Media baru merupakan hal yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia di abad 21.
Salah satu komponen penting dan tidak dapat dilupakan yang ada pada media baru ialah
digital marketing. Secara sederhananya, pengertian dari digital marketing sendiri ialah
melakukan pemasaran atau promosi sebuah produk atau brand melalui dunia digital atau
internet. Perlahan tapi pasti orang-orang mulai beralih untuk menggunakan media baru
sebagai media dalam melakukan pemasaran serta promosi. Semakin banyak orang berpindah
dari marketing konvensional ke marketing digital. Melihat begitu besar prospek yang
diberikan oleh dunia digital, orang-orang tidak ingin ketinggalan dalam memanfaatkan secara
penuh kesempatan yang ada. Chaffey dan Chadwick menyebutkan bahwa “Digital marketing
is the application of the internet and related digital technologies in conjunction with
traditional communications to to achieves marketing objectives.”. Digital marketing
merupakan pengaplikasian internet dan hubungannya dengan teknologi digital bersamaan
dengan komunikasi tradisional untuk mencapai tujuan marketing.
Digital marketing mempermudah seorang marketers untuk menjual secara luas bahkan
mampu mendunia hanya dengan media baru yakni media internet khususnya social media.
Hari ini, tidak hanya market place seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, dan lainnya yang
menyediakan fitur untuk jual beli. Social media kini ikut berperan penting sebagai tempat
bertemunya orang untuk menjual dan membeli barang. Sosial media yang dimanfaatkan
untuk pemasaran atas produknya dalam dunia marketing sering dikenal sebagai istilah social
media marketing. Social media marketing merupakan salah satu strategi pemasaran dilakukan
secara online sebagai sarana untuk mempromosikan produk atau jasa yang kini mulai
diminati oleh banyak marketer dan dianggap efektif karena pengguna sosial media kian
berkembang dan bertambah banyak seiring berjalannya waktu. Social media marketing
merupakan bentuk pemasaran menggunakan internet yang melibatkan pembuatan konten di
jejaring media sosial untuk menciptakan branding produk.
Cara kerja social media marketing ialah membangun audiens untuk melek brand. Melek
brand disni maksudnya audiens dapat mengetahui dan memahami informasi terkait produk
atau brand yang dijual. Sehingga audiens akan merasa familiar dengan produk yang
dipasarkan. Sosial media dimanfaatkan sebagai tempat atau media untuk membangun hal
tersebut hingga target pasar dapat terkumpul. Awalnya marketer akan berlomba-lomba untuk
mendapatkan awareness terhadap produknya agar nantinya melakukan pembelian sebagai
hilirnya. Tak berhenti sampai decision to buy, marketer juga masih harus mempertahankan
customer agar tetap menggunakan produk maupun jasanya setelah melakukan buying. Oleh
karena itu, digital sangat berperan penting dalam usaha mempromosikan produk maupun
jasa.
Ketika calon konsumen berada pada tingkat pertama Atenttion (A), berarti pesan atau
informasi pada suatu brand berhasil sampai ke benak audiens. Calon konsumen mendapatkan
informasi untuk pertama kalinya mengenai brand tersebut. Brand berhasil mendapatkan
atensi dari audiens. Hal ini yang disebut oleh brand awareness dimana brand berusaha untuk
menyebarluaskan informasi atau edukasi mengenai produk yang dijualnya agar khalayak luas
mengetahui bahwa brand tersebut exist atau ada. Tingkat selanjutnya ada pada Interest (I).
Interest memiliki arti yakni ketika calon konsumen mulai tertarik dengan brand yang baru
saja diketahuinya. Ketertarikan pada konten yang dibuat atau pada produk itu sendiri yang
cukup menarik perhatian konsumen sampai menimbulkan ketertarikan. Setelah merasa
tertarik, calon konsumen akan cenderung mencari informasi lebih lanjut setelah mendapatkan
informasi untuk pertama kalinya saat masih ditahap attention. Pada tahap ini, calon konsumen
akan mencoba mencari informasi sedetail-detailnya bahkan sampai membandingkan produk
dengan brand kompetitior. Pada dasarnya, saat ini kebanyakan calon konsumen adalah smart
customer. Smart customer disini memiliki maksud bahwa konsumen pada hari ini selalu
melakukan riset terlebih dahulu sebelum benar-benar memutuskan untuk membeli produk
dari suatu brand. Konsumen akan melakukan pencarian informasi sedetail-detailnya,
melakukan perbandingan kualitas dan harga suatu produk pada brand yang berbeda sehingga
ketika pada saat akan memutuskan untuk membeli konsumen tidak merasa kecewa dan sesuai
dengan ekspektasinya. Jika calon konsumen setelah mendapatkan paparan informasi untuk
pertama kalinya dan terdapat ketertarikan hingga pada akhirnya mulai mencari informasi
yang dibutuhkan maka tingkatannya akan naik ke tingkat ketiga yaitu, Search (S). Pada
tingkat ini besar kemungkinan konsumen untuk membeli produk akan lebih tinggi. Sebab,
tingkat ini berada di atas tingkatan interest dimana konsumen sudah pasti memiliki
ketertarikan lebih hingga memunculkan keinginan untuk mencari detail informasi mengenai
produk. Setelah konsumen merasa cukup atas informasi yang didapat maka selanjutnya akan
terjadi Action (A). Konsumen pada akhirnya melakukan pembelian setelah melalui 3 tahap
sebelumnya. Konsumen yang telah mencapai tingkat action seharusnya telah yakin
setidaknya 50-70% terhadap produk yang dibelinya. Melihat sebelum memutuskan untuk
membeli, konsumen telah melalui cukup banyak proses yakin Attention, Interest, dan Search
maka jika konsumen memutuskan untuk membeli setidaknya pada tahap ini marketer telah
sukses setidaknya dalam melakukan promosi dan edukasi terhadap brand yang dijual. Tidak
berhenti pada tingkat action, konsumen akan melalui tahap terakhir yaitu Share (S).
Konsumen akan secara suka rela memberi beberapa komentar, ulasan ataupun review secara
cuma-cuma kepada khalayak umum. Konsumen akan menceritakan pengalamannya setelah
membeli produk. Jika produk yang dibeli memuaskan maka konsumen akan memberikan
review secara positif. Hal yang berkebalikan akan terjadi jika konsumen mendapatkan
pengalaman buruk terhadap brand/produk yang baru saja dibelinya. Oleh karena itu,
meskipun konsumen telah mencapai puncak attention dan share marketer tetap
mempertimbangkan kondisi yang ada dan harus mau menerima masukan dan saran terhadap
produk agar konsumen tak enggan untuk datang kembali dan melakukan repurchase.
Kembali ke pembahasan media baru marketing khususnya social media marketing,
salah satu yang menjadi alasan mengapa sosial media merupakan tempat yang tepat untuk
melakukan promosi ialah banyaknya pengguna sosial media. Menurut Digital 2021: The
Latest Insights Into The State of Digital, menyebutkan bahwa dari 274,9 juta penduduk yang
ada di Indonesia, 170 juta di antaranya telah aktif menggunakan media sosial.. Sedangkan
jika dilihat pengguna media sosial sedunia melalui We Are Social mencatat jumlah pengguna
media sosial secara global terus meningkat setiap tahunnya. Pada awal bulan 2021, angkanya
telah mencapai 4,2 miliar atau tumbuh 13,2% dibandingkan periode yang sama tahun 2020.
Jika dirinci, rata-rata lebih dari 1,3 juta pengguna baru di media sosial setiap harinya sejak
2020. Alasan selain pengguna sosial media yang semakin bertumbuh, sosial media juga
merupakan media yang praktis dan memudahkan seseorang dalam menjalani rutinitasnya.
Adapula peran media sosial dalam dunia marketing dan bisnis:
4. Memahami kompetitor
Sosial media mampu memberikan informasi penting yang diperlukan dari kompetitor. Hal ini
dilakukan demi mendapatkan strategi pemasaran yang lebih baik dan tepat. Perlunya
melakukan analisis terhadap teknik dan strategi marketing apa saja yang digunakan oleh
kompetitor. Setelah mengetahui kekurangan dari kompetitor maka dapat dicari celah agar
dapat mendapatkan perhatian lebih dari target pasar.
Menurut buku Media Baru Sebuah Pengantar oleh Jandy Luik Ph.D pada bab 7, dalam
membangun konten disebuah sosial media atau di berbagai media sosial tentunya lebih dari
hanya sekadar menggunggah saja. Terdapat kiat-kiat dalam membangun identitas di media
sosial, terdapat “ajakan” yang diharapkan dari pengguna lainnya, dan tentunya aka nada
konten yang dirancang untuk meningkatkan aktivitas-interaksi (engagement) dari akun
tersebut. Sosial media dalam usaha pemasaran pada suatu media sosial akan terdapat fitur
call to action. Pada dunia marketing, hal ini sering disebut sebagai “ajakan untuk bertindak”.
