Anda di halaman 1dari 23

The growth

triple play:
Creativity,
analytics, and
purpose
Mckinsey & Company

Full Version
In Indonesia
Tiga Serangkai dalam Growth : Creativity,
analytics dan purpose - part 1

Diterjemahkan dari artikel Mckinsey & Company ,


“The growth triple play: Creativity, analytics, and
purpose” June 21, 2021

Perusahaan yang mengintegrasikan creativity,


analytics dan purpose menghasilkan pertumbuhan
(growth) setidaknya 2 kali lipat dibandingkan
dengan bisnis sejenis.

Poin-poin Utama:
• Hanya 7 persen perusahaan yang menerapkan
tiga serangkai dalam growth melalui
pengintegrasian creativity, analytics dan
purpose. Perusahaan tersebut menghasilkan
rata-rata pertumbuhan pendapatan (revenue)
2.3 kali lebih besar dibandingkan perusahaan
sejenis antara 2018-19 (kemudian meningkat
menjadi 2.7x antara 2019-20)
• Dalam periode 2018-19, perusahaan yang
hanya menerapkan salah satu komponen baik
creativity, analytics atau purpose mendapatkan
rata-rata growth lebih dari 6%. Menambahkan
komponen kedua, menjadikan growth
meningkat lebih dari 7%. Dan perusahaan yang
menerapkan seluruh komponen, growth
meningkat lagi menjadi lebih dari 12%.
• Chief Marketing Officer (CMO) memiliki peran
penting untuk memimpin dalam hal
mendapatkan growth, 78% CEO mengandalkan
CMO dan marketing leader untuk mendapatkan
growth.

The next normal is the ‘no normal’

Tahun 2020 dan saat sekarang ini adalah masa


yang sangat berbeda, karena kehidupan dan
aktivitas sehari-hari terdampak oleh pandemi.
COVID-19 mempengaruhi setiap aspek dalam
kehidupan kita, memaksa kustomer dan bisnis
untuk menyesuaikan perilaku termasuk cara kerja
yang berbasis digital, cara berbelanja serta cara
berlibur/ bersantai. Dalam kurun waktu beberapa
bulan adopsi e-commerce yang biasanya terjadi
dalam satu dekade bisa terwujud dalam waktu
singkat seiring dengan meningkatnya pandemi
yang menyebabkan kemunculan banyak digital-
marketplace yang baru. Situasi normal yang kita
kenal, sudah hilang dan berganti. Bahkan bisa
dibilang kita ada dalam situasi yang tidak normal
sama sekali.

Perubahan historis yang dibawa oleh pandemi juga


mengakibatkan perubahan yang fundamental
terhadap peran kemimpinan marketing dan Chief
Marketing Officer (CMO). Menurut riset terbaru
McKinsey, dalam masa sekarang yang “tidak
normal” ini, 78% CEO mengandalkan para
pemimpin marketing untuk mendapatkan growth.

Dalam riset tersebut, diamati bahwa lebih dari 860


eksekutif diseluruh dunia memberikan prioritas
pada investment dan capability yang menghasilkan
growth. Dalam prosesnya ditemukan bahwa 3
elemen yaitu creativity, analytics dan purpose yang
menjadi bagian dari tiga serangkai dalam growth,
menghasilkan setidaknya pertumbuhan 2 kali lipat
lebih besar dibandingkan dengan bisnis sejenis
yang tidak melakukan usaha di ketiga elemen
tersebut. Bahkan sebelum pandemi, perusahaan
yang membangun ketiga capability tersebut
mendapatkan growth 2 kali lebih besar yang
kemudian meningkat lebih jauh dengan datangnya
krisis COVID-19. Faktanya, meskipun ketiga elemen
tersebut sudah ada di dalam perusahaan, hanya 7%
dari usaha tersebut yang sukses menggunakan
kombinasi semua elemen tersebut.

