Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH BISNIS INTERNASIONAL

PERUMUSAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN NASIONAL

Nama Dosen : Sabaruddin MBA, M.S.P.A.,

Disusun Oleh :

1. Riski Romanus 5180211416


2. Kurnia Trinavianti 5180211419
3. Ita Amalia 5180211420
4. Danang Tri Yudhanto 5180211414

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS BISNIS & HUMANIORA


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perumusan kebijakan perdagangan nasional merupakan hal yang sangat penting di dunia
perdagangan yang telah lama berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini Perumusan Kebijakan
Perdagangan Nasional sangat di utamakan oleh pemerintah agar perusahaan dalam negerinya dapat
bertahan di dalam pangsa pasar terutama pasar internasional. Perumusan Kebijakan Perdagangan
Nasional ini sangat berkaitan erat dalam hal kemajuan ekonomi suatu Negara. Oleh karena itu,
Pemerintah suatu Negara harus dapat merencanakan, merumuskan dan mengimplementasikan
strategi – strategi yang berkaitan dengan perdagangan nasional yang mempunyai pengaruh untuk
menentukan berhasil atau tidaknya perusahaan di dalam negeri melalui tahap – tahap perdagangan
yang dapat diterima di pasaran lokal dan internasional. Apabila Perumusan Kebijakan
Perdagangan Nasional yang dibuat pemerintah mampu membuat perusahaan-perusahaan dalam
negeri bersaing dalam pasar internasional, hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap tujuan
pemerintah yaitu menciptakan stabilitas ekonomi dan memajukan perekonomian negara. Selain itu,
masalah penting lain yang harus dihadapi pemerintah adalah bagaimana pemerintah memutuskan
untuk membuat kebijakan-kebijakan yang tepat bagi perusahaan-perusahaan dalam negeri.
Pokok bahasan Kebijakan Perdagangan Nasional bertujuan melihat beberapa pokok
bahasan penting seperti:
1. Untuk melihat perumusan kebijakan-kebikan perdagangan nasional yang di buat
pemerintah dan keberhasilan perusahaan-perusahaan dalam negeri bersaing di pasar
internasional.
2. Mengkaji faktor dominan apa saja yang perlu diwaspadai pemerintah dalm membuat
kebijakan-kebijakan perdagangan nasional.
Didasari atas pentingnya kebijakan-kebijakan perdagangan nasional bagi
perusahaan dalam negeri, maka pemerintah harus dapat merancang berbagai macam kebijakan-
kebijakan dan strategi yang dapat memberikan manfaat bagi perusahaan. Oleh karena itu,
penelitian tentang perumusan kebijakan perdagangan nasional ini difokuskan agar perusahaan
dapat menyusun strategi perdagangan yang tepat bagi perusahaan berupa penempatan fasilitas dan
faktor produksi, mendapatkan sumberdaya yang dibutuhkan perusahaan, tekhnologi yang dipakai
serta pengelolaan input menjadi output agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari luar
negeri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana dasar pemikiran intervensi dagang?
2. Bagaimana hambatan perdagangan internasional?
3. Bagaimana peningkatan perdagangan internasional?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai
1. Untuk mengetahui bagaimana dasar pemikiran dagang
2. Untuk mengetahui hambatan perdagangan internasional
3. Untuk mengetahui peningkatan perdagangan internasional
BAB II

PEMBAHASAN
1.1 Dasar Pemikiran Intervensi Dagang

Telah berabad-abad para politisi,ekonomi, dan pelaku bisnis berdebat tentang kebijakan
pemerintahan terhadap perdagangan internasional. Ada dua persoalan utama yang menimbulkan
perdebatan tentang kebijakan-kebijakan perdagangan yang tepat :
1. apakah suatu pemerintah nasional harus melakukan intervensi untuk melindungi
perusahaan-perusahaan dalam negeri negara tersebut dengan memajaki barang-barang
asing yang memasuki pasar luar negeri atau menciptakan hambatan-hambatan lain terhadap
impor.
2. apakah suatu pemerintah nasional harus secara langsung menolong perusahaan-perusahaan

1.2 Pandangan Pada Tingkat Industri


Dalam bagian ini kita mengkaji pandangan-pandangan utama yang menentang perdagangan
bebas dan mendukung intrervensi pemerintah dan kita membahas kebijakan-kebijakan
perdagangan yang terfokus pada kebutuhan-kebutuhan setiap industri.
 Pandangan Pertahanan Nasional (National Defense Argument).
Mengatakan bahwa suatu negara harus cukup memenuhi kebutuhannya sendiri dalam bahan
baku,mesin dan teknologi penting,jika tidak, negara itu akan rentan terhadap ancaman asing.
Misalnya,kerentanan jalur pasokan jepang tampak dari kerusakan besar-besaran yang dilakukan
terhadap armada laut niaganya oleh kapal- kapal sekutu selama prang dunia II.
 Pandangan Industri yang Masih Bayi (Infant Industri Argument).
Alexander Hamilton,menteri keuangan pertama AS,yakin bahwa sector manufaktur yang
masih bayi di Negara merdeka tersebut memiliki keunggulan komparatifyang pada akhirnya akan
memungkinkannya berkembang dalam pasar internasional.

Upaya Mempertahankan Lapangan Kerja yang Ada.


Perusahaan-perusahaan yang sudah mapan dan para pekerjanya, khususnya di Negara-
negara berupah tinggi, sering terancam impor dari Negara-negara berupah rendah, untuk
memepertahankan tingkat pekerjaan yang sudah ada,perusahaan dan pekerja sering memohon
pemerintahnya untuk membebaskan mereka dari persaingan asing. Para pejabat pemerintah,yang
sangat ingin menghindari kesengsaraan ekonomi dan kemanusiaan dialami karyawan dan
masyarakat ketika pabrik-pabrik tutup,cenderung memberikan simpati kepada permohonan
semacam ini.

Teori Perdagangan Strategis (strategic trade theory).


Model ini memberikan pembenaran teoritis baru bagi intervensi perdagangn pemerintah,
dengan demikian mendukung permintaan perusahaan terhadap perlindungan. Teori perdagangan
strategis memberikan asumsi-asumsi yang sangat berbeda tentang lingkungan industri yang
menjadi tempat dijalankannya perusahaan tersebut dibandingkan dengan teori-teori klasik. Teori
perdagangan strategis bagi industri yang hanya mampu menopang beberapa perusahaan di seluruh
dunia, barangkali karena biaya pengembangan produk yang tinggi atau efek kurva pengalaman
yang kuat.

1.3 Kebijakan Perdagangan Nasional


Suatu pemerintah nasional mungkin juga membuat kebijakan-kebijakan perdagangan yang
diawali dengan melihat dari sudut pandang seluruh perekonomian.

Program Pembangunan Ekonomi.


Perdagangan internasional memegang peran utama dalam program pembangunan ekonomi.
Negara-negara yang bergantung pada satu ekspor sering memmilih untuk melakukan diversifikasi
perekonomiannya untuk mengurangi dampak dari, misalnya, gagalnya panen atau jatuhnya harga
ekspor dominannya. Menurut strategi peningkatan ekspor ini, suatu Negara mendorong
perusahaan-perusahaannya bersaing dalam pasar luar negeri dengan memanfaatkan suatu
keunggulan yang dimiliki Negara tersebut. Negara-negara lain seperti, Australia, argentina, India,
dan brazil, menganut strategi subtitusi impor setelah perang dunia II, strategi seperti ini mendorong
pertumbuhan industri manufaktur dalam negeri dengan menciptakan hambatan yang tinggi
terhadap barang impor.

Kebijakan Industri (industrial policy).


Di mana pemerintah nasional mengindentifikasi industri-industri utama dalam negeri yang
sangat berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi masa depan Negara tersebut dan kemudian
merumuskan program-program yang mendukung daya saingnya. Idealnya, kebijakan industri
membantu perusahaan-perusahaan suatu Negara merebut pangsa pasar global yang penting dan
terus tumbuh, sebagaimana telah dilakukan MITI bagi perusahaan-perusahaan multinasional
jepang.

Analisis Pilihan Publik (public choice analysis),


Suatu cabang ilmu ekonomi yang menganalisa pengambilan keputusan public, kepentingan
khusus itu sering menguasai kepentingan umum untuk setiap masalah tertentu karena alas an
sederhana ; kelompok-kelompok kepentingan khusus bersedia bekerja lebih keras agar disahkan
undang-undang yang menguntungkan kepentingan mereka dibandingkan dengan upaya yang
bersedia dikerahkan masyarakat umum untuk berjuang mengalahkan undang-undang yang tidak
menguntungkan kepentingan-kepentingannya.

1.4 Hambatan Perdagangan Internasional


Negara-negara telah memberlakukan hambatan perdagangan sejak terciptanya Negara-
bangsa modern pada abad 16 dengan harapan untuk menaikan pendapatan nasional, meningkatkan
pertumbuhan ekonomi, dan atau mengangkat standar hidup warganya. Kadang-kadang,
sebagaimana baru saja anda baca, kebijakan perdagangan nasional yang menguntungkan
kelompok-kelompok kepentigan tertentu dianut dengan mengorbankan rakyat umum atau
masyarakat pada umumnya.
Tarif Adalah pajak yang dikenakan atas suatu barang yang diperdagangkan secara
internasional. Beberapa tariff dikenakan terhadap barang ketika barang tersebut meninggalkan
negaranya (tariff ekspor), atau ketika barang tersebut melintasi satu Negara menuju Negara lainnya
(tariff transit), namun kebanyakan dipungut atas barang impor (tariff impor). Ada tiga bentuk tariff
impor:

1. Tarif Ad Valorem ditentukan sebagai persentase dari nilai pasar barang yang
diimpor tersebut.
2. Tarif Spesifik ditentukan sebagai jumlah dollar tertentu per unit per ukuran bobot
atau ukuran standar lainnya.
3. Tarif Majemuk mempunyai komponen ad valorem maupun komponen tariff
spesifik.
Dalam sejarahnya, tariff diberlakukan karena dua alasan:

1. Tarif meningkatkan pendapatan bagi pemerintah nasional.


2. Tarif berperan sebagai hambatan perdagangan.

Hambatan Non Tarif


Kuota.
Adalah batasan jumlah suatu barang yang boleh diimpor ke suatu Negara selama kurun
waktu tertentu, seperti satu tahun, secara tradisional, kuota telah digunakan untuk melindungi
industri-industri yang kuat secara politis seperti pertanian, otomotif, dan tekstil dari ancaman.
Pembatasan Jumlah Ekspor.
Suatu Negara juga dapat memberlakukan hambatan kuantitatif terhadap perdagngan dalam
bentuk pembatasan jumlah barang yang akan diekspornya. Pembatasan jumlah ekspor sukarela
(voluntary export restraint) adalah janji suatu Negara membatasi ekspor barangnya ke Negara
lainnya hingga jumlah atau persentase yang sudah ditetapkan dari pasar yang telah dituju tersebut.
Embargo.
Larangan mutlak terhadan ekspor dan/atau impor barang ketujuan tertentu. Dianut oleh
penguasa pemerintahan suatu Negara atau internasional untuk menghukum Negara lain.

Hambatan-hambatan Non Tarif Lain.

Negara juga menggunakan berbagai jenis NTB lainnya untuk melindungi dari persaingan
luar negeri. Beberapa NTB digunakan dengan alas an-alasan kebijakan public dalam negeri yang
sah, tetapi mempunyai akibat yang membatasi pedagangan. Namun, kebanyakan NTB jelas-jelas
bersifat proteksionis.negosiasi-negosiasi internasional pada masa pasca perang dunia II telah
mengurangi penggunaan tariff dan kuota. Karena alas an ini, NTB non-kuantitatif kini telah
menjadi penghalang utama pertumbuhan perdagangan internasional. Semua NTB ini lebih sulit
dihapuskan dari pada tariff dan kuota karena tersebut sering melekat dalam prosedur birokratis dan
tidak dapat diubah dengan cepat.

Standar Pengujian Dan Produk.


Adalah ketentuan bahwa barang-barang luar negeri harus memenuhi standar produk atau
standar pengujian suatu Negara sebelum barang-barang tersebut dapat ditawarkan di Negara
tersebut. Rusia mengharuskan agar alat-alat telekomunikasi impor diuji dua lembaga
pemerintahan berbeda,suatu proses yang sering memakan waktu 12 sampai 18 bulan.
Pembatasan Akses ke Jaringan Distribusi.

Pembatasan akses pemasok ke saluran distribusi normal dapat juga berfungsi sebagai suatu
NTB. Misalnya di Cina, cina mengharuskan agar barang-barang impor didistribusikan hanya oleh
perusahaan-perusahaan lokal,walaupun negara itu sudah berjanji bahwa pemerintah akan
menghapus pembatasan ini suatu saat dalam dasawarsa ini.

Kebijakan Pengadaan Barang Sektor Publik.

Kebijakan pengadaan barang sektor publik yang memberi perlakuan istimewa kepada
perusahaan-perusahaan dalam negeri adalah bentuk lain dari NTB. Misalnya, kota los angeles lebih
memilih pengadaan peralatan angkutan umumnya dari produsen- produsen amerika serikat.
Pemerintah federal umumnya mengharuskan agar tiket-tiket perjalanan udara internasional yang di
beli dengan dana pemerintah amerika serikat dilakukan di perusahaan-perusahaan penerbangan
amerika serikat.

Persyaratan Pembelian Lokal.


Pemerintah negara tujuan dapat menghalangi perusahaan asing untukmelakukan ekspor
atau menjalankan usaha di negara tujuan tersebut dengan mengharuskan perusahaan itu
membeli barang atau jasa dari perusahaan lokal. Cina mengharuskan agar pembangkit listrik di
bawah 600 megawatt hanya memeaki alat-alat yang dibuat di dalam negeri.

Pembatasan Melalui Peraturan.


Pemerintah dapat menciptakan NTB dengan menggunakan pembatasan melalui peraturan,
seperti melakukan pemeriksaan kesehatan dan keselamatan, pemberlakuan peraturan lingkungan,
keharusan perusahaan memperoleh izin sebelum memulai usaha atau membangun pabrik baru dan
pengenaan pajak dan biaya bagi layanan-layanan publik yang mempengaruhi kemampuan bisnis-
bisnis internasional bersaing dalam pasar negara tujuan tersebut.

Pembatasan Mata Uang.


Negara-negara yang sedang berkembang dan negara-negara yang perekonomiannya
direncanakan secara terpusat, menciptakan hambatan perdagangan internasional melalui
pembatasan mata uang.eksportir barang diizinkan menukar mata uang asing dengan nilai tukar yang
menguntungkan untuk menjadi pasar luar negeri sebagai gerai penjualan yang menarik bagi
produsen-produsen dalam negeri. Importir dipaksa untuk membeli mata uang asing dari bank
sentralnya dengan nilai tukar yang menguntungkan, dengan demikian menaikkan harga-harga
barang asing di dalam pasar dalam negeri.

Pembatasan Investasi.
Pembatasan atas investasi dan kepemilikan asing adalah sesuatu yang lazim, khusunya
dalam industri-industri utama seperti penyiaran, listrik dan air minum, transportasi udara, kontrak
pertahanan dan jasa keuangan. Misalnya, polandia membatasi kepemilikan asing dalam industri
penyiaran hingga 33%.

1.5 Peningkatan Perdagangan Internasional


Dalam bagian ini, kita membahas kebijakan-kebijakan pemerintah yang meningkatkan
bisnis internasional, termasuk subsidi, pembentiukan zona perdagangan luar negeri, dan program
pembiayaan ekspor. Biasanya, program-progaram ini dirancang untuk menciptakan lapangan kerja
dalam sector ekspor atau untuk menarik investasi ke tempat-tempat yang mengalami tekanna
ekonomi.
Subsidi
negara sering berupaya merangsang ekspor dengan menawarkan subsidi yang dirancang
untuk mengurangi biaya perusahaan dalam menjalankan bisnis. Brasil dan Kenya, misalnya,
membebaskan masukan impor yang digunakan untuk memproduksi

barang ekspor dari pajak dan tarif, sementara india membebaskan penerimaan ekspor dari pajak
pendapatan.

Zona Perdagangan Luar Negeri (foreign trade zone)


Adalah kawasan geografis dimana barang-barang impor dan ekspor menerima perlakuan
tariff yang istimewa. Sistem maquiladora adalah contoh lain dari penggunaan zona perdagangan
luar negeri. Maquiladora adalah suatu pabrik yang terletak di suatu FTZ di Meksiko. Pabrik-pabrik
ini mengimpor barang setengah jadi atau bagian-bagian dari komponen, memproses barang atau
suku cadang tersebut lebih jauh dan mengekspornya kembali. Barang yang diproduksi maquiladora
menikmati perlakuan bea dan pajak istimewa. Meksiko tidak mengenakan bea masuk atas barang-
barang setengah jadi yang di impor maquiladora, asalkan barang tersebut di ekspor kembali setelah
diproses lebih jauh di meksiko, mesin yang diimpor ke meksiko dan digunakan maquiladora juga
dibebaskan dari bea masuk.

Program Pembiayaan Ekspor


Bagi banyak barang yang bernilai tinggi seperti pesawat, supercomputer dan proyek
kontruksi besar, keberhasilan atau kegagalan ekspornya bergantung pada kemampuan suatu
perusahaan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi, menyediakn layanan perbaikan purna
jual yang handal dan sering menjadi factor penentu menawarkan paket pembayaran yang menarik.

Mengendalikan Praktik-praktik Perdagangan yang Tidak Adil.


Dengan pemerintah-pemerintah di seluruh dunia yang menggunakan program yang
dirancang untuk melindungi industry dalam negeri dari impor dan program lain untuk
meningkatkan ekspornya, seharusnya tidak lagi menherankan apabila para pesaing sering
mengeluhkan kecurangan. Untuk menanggapi keluhan ini, banyak Negara telah memberlakukan
undang-undang yang melindungi industry-industri dalam negerinya dari praktik-praktik
perdagangan yang tidak adil.

Bea Countervailing (countervailing duty)


Adalah tariff ad valorem atas barang impor yang dikenakan Negara pengimpor untuk
menandingi dampak subsidi luar negeri tersebut. CVD dihitung untuk sekadar mengimbangi
keuntungan yang diperoleh eksportir tersebut dari subsidi tadi. Dengan cara ini, perdagangan masih
dapat digerakkan oleh kekuatan bersaing masing-nasing perusahaan dan hokum keunggulan
komparatif, bukan oleh tingkat subsidi yang ditawarkan pemerintah kepada perusahaan-
perusahaannya.
Tidak semua subsidi pemerintah memberikan kepada perusahaan asing suatu keuntungan
yang tidak adil di pasar dalam negeri. Kebanyakan pemerintah memberlakukan CVD hanya jika
pemberian subsidi asing kepada suatu produk mengakibatkan distorsi perdagangan internasional.
Misalnya, pemerintah amerika

serikat, dalam melaksanakan CVD-nya mencoba menentukan apakah subsidi tertentu umumnya
disediakan bagi seluruh industri di suatu Negara, sehingga dalam hal ini CVD tidak akan
diberlakukan atau apakah subsidi tersebut dibatasi hanya kepadaindustri tertentu sehingga dalam
hal ini CVD boleh diberlakukan.
Peraturan Antidumping
Ada dua jenis dumping, dumping dapat terjadi ketika suatu perusahaan menjual barang-
barangnya dalam pasar luar negeri dengan harga dibawah yang dikenakannya dalam pasar Negara
asalnya sendiri. Jenis dumping ini adalah bentuk diskriminasi harga internasional. Jenis dumping
yang kedua terjadi ketika perusahaan tersebut menjual barang-barangnya di bawah biaya di pasar
luar negeri dan dalam kasus ini dumping tersebut adalah bentuk predatory pricing. Yang menjadi
masalah dengan predatory pricing adalah bahwa suatu perusahaan asing mungkin akan menurunkan
harganya di Negara tujuan tersebutkeluar dari pasar dan kemudian mengenakan harga monopoli
kepada konsumen Negara tujuan tadi begitu para pesaing sudah tersisihkan.
Para pendukung penghapusan undang-undang praktik perdagangan yang tidak adil
umumnya setuju dengan tujuan undang-undang ini :
 Meningkatkan efisiensi glonbal dengan mendorong produksi dinegara-negara yang
mampu memproduksi suatu barang dengan yang paling efisien

 Memastikan bahwa perdagangan berlangsung berdasrakan keunggulan


komparatif, bukan besarnya subsidi pemerintah.

 Melindungi konsumen dari tingkah laku predatory.

Namun, para pendukung penghapusan tersebut menegaskan bahwa, dalam


praktiknya, undang-undang ini membawa lebih banyak kerugian dari pada keuntungan. Kebanyaka
kekhawatiran mereka terletak pada bagaimana undang-undang ini ditegakkan.
Beberapa pakar ekonomi bahakan bersifat lebih jauh dengan mencela undang- undang praktik
perdagangan yang tidak adil. Mereka yakin bahwa undang-undang tersebut tidak masuk akal, baik
dari sisi teori maupun praktik, karena kerugian yang diakibatkannya bagi konsumen. Para pakar
ekonomi ini merasa skeptic dengan alas an predatory pricing tersebut, dengan berpendapat bahwa
riset ekonomi selama puluhan tahun tidak sanggup menemukan banyak contoh nyata tentang
perilaku. Berkaitan dengan diskriminasi harga internasional atau pemberian subsidi pemerintah,
para pakar ekonomi berpendapat bahwa, jika orang asing cukup bebaik hati (atau cukup bodoh)
untuk menjual barang-barangnya ke Negara kitadi bawah biayanya, mengapa kita harus
mengeluh.
BAB III

KESIMPULAN
Beberapa dasar pemikiran intervensi pemerintah terfokus pada kebutuhan- kebutuhan
khusus suatu industry (pertahanan nasional, industry yang masiih bayi, upaya
mempertahankan lapangan kerja yang ada, dan pandangan-pandangan perdagangan
strategis),sementara lainnya terfokus pada seluruh kebutuhan Negara tersebut (pem-
bangunan ekonomi dan kebijakan industry).Selama berabad-abad, pemerintah telah
mengembangkan berbagai jenis hambatan perdagangna, tariff impor meningkatkan
pendapatan pemerintah dan juga membantu barang-barang yang diproduksi di dalam negeri
bersaing dengan barang-barang impor. Kuota dan VER memberikan pembatasan angka atas
jumlah barang yang dapat diimpor dan di ekspor. NTB lain mungkin juga akan merugikan
produk-produk asing di pasar dalam negeri. Hambatan-hambatan ini meliputi standar produk
dan pengujian, pembatasan akses ke system distribusi, kebijakan pengadaan public yang
lebih berpihak pada perusahaan- perusahaan local, persyaratan pembelian local, kekuatan
peraturan, dan pembatasan mata uang.
Pemerintah nasional melindungi produsen-produsen local dari persaingan luar negeri
yang tidak adil dengan mensahkan undang-undang perdagangan yang tidak adil. CVD
diberlakukan atas produk-produk asing yang memperoleh keuntungan dari subsidi
pemerintah yang mengakibatkan distorsi terhadap perdagangan internasional. Undang-
undang antidumoing melindungi produsen dalam negeri dari kemuingkinan menjadi korban
kebijakan predatory pricing dan diskriminasi harga perusahaan-perusahaan asing.
DAFTAR PUSTAKA

Griffin, Ricky W. dan Michael W. Pustay. 2015. Bisnis Internasional. Jakarta : Selemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai