Anda di halaman 1dari 14

MODUL PERKULIAHAN

BISNIS
INTERNASIONAL

Perumusan Kebijakan
Perdagangan Nasional
Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

07
Ekonomi & Manajemen W311700010 Dr. Yanto Ramli, MM
Bisnis

Abstract Kompetensi
Pengertian dan Memahami Mahasiswa mampu memahami
Perumusan Kebijakan dan menjelaskan tentang
Perdagangan Nasional Perumusan Kebijakan
Perdagangan Nasional

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


0 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
Tujuan Matakuliah

Tujuan Instruksional Khusus :

Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan maksud Perumusan Kebijakan


Perdagangan Nasional

Materi Bahasan :
1. Alasan untuk Intervensi Perdagangan
2. Hambatan terhadap Perdagangan Internasional
3. Promosi Perdagangan Internasional
4. Mengendalikan Praktek Perdagangan yang Tidak Adil

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


1
1 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
1. Alasan untuk Intervensi Perdagangan

Politisi, ekonom, dan pengusaha telah berdebat selama berabad-abad atas


kebijakan pemerintah terhadap perdagangan internasional. Dua masalah pokok
telah membentuk perdebatan tentang kebijakan perdagangan yang tepat:

1. Apakah pemerintah nasional harus ikut campur tangan untuk melindungi


perusahaan domestik negara tersebut dengan mengenakan pajak
terhadap barang asing yang masuk ke pasar domestik atau membangun
hambatan lainnya terhadap barang impor.

2. Apakah pemerintah nasional harus langsung membantu negara


perusahaan domestik meningkatkan penjualan asing mereka melalui
subsidi ekspor, negosiasi pemerintah-ke-pemerintah, dan program
pinjaman yang dijamin.

Di Amerika Utara, perdebatan kebijakan perdagangan baru-baru ini difokuskan


pada masalah apakah pemerintah harus mempromosikan perdagangan “free”
atau perdagangan “fair”. Perdagangan bebas menunjukkan bahwa pemerintah
nasional memiliki pengaruh minimal terhadap keputusan ekspor dan impor dari
perusahaan-perusahaan swasta dan perorangan. Perdagangan yang adil,
kadang-kadang disebut perdagangan yang dikelola, mengusulkan bahwa
pemerintah nasional harus secara aktif campur tangan untuk memastikan bahwa
ekspor perusahaan domestik menerima bagian yang adil dari pasar luar negeri
dan impor dikendalikan untuk pekerjaan domestik yang memiliki kerugian yang
minimal dan pangsa pasar di industri tertentu.

Argumen Tingkat Industri/Industry-Level Arguments

Argumen untuk perdagangan bebas mengikuti analisis Adam Smith yang


diuraikan dalam pertukaran sukarela yang membuat kedua pihak untuk transaksi
menjadi lebih baik dan mengalokasi sumber daya untuk penggunaan nilai
tertinggi. Dalam pandangan Smith kesejahteraan suatu negara dan warganya
yang terbaik adalah dengan dipromosikan dengan membiarkan ketertarikan diri
mereka masing-masing, terlepas dari mana mereka berpihak, untuk bertukar
barang, jasa, dan aset yang mereka melihat cocok. Namun banyak pengusaha,
politisi dan pembuat kebijakan percaya bahwa, dalam keadaan tertentu,
penyimpangan untuk perdagangan diperbolehkan.

Argumen Pertahanan Nasional/The National Defense Argument. Pertahanan


nasional telah sering digunakan sebagai alasan untuk mendukung perlindungan
Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning
0 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
pemerintah dari industri tertentu. Karena peristiwa di dunia dapat dengan tiba-tiba
berubah bertentangan dengan kepentingan suatu negara, argumen pertahanan
nasional menyatakan bahwa suatu negara harus mampu berswasembada dalam
bahan baku yang kritis, mesin, dan teknologi atau rentan terhadap ancaman dari
pihak asing.

Argumen Industri yang masih bertumbuh/The Infant Industry Argument.


Alexander Hamilton, menteri keuangan pertama AS, diartikulasikan argumen
industri yang masih bertumbuh di tahun 1791. Hamilton percaya bahwa sektor
manufaktur yang masih bertumbuh di negara yang baru merdeka ini memiliki
keunggulan komparatif yang pada akhirnya akan memungkinkan untuk
berkembang di pasar internasional. Dia takut, meskipun, bahwa produsen bangsa
muda ini tidak akan bertahan dalam masa pertumbuhan dan masa remaja mereka
karena persaingan ketat dari perusahaan-perusahaan Eropa yang lebih matang.

