Anda di halaman 1dari 98

PENGARUH IKLAN MELALUI SELEBGRAM ENDORSE

DAN CITRA MEREK TERHADAP MINAT BELI


KONSUMEN KOSMETIK IMPLORA
(STUDI KASUS MAHASISWA IAIN PONOROGO)

SKRIPSI

Oleh :

SENDIK WIJAYANTI
210716007

Pembimbing:

MAULIDA NURHIDAYATI, M.Si.


NIP. 198910222018012001

JURUSAN EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
ABSTRAK

Wijayanti, Sendik. Pengaruh Iklan melalui Selebgram Endorse dan Citra merek
terhadap Minat Beli Konsumen Kosmetik Implora (Studi Kasus
Mahasiswa IAIN Ponorogo)

Kata Kunci : Kosmetik Berbahaya, Produsen, Konsumen.

Kosmetik merupakan suatu alat untuk meningkatkan penampilan tubuh


manusia. Dengan adanya kosmetik, para pebisnis atau produsen berlomba
untuk memproduksi kosmetik, tanpa memperhatikan campuran bahan yang
digunakan dalam pembuatan kosmetik. Salah satu kosmetik yang sudah
beredar dipasaran adalah kosmetik Implora, menurut sumber berita yang
dilansir pada Orennyenews kosmetik Implora menurut BPOM berbahaya,
tetapi tidak semua dari kosmetik Implora mengandung bahan yang berbahaya,
selain itu iklan yang ditampilkan melalui selebgram endorse tidak terlalu
terkenal dibandingkan dengan kosmetik lainnya. Namun, hal tersebut tidak
menyurutkan minat beli para konsumen. Dari permasalahan tersebut penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh variabel iklan melalui
selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli konsumen kosmetik
Implora (studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan teknik pengumpulan data dengan penyebaran angket. Sampel penelitian
ini berjumlah 100 responden mahasiswa IAIN Ponorogo. Teknik analisis data
dengan menggunakan angket, yang menggunakan uji regresi linier sederhana
dan berganda dengan bantuan SPSS 21. Penelitian ini menggunakan uji
validitas, dan reliabilitas, analisis deskriptif, uji asumsi klasik, uji hipotesis.f
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, iklan melalui selebgram
endorse berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap
minat beli konsumen dengan nilai signifikasi 0,000 < 0,05, iklan melalui
selebgram endorse dan citra merek secara simultan dengan hasil Fhitung > Ftabel
yaitu 46,465 > 3,09, sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa X1 dan X2 berpengaruh secara simultan terhadap Y. Uji t
menunjukkan hasil variabel independen yaitu iklan melalui selebgram endorse
dan citra merek, mampu menjelaskan variabel dependen yakni minat beli
konsumen sebesar 48,9% sedangkan sisanya 51,1% dipengaruhi oleh faktor
lain.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin pesat kemajuan ekonomi dan perkembangan teknologi di

Indonesia membuat internet menjadi pilihan media yang banyak digemari oleh

masyarakat. Dengan adanya internet membantu masyarakat untuk mencari

informasi hal apa saja yang mereka inginkan, salah satunya adalah dalam hal

berbelanja. Dalam hal ini, berbelanja dengan media online sangat efisien dan

praktis bagi para konsumen. Internet membantu perusahaan ataupun pebisnis

untuk berkomunikasi dengan para pelanggannya. Hal ini membuat para

pengguna internet semakin meningkat di Indonesia setiap tahunnya. Jumlah

pengguna internet di Indonesia semakin tahun semakin meningkat berdasarkan

data tahun 2004 yang dikumpulkan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII), diperkirakan kurang lebih mencapai sekitar 12 juta

pengakses. 1

Sejak kehadiran internet dalam dunia bisnis tujuannya adalah untuk

memberikan informasi kepada para konsumen. Internet membuat komunikasi

menjadi berkembang dan penggunaannya sangat cepat serta efektif, yang

menjadikan sebagai sarana alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat

diabaikan. Selain itu internet juga digunakan sebagai media bisnis online, yang

1
Rama Kertamukti, Strategi Kreatif Dalam Periklanan, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2015), 319.

1
2

bisa menggunakan aplikasi apapun seperti facebook, website, whatsapp,

instagram. Oleh sebab itu, gaya hidup masyarakat juga ikut berubah seiring

banyaknya penggunaan internet. Salah satu media atau aplikasi yang sering

digunakan oleh para perusahaan atau pebisnis dalam mempromosikan

produknya adalah aplikasi instagram.

Instagram adalah salah satu media online yang sering digunakan oleh para

pebisnis untuk menawarkan barang maupun jasanya kepada konsumen, bisa

melalui iklan, paid promote, endorse selebgram, endorse selebriti.2 Banyak

sekali pebisnis yang menawarkan produknya melalui instagram salah satunya

adalah kosmetik. Kosmetik adalah salah satu kebutuhan kaum wanita dalam

menunjang penampilan mereka agar tampil cantik dan menarik. Kosmetik juga

merupakan suatu barang konsumsi primer bagi semua orang baik laki – laki

maupun perempuan. Dengan adanya instagram, penyebaran produk kosmetik

menjadi sangatlah cepat. Kosmetik juga bisa didefinisikan sebagai sesuatu yang

bisa dioleskan atau dipercikkan, sentuhan tambahan yan bersifat mempermanis,

sebagai penutup kekurangan yang ada di tubuh. 3

Penyebaran kosmetik sendiri cukup pesat di Indonesia, salah satunya di

Kota Ponorogo, masyarakat mulai menganggap bahwa kosmetik sudah menjadi

kebutuhan pokok. Adanya perubahan dari gaya hidup masyarakat Ponorogo

yang juga mencontoh perubahan gaya hidup masyarakat di kota besar, sehingga

membuat kosmetik sulit dilepaskan dari kehidupan sehari - hari. Semakin

2
SFS, Endorsement, & Paid Promote Instagram, (SEOMuda), 8.
3
Dorothea Rosa Herliany, Kecantikan Perempuan Timur, (Magelang : Indonesia Team
Po Box, 1999), 173.
3

meningkatnya gaya hidup konsumen juga membuat semakin meingkatnya

minat beli konsumen tersebut. Minat beli adalah respon yang muncul dari

dalam individu sebelum bertindak untuk mengambil keputusan dalam

mengkonsumsi barang ataupun jasa. membeli bagian dari dorongan individu

untuk mengkonsumsi barang atau jasa yang di inginkannya.atau bisa diartikan

dengan komponen perilaku yang dilakukan sebelum mengambil tindakan atau

keputusan dalam membeli. 4 Selain gaya hidup faktor yang menimbulkan minat

beli adalah berhubungan dengan emosi, seseorang merasa senang dan puas

dalam membeli barang atau jasa, jika barang tersebut sesuai dengan

keinginannya. Minat beli tersebut juga mendorong konsumen untuk

mengkonsumsi barang yang mereka inginkan. Seperti halnya kosmetik,

berdasarkan pengamatan awal pada tanggal 3 Desember 2019, peneliti

mengamati di lingkungan sekitar kampus I dan II IAIN Ponorogo, peneliti

mengamati konsumen khususnya konsumen perempuan, yang biasa

menggunakan alat kecantikan yaitu kosmetik, seperti lipstick, powder, eye

shadow, parfume, nail polish, parfume, lip tint, lip cream, blush on, eye brow,

mascara, eye liner. Dari pengamatan ini peneliti dapat mengetahui bahwa

kebanyakan perempuan sangat tertarik untuk membeli kosmetik dengan harga

murah, serta memiliki hasil yang cepat demi memperoleh wajah yang cantik.

Oleh sebab itu, perempuan lebih memilih jalan alternatif untuk membeli

kosmetik lewat online shop melalui media instagram dengan harga yang murah

4
Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.
4

tanpa memperhatikan keaslian produk tersebut. Dengan iklan yang ditampilkan

di media sosial instagram membuat konsumen semakin tertarik.

Melalui iklan para pebisnis berlomba untuk menarik minat konsumen

untuk membeli barang yang mereka tawarkan. Keberadaannya menghubungkan

produsen dengan konsumen. Selain sebagai kegiatan pemasaran, iklan juga

merupakan kegiatan komunikasi, untuk itu rancangan iklan selalu

menggunakan teknik tertentu unuk mencapai tujuannya. Dari sekian banyak

iklan yang ada tujuannya adalah sama yaitu untuk mendekati khalayak sasaran

mereka serta mengajak khalayak untuk membeli atau menggunakan produk

barang maupun jasa yang mereka tawarkan.5 Penggunaan selebgram endorse

sebagai sumber figur penarik dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif

untuk menyampaikan pesan. Selebgram endorse yang sudah terlatih biasanya

lebih mudah untuk bisa menarik konsumen dengan pesona kecantikan yang

dimiliki.

Seperti selebgram untuk meng endorse kosmetik, banyak sekali kosmetik

yang beredar di Kota Ponorogo, yang sudah bisa menembus mahasiswa

Ponorogo, khususnya mahasiswa IAIN Ponorogo, seperti bedak, lipstick,

lipgloss, liptint, eyeshadow, mascara, eyeliner, cream pemutih, masker, sabun,

minyak wangi, cream collagen, nail polish, eyebrow, blush on. Salah satu

diantaranya adalah kosmetik dengan merek Implora. Implora adalah salah satu

kosmetik yang sudah cukup terkenal dan sering digunakan oleh masyarakat.

Tak terkecuali mahasiswa IAIN Ponorogo yang juga banyak menggunakan


5
Rama Kertamukti, Strategi Kreatif dalam Periklanan, (Jakata : PT. Raja Grafindo,
2015), 66.
5

kosmetik Implora. Implora juga sudah banyak mengeluarkan berbagai macam

produk dengan variasi harga yang berbeda – beda diantaranya adalah6

Tabel 1.1
Daftar Produk-Produk dan Harga Kosmetik Implora
Nama Produk Harga Nama Produk Harga

Implora Urban Lip Rp. 20.000 Implora Make Up Rp. 23.500

Cream Matte Kit

Implora Pensil Rp. 5.000 Implora Body Rp. 13.000

Alis Cologne

Implora Deep Rp. 19.500 Implora Lipstik Rp. 12.500

Black Maskara Hitam

Implora Eyeliner Rp. 21.000 Implora Bedak Rp. 22.500

Pen Suellut Powder Cake

Implora Lipstik Rp. 20.000 Implora Lipstik Rp. 10.000

Intense Matte Mawar

Implora Nail Rp. 4.000 Imploa Eau De Rp. 33.000

Polish

Implora Parfum Rp. 23.500 Implora Eyeshadow Rp. 22.000

Man Bebek Series Pallete

Implora Parfume Rp. 20.000 Parfum Zard Melati Rp. 20.000

Zard Roxia Large

6
https://shopee.co.id/imploracosmetic. diakses pada Agustus 2019.
6

Nama Produk Harga Nama Produk Harga

Implora Bedak Rp. 24.000 Implora Bedak Two Rp. 19.500

Complate Love Way Cake

Beauty Cake

Sumber : Shopee.co.id.Imploracosmetic

Produk – produk pada Tabel 1.1 merupakan produk kosmetik Implora

yang sudah sering digunakan oleh masyarakat, karena harga yang cukup

murah dan terjangkau, sehingga mudah untuk didapatkan. Untuk menarik

minat beli konsumen produk Implora yang sudah mempunyai citra merek

cukup terkenal itu juga mempromosikan lewat media iklan maupun selebgram

endrose, melalui media instagram.

Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peniliti pada tanggal 4

Desember 2019, di sekitar kampus I dan II IAIN Ponorgo, terhadap sedikitnya

50 mahasiswa dari berbagai jurusan, diketahui bahwa dari 50 mahasiswa yang

diwawancarai sekitar 40 mahasiswa menyatakan menggunakan kosmetik

Implora.7 Selain itu mereka juga lebih gampang mendapatkan kosmetik

tersebut lewat online shop di kota Ponorogo seperti online shop Beauty

Collection, Ladys.id, Septika Online Shop, By_KK, Design Olshop yang

mengiklankan kosmetik Implora melalui selebgram endorse pada sosial media

instagram. Dengan citra merek yang sudah cukup dikenal oleh mahasiswa

maupun masyarakat Implora bisa sukses untuk menarik minat beli

7
Peneliti, Hasil Observasi, Ponorogo, 4 Desember 2019.
7

para mahasiswa IAIN Ponorogo. Walaupun kosmetik Implora tidak terlalu

terkenal dibandingkan kosmetik lainnya seperti Wardah, Purbasari, Sari Ayu,

LT pro, Latulipe, Aishaderm, tetapi kosmetik Implora mampu menarik minat

beli para konsumen. Selain itu kosmetik Implora bisa menarik minat beli

konsumen dengan adanya iklan melalui selebgram endorse. Dengan melihat

adanya selebgram endroses dan menciptakan citra merek konsumen bisa lebih

tertarik yang serta memiliki hasrat untuk membeli kosmetik Implora tersebut.

