Disusun Oleh :
PEMBAHASAN
1.1 Dasar Pemikiran Intervensi Dagang
Telah berabad-abad para politisi,ekonomi, dan pelaku bisnis berdebat tentang kebijakan
pemerintahan terhadap perdagangan internasional. Ada dua persoalan utama yang menimbulkan
perdebatan tentang kebijakan-kebijakan perdagangan yang tepat :
1. apakah suatu pemerintah nasional harus melakukan intervensi untuk melindungi
perusahaan-perusahaan dalam negeri negara tersebut dengan memajaki barang-barang
asing yang memasuki pasar luar negeri atau menciptakan hambatan-hambatan lain terhadap
impor.
2. apakah suatu pemerintah nasional harus secara langsung menolong perusahaan-perusahaan
1. Tarif Ad Valorem ditentukan sebagai persentase dari nilai pasar barang yang
diimpor tersebut.
2. Tarif Spesifik ditentukan sebagai jumlah dollar tertentu per unit per ukuran bobot
atau ukuran standar lainnya.
3. Tarif Majemuk mempunyai komponen ad valorem maupun komponen tariff
spesifik.
Dalam sejarahnya, tariff diberlakukan karena dua alasan:
Negara juga menggunakan berbagai jenis NTB lainnya untuk melindungi dari persaingan
luar negeri. Beberapa NTB digunakan dengan alas an-alasan kebijakan public dalam negeri yang
sah, tetapi mempunyai akibat yang membatasi pedagangan. Namun, kebanyakan NTB jelas-jelas
bersifat proteksionis.negosiasi-negosiasi internasional pada masa pasca perang dunia II telah
mengurangi penggunaan tariff dan kuota. Karena alas an ini, NTB non-kuantitatif kini telah
menjadi penghalang utama pertumbuhan perdagangan internasional. Semua NTB ini lebih sulit
dihapuskan dari pada tariff dan kuota karena tersebut sering melekat dalam prosedur birokratis dan
tidak dapat diubah dengan cepat.
Pembatasan akses pemasok ke saluran distribusi normal dapat juga berfungsi sebagai suatu
NTB. Misalnya di Cina, cina mengharuskan agar barang-barang impor didistribusikan hanya oleh
perusahaan-perusahaan lokal,walaupun negara itu sudah berjanji bahwa pemerintah akan
menghapus pembatasan ini suatu saat dalam dasawarsa ini.
Kebijakan pengadaan barang sektor publik yang memberi perlakuan istimewa kepada
perusahaan-perusahaan dalam negeri adalah bentuk lain dari NTB. Misalnya, kota los angeles lebih
memilih pengadaan peralatan angkutan umumnya dari produsen- produsen amerika serikat.
Pemerintah federal umumnya mengharuskan agar tiket-tiket perjalanan udara internasional yang di
beli dengan dana pemerintah amerika serikat dilakukan di perusahaan-perusahaan penerbangan
amerika serikat.
Pembatasan Investasi.
Pembatasan atas investasi dan kepemilikan asing adalah sesuatu yang lazim, khusunya
dalam industri-industri utama seperti penyiaran, listrik dan air minum, transportasi udara, kontrak
pertahanan dan jasa keuangan. Misalnya, polandia membatasi kepemilikan asing dalam industri
penyiaran hingga 33%.
barang ekspor dari pajak dan tarif, sementara india membebaskan penerimaan ekspor dari pajak
pendapatan.
serikat, dalam melaksanakan CVD-nya mencoba menentukan apakah subsidi tertentu umumnya
disediakan bagi seluruh industri di suatu Negara, sehingga dalam hal ini CVD tidak akan
diberlakukan atau apakah subsidi tersebut dibatasi hanya kepadaindustri tertentu sehingga dalam
hal ini CVD boleh diberlakukan.
Peraturan Antidumping
Ada dua jenis dumping, dumping dapat terjadi ketika suatu perusahaan menjual barang-
barangnya dalam pasar luar negeri dengan harga dibawah yang dikenakannya dalam pasar Negara
asalnya sendiri. Jenis dumping ini adalah bentuk diskriminasi harga internasional. Jenis dumping
yang kedua terjadi ketika perusahaan tersebut menjual barang-barangnya di bawah biaya di pasar
luar negeri dan dalam kasus ini dumping tersebut adalah bentuk predatory pricing. Yang menjadi
masalah dengan predatory pricing adalah bahwa suatu perusahaan asing mungkin akan menurunkan
harganya di Negara tujuan tersebutkeluar dari pasar dan kemudian mengenakan harga monopoli
kepada konsumen Negara tujuan tadi begitu para pesaing sudah tersisihkan.
Para pendukung penghapusan undang-undang praktik perdagangan yang tidak adil
umumnya setuju dengan tujuan undang-undang ini :
Meningkatkan efisiensi glonbal dengan mendorong produksi dinegara-negara yang
mampu memproduksi suatu barang dengan yang paling efisien
KESIMPULAN
Beberapa dasar pemikiran intervensi pemerintah terfokus pada kebutuhan- kebutuhan
khusus suatu industry (pertahanan nasional, industry yang masiih bayi, upaya
mempertahankan lapangan kerja yang ada, dan pandangan-pandangan perdagangan
strategis),sementara lainnya terfokus pada seluruh kebutuhan Negara tersebut (pem-
bangunan ekonomi dan kebijakan industry).Selama berabad-abad, pemerintah telah
mengembangkan berbagai jenis hambatan perdagangna, tariff impor meningkatkan
pendapatan pemerintah dan juga membantu barang-barang yang diproduksi di dalam negeri
bersaing dengan barang-barang impor. Kuota dan VER memberikan pembatasan angka atas
jumlah barang yang dapat diimpor dan di ekspor. NTB lain mungkin juga akan merugikan
produk-produk asing di pasar dalam negeri. Hambatan-hambatan ini meliputi standar produk
dan pengujian, pembatasan akses ke system distribusi, kebijakan pengadaan public yang
lebih berpihak pada perusahaan- perusahaan local, persyaratan pembelian local, kekuatan
peraturan, dan pembatasan mata uang.
Pemerintah nasional melindungi produsen-produsen local dari persaingan luar negeri
yang tidak adil dengan mensahkan undang-undang perdagangan yang tidak adil. CVD
diberlakukan atas produk-produk asing yang memperoleh keuntungan dari subsidi
pemerintah yang mengakibatkan distorsi terhadap perdagangan internasional. Undang-
undang antidumoing melindungi produsen dalam negeri dari kemuingkinan menjadi korban
kebijakan predatory pricing dan diskriminasi harga perusahaan-perusahaan asing.
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Ricky W. dan Michael W. Pustay. 2015. Bisnis Internasional. Jakarta : Selemba
Empat