PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Sarifa Nurlael
NIM: 218010072
A. PENDAHULUAN
Di zaman yang semakin maju dan berkembang saat ini kemajuan teknologi
semakin pesat dan persaingan bisnis semakin ketat, arus komunikasi dan sosial
besar dan tidak selalu dapat diperkirakan. Teknologi yg semakin modern sangat
setiap orang dalam melakukan tugasnnya. Semua orang sangat terbantu dengan
dalam lingkup usaha mikro, kecil dan menegah. Apabila perusahaan tidak
memiliki rancangan yang baik dan benar maka kedepannya perusahaan akan
mengembangkan suatu produk usaha yang akan di pasarkan di antara para pesaing
lainnya, oleh karena itu diperlukan manajemen yang baik dalam memasarkan
karena itu perusahaan wajib menerapkan manajemen pemasaran yang baik untuk
1
mencapai suatu tujuan yang akan diperoleh (keuntungan). Kemudahan bagi
memperhatikan product quality (kualitas produk), brand image (citra merek), dan
brand trust (kepercayaan merek) saat dipasarkan supaya sesuai dengan selera
akan mudah diterima di kalangan masyarakat dan anak muda generasi milenial di
zaman sekarang ini, karena mutu yang terjamin akan memberikan kepuasan
terhadap kinerja (hasil) yang diharapkan. 1 Jika kinerja berada dibawah harapan,
konsumen akan merasakan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, yang
konsumen rasakan amat puas atau senang. Dari definisi kepuasan konsumen
1
Donni Juni Priansa, perilaku konsumen dalam persaingan bisnis kontemporer, Bandung:
Alfabeta,2017, hlm. 196
2
Setiap perusahaan pasti menginginkan produk yang ditawarkan kepada
telah tercipta maka perusahaan dapat dikatakan memiliki integritas yang baik di
mata para konsumen. Salah satu hal yang dapat memberikan kepuasan konsumen
yaitu product quality (kualitas produk) yang ditawarkan oleh perusahaan. Adapun
produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide. Produk
menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa.2 Di era persaingan
yang sangat ketat, product quality menjadi hal yang sangat penting untuk
masyarakat..
konsumen) adalah brand image (citra merek). Menurut Herman Kartajaya (2004)
Brand image (citra merek) adalah citra yang dibangun dalam alam bawah sadar
2
Jhon C. Mowen dan Michael Minor, perilaku konsumen, Jakarta: Erlangga,2002, hlm. 90
3
konsumen melalui informasi dan ekspetasi yang diharapkan melalui produk atau
merek, bisnis dan manusia yang terlibat dalam produk.3 Merek merupakan salah
satu elemen penting dalam tema periklanan, untuk mennjukan apa yang bisa
diberikan oleh pemilik merek kepada pasar. Para pemasar melihat merek memiliki
kualitas melalui merek, oleh karena itu konsumen akan terus membeli produk dari
produk yang sama. Citra merek dibutuhkan karena sifatnya yang relatif konsisten
dan dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam jangka panjang. Citra merek
berulang yang terbesar dan akan menanamkan kepercayaan pada merek tersebut
(brand trust) bagi konsumen. Adapun menurut Wahyu Saidi (2007), positioning
merupakan upaya menanamkan citra produk di benak konsumen. Hal ini berkaitan
konsumen pasti menginginkan kualitas yang baik, kepercayaan merek yang baik
dari suatu produk yang akan mereka gunakan, dan konsumen juga sering
3
Sudaryono, Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi,Yogyakarta: Andi Offset, 2016,hlm.
208
4
Sudaryono, Manajemen pemasaran Teori dan Implementasi, 2016, hlm.212
4
membentuk persepsi yang lebih menyenangkan tentang sebuah produk dengan
dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention) yang didasarkan pada
yang percaya terhadap suatu merek (brand) maka besar kemungkinan produk atau
semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya.6
5
Rafdi, I. A. (2021). Pengaruh kualitas produk, harga, dan brand trust terhadap kepuasan pelanggan: Studi pada
pengguna kartu pra bayar Telkomsel Simpati Kota Malang (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim).
6
Doni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, hlm.116
5
Adapun peppers dan Rogers (2004) menyatakan bahwa kepercayaan
adalah keyakinan satu pihak pada reliabilitas, durabilitas dan integritas pihak lain
yang paling baik dan akan menghasilkan hasil positif bagi pihak yang di percaya. 7
quality, brand image, dan brand trust sehingga terciptanya cunsomer satisfaction.
Lubuklinggau.
puas dan merasakan kekecewaan terhadap sim card telkomsel saat digunakannya,
ketika telepon dengan operator lain memakan pulsa yang cukup mahal dan
fenomena lainnya yang berkaitan dengan product quality (kualitas produk) yaitu
sinyal hanya terjangkau di daerah tertentu ketika masuk ke daerah yang cukup
jauh dari perkotaan atau jauh dari daerah yang menggunakan listrik masih sedikit
tidak terjangkau sinyal dan cukup terganggu dan terbatas saat digunakannya.
Kemudian yang berkaitan dengan brand image (citra merek) yaitu citra merek sim
terdapat merek- merek produk lain yang menyaingi, terdapat keraguan yang
7
Doni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam persaingan Bisnis Kontemporer, hlm 117
6
dirasakan bagi konsumen yang masih mempresepsikan produk dengan produk
lainnya dalam suatu persaingan produk ber merek. Adapun yang berkaitan dengan
tersebut dengan mengekspetasikan lebih suatu produk dari merek tersebut Dan
(kualitas produk), Brand image (citra merek), dan Brand trust (kepercayaan
2. Identifikasi Masalah
operator lain.
7
2. Mempunyai kerabat, keluarga dan tema-teman yang tidak
gangguan sinyal dalam hal jarinngan pada daerah tertentu yang msih
lainnya..
3. Rumusan Masalah
Lubuklinggau?
8
b) Adakah pengaruh Brand Image (citra merek) sim card Telkomsel
Lubuklinggau?
Lubuklinggau?
4. Tujuan Penelitian
Lubuklinggau.
Lubuklinggau.
Lubuklinggau.
5. Manfaat Penelitian
9
b) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan memberikan
pendidikan.
Prodcut Quality, Brand Image, dan Brand Trust yang mengaju pada
consumer satisfactionnya..
B. KAJIAN PUSTAKA
1. Literatur
konsumen) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah
(hasil) yang di harapkan.8 Jika produk itu sesuai atau lebih baik dari yang
diharapkan oleh konsumen, maka kesenangan dan kepuasan akan dirasakan oleh
harapan, maka tentu konsumen tidak merasa puas dengan produk tersebut.
(kepuasan konsumen) berasal dari bahasa latin “satis” yang berarti cukup dan
sesuatu yang memuaskan akan secara pasti memenuhi harapan, kebutuhan atau
8
Donni Juni Priansa, Perilaku konsumendalam persaingan bisnis kontemporer, Bandung: :Alfabeta, 2017, hlm. 196
10
menyatakan Consumer satisfaction (kepuasan konsumen) adalah suatu perasaan
keseluruhan konsuemn mengenai produk atau jasa yang telah dibeli oleh
konsumen mengenai produk atau jasa yang telah dibeli oleh konsumen.9
kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa yang dimiliki seseorang
dimiliki konsumen. Jika barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen sesuai dengan
sebaliknya.
kinerja dan pelayanan yang diterima dengan kinerja produk pelayanan yang
diharapkan konsumen.
a) Kinerja
berbelanja.
9
Doni Juni Priansa, perilaku konsumen dalam persaingan bisnis kontermporer. hlm.197
10
Donni Juni Priansa, Perilaku konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, hlm.207
11
b) Minat pembelian ulang
terjadi.
c) Ketidakpuasan
Apabila konsumen merasa tidak puas terhadap apa yang mereka beli, maka
terbentuk.
konsumen. Kualitas produk merupakan produk yang bebas dari kerusakan, berarti
bersangkutan.
produk merupakan keseluruhan ciri dari suatu produk atau pelayan untuk
12
memuaskan harapan akan kebutuhan yang dinyatakan konsumen. Mowen,
produk) merupakan suatu keadaan dimana konsumen merasa puas atau cocok
dengan suatu produk dan sesuai dengan keinginan yang diharapkan untuk
memenuhi kebutuhannya.
11
NURISTIQOMAH, S. Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan Konsumen Kartu Prabayar simPATI Telkomsel
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember
Angkatan 2015-2017).
12
Bagus Dwi Setyawan, pengaruh kualitas Produk dan kepercayaan terhadap loyalitas konsumen dengan kepuasan
sebagai variabel intervening pada PDAM Tirta Semarang, (Semarang: Skripsi,2013. hlm.20
13
Produk quality (kualitas produk) diartikan sebagai evaluasi menyeluruh
pelanggan atas kebaikan kinerja barang atau jasa. Isu utama dalam penilaian
evaluasinya.
Tujuh dimensi dasar dari kualitas produk antara lain (Sangadji dan Sopiah,
2013):13
a) Kinerja, tingkat absolut kinerja barang atau jasa pada atribut kunci yang
pegawai
f) Estetika, penampilan fisik barang atau toko, bagai mana desain produk
g) Kesadaran akan merek, dampak positif dan negatif tambahan atas kualitas
yang tampak, yang mengenal merek atau nama toko atas evaluasi
konsumen.
13
Sudaryono, Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi, hlm. 86
14
Brand image (citra merek) adalah citra yang dibangun dalam alam bawah
sadar konsumen melalui informasi dan ekspetasi yang diharapkan melalui produk
struktur merek,bisnis dan dan manusia yang telibat dalam produk (Herman
Kartajaya,2004).14
Menurut Kotler dan Keller (2008: 346) brand image (citra merek)
merupakan pendapat dan perasaan yakin yang dilakukan oleh konsumen. Adapun
hal yang dirasakan dan dipikirkan oleh konsumen saat melihat ataupun mendengar
suatu nama merek atau apa yang konsumen pelajari mengenai merek. Citra merek
Brand (merek) adalah simbol yang berkaitan dengan produk atau jasa.
cukup tentang suatu produk tersebut. Jika terdapat ketertarikan konsumen akan
produk ataupun berdasarkan informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber.
dengan adanya jaminan standar kualitas melalui merek, konsumen akan terus
15
penjualan dengan meraih keuntungan dan akan memudahkan suatu perusahaan
produk mudah bersaing dengan khas merek tersebut. Sehingga citra merek
suatu produk.16
menjadi diskriminator utama dan pilihan konsumen akan lebih bergantung pada
konsumen lama.17
a. Kesadaran merek
b. Asosiasi Merek
Merupakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan merek yang ada
16
Asosiasi terhadap gaya hidup atau aktivitas
pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan yang dibuat
konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya. Adapun menurut Morgan dan
keyakinan satu pihak pada reliabilitas, durabilitas dan integritas pihak lain dalam
paling baik dan akan menghasilkan hasil positif bagi pihak yang di percaya.
18
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, hlm.116
17
Faktor-faktor yang memberikan kontribusi bagi terbentuknya kepercayaan
Ketergantungan (interdependence)
mengurangi resiko, pihak yang tidak percaya akn membina relationship dengan
Komunikasi yang terbuka dan teratur, apakah formal atau informal, dapat
pertukaran.
pihak dan tindakan yang meningkatkan keinginan untuk berbagi benefit dalam
jangka panjang.
19
Donni Juan Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, hlm. 117
18
Shamdasani dan Balakrishnan (2000) menggunakan integritas, reliabilitas,
1) Integritas (integrity)
Integritas berasal dari bahasa latin yang “integrate” yang artinya kompli.
Kata lain dari koomplit adalah tanpa cacat, sempurna tampa kedok. Komplit
2) Reliabilitas (Reliability)
jasa, dalam hal ini seperti resepsiopnis, operator telepon, sekretaris dan lain-lain.
20
Donni Juan Priansa. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, hlm. 121
19
1. Kemampuan (Abiliy)
3. Integritas (Integrity)
pemilihan merek dan untuk mengurangi waktu yang diperlukan dalam mengambil
pembelian yang tidak pasti. Maka dari itu ini merupakan keuntungan yang dapat
20
Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu
merek.
secara berkelanjutan.
Integrity (integritas)
Competence (kompetensi)
21
Donni Juni Priansa, Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer, hlm 125
21
Keyakinan seseorang terhadap kemampuan yang dimiliki penjual untuk
22
3. Kerangka Berfikir
tentang teori hubungan dengan berbagi faktor yang telah diidentifikasi sebagai
bertautan antar variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu di jelaskan
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat dari gambar sebagai
berikut:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
H1 (+)
Keterangan :
X1 = Product Quality
X2 = Brand Image
X3 = Brand Trust
Y1 = Cunsomer Satisfaction
22
Sugiyono, metode penelitian, Bandung: alfabeta,2016, hlm.71
23
Model dengan 3 variabel indevenden dan satu variabel dependen ini, untuk
mencari besarnya hubungan Product Quality (X1) Brand Image (X2) dan Brand
Gambar 2
(Indikator-Indikator Variabel)
24
4. Hipotesis
Dari telaah pustaka diatas, maka hipotesis yang dapat diajukan sebagai
berikut:
C. METODELOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai dari proses perencanaan hingga proses laporan ini
selesai.
3. Jenis Penelitian
25
4. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini hanya ter fokus pada pengaruh Product Quality
(kualitas produk), Brand Image (citra merek) dan Brand Trust (kepercayaan
a) Populasi
b) Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakterristik yang dimiliki oleh
semua yang ada pada populasi tersebut, misal seperti keterbatasan dana, tenaga,
dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
akan diberlakukan untuk populasi. Maka dari itu sampel yang akan diambil
mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
26
Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan
generalisasi semakin kecil dan sebalik nya semakin kecil jumlah sampel
umum).
jumlah indikator dikali 5 sampai 10. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah:
S = jumlah indikator x 5
= 18 x 5
= 90
Keterangan :
S = Sampel
dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel , bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Partisipasi yang punya
pengetahuan tetang objek penelitiaan diharpkan bisa menilai dengan lebih baik.
Dalam penelitian ini jumlah indikator adalah 18, sehingga dengan menggunakan
27
perhitungan lika kali indicator maka jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 90
orang.
Sumber Data
a) Data Primer adalah data yang langsung diperoleh melalui penelitian dari
yang telah melakukan pembelian produk sim card telkomsel maupun hasil
b) Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil bacaan dari buku-
buku, majalah dan maupun kepustakaan yang lain yang ada hubungannya
digunakan adalah:
23
Sumadi suryabrata, metodelogi penelitian, Jakrta: Raja Grafindo Persada, 2013, hlm.39
24
Sumadi suryabrata, metodelogi penelitian, hlm.39
28
a) Variabel bebas (eksogen) merupakan variabel yang mempernagruhi atau yang
yang berjudul “ Pengaruh Brand Image ,Brand Trust dan Product Quality
Lubuklinggau. Variabel bebas adalah Brand Image, Brand Trust dan Product
menjadi akibat karena adanya variabel independen. Dalam penelitian ini yang
dengan huruf Y.
