Anda di halaman 1dari 19

Makalah Importing, Exporting, and Sourcing

“Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Global”

Dosen Pengampu :
Dr. Heru Tri Sutiono, M. Si
Disusun Oleh :
Dhella Rezki Legynia Putri 141180172
Dinda Nadya Salsabila 141180179

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul IMPORTING,
EXPORTING, and SOURCING. Adapun makalah ini dibentuk untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajamen Pemasaran Global.
Dalam menyusun makalah ini Kami sudah berusaha sebaik mungkin dan dengan segala
upaya kami yang maksimal. oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk kesempurnaan makalah selanjutnya. Kami juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kegiatan ekspor dan impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda
perekonomian di negara. Seperti yang kita ketahui, bahwa negara ini kaya akan hasil
bumi dan migas, serta selalu aktif terlibat dalam perdagangan internasional.
Dalam era perdagangan global saat ini, arus barang masuk dan keluar sangatlah
cepat. Untuk memperlancar urusan bisnisnya, maka para pengusaha dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor dan impor, baik dari segi
peraturan yang selalu diperarui terutama yang berhuungan dengan perdagangan
internasional, kepabean, perbankan, dan semuanya yang saling berkaitan selama ini.
Para pebisnis yang ingin terjun dalam kegiatan ekspor dan impor harus
mengetahui siapa saja atau apa saja hal-hal yang ada di ekspor dan impor. Dengan
begitu, akan memudahkan para pebisnis untuk melakukan aktivitas ekspor dan impor.
BAB I
PEMBAHASAN

1. Kriteria Keputusan Pemasok


Keputusan menciptakan pemasok adalah salah satu keputusan paling Kompeks
dan penting yang dihadapi oleh perusahaan global. Terdapat enam faktor yang harus
dipertimbangkan dalam membuat keputusan mengenai pemasok :
Faktor Biaya dan Kondisi
Faktor biaya adalah lahan, tenaga kerja, dan modal. Tenaga kerja atau sumber
daya manusia termasuk biaya pekerja dari setiap tingkat: manufaktur dan produksi,
professional dan teknis, serta manajemen. Biaya tenaga kerja langsung dalam bidang
industri dasar sekarang berkisar dari $0,50 per jam di negara berpendapatan rendah
sampaí $6 sampai $20- per jam di negara berpendapatan tinggi.
Upah hanyalah salah satu biaya produksi dan terdapat banyak faktor lain yang
harus diperhatikan dalam keputusan pemasok seperti aspirasi manajemen. Faktor lain
dari produksi adalah lahan, material, dan modal. Biaya dari faktor – faktor ini
tergantung pada ketersediaan dan kelimpahan relative.
Logistik
Secara umum, semakin jauh jarak antara sumber produk dan pasar sasaran,
semakin besar waktu penundaan untuk penyerahan dan semakin tinggi biaya
transportasi. Akan tetapi, inovasi dan teknologi transportasi yang baru akan
mengurangi waktu dan biaya.
Infrastruktur Negara
Untuk menawarkan pengaturan yang menarik untuk pengoperasian pabrik,
infrastruktur negara perlu dikembangkan secara memadai untuk mendukung
pengoperasian pabrik. Infrastruktur yang diperlukan akan bervariasi dari perusahaan
yang satu ke perusahaan yang lain, tetapi minimal termasuk daya listrik, transportasi,
komunikasi, pemasok jasa dan komponen, cadangan tenaga kerja, aturan sipil, dan
pemerintah yang efektif.
Risiko Politik
Risiko politik atau risiko perubahan dalam kebijakan pemerintah yang akan
berdampak kebalikan pada kemampuan perusahaan untuk beroperasi secara efektif
dan menghasilkan laba. Sebaliknya, semakin rendah tingkat risiko politik, semakin
kecil kemungkinan seorang investor akan menghindari sebuah negara atau pasar.
Akses Pasar
Sebuah faktor kunci dalam menentukan lokasi fasilitas produksi adalah akses
pasar. Bila sebuah negara atau kawasan memutuskan untuk membatasi akses demi
neraca pembayaran atau karena alasan yang lain, mungkin perlu untuk menetapkan
fasilitas produksi dalam negara itu sendiri.
Kurs Mata Uang
Ketika memutuskan di mana menempatkan aktivitas industri, biaya produksi
yang dipasok oleh sebuah sumber negara sebagian akan ditentukan oleh kurs mata
uang asing yang paling lazim untuk mata uang negara tersebut.

2. Aktivitas Organisasi Ekspor


Tahapan Perkembangan Ekspor
1. Perusahaan tidak bersedia mengekspor
2. Perusahaan menyimpan pesasanan ekspor
3. Perusahaan menjajaki kelayakan ekspor
4. Perusahaan mencoba mengekspor
5. Perusahaan berpengalaman mengekspor
6. Perusahaan mengejar pemasaran dgn fokus negara dengan kriteria tertentu
7. Perusahaan mngevaluasi potensi pasar global

Masalah – masalah yang berkaitan dengan Ekspor Logistik


Logistik Jasa Ekspor

1. Menyiapkan transportasi 12. Tersedianya suku cadang


2. Penentuan tingkat transportasi 13. Tersedianya bengkel
3. Menangani dokumentasi 14. Tersedianya saran teknis
4. Memperoleh infomasi keuangan 15. Tersedianya gudang
5. Koordinasi distribusi
6. Pengemasan

Prosedur Hukum Promosi Penjualan


8. Birokrasi pemerintah 16. Iklan
9. Keandalan produk 17. Upaya Penjualan
10. Lisensi 18. Informasi Pemasaran
11. Bea
Intelijen Pasar di Luar Negeri
19. Penemuan Pasar
20. Retriksi Perdagangan
21. Persaingan luar negeri

3. Kebijakan Nasional yang Mengatur Ekspor dan Impor


Program Pemerintah yang Mendukung Ekspor
Setiap pemerintah yang peduli dengan deficit perdangan dan pembangunan
ekonomi harus memfokuskan perhatian pada pemberdayaan perusahaan-perusahaan
yang tidak terlibat pada manfaat potensial dari kegiatan ekspor.
Terdapat macam kegiatan yang dipakai oleh pemerintah, yang dirancang untuk
mendukung kegiatan ekspor perusahaan nasional. Insentif pajak memperlakukan
penghasilan kegiatan ekspor secara istimewa, dengan menetapkan tingkat pajak yang
lebih rendah atas penghasilan kegiatan itu, atau dengan mengembalikan pajak yang telah
dibayar atas penghasilan yang berkaitan dengan mengekspor.
Tarif
Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling umum, adalahsejenis
pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik(specific tariff’s)
dikenakan sebagai beban tetap unit barang yang diimpor.Sedangkan tarif ad valorem (ad
valorem tariff’s) adalah pajak yang dikenakanberdasarkan presentase tertentu dari nilai
barang-barang yang diimpor.
Hambatan Non Tarif
Hambatan perdangan non-tarif ( non tariff trade barrier ) adalah setiap
pengukuran selain tarif, yang menyebutkan hambatan atau halangan menjual produk di
pasar luar negeri.
Terdapat lima macam hambatan perdangan non tarif atau hambatan perdagangan utama,
yaitu:
1. Kuota dan Pengendalian Perdagangan
Kuota adalah pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah atau retriksi atas
sejumlah unit atau nilai total dari produk atau kategori produk tertenu yang dapat
diimpor.
2. Kebijakan Diskriminasi Pembelian
Hal ini berbentuk aturan pemerintah dan regulasi administrated, seperti halnya
kebijakan formal dan informal perusahaan yang mendiskriminasikan pemasok
asing.
3. Prosedur Bea Masuk yang Membatasi
Peraturan dan undang-undang untuk klasifikasi dan menentukan nilai komoditi
sebagai dasar pengenaan bea masuk impor.
4. Pengendalian Moneter Selektif dan Kebijakan Diskriminasi Kurs Mata Asing
Kebijakan diskriminasi kurs mata uang menyimpangkan perdagangan dengan
cara yang sama seperti bea masuk impor selektif dan subsidi ekspor.
5. Pematasan Administratif dan Peraturan Teknis
Ini termasuk peraturan antidumping, peraturan mengenai ukuran, serta peraturan
keselamatan dan kesehatan.

4. Memilih Pasar Ekspor


Menciptakan Profil Produk Pasar
Langkah pertama dalam memilih pasar ekspor adalah menetapkan faktor-faktor
kunci yang mempengaruhi penjualan dan kemampuan menghasilkan laba dari produk
yang dipertanyakan.
• Siapa yang membeli produk kita?
• Fungsi apa yang ada dalam produk?
• Masalah apa yang diatasi oleh produk?
• apa yang dibeli oleh pelanggan sekarang untuk memuaskan kebutuhuan yang
menjadi sasaran produk kita?
• Berapa harga yang mereka bayar untuk produk yang mereka beli?
• Kapan produk kita dibeli?
• Dimana mereka membeli,
• Mengapa produk kita dibeli?
Kriteria Pemilihan Pasar
Setelah perusahaan menciptakan profil produk pasar, langkah berikutna dalam
memilih sebuah pasar ekspor adalah menilai pasar yang mungkin. Terdapat enam
kriteria yang harus dinilai, yaitu :
1. Potensi Pasar
2. Pertimbangan Akses pasar untuk Pengimpor
3. Biaya Pengiriman
4. Menilai Tingkat dan Mutu Persaingan di Pasar Internasional
5. Kecocokan Produk
6. Servis
Mengunjungi Pasar Potensial
Salah satu cara untuk mengunjungi pasar potensial adalah saat
diselenggarakannya pameran dagang atau misi perdagangan yang disponsori oleh
pemerintah. Dengan menghadiri pameran perdagangan dagang dan misi, wakil
perusahaan dapat melaksanakan penilaian pasar, mengembangkan atau memperluas
pasar, mendapatkan distributor atau agen, atau mengenali pengguna akhir potensial
(artinya, terlibat dalam penjualan langsung)

5. Pertimbangan Akses Pasar


Pertimbangan akses pasar merujuk pada semua kondisi yang berlaku untuk
memasukkan barang yang dibuat di luar negara pembeli. Empat kategori utama
yang harus diperhatikan adalah bea masuk impor, larangan atau kuota impor, peraturan
pertukaran mata uang asing, dan pengaturan preferensi.
Sistem Tarif
Sistem tarif menetapkan satu macam cukai untuk setiap jenis barang yang
berlaku untuk semua negara, atau dua macam atau lebih, yang berlaku untuk negara
atau kelompok negara yang berbeda. Tarif biasanya dibagi menjadi tiga klasifikasi,
yakni:
1) Tarif Kolom Tunggal
Tarif kolom tunggal merupakan tipe paling sederhana dari tarif dan terdiri dari
jadwal bea yang berlaku untuk barang impor dari semua negara dengan dasar
yang sama.
2) Tarif Dua Kolom
Dengan tarif dua kolom, kolom tunggal awal dari bea masuk ditambah dengan
kolom kedua berupa bea “konvensional”, yang menunjukkan pengurangan
tingkatnya yang disetujui lewat negosiasi tarif dengan negara lain. Tingkat
konvensional, misalnya, yang disetujui “konvensi”, disediakan bagi semua
negara yang menikmati status MFN dalam kerangka WTO. Dibawah WTO,
berbagai negara setuju menerapkan tarif yang paling membantu atau tarif yang
paling rendah kepada semua negara yang menandatangani WTO, dengan
beberapa perkecualian besar.
3) Tarif Preferensial
Tarif ini adalah pengurangan tarif yang berlaku bagi barang-barang impor dari
negara tertentu. GATT melarang penggunaan tarif ini dengan tiga pengecualian.
Pertama, apabila secara historis memang sudah ada pengaturan istimewa seperti
British Commonwealth dan pengaturan serupa yang ada sebelum konvensi
GATT. Kedua, pengaturan istimewa sebagai bagian dari kesepakatan integrasi
ekonomi formal, seperti wilayah perdagangan bebas atau pasar bersama
dikecualikan. Ketiga, pemberian akses istimewa ke pasar negara industri kepada
perusahaan yang berbeda di negara berkembang diperbolehkan.

6. Kode Penilaian Pabean


Penilaian pabean (bahasa Inggris: customs valuation) adalah suatu proses ketika
petugas pabean menetapkan nilai terhadap suatu barang atau jasa untuk keperluan
impor atau ekspor. Bagi para pengimpor, proses penentuan nilai ini bisa bermasalah,
karena kriteria penentuan bea masuknya diselewengkan. Maka dari itu, anggota-
anggota Organisasi Perdagangan Dunia telah menyepakati Perjanjian tentang
Penerapan Pasal VII Perjanjian Umum Tarif dan Perdagangan 1994 (juga disebut
"Perjanjian Penilaian Pabean") yang terlampir di dalam Persetujuan Marrakesh.
Tujuannya adalah agar penilaian pabean dapat dilaksanakan dengan adil dan seragam.
Berbagai Tipe Bea
a) Bea Ad Valorem
Dinyatakan sebagai persentase nilai barang. Definisi bea bervariasi dari satu
negara dengan negara lainnya. Oleh karena itu, pengekspor amat dianjurkan
untuk memastikan informasi mengenai praktik penilaian yang berlaku untuk
produknya di negara tujuan.
b) Bea Spesifik
Dinyatakan dalam bentuk sejumlah uang perr-unit berat, volume, panjang, atau
unit pengukur lain, misalnya, “50 sen dollar A.S. setiap pound”, “$1,00 per-
pasang”, atau “25 sen dollar A.S. per-yard persegi”. Biasanya dinyatakan dalam
mata uang negara pengimpor, tetapi terdapat perkecualian, terutama di negara-
negara yang mengalami inflasi berkepanjangan.
c) Bea Alternatif
Dalam hal ini baik yang Ad Valorem dan Spesifik, ditetapkan dalam tarif bea
untuk produk tertentu. Biasanya, yang berlaku adalah yang memberikan hasil
angka tertinggi, walaupun ada kalanya angka terendah yang dipakai.
d) Bea Gabungan atau Campuran
Dipergunakan kalau yang Spesifik dan Ad Valorem harus dipungut dari barang
yang sama.
e) Bea Antidumping
Dumping adalah penjualan barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah
dibandingkan harga di dalam negeri. Tujuan dumping adalah untuk
meningkatkan pangsa pasar di luar negeri dengan menghilangkan persaingan.
Untuk meengimbangi dampak dumping dan untuk menghukum perusahaan
yang bersalah, kebanyakan negara memperkenalkan peraturan untuk
mengenakan bea antidumpling, apabila produsen domestik dirugikan. Bea
masuk antidumpling adalah hampir selalu berlaku untuk barang-barang yang
juga dihasilkan di negara pengimpor.
f) Bea Kompensasi
Bea kompensasi merupakan tambahan yang dipungut untuk mengimbangi
subsidi yang diberikan di negara pengekspor.
Biaya Impor Lain-lain
a) Pungutan Impor Variabel
Berbagai negara, termasuk Swedia dan beberapa negara ME, memberlakukan
sistem pungutan impor variabel untuk kategori tertentu dari produk pertanian
yang diimpor. Kalau harga produk yang diimpor lebih rendah dari produk
domestik, dampak pungutan ini adalah menaikkan harga produk impor sampai
setingkat dengan harga produk domestik.
b) Bea Tambahan Impor Sementara
Bea tambahan sementara telah diperkenalkan dari waktu ke waktu oleh negara
tertentu, seperti Inggris dan Amerika Serikat, untuk memberikan perlindungan
tabahan terhadap industri lokal dan secara khusus sebagai respons terhadap
defisit necara pembayaran.
c) Pajak Impor Pengganti
Dalam teori pajak ini berhubungan dengan berbagai pajak internal, seperti pajak
pertambahan nilai dan pajak penjualan. “Penyesuaian pajak perbatasan” tidak
boleh, menurut WTO, menjadi perlindungan tambahan untuk produsen
domestik atau sebagai subsidi untuk ekspor. Dalam praktiknya, salah satu
ketidaksamaan pajak dewasa ini adalah kenyataan bahwa perusahaan
manufaktur di negara-negara yang mengenakan pajak pertambahan nilai (VAT)
tidak membayar pajak pertambahan nilai atas penjualan ke negara-negara yang
tidak mengenakan VAT, sedangkan perusahaan manufaktur yang membayar
pajak penghasilan di negara asal juga harus membayar pajak VAT di negara-
negara dengan VAT.

7. Organisasi Ekspor
Perusahaan manufaktur yang berkepentingan dengan pemasaran ekspor
mempunyai dua alternatif luas secara organisasi, yakni pengorganisasian di negara asal
dan pengorganisasian di pasar negara sasaran. Isu-isu dan pendekatan ini berkaitan
dengan pengorganisaian yang selanjutnya akan dibahas.
Organisasi di Negara Manufaktur
Isu-isu di negara asal melibatkan keputusan apakah menyerahkan tanggung
jawab ekspor di dalam perusahaan atau bekerjasama dengan organsisasi eksternal yang
mempunyai spesialisasi dalam suatu produk atau wilayah geografis.
a) Organisasi Ekspor Milik Sendiri
Kebanyakan perusahaan menangani operasi ekspor dalam organisasi sendiri.
Tergantung pada ukuran perusahaan, tanggung jawab mungkin disatukan ke
dalam uraian pekerjaan karyawaan domestik. Sebagai alternatifnya, tanggung
jawab ini mungkin ditangani sebagai bagian dari divisi atau struktur organisasi
terpisah. Kemungkinan pengaturan untuk menangani ekspor termasuk hal-hal
berikut ini:
1) Sebagai kegiatan paro-waktu yang dilaksanakan oleh karyawan
domestik
2) Lewat mitra ekspor yang berafiliasi dengan struktur pemasaran
domestik yang bersangkutan
3) Lewat departemen ekspor yang independen dari srruktur pemasaran
domestik
4) Lewat departemen ekspor di dalam divisi internasional
5) Untuk perusahaan multinasional, setiap kemungkinan di atas ada di
setiap divisi
b) Organisasi Ekspor Independen Eksternal
Apabila sebuah perusahaan memilih untuk tidak melakukan sendiri pemasaran
dan promosi, terdapat sejumlah jasa ekspor yang tersedia, termasuk perusahaan
perdagangan ekspor (EMC = Export Management Companies), perusahaan
manajemen ekspor, pedagang ekspor, pialang ekspor, manajer ekspor
kombinasi, perwakilan ekspor perusahaan manufaktur atau agen komisi, dan
distributor ekspor.
Organisasi di Negara Pasar
Organisasi ekspor harus melakukan pengaturan untuk mendistribusikan produk
di negara pasar. Keadaan ini berlaku tanpa memperdulikan apakah organisasi itu berada
dalam perusahaan manufaktur atau berupa organisasi ekspor independen eksternal.
Keputusan mendasar yang harus dihadapi oleh setiap organisasi pengekspor adalah:
sejauh manakah kita bergantung pada perwakilan langsung di pasar sebagai lawan dari
perwakilan oleh perantara independen.
a) Perwakilan Pasar Langsung
Terdapat dua keuntungan utama untuk perwakilan langsung di sebuah pasar,
yakni kendali dan komunikasi. Perwakilan langsung bertanggung jawab atas
pengembangan program tertentu, alokasi sumber daya, atau perubahan harga
yang dapat diterapkan secara unilateral. Perwakilan langsung tidak berarti
bahwa pengekspor menjual langsung kepada konsumen atau pelanggan. Pada
umumnya, perwakilan langsung meliputi penjualan kepada pedagang besar dan
pedagang eceran.
b) Perwakilan Independen
Di pasar yang kecil, biasanya pendirian perwakilan langsung dianggap tidak
layak karena volume penjualan tidak mungkin menutup biaya. Bahkan di pasar
yang lebih besar, manufaktur kecil biasanya juga mengalami kekurangan
volume penjualan yang dapat menutup biaya perwakilan langsung.
c) Pemasaran dengan Membonceng
Pemasaran dengan membonceng (piggyback marketing) atau penggunaan
tenaga penjual induk ayam (mother hen) merupakan inovasi dalam distribusi
internasional yang mendapat banyak perhatian dewasa ini.

8. Pembiayaan Ekspor
Terdapat dua metode pengaturan pembayaran berbeda untuk penjualan barang
ekspor kepada pembeli di luar negeri, yakni:
Letter of Credit
Letter of credit merupakan metode pembayaran yang paling sering
dipergunakan dalam perdagangan internasional. Selain pembayaran di muka, letter of
credit menawarkan jaminan terbaik bagi pengekspor bahwa barang yang dijual secara
internasional akan dibayar. Jaminan itu muncul dari kenyataan bahwa kewajiban
membayardengan letter of credit terletak di tangan bank pembeli bukan di tangan
pembeli.
Penagihan Lewat Dokumen (Draft)
Penagihan lewat dokumen (documentary collection) merupakan metode
pembayaran yang menggunakan bill of exchange, yang juga dikenal sebagai suatu draft.
Suatu bill of exchange adalah instrumen yang dapat dinegosiasikan dan yang dengan
mudah dapat ditransfer dari satu pihak ke pihak yang lain. Dokumen draft merupakan
instrumen penting dalam transaksi ekspor. Dengan dokumen draft, semua dokumen
yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin dari pabean dan pemindahan hak ditambah
dokumen pengiriman penting yang lain dikirimkan kepada sebuah bank di negara
pengimpor. Draft tadi diberikan kepada pengimpor bersama dengan semua dokumen
ini, yang diserahkan setelah pengimpor menandatangani draft tersebut.

9. Pembayaran Di Muka
Penjualan Atas Dasar Tagihan Terbuka (Open Account)
Syarat penjualan tagihan terbuka pada umumnya muncul di tempat yang
pengendalian pertukaran mata uang hanya minimal dan pengekspor telah lama menjalin
hubungan dengan pembeli yang baik di pasar yang tidak terlalu jauh atau sudah lama
dibina.
Penjualan Konsinyasi
Seperti dalam penjualan atass dasar tagihan terbuka, tidak ada kewajiban yang
berwujud dibuat dalam penjualan konsinyasi. Secara definisi, penjualan konsinyasi
merupakan suatu perjanjian antara dua pihak dimana salah satu pihak sebagai pemilik
barang menyerahkan barangnya kepada pihak tertentu untuk menjualnya dan kemudian
akan mendapatkan komisi tertentu. Pihak pemilik barang disebut consignor sementara
pihak yang dititipi atau menjual barang disebut dengan consignee.

10. Perdagangan Imbal-Beli


Perdagangan imbal-beli merupakan hubungan perdangan luar negeri dalam
bentuk pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk bisa ditukarkan langsung dengan
barang-barang kebutuhan dalam negeri. Terdapat dua kategori perdagangan imbal-beli,
yakni:
a) Barter Sederhana
Barter sederhana disebut juga barter langsung, klasik, ataupun murni. Istilah ini
menguraikan bentuk perdagangan bilateral, tidak menggunakan uang yang
paling sederhana dan yang paling tua. Barter sederhana adalah pertukaran
barang atau jasa secara langsung antara dua pihak. Walaupun tidak
menggunakan uang, kedua belah pihak membuat pendekatan harga bayangan
untuk produk yang mengalir ke masing-masing arah.
b) Imbal-Beli
Bentuk imbal-beli ini juga sering disebut perdagangan paralel atau barter
paralel, dibedakan dari bentuk yang lain karena setiap penyerahan barang
dibayar tunai.
c) Penyeimbangan (Offset)
Penyeimbangan adalah suatu teknik dengan jalan mana pemerintah dalam suatu
negara pengimpor mengembalikan mata uang keras yang digunakan untuk
pembelian barang yang mahal seperti pesawat terbang militer atau sistem
telekomunikasi
d) Perdagangan Kompensasi (Compensation Trading)
Bentuk ini disebut juga membeli kembali, dan melibatkan dua kontrak terpisah
paralel. Dalam satu kontrak, pemasok setuju untuk membangun pabrik atau
menyediakan peralatan pabrik; memberi paten atau lisensi; atau keahlian teknis,
manajerial, atau distribusi yang pembayaran awal dilakukan dalam mata uang
keras pada saat penyerahan. Dalam kontrak lain, perusahaan pemasok setuju
untuk menerima pembayaran dalam bentuk output pabrik yang setara dengan
investasinya (dikurangi bunga) untuk kurun waktu sampai 20 tahun.
e) Persetujuan Kerja Sama (Coorperation Agreements)
Persetujuan kerja sama memenuhi kebutuhan perusahaan barat melakukan