Pemeliharaan terhadap Pekerjaan yang Ada/Maintenance of Existing Jobs.


Perusahaan yang mapan dan pekerja mereka, terutama di negara-negara dengan
upah tinggi, sering terancam oleh impor-impor dari negara-negara dengan upah
rendah. Untuk menjaga tingkat lapangan kerja yang ada, perusahaan dan pekerja
sering memberikan petisi kepada pemerintah mereka untuk memberikan bantuan
terhadap kompetisi asing.

Teori Strategis Perdagangan/Strategic Trade Theory. Ketika perusahaan dan


pejabat serikat pekerja memohon intervensi pemerintah untuk membantu mereka
bersaing secara internasional, upaya mereka biasanya dikiritik oleh para ekonom
yang mengklaim bahwa intervensi tersebut pada akhirnya dapat merugikan
perekonomian.

Pada awal 1980-an, model-model baru tentang perdagangan internasional dikenal


secara kolektif sebagai teori strategi perdagangan-yang dikembangkan. Model
ini memberikan justifikasi teoritis yang baru bagi intervensi perdagangan
pemerintah, sehingga mendukung permintaan perusahaan untuk perlindungan.
Teori strategi perdagangan membuat asumsi yang berbeda tentang lingkungan
industri di mana perusahaan tersebut beroperasi dibandingkan dengan teori-teori
klasik.

Kebijakan Perdagangan Nasional/National Trade Policies

Kebijakan baru saja dibahas tentang kebutuhan industri individu. Sebuah


pemerintah nasional juga dapat mengembangkan kebijakan perdagangan yang
dimulai dengan mengambil perspektif perkonomian yang luas. Setelah menilai
Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning
1
1 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
kebutuhan perekonomian nasional, pemerintah kemudian mengadopsi kebijakan
industri-demi-industri untuk mempromosikan agenda ekonomi negara secara
keseluruhan.

Program Pembangunan Ekonomi/Economic Development Programs. Tujuan


kebijakan penting dari banyak pemerintah, terutama negara-negara yang
berkembang, adalah pembangunan ekonomi. Perdagangan internasional dapat
memainkan peran yang besar dalam program pembangunan ekonomi. Negara-
negara yang bergantung pada ekspor tunggal sering memilih untuk diversifikasi
ekonomi mereka untuk mengurangi dampak, katakan, akibat yang buruk atau
harga jatuh untuk ekspor yang dominan.

Beberapa negara seperti, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan, yang berbasis
pada pasca Perang Dunia II membangun ekonomi mereka dengan
ketergantungan terhadap ekspor. Menurut strategi promosi ekspor ini, sebuah
negara mendorong perusahaan untuk bersaing di pasar luar negeri dengan
memanfaatkan beberapa keuntungan negara memiliki: tenaga kerja dengan biaya
yang rendah. Negara-negara lain seperti, Australia, Argentina, India, dan Brasil,
mengadopsi strategi substitusi impor setelah Perang Dunia II: strategi tersebut
mendorong pertumbuhan industri menufaktur dalam negeri dengan membangun
hambatan besar terhadap barang-barang impor.

Kebijakan Industri/Industrial Policy. Di banyak negara, pemerintah berperan


aktif dalam mengelola perekonomian nasional. Seringkali merupakan elemen yang
penting dari tugas ini adalah menentukan industri yang harus menerima pelakuan
dari pemerintah yang dapat menguntungkannya.

Karena keberhasilan ekonomi pasca-Perang Dunia II dari Jepang dan Korea


Selatan, pemerintah di banyak negara memperdebatkan apakah akan
mengadopsi kebijakan industri, di mana pemerintah nasional perlu
mengindentifikasi kunci industri dalam negeri yang penting untuk pertumbuhan
ekonomi pada masa depan negara dan kemudian merumuskan program-program
yang dapat meningkatkan daya saing mereka.

Analisis Pilihan Publik/Public Choice Analysis. Meskipun banyak argumen


yang mendukung tentang intervensi perdagangan pemerintah yang ditulis dalam
hal-hal yang memiliki kepentingan nasional, intervensi tersebut secara khusus
membantu beberapa kelompok yang memiliki kepentingan khusus tetapi sering
kali juga merugikan beberapa kepentingan domestik lainnya dan juga masyarakat
umum.

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2
2 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
Mengapa pemerintah nasional mengadopsi kebijakan-kebijakan publik yang dapat
menghambat bisnis internasional dan merugikan rakyat mereka sendiri secara
keseluruhan, meskipun kebijakan tersebut dapat menguntungkan beberapa
kelompok kecil dalam masyarakatnya? Menurut analisis pilihan publik, sebuah
cabang dari ilmu ekonomi yang menganalisis pengambilan keputusan publik,
kepentingan khusus akan lebih sering mendominasi kepentingan umum pada
masalah apa saja demi alasan yang sederhana: Kelompok-kelompok yang
memiliki kepentingan khusus, bersedia bekerja keras untuk meloloskan undang-
undang yang dapat menguntungkan kepentingan mereka daripada masyarakat
umum dan bersedia untuk bekerja untuk kekalahan hukum yang tidak
menguntungkan demi kepentingannya.

2. Hambatan terhadap Perdagangan Internasional

Kita telah melihat bahwa politik dalam negeri sering membuat negara untuk
mencoba melindungi perusahaan domestiknya dari pesaing asing dengan
meningkatkan hambatan terhadap perdagangan. Bentuk-bentuk intervensi
pemerintah tersebut dapat dibagi menjadi dua kategori: hambatan tarif dan non
tarif. Negara-negara telah meningkatkan hambatan-hambatan perdagangan sejak
berdirinya negara-negara modern di abad keenam belas dengan harapan
meningkatkan pendapatan nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, atau
menaikan standar kehidupan warga negaranya.

Tarif/Tariffs

Tarif adalah sebuah pajak yang dikenakan pada barang yang diperdagangkan
secara internasional. Beberapa tarif yang dikenakan pada barang-barang ketika
barang tersebut meninggalkan sebuah negara (sebuah tarif ekspor) atau ketika
barang tersebut melalui satu negara menuju negara lain (sebuah tarif transit).
Namun, sebagian besar dikupulkan dari barang-barang impor (sebuah tarif
impor). Terdapat tiga bentuk tarif impor:

1. Suatu tarif ad valorem, dinilai dari persentase dari jumlah nilai pasar
barang impor tersebut.
2. Sebuah Tarif spesifik dinilai dari jumlah dolar yang dihitung secara per
unit dari jumlah berat atau ukuran standar lainnya.
3. Sebuah Tarif Gabungan memiliki kedua komponen ad volarem dan
komponen tertentu lainnya.

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3
3 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
Di dalam praktek, sebagian besar tarif yang dikenakan oleh negara-negara maju
adalah ad volarem. Tarif tersebut berlaku untuk nilai produk, yang secara khusus
adalah harga penjualan dimana produk tersebut memasuki sebuah negara.

Sebagian besar negara telah mengadopsi skema yang telah diklasifikasikan untuk
barang impor disebut jadwal tarif harmonis/harmonized tariff schedule (HTS).
Karena kompleksitasnya, HTS tersebut kadang-kadang agak sulit untuk
digunakan. Masalah pertama yang di hadapi oleh seorang importir adalah
mengantisipasi apa yang akan diputuskan oleh seorang petugas bea cukai
adalah klasifikasi tarif yang sesuai untuk barang-barang yang diimpor.

Kode-kode tarif itu kompleks, dan seorang importir yang mengharapkan margin
keuntungan di atas transaksi yang dapat mengecil atau hilang jika seorang
pejabat bea cukai menetapkan tarif yang lebih tinggi terhadap barang impor
daripada yang diharapkan oleh importir tersebut.

Tarif historis telah dikenakan dengan dua alasan:

1. Tarif telah meningkatkan pendapatan untuk pemerintah nasional.


Keuntungan tarif merupakan porsi keuntungan pemerintah yang signifikan
dari negara-negara berkembang seperti Ghana, Togo, Benin, dan Ethopia.

2. Tarif bertindak sebagai penghambat perdagangan. Karena tarif menaikkan


harga yang dibayar oleh konsumen dalam negeri untuk barang asing,
mereka dapat meningkatkan permintaan barang yang diproduksi di dalam
negeri.

Hambatan nontarif/Nontariff Barriers

Hambatan nontarif adalah kategori kedua dari kontrol pemerintah terhadap


perdagangan internasional. Sebuah peraturan pemerintah, kebijakan, atau
prosedur selain tarif yang memiliki efek untuk menghambat perdagangan
internasional dapat diberi label penghalang nontarif/nontariff barrier (NTB).

Kuota/Quotas. Negara dapat membatasi perdagangan internasional dengan


memberlakukan kuota. Kuota merupakan pembatasan numerik terhadap jumlah
barang yang dapat diimpor ke sebuah negara untuk beberapa periode waktu,
seperti setahun. Kuota secara tradisional telah digunakan untuk melindungi
industri yang memiliki kekuatan politik, seperti pertanian, mobil dan tekstil, dari
ancaman persaingan, seperti dalam kuota penggunaan untuk membatasi impor
beras oleh Jepang, Korea, Taiwan, dan Filipina. Sebuah tingkat tarif kuota/Tariff
Rate Quota (TRQ) membebankan tingkat tarif rendah pada jumlah barang impor

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4
4 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
yang spesifik; di atas ambang batas, TRQ membebankan tingkat tarif yang sangat
tinggi terhadap barang tersebut.

Angka Kontrol Ekspor/Numerical Export Controls. Sebuah negara juga dapat


memberlakukan hambatan kuantitatif untuk perdagangan dalam bentuk batas
angka pada jumlah yang akan diekspor. Sebuah voluntary export restraint
(VER) adalah sebuah janji oleh suatu negara untuk membatasi ekspor barang ke
negara lain dengan jumlah yang sudah ditentukan atau persentase dari pasar
yang terkena dampak. Hal ini sering dikerjakan untuk mengatasi atau menghindari
konflik perdagangan dengan seorang mitra dagang yang ramah.

Hambatan Nontarif Lainnya/Other Nontariff Barriers (NTB). Negara juga


menggunakan berbagai NTB lainnya untuk melindungi diri dari kompetisi asing.
Beberapa NTB diadopsi karena alasan kebijakan publik domestik yang sah tetapi
memiliki efek yang membatasi perdagangan. Kebanyakan NTB, secara terang-
terangan adalah proteksionis. Di antara bentuk yang paling umum dari NTB yang
tidak dapat dihitung adalah sebagai berikut :

 Produk dan pengujian standar


 Pembatasan akses ke jaringan distribusi
 Kebijakan pengadaan sektor publik
 Persyaratan pembelian lokal
 Kontrol regulasi
 Kontrol mata uang
 Kontrol investasi

Produk dan Pengujian Standar/Product and Testing Standards Sebuah


bentuk umum dari NTB adalah sebuah persyaratan bahwa barang-barang asing
harus memenuhi strandar produk suatu negara atau standar pengujian sebelum
barang tersebut dapat ditawarkan untuk dijual di negara tersebut. Perusahaan-
perusahaan asing sering mengklaim bahwa standar-standar tersebut
mendiskriminasi terhadap produk-produk mereka.

Pembatasan Akses ke Jaringan Distribusi/Restricted Access to Distribution


Networks. Membatasi akses pemasok asing ke saluran distribusi normal juga
dapat berfungsi sebagai sebuah NTB. China mengharuskan impor gula dan
minyak bumi didstribusikan hanya oleh perusahaan perdagangan milik negara,
sedangkan Indonesia diberikan hak eksklusif untuk mengimpor beras untuk
sebuah lembaga negara. Film asing mungkin hanya dapat menempati sepertiga
dari waktu layar di bioskop China, sebuah pembatasan yang dapat mengurangi
Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5
5 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
pendapatan dari studio film asing dan merangsang pemalsuan luas DVD.
Indonesia juga membatasi waktu layar film asing menjadi 60 persen di bioskop-
bioskopnya.

Kebijakan Pengadaan Sektor Publik/Public-Sector Procurement Policies.


Kebijakan pengaadaan sektor publik yang memberikan perlakuan istimewa unuk
perusahaan domestik adalah sebuah bentuk lain dari NTB. Di Amerika Serikat,
“Buy American” pembatasan yang umum di federal, negara bagian, dan tingkat
lokal. Tindakan pemulihan Amerika dan Reinvestasi pada tahun 2009, misalnya,
mensyaratkan bahwa setiap besi, baja, dan barang-barang manufaktur yang dibeli
menggunakan dana yang disediakan oleh tindakan untuk membangun atau
memperbaiki bangunan umum atau pekerjaan umum yang diproduksi di Amerika
Serikat.

Persyaratan Pembelian Lokal/Local-Purchase Requirements. Pemerintah tuan


rumah dapat mencegah perusahaan asing untuk mengekspor atau beroperasi di
negera tuan rumah dengan mengharuskan perusahaan tersebut untuk membeli
barang atau jasa dari pemasok lokal. Indonesia mendorong perusahaan-
perusahaan farmasi untuk memproduksi secara lokal jika mereka ingin obat
mereka dapat di setujui untuk dijual. China mengharuskan semua agen perjalan
dan maskapai penerbangan China menggunakan layanan pemesanan yang di
miliki oleh negara China. Kazakhstan mengamanatkan bahwa perusahaan minyak
membeli semua layanan jasa yang diperlukan dari perusahaan milik Kazakh.
Filipina akan mengenakan biaya pajak cukai yang lebih rendah pada penyulingan
alkohol yang terbuat dari bahan baku lokal.

Kontrol Regulasi/Regulatory Controls. Pemerintah dapat membuat NTB


dengan mengadopsi kontrol terhadap regulasi seperti inspeksi terhadap
kesehatan dan keselamatan yang dilakukan, menegakkan peraturan-peraturan
lingkungan, mengharuskan perusahaan untuk mendapatkan izin sebelum memulai
operasi atau membangun pabrik baru, dan pengenakan pajak dan biaya untuk
pelayanan publik yang dapat mempengaruhi kemampuan bisnis internasional
tersebut untuk bersaing di pasar tuan rumah.

Kontrol Mata Uang/Currency Controls. Banyak negara, terutama negara-negara


yang berkembang dan negara-negara yang dengan ekonomi terencana yang
terpusat, meningkatkan hambatan perdagangan internasional melalui kontrol
terhadap mata uang. Eksportir barang diperbolehkan untuk menukar mata uang
asingnya dengan nilai yang menguntungkan sehingga dapat membuat pasar luar

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6
6 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
negeri menjadi menarik untuk outlet-outlet penjualan bagi para produsen dalam
negeri. Importir dipaksa untuk membeli valuta asing dari bank sentral dengan kurs
yang tidak manguntungkan, sehingga akan meningkatkan harga penjualan lokal
untuk barang luar negeri.

Kontrol Investasi/Investment Controls. Kontrol pada investasi asing dan


kepemilikan adalah hal yang umum, terutama pada industri utama seperti
penyiaran, keperluan-keperluan, transportasi udara, kontraktor pertahanan, dan
jasa keuangan. Kontrol tersebut sering membuat sulit bagi perusahaan asing
untuk mengembangkan kehadirannya yang efektif di pasar tersebut.

3. Promosi Perdagangan Internasional

Kami baru saja menjelajahi beberapa teknik yang digunakan oleh pemerintah
untuk membatasi kegiatan usaha asing. Dalam bagian ini, kita akan membahas
kebijakan pemerintah yang mempromosikan bisnis internasional, termasuk
subsidi, pembentukan zona perdagangan luar negeri, dan program pembiayaan
ekspor. Biasanya, program-program ini dirancang untuk menciptakan lapangan
kerja di sektor ekspor atau untuk menarik investasi ke daerah yang ekonominya
tertekan.

Subsidi/Subsidies

Negara-negara sering mencari cara untuk merangsang ekspor dengan


menawarkan subsidi yang dirancang untuk mengurangi biaya perusahaan dalam
melakukan bisnis. Brasil, misalnya, menyediakan berbagai pajak, tarif, dan insentif
pendanaan untuk memacu ekspor, sementara Jordan membebaskan keuntungan
yang dihasilkan oleh mengekspor dari pajak penghasilan di banyak industri.

Nasional, negara bagian, dan pemerintah daerah sering memberi insentif untuk
pembangunan ekonomi, sebuah subsidi jenis lain, untuk menarik perusahaan-
perusahaan untuk mencari atau memperluas fasilitas di komunitas mereka untuk
menyediakan pekerjaan dan meningkatkan basis pajak daerah.

Karena subsidi mengurangi biaya melakukan bisnis, mereka dapat mempengaruhi


perdagangan internasional secara artifisial untuk meningkatkan daya saing
perusahaan di pasar ekspor atau dengan membantu perusahaan domestik untuk
melawan impor-impor dari negara asing.

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7
7 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
Zona Perdagangan Luar Negeri/Foreign Trade Zone

Sebuah zona perdagangan luar negeri/foreign trade zone (FTZ) adalah sebuah
wilayah geografis di mana barang impor atau ekspor menerima perlakuan tarif
yang istimewa. Sebuah FTZ mungkin bagian bisa sekecil sebuah gudang atau
lokasi pabrik (seperti sebuah fasilitas mesin diesel Caterpillar di Mossville, Illinois)
atau sebesar seluruh kota Shenzhen, China (yang merupakan tetangga
HongKong). FTZ digunakan oleh pemerintah di seluruh dunia untuk memacu
pembangunan ekonomi daerah.

Sistem maquiladora merupakan contoh lain dari penggunaan FTZ. Sebuah


maquiladora adalah pabrik yang terletak di FTZ di Meksiko: sebagian besar
terletak di dekat perbatasan AS. Pabrik-pabrik ini mengimpor barang yang belum
selesai atau bagian komponen, proses selanjutnya terhadap barang atau
komponen, dan malakukan ekspor-ulang barang-barang tersebut. Barang-barang
yang diproduksi oleh maquiladora menikmati bea cukai yang istimewa dan
perlakuan pajak.

Program Pembiayaan Ekspor/Export Financing Programs

Untuk banyak item besar seperti pesawat, pengeboran minyak lepas pantai dan
proyek-proyek konstruksi besar, keberhasilan atau kegagalan dalam ekspor
tergantung produksi produk yang berkualitas tinggi sebuah perusahaan,
menyediakan layanan perbaikan yang handal setelah penjualan, dan sering
menjadi faktor penentu, menawarkan paket pembiayaan yang menarik. Misalnya,
Boeing bersaing dengan Airbus untuk menjual Air Canada 200 kursi pesawat jarak
pendek. Ketika Air Canada memutuskan untuk membeli pesawat dari perusahaan
mana, mereka berhati-hati untuk mempertimbangkan harga, dukungan teknis
purna jual, biaya operasi pesawat, dan biaya pendanaan.

Karena pentingnya paket pembiayaan, sebagian besar negara perdagangan besar


telah menciptakan lembaga milik pemerintah untuk membantu perusahaan-
perusahaan domestiknya dalam mengatur pembiayaan penjualan ekspor, baik
besar maupun kecil. Bank Ekspor-Impor Amerika Serikat (Eximbank)
menyediakan pembiayaan untuk ekspor AS melalui pinjaman langsung dan
jaminan pinjaman: pada tahun 2012 disediakan pembiayaan selama hampir 3.800
transaksi ekspor senilai $35.8 miliar. Perusahaan besar seperti Boeing adalah
klien yang penting, tetapi Eximbank juga memberikan layanan kepada eksportir
kecil AS. Organisasi AS lain yang disponsori pemerintah, Korporasi Investasi
Swasta Luar Negeri/Overseas Private Investment Corporation (OPIC),

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8
8 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
menyediakan berbagai jenis asuransi-asuransi, asuransi risiko politik. Jika sebuah
negara asing menyita barang atau aset dari sebuah perusahaan yang
diasuransikan, OPIC akan mengkompensasi kerugian dari perusahaan tersebut.
Sebagian besar negara perdagangan utama memiliki organisasi yang sama untuk
menyediakan pembiayaan ekspor, asuransi komersial dan asuransi resiko politik.

4. Mengendalikan Praktek Perdagangan yang Tidak Adil

Dengan pemerintah di seluruh dunia mengadopsi program yang dirancang untuk


melindungi industri dalam negeri dari impor dan program lain untuk
mempromosikan ekspor mereka, seharusnya tidak akan mengejutkan apabila
para pesaing sering menangis dengan tersedu-sedu. Menanggapi keluhan-
keluhan ini, banyak negara telah menerapkan hukum yang melindungi
perusahaan dalam negerinya dari praktek-praktek perdagangan yang tidak adil.

Tugas Penyeimbangan/Countervailing Duties

Sebagian besar negara melindungi perusahaan lokalnya dari pesaing dengan


subsidi yang diberikan oleh pemerintah tuan rumahnya. Sebuah tugas
penyeimbangan/countervailing duties (CVD) adalah mengenakan tarif ad valorem
pada barang impor untuk melawan dampak subsidi dari negara asing. CVD
dihitung hanya dengan mengimbangi keuntungan eksportir yang memperoleh
subsidi tersebut. Dengan cara ini, perdagangan masih dapat didorong oleh
kekuatan kompetitif perusahaan individual dan hukum atas keunggulan
komparatif, daripada tingkat subsidi yang ditawarkan oleh pemerintah kepada
perusahaan-perusahaan.

Peraturan Antidumping/Antidumping Regulations

Banyak Negara-negara juga memperhatikan tentang perusahaan domestiknya


yang menjadi korban praktek penetapan harga diskriminatif atau predator dari
perusahaan asing, seperti dumping. Terdapat dua jenis dumping. Dumping dapat
terjadi ketika sebuah perusahaan menjual barang di pasar luar negeri dengan
harga di bawah biaya di pasar dalam negeri. Jenis dumping ini merupakan bentuk
harga diskriminasi internasional. Tipe dumping kedua adalah melibatkan
perusahaan yang menjual barangnya di bawah biaya di pasar luar negeri, dalam
hal ini dumping tersebut adalah dalam bentuk harga predator. Perhatian terhadap
harga predator adalah bahwa sebuah perusahaan asing dapat menurunkan harga
di negara tuan rumah, memaksa perusahaan di negara tuan rumah untuk keluar

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9
9 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
dari pasar, dan kemudian membebani harga monopoli kepada konsumen negara
tuan rumah setelah pesaing tersebut telah dieliminasi.

Haruskah Negara Menegakkan Hukum Praktek Perdagangan yang Tidak


Adil? Should Countries Enforce Their Unfair Practice Laws?

Ini mungkin akan mengejutkan untuk mengetahui bahwa banyak ekonomis yang
berpendapat untuk menghapuskan hukum praktek perdagangan yang tidak adil.
Siapa, lagipula, akan mendukung mempromosikan perdagangan yang tidak adil?
Para pendukung penghapusan undang-undang praktek perdangan yang tidak adil
pada umumnya setuju dengan tujuan undang-undang ini:

 Mempromosikan efisiensi global dengan mendorong produksi di negara-


negara yang dapat menghasilkan efisiensi yang baik yang paling.
 Memastikan perdagangan yang terjadi atas dasar keunggulan komparatif,
bukan ukuran subsidi dari pemerintah.
 Lindungi konsumen dari perilaku predator.

Perlindungan/Safeguards

Hukum perdagangan internasional juga memungkinkan sebuah negara untuk


melindungi diri dari lonjakan tiba-tiba terhadap barang-barang impor, bahkan jika
barang yang diperdagangkan dengan adil, untuk memberikan mereka waktu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan ekonomi yang berubah. Tindakan tersebut
menggunakan “safeguards clauses” atau “escape clauses”. Dalam hukum
perdagangan AS, bagian 201 dari Undang-Undang Perdagangan pada tahun
1974 memungkinkan pengenaan tarif sementara, kuota, atau hambatan
perdagangan lainnya oleh pemerintah federal jika International Trade Commission
(ITC) menemukan perusahaan AS yang telah dirugikan secara serius oleh
meningkatnya impor dan jika presiden menyetujui temuan ITC tersebut.

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10
10 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka

Ball, Don A., Geringer, J. Michael, Minor, Michael S., McNett, Jeanne M. 2013.
Bisnis Internasional. Edisi 12. Penerbit Salemba Empat. Jakarta

Griffin, Ricky W. & Pustay, Michael W. 2015. International Business. A Managerial


Perspective. Eighth Edition. Global Edition. Pearson Education Limited.
England

Hill, Charles W.L., Wee, Chou Hou & Udayasankar, Krishna. 2012. International
Business. An Asian Perspective. McGraw-Hill. New York.

Sukardi, Paulus & Sari, Evi Thalia. 2007. Bisnis Internasional. Sebuah Perspektif
Kewirausahaan. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta.

Bisnis Internasional Pusat Bahan Ajar dan eLearning


0 Dr. Yanto Ramli, MM http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai