Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MSDM INTERNASIONAL

Nama : Kartika Rahmawati


NIM. : 92221032
Mata Kuliah : MSDM INTERNASIONAL
Dosen : Prof. Dr. Ir. Koesmawan, MSc. MBA, DBA

PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2023

A. Faktor-faktor yang dapat mendorong produsen atau pelaku usaha


melakukan kegiatan ekspor (go international) antara lain:

1. Keuntungan Potensional Go Internasional akan memberikan kesempatan


yang besar bagi perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang semakin
besar. Dimana, pasar internasional adalah pasar yang sangat luas.  
2. Profit Margin Dengan go internasional, perusahaan dapat
mengkombinasikan berbagai faktor produksi dari berbagai negara dengan
harga murah sehingga biaya produksi dapat ditekan, hal ini akan
meningkatkan profit margin penjualan produk perusahaan.  
3. Permintaan Konsumen yang stabil dan kuat Pasar yang luas akan
memberikan kesempatan yang besar pula untuk mendapatkan konsumen
dari berbagai negara, sehingga penjualan produk tidak hanya bergantung
pada satu negara saja. Sehingga ketika penjualan di salah satu negara
turun, dapat ditopang dengan hasil penjualan di negara lain.  
4. Bahan baku Perusahaan yang go internasional, dapat memilih bahan baku
dari berbagai negara dengan harga yang lebih murah.   
5. Teknologi Salah satu tujuan go Internasional perusahaan adalah untuk
memperoleh penerapan teknologi yang semakin pesat dan tidak tertinggal
dari perusahaan pesaing.  

1
6. Efisiensi usaha Globalisasi mendorong efisiensi produksi dan usaha karena
penggunaan input proses produksi yang minimal yang berasal dari berbagai
negara di dunia.  
7. Komoditas Tradisional, biasanya sebuah perusahaan memproduksi suatu
komoditas sebagai lanjutan atau sisa-sisa peninggalan ekonomi jaman
kolonial seperti karet, kopi, teh, lada, tengkawang, timah, tembaga dan
hasil tambang sejenis lainnya. Hal ini kemungkinan berlanjut menjadi
kegiatan ekspor sekarang ini
8. Optimalisasi Laba, selain menjual suatu produk dalam negeri, dengan
ekspor, sebuah perusahaan mampu memperluas daerah penjualan sampai
ke luar negeri, selain itu jenis barang yang ditawarkan menjadi tidak
terbatas untuk konsumen dalam negeri saja
9. Penelusuran Pasar, bagi perusahaan yang mempunyai pasar domestik yang
kuat, ekspor merupakan peluang untuk melakukan diversifikasi pasar yang
dapat memperkuat kedudukan komoditas yang diperdagangkan
10. Pemanfaatan kelebihan kapasitas (Excess Capacity), Jika kapasitas produksi
suatu industri masih belum melebih kapasitas mesin maka sisa kapasitasnya
(idle capacity) dapat digunakan untuk memenuhi pasar ekspor
11. Export Oriented Products, terdapat industri-industri padat karya yang
sengaja dipindahkan dari Negara-negara industri seperti Jepang, Korea,
Taiwan atau Singapura ke Indonesia dengan tujuan relokasi industri pabrik
sepatu, garment, dan sejenisnya
12. Wisma Dagang atau Trading House, saat ini Pemerintah mengembangkan
konsep trading house, seperti yang dikembangkan Jepang, sehingga akan
memudahkan eksportir dalam melakukan penetrasi pasar
Internasional. Trading House ini akan membantu eksportir menganalisis
pasar atau mengidentifikasi Pembeli dan memberikan informasi lainnya
yang bermanfaat terkait dengan kondisi pasar di Negara di mana wisma
tersebut berada

2
13. Komoditas Berdaya Saing Tinggi, produk-produk yang berbahan asli
Indonesia dan mempunyai keunggulan tersendiri ( absolute advantage) atau
produk lain yang memiliki keunggulan komparatif ( comparative advantage)
memiliki peluang untuk pasar ekspor. Misalnya bahan-bahan seperti karet
alam, kayu hutan tropis, agrobisnis, kerajinan dan lainnya, semua memiliki
daya saing yang cukup tinggi di pasar ekspor

B. Hambatan perusahaan melakukan ekspor (go international)


antara lain:

1. Perbedaan Budaya Tiap Negara


Adanya perbedaan budaya dan kebiasaan di setiap negara, dapat
menjadikan hambatan dalam menjalani bisnis internasional. Hal itu
dikarenakan untuk memasuki skala global atau skala internasional, dan
untuk memasuki pasar negara asing, pelaku usaha harus memahami apa
yang menjadi kebiasaan masyarakat di negara tersebut. Dengan
perbedaan budaya dan kebiasaan masyarakat di setiap negara, pelaku
bisnis perlu mempertimbangkan faktor budaya dan kebiasaan tersebut
untuk memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
masyarakat dari negara yang dituju.
Sebagai contoh, jika ingin berbisnis makanan seblak di Jepang,
pelaku bisnis harus memperhatikan bagaimana kebudayaan dan kebiasaan
masyarakat Jepang. Karena masyarakat Jepang tidak menyukai pedas,
maka terdapat hambatan untuk menjalani bisnis seblak hingga ke Jepang.
Hal tersebut dapat disiasati dengan memproduksi seblak dengan rasa
pedas yang sangat sedikit, lalu produk khusus tersebut dikhususkan dikirim
atau diekspor ke Jepang.

3
2. Peraturan Pemerintah
Untuk memasuki pasar global, pelaku bisnis perlu memperhatikan
dan memahami bagaimana peraturan pemerintah di negara yang dituju.
Hal itu bertujuan agar bisnis internasional yang dijalankan dapat disetujui
sesuai dengan peraturan pemerintah di negara yang dituju. Selain itu,
dengan memperhatikan salah satu hambatan ini justru akan mengurangi
resiko untuk terkena konflik saat berbisnis di pasar internasional.

3. Sistem atau Peraturan Perpajakan di Negara yang Dituju


Perpajakan menjadi suatu hal yang sangat penting dan harus
diperhatikan untuk membangun bisnis di pasar internasional. Hal ini
dikarenakan perpajakan bisa menjadi hambatan besar untuk melakukan
ekspor dan impor. Tarif pajak yang tidak menentu dan memiliki
ketentuannya sendiri di setiap negara menjaadi perhatian yang khusus
untuk berbisnis di pasar internasional. Jika tidak memperhatikan
bagaimana sistem dan peraturan perpajakan di negara yang menjadi
target bisnis, justru hanya dapat menjadi hambatan karena perubahan tarif
pajak yang drastis sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis internasional.
Pajak yang harus diperhatikan tentu saja pajak atas usaha, pajak
produk (bagaimana peraturan pajak untuk usaha produk barang dan
bagaimana ketetapan pajak untuk usaha produk jasa), dan lainnya. Selain
memperhatikan pajak untuk usaha atau bisnis itu sendiri, perlu
diperhatikannya bea cukai yang mempengaruhi impor dan ekspor.
Bea cukai sendiri memberikan tarif untuk kegiatan impor dan
ekspor. Bila bea cukai terlalu tinggi atau mengalami peningkatan yang
mendadak dapat merugikan bisnis tersebut, baik dari pihak pelaku bisnis
dan konsumen. Dimana konsumen merasa rugi karena harus membayar
tinggi untuk pajak dan bea cukai. Sementara pelaku bisnis akan merasa

4
rugi karena akibat bea cukai dan pajak yang tinggi dapat menyebabkan
resiko konsumen untuk pergi. Oleh karena itu, pelaku bisnis insternasional
perlu memperhatikan pajak dan bea cukai agar dapat malkukan transaksi
secara aman, baik, dan tidak merugikan bisnis internasional yang
dijalankan.

4. Kondisi Politik Negara yang Dituju


Kondisi politik negara yang dituju tentu menjadi faktor yang bila
tidak diperhatikan tentu akan menjadi hambatan dalam melakukan bisnis
di pasar internasional. Berbisnis di negara dengan kondisi politik yang baik
akan mengurangi resiko kerugian pada bisnis internasional. Sementara jika
kondisi politik negara yang menjadi target usaha justru sedang dalam
kondisi konflik justru akan memberikan dampak kerugian pada bisnis
internasional. Jika suatu negara terjadi suatu konflik, dapat dimungkinkan
masyarakatnya yang tadinya menjadi target bisnis menjadi ragu atau tidak
tertarik dengan bisnis yang dijalankan.

5. Kondisi Ekonomi Negara yang Dituju


Kondisi ekonomi suatu negara menjadi perhatian yang tak kalah
penting dalam berbisnis di pasar internasional. Untuk dapat mengetahui
target konsumen yang sesuai dengan produk yang dihasilkan bisnis
internasional, perlu memperhatikan juga bagaimana kondisi ekonomi
negara yang dituju. Tanpa memperhatikan kondisi ekonomi negara yang
menjadi sasaran bisnis, maka dapat menjadikan bisnis yang dijalankan
tidak sampai kepada konsumen yang menjadi target usaha. Kondisi
ekonomi yang harus diperhatikan agar tidak menjadi hambatan dalam
bisnis internasional ialah dilihat dari:
 berapa rata-rata pendapatan masyarakat di negara tersebut,
 bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat di negara tersebut,

5
 bagaimana raa-rata pengeluaran masyarakat di negara tersebut, dan
 yang paling utama ialah berapa rata-rata harga yang sejenis produk
yang akan dijual di negara tersebut.

6. Perbedaan Sumber Daya yang Dimiliki


Dalam hal ini, terbatasnya sumber daya tertentu di setiap negara
menjadi hambatan yang mempengaruhi bisnis internasional. Bila ingin
berbisnis menjadi perusahaan multinasional, dimana memperluas usaha
hingga membuka kantor regional di setiap negara, maka perlu memahami
apa saja resiko yang ada di setiap negara.

Anda mungkin juga menyukai