Anda di halaman 1dari 11

DESAIN RISET

(SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN)

Devira fardilla sari

202010160311456

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG


ANALISIS PENGARUH DESAIN PRODUK, CITRA MEREK, DAN CELEBRITY
ENDORSE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DENGAN KEPUASAN
KONSUMEN SEBAGAI VARIABLE MEDIASI
(STUDI PADA GHEALSY STORE MALANG)

1) Latar Belakang
1.1 Fenomena dan Kajian Empiris

Perkem-bangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut


perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka mengeluarkan,
mempertahankan produknya, menarik konsumen, dan menangani pesaing. Salah satu
hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah
menarik konsumen dan dapat mempertahankan konsumen tersebut. Meningkatnya
intesitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap bisnis untuk selalu
memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen ,serta berusaha untuk memenuhi
harapan konsumen, di Indonesia dunia kuliner ragam makanan banyak ragamnya
banyak sekali bertebaran.

Persaingan yang semakin ketat ini menuntut perusahaan untuk menawarkan produk
yang berkualitas dan memiliki nilai tambah yang berbeda dari produk pesaingnya.
Kualitas ditentukan oleh sekumpulan kegunaan dan fungsinya, termasuk di dalamnya
daya tahan, ketidaktergantungan pada produk lain atau komponen lain, eksklusifitas,
kenyamanan, wujud luar (warna, bentuk, pembungkusan, dan sebagainya) (Handoko,
2000:49). Desain produk adalah alat yang manajemen yang digunakan untuk
menterjemahakan hasil kegiatan penelitian dan juga pengembangan yang dilakukan
sebelum menjadi rancangan yang nyata yang akan diproduksi dan dijual dengan
Kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul Kembali pada kemudian hari.
Rachman (2014) menjelaskan bahwa kemampuan sebuah produk bertahan dalam siklus
sebuah pasar ditentukan oleh bagaimana sebuah desain mampu beradaptasi akan
perubahan- perubahan dalam bentuk apapun yang terjadi dalam pasar. Farhan (2015)
lebih lanjut memperjelas bahwa agar desain mampu beradaptasi dalam perubahan –
perubahan di pangsa pasar, desainer harus menemukan berapa banyak yang di
investasikan dalam bentuk, pengembangan fitur, kesesuaian, dan gaya. Zhang et. al
(2015) menyatakan bahwa perkembangan teknologi memiliki andil dalam
pengembangan desain produk, dimana perusahaan dapat melibatkan konsumen dalam
perancangan suatu produk sehingga perusahaan dapat mendesain produk sesuai
dengan tampilan dan nilai guna yang diinginkan konsumen secara spesifik (custom
designs). Hal ini akan membantu perusahaan mengungguli pesaingnya dengan
menciptakan desain khas yang sulit ditiru para pesaingnya, dan demikian menunjukkan
peran desain produk dalam kemampuannya beradaptasi dalam siklus pasar yang
dinamis.

Kualitas suatu produk dapat mempengaruhi kosnumen dalam pembentukan citra


sebuah merek, jika kualitas produk dalam sebuah merk yang dijual mendapatkan
penjualan tertinggi, maka konsumen akan mengasosikan kualitas produk pada merk
tersebut, yang berarti citra merk tersebut adalah baik. Menurut Rangkuti (2009:43) citra
merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen yang
terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand
image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek. “Citra merek adalah
seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu” (Kotler dan Amstrong,
2001:225). Sedangkan menurut Keller (2003:66) citra merek dapat didefinisikan sebagai
persepsi tentang merek yang tercermin oleh asosiasi merek yang diselenggarakan di
memori konsumen. “Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh
konsumen, seperti yang tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori
konsumen”(Kotler dan Keller, 2007:346). Jadi dapat disimpulkan bahwa citra merk
adalah persepsi

Penggunaan media sosial sebagai strategi pemasaran saat ini adalah salah satu cara
yang efektif guna menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Seperti teori yang di
publikasikan oleh Davis, Bagozzi, & Warshaw pada tahun 1989 yaitu Technology
Acceptance Model (TAM), pada kajian teori tersebut, cenderung akan membahas
mengenai bagaimana memprediksi seorang konsumen dapat menerima sebuah
informasi melalui teknologi. Selain dinilai lebih ekonomis media sosial juga dapat
mencakup pasar yang lebih luas, berdasarkan data yang diterbitkan oleh We Are Social
& Hootsuite, (2021) per Januari 2021 ada sebanyak 61,8% dari total penduduk
Indonesia yang aktif menggunakan media sosial, dimana angka itu setara dengan 170
juta penduduk Indonesia, dengan intensitas penggunaan rata-rata setiap harinya
berkisar 3jam 41menit. Angka ini cukup besar untuk dapat dimaksimalkan oleh pelaku
usaha guna menjalankan strategi pemasarannya.

Kesadaran akan adanya potensi tersebut munculah berbagai celebrity


endorsement, “Image selebriti bagi seorang konsumen dapat diukur berdasarkan
kesesuaian dan kemampuan selebriti untuk menarik perhatian” (Miller dan Allen, 2012).
Setiap selebriti memiliki banyak arti, termasuk status, kelas, jenis kelamin, usia serta
kepribadian dan gaya hidup. Kredibilitas dan daya tarik saja tidak cukup untuk
menjelaskan bagaimana celebrity endorsement dapat berfungsi untuk mentransfer nilai
sebuah produk atau perusahaan (Charbonneau dan Garland, 2010); (Jain, 2011)..
“Celebrity endoser digunakan untuk menarik perhatian khalayak serta diharapkan
mampu meningkatkan awareness produk. Penggunaan celebrity endoser menimbulkan
kesan bahwa konsumen selektif dalam memilih dan meningkatkan status dengan
memiliki apa yang digunakan oleh selebriti” (Pradhan et al., 2014). Pemasar
mengharapkan persepsi konsumen terhadap produk tersebut akan berubah dengan
adanya penggunaan endorser, karena dapat memberikan asosiasi positif terhadap
produk. “Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau
citra tertentu yang dikaitkan pada suatu produk atau merek” (Zafar,2010). “Dimensi
celebrity endorser yang terdiri daya tarik (attractiveness), keahlian (expertise) dan
kepercayaan (trustworthiness) dapat meningkatkan ekuitas merek suatu produk”
(Sivesan, 2013);(Sola, 2012). Kondisi ini memperlihatkan daya tarik, kepercayaan serta
keahlian seorang selebriti menjadikan produk/merek semakin dikenal dan mampu
meningkatkan penggunaan produk/merek tersebut. “Dukungan selebriti pada sebuah
merek mampu memposisikan produk tersebut dibenak konsumen yang menjadi tahapan
penting dalam proses pengambilan keputusan” (Martey & Frempong, 2014); (Jain,
2011). “Daya tarik serta kredibilitas (expertise) seorang selebriti mampu mempengaruhi
perilaku seorang konsumen sebelum memilih dan menetapkan produk/merek untuk
dikonsumsi” (Eisend & Langner, 2010).

Kesadaran akan adanya potensi yang bisa dioptimalkan dalam bidang pemasaran
dengan menggunakan media perantara internet kini semakin meluas. Bukan hanya
perusahaan-perusahaan yang memiliki sistem operasional dan permodalan yang mapan
saja yang bisa menggunakannya. Terjadi kenaikan yang cukup signifikan lebih dari 5x
lipat peningkatan penggunaan internet dalam suatu sistem pemasaran UMKM, yang
awalnya di tahun 2016 hanya sebesar 11% dari populasi UMKM di Jawa Timur,
meningkat pada tahun 2020 menjadi 56% UMKM telah menggunakan internet dalam
menjalankan usahanya (Dinas K-UMKM Provinsi Jawa Timur, 2021). Namun ada
kesenjangan antara data tentang pertumbuhan UMKM yang menggunakan internet,
dengan permasalahan utama yang 56% UMKM di Jawa Timur alami yaitu sektor
pemasaran (Dinas K-UMKM Provinsi Jawa Timur, 2021).

Pelaku UMKM harus memperkenalkan produk yang dihasilkan kepada kelompok


menengah atas sebagai konsumen potensial. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan membuat konten promosi melalui media sosial yang digemari
masyarakat saat ini. Salah satu kesulitannya adalah menentukan bentuk promosi yang
efektif tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Sebanyak 31% UMKM mengatakan
promosi yang sudah dilakukan selama ini tidak memberikah hasil yang optimal. Bentuk
terbaru dari promosi produk UMKM salah adalah endorse melalui selebriti. Selebriti tidak
selalu identik dengan artis terkenal, yang memasang tarif mahal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh desain produk.citra merk dan celebrity endorse terhadap


kepuasan konsumen pada Ghealsy Store Malang
2. Bagaimana bentuk dari pemasaran desain produk, citra merk yang digunakan
celebrity endorse
3. Apa kah yang membuat UMKM di kota malang perlu melakukan pemasaran
menggunakan jasa celebrity endorse
4. Bagaimana dampak yang dihasilkan jika menggunakan pemasaran
menggunakan jasa celebrity endorse
1.3 Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain produk,citra merk dan
celebrity endorse terhadap keputusan pembelian Ghealsy Store Malang
1.4 Manfaat penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis
Untuk memberikan sumbangan pengetahuan serta pemikiran yang bermanfaat bagi
ilmu manajemen khsusnya kosentrasi manajemen pemasaran.
b. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai nilai kemanfaatan bagi khususnya toko
Ghealsy Store Malang dan UMKM sejenis.

2) LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS


2.1 Penelitian terdahulu

No Identitas Variable dan alat Hasil penelitian


penelitian analisis
1. M.Rob  Accidental Hasil penelitian ini menunjukkan variabel
y sampling keterpercayaan selebriti (X2) memiliki
Jatmik  SPSS pengaruh positif dan signifikan terhadap sikap
o terhadap merek (Y) dengan nilai regresi 0,386
Sekolah Tinggi dan nilai t hitung = 4,670 dengan tingkat
Ilmu Ekonomi signifikansi 0,000.Variabel daya tarik selebriti
Totalwin merupakan variabel dengan pengaruh paling
Semarang besar kedua setelah keterpercayaan selebriti.
2. Daniel Reven,  Variabel Pada penelitian ini proses penyebaran
Augusty Tae dependen kuesioner ditujukan kepada orang yang
Ferdinand1  Variable pernah membeli produk pakaian merek Nesty
intervening Collection di Pasar Tanah Abang Jakarta
 Variable dengan kriteria usia minimal 18 tahun.
independent Kuesioner disebar melalui media google

 (Multiple forms dengan target 100 responden sesuai

regresional teknik pengambilan sampel pada penelitian

analysis) ini. Kuesioner ditanggapi oleh 108 responden,


dengan hanya 102 data responden yang
dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
untuk penelitian ini.
3. Made Tiya  Desain Hasil pengujian hipotesis pertama diperoleh
Yogi Suari1 kuantitatif bahwa secara simultan variabel kualitas
, Ni Luh kausal produk dan desain produk berpengaruh
Wayan secara signifikan terhadap keputusan
Sayang pembelian Sepeda Motor Honda pada
Telagawathi2 mahasiswa Jurusan Manajemen. Hasil
, Ni Nyoman penelitian menunjukkan
Yulianthini3 bahwa 89,6% keputusan pembelian Sepeda
Motor Honda pada mahasiswa Jurusan
Manajemen dipengaruhi oleh kualitas produk
dan desain produk.
terhadap keputusan pembelian Sepeda Motor
Honda pada mahasiswa Jurusan Manajemen.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari
Kotler dan Amstrong (2008:348) bahwa
semakin baik kualitas produk yang dihasilkan
maka akan memberikan kesempatan kepada
konsumen untuk melakukan keputusan
pembelian.
2.2 Teori utama
1. Teori kepuasan konsumen

Kepuasan konsumen diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat


sesuatu yang memadai. Pada dasarnya, kepuasan konsumen itu suatu keadaan dimana
kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui jasa atau produk
yang dikonsumsi (Nasution, 2005). Menurut Brown (dalam Dwiastuti, dkk 2012) kepuasan
konsumen adalah suatu kondisi dimana kebutuhan, keinginan dan harapan konsumen
terhadap sebuah produk dan jasa, sesuai atau terpenuhi dengan penampilan dari produk
dan jasa. Konsumen yang puas akan mengkonsumsi produk tersebut secara terus menerus,
mendorong konsumen akan loyal terhadap suatu produk dan jasa tersebut dan dengan
senang hati mempromosikan produk dan jasa tersebut dari mulut ke mulut.

2. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Alma (2011), keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang
dipengaruhi oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi,
promosi, physical evidence, people dan process, sehingga membentuk suatu sikap pada
konsumen untuk mengolah segala informasi dan mengambil kesimpulan berupa respon
yang muncul produk apa yang akan dibeli. Menurut Kotler & Amstrong (2008), keputusan
pembelian merupakan membeli merek yang paling disukai dari berbagai alternatif yang ada,
tetapi dua faktor bisa berada antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor
pertama adalah sikap orang lain dan faktor yang kedua adalah faktor situasional.

3. Celebrity endorse

Shimp (2010, p. 251) yang mengemukakan lima dalam memilih celebrity endorser, yaitu
disebut dengan TEARS yang merupakan Trustworthiness dimana celebrity endorser dapat
dipercaya dan berintegritas, Expertise dimana celebrity endorser yang memiliki pengetahuan
dan keterampilan, Attractiveness dimana celebrity endorser dapat menunjukkan karakteristik
fisik terhadap orang lain, Respect dimana seorang celebrity endorser dikagumi dan dihargai,
Similarity dimana celebrity endorser memiliki karakteristik yang sama dengan konsumen.
Desain Produk

4. Desain produk

Menurut Azany (2014:45) desain produk adalah dapat dikatakan sebagai peningkatan
maupun penyederhanaan. Peningkatan yang dimaksut yaitu dapat berupa penambahan
fungsi dan kegunaan produk tersebut. Sedangkan penyederhanaan desain produk bertujuan
agar semakin mudah dalam menggunakan suatu produk. Menurut Azany (2014:45) Indikator
terkait desain produk, yaitu : 1. Variasi desain, desain yang ditawarkan mempunyai banyak
ragam atau pilihan. 2. Model terbaru, model atau desain akan berganti bentuk, ukuran dan
warna sesuai waktu yang telah ditentukan. 3. Desain mengikuti trend, model atau desain
produk mengikuti perkembangan zaman mulai dari warna, bentuk dan ukuran.

5. Citra Merek

Dalam penelitian ini definisi operasioanl variabel Citra Merek menggunakan teori dari
Keller (2013:72). Sehingga peneliti menyusun indikator variabel Citra Merek sebagai
berikut: Produk yang berkualitas; Diproduksi oleh perusahaan yang terpercaya; Merek
mudah untuk didapatkan; Menjalin hubungan baik denga konsumen; Merek yang kuat
dalam benak konsumen; Merek yang dapat dipercaya; Merek mudah untuk dikenali;
Merek memberikan manfaat lebih; Merek akrab dikenal dalam benak konsumen.

Kerangka pikir dan hipotesis

Desain produk

(x1) Kepuasaan
Keputusan pembelian konsumen (y)
Citra merk (z)

(x2)

Celebrity endorse

(x3)

Hipotesis penelitian

H1: kebutuhan produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian

H2 : pengalaman pembeli berpengaruh terhadap keputusan pembelian ‘

H3: kepercayaan pembeli berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

H4: terdapat pengaruh variabel desain produk terhadap kepuasan pelanggan

H5: Terdapat pengaruh positif variabel citra merk terhadap kepuasan pelanggan

H6: terdapat pengaruh positif variabel celebrity endorse terhadap kepuasan pelanggan

H7: terdapat pengaruh positif variabel keputusan pembelian terhadap kepuasan pelanggan
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi operasional variable

Variable penelitian Definisi operasional Indicator


Desain produk Daya tarik dari desain suatu 1. Desain bervariasi
produk untuk menarik minat 2. Tidak ketinggalan jaman
konsumen pada produk 3. Karakteristik desain
tersebut. 4. Desain mengikuti trend
Citra merk Serangkaian kepercayaan 1. Populer
yang konsumen pegang 2. Mengeluarkan produk
atas masing- masing atribut bermutu
yang istimewa dari sebuah 3. Memiliki reputasi yang
merek baik
4. trendsetter
Keputusan pembelian Proses pengintegrasian 1. Kemantapan membeli
yang mengkombinasikan 2. Prioritas pembelian pada
pengetahuan untuk produk
mengevaluasi dua atau 3. Kebanggaan
lebih perilaku alternatif dan menggunakan
memilih salah satu produk
diantaranya
Celebrity endorse seorang artis, entertainer, 1. Daya Tarik
atlet, dan publik figur yang 2. Kepercayaan
mana banyak diketahui oleh 3. Keahlian
orang banyak untuk
keberhasilan dibidangnya
masing-masing dari bidang
yang didukung.
Kepuasan konsumen kondisi dimana kebutuhan, 1, kualitas produk yang
keinginan dan harapan dihasilkan
konsumen terhadap sebuah 2. Kualitas pelayanan
produk dan jasa, sesuai yang diberikan
atau terpenuhi dengan 3. Harga produk
penampilan dari produk dan 4. Kemudahan
jasa. mengakses produk
5. Cara mengiklankan
consumen

3.2 METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat asosiatif, metode penelitian menggunakan metode kuantitatif


Instrumen penelitian menggunakan Skala Likert, teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, kuisioner dan observasi. Alat yang digunakan adalah Analisis regresi linear
berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2018).

3.3 UJI HIPOTESIS

Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat maka
dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang akan diajukan pada penelitian ini. Metode
pengujian terhadap hipotesis dilakukan secara parsial dengan menggunakan uji t dengan
kriteria sebagai berikut :

a. Jika nilai t hitung > t tabel atau nilai signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen terbukti secara statistic berpengaruh terhadap variabel dependen

b. Jika nilai t hitung < t tabel atau nilai signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
variabel independen tidak terbukti secara statistic berpengaruh terhadap variabel dependen

DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Priska Nita. (2013). “Pengaruh Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen
dengan Kepuasan Konsumen sebagai Mediasi pada Produk Viva Kosmetik di Kota
Surabaya”.Skripsi.

[online] , Diakses pada 13 Maret 2017, dari http://repository.wima.ac.id/320/Azwar,


Saifuddin. (2003). Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cooper, Donald dan Pamela Schindler. (2013). Business Research Methods. 12th Edition.
New York: McGraw-Hill Higher Education.

Daryanto. (2011). Manajemen Pemasaran Cetakan 1. Bandung: Satu Nusa.

Daft, Richard L. (2010). Era Baru Manajemen, Terj. Edisi kesembilan buku II bekerja sama
dengan Tita Maria Kanita, Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai