Disusun Oleh:
NOVI
HANDAYANI
NIM : 216100114
Media sosial tidak hanya digunakan seseorang untuk mempermudah dalam berkomunikasi
saja, bahakan bisa juga sebagai media untuk berbisnis. Sangat menjadi peluang besar bagi
pebisnis yang memanfaatkan media sosial dalam mengembangkannya. Beberapa jenis situs
media sosial populer saat ini antara lain Instagram, Twitter, Facebook, TikTok, hingga
Youtube. Media sosial sangat memudahkan Bagi kita yang mempunyai bisnis untuk promosi
karena kebanyakan semua orang menggunakan hp untuk membeli barang-barang kebutuhan
seperti pakaian, makanan dll.
Para pelaku bidang usaha membutuhkan sarana penjualan yang efisien dengan tujuan
meluaskan pangsa pasarnya. Media sosial sebagai alat perdagangan pastinya berhubungan
dengan komunikasi perdagangan. Dalam komunikasi penjualan terdapat bauran perdagangan,
salah satunya merupakan promosi. Hal penting dalam promosi adalah membuat catatan yang
persuasif yang efisien guna menarik perhatian pelanggan. Strategi catatan yang efisien
merupakan sesuatu catatan yang bisa mengantarkan tujuan promosi(Puspitarini & Nuraeni,
2019).
Salah satu cara agar produk-produk jualan kita dikenal lebih banyak orang ialah dengan
memanfaatkan sosial media. Caranya pun sangat mudah yaitu dengan mengeshare produk-
produk ke sosial media yang kita miliki. Dari situlah para pelanggan mulai mengenali produk
kita dan tertarik untuk membelinya. Jadi di masa yang seperti sekarang ini tidak ada alasan
bagi masyarakat yang mempunyai alat elektronik serta media sosial dalam menjalankan
bisnisnya.
Bisnis Online merupakan bisnis yang bersifat mobile artinya kegiatan bisnis dapat diakses
kapan saja dan dari mana saja, pembeli dapat memesan produk atau barang online dengan
menggunakan media seperti smartphone, laptop, notebook, komputer dan lain
sebagainya(Vernia, 2017).
Jadi, bagi pihak penjual dalam proses perdagangannya melalui media sosial akan membantu
untuk memperluas wilayah pemasaran produk yang akan dijualnya, sedangkan bagi pembeli,
akan mempermudah mendapatkan informasi mengenai produk yang akan dibelinya. Dan
keduanya antara penjual dan pembeli akan saling membutuhkan dan saling memenuhi
kebutuhan masing-masing individu.
Marketplace adalah layanan open source yang berkembang pesat yang membantu pengusaha,
baik penjual maupun pengecer, menggunakan teknologi untuk melakukan transaksi jual beli
secara online. (Suyanto, 2003)
Proses bisnis melalui marketplace sudah menjadi cara sehari-hari bagi pelaku bisnis dan
konsumen untuk berbisnis, sehingga peran marketplace dalam meningkatkan penjualan sangat
menguntungkan. (Sudaryono, 2020)
Tetapi faktanya, tidak semua pelakuUMKM yang menggunakan Platform e- commerce untuk
meningkatkan market share, banyak dari pelaku UMKM yang masih focus dan nyaman
bermain disosial media, sebagai sarana pendukung bisnis mereka. (Pambudi, 2019)
Di antara berbagai jenis teknologi informasi, media sosial menjadi pilihan utama para pelaku
UMKM. Media sosial membuka peluang bagi pemasar untuk mendorong inovasi dengan
berbagi konten, berkolaborasi, dan berkreasibersama. (Hastuti, 2020)
Promosi di media sosial dan di marketplace nasional memiliki kelebihan masing-masing,
berikut adalah beberapa kelebihan dari promosi di media social. (Mansir, 2021)
1. Biaya yang lebih murah: Promosi di media sosial seringkali lebih murah atau bahkan
gratis dibandingkan dengan promosi di marketplace nasional. Anda dapat membuat
akun bisnis di media sosial secara gratis dan mempromosikan produk Anda di sana
dengan biaya yang relatif rendah
2. Target audiens yang lebih spesifik: Dengan media sosial, Anda dapat menargetkan
audiens yang lebih spesifik, sepertiberdasarkan usia, jenis kelamin, minat, lokasi, dan
lainnya. Hal ini memungkinkan untuk mempromosikan produk hanya pada orang-
orang yang dianggap tertarik pada produk kita.