Untuk memahami lebih jauh, bagaimana


perusahaan menggunakan tiga serangkai dalam
growth yaitu creativity, analytics dan purpose
untuk menghasilkan pertumbuhan diatas market
growth, selanjutnya kita bahas perusahaan yang
telah sukses mengintegrasikan ketiga elemen
tersebut untuk melihat apa yang mereka telah
lakukan secara berbeda.
The growth triple play

Perusahaan yang menggunakan ketiga elemen


secara bersamaan, yaitu creativity, analytics dan
purpose mendapatkan rata-rata tingkat
pertumbuhan yang dramatis. Riset menunjukkan
bahwa dengan menerapkan tiga serangkai dalam
growth dengan menyeluruh dapat meningkatkan
rata-rata tingkat pertumbuhan sebesar 2.3 kali
dibandingkan dengan perusahaan yang tidak
menerapkan komponen tersebut sama sekali.
Hasilnya bahkan lebih dramatis lagi selama
pandemi, dengan menggunakan tiga serangkai
tersebut secara penuh tingkat pertumbuhan
menjadi 2.7 kali.

Dampak kumulatifnya sangat jelas. Di tahun 2018-


19, perusahaan yang menerapkan salah satu
komponen baik creativity, analytics atau purpose
mendapatkan rata-rata growth lebih dari 6%.
Perusahaan yang menambahkan penerapan
komponen kedua, mendapatkan hasil 15% lebih
besar sehingga growth mencapai lebih dari 7%. Dan
perusahaan yang menerapkan seluruh komponen,
growth meningkat lagi sebesar 67% sehingga
menjadi lebih dari 12%.

Setiap elemen di dalam tiga serangkai ini memiliki


peran yang sangat penting. Creativity adalah salah
satu bagian yang tak terpisahkan dari marketing.
Creativity selalu ada di dalam ide breaktrough yang
didasari campaign kuat dan imaginatif. Revolusi
terakhir dalam marketing adalah tentang
penggabungan antara creativity dan data analytics.
Dan yang terbaru adalah penambahan purpose,
yaitu sebuah pernyataan atau statement tentang
goal yang lebih besar dari sekedar mendapatkan
transaksi bisnis selanjutnya. Purpose bagi sebuah
bisnis bisa berbeda-beda, sepanjang relevan dan
mencerminkan identitas brand kita. Ann
Mukherjee, CEO Pernod Ricard di North America
mengatakan bahwa “purpose bisa tentang sesuatu
yang fun, purpose bisa juga tentang mendapatkan
kepuasan. Purpose bisa tentang rebel. Dan purpose
bisa juga tentang “saving the world”. Tapi yang
paling penting adalah purpose tersebut harus
berkaitan dengan esensi brand yang kita ingin
bangun.

Semua elemen tiga serangkai saling menguatkan


satu sama lain. Kecepatan analisa dan detail yang
dihasilkan oleh proses analytics akan menjadi lebih
kuat ketika diintegrasikan dengan ide-ide kreatif
dan program yang inovatif dan breaktrough.
Keduanya menjadikan interaksi yang lebih dalam
dengan kustomer ketika diintegrasikan lebih jauh
lagi dengan purpose. Perusahaan yang menerapkan
tiga serangkai ini secara terintegrasi memiliki
kemungkinan 1.8 kali lebih besar untuk menjadi
bisnis dengan tingkat growth tinggi sehingga
berada di Top 25% di dalam masing-masing sektor
bisnisnya.
Riset McKinsey memberikan insight yang jelas
tentang bagaimana perusahaan bisa menerapkan
ketiga elemen dalam tiga serangkai tersebut.
Penerapan tersebut tidak bersifat teoritis saja,
perusahaan yang berhasil mengambil langkah-
langkah yang spesifik untuk menjalankan ketiga
elemen tersebut di dalam kegiatan marketing
mereka.

Infuse creativity with analytics

Creativity di mulai dengan thinking dan dreaming


big, dengan membuka pikiran terhadap ide-ide
baru dan pendekatan untuk memuaskan kustomer.
Disiplin tersebut datang dari memastikan fokus
terhadap kustomer. Perusahaan yang menerapkan
konsep tiga serangkai mengambil pendekatan
menyeluruh (360 derajat) untuk memahami
kustomer mereka. Creativity adalah sesuatu yang
bisa meningkatkan hasil sebuah campaign baru,
produk baru dan cara-cara yang inovatif dalam
melayani kustomer. Lebih lanjut, menambahkan
analisa data yang detail dan analytics dapat
menjadikan creativity lebih efektif lagi untuk
mewujudkan interaksi dengan kustomer yang
bersifat personal melalui pendekatan test and learn
yang berulang. Analytics membantu marketer
untuk mengambil keputusan lebih cepat
menggunakan indikator marketing dalam
memonitor perubahan yang terjadi di dalam
perilaku konsumen dan membuat realokasi budget
secara real time.

Deploy analytics with purpose

Mewujudkan momen yang benar-benar berarti


untuk setiap kustomer membutuhkan kemampuan
analisa dan presisi dalam menemukan niat/ intensi,
ketertarikan (interest) dan kebutuhan kustomer
yang belum terpenuhi. Sebuah perusahaan bisa
saja mempunyai banyak data, namun yang penting
adalah bagaimana purpose menjadi acuan dalam
menentukan mana insight yang benar-benar
relevan sehingga bisa dijadikan fokus yang tepat.
Itulah mengapa perusahaan yang menerapkan tiga
serangkai ini memprioritaskan fleksibilitas dalam
analytics dan data architecture-nya tidak hanya
untuk menentukan strategi bersama dengan para
pimpinan perusahaan tapi juga menyebarluaskan
insight tersebut ke semua bagian di dalam
perusahaan.

Focus on the purpose

Purpose menjadi sebuah “north star” atau panduan


dalam menentukan arah bisnis, memberikan
arahan secara keseluruhan kepada CMO dan
marketer untuk mengambil keputusan penting di
dalam pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Menghubungkan purpose dengan creativity akan
membantu perusahaan untuk mengenali dan
mendapatkan kesempatan yang akan benar-benar
berarti untuk setiap kustomer. CMO dan marketer
harus memahami kekuatan dari sebuah purpose
yang kemudian harus diintegrasikan dengan
budaya perusahaan, sehingga menciptakan sebuah
misi yang jelas untuk kustomer, karyawan, calon
karyawan dan pemangku kepentingan lainnya.

Demikian artikel bagian pertama dari McKinsey &


Company ini, semoga membuka banyak ide-ide
baru dan bermanfaat untuk para foodpreneurs!
Nantikan bagian selanjutnya!
Tiga Serangkai dalam Growth : Creativity,
analytics dan purpose - part 2

Diterjemahkan dari artikel Mckinsey & Company ,


“The growth triple play: Creativity, analytics, and
purpose” June 21, 2021

Winning in the next-normal world

Para marketing leaders mempunyai peran yang


sangat penting untuk memimpin, membentuk dan
menjalankan growth agenda. Mereka bisa
mengambil manfaat dari kesempatan ini dengan
mengintegrasikan creativity, analytics dan purpose
di dalam seluruh spektrum aktivitas marketingnya.
Chief Marketing Officer (CMO) yang sukses sudah
tentu akan menggunakan analisa yang menyeluruh
dan presisi untuk mengantipasi dan memenuhi
kebutuhan kustomer, dengan dipandu oleh
purpose serta diiringi dengan pendekatan yang
creative.

Dalam prakteknya, winning in this next-normal


world berarti menyelaraskan semua fungsi di dalam
organisasi serta partnership di dalam ekosistem
bisnis, yang didasarkan pada pemahaman yang
lebih baik atas keinginan dan kebutuhan kustomer.
Di banyak perusahaan, peran ini diberikan kepada
CMO untuk menyelaraskan semua aktivitas
tersebut baik dengan pihak internal ataupun
eksternal. Tentunya, CEO mengandalkan para
marketing leadersnya untuk mendapatkan growth.
Seiring dengan tanggung jawab marketers dalam
hal growth, kebanyakan dari mereka yang sukses
bersedia untuk membuat perubahan yang
fundamental terhadap positioning mereka dan juga
positioning organisasi untuk terus bertumbuh
setelah masa pandemi. Kesuksesan akan
ditentukan dengan seberapa baik para CMO
mengeksekusi ketiga hal penting berikut :

Pertama: Memimpin dari depan sebagai


pemersatu

Para CMO dipandang sebagai partner CEO dalam


menghasilkan growth, lebih dibandingkan dengan
di masa lalu. Dengan berada di area dimana
kebutuhan kustomer bertemu dengan kemampuan
organisasi untuk memenuhinya, para CMO
memiliki posisi yang untuk mengkordinasikan
semua fungsi di dalam organisasi. Kemampuan
untuk menjalankan growth agenda dan
mendapatkan hasil yang baik akan sangat
bergantung pada kekuatan kolaborasi yang
dilakukan oleh CMO dengan para eksekutif dan
organisasi secara keseluruhan.

Climb in the cockpit – you’re the copilot now. untuk


mendapatkan manfaat penuh dari tiga serangkai
dalam growth tidak akan mungkin tanpa hubungan
yang kuat dengan CEO. Sangat penting untuk
bersatu dan memiliki pandangan yang sama atas
visi dengan dasar kepercayaan yang kuat. Sebagai
contoh, sementara para CEO tidak perlu diyakinkan
tentang pentingnya creativity (77% dari CEO, COO
dan board members sudah memiliki keyakinan
bahwa creativity adalah growth driver penting
setelah masa pandemi Covid19), hanya setengah
dari mereka percaya bahwa hal tersebut dapat
diintegrasikan dengan teknologi. Para marketing
leaders harus memiliki kekuatan sebagai
pemersatu untuk menjembatani gap tersebut,
menyatukan sisi kreatif dan analitikal sebuah
organisasi dan digerakkan oleh purpose untuk
menciptakan solusi yang dapat menghasilkan dan
mempertahankan growth dalam jangka panjang.
CEO Pernod Ricard di North America, Ann
Mukherjee melihat CMO memiliki peran penting di
dalam berbagai fungsi organisasi, mulai dari fungsi
Finance sampai dengan Chief Technology Officer
(CTO). CMO harus memiliki kemampuan dalam
berbagai bidang. Mereka tidak harus menjadi ahli
yang sempurna berkaitan dengan teknologi, tapi
mereka harus memahami prinsip teknologi untuk
bisa bekerjasama dengan CTO dan mengerti
tentang data architecture. Dalam masa sekarang ini
dimana analytics memegang peran penting, untuk
bisa membuat konten yang masif dan personalized
seorang CMO harus memahami marketing
technology (martech) sehingga mengerti
bagaimana proses data flow di dalam bisnis dan
bagaimana memanfaatkannya melalui berbagai
sistem. Seorang CMO harus melakukan hal yang
sama dengan bagian finance, untuk membuat
mereka mengerti proses value creation untuk
sebuah brand dan juga mengerti bagaimana hal
tersebut diimplementasikan kepada pricing dan
promotion. Pada dasarnya semua hal yang secara
tipikal berkaitan dengan marketing tentu masih
penting. Tapi, pada masa sekarang ini sebuah
organisasi membutuhkan semua fungsi untuk
mengayuh ke arah yang sama untuk menghasilkan
growth. Inilah kenapa seorang CMO harus bisa
menjadi permersatu.

