202010160311456
1) Latar Belakang
1.1 Fenomena dan Kajian Empiris
Persaingan yang semakin ketat ini menuntut perusahaan untuk menawarkan produk
yang berkualitas dan memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk pesaingnya.
Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya
daya tahan, ketidaktergantungan pada produk lain atau komponen lain, eksklusifitas,
kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan, dan sebagainya) (Handoko,
2000:49). Desain produk adalah alat yang manajemen yang digunakan untuk
menterjemahakan hasil kegiatan penelitian dan juga pengembangan yang dilakukan
sebelum menjadi rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan
Kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul Kembali pada kemudian hari.
Rachman (2014) menjelaskan bahwa kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus
sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan
perubahan- perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar. Farhan (2015)
lebih lanjut memperjelas bahwa agar desain mampu beradaptasi dalam perubahan –
perubahan di pangsa pasar, desainer harus menemukan berapa banyak yang di
investasikan dalam bentuk, pengembangan fitur, kesesuaian, dan gaya. Zhang et. al
(2015) menyatakan bahwa perkembangan teknologi memiliki andil dalam
pengembangan desain produk, dimana perusahaan dapat melibatkan konsumen dalam
perancangan suatu produk sehingga perusahaan dapat mendesain produk sesuai
dengan tampilan dan nilai guna yang diinginkan konsumen secara spesifik (custom
designs). Hal ini akan membantu perusahaan mengungguli pesaingnya dengan
menciptakan desain khas yang sulit ditiru para pesaingnya, dan demikian menunjukkan
peran desain produk dalam kemampuannya beradaptasi dalam siklus pasar yang
dinamis.
Penggunaan media sosial sebagai strategi pemasaran saat ini adalah salah satu cara
yang efektif guna menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Seperti teori yang di
publikasikan oleh Davis, Bagozzi, & Warshaw pada tahun 1989 yaitu Technology
Acceptance Model (TAM), pada kajian teori tersebut, cenderung akan membahas
mengenai bagaimana memprediksi seorang konsumen dapat menerima sebuah
informasi melalui teknologi. Selain dinilai lebih ekonomis media sosial juga dapat
mencakup pasar yang lebih luas, berdasarkan data yang diterbitkan oleh We Are Social
& Hootsuite, (2021) per Januari 2021 ada sebanyak 61,8% dari total penduduk
Indonesia yang aktif menggunakan media sosial, dimana angka itu setara dengan 170
juta penduduk Indonesia, dengan intensitas penggunaan rata-rata setiap harinya
berkisar 3jam 41menit. Angka ini cukup besar untuk dapat dimaksimalkan oleh pelaku
usaha guna menjalankan strategi pemasarannya.
Kesadaran akan adanya potensi yang bisa dioptimalkan dalam bidang pemasaran
dengan menggunakan media perantara internet kini semakin meluas. Bukan hanya
perusahaan-perusahaan yang memiliki sistem operasional dan permodalan yang mapan
saja yang bisa menggunakannya. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan lebih dari 5x
lipat peningkatan penggunaan internet dalam suatu sistem pemasaran UMKM, yang
awalnya di tahun 2016 hanya sebesar 11% dari populasi UMKM di Jawa Timur,
meningkat pada tahun 2020 menjadi 56% UMKM telah menggunakan internet dalam
menjalankan usahanya (Dinas K-UMKM Provinsi Jawa Timur, 2021). Namun ada
kesenjangan antara data tentang pertumbuhan UMKM yang menggunakan internet,
dengan permasalahan utama yang 56% UMKM di Jawa Timur alami yaitu sektor
pemasaran (Dinas K-UMKM Provinsi Jawa Timur, 2021).
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain produk,citra merk dan
celebrity endorse terhadap keputusan pembelian Ghealsy Store Malang
1.4 Manfaat penelitian
Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara teoritis
Untuk memberikan sumbangan pengetahuan serta pemikiran yang bermanfaat bagi
ilmu manajemen khsusnya kosentrasi manajemen pemasaran.
b. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai nilai kemanfaatan bagi khususnya toko
Ghealsy Store Malang dan UMKM sejenis.
Menurut Alma (2011), keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang
dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi,
promosi, physical evidence, people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada
konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respon
yang muncul produk apa yang akan dibeli. Menurut Kotler & Amstrong (2008), keputusan
pembelian merupakan membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada,
tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional.
3. Celebrity endorse
Shimp (2010, p. 251) yang mengemukakan lima dalam memilih celebrity endorser, yaitu
disebut dengan TEARS yang merupakan Trustworthiness dimana celebrity endorser dapat
dipercaya dan berintegritas, Expertise dimana celebrity endorser yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan, Attractiveness dimana celebrity endorser dapat menunjukkan karakteristik
fisik terhadap orang lain, Respect dimana seorang celebrity endorser dikagumi dan dihargai,
Similarity dimana celebrity endorser memiliki karakteristik yang sama dengan konsumen.
Desain Produk
4. Desain produk
Menurut Azany (2014:45) desain produk adalah dapat dikatakan sebagai peningkatan
maupun penyederhanaan. Peningkatan yang dimaksut yaitu dapat berupa penambahan
fungsi dan kegunaan produk tersebut. Sedangkan penyederhanaan desain produk bertujuan
agar semakin mudah dalam menggunakan suatu produk. Menurut Azany (2014:45) Indikator
terkait desain produk, yaitu : 1. Variasi desain, desain yang ditawarkan mempunyai banyak
ragam atau pilihan. 2. Model terbaru, model atau desain akan berganti bentuk, ukuran dan
warna sesuai waktu yang telah ditentukan. 3. Desain mengikuti trend, model atau desain
produk mengikuti perkembangan zaman mulai dari warna, bentuk dan ukuran.
5. Citra Merek
Dalam penelitian ini definisi operasioanl variabel Citra Merek menggunakan teori dari
Keller (2013:72). Sehingga peneliti menyusun indikator variabel Citra Merek sebagai
berikut: Produk yang berkualitas; Diproduksi oleh perusahaan yang terpercaya; Merek
mudah untuk didapatkan; Menjalin hubungan baik denga konsumen; Merek yang kuat
dalam benak konsumen; Merek yang dapat dipercaya; Merek mudah untuk dikenali;
Merek memberikan manfaat lebih; Merek akrab dikenal dalam benak konsumen.
Desain produk
(x1) Kepuasaan
Keputusan pembelian konsumen (y)
Citra merk (z)
(x2)
Celebrity endorse
(x3)
Hipotesis penelitian
H5: Terdapat pengaruh positif variabel citra merk terhadap kepuasan pelanggan
H6: terdapat pengaruh positif variabel celebrity endorse terhadap kepuasan pelanggan
H7: terdapat pengaruh positif variabel keputusan pembelian terhadap kepuasan pelanggan
BAB III
METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka
dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini. Metode
pengujian terhadap hipotesis dilakukan secara parsial dengan menggunakan uji t dengan
kriteria sebagai berikut :
a. Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen terbukti secara statistic berpengaruh terhadap variabel dependen
b. Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen tidak terbukti secara statistic berpengaruh terhadap variabel dependen
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Priska Nita. (2013). “Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen
dengan Kepuasan Konsumen sebagai Mediasi pada Produk Viva Kosmetik di Kota
Surabaya”.Skripsi.
Cooper, Donald dan Pamela Schindler. (2013). Business Research Methods. 12th Edition.
New York: McGraw-Hill Higher Education.
Daft, Richard L. (2010). Era Baru Manajemen, Terj. Edisi kesembilan buku II bekerja sama
dengan Tita Maria Kanita, Jakarta: Salemba Empat