variabel yang ditelit. Maka definisi variabel dapat diuraikan sebagai berikut
antara lain:
kuesioner (angket) yang ditunjukan untuk para konsumen sim card telkomsel di
pengumpulan data yang efisien, bila penulis tahu pasti variabel yang diukur dan
tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Responden yang diberikan
pertanyaan melalui angket adalah para konsumen pengguna sim card telkomsel di
Kota Lubuklinggau.25
25
Sumadi suryabrata, metodelogi penelitian, hlm.151
29
Dengan skala likert, maka variabel penelitian yang akan diukur dan
sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
Suryabrata).
skala model likert. Skala likert yang berhubungan dengan pernyatan tentang sikap
dalam suatu objek.26 Pada penulisan ini menyajikan pernyatan yang harus dipilih
oleh reponden dari sangat setuju dengan sangat tidak setuju dengan point 1-5.
Apabilah jawaban responden 1= sangat tidak setujuh (STS) 2= tidak setujuh (TS)
3= netral (N) 4= setujuh (S) 5= sangat setujuh (SS) Data yang sudah terkumpul
sebagai berikut:
26
Sumadi suryabrata, metodelogi penelitian, hlm. 54
30
Suatu penelitian selalu memerlukan interpretasi dan analisa data, yang
menjadi dasar penelitiannya. Metode analisis yang dipilih untuk menganalisis data
yaitu Structural Equation Model (SEM) berbasis partial least square (LPS).
Partial Least Square (PLS) adalah model persamaan stuktur (SEM) yang berbasis
konsep atau konstruk dan pada saat yang sama SEM juga dapat mengukur
tersebut..
digunakan untuk menutup kelemahan yang terdapat pada metode regresi. Menurut
menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan covariance based SEM (CBSEM) dan
varian based SEM atau partial Least Square (PLS). Partial Least Square
merupakan metode analisis yang powerfull yang mana dalam metode ini tidak
manaasumsi normalitas tidak akan menjadi masalah bagi (Partial Least Square)
PLS. selain itu Partial Least Square (PLS) tidak mensyaratakan jumlah
31
minimnum sampel yang akan digunakan dalam penelitian, penelitian yang
memiliki sampel kecil dapat tetap menggunakan Partial Least Square (PLS).
Partial Least Square digolongkan jenis non-parametrik oleh karena ituu dalam
Tujuan dari pengguna Partial Least Square (PLS) yaitu untu melakukan
prediksi tersebut adalah untuk memprediksi hubungan antra kinstruk, selain itu
bertujuan utnuk melakukan prediksikan. Variabel laten adalah linear agregat dari
variabel laten didapat berdasarkan bagaimana inner model (model struktural yang
adalah residual variance dsri variabel dependen (kedua variabel laten dan
indikator) diminimumkan.
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS (partial least square) dapat
jalur (path estimate) yang menghubugnkan variabel laten dan antar variabel laten
dan blok indikatornya (loading). Kategori yaitu berkaitan dengan menas dan
lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.
32
1) Menghasilkan weight estimate
Dalam metode PLS (patial least square) tekhnik analisa yang dilakukan
> 0.7 dengan konstruk yang ingin diukur, sedangkan menurut Chin yang
dikutif oleh Imam Ghozali, nilai outer loading antara 0,5-0,6 sudah
33
ukuran konstruk lainnya, maka menunjukan ukuran blok mereka lebih baik
yang dapat dilihat pada view laten variabel coefficient. Untuk mengevalusi
composite reliability terdapat dua alat ukur yaitu internal consisstency dan
adalah > 0,70 maka dapat dikatakan bahwa konstruk tersebut memiliki
Uji yang dilakukan diatas merupakan uji pada outer model untuk
34
Tabel III
Validitas dan
kriteria Rule of Thumb
Reabilitas
0.70 untuk
confirmatory
research
Validitas Convergent Loading Factor
>0.60 untuk
explanantory
reserach
confirmatory
Average Variance
maupuun
Extrated (AVE)
explanatory
research
confirmatory
Communality maupun
Explanatory
research
35
Akar Kuadrat
antra konstruk
laten
dapat diterima
utnuk
explanatory
research
confirmatory
research
>m0.60 – 0.70
Composite realiability
masih dapat
diterima untuk
explanatory
research
36
Analisa Inner model biasanya juga disebut dengan (inner relation,
Square) dimulai dengan cara melihat R-square untuk setiap variabel laten
melihtt nila R- square, pada model PLS (Partial Least Square) juga
oleh model dan estimasi parameternya. Nilai Q- square lebih besar dari 0
berikut:
…….
37
Untuk memvalidasi model secara keseluruhan, digunakan
0,1 termasuk dalam tingkat Gof kecil 0,25 nilai Gof medium, 0,36 nilai
Gof besar dalam Ghozali. Pada Tabel berikut disajikan ringkasan dari
38
Tabel IV
1998)
R- Square
0.75, 0.50 dan 0.25
al. 2011)
memepunyai prredictive
Relevance
Q2 Predictive Relevance
Q2 < 0 menunjukan bahwa
Predictive Relevamce
level = 1%)
39
t – value 1.65 (significance
level = 1%)
4. Pengujian Hipotesis
Geisser dalam Ghozali. statistik uji yang digunakan adalah statistik t uji t,
Equation Modeling (SEM) dengan smartPLS. Dalam full model SEM dengan
PLS selain memprediksi model, juga menjelaskan ada atau tidaknya hubungan
antar variabel laten. Hubungan dari analisis jalur semua variabel laten dalam
laten.
3. Weight relation dimana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.
40
Pengambilan keputusan atas penetimaan hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan dengan ketetntuan nilai t-tabel one tail test yang ditentukan
Selanjutnya nilai t-tabel tersebut dijadikan sebagai nilai cut off untuk
Nilai weight yang di sarankan adalah diatas dan t-statistik di atas nilai t-
Melihat nilai inner weight dari hubungan antar variabel laten. Nilai Weight
statistik diatas nilai t—tabel 1,96 untk alpha – 0,5 pada uji one tailed.
Hipotesis penelitian diterima jika nilai weight dari hubungan antar variabel
menunjukan arah dengan nilai t-statistik diatas nilai t-tabel 1,96 untuk
alpha = 0,5 : Hipotesis penelitian ditolak jikaa nilai weight dari hubungan
alpha = 0,5;
41
DAFTAR PUSTAKA
Donni Juni Priansa, perilaku konsumen dalam persaingan bisnis kontemporer,
Bandung: Alfabeta,2017, hlm. 196
Jhon C. Mowen dan Michael Minor, perilaku konsumen, Jakarta: Erlangga,2002,
hlm. 90
Sudaryono, Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi,Yogyakarta: Andi
Offset, 2016,hlm. 208
Sudaryono, Manajemen pemasaran Teori dan Implementasi, 2016, hlm.212
Imam Ghozali & Hengky Latan, Partial Least Square konsep Tekhnik dan Aplikasi Menggunakan Program SMartpls 3.0
Edisi 2, Semarang: Undip, 2015, hlm.5
42
Rahmawati, N. D., Arifin, R., & Primanto, A. B. (2020). Pengaruh Word of
Mouth, Citra Merek, Brand Trust, Kualitas Produk, Dan Promosi
Terhadap Kepuasan Pelanggan Pengguna Kartu Telkomsel (Studi Kasus
Pada Masyarakat Kelurahan Bago Tulungagung). Jurnal Ilmiah Riset
Manajemen, 9(08).
Ilham, F., & Lina, N. (2021). PENGARUH MEREK, HARGA DAN PROMOSI
TERHADAP KEPUASAN PEMBELIAN KARTU PERDANA SIMPATI
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BHAYANGKARA BEKASI
ANGKATAN 2015. PENGARUH MEREK, HARGA DAN PROMOSI
TERHADAP KEPUASAN PEMBELIAN KARTU PERDANA SIMPATI
PADA MAHASISWA UNIVERSITAS BHAYANGKARA BEKASI
ANGKATAN 2015, 1-20.
43