Build alliances, not partnerships. Untuk mencapai


sebuah kesatuan purpose di dalam organisasi,
seorang CMO dan para marketer harus bisa
memimpin dari depan sebagai pemersatu dan
membangun hubungan yang penting tersebut.
Seorang pemersatu yang sukses harus bisa menjadi
strategic integrator yang memiliki peran
menyatukan antara talent, teknologi, strategi dan
komunikasi. Tugas membangun kolaborasi pada
level tersebut mungkin tidak mudah. Meskipun
kebanyakan CEO, COO dan dewan direksi setuju
bahwa marketing harus bisa mendapatkan growth,
konsensus tentang peran CMO di dalam direksi
tidak terlalu kuat. Hanya 44% dari CFO dan 62%
dari technology leader setuju bahwa mendapatkan
growth adalah peran milik CMO. Kemampuan
untuk menciptakan strategic alliances di dalam
dewan direksi akan menjadi kemampuan yang
sangat penting di masa next normal.
Be any ecosystem maestro. Sebuah action yang
cepat tidak akan bermanfaat banyak jika pemain
lain di dalam ekosistem yang sama gagal untuk
bergerak dengan kecepatan yang sama atau tidak
memiliki kesamaan dengan values dan goals
perusahaan. Untuk mendapatkan hasil yang luar
biasa, kemampuan mengkordinasi di dalam
ekosistem dan juga kemampuan partnership akan
menjadi kunci dalam mengelola ritme perubahan
yang baru, kompleksitas dan berbagai disruption.
Top CMO dan para marketing leader harus bisa
memahami kemampuan yang mereka butuhkan di
dalam organisasi dan mana kemampuan yang
sebaiknya diberikan kepada spesialis di luar
organisasi yang menjadi bagian dari jaringan
sumber daya tim, dimana perannya akan
disesuaikan dengan kebutuhan. Perusahaan yang
menerapkan tiga serangkai di dalam survey yang
telah dilakukan memiliki kemungkinan 1.9 kali
untuk mengatakan bahwa mereka bekerja sama
dengan agency untuk menjalankan area kapabilitas
tertentu – bahkan bisa jadi artinya perusahaan
tersebut harus bekerja dengan agency yang lebih
banyak.
Kedua: Menginspirasi untuk hasil yang lebih baik
melalui purpose

Dalam masa next normal, proses pengambilan


keputusan terjadi dengan sangat cepat dan harus
bisa dijalankan seluruh fungsi di dalam organisasi.
Sebuah purpose yang didefinisikan dan
diartikulasikan dengan jelas akan menjadi perekat
agar sebuah organisasi berkembang bersama ke
arah yang diinginkan sebagai satu kesatuan unit.

Rally stakeholders with purpose and vision. Sebuah


purpose yang jelas akan menjadi sinyal kuat bagi
pihak internal dan eksternal, bahwa perusahaan
mengetahui persis jati dirinya dan apa yang mereka
ingin capai. Anggota tim yang sehari-hari bekerja di
garis depan akan menjadikan purpose sebagai
acuan dalam menentukan prioritas sehari-hari dan
mengambil keputusan yang cepat. Secara intuitif
mereka akan mengetahui apa yang boleh dilakukan
dan apa yang jangan dilakukan. Sinyal tersebut juga
penting bagi pihak eksternal. Partner di dalam
ekosistem akan mengetahui batasan-batasan yang
berlaku, investor akan memahami strategic
priorities dan kustomer dapat mengukur seberapa
sinkron organisasi dengan personal values mereka.

Purpose juga menjadi sangat penting ketika me-


rekrut dan me-retain talent (karyawan). Sebuah
purpose yang jelas akan membantu perusahaan
untuk menarik calon karyawan terbaik. Setelah
kontrak kerja ditandatangani dengan karyawan,
sebuah purpose akan membantu perusahaan
mengalokasikan critical talent ke dalam peran
value-driving yang penting. Perusahaan yang
menerapkan tiga serangkai ini akan memiliki
kemungkinan 2 kali lebih besar untuk memiliki
talent-acquisition strategy yang kuat dibandingkan
dengan perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan
ini memiliki kesadaran bahwa attracting dan
retaining talent yang tepat adalah penting untuk
mendapatkan dan menjaga growth diatas rata-rata
market dibandingkan dengan melakukan investasi
modal.

Shape the portfolio with purpose. Sebuah purpose


yang didefinisikan dengan baik juga akan
membantu marketer untuk menciptakan portfolio
produk dan brand, memberikan panduan untuk
beradaptasi dan mengembangkan brand. Values
tentunya akan berbeda antara satu organisasi
dengan yang lain, tapi sebuah brand harus bisa
melayani baik organisasi ataupun kustomer, dan
dalam banyak kasus merupakan sebuah purpose
yang lebih tinggi.

Di perusahaan Mars, Wakely menyebut ini sebagai


“building brands for mutual value”. “Kami percaya
bahwa brand harus menggerakkan growth yang
transformatif dan sustainable untuk kategori yang
bersangkutan. Melalui visi “building brands for
mutual value” kami membayangkan kembali
keseluruhan konsep tentang brand-building dan
value yang dapat diteruskan ke generasi
selanjutnya. Dengan bersandar kepada kekuatan
brand untuk membuat perubahan nyata terhadap
masalah-masalah sosial dan lingkungan yang
penting, kami bisa memberikan mutual value bagi
pets (binatang perliharaan), pemiliknya, para
partner yang bekerjasama dan bumi dimana kita
tinggal. Itulah inti dari visi kami dan mengapa
brand kami seperti Sheba mengambil action atas
masalah seperti biodiversity loss.” Tingkat kejelasan
seperti itulah yang akan membantu organisasi
untuk secara berkelanjutan memperbaiki growth
agenda mereka.

Perusahaan yang menerapkan tiga serangkai ini


memiliki kemungkinan 1.6 kali lebih tinggi untuk
mereview secara reguler dan memperbaiki brand
strategy mereka untuk memaksimalkan growth
dan memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar untuk
menghapuskan brand, produk atau aktivitas yang
tidak menghasilkan growth atau bahkan
menghalanginya – meskipun hal tersebut sudah
menjadi bagian dari legacy perusahaan.
Ketiga: Menjalankan tiga serangkai dalam growth
dengan penuh energi

Ada alasan mengapa hanya 7% perusahaan yang


mampu menerapkan tiga serangkai ini dengan
penuh, ini karena hal tersebut tidak mudah untuk
dijalankan. Hanya mereka yang yang telah
membangun kapabilitas yang diperlukan untuk bisa
mengintegrasikan creativity, analytics dan purpose.

Make the triple play core to the company culture.


Creativity adalah hal yang sangat fundamental bagi
disiplin marketing, kembali pada akarnya, bahwa
setiap CMO dan marketer harus memiliki
pemahaman yang kuat atas komponen penting
dalam visual representation, messaging dan media.
Tapi creativity juga termasuk kemampuan dalam
menciptakan ide-ide yang baru dan bersifat
disruptive, dimana ide-ide tersebut dapat
diperbaiki, dites, dan dikembangkan lebih lanjut
atau bahkan ditinggalkan.

Bagian terakhir ini akan sangat tergantung kepada


kemampuan strategic analytical, terutama
kemampuan untuk mengumpulkan data-data
penting dan menggunakannya untuk menghasilkan
insight yang memberikan value. Purpose
membantu dalam hal menentukan arah secara
keseluruhan, memastikan setiap produk dan
service, terlepas dari seberapa disruptive dan
surprising hal tersebut, tetap relevan dengan brand
identity-nya dan dapat dikenali oleh kustomer.

Build a suite of growth enablers. Para top marketer


memahami apa yang memotivasi kustomer dengan
level yang lebih dalam dan dapat mengidentifikasi
perubahan yang terjadi pada perilaku kustomer
sebelum perubahan itu benar-benar terjadi. Untuk
mencapai level pengetahuan tentang kustomer
tersebut, perusahaan harus membangun insight
yang dapat mengidentifikasi hal-hal apa yang
menciptakan permintaan berdasarkan kapan,
dimana dan seberapa cepat kustomer bergerak/
berubah. Ini membutuhkan kemampuan tambahan
dan penerapan yang tepat untuk memastikan value
creation yang cepat dan growth yang
berkelanjutan. Beberapa hal yang terpenting
termasuk:

• Allocate resources—by the week, the day,


and the hour. Para marketer harus
memperhatikan investasi pada ekosistem
pengukuran brand building, termasuk TV
analytics yang relevan, analisa studi “brand
lift” dan tes/ riset yang bersifat spesifik
terhadap lokasi (geo-specific). Dengan cara
ini, para marketer memiliki fleksibilitas
untuk mengumpulkan detail insight tentang
bagaimana campaign yang sudah mereka
lakukan berakibat terhadap perilaku
konsumen dan untuk memonitor brand
reach dan frequency metrics. Gelombang
data baru seperti ini dan performance
metrics memungkinkan para marketer
untuk menyesuaikan dan mengalokasikan
kembali sumber daya dan budget, baik
dalam periode mingguan, harian atau
bahkan per jam. Perusahaan yang
menerapkan tiga serangkai memiliki
kemungkinan 1.6 kali lebih besar untuk
mengalokasikan dan mere-alokasikan
marketing spend secara terus menerus
dengan real time (atau near-real time) agar
spend tersebut diberikan kepada spend
channels yang paling efektif.

• Know your customer like you’re in the room.


Kemampuan untuk melayani kustomer
sesuai dengan yang mereka inginkan, kapan
mereka inginkan dan melalui channel yang
mereka inginkan, sudah menjadi dasar
ekspektasi kustomer yang berkembang
cepat. Hal ini membutuhkan data real-time
dan analytics untuk membuat pricing dan
promotion yang customized. Perusahaan
yang menerapkan tiga serangkai bahkan
melakukan hal ini dengan lebih jauh,
mereka memiliki kemungkinan 2.1 kali lebih
besar untuk memiliki brand positioning
yang pas terhadap target grup yang sudah
ditentukan dengan jelas. Beberapa
perusahaan yang unggul bahkan
membangun level pemahaman baru dengan
menciptakan sistem yang mampu
mengumpulkan dan menganalisa data baik
yang terstruktur ataupun tidak terstruktur,
algoritma yang dapat mengidentifikasi pola
perilaku dan kecenderungan perilaku
kustomer serta kemampuan analytics
dalam membuat dashboard informasi.
Platform data kustomer perusahaan-
perusahaan tersebut dapat
menghubungkan setiap kustomer dengan
berbagai device, cookies dan ad networks
serta memungkinkan terjadinya eksekusi
campaign yang real-time dalam berbagai
touchpoint dan channel.
• Find new ways of working to boost the
metabolic rate. Tanpa architecture yang
fleksibel, para developer akan diperlambat
oleh ketergantungan terhadap berbagai
tim, kebutuhan untuk stabilisasi atau
integrasi codebase setelah tahap
development dan kurangnya ownership dan
accountability pada level tim. Perusahaan
yang menerapkan tiga serangkai memahami
hal ini dan mengalokasikan investasi yang
signifikan untuk membuat architecture yang
modern. Mereka memiliki kemungkinan 2.8
kali lebih besar untuk menjalankan
keputusan analytics yang real-time dan 2.1
kali lebih mungkin untuk mempunyai
infrastruktur yang fleksibel
Memanfaatkan kesempatan dari momen penting

Meski dalam masa yang tidak menentu, masih


banyak perusahaan yang mendapatkan growth 2
kali lebih besar dibandingkan bisnis sejenis dengan
menerapkan creativity, analytics dan purpose.
Dengan memanfaatkan kekuatan penuh dari tiga
serangkai di dalam growth, CMO dan para
marketer dapat meningkatkan kesempatan mereka
dalam mendapatkan kesuksesan, meningkatkan
profil mereka dan juga organisasi serta
memberikan dampak positif di dalam prosesnya.

Untuk mereka yang menjalankannya dengan baik,


bisa jadi ini merupakan era baru dimana marketing
bangkit dan fungsi marketing serta CMO menjadi
fokus di dalam proses pengambilan keputusan.
Namun untuk mewujudkannya, mereka harus
bertindak untuk menghasilkan ide-ide, eksekusi
berdasarkan data-data yang kuat dan menerapkan
sense of purpose sebagai intinya. CMO dan para
marketer yang kuat akan bisa menangani
tantangan untuk memimpin dan menginspirasi
organisasi dan kustomer mereka di dalam
prosesnya.

Demikian artikel bagian kedua dari McKinsey &


Company ini, semoga membuka banyak ide-ide
baru dan bermanfaat untuk para foodpreneurs!
Foodizz
1st F&B Edutech in Indonesia
Belajar Bisnis Kuliner ….. Ya di Foodizz

www.foodizz.id
www.sekolahkuliner.com

Anda mungkin juga menyukai