Pemanfaatan komunikasi media sosial yang berbasis call to action ini mempunyai sebuah
kekhususan untuk mengajak pengguna agar mengambil suatu tindakan. Sebab, salah satu
tujuan dari promosi yang dilakukan marketer di sosial media adalah adanya timbal balik dari
audiens. “Tujuan komunikasi yang ingin dicapai ialah “menyarankan” audiens untuk
melakukan sebuah tindakan lebih lanjut baik itu “subscribe”, “learn more”, “booking”,dan
install”. Selain ajakan untuk bertindak yang terlihat dari sebuah tombol, ajakan untuk
melakukan tindakan “follow up” juga terjadi dalam bentuk teks dari sebuah unggahan
dimedia sosial. Adanya narasi dibagian caption dari sebuah postingan yang bernada
“ajakan untuk bertindak”. Sehingga, yang menjadi pokok adalah adanya perpaduan
berbagai jenis menjadi modalitas media (misalnya, melalui ikon/link khusus an deskripsi
caption) untuk mengajak pengguna melakukan sebuah tindakan. Media sosial dengan
keunggulan teknologinya mampu memfasilitasi pembuatan pesan atau konten yang
bernuansa ajakan bagi pengguna.” (Luik, 2020) Dalam hal marketing yang memasarkan
produk, call to action pada sosial media lebih berisi “Beli Sekarang” , “Buy Now”, dan
lainnya yang mengarah pada penjualan suatu produk pada brand yang dipromosikannya.
Melihat penjelasan dari buku Media Baru Sebuah Pengantar oleh Jandy Luik tahun 2020
diatas, dapat disimpulkan bahwa saat ini konten terbaik sangat dibutuhkan. The power of
content sangatlah mempengaruhi kesuksesannya suatu brand dalam mempromosikan
produknya. Semakin kreatif konten yang dibuat maka semakin besar pula peluang suatu
produk dapat ditengok oleh calon konsumen. Hari ini, orang-orang berlomba-lomba untuk
membuat konten terbaik untuk produk yang dipromosikan. Melihat, masyarakat saat ini yang
selalu antusias ketika menerima konten terbaik yang disediakan oleh sosial media dapat
menjadi sebuah peluang besar suatu brand dalam mempromosikan produknya. Selain itu,
maraknya trend FoMO (Fear of Missing Out) yang ada pada masyarakat luas akan
menjadikan hal ini sebagai peluang bagi marketer dan perusahaan. Didefinisikan sebagai
ketakutan yang meresap bahwa orang lain mungkin memiliki pengalaman berharga yang
tidak ada, FoMO dicirikan oleh keinginan untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan
orang lain. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa FoMO mampu mempengaruhi
keputusan pembelian seseorang dalam memilih dan membeli produk. Seseorang dapat
memilih untuk membeli produk yang lebih baik atau lebih mahal daripada teman yang lain
karena tidak ingin kehilangan kemungukinan untuk memiliki sesuatu yang lebih baik atau
kehilangan kesempatan untuk berada pada situasi tersebut.
Kembali pada peluang adanya trend Fear of Missing Out (FoMO), dalam memproduksi
konten diperlukan kreativitas tinggi. Kini, konten menjadi hal paling penting dalam aspek
promosi dan pemasaran. Konten yang baik akan mampu menarik minat calon konsumen pada
produk yang dijual. Saat ini begitu banyak contoh perusahaan maupun UMKM yang
kontennya sukses dan menjadi viral sehingga titik awal masa keemasan dari usaha yang
dibangun.
Produk masker Mugwort Pore Clarifying Wash of Pack merupakan salah satu contoh produk
skincare berasal dari brand AXIS-Y yang viral di sosial media beberapa waktu lalu. Produk
ini viral sebab banyak masyarakat memproduksi konten review dan diunggahnya ke sosial
media. Hal ini merupakan salah satu contoh the power of content. Ketika produk skincare
tersebut viral, market place dan sosial media yang menjual produk tersebut mendapat pesanan
begitu banyak bahkan overload. Ketika permintaan banyak, harga yang dipasang dipasaran
melonjak tinggi. Kesimpulannya dalam dunia digital marketing dan bisnis di hari ini tidak
hanya membutuhkan modal atau management yang baik saja, tetapi diperlukan kreativitas
yang tinggi pula dalam produksi suatu konten. Sehingga diperlukan tim solid dalam
menentukan strategi pemasaran dan konten yang baik sesuai dengan branding perusahaan
masing-masing.
SUMBER
Rahadi Dedi Rianto, Z. (n.d.). Social Media Marketing dalam Mewujudkan E-marketing.
Palembang, Cikarang.
Luik, J. (2020). Media Baru Sebuah Pengantar. Jakarta: Prenadamedia Group.