Selebgram kosmetik Implora diantaranya adalah Melisahart yang memiliki

24,6rb follower, Erlinachang yang memliki jumlah follower 221rb, kemudian

ada Linkeengela yang memiliki 7.418 follower, Esthergracia yang memiliki

follower berjumlah 102rb, selebgram endorse selanjutnya adalah Lidiafang

yang memiliki follower berjumlah 122rb, dan ada juga Maryangline yang

memiliki 157rb follower.

Menurut sumber berita yang dilansir dari Orannyenews.com pada tahun

2019 oktober8 menurut BPOM dijelaskan bahwa sebagaian dari kosmetik

Implora sempat masuk ke dalam kategori kosmetik berbahaya. Menurut

BPOM kosmetik yang tergolong berbahaya adalah kosmetik yang

mengandung bahan kimia seperti merkuri, hidrokinon, asam retinoat, bahan

pewarna merah K3, merah K10 dan sudan IV, bahan – bahan tersebut bisa

menyebabkan terjadinya kanker kulit. Kosmetik Implora yang berbahaya

menurut berita Orannyenews.com pada tahun 2019 Oktober diantaranya

adalah
8
Ahmad Fauzi, https://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-kosmetik-dilarang-
bpom-lengkap, diakses pada 30 Oktober 2019.
8

1. Implora lipstick 01

2. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (lipstick)

3. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (eye shadow)

4. Implora fashionable cosmetic 707 (eye shadow)

5. Implora fashionable cosmetic 707 02 (eye shadow)

6. Implora fashionable cosmetic 707 02 (blush on)

7. Implora lipstick 03

Selain itu terdapat juga berita yang dilansir dari REPUBLIKA.co.id,

BPOM merilis 39 kosmetik yang berbahaya yang didalamnya juga terdapat

kosmetik Implora diantaranya adalah9

1. Implora lipstick (water shine diamonds)

2. Implora lipstick No. 2 (water shine diamonds)

3. Implora lipstick No. 3 (water shine diamonds)

4. Implora lipstick No. 5 (water shine diamonds)

5. Implora lipstick No. 6 (water shine diamonds)

6. Implora lipstick No. 6 (fluer rounge)

Selain berita yang disebutkan terdapat juga berita yang dilansir oleh

HarianSederhana yang menyebutkan bahwa BPOM telah merilis daftar

kosmetik berbahaya dan diantaranya kosmetik tersebut juga terdapat kosmetik

Implora yaitu10

9
Umi Nur Fadillah, Agus Yulianto, https://www.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-
sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-mengandung-bahan-berbahaya, diakses pada
Selasa, 06 Desember 2016, 16 : 16 WIB
10
Bambang Banguntopo, https://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-rilis-116-
kosmetik-berbahaya/, diakses pada 23 Desember 2019, 08:38 WIB.
9

1. Implora lipstick 01

2. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (lipstick)

3. Implora fashionable cosmetic complete make up tas (eye shadow)

4. Implora fashionable cosmetic 707 (eye shadow)

5. Implora fashionable cosmetic 707 02 (eye shadow)

6. Implora fashionable cosmetic 707 02 (blush on)

7. Implora lipstick 03

Kosmetik yang disebutkan diatas adalah kosmetik Implora yang tergolong

berbahaya untuk digunakan para konsumen, dari berita tersebut peran iklan

melalui selebgram endrose dan citra merek sangat diperlukan, apakah dengan

adanya berita tersebut bisa menyurutkan minat beli para konsumen atau malah

bisa meningkatkan minat beli. Tetapi tidak semua produk implora berbahaya,

banyak produk Implora yang aman dan sudah terdaftar di BPOM. Oleh karena

itu perlu adanya iklan salah satunya melalui selebgram endorse agar citra

merek kosmetik Implora tetap bisa bertahan dan bersaing dengan yang

lainnya.

Selebgram merupakan singkatan dari dua kata yaitu selebriti (seleb) dan

instagram (gram). Selebriti adalah kata serapan dari bahasa Yunani yang

berarti keadaan menjadi populer, maka selebgram dapat diartikan sebagai

sebagai selebriti instagram atau seseorang yang memiliki popularitas di media

sosial instagram.11 Dalam menarik minat beli konsumen tentunya selebgram

endorse yang dipilih harus memiliki banyak pengikut (follower), mempunyai


11
Sakinah, Etnosia : Jurnal Etnografi Indonesia, Meraih Popularitas Melalui Dunia
Maya, Volume 3 Edisi 1, (Departemen Antropologi Fisip Unhas : 2018), 48.
10

daya tarik yang tinggi, pandai dalam mengiklankan atau mengendorse suatu

produk, agar para konsumen semakin tertarik, sehingga semakin banyak

pengikutnya, selebgram bisa lebih mudah menarik minat beli konsumen,

selain itu selebgram juga digunakan sebagai juru bicara tentang citra merek

agar bisa melekat di benak konsumen.

Selain iklan dari selebgram endorse hal yang perlu diperhatikan dalam

menarik minat beli konsumen adalah citra merek dari produk tersebut. Merek

adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancanga, atau kombinasi dari

semuanya, untuk mengidentifikasikan (membedakan) barang maupun jasa.

Selain itu citra merek juga dapat didefinisikan sebagai suatu presepsi yang

muncul di benak konsumen ketika mengingat suatu merek dari produk

tertentu.12

Dari iklan dan citra merek tersebut menjadikan keinginan konsumen untuk

membeli suatu produk yang ditawarkan. Sebagai observasi awal, yang

dilakukan pada tanggal 5 Desember 2019 bertempat di kampus I dan II IAIN

Ponorogo, peneliti telah melakukan wawancara terhadap beberapa mahasiswa

pengguna aktif instagram untuk mengetahui perilaku mahasiswa terhadap

minat beli kosmetik Implora. Ada yang berpendapat bahwa, dengan

menggunakan instagram konsumen lebih mudah mencari toko online shop di

Ponorogo yang berjualan kosmetik Implora.13 Hasil wawancara kedua, yaitu

menurut Diana Khoiriyah mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan

12
M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk dan Merek, (Pasuruan : Qiara Media,
2019), 61.
13
Yayuk Indah Purnama Sari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
11

Agama Islam walaupun ada berita yang sudah beredar tidak menyurutkan

minat beli untuk menggunakan kosmetik Implora.14 Fitri Widhi mahasiswa

IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan Agama Islam , bependapat bahwa

konsumen lebih tertarik dengan nama merek dari Implora, karena terlihat

seperti merek luar negeri yang mewah.15 Menurut Rosidah Oktaviani,

mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Perbankan Syari’ah berpendapat bahwa

kosmetik Implora nyaman digunakan dan hasilnya bagus, karena hasilnya

sama seperti yang dipakai oleh selebgram endorse. 16 Pendapat selanjutnya

yaitu dari Luluk Tri Mahasiswa IAIN Ponorogo, jurusan Pendidikan Agama

Islam berpendapat bahwa walaupun kosmetik Implora hanya mempunyai iklan

melalui selebgram endorse, menurut Luluk dia tidak tertarik melihat iklan

tersebut, tetapi yang membuat Luluk tertarik menggunakan kosmetik Implora

adalah harganya bukan dari iklan selebgram endors nya. Menurut Luluk

selebgram endorse yang digunakan untuk iklan Implora kurang dikenal oleh

masyarakat, dan kurang menarik, tidak seperti kosmetik Wardah yang

menggunakan selebgram endorse nya yaitu artis Dewi Sandra, yang

ditampilakan di televisi, sehingga bisa menarik minat beli masyarakat. 17

Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan terjadi antara kesenjangan

teori dan praktik dalam teori dari swasta dan irawan menyebutkan bahwa yang

mempengaruhi minat beli adalah citra merek dan iklan melalui selebriti.

14
Diana Khoiriyah, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
15
Fitri Widhi Lestari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
16
Rosidah Oktaviani, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
17
Luluk Tri, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.
12

Namun tetapi faktanya yang terdapat pada konsumen adalah yang

mempengaruhi minat beli adalah harga yang murah dan kualitas dari kosmetik

Implora tersebut. Dari latar belakang diatas, masalahnya yaitu bahwa sebagian

dari kosmetik Implora menurut BPOM yang dilansir pada media berita yang

beredar bahwa kosmetik Implora mengandung bahan yang berbahaya, dan

para konsumen membeli karena harga dari kosmetik Implora murah, bukan

dilihat dari citra merek maupun iklan melalui selebgram endorse nyasehingga

perlu adanya peran dari selebgram endorse untuk membangun citra merek

untuk mempengaruhi minat beli konsumen. Maka peneliti perlu melakukan

penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh iklan melalui selebgram

endorse dan citra merek terhadap minat beli kosmetik Implora studi kasus

mahasiswa IAIN Ponorogo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang

dijadikan bahan kajian skripsi ini adalah :

1. Apakah iklan melalui selebgram endorse berpengaruh secara signifikan

terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo ?

2. Apakah citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli

kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo ?

3. Apakah iklan melalui selebgram endorse dan citra merek berpengaruh

secara signifikan terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN

Ponorogo ?
13

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok masalah yang telah dirumuskan, tujuan penelitian

yang hendak dicapai

1. Untuk mengetahui pengaruh iklan melalui selebgram endorse terhadap

minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

2. Untuk mengetahui pengaruh citra merek terhadap minat beli kosmetik

Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

3. Untuk mengetahui pengaruh iklan melalui selebgram endorse dan citra

merek terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan serta kajian

mengenai faktor yang paling mempengaruhi minat beli. Perbedaan dari

penelitian ini dengan penlitian yang sudah ada adalah penilitian ini variabel

Y yaitu minat beli menggunakan teori dari Kinner dan Taylor, selain itu

faktor – faktor yang mempengaruhi minat beli adalah iklan dan citra merek

yang diambil dari teori Swastha dan Irawan pada buku yang ditulis oleh

Donni Junni Priansa yang berjudul Perilaku Konsumen Dalam Persaingan

Bisnis Kontemporer. Sedangkan untuk variabel X1 yaitu iklan penelitian ini

menggunakan teori yang diambil dari buku Harman Malau yang berjudul

Manajemen Pemaaran Teori dan Aplikasi Pemaaran Era Tradisional


14

Sampai Era Modernisasi Global, untuk variabel X2 yaitu citra merek yang

diambil dari buku Freddy Rangkuti yang berjudul The Power Of Brands

Teknik Mengelola Brand Equity dan Stategi Pengembangan Merek +

Analisis Kasus SPSS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberikan alternatif penelitian lain dibidang manajemen

pemasaran khususnya berkaitan dengan iklan melalui selebgram

endorse dan citra merek yang berpengaruh pada minat beli. Penelitian

ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti yang lain,

maupun kalangan yang membutuhkan referensi pada bidang penelitian

ini.

b. Bagi Produsen Kosmetik Implora

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pemroduksi

kosmetik Implora, supaya lebih memperhatikan bahan – bahan

campuran yang digunakan untuk membuat kosmetik agar kosmetik

Implora aman digunakan, sehingga bisa membangun citra merek yang

baik, selain itu diharapkan kosmetik implora bisa membuat iklan di

media televisi, dan menggunakan selebriti yang lebih terkenal, agar

kosmetik implora lebih dikenal oleh masyaakat luas.

c. Bagi Konsumen (Mahasiswa)

Penelitian ini diharap bermanfaat bagi para konsumen khususnya

mahasiswa yang sering menggunakan kosmetik, penelitian ini


15

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan dalam upaya mengatasi

permasalahan berkaitan dengan yang diteliti dalam penelitian ini. Selain

itu diharapkan para konsumen (mahasiswa) harus pandai dalam

memilih kosmetik yang aman digunakan, yang memiliki citra merek

yang baik, dan mahasiwa harus bisa melihat apakah kosmetik tersebut

sudah terdaftar di BPOM atau belum, selain itu kosnumen harus melihat

komposisi apa saja yang terkandung di dalam kosmetik yang

digunakan, serta mahasiswa harus bisa melihat dan yakin terhadap

pesan yang disampaikan dalam iklan melalui selebgram endorse.

E. Sistematika Pembahasan

Agar penelitian ini bisa disajikan secara sistematis, maka penyusunan

skripsi ini disusun dalam 5 bab, yang berkelanjutan dan berhubungan satu sama

lain yaitu

Bab I : PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah untuk mendeskripsikan problem

akademik yang mendorong peneliti melakukan penelitian.

Selanjutnya, dijelaskan rumusan masalah, tujuan, dan kegunaan

penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II : LANDASAN TEORI

Yang menguraikan dasar pustaka penelitian ini baik teoritis

berupa penjelasan masing – masing variable, minat pembelian

yang mempengaruhinya, yaitu iklan dan cira merek, maupun


16

empiris kajian penelitian - penelitian terdahulu. Dalam bab ini

juga dijelaskan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian

sebagai pondasi awal suatu penelitian dibangun.

Bab III : METODE PENELITIAN

Yang menguraikan metode – metode yang digunakan dalam

penelitian ini, meliputi rancangan penelitian yang menjelaskan

gambaran umum metode yang digunakan dalam penelitian ini,

lokasi, populasi, dan sampel yang dijadikan responden, definisi

operasional masing – masing variable, jenis dan sumber data,

teknik pengumpulan data, instrumen pengumpulan data yang

menguraikan alat yang digunakan untuk mengumpulkandata, dan

yang terakhir adalah teknik analisis data yang digunakan untuk

menganalisis dan membaca hasil penelitian.

Bab IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Menguraikan data – data yang diperoleh dari penelitian di

lapangan yang mana data teresbut dikelompokkan ke dalam

beberapa sub bab, dan hasil temuan atas variable penelitian.

Selanjutnya dalam bab ini, data yang diperoleh tersebut dianalisis

dengan metoe analisis yang telah dijabarkan pada bab tiga untuk

kemudian diteliti lebih lanjut dan diambil kesimpulannya pada sub

bab pembahasan dan interpretasi data.


17

Bab V : PENUTUP

Menguraikan kesimpulan dari hasil peneliian ini, keterbatasan dari

penelitian yang dilakukan oleh peneliti sehingga penelitian ini

belum mampu dianggap sempurna, dan rekomendasi yang peneliti

sampaikan sebagai wujud tindak lanjut dari adanya penelitian ini.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Minat Beli

a. Pengertian Minat Beli

Menurut Kinner dan Taylor, minat beli merupakan bagian

dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi,

kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan

pembelian benar – benar dilaksanakan. Sedangkan menurut

Yoestini & Sheilla, minat beli diperoleh dari suatu proses belajar

dan proses pemikiran membentuk suatu persepsi. Minat pembelian

menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benak para

konsumen dan menjadi suatu keinginan yang kuat. Lalu pada

akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya

susai apa yang ada di dalam benaknya tersebut. 1

Minat pembelian menurut Howard dan Sheth merupakan

sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk

membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang

dibutuhkan pada periode tertentu.2 Dapat dikatan bahwa minat

1
Maria Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual, (Jogjakarta : Deepublish,
CV Budi Utama, 2018), 77 .
2
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer,
(Bandung : ALFABETA, 2017), 164.

18
19

pembelian merupakan pernyataan mental dari konsumen yang

merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek

tertentu.

Assael menyatakan bahwa minat pembelian merupakan

kecenderungan konsumen untuk membeli suatu merek atau

mengambil tindakan yang berhubungan dengan pembelian yang

diukur dengan tingkat kemungkinan konsumen melakukan

pembelian. Minat pembelian menciptakan suatu motivasi dibenak

konsumen dan menjadi keinginan yang sangat kuat.3

b. Apek – Aspek dalam Minat Beli

Lutas dan Britt mengatakan bahwa aspek – aspek yang

terdapat dalam minat beli antara lain :

1. Perhatian

Adanya perhatian yang besar dari konsumen terhadap suatu

produk, baik barang ataupun jasa.

2. Ketertarikan

Setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik

pada konsumen. Dalam dirinya konsumen bisa tertarik dengan

barang ataupun jasa yang ditawarkan.

3. Keinginan

Perasaan untuk mengingini atau memiliki suatu produk

tersebut.

3
Nofian S, dkk, Teori dan Praktis Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Malang : UB
Press, 2018), 86.
20

4. Keyakinan

Keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut

sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk

memperolehnya dengan tindakan yang disebut membeli.

5. Keputusan

Perilaku konsumen dalam mengambil keputusan membeli

mempertimbangkan barang dan jasa apa yang akan dibeli,

dimana, kapan, bagaiaman, berapa jumlah, dan mengapa

membeli produk tersebut.4

c. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen

Swastha dan Irawan menyatakan menyatakan bahwa faktor

– faktor yang mempengaruhi minat membeli berhubungan dengan

perasaan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam

membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat

membeli, dan jika gagal bisa menghilangkan minat beli konsumen. 5

Minat beli pada dasanya merupakan suatu pembelian secara

subyektif pada diri setiap individu terhadap hal – hal yang

berhubungan secara langsung dengan transaksi ekonomi, beberepa

faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah :

1. Faktor Psikologis

Meliputi pengalaman belajar individu tentang kejadian di masa

4
Maria Fitriah, Komunikasi Pmeasara, 70.
5
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen, 168.
21

lalu serta pengaruh sikap dan keyakinan individu,6 yang

terdapat pada beberapa teori berikut. :

A. Teori Stimulus Respon

Berdasarkan teori stimulus respon, faktor yang

mempengaruhi minat beli konsumen adalah konsumen akan

merasa puas jika mendapatkan produk, merek, citra merek,

serta pelayanan yang menyenangka. Jika suatu produk

memiliki citra merek yang baik akan menambah kepuasan

konsumen dalam menggunakan produk tersebut.

B. Teori Kognitif

Perilaku atau kebiasaan merupakan akibat dari proses

berpikir dan orientasi dalam mencapai tujuan.

2. Faktor Pribadi

Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan

pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk.

3. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud disini adalah kelompok acuan atau

kelompok anutan, kelompok acuan atau anutan merupakan

sekelompok orang yang mampu mempengaruhi sikap,

pendapat, norma, dan perilaku konsumen. 7 Faktor yang

mempengaruhi minat beli konsumen melalui kelompok acuan

atau anutan adalah :

6
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen, 170 – 171.
7
Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, ( Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014), 89.
22

a. Daya Tarik Selebriti Dalam Iklan

Penggunaan nara sumber (source) sebagai figure penarik

dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk

menyampaikan pesan. Nara sumber yang digunakan dalam

iklan tersebut adalah endorser, celebrity endorse adalah

individu yang dikenal oleh public atas prestasinya.

Penggunaan celebrity endorse dalam iklan dimaksud untuk

memberikan kepada konsumen agar minat untuk membeli

produk semakin kuat, dan mempermudah tumbuhnya

keyakinan konsumen atas produk yang diiklankan. 8

b. Daya Tarik Tenaga Ahli

Daya tarik tenaga ahli adalah orang yang karena

pekerjaannya, memiliki kemampuan khusus, karena

pelatihan atau pengalaman, berada dalam posisi yang unik

untuk membantu calon konsumen untuk menilai produk

atau jasa yang dipromosikan dalam iklan.9

c. Daya Tarik Orang Biasa

Daya tarik orang biasa merupakamn suatu pernyataan

pelanggan yang merasa puas terhadap pemakaian produk

tertentu. Keuntungan daya tarik orang biasa adalah

menunjukkan para calon para calon pelanggan bahwa

8
Rama Kertamukti, Strategi Kreatif dalam Periklanan, (Jakarta : PT Raja Grafindo,
2015). 69 – 71.
9
Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan,. 91.
23

seseorang persis seperti mereka telah menggunakan dan

puas dengan produk atau jasa yang diiklankan.10

d. Indikator Minat Beli

Minat pembelian konsumen dapat diukur dengan berbagai

indikator.11 Secara umum, indikator tersebut adalah berkenan

dengan empat indikator pokok, diantaranya adalah :

1. Minat Transaksional

Minat Transaksional merupakan kecendurang konsumen untuk

selalu membeli produk (barang atau jasa) yang dihasilkan

perusahaan, ini didaarkan ata kepercayaan yang tinggi terhadap

perusahaan tersebut

2. Minat Referensional

Minat referensional merupakan kecenderungan konsumen

untuk mereferensikan produknya kepada orang lain. Minat

tersebut muncul setelah konsumen memiliki pengalaman dan

informasi tentang produk tersebut.

3. Minat Prefensial

Minat preferensial merupakan minat yang menggambarkan

perilaku konsumen yang memiliki preferensi utama terhadap

produk – produk tersebut.

10
Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, 90 – 91.
11
Donni Junni Priansa, Perilaku Konsumen, 168 – 169.
24

4. Minat Eksploratif

Minat eksploratif merupakan minat yang menggambarkan

perilaku konsumen yang selalu mencari informasi mengenai

produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk

mendukung sifat – sifat positif dari produk tersebut.

2. Iklan

a. Pengertian Iklan

Iklan adalah bentuk komunikasi yang diatur sedemikan

rupa melalui diseminasi informasi tentang kegunaan, keunggulan

atau keuntungan suatu produk supaya menimbulkan keinginan

untuk melakukan pembelian. AMA (American Marketing

Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk bayaran

untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide barang, atau jasa

secara non personal oleh sponsor yang jelas. 12

Iklan merupakan salah satu bentuk promosi yang paling

banyak digunakan perusahaan dalam mepromosikan produknya.

Iklan memiliki empat fungsi utama yaitu, menginformasikan

khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak

untuk membeli, menyegarkan informasi yang telah diterima

khalayak, dan menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu

khalayak menerima dan mencerna informasi. Iklan juga sebagai

12
Harman Malau, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era
Tradisional Sampai Era Modernisasi Global, (Bandung : Alfabeta, 2017), 85.
25

instrumen promosi yang sangat penting, khususnya bagi

perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan

kepada masyarakat luas.

Iklan juga merupakan bagian dari upaya komunikasi yang

merupakan kandungan utama dari manajemen promosi yang

menggunakan ruang media untuk menyampaikan pesan sebagai

sarana untuk berkomunikasi dengan konsumen. Setiap orang

mendefiniskan iklan sesuai dengan pengalamannya, iklan

merupakan ujung tombak promosi suatu produk atau jasa, banyak

fungsi iklan terkait dengan strategi pemasaran, akan tetapi fungsi

tersebut dapat dikategorikan dalam dua kelompok yaitu fungsi

pemberian informasi dan fungsi membujuk. 13

b. Sifat – Sifat Iklan

Iklan memiliki 4 fungsi utama, yaitu menginformasikan

khalayak mengenai seluk beluk produk, mempengaruhi khalayak

untuk membeli, dan menyegarkan informasi yang telah diterima

khalayak, serta menciptakan suasanan yang menyenangkan

sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi. 14 Selain itu

iklan juga mempunyai sifat – sifat sebagai berikut :

1. Public Pesentation, iklan memungkinkan setiap orang

menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

13
Morissan, Priklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama, ( Jakarta :
Kencana, 2010), 18.
14
Harman Malau, Manajemen Pemasaran, 85.
26

2. Pervasiveness, pesan iklan yang sama dapat diulang – ulang

untuk memantapkan penerima informasi.

3. Amplified Expressiveness, iklan mampu mendramatisasi

perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk

menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.

4. Impersonality, iklan tidak bersifat memkasa orang untuk

memperhatikan dan menanggapinya, karena merupakan

komunikasi yang menolong (satu arah).

c. Tujuan Iklan

Menurut Kotler tujuan suatu iklan merupakan bentuk

komunikasi yang spesifik untuk meraih khalayak yang khusus

sepanjang periode waktu tertentu, tujuan iklan diantaranya adalah

1. Memberikan informasi (to inform), dalam hal ini

menyampaikan kepada konsumen tentang suatu produk baru.

2. Membunjuk (to persuade), dalam hal ini mendorong calon

konsumen untuk beralih pada produk berbeda.

3. Mengingatkan (to remind), dalam hal ini mengingatkan

pembeli di mana mereka dapat memperoleh suatu produk.15

d. Daya Tarik Iklan

Daya tarik iklan yang lazim digunakan diantaranya adalah :

1. Daya Tarik Selebriti Endorse

15
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2012), 73.
27

Penggunaan nara sumber (source) sebagai figure penarik

perhatian dalam iklan merupakan suatu cara kreatif untuk

menyampaikan pesan. Nara sumber yang menarik akan lebih

mudah untuk menarik perhatian konsumen. Nara sumber yang

digunakan dalam iklan disebut endorse, endorse dibagi ke

dalam dua tipe oleh Terence Shimp dalam Periklanan Promosi,

yaitu celebrity endorse, dan typical – person endorse. Mereka

disebut sebagai brand endorse atau brand ambassador.

Selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet), yang

dikenal karena prestasinya di dalam bidang – bidang yang

berbeda, dari golongan produk yang didukungnya. Sedangkan

selebriti pendukung (celebrity endorse) adalah individu yang

terkenal oleh publik atas prestasinya selain daripada produk

yang didukungnya, dan selebriti yang mempromosikan atau

mendukung produk lewat aplikasi atau sosial media instagram

disebut dengan selebgram endorse.16

Fungsi dari selebgram/celebrity endorse yaitu :

1. Memberi kesaksian (testimonial)

2. Memmberikan dorongan dan penguatan (endorsement)

3. Bertindak sebagai aktor dalam iklan.

4. Bertindak sebagai juru bicara perusahaan. 17

16
Rama Kertamukti, Strategi Kreatif, 69 – 70.
17
Muhammad Jaiz, Dasar – Dasar Periklanan, 89.
28

2. Daya Tarik Tenaga Ahli

Daya tarik tenaga ahli adalah orang yang karena

pekerjaannya, memiliki kemampuan khusus, karena pelatihan

atau pengalaman, bearada dalam posisi yang unik untuk

membantu caln konsumen untuk menilai produk atau jaa yang

di promosikan iklan. Sehingga sesuai dengan apa yang

dikerjakan oleh tenaga ahli tersebut.

3. Daya Tarik Orang Biasa

Daya tarik orang biasa merupakan suatu pernyataan merasa

puas terhadap pemakaian produk tertentu. Keuntungan daya

tarik orang biasa adalah menunjukkan para calon pelanggan

bahwa seseorang persis seperti mereka telah menggunakan dan

puas dengan produk atau jasa yang diiklankan.

e. Indikator Iklan

Indikator iklan menurut Kotler dan Keller yang dapat

dipahami melalui model AIDA adalah :

1. Perhatian (Attention)

Tahap ini merupakan tahap awal dalam menilai suatu

produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan calon pelanggan,

selain itu calon pelanggan juga mmpelajari produk atau jasa

yang ditawarkan.18

18
Harman Malau, Manajemen Pemasaran, 164.
29

2. Tertarik (Interest)

Dalam tahap ini calon pelanggan mulai tertarik untuk

membeli produk atau jasa yang ditawarkan, setelah

mendapatkan informasi yang lebih terperinci mengenai produk

atau jasa yang ditawarkan.

3. Hasrat (Desire)

Calon pelanggan mulai memikirkan serta berdiskusi

mengenai produk atau jasa yang ditawarkan, karena harat dan

keinginan untuk membeli mulai timbul. Dalam tahapan ini

calon pelanggan sudah mulai berminat terhadap produk atau

jasa yang ditawarkan. Tahap ini ditandai dengan munculnya

minat yang kuat dari calon pelanggan untuk membeli dan

mencoba produk atau jasa yang ditawarkan.

4. Tindakan (Action)

Pada tahap ini calon pelanggan telah mempunyai

kemantapan yang tinggi untuk membeli atau menggunakan

produk atau jasa yang ditawarkan.19

3. Citra Merek

a. Pengertian Citra Merek

Citra Merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang yang

terbentuk di benak konsumen.20 Konsumen yang terbiasa

19
Ibid,. 167.
30

menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi

terhadap citra merek atau hal ini disebut juga dengan kepribadian

merek. Selain itu juga terdapat beberapa definisi Citra Merek

diantaranya yaitu :

1. Citra Merek adalah seperangkat keyakinan konsumen

mengenai merek tertentu.

2. Citra Merek adalah kumpulan persepsi tentang sebuah merek

yang saling berkaitan yang ada dalam pikiran manusia.

3. “Brand image can be defined as a perception about brand as

reflected by the brand association held in consumer memory”.

Hal ini berarti citra merek adalah persepsi tentang merek yang

digambarkan oleh asosiasi merek yang ada dalam ingatan

konsumen.21

b. Fungsi Citra Merek

Boush dan Jones mengemukakan bahwa citra merek (brand

image) memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

1. Pintu masuk pasar

Citra merek memilik peran yang sangat penting, sehingga

jika produk memiliki citra merek yang kuat akan berfungsi

untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan.

20
Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.
21
M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk dan Merek (Planning Strategy), (Pasuruan :
Qiara Media, 2019), 61.
31

2. Sumber nilai tambah produk

Sebagai sumber nilai tambah produk, para pemasar

mengakui bahwa citra merek tidak hanya merangkum

pengalaman konsumen dengan produk dari merek tersebut, tapi

benar-benar dapat mengubah pengalaman itu.

3. Kekuatan dalam penyaluran produk, citra merek sangatlah

berperan penting dalam penyaluran untuk menghadapi

pesaing.22

c. Indikator Citra Merek

Menurut Biel ada beberapa indikator citra merek atau brand

image yaitu :

1. Corporate Image (Citra Pembuat), yaitu sekumpulan asosiasi

yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yaang

membuat suatu barang atau jasa.

2. User Image (Citra Pemakai), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan

suatu barang atau jasa.

3. Product Image (Citra Produk), yaitu sekumpulan asosiasi yang

dipersepsikan konsumen terhadap suatu barang atau jasa. Yang

meliputi atribut dari product, mnfaat bagi konsumen,

pelayanan.

22
Ibid,. 64.
32

d. Manfaat Citra Merek

Manfaat citra merek bagi produsen menurut Keller yaitu :

1. Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau

pelacakan produk bagi perusahaan, terutama dalam

pengorganisasian persediaan dan pencatatan akuntansi.

2. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga

mereka bisa dengan mudah memilih dan mmbelinya di lain

waktu.

3. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang

membedakan produk para pesaing. 23

B. Kajian Pustaka

Tabel 2.1
Penelitian terdahulu
NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

1. Pengaruh Hasil penelitian 1. Mengguna 1. Perbedaan

Iklan dan menunjukkan kan teori dari

Brand Image bahwa24 : dari Kotler variabel

terhadap 1. Iklan dan dan Keller. penelitian.

23
Ibid,. 72.
24
Veronika, Pengaruh Iklan dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen, dengan
Brand Image Sebagai Variabel Medias, Kasus Calon Konsumen Shampoo Dove di Pusat
Perbelanjaan : Garden Departement Store & Supermaket Yogyakarta, (Skripsi Manajemen –
Fakultas Ekonomi Universitas Santa Dharma Yogyakarta, 2016).
33

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

Minat Beli brand image 2. Membahas Pada

Konsumen, mempunyai tentang penelitian

dengan pengaruh minat beli, terdahulu

Brand Image positif iklan dan brand

Sebagai terhadap citra merek. image

Variabel minat beli 3. Indikator digunakan

Mediasi konsumen tentang sebagai

(Kasus Calon secara iklan sama variabel

Konsumen sendiri – yaitu : mediasi.

Shampoo sendiri. a. Dapat Sedangkan

Dove di 2. Iklan menimbulk penelitian

Pusat berpengaruh an ini brand

Perbelanjaan: positif perhatian. image atau

Gardena terhadap b. Menarik. cira merek

Derpatement 3. Brand c. Dapat menjadi

Store & image menimbulk variabel X2,

Supermaket Brand image an dan tidak

Yogyakarta) tidak memediasi keinginan. terdapat

/ Veronika / pengaruh iklan d. Menghasilk variabel

2016. terhadap minat an suatu mediasi.

beli konsumen tindakan. 2. Perbedaan


34

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

dilihat dari

segi

indikator

yaitu yang

citra merek

dan minat

beli.

2. Analisis Hasil akhir dari 1. Indikator 1. Pada

Pengaruh analisis ini dari minat penelitian

Citra Merek, adalah Y = beli sama. terdahulu

Daya Tarik 0.273 X1 + 2. Mengguna terdapat

Iklan, Dan 0.163X2 + kan teori variabel

Harga 0.462 X3 dari Kotler harga.

Terhadap Artinya bahwa dan Keller. 2. Penelitian

Minat Beli semua variabel terdahulu

Smartphone independen lebih

Nokia Lumia yaitu citra membahas

(Studi Pada merek, daya tentang

Konsumen tarik iklan, dan daya tarik

Smartphone harga iklan, tidak


35

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

di Kota mempunyai hanya iklan

Semarang)/ pengaruh positif saja.

Rizky terhadap

Anugerah variabel

Pratama/ dependen.25

2014.

3. Analisis Hasil dari 1. Jumlah 1. Pada

Pengaruh penelitian ini sampel penelitian

Iklan, Brand adalah Y = yang terdahulu

Trust, dan 0,237 X1 + diteliti 100 terdapat

Brand Image 0,334 X2 – 0,57 2. Teori citra teori

Terhadap X3 merek konsep

Minat Beli Variabel menggunak pasar, dan

Konsumen independen an teori perilaku

Telkom yang paling dari Kotler konsumen.

Speedy di berpengaruh dan Keller. Sedangkan

Kota terhadap penelitian

Semarang/Eli variabel ini hanya

sabeth Desi dependen menggunak

25
Rizky Anugerah Pratama, Analisis Pengaruh Citra Merek, Daya Tarik Iklan, dan
Harga Terhadap Minat Beli Smartphone Nokia Lumia (Studi Pada Konsumen Smartphone di Kota
Semarang), (Skripsi : Fakultas Ekonomika dan Bisnis, 2014).
36

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

Arista/2011. adalah variabel an teori


26
brand trust iklan, citra

(0,334), diikuti merek, dan

oleh variabel minat beli.

iklan (0,237) 2. Dalam

dan terakhir penelitian

adalah variabel terdahulu

brand image (- terdapat

0,57). Hasil Uji variabel

t membuktikan brand trust.

bahwa variabel

iklan (0,023)

dan brand trust

(0,001)

mempunyai

pengaruh positif

terhadap minat

beli Telkom

speedy

26
Elisabeth Desi Arista, Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust dan Brand Image
Terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy di Kota Semarang, ( Skripsi – Fakultas Ekonomi,
Universitas Diponegoro Semarang, 2011).
37

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

sedangkan

brand image

(0,531)

mempunyai

pengaruh negate

terhadap minat

beli Telkom

Speedy.

4. Pengaruh 1. Iklan dan 1. Indikator 1. Penelitian

Iklan dan citra merek iklan dan terdahulu

Cita Merek berpengaruh citra merek ditinjau

Terhadap teradap sama. dari

Keputusan keputusan 2. Mengguna perspektif

Pembelian pembelian kan spss ekonomi

Ditinjau yang 21. Islam.

Dalam ditunjukkan 3. Variabel X1 2. Variabel Y

Perspektif dengan dan X2 menggunak

Ekonomi kontribusi sama. an

Islam (Studi yang keputusan

Kasus diberikan pembelian.

Pengguna oleh 3. Teori yang


38

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

Sepeda variabel digunakan

Motor Honda iklan dan oleh iklan

Beat di citra merek dan citra

Kelurahan terhadap merek

Mulya Asri keputusan berbeda.

Kabupaten pembelian 4. Terdapat

Tulang sebesar teori

Bawang 62,8% pemasaran

Barat)/Inaya sisanya dalam

h dipengaruhi Islam.

Fitri/2017.27 oleh faktor

lain.

Sedangkan

dalam

perspektif

ekonomi

Islam, iklan

dan citra

27
Inayah Fitri, Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Ditinjau
Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Pengguna Sepeda Motor Honda Beat di Kelurahan
Mulya Asri Kabupaten Tulang Bawang Barat), (Skripsi : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,
Universitas Ilam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.
39

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

merek

sepeda

motor honda

beat sejalan

dengan

agama

ajaran

agama

Islam.

5. Pengaruh Pengumpulan 1. Variabel X 1. Indikator

Iklan data dan Y iklan dan

OLX.CO.ID menggunakan sama, yaitu citra merek

di Televisis kuesioner yang iklan dan berbeda.

Terhadap disebarkan minat beli. 2. Hanya

Minat Jual kepada 2. Tujuan dari terdapat

Beli Online responden iklan sama dua

(Studi Pada degan metode yaitu variabel

Mahasiswa probability menggunak yaitu X1

Jurusan Ilmu sampling an teori sebagai

Komunikasi dengan teknik dari Philip iklan dan Y

Fakultas stratified kotler dan sebagai


40

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

Dakwa dan random Keller. minat beli.

Komunikasi sampling,

UIN dengan jumlah

Alauddin sampel ebanyak

Makassar)/A 77 orang yang

hmad merupakan

Riyadi/2014. mahasiswa
28
jurusan Ilmu

Komunikasi

Fakultas

Dakwah dan

Komunikasi

UIN Alauddin

Makassar

angkatan 2010

– 2013.

Hasil penelitian

membuktikan

28
Ahmad Riyadi, Pengaruh Iklan OLX.CO.ID di Televisis Terhadap Minat Jual Beli
Online (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwa dan Komunikasi UIN
Alauddin Makassar), (Skripsi – Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alaudin Makassar, 2014).
41

NO Judul/Nama/ Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

Tahun

bahwa iklan

OLX.CO.ID di

televise secara

signifikan

mempengaruhi

minat jual beli

online

mahasiswa

jurusan Ilmu

Komunikai

Fakultas

Dakwad dan

Komunikasi

UIN Alauddin

Makasar.

Pengaruhnya

sebesar 10,1%

dan sisanya

sebesar 89,9%.
42

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran diturunkan dari suatu teori yang relevan

dengan permasalahan yang telah dirumuskan, kerangka ini dibuat dalam

bagan alur yang saling berhubungan. Sehingga alur berpikir dalam

penelitian ini adalah iklan melalui selebgram endorse dan iklan

berpengaruh terhadap minat beli konsumen.

Iklan melalui
Selebgram
Endorse (X1)
Minat Beli (Y)

Citra Merek (X2)

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= Pengaruh secara parsial (sendiri – sendiri, X1 terhadap Y

dan X2 terhadap Y)

= Pengaruh secara simultan (bersama – sama, X1 dan X2

Terhadap Y)

Bagan kerangka berpikir diatas menjelaskan bahwa, iklan melalui

selebgram endorse dan citra merek berpengaruh terhadap minat beli


43

konsumen kosmetik Implora pada studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo,

baik secara parsial maupun secara simultan.

D. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul29. Hipotesis merupakan proposisi yang akan diuji

keberlakuannya atau merupakan suatu jawab atas pertanyaan penelitian30.

Berdasarkan tinjauan pustaka dan teori, serta rumusan masalah

yang diambil maka diperoleh hipotesis sebagai berikut :

1. H01 : Iklan melalui Selebgram Endorse tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap minat beli kosmetik Implora mahasiswa

IAIN Ponorogo.

Ha1 : Iklan melalui selebgram endorse berpengaruh secara

signifikan terhadap minat beli konsumen kosmetik Implora

mahasiswa IAIN Ponorogo

2. H02 : Citra merek tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

minat beli konsumen kosmetik Implora mahasiswa IAIN

Ponorogo.

Ha2 : Citra Merek berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli

29
Suharsimi Ariskunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Skripsi (Jakarta :
PT. Bhinneka Cipta, 2006), 71.
30
Bambang Prasetyo, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta ; PT Grafindo Persada,
2011), 76.
44

konsumen kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

3. H03 : Iklan melalui selebgram endorse dan citra merek tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen

kosmetik Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.

Ha3 : Iklan melalui selebgram endorse dan citra merek berpengaruh

secara signifikan terhadap minat beli konsumen kosmetik

Implora mahasiswa IAIN Ponorogo.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Berikut ini adalah jenis dan sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini :

1. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data

kuantitatif dalam penelitian ini berupa data hasil kuesioner dan

dokumentasi. Untuk menggali data terkait iklan melalui selebgram

endorse, citra merek dan minat beli konsumen.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

data primer. Pendekatan data primer penelitian ini adalah kuesioner

yang dibagikan kepada responden pada sebanyak 100 mahasiswa IAIN

Ponorogo.

B. Lokasi dan Periode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kampus Institut Agama Islam Negeri

Ponorogo dengan periode penelitian yang digunakan adalah 3 bulan

terakhir yaitu pada bulan Desember 2019 – Maret 2020.

45
46

C. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian yang terdiri dari, jenis penelitian

dan pendekatan penelitian. Dalam penelitian ini jenis pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana penelitian kuantitatif

merupakan metode yang digunakan untuk menguji teori tertentu dengan

cara dilakukannya meliniti hubungan antar variabel. Selain itu penelitian

kuantitif juga bertujuan utnuk, membangun fakta, memberikan deskripsi

statistik, dan menguji teori. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang

analisisnya menekankan pada data-data numerikal (angka) yang diolah

dengan metode statistika. 1

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini ada beberapa variabel yang diteliti. Variabel

tersebut yaitu:

1. Variabel Independent (Variabel X)

Variabel independen adalah variabel stimulus, predictor,

antencedent. Dalam bahasa Indonesia disebut dengan variabel

bebas.2 Dalam penelitian ini yang menjadi variabel X adalah iklan

melalui selebgram endorse dan citra merek.

1
Saifudin Azwar, Metode Penelitian Skripsi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), 5
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2018,) 57.
47

2. Variabel Dependen (Variabel Y)

Variabel dependen adalah variabel terikat, atau variabel yang

di pengaruhi. 3 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

tentang minat beli.

Tabel 3.1

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Sumber

Penelitian

Iklan melalui Iklan adalah bentuk 1. Perhatian Di ambil dari

Selebgram komunikasi yang 2. Tertarik bukunya

Endorse (X1) diatur sedemikan 3. Hasrat Harman Malau

rupa melalui 4. Tindakan yang berjudul

diseminasi informasi “Manajemen

tentang kegunaan, Pemasaran

keunggulan atau Teori dan

keuntungan suatu Aplikasi

produk supaya Pemasaran Era

menimbulkan Tradisional

keinginan untuk Sampai Era

melakukan Modernisasi

pembelian. 4 Global”.

3
Ibid,. 57.
4
Harman Malau, Manajemen Pemasaran,.85.
48

Variabel Definisi Indikator Sumber

Penelitian

Citra Merek Citra Merek adalah 1. Corporate Diambil dari

(X2) sekumpulan asosiasi Image bukunya

merek yang yang (Citra Freddy

terbentuk di benak Pembuat). Rangkuti yang

konsume. 2. User Image berjudul “The

Konsumen yang (Citra Power Of

terbiasa Pemakai) Brands Teknik

menggunakan merek 3. Product Mengelola

tertentu cenderung Image Brand Equity

memiliki konsistensi (Citra dan Strategi

terhadap citra merek Produk). Pengembangan

atau hal ini disebut Merek +

juga dengan Analisis Kasus

kepribadian merek.5 SPSS”.

Minat Beli Minat beli 1. Minat Diambil dari

(Y) merupakan bagian Transaksio bukunya M.

dari komponen nal Anang

perilaku konsumen 2. Minat Firmansyah

dalam sikap Referensio yang berjudul

5
Freddy Rangkuti, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan Strategi
Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, (Jakata : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), 43.
49

Variabel Definisi Indikator Sumber

Penelitian

mengkonsumsi, nal “Pemasaran

kecenderungan 3. Minat Produk dan

responden untuk Prefensial Merek

bertindak sebelum 4. Minat (Planning

keputusan Eksploratif Strategy)”.

pembelian benar –

benar dilaksanakan. 6

E. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik

kesimpulannya. 7 Adapaun populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa IAIN Ponorogo yang populasinya yaitu 9.685 mahasiswa,

yang terdiri dari 4 fakultas mulai dari mahasiswa 2016, 2017, 2018,

dan 2019 dengan jumlah mahasiswa sebagai berikut :

6
M. Anang Firmansyah, Pemasaran Produk., 62.
7
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Bandung : Alfabeta, 2018) 130.
50

Tabel 3.2
Jumlah Mahasiswa IAIN Ponorogo Tahun 2016 – 2019
Fakultas Jumlah Mahasiswa (2016 – 2019)
FEBI 2.243
SYARIAH 1.324
FATIK 5.196
FUAD 922
Total 9.685
Sumber : Data Akademik IAIN Ponorogo, 9 Desember 2019.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimilik

oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan tenaga, dana, dan waktu, maka peneliti menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. 8 Apa yang dipelajari dari

sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul – betul

represntaif (mewakili).9

Dengan penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

8
Sugiyono, Metode Penelitian,. 81.
9
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DAN R&D, (Bandung : Alfabeta,
2016), 80 – 81.
51

Keterangan :

n = Sampel

N= Populasi

e= Perkiraan Tingkat Kesalahan

Merujuk pada rumus diatas, penetuan jumlah sampel dapat


dirumuskan sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁𝑒 2

9.685
𝑛=
1 + 9.685(0,1)2

9.685
𝑛=
0,09686
𝑛 = 99,9896 = 100 mahasiswa

Dari 100 mahasiswa tersebut dapat diketahui dari hitungan sebagai

berikut :
𝑁𝐹𝐸𝐵𝐼 2.243
1. 𝑛𝐹𝐸𝐵𝐼 = × 𝑛 = 9.685 × 100 = 23, 16 = 23
𝑁

𝑁𝐹𝑈𝐴𝐷 922
2. 𝑛𝐹𝑈𝐴𝐷 = × 𝑛= × 100 = 9,51 = 9
𝑁 9.685

𝑁𝐹𝐴𝑇𝐼𝐾 5.196
3. 𝑛𝐹𝐴𝑇𝐼𝐾 = × 𝑛 = 9.685 × 100 = 53,64 = 54
𝑁

𝑁𝐹𝐴𝑆𝑌𝐴 1.324
4. 𝑛𝐹𝐴𝑆𝑌𝐴 = × 𝑛 = 9.685 × 100 = 13,67 = 14
𝑁

Dari jumlah mahasiswa yang telah dihitung dapat di jumlahkan

menjadi sebagai berikut :


52

Tabel 3.3
Jumlah Sampel Mahasiswa
No Fakultas Sampel
1. FEBI 23
2. FUAD 9
3. FATIK 54
4. FASYA 14
TOTAL 100

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.

Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian,

terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Penelitian ini

menggunakan teknik probability sampling yaitu teknik pengambilan

sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur

(anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini

menggunakan teknik, proportionate stratified random sampling, yaitu

teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota atau

unsur yang tidak homogen dan berstarta secara proporsional. 10

F. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode kuesioner (angket) untuk

mengumpulkan data. Metode kuesioner (angket) adalah suatu daftar yang

berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang

yang akan diteliti, dengan alat ini orang dapat diketahui tentang keadaan

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, ( Bandung : Alfabeta, 2018), 134.
53

data diri, pengalaman, pengetahuan, sikap atau pendapat dan lain-lain.

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Adapun pelaksanaannya, angket diberikan

kepada pengguna kosmetik Implora khususnya para agar mereka mengisi

sesuai dengan keadaaan yang sebenarnya. 11

Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah skala likert yaitu

skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok terhadap fenomena atau gejala sosial yang

telah ditetapkan oleh peneliti yang kemudian disebut sebagai variabel

penelitian. 12 Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya

menunjukkan sikap terhadap suatu obyek tertentu yang akan diukur. Untuk

setiap pertanyaan disediakan sejumlah alternatif yang berjenjang atau

bertingkat.13 Nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumahkan

sehingga mendapatkan nilai total. Dalam penelitian ini jawaban responden

diberi skor berdasarkan skala likert sebagai berikut:

STS : Sangat Tidak Setuju = 1


TS : Tidak Setuju =2
S : Setuju =4
SS : Sangat Setuju =5

11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, 142.
12
Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan
Menggunakan SPSS (Ponorogo: STAIN Po Press, 2012), 73.
13
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Tehnik Penelitian Bidang
Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 77.
54

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu

mengukur apa yang di ukur. Adapun dasar pengambilan keputusan

suatu item valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara

mengorelasikan antara skor butir dengan skor total. Bila korelasi tiap

faktor tersebut positif dan besarnya 0,361 ke atas maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrument tersebut valid sebaliknya jika

korelasi r di bawah 0,361 maka dapat disimpulkan bahwa butir

instrument tersebut tidak valid sehingga harus diperbaiki atau

dibuang. 14

2. Reliablitas

Reliabilitas menunjukkan pengertian bahwa sesuatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrument tersebut sudah baik. Untuk mengetahui alat ukur

tersebut reliable dapat diuji dengan menggunakan rumus Alpha sebagai

berikut :15

N ∑ab2
r= [1 − ]
N−1 𝜎t 2

Keterangan :

r : koefisien reliabilitas instrument (Cronbach’s Alpha)

14
Ibid,. 254.
15
Ibid,. 156.
55

N : banyaknya pertanyaan

∑𝜎b2 : total varians pertanyaan

t : total varians

Apabila variabel yang diteliti mempunyai cronbach’s alpha (α) >

60% (0,6) maka variabel tersebut dikatakan reliabel, sebaliknya jika

cronbach’s alpha (α) < 60% (0,6) maka variabel tersebut tidak

reliabel. Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. 16

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas menguji data variabel bebas (X) dan data

variabel terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan.

Persamaan regresi yang dikatakan baik jika mempunyai data

variabel bebas dan data variabel terikat. Kriteria uji residual

apabila sig residual > 0,05, bisa dikatakan untuk normalitas

berdistribusi normal, dan jika nilai sig residual < 0,05 maka tidak

berdistribusi normal. 17

b. Uji Hesterokedastisitas

16
Achmad Sani Supriyanto dan Masyhuri Machfudz, Metodologi Riset, 249.
17
Maulida Nurhidayati, Statistika II Analisis Data dengan SPSS, ( t.tp.: t.p., t.th) 6 - 7.
56

Dalam persamaan regresi berganda perlu juga diuji

mengenai sama atau tidak varian residual dari observasi yang satu

dengan observasi yang lain. Jika residualnya mempunyai varian

yang sama disebut terjadi homoskedastisitas dan jika variansnya

tidak sama atau berbeda disebut heteroskedastisitas. Persamaan

regresi baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai sig

semua variabel X dengan harga mutlak residual, lebih besar dari

0,05 (alpha 5%) maka tidak terjadi heterokedastisitas. 18

c. Uji Autokorelasi

Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki

masalah autokorelasi, jika terjadi autokorelasi maka persamaan

tersebut menjadi tidak baik atau tidak layak diprediksi. 19 Tidak

terjadi autokorelasi ketika dU < Dw < 4 – Du. Untuk

mengdiagnosis adanya autokorelasi dalam model regresi bisa

dilihat dari tabel pengujianteradap ujiDurbin Watson (uji DW) :

Tabel 3.4
Kriteria Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada auokolerasi


Tolak 0 < d < dL
positif

Tidak ada autokolerasi


No decision dL < d < dU
positif

18
Ibid,. 125.
19
Ibid,. 134.
57

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada kolerasi


Tolak 4 – dL < d < 4
negative

Tidak ada kolerasi


No decision 4 – dU < d < 4 – dL
negative

Tidak ada autokolerasi


Terima dU < d <4 – dU
positif dan negative

d. Uji Multikolinieritas

Uji asumsi klasik jenis ini diterapkan untuk menganalisis

regresi berganda yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas digunakan

Variance Inflation Facctor (VIF). Apabila untuk semua variabel

independen nilai VIF < 10, yaitu lebih kecil dari 10 maka

persamaan regresi linier berganda tidak terjadi multikolinieritas. 20

2. Uji Regresi Linier Sederhana

Regresi linier sederhana merupakan regresi dengan menggunakan

satu variabel bebas sebagai penaksir perubahan variabel terikat.

Regresi linier sederhana bisa diartikan proses mengestimasi (menaksir)

20
V. Wiranta Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisni & Ekonomi, (Yogyakrta : Pustaka
Baru Press, 2015), 227.
58

sebuah fungsi hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel

independen (X).21 Persamaan rgresi linier sederhana adalah :

Y = α + bX + ε

Keterangan :

Y = minat beli

X = iklan melalui selebgram endorse atau citra merek

b = koefisien variabel X

α = konstanta

ε = standard error

3. Uji Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk

mengetahui pengaruh yang signifikan dan bersama – sama antara

iklanmelalui selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli

konsumen. Analisis tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + error

Keterangan

Y : minat beli

X1 : iklan melalui selebgram endorse

X2 : citra merek

a : konstanta

21
Setyo Tri Wahyudi, Statistika Ekonomi Konsep, Teori dan Penerapan, (Malang : UB
Press, 2017)162.
59

b1 : koefisien iklan melalui selebgram endorse

b2 : koefisien citra merek.22

4. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F juka dikenal dengan istilah anova (analysis of

variance), yang tergolong analisis komparatif yamg terdiri dari dua

variabel atau lebih yaitu :

Ha diterima, jika Fhitung > Ftabel. Jika Ha diterima artinya signifikan.

H0 diterima, jika Fhitung < Ftabel. Jika H0 diterima artinya tidak

signifikan.23

Tujuan dilakukan pengujian hipotesis terhadap metode

regresi linier berganda adalah untuk mengetahui antara variabel X1

dan X2 terhadap variabel Y, pengujian menggunakan tingkat

signifkansi 0,05.

b. Uji t

Analisis perbandingan satu variabel bebs dikenal dengan uji

t. Uji t digunakan untuk mengetahui perbedaan variabel yang

dihipotesiskan yaitu seperti :24

Ha diterima, jika |t hitung| > ttabel dan jika sig < α (0,05).

22
Nyoman Dantes, Metode Penelitian, (Yogyakarta : Andi 2012), 84.
23
Ibid,. 132 – 137.
24
Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika, 116 – 123.
60

Sedangkan H0 diterima jika |thitung| < ttabel dan jika sig > α (0,05). Ha

bersifat positif, sedangkan H0 bersifat negatif.

Langkah – langkah uji t sebagai berikut :25

1. Merumuskan Hipotesis

2. Menentukan t hitung dan signifikansi

3. Menentukan t tabel

Ttabel dapat dilihat pada tabel statistic pada signifikansi

0,05/2 = 0,025 dengan derajat kebebasan df = n – 2 (n = jumlah

responden).

4. Kriteria Pengujian

Jika – ttabel > thitung < ttabel sehingga H0 diterima.

Jika – Thitung < - ttabel atau thitung > ttabel H0 ditolak.

5. Berdasar Signifikan

Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

6. Membandingkan t tabel dengan thitung

Tujuan membandingkan antara t tabel dengan thitung adalah

untuk mengetahui H0 ditolak atau diterima berdasarkan kaidah

pengujian.

7. Membuat Keputusan

25
Slamet Santoso, Penelitian Kuantitaif Metode dan Langkah Pengolahan

Data,(Ponorogo : Umpo Press, 2015), 40.


61

Tujuan dari pembuatan keputusan adalah untuk mengetahui

hipotesis mana yang terpilih H0 atau Ha.

c. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi yang dikuadratkan (R2) dinamakan

dengan koefisien determinasi atau koefisien penentu. Koefisien

dterminasi merupakan proporsi untuk menentukan terjadinya

presentase antara variabel X dengan variabel Y jika dikalikan

dengan 100%. Oleh karena itu koefisien determinasi adalah 0 < R2

< 1 dan tidak ada koefisien determinasi yang bertanda negative

karena dikuadratkan.26 Berikut ini adalah tabel nilai R2 beserta

artiannya27 dalam tingkat hubungan antar variabel :

Tabel 3.5
Tabel Interpretasi Nilai R2
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat kuat


0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Ridwan dan Sunarto, Pengantar Statistika, 116 – 123.


26

27
Budi Susetyo, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung : Refika Aditama, 2012), 122.
BAB IV

PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

1. Sejarah IAIN Ponorogo

a. Sejarah Singkat Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Keberadaan IAIN Ponorogo tidak terlepas dari Akademi

Syari’ah Abdul Wahhab (ASA) sebagai embrionya, yang didirikan

pada tanggal Februari 1968 atas ide KH. Syamsuddin dan KH.

Chozin Dawoedy. Kemudian, akademi ini di negerikan pada

tanggal 12 Mei 1970 menjadi Fakultas Syari’ah Ponorogo IAIN

Sunan Ampel yang dipimpin oleh R.M.H Aboe Amar Syamsuddin

dengan menyelenggarakan Program Sarjana Muda. Kemudian,

berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 1997 , Fakultas Syari’ah Sunan Ampel berubah menjadi

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) dan tidak lagi

menjadi bagian dari IAIN Sunan Ampel Surabaya. Dan pada tahun

2016 ini berdasarkan Perpres 75 tahun 2016 STAIN Ponorogo

resmi menjadi IAIN Ponorogo dengan akreditasi B.1

b. Ketua IAIN Ponorogo Tahun 1997 – 2020

Keberadaan STAIN Ponorogo berakhir pada tahun 2016

seiring dengan alih status menjadi IAIN Ponorogo. Selama berdiri

1
https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/

62
63

kurang lebih 19 tahun, telah terjadi empat kali pergantian Ketua

STAIN Ponorogo. Berikut adalah daftar Ketua STAIN/IAIN

Ponorogo sejak tahun 1997 hingga 2020 :

1. H. Anshor M. Rusydi, Ketua STAIN Ponorogo Tahun 1998 –

2002.

2. H. Sugihanto, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun 2002 –

2006.

3. H. A. Rodli Makmun, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun

2006 – 2010.

4. Hj. S. Maryam Yusuf, M.Ag., Ketua STAIN Ponorogo Tahun

2010 – 2020.

2. Visi dan Misi IAIN Ponorogo

a. Visi

Sebagai pusat kajian dan pengembangan ilmu keislaman

yang unggul dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri

b. Misi

1. menghasilkan sarjana – sarjana yang unggul dalam Ilmu

Keislaman.

2. Menghasilkan sarjana yang mampu mewujudkan civil society.

3. Menghasilkan sarjana yang berkarakter dan toleran.2

2
Pedoman Penyelenggara Pendidikan Tahun Akademik 2017/2018 IAIN Ponorogo, 6 –
7.
64

3. Fakultas IAIN Ponorogo

a. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

1. Ekonomi Syariah

2. Perbankan Syariah

3. Manajemen Zakat dan Wakaf

b. Fakultas Syari’ah

1. Hukum Ekonomi Syari’ah

2. Hukum Keluarga Islam

c. Fakultas Ushluhudin, Adab dan Dakwah

1. Ilmu Al – Qur’an dan Tafsir

2. Komunikasi dan Penyiaran Islam

3. Bimbingan Penyuluhan Islam

d. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

1. Pendidikan Agama Islam

2. Pendidikan Bahasa Arab

3. Tadris Bahasa Inggris

4. Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

5. Pendidikan Islam Anak Usia Dini

6. Manajemen Pendidikan Islam

7. Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

8. Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial3

3
https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/
65

B. Analisis Data

1. Uji Validitas

Sebelum dilakukan penelitian yang sesungguhnya, peneliti terlebih

dahulu melakukan uji coba yang diberikan kepada 30 responden

dengan membandingkan nilai t hitung (corrected item total correlation)

dengan rtabel. Kriteria uji validitas dikatakan valid adalah jika r hitung >

rtabel (rhitung > 0,361). Hasil uji validitas masing – masing indikator

dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Variabel Iklan melalui Selebgram Endorse
Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan

CM1 0,847 0,361 Valid

CM2 0,566 0,361 Valid

CM3 0,420 0,361 Valid

CM4 0,760 0,361 Valid

CM5 0,659 0,361 Valid

CM6 0,598 0,361 Valid

Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui bahwa hasil dari uji

validitas pada item pertanyaan variabel iklan melalui selebgram

endorse (X1) memiliki nilai corrected item – total correlation rhitung >

rtabel. Dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan variabel iklan melalui

selebgram endorse (X1) valid dan dapat digunakan. Sehingga dengan


66

demikian tidak ada item pernyataan dalam kuesioner variabel iklan

melalui selebgram endorse (X1) yang diubah atau dihilangkan.

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas Citra Merek
Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan

OM1 0,759 0,361 Valid

OM2 0,406 0,361 Valid

OM3 0,534 0,361 Valid

0M4 0,621 0,361 Valid

OM5 0,731 0,361 Valid

OM6 0,544 0,361 Valid

Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.2, bahwa hasil dari uji validitas pada

item pernyataan variabel citra merek (X2) memiliki nilai corrected

item – total correlation rhitung > rtabel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa

item pernyataan variabel citra merek (X2) valid dan dapat digunakan.

Sehingga tidak ada item pernyataan dalam kuesioner variabel citra

merek (X2) yang diubah maupun dihilangkan.

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas Variabel Minat Beli Konsumen

Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan

P1 0,783 0,361 Valid

P2 0,513 0,361 Valid


67

Item Pertanyaan rhitung rtabel Keputusan

P3 0,569 0,361 Valid

P4 0,693 0,361 Valid

P5 0,772 0,361 Valid

P6 0,538 0,361 Valid

P7 0,494 0,361 Valid

P8 0,759 0,361 Valid

Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.3, bahwa hasil dari uji validitas pada

item pernyataan variabel minat beli konsumen (Y) memiliki nilai

corrected item – total correlation rhitung > rtabel. Bahwa item pernyataan

variabel minat beli konsumen (Y) valid dan dapat digunakan. Sehingga

tidak ada item pernyataan dalam kuesioner variabel minat beli

konsumen (Y) yang diubah atau dihilangkan.

2. Uji Reliablitas

Uji reliabilitas dilakukan terhadap item pernyataan yang

dinyatakan valid. Variabel yang dinyatakan reliabel jika memiliki

cronbach alpha > 0,060. Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada

Tabel 4.4.
68

Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas
Cronbach Cross Of
Variabel Keputusan
Alpha Value
Iklan melalui
Selebgram Endorse 0,715 0,60 Reliabel
(X1)
Citra Merek (X2) 0,655 0,60 Reliabel
Minat Beli Konsumen 0,799 0,60 Reliabel
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa seluruh item

pernyataan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena masing masing

variabel memiliki nilai croncbach alpha > 0,60.

C. Analisis Deskriptif Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa IAIN Ponorogo

yang berjumlah 100 orang yang akan diklasifikasikan berdasarkan jenis

kelamin, fakultas, jurusan, dan semester.

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa


Tabel 4.5
Jenis Kelamin Mahasiswa
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Perempuan 100 100.0 100.0 100.0
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.5, secara umum responden pada penelitian ini

didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 100%.


69

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Fakultas Mahasiswa

Tabel 4.6
Fakultas Mahasiswa
Fakultas
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
FATIK 54 54.0 54.0 54.0
FUAD 9 9.0 9.0 63.0
Valid FASYA 14 14.0 14.0 77.0
FEBI 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.6 secara umum responden pada penelitian ini

adalah mahasiswa fakultas Fatik sebesar 54,0%, selanjutnya

responden mahasiswa fakultas Febi sebesar 23,0%. Responden

mahasiswa fakultas Fuad menempati peringkat ketiga dengan jumlah

14,0%, dan sisanya adalah responden mahasiswa dari Syari’ah sebesar

9,0%.

D. Pengujian Hipotesis

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas menguji apakah residual yang diperoleh

pada penelitian mempunyai normal atau tidak. Uji normalitas data

dapat dilakukan dengan menggunakan uji residual. Pengambilan

kesimpulan untuk menentukan apakan suatu data mengikuti


70

distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai nilai

signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka berdistribusi normal dan

sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka tidak berdistribusi normal.

Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas

Unstandardized Residual
N 100
Mean .0000000
a,b
Normal Parameters Std. 2.04672462
Deviation
Absolute .105
Most Extreme
Positive .052
Differences
Negative -.105
Kolmogorov-Smirnov Z 1.046
Asymp. Sig. (2-tailed) .224
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai signifikan

Kolmogorov Smirnov sebesar 0,224 > 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa residual berdistribusi normal.

b. Uji Autokolerasi

Uji autokolerasi dalam suatu model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel pengganggu pada

periode tertentu sebelumnya. Hasil perhitungan nilai Durbin

Watson yang dihasilkan dari model regresi ditunjukkan pada Tabel

4.8.
71

Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Tabel Durbin
Nilai Durbin Watson Keterangan
- Watson
dU 4 – dU
Tidak ada
2,179 1,7152 2,2848
autokorelasi
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Tabel 4.8 menunjukkan nilai Durbin – Watson yang

diperoleh dari hasil regresi adalah sebesar 2,179 terletak diantara

nilai dU (1,7152) dan nilai 4 – dU (2,2848). Artinya tidak terdapat

autokorelasi pada model regresi dan asumsi non autokorelasi telah

dipenuhi.

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas ini diterapkan untuk menganalisis

regresi berganda yang terdiri dari dua atau lebih variabel bebas.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas digunakan

Variance Inflation Facctor (VIF). Apabila untuk semua variabel

independent nilai VIF < 10, maka persamaan regresi linier

berganda tidak terjadi multikolinieritas.

Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Bebas VIF Keterangan

X1 1,416 Tidak Terjadi Multikolinieritas

X2 1,416 Tidak Terjadi Multikolinieritas

Sumber : Data diolah SPSS, 2020.


72

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa nilai VIF pada

kedua variabel independen kurang dari 10. Artinya model regresi

berganda bebas dari multikolinieritas, dengan demikian asumsi non

multikolinieritas terpenuhi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini dilakukan untuk merespon variabel X sebagai

variabel independen dengan nilai absolute unstandardized residual

regresi sebagai variabel dependen. Apabila hasil uji diatas level

signifikan > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas dan

sebaliknya apabila level dibawah signifikan < 0,05 berati terjadi

heteroskedastisitas. Hasil uji heterokedastisitas menggunakan uji

glejser dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Sig Α Keterangan

X1 0,765 0,05 Tidak ada pengaruh

X2 0,412 0,05 Tidak ada pengaruh

Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Dari Tabel 4.10 diketahui bahwa nilai signifikansi untuk

semua variabel bebas lebih besar dari 0,05 (alpha 5%), yang berarti

tidak ada pengaruh terhadap harga mutlak residual X1 dan X2.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

sehingga asusmsi non heterokedastisitas terpenuhi.


73

2. Analisis Regresi Linier Sederhana

a. Pengaruh Iklan melalui Selebgram Endorse ( X1) terhadap Minat

Beli Konsumen ( Y )

1) Model Regresi

Tabel 4.11
Hasil Uji Pengauh X1 terhadap Y

Model Unstandardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error
(Constant) 9.996 2.442 4.093 .000
1 Iklan Selebgram .853 .116 7.348 .000
Endorse
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan pada Tabel 4.11, dapat dibuat model persamaan

regresi sebagai berikut :

Y = 9,996 + 0,853 X1 + ε

Keterangan :

a) Konstanta (b0)

Nilai Konstanta (b0) sebesar 9,996 menunjukkan bahwa

apabila variabel independen X1 bernilai nol atau tidak ada maka

minat beli konsumen adalah sebesar 9,996 satuan.

b) Konstanta (b1) untuk variabel X1 (Iklan melalui selebgram

endorse)

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,853. Nilai

(b1) yang positif menunjukkan adanya hubungan yang searah


74

antara variabel iklan melalui selebgram endorse (X1) dengan

variabel minat beli konsumen (Y). Jika iklan melalui selebgram

endorse semakin kuat dan menarik maka minat beli konsumen

menjadi meningkat. Nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,853

artinya jika iklan melalui selebgram endorse dinaikkan 1 satuan

atau dinaikkan satu tingkat, maka minat beli konsumen naik

sebesar 0,853 satuan dengan asumsi variabel independen yang

lain tetap.

2) Uji t

Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa hasil pengujian

pengaruh X1 terhadap Y menghasilkan nilai signifikansi

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) sehingga Ho1

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh iklan

melalui selebgram endorse (X1) terhadap minat beli konsumen

(Y) secara signifikan.

3) Koefisien Determinasi

Tabel 4.12
Model Summary Variabel X1
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
1 .596a .355 .349 2.31142
a. Predictors: (Constant), Iklan Selebgram Endorse
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber: Data diolah SPSS, 2020.
75

Berdasarkan Tabel 4.12, diketahui bahwa besarnya nilai R

dalam regresi linier sederhana besarnya 0,596 yang berarti

hubungan antara iklan melalui selebgram endorse terhadap minat

beli konsumen sebesar 59,6 %, besarnya koefisien determinasi

ditunjukkan oleh nilai R2 pada R Square yaitu sebesar 0,355 atau

35,5 % yang artinya bahwa kontribusi variabel iklan melalui

selebgram endorse mampu menjelaskan variabel dependen yakni

minat beli konsumen sebesar 35,5% sedangkan sisanya sebesar

64,5% dipengaruhi faktor lain.

b. Pengaruh Citra Merek (X2) terhadap Minat Beli Konsumen (Y)

1) Model Regresi

Tabel 4.13
Hasil Uji Pengaruh X2 terhadap Y

Model Unstandardized T Sig.


Coefficients
B Std. Error
(Constant) 7.278 2.568 2.834 .006
1 Citra .969 .120 8.046 .000
Merek
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan pada Tabel 4.13, dapat dibuat model

persamaan resgresi sebagai berikut :

Y = 7,278 + 0,969X2 + ε

Keterangan :

a) Konstanta (b0)
76

Nilai konstanta (b0) sebesar 7,278 menunjukkan

bahwa apabila variabel independen X2 bernilai nol atau

tidak ada maka minat beli konsumen adalah 7,278.

b) Kostanta (b1) untuk variabel X2 (Citra Merek)

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) adalah 0,969.

Nilai (b1) yang positif menunjukkan adanya hubungan

searah dengan variabel citra merek (X2) dengan variabel

minat beli konsumen (Y). Citra merek semakin kuat dan

menarik, maka minat beli konsumen semakin meningkat.

Nilai koefeisien regresi (b1) sebesar 0,969, artinya ketika

citra merek dinaikkan ebesar 1 satuan, maka minat beli naik

sebesar 0,969 satuan dengan asumsi variabel independen

yang lain tetap.

2) Uji t

Berdasarkan Tabel 4.13, diketahui bahwa hasil pengujian

pengaruh X2 terhadap Y menghasilkan nilai signifikansi

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5 %) sehingga H 02

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh citra

merek (X2) dengan minat beli konsumen (Y) secara signifikan.


77

3) Koefisien Determinasi

Tabel 4.14
Model Summary Variabel X2
Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
a
1 .631 .398 .392 2.23376
a. Predictors: (Constant), Citra Merek
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.14, diketahui bahwa besarnya

nilai R dalam regresi linier sederhana besarnya 0,631 yang

berarti menunjukkan hubungan antara citra merek terhadap

minat beli konsumen sebesar 63,1 %. Sedangkan besarnya

bilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R2 yaitu

sebesar 0,398 atau 39,8 % yang artinya kontribusi variabel

independen yaitu citra merek, mampu menjelaskan variabel

dependen yaitu minat beli konsumen sebesar 39,8%

sedangkan sisanya sebesar 60,2 % dipengaruhi oleh faktor

lain.

3. Analisis Regresi Linier Berganda

a. Model Regresi

Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk

mengetahui bagaimana pengaruh X1 dan X2 terhadap Y. Hasil

estimasi koefisien model regresi linier berganda dilihat pada Tabel

4.15.
78

Tabel 4.15
Hasil Estimasi Koefisien Regresi

Model Unstandardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error
(Constant) 2.857 2.603 1.098 .275
Iklan Selebgram .515 .124 4.168 .000
1
Endorse
Citra Merek .670 .133 5.046 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan pada Tabel 4.15, dapat dibuat persamaan

regresi sebagai berikut :

Y = 2,857 + 0,515X1 + 0,670X2 + ε

Keterangan :

1) Konstanta (b0)

Nilai konstanta (b0) sebesar 2,857 menunjukkan

bahwa variabel independen X1 dan X2 bernilai nol atau

tidak ada maka minat beli konsumen adalah sebesar 2,857.

2) Konstanta (b1) untuk variabel X1 (Iklan melalui selebgram

endorse)

Besarnya nilai koefisien regresi (b1) sebesar 0,515.

Nilai (b1) yang positif menunjukkan adanya hubungan yang

searah antara variabel iklan melalui selebgram endorse (X1)

dengan variabel minat beli konsumen (Y). Jika iklan

melalui selebgram endorse semakin kuat dan menarik,

maka minat beli konsumen semakin meningkat. Nilai


79

koefisien regresi (b1) sebesar 0,515 artinya jika iklan

melalui selebgram endorse dinaikkan sebesar 1 satuan atau

dinaikkan 1 tingkat, maka minat beli konsumen naik

sebesar 0,515 satuan dengan asumsi variabel independen

yang lain tetap.

3) Konstanta (b2) untuk variabel X2 (Citra Merek)

Besarnya nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,670.

Nilai (b2) yang positif menunjukkan adanya hubungan yang

searah antara variabel citra merek (X2) dengan variabel

minat beli konsumen (Y). Jika citra merek semakin kuat

dan menarik, maka minat beli konsumen semakin

meningkat. Nilai koefisien regresi (b2) sebesar 0,670 artinya

jika citra merek dinaikkan sebesar 1 satuan atau dinaikkan

satu tingkat, maka citra merek naik sebesar 0,670 satuan

dengan asumsi variabel independen yang lain tetap.

b. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji tingkat signifikansi dari

pengaruh variabel independen secara serempak terhadap variabel

dependen. Uji F dilaksanakan dengan langkah membandingkan

nilai dari Fhitung dengan Ftabel pada taraf sig 0,05 (5%). Jika nilai

Fhitung > Ftabel atau maka H03 ditolak sehingga iklan melalui

selebgram endorse dan citra merek tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap minat beli konsumen. Hasil uji Kesesuaian


80

Model atau Uji F dengan menggunakan alat bantu komputer

dengan program IBM SPSS 21.0 ditunjukkan pada tabel 4.16.

Tabel 4.16
ANOVA

Model Sum of Df Mean F Sig.


Squares Square
Regression 397.321 2 198.660 46.465 .000b
1 Residual 414.719 97 4.275
Total 812.040 99
a. Dependent Variable: Minat Beli
b. Predictors: (Constant), Citra Merek, Iklan Selebgram Endorse
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan hasil output yang ditampilkan pada Tabel 4.18

dapat dijelaskan bahwa nilai Fhitung > Ftabel(0,05 ; 2 ; 97) (46,465 >

3,09), sehingga Ho3 ditolak dan Ha3 diterima. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa X1 dan X2 berpengaruh secara signifikan

terhadap Y.

c. Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen X1 dan X2 terhadap Y secara parsial. Jika nilai t hitung >

ttabel atau sig < α maka Ho di tolak yang artinya variabel

independen berpengaruh secara signifikan terhadap Y. Hasil

pengujian parsial atau biasa dikenal dengan Uji t dapat dilihat pada

Tabel 4.17.
81

Tabel 4.17
Coefficient

Model Unstandardized T Sig.


Coefficients
B Std. Error
(Constant) 2.857 2.603 1.098 .275
1 Iklan Selebgram Endorse .515 .124 4.168 .000
Citra Merek .670 .133 5.046 .000
a. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.17 dapat

dijelaskan hasil uji t sebagai berikut :

1) Pengujian X1 terhadap Y menghasilkan nilai signifikansi uji t

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5%) sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang parsial antara X1

terhadap Y yang signifikan. Dilihat dari nilai koefisien

regresinya sebesar 0,515 memiliki arti X1 mempunyai arah

pengaruh positif terhadap Y sehingga ada pengaruh positif

yang dihasilkan tersebut signifikan.

2) Pengujian X2 terhadap Y menghasilkan nilai signifikansi

sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α = 5 %) sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang parsial antara X2

terhadap Y yang signifikan. Dilihat dari nilai koefisien

regresinya sebesar 0,67 memiliki arti X2 mempunyai arah

pengaruh positif terhadap Y sehingga ada pengaruh positif

yang dihasilkan tersebut signifikan.


82

d. Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui besar pengaruh dari X1 dan X2 terhadap

Y dapat diketahui dengan menghitung nilai R square (koefisien

determinasi). Nilai R square hasil pengujian regresi dapat dilihat

pada tabel 4.18.

Tabel 4.18
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Std. Error of


Square the Estimate
1 .699a .489 .479 2.06772
a. Predictors: (Constant), Citra Merek, Iklan Selebgram Endorse
b. Dependent Variable: Minat Beli
Sumber : Data diolah SPSS, 2020.

Berdasarkan Tabel 4.18, diketahui bahwa besarnya nilai R

dalam regresi linier berganda besarnya 0,699 yang menunjukkan

hubungan antara iklan melalui selebgram endorse dan citra merek

terhadap minat beli konsumen sebesar 69,9%. Sedangkan besarnya

nilai koefisien determinasi ditunjukkan oleh nilai R2 yaitu 0,489

atau 48,9% yang artinya kontribusi semua variabel independen

yakni iklan melalui selebgram endorse dan citra merek mampu

menjelaskan variabel dependen yakni minat beli konsumen sebesar

48,9% sedangkan sisanya 51.1% dipengaruhi oleh faktor lain.


83

E. Pembahasan

1. Pengaruh Iklan melalui Selebgram Endorse terhadap Minat Beli

Konsumen

Hasil pengujian uji t bahwa pengaruh X1 terhadap Y menghasilkan

nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dari (α = 5%), Sehingga Ho1

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa X1 berpengaruh terhadap Y

secara signifikan. Hasil pengujian model regresi sederhana menpunyai

nilai koefisien yang positif sebesar 0,853. Sehingga jika iklan melalui

selebgram enodorse semakin kuat dan menarik maka minat beli

semakin meningkat. Pada koefisien determinasi menunjukkan bahwa

terdapat nilai positif yaitu sebesar 0,596 yang berarti hubungan antara

iklan melalui selebgram endorse sebesar 59,6%, dan nilai R square

yaitu sebesar 0,355 atau 35,5 % yang artinya variabel iklan melalui

selebgram endorse mampu menjelaskan sebesar 35,5% sedangkan

sisanya 64,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil penelitian tersebut

sama dengan hasil penelitian Desi Arsita yaitu Analisis Pengaruh

Iklan, Brand Trust, dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen

Telkom Speedy di Kota Semarang, yang mempunyai persamaan bahwa

iklan berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen.

2. Pengaruh Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen

Hasil pengujian uji t bahwa pengaruh X2 terhadap Y menghasilkan

nilai signifikan uji t sebesar 0,000 < 0,05 dari (α = 5%), sehingga H o2

ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa X2 berpengaruh terhadap Y


84

secara signifikan. Hasil pengujian model regresi sederhana menpunyai

nilai koefisien yang positif sebesar 0,969. Sehingga jika citra merek

semakin kuat dan menarik maka minat beli semakin meningkat. Pada

koefisien determinasi menunjukkan bahwa terdapat nilai positif yaitu

sebesar 0,631 yang berarti hubungan antara variabel citra sebesar

63,1%, dan nilai R square yaitu sebesar 0,398 atau 39,8 % yang

artinya variabel citra merek mampu menjelaskan sebesar 39,8%

sedangkan sisanya 60,52% dipengaruhi oleh faktor lain Hasil

penelitian tersebut senada dengan penelitian Rizky Anugrah Pratama

yaitu Analisis Pengaruh Citra Merek, Daya Tarik Iklan, Dan Harga

Terhadap Minat Beli Smartphone Nokia Lumia (Studi Pada Konsumen

Smartphone di Kota Semarang), yang mempunyai persamaan bahwa

citra merek berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli

konsumen.

3. Pengaruh Iklan melalui Selebgram Endorse dan Citra Merek Terhadap

Minat Beli Konsumen

Iklan melalui selebgram endorse dan citra merek secara bersama –

sama (simultan) berpengaruh terhadap minat beli konsumen kosmetik

Implora (studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo). Hal ini bisa dilihat

dari hasil uji F diperoleh Fhitung = 46,465 dengan nilai signifikan uji F

sebesar 0,000. Nilai Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai Ftabel.

Ftabel = F(0,05 ; 2 ; 97) = 3,09. Karena Fhitung = 46,465 > 3,09 dan sig 0,000

< 0,05 maka Ho3 ditolak sehingga model regresi yang dihasilkan
85

sesuai. Jadi dapat disimpulkan bahwa uji F diterima, yang berarti

terdapat pengaruh variabel iklan melalui selebgram endorse dan citra

merek terhadap minat beli konsumen. Berdasarkan hasil pengujian uji t

variabel X1 dan Y menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa X1 mempunyai

pengaruh positif terhadap Y. Sedangkan hasil pengujian uji t variabel

X2 dan Y menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa X2 mempunyai pengaruh

positif terhadap Y. Selain Itu, dilihat dari nilai R dalam regresi linier

berganda besarnya 0,699 yang berarti menujukkan hubungan antara

iklan melalui selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli

konsumen sebesar 69,9%. Nilai R square (R2) sebesar 0,489 yang

berarti ahwa iklan melalui selebgram endorse dan citra merek

berpengaruh secara simultan terhadap minat beli konsumen sebesar

48,9% sedangkan 51,1% dipengaruhi oleh faktor lain.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Iklan melalui selebgram endorse berpengaruh secara signifikan

terhadap minat beli konsumen kosmetik Implora (studi kasus

mahasiswa IAIN Ponorogo). Hal ini ditunjukkan dengan nilai

signifikansi 0,000 < 0,05.

2. Citra merek berpengaruh signifikan terhadap minat beli konsumen

kosmetik Implora (studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo). Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,000 < 0,005.

3. Secara simultan, iklan melalui selebgram endorse dan citra merek

berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli konsumen kosmetik

Implora (studi kasus mahasiswa IAIN Ponorogo). Hal ini ditunjukkan

dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 46,465 > 3,09 dan nilai signifikansi

0,000 < 0,50. Besarnya variabel independen (iklan melalui selebgram

endorse dan citara merek) terhadap variabel dependen (minat beli

konsumen) adalah 48,9% sedangkan 51,1% dipengaruhi oleh faktor

lain.

86
87

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan beberapa

saran kepada pihak – pihak terkait :

1. Bagi Produsen Kosmetik Implora

Bagi produsen kosmetik Implora, agar terus bisa mengembangkan

usahanya, dan bisa meningkatkan kualitas iklan melalui slebgram

endorse serta citra merek agar lebih baik lagi, sehingga jika iklan dan

citra merek kuat bisa mempengrauhi minat beli para konsumen. Selain

itu, bagi produsen kosmetik Implora bisa memilih bahan dalam

pembuatan kosmetik yang berkualitas dan aman

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa IAIN Ponorogo, diharapkan dalam memilih

kosmetik bisa memperhatikan komoisisi yang dibuat, aman atau

tidaknya, dan mencari informasi tentang kosmetik yang digunakan

tersebut, serta bisa melihat seberapa menariknya iklan yang

ditampilkan. Kemudian bisa melihat citra merek yang dihasilkan

apakah bagus atau malah sebaliknya.

3. Bagi Peneliti yang akan datang

Untuk peneliti yang akan datang, semoga penelitian ini bisa

menjadikan referensi penelitian selanjutnya, dan diharapkan bagi

peniliti yang akan datang bisa meniliti lebih luas lagi tentang variabel

iklan melalui selebgram endorse dan citra merek terhadap minat beli

konsumen.
88

DAFTAR PUSTAKA

Kertamukti, Rama, Strategi Kreatif Dalam Periklanan, Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2015.

SFS, Endorsement, & Paid Promote Instagram, SEOMuda.

Rosa, Dorothea Herliany, Kecantikan Perempuan Timur, Magelang :

Indonesia Team Po Box, 1999

Fitrah, Fitriah, Komunikasi Pemasaran Melalui Desain Visual, Jogjakarta :

Deepublish, CV Budi Utama, 2018.

Juni, Donni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis

Kontemporer, Bandung : ALFABETA, 2017.

Rangkuti, Freddy, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan

Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, Jakata : PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Sakinah, Etnosia : Jurnal Etnografi Indonesia, Meraih Popularitas Melalui

Dunia Maya, Volume 3 Edisi 1, Departemen Antropologi Fisip Unhas :

2018.

S, Nofian, dkk, Teori dan Praktis Riset Komunikasi Pemasaran Terpadu,

Malang : UB Press, 2018.

Jaiz, Muhammad, Dasar – Dasar Periklanan, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014.

Malau, Harman, Manajemen Pemasaran Teori dan Aplikasi Pemasaran Era

Tradisional Sampai Era Modernisasi Global, Bandung : Alfabeta, 2017.

Morissan, Priklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Pertama,

Jakarta : Kencana, 2010.


89

Herwana, Hermawan, Komunikasi Pemasaran, Jakarta : Erlangga, 2012.

Rangkuti, Freddy, The Power Of Brands Teknik Mengelola Brand Equity dan

Strategi Pengembangan Merek + Analisis Kasus SPSS, Jakata : PT.

Gramedia Pustaka Utama, 2002.

Ariskunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Skripsi

Jakarta : PT. Bhinneka Cipta, 2006.

Prasetyo, Bambang, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta ; PT Grafindo

Persada, 2011.

Anang, M. Firmansyah, Pemasaran Produk dan Merek (Planning Strategy),

Pasuruan : Qiara Media, 2019.

Azwar, Saifudin, Metode Penelitian Skripsi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung : Alfabeta, 2018.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, DAN R&D, Bandung :

Alfabeta, 2016.

Nurhidayati, Maulida, Statistika II Analisis Data dengan SPSS, t.tp.: t.p., t.th.

Tri, Setyo Wahyudi, Statistika Ekonomi Konsep, Teori dan Penerapan,

Malang : UB Press, 2017.

Dantes, Nyoman, Metode Penelitian, Yogyakarta : Andi 2012.

Santoso, Slamet, Penelitian Kuantitaif Metode dan Langkah Pengolahan

Data, Ponorogo : Umpo Press, 2015.


90

Soeharto, Irwan, Metode Penelitian Sosial, Suatu Tehnik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial lainnya, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2004.

Susetyo, Budi, Statistika Untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara

Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel, Bandung : Refika

Aditama, 2012.

Pedoman Penyelenggara Pendidikan Tahun Akademik 2017/2018 IAIN

Ponorogo.

Andhita Dessy Wulansari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik

dengan Menggunakan SPSS, Ponorogo: STAIN Po Press, 2012.

https://shopee.co.id/imploracosmetic. diakses pada Agustus 2019.

Fauzi, Ahmad, https://www.oranyenews.com/lifestyle/fashion/daftar-

kosmetik-dilarang-bpom-lengkap, diakses pada 30 Oktober 2019.

Nur, Umi Fadillah, Agus Yulianto, https://www.republika.co.id/berita/gaya-

hidup/info-sehat/16/12/06/ohrb2q396-bpom-rilis-39-kosmetik-

mengandung-bahan-berbahaya, diakses pada Selasa, 06 Desember 2016,

16 : 16 WIB.

Banguntopo, Bambang https://www.hariansederhana.com/bpom-inilah-daftar-

rilis-116-kosmetik-berbahaya/, diakses pada 23 Desember 2019, 08:38

WIB.

https://iainponorogo.ac.id/tentang-kami/sejarah-singkat/.

Indah, Yayuk Purnama Sari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

Khoiriyah, Diana, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.


91

Widhi, Fitri Lestari, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

Oktaviani, Rosidah , Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

Tri, Luluk, Hasil Wawancara, Ponorogo, 5 Desember 2019.

Veronika, Pengaruh Iklan dan Brand Image Terhadap Minat Beli Konsumen,

dengan Brand Image Sebagai Variabel Medias, Kasus Calon Konsumen

Shampoo Dove di Pusat Perbelanjaan : Garden Departement Store &

Supermaket Yogyakarta, Skripsi Manajemen – Fakultas Ekonomi

Universitas Santa Dharma Yogyakarta, 2016.

Anugrha, Rizky Pratama, Analisis Pengaruh Citra Merek, Daya Tarik Iklan,

dan Harga Terhadap Minat Beli Smartphone Nokia Lumia (Studi Pada

Konsumen Smartphone di Kota Semarang), Skripsi : Fakultas

Ekonomika dan Bisnis, 2014.

Desi, Elisabeth Arista, Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust dan Brand

Image Terhadap Minat Beli Konsumen Telkom Speedy di Kota

Semarang, Skripsi – Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro

Semarang, 2011.

Fitri, Inayah , Pengaruh Iklan dan Citra Merek Terhadap Keputusan

Pembelian Ditinjau Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada

Pengguna Sepeda Motor Honda Beat di Kelurahan Mulya Asri

Kabupaten Tulang Bawang Barat), Skripsi : Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam, Universitas Ilam Negeri Raden Intan Lampung, 2017.

Riyadi, Ahmad, Pengaruh Iklan OLX.CO.ID di Televisis Terhadap Minat Jual

Beli Online (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas


92

Dakwa dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar), Skripsi – Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Alaudin Makassar, 2014.

Anda mungkin juga menyukai