal ke media sosial yang semakin banyak menarik penggemar.
Untuk dapat dikategorikan selebgram, pemilik akun media sosial harus
memiliki setidaknya 10.000 followers. Maka dari itu, keterlibatan atau
engagement-nya juga harus tinggi. Idealnya, jumlah like yang didapatkan
setidaknya mencapai sepuluh persen dari jumlah followers. Pemilik produk alias
________________
brand
3
membutuhkan
Lakuran adalah influencer
kata yang menggabungkan dua/ lebihuntuk create
kata atau bagian awareness
kata untuk atau
menghasilkan menciptakan
arti gabungan
4
KOL (Key Opinion Leader) adalah sosok individu yang ide, pemikiran, dan ucapannya dipercaya oleh sekelompok
kesadaran
orang yang adasekaligus
di sekitarnya merangkul massa secara viral. Viewers belum tentu membeli
produk tersebut, tetapi setidaknya mereka mengenal dan tahu bahwa produk itu
ada. Karena di-repost dan menjadi viral, sekelompok orang yang mampu membeli
akan sadar keberadaan produk tersebut dan penasaran untuk mencoba. Kegiatan
ini dapat dikategorikan sebagai digital marketing.
9
4. Keinginan untuk mengetahui produk
5. Keinginan untuk memiliki produk
10
pengetahuan, pengalaman, atau keterampilan yang dimiliki oleh seorang
pendukung yang berhubungan dengan topik iklannya.
Diagram III.1.2
11
Sebanyak 19 mahasiswa (44,2%) sangat setuju jika tampilan foto
yang dibuat oleh celebrity endorser dapat meningkatkan minat belinya,
sementara 16 mahasiswa (37,2%) menjawab setuju, 7 mahasiswa (16,3%)
kurang setuju, dan 1 mahasiswa (2,3%) tidak setuju. Berdasarkan jawaban
responden, terlihat rata-rata mahasiswa menjawab sangat setuju jika
celebrity endorser dengan tampilan foto yang menarik dapat
meningkatkan minat beli. Hal ini berkaitan dengan kemampuan celebrity
endorser dalam berestetika untuk membuat iklan yang paling menarik agar
dapat meningkatkan minat beli konsumen. Hal ini juga sesuai dengan salah
satu indikatior celebrity endorser menurut Royan, yaitu Power yang
berhubungan dengan kemampuan celebrity dalam menarik konsumen
untuk membeli. Sehingga berdasarkan data yang didapat, terbukti bahwa
tampilan foto yang menarik sangat dapat meningkatkan minat beli
sebagian besar mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019.
Diagram III.1.3
12
yaitu Power yang berarti kemampuan celebrity dalam menarik konsumen
untuk membeli. Sehingga, dari data di atas terbukti bahwa caption/ judul
foto yang menarik dapat meningkatkan minat beli sebagian besar
mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019.
Menurut Shimp, trustworthiness juga merupakan salah satu dari
dimensi celebrity endorser yang mana mengacu pada kejujuran, integritas
dan dapat dipercayai khalayak sebagai seorang sumber.
Diagram III.1.4
13
Popularitas seorang celebrity endorser dapat meningkatkan minat beli
saya
Diagram III.1.6
Diagram III.1.3
14
Sebanyak 6 mahasiswa (14%) sangat setuju jika celebrity endorser
dengan image yang bagus dapat meningkatkan minat belinya, sedangkan
14 mahasiswa (46,5%) menjawab setuju, 18 mahasiswa (16,3%) kurang
setuju, dan 3 mahasiswa (7%) tidak setuju. Berdasarkan jawaban
responden, terlihat rata-rata mahasiswa menjawab kurang setuju jika
celebrity endorser dengan followers yang banyak dapat meningkatkan
minat beli. Hal ini menunjukkan bahwa dari sekian banyaknya pengikut
belum tentu menjamin kesempurnaan atau keaslian suatu produk yang
dipromosikannya. Celebrity endorser dapat berbohong atau berbicara
sesuatu yang palsu tentang produk yang dipromosikannya. Dari data di
atas, terbukti bahwa celebrity endorser dengan followers yang banyak
kurang dapat meningkatkan minat beli mahasiswa/i Universitas Prasetiya
Mulya angkatan 2019.
III. 2 Pengaruh kegiatan celebrity endorsement terhadap minat beli
mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019
15
7%
9%
Ya
Tidak
Kadang-kadang
84%
Diagram III.2.1
16
III. 3 Cara lain yang dilakukan mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya
angkatan 2019 untuk mendapatkan informasi produk jika tidak
menggunakan celebrity endorsement
Iklan TV 2 bagi
Review (di google/ youtube/ blog) 25 konsumen
Mengunjungi toko 16 yang tidak
Pengalaman orang lain 24
Tags photo di instagram 1
Iklan lain di instagram 2
Tidak mencari lebih lanjut 1
Tidak pernah berbelanja online 1
0 5 10 15 20 25 30
Diagram III.3.1
17
produk/ jasa, 2 mahasiswa (5,4%) menggunakan iklan TV untuk mencari
informasi produk, 25 mahasiswa (67,6%) menggunakan review di google,
youtube, blog, atau situs lainnya, 16 mahasiswa (43,2%) melihat produk
secara langsung di toko offline, 24 mahasiswa (64,9%) mencari tahu
melalui pengalaman orang lain, 1 mahasiswa (2,7%) menggunakan foto
bertanda di instagram, 2 mahasiswa (5,4%) menggunakan iklan di
instagram, dan 2 data tidak valid karena menjawab tidak mencari lebih
lanjut dan tidak pernah belanja online. Tiga puluh tujuh mahasiswa ini
tidak menggunakan celebrity endorsement karena tidak percaya sebab
celebrity endorser dibayar untuk mempromosikan produk tersebut
sehingga tidak murni pendapatnya sendiri. Menurutnya, celebrity endorser
juga sering mengpromosikan secara asal, hanya menyalin caption foto, dan
tidak memastikan produk yang dipromosikan tersebut benar-benar bagus.
Cara yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa Universitas Prasetiya
Mulya angkatan 2019 yaitu melihat review di google, youtube, atau blog.
18
IV. PENUTUP
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil penelitian serta pembahasan yang
telah penulis susun, penulis dapat memberi kesimpulan dan saran atas
pengambilan data yang telah penulis lakukan. Berikut ini adalah kesimpulan dan
saran yang penulis tarik dari data yang telah didapat:
IV. 1 Kesimpulan
1. Expertise seorang celebrity endorser dapat dipercaya untuk
meningkatkan minat beli, trustworthiness dari celebrity endorser
belum dapat diyakini untuk dapat menjadi acuan pencarian informasi
produk, & attractiveness yang dimiliki celebrity endorser dapat
meningkatkan minat beli mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya
angkatan 2019.
2. Kegiatan celebrity endorsement dapat meningkatkan minat beli
mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019 yaitu sebesar
84% dari mahasiswa/i.
3. Mahasiswa/i Universitas Prasetiya Mulya angkatan 2019 memiliki cara
lain dalam memperoleh informasi produk/ jasa yaitu antara lain,
dengan iklan TV, review di google, youtube, blog, dan situs lainnya,
melihat produk secara langsung di toko offline, dari pengalaman orang
lain, foto bertanda di instagram, dan iklan lain di instagram.
IV. 2 Saran
Berdasarkan data yang diperoleh, banyak celebrity endorser yang tidak
jujur dalam menyampaikan pesan iklannya. Oleh karena itu, penulis dapat
19
memberikan saran atas hasil penelitian. Berikut ini saran yang penulis
utarakan:
1. Bagi konsumen, mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang
produk yang akan dibeli sehingga tidak salah membeli suatu produk.
2. Bagi perusahaan, menciptakan iklan yang paling kreatif agar menarik
perhatian konsumen untuk membeli dengan memperhatikan
kepercayaan, daya tarik, dan keahlian seorang endorser sehingga dapat
meningkatkan citra perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Prenadamedia Group.
2. Roesma, Joy, dan Nadia Mulya. (2018). Media Sosialita. Jakarta: PT.
Ekonisia.
5. http://bayu-andella.blogspot.com/2016/05/landasan-teori-pengaruh-
7. https://bukuteori.com/2018/09/14/pengertian-peran-dan-indikator-celebrity-
20
8. http://nthatembem.blogspot.com/2010/11/pengertian-tujuan-fungsi-dan-
9. http://www.pendidikanekonomi.com/2013/02/pengertian-dan-fungsi-
21