3. Fleksibilitas dan kreativitas: Dalam promosi di media sosial, memiliki fleksibilitas
untuk memilih jenis konten yang ingin dibagikan dengan audiens. Pelakuusaha dapat
membuat postingan gambar, video, atau teks,membuat konten interaktif seperti kuis
atau polling, dan bahkan membuat live streaming. Hal ini dapat meningkatkan
kreativitas dan daya tarik kampanye promosi.
Sebagai Sosial media yang popular dikalanagan UMKM, Facebook Marketplace adalah
platform e-commerceyang terus berkembang dan banyak digunakan oleh pelaku usaha kecil
danmenengah untuk mempromosikan produk mereka secara online. Berikut adalahbeberapa
tren pelaku usaha promo di Facebook Marketplace:
1. Menggunakan video: Video menjadi salah satu bentuk konten yang populer di
Facebook Marketplace. Pelaku usaha dapat membuat video singkat yangmenunjukkan
produk mereka, cara penggunaan, atau testimonipelanggan untuk menarik minat calon
pembeli.
2. Menawarkan diskon atau promokhusus: Diskon dan promo khusus menjadi salah satu
cara efektif untuk menarik minat calonpembeli di FacebookMarketplace. Pelaku usaha
dapat memberikan diskon atau promo khusus bagi pembeli yang melakukan pembelian
pertama kali, pembelian dalam jumlah tertentu, atau menggunakan kode promo
tertentu.
3. Meningkatkan interaksi denganpelanggan: Pelaku usaha dapatmeningkatkan interaksi
dengan pelanggan di Facebook Marketplace dengan memberikan respon cepat,
menjawab pertanyaan, atau membalas komentar pelanggan. Hal ini dapat membangun
hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan dan meningkatkan kepercayaan
mereka pada bisnis
4. Menjual produk yang lebih spesifik: Pelaku usaha dapat menjual produk yang lebih
spesifik dan terkait dengan niche tertentu. Hal ini dapat membantu menarik minat calon
pembeli yang memiliki minat dankebutuhan khusus dalam kategori produk tertentu
5. Meningkatkan branding: Pelaku usaha dapat meningkatkan branding mereka di
Facebook Marketplace dengan membuat profil yang menarik dan konsisten dengan
branding bisnis mereka. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran merek dan
membangun citra yang positifdi mata calon pembel.
Penggunaan media sosial dikala ini sangatlah besar serta besar pengaruhnya, maka apapun
informasi akan terasa lebih mudah didapat serta tidak adanya halangan untuk mendapatkan
informasi dari pihak manapun. Penggunaan teknologi telah memberikan kemudahan dalam
pekerjaan dan juga memberikan dampak yang positif pula untuk berbagai pandangan aspek,
salah satunya aspek ekonomi(Harmelia & Edriani, 2021).
Perkembangan teknologi yang bertambah melesat mendorong pengguna internet Media
Sosial dari berbagai penjuru dunia meningkat tidak lain dengan pengguna internet di
Indonesia, serta setiap tahun terus berkembang dengan cara signifikan. Manfaat internet
terutama media sosial telah memberikan banyak kemudahan dalam mendapatkan akses data,
komunikasi, serta hiburan. Namun tidak hanya manfaat positif kehadiran internetpun ikut
mengundang berbagai kemungkinan masalah, agar terhindar dari penyalahgunaan media
sosial kita harus memanfaatkan media sosial dengan cara bijak.
Salah satu kelebihan media sosial dibandingkan dengan media lainnya adalah mudah
mengakses Informasi apapun, kapanpun, dan dimanapun. Kita dapat mempelajari aktivitas
target pasar, mendapat tips-tips untuk usaha hingga mempelajari kompetitor. Pekerjaan ini
akan memudahkan dalam melakukan strategi yang tepat untuk menjalankan bisnis.
Perkembangan periode yang energik dan selalu menampilkan kemajuan begitu cepat dalam
semua pandangan aspek kehidupan, seperti pada masa saat ini yang disebut sebagai era
kekinian atau modern telah banyak menyebabkan perubahan-perubahan sosial yang aktif
dikalangan penduduk. Searah dengan perkembangan teknologi, pelaku bisnispun banyak
bermunculan, salah satunya dari para wanita, yaitu para ibu rumah tangga. Hal ini terjadi
dikarenakan keinginan akan kepentingan hidup sehari-hari yang semakin besar akhirnya para
ibu rumah tangga mencari jalan keluar untuk membantu perekonomian keluarga(Vernia,
2017).
Perkembangan bisnis online di Indonesia sangat baik dimana bisa dilihat dari banyaknya online
shop baru yang bermunculan. Hasilnya yang menggiurkan membuat banyak orang rela
meninggalkan pekerjaan utamanya demi fokus bisnis online, bahkan ada juga yang
menggandakan pekerjaannya.
Brand awareness (kesadaran merek) merupakan kemampuan konsumen untuk mengidentifikasi
suatu merek pada kondisi yang berbeda, dapat dilakukan dengan pengenalan merek dan
pengingatan kembali terhadap suatu merek tertentu. Kesadaran merek diciptakan dan
ditingkatkan dengan cara meningkatkan keakraban merek melalui paparan berulang sehingga
konsumen merasa mengenal merek tersebut Keller (2003) dalam Radder dan Huang (2008).
Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen juga memperhatikan citra dari suatu merek
(brand image). Brand image adalah asosiasi atau persepsi konsumen berdasarkan ingatan mereka
terhadap suatu produk . Brand image (citra merek) tidak terdapat dalam fitur, teknologi atau jenis
produk itu sendiri, citra timbul karena iklan, promosi, atau penggunanya. Melalui citra merek,
konsumen dapat mengenali produk, mengevaluasi kualitas, mengurangi resiko pembelian, dan
memperoleh pengalaman tertentu serta mendapatkan kepuasan tertentu dari suatu produk (Kel- ler,
1993) dalam Lin (2007).
Kotler (2000), menyebutkan bahwa para pembeli mungkin mempunyai tanggapan berbeda terhadap
citra perusahaan atau merek. Brand image (citra merek) adalah persepsi masyarakat terhadap
perusahaan atau produknya. Citra dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan.
Citra yang efektif akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu : pertama, memantapkan karakter produk
dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak
dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional yang lebih dari
sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi citra harus disampaikan melalui setiap sarana
komunikasi yang tersedia dan kontak me rek.
Selain itu, faktor lain penentu keberhasilan suatu program pemasaran adalah promosi. Hal ini
dikarenakan konsumen dalam melakukan pembelian membutuhkan informasi tentang sua- tu
produk. Pada hakikatnya promosi adalah sua- tu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan infor- masi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal pada produk yang ditawarkan perus- ahaan yang bersangkutan (Tjiptono, 1997). Jadi dengan
adanya promosi ini maka dapat berpen- garuh juga bagi konsumen dalam menentukan keputusan
untuk membeli suatu produk tertentu. Untuk menjalankan suatu promosi penjualan dibutuhkan
suatu media communication ataualat komunikasi sebagai penyalur pesan yang ingin disampaikan
oleh perusahaan terhadap konsumen sehingga pesan dapat lebih mudah dime gerti serta konsumen
dapat mengetahui dengan pasti mengenai informasi dari produk tersebut. Dalam dunia pemasaran,
istilah “media” berarti sarana komunikasi misalnya koran, majalah, radio, televisi, billboard,
pamflet, dan internet. Pengiklan menggunakan media untuk menyampaikan pesan-pesan komersial
kepada target pasar mereka, dan media tersebut tergantung pada tingkatan-tingkatan berbeda dalam
pengeluaran iklan untuk menutup pengeluaran operasional tersebut. Sarana komunikasi
merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen akan suatu
produk tertentu. Untuk menjalankan suatu promosi penjualan dibutuhkan suatu media
communication atau alat komunikasi sebagai penyalur pesan yang ingin disampaikan oleh
perusahaan terhadap konsumen sehingga pesan dapat lebih mudah dimen gerti serta konsumen
dapat mengetahui dengan pasti mengenai informasi dari produk tersebut. Media communication
adalah sarana komunikasi misalnya koran, majalah, radio, televisi, billboard, pamflet, dan internet.
Pengiklan menggunakan media communication untuk menyampaikan pesan-pesan komersial
kepada target pasar mereka(Rajagopal, 2006).
Menurut Rangkuti (2004), brand image merupakan sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk
dibenak konsumen. Jadi, dapat disimpul kan bahwa asosiasi merek berkaitan erat dengan brand
image. Durianto (2001), berpendapat bahwa berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan
menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image. Semakin banyak asosiasi yang saling
berhubungan maka semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut.
Borin (1998) dalam Lin (2007), semakin baik (brand image) citra merek, maka semakin
konsumen memberikan pengakuan terhadap kualitas produknya. Konsumen biasanya mengambil
keputusan pembelian secara singkat apabila terdapat beberapa merek yang sejenis yang menawar
kan manfaat yang sama. Sehingga citra merek sering digunakan sebagai salah satu faktor untuk
menentukan keputusan pembelian suatu produk.
inovasi merupakan suatu produk atau jasa baru yang dipersepsikan mampu memberikan efek
dalam menciptakan pola konsumsi yang positif dalam segmen pasar tertentu. Untuk itu, inovasi
yang dilakukan sebaiknya didasarkan pada harapan konsumen sehingga penerimaan produk
inovasi menjadi lebih mudah. Pengetahuan akan permintaan merupakan faktor sukses dalam
inovasi dibandingkan dengan pengetahuan akan potensi teknologi(Gatignon dan Robertson
(1991).
Horwitch dan Prahalad (1976) mengemukakan bahwa karakteristik utama yang harus dimiliki
ketika akan melakukan inovasi yaitu adanya teknologi atau kemampuan untuk mengadaptasi
teknologi, lingkungan yang mendukung, adanya pasar, proses internal yang baik, dan lini
produk, proses dan sistem yang tepat untuk menciptakan inovasi.
Sebagai bagian dari inovasi produk, desain merupakan hal penting yang tidak bisa begitu saja
diabaikan. Menurut Viscount Mills (1998 dalam Brooke dan Mills, 2004), tampilan dari sebuah
produk mewakili kinerja produk itu sendiri. Dijelaskan pula bahwa desain produk haruslah
konsisten dengan fungsi produk itu sendiri dan desain yang ditampilkan pun dituntut untuk
selalu variatif agar konsumen semakin tertarik dengan produk tersebut.
Selain desain, fitur juga merupakan komponen utama pada produk inovasi. Fitur merupakan
alat fungsional pada suatu produk yang memungkinkan pengguna untuk mengakses atau
menggunakan software yang ada dari produk tersebut. Pada umumnya, satu produk memiliki
lebih dari satu fitur sehingga disebut interaksi fitur. Interaksi fitur ini menjelaskan adanya
hubungan ketergantungan dari fitur-fitur yang ada pada suatu produk (Lorentsen et al., 2000)
Inovasi yang berkelanjutan yang berdampak pada bertambahnya pengetahuan dan informasi
yang dimiliki konsumen akan adanya inovasi yang akan datang menempatkan konsumen untuk
memilih apakah langsung membeli produk hasil inovasi yang sedang dipasarkan atau kah
menunda pembelian sampai dipasarkannya produk hasil inovasi dengan teknologi yang lebih
baik. Dengan kata lain inovasi yang akan datang mempengaruhi preferensi konsumen dalam
mengambil keputusan membeli (Sultan, 1999). Menurut Sultan (1999); Mazursky (2000);
Sultan dan Henrichs (2000), waktu mempengaruhi preferensi konsumen dalam mengambil
keputusan untuk membeli produk inovasi. Semakin lama konsumen menunda pembelian maka
semakin banyak kelebihan yang dapat diperoleh konsumen dari produk baru yang akan datang
(Sultan, 1999) . Dengan menunda pembelian, konsumen juga siap membayar produk tersebut
dengan harga yang lebih mahal dibandingkan produk yang dipasarkan sebelumnya (Crown dan
Brown, 1984; Sultan, 1999; Sultan dan Henrichs, 2000) .
Mowen dan Minor (1998) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan konsumen secara
individu dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap editing dan tahap evaluation. Dalam tahap
editing, individu dengan melalui proses mental menyederhanakan altematif keputusan dengan
mengemas dan mempermudah proses pengambilan keputusan menjadi lebih sederhana. Hal
penting dalam tahap ini adalah transformasi konsekuensi menjadi keuntungan (gain) atau
kerugian (loss) berdasarkan penyimpangan dari satu titik referensi. Tahap kedua, evaluation,
yaitu individu mengevaluasi altematif yang telah disederhanakan dalam tahap editing dan
diasumsikan menghitung nilai dari tiap ahematif dan memilih altematif dengan nilai tertinggi.
Dalam penelitian ini, keputusan pembelian berarti bahwa konsumen jadi untuk membeh produk
yang diinginkan.
Tujuan dan manfaat penelitian ini untuk memberikan gambaran bagaimana UKM
menggunakan media sosial untuk bisnisnya. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat untuk
mengetahui pandangan pelaku UKM terhadap penggunaan media sosial dalam usahanya.
Dampak dari penelitian ini diharapkan dapat lebih mempengaruhi perbaikan kebijakan,
khususnya terkait dengan strategi pemberdayaan ekonomi melalui teknologi digital.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
yaitu :
1. Bagaimana penting digital marketing terhadap minat bali konsum dipasar lama?
2. Bagaimana digital marketing berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar lama?
3. Bagaimana penting brand awareness terhadap minat bali konsum dipasar lama?
4. Bagaimana brand awareness berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar lama?
5. Bagaimana inovasi produk berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar lama?
6. Bagaimana inovasi berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar lama?
7. Bagaimana keputusan pembelian terhadap minat bali konsum dipasar lama?
8. Bagaimana keputusan pembelian berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar
lama?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui pentingnya digital marketing terhadap minat bali konsum dipasar
lama
2) Untuk mengetahui digital marketing berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar
lama
3) Untuk mengetahui penting brand awareness terhadap minat bali konsum dipasar lama
4) Untuk mengetahui brand awareness berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar
lama
5) Untuk mengetahui inovasi produk berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar
lama
6) Untuk mengetahui inovasi berpengaruh terhadap minat bali konsum dipasar lama
7) Untuk mengetahui keputusan pembelian terhadap minat bali konsum dipasar lama
8) Untuk mengetahui keputusan pembelian berpengaruh terhadap minat bali konsum
dipasar lama
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini dapat memberikan masukan berupa saran - saran serta sebagai
pertimbangan dalam mengambil keputusan dan perumusan kebijakan untuk meningkatkan
minat beli konsumen dalam kegiatan operasional demi meningkatkan kelancaran dan
kelangsungan usaha
2. Bagi Peneliti
Sebagai penerapan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah atau mengatasi
terkait dengan digital marketing terhadap minat bali konsum dipasar lama.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya yang mana dalam penelitian ini
belum dikatakan baik atau sempurna, maka peneliti selanjutnya akan melengkapi atau
seterusnya terkait dengan digital marketing terhadap minat bali konsum dipasar lama.
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
Social Media Marketing. Menurut Kotler dan Cox (Kotler & Cox,
2019)menajemen promosi merupakan prosedur rencana dan pengaplikasian
gagasan, penentuan harga, advertensi, penuangan ide, produk untuk
menjadikan subtitusi yang memenuhi tujuan seseorang dan
organisasional(Patma, et al., 2021). Adapun strategi dalam melakukan promosi
salah satunya yang dikenal dengan Istilah digital marketing menurutAbdul Aziz
(2020)yaitu strategi untuk melakukan promosi, produk, media promosi.
Pemasaran digital merupakan menggunakan internet sebagai media
pemasaran. Dalam pemasaran melalui internet menurut Putri dan
Puspaningtyas (Putri & Puspaningtyas, 2021) dikenal istilah sosmed yang
merupakan bagian dari TIK yang bermanfaat bagi pelaku usaha.
4. Brand Awareness
Kesadaran merek konsumen merupakan hal yang penting bagi perusahaan.
Menurut pendapat Fajariah dkk., (2017), brand awareness memiliki korelasi erat
terhadap merek sehingga konsumen dapat mengidentifikasi setiap merek yang
berbeda. Brand awareness merupakan kemampuan konsumen atau masyarakat
untuk mengenali suatu merek. Kemampuan ini dapat diketahui hanya dengan
kemampuan konsumen mengenali merek melalui representasi visual seperti
logo, warna atau kategori produk yang menggambarkan identitas brand
tersebut. Menurut Keller (2009:2) dalam Sari dkk (2021) brand awareness
memiliki beberapa indikator yaitu recall, recognition, purchase dan
consumption.
5. Inovasi Produk
Menurut Tamamudin (2012:89) inovasi merupakan yang menunjukkan
bahwa semakin tinggi inovasi produk yang dilakukan perusahaan maka akan
meningkatkan kinerja perusahaan melalui peningkatan keputusan membeli.
Dalam persaingan global, perusahaan harus dapat memodifikasi produknya
untuk menambah nilai dari produk yang dihasilkannya dan harus dapat
memenuhi kebutuhan dan selera konsumen. Nilai tambah dari produk yang
dihasilkan dapat berupa desain atau model dari produk yang dihasilkan dan
pelayanan dari produk yang dijual.
As. Kilbourne and Woodman dalam Sousa, et.al. (2012;32) inovasi
menunjukkan bahwa sistem inovasi tergantung pada sejumlah variabel selain
kreativitas, seperti otonomi, informasi yang tersedia, sistem imbalan,
pendidikan atau pelatihan, sistem authority, partisipasi dalam pengambilan
keputusan, atau kekompakan tim.
Menurut Hubeis (2012;76) Inovasi produk merupakan pengetahuan produk
baru, yang seringkali dikombinasikan dengan hal baru untuk membentuk
metode produksi yang tidak diketahui.
Berdasarkan definisi menurut para ahli diatas maka dapat disimpulkan
bahwa inovasi produk adalah sebuah strategi dalam perbisnisan untuk menarik
perhatian, memenuhi, memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen yang
bertujuan untuk bisa mendapatkan keuntangan dalam perbisnisan serta bisa
dapat bersaing dalam pasar.
6. Minat Beli Konsumen
Minat beli konsumen adalah pusat perhatian seseorang terhadap
suatu hal dengan rasa suka atau senang tentang sebuah produk, dimana minat
tersebut akan muncul bersamaan dengan perasaan yakin produk tersebut
memiiki fungsi, sehingga seseorang memiliki keinginan untuk membeli
produk tersebut(Priansa, 2017 ).
Minat atau keinginan membeli suatu produk atau jasa merupakan
salah satu bentuk perilaku konsumen. Minat beli konsumen adalah tahap
dimana konsumen membentuk pilihannya diantara beberapa Merek yang
tergabung dalam perangkat pilihan.
Menurut Kotler dan Keller (2017:36) minat beli konsumen merupakan
perilaku konsumen Membeli Beras Local” yang menyatakan bahwa
Kualitas Produk, dan berpengaruh berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Minat Beli konsumen.
Penelitian yang dilakukan oleh Csaba Janos Nagy (2018), yang berjudul
“Influential Factors on Consumer Purchase Intentions Cases of Instan Noodle
Products in the Hungarian Market” yang menyatakan bahwa Harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli produk.
Sedakan penelitian yang dilakukan oleh Arif Bahroin (2017), yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Citra Merek Terhadap
Minat Beli Konsumen (Studi Kasus pada Roti Ceria Jember)” yang
menyatakan bahwa Kualitas Produk, Harga, dan Citra Merek berpengaruh
terhadap Minat Beli.
Tabel 2.2
Variabel X1
Media Sosial, Febi Fatlika
Nurussofiah, 2022
1. Teknologi
2. Media Pemasaran Variable X3
3. Promosi Inovasi, Jony Oktavia
Haryanto, 2009
Variabel X2 A. Kualitas
B. Kuantitas
Brand Awareness, Wulan C. Lingkungan
Suciningtyas, 2012 D. Proses dan Sistem
1. Kesadaran merek
2. Keputusan pembelian
Variable Y
Minat Beli Konsumen
Para pelaku usaha diharap mampu melakukan promosi
menggunakan alat elektronik yang bertujuan bisa
meningkatkan minat beli konsumen.
Konsumen di pasar lama harus memiliki korelasi erat
terhadap kesadaran merak
Para pelaku usaha harus memiliki inovasi guna menarik
minat beli konsumen
Konsumen dan pelaku usaha memanfaatkan alat
elektronik dan memiliki kesadaran terhadap merek dan
meningkatkan penjualan.
2.4 Proposisi Penelitian
Proposisi adalah dugaan sementara dari sebuah penelitian terhadap fenomena yang
terjadi. Berdasarkan kerangka berfikir tersebut, maka proposisi penelitian adalah
sebagai berikut :
Mansir, F. &. (2021). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Digital Marketing dan Media Sosial
Sebagai Media Promosi Era Pandemi Covid-19 di UMKM Panggungharjo Sewon
Bantul.Abdimas Singkerru, 1(1), , 39-50.
Harmelia, & Edriani, D. (2021). Pemanfaatan Media Sosial Dalam Melakukan Jual Beli Online
melalui Instagram. 11(1), 24–27.
Huang, Wei and Laetitia Radder. 2008. High Involve- ment and Low Involvement Products A
Comparison of Brand Awareness Among Student at A South Af- rican Univercity. South
Africa.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Mile- nium Jilid 1. Jakarta: Indeks.
Sultan, F., 1999, Consumer Preferences for Forthcoming Innovation: The Case
of High Definition Television, The Journal of Consumer Marketing 16
(I), 24-33.
Mowen, J.C., dan M . Minor, 1998, Consumer Behavior, 5"^ Edition. New
Jersey: Prentice Hall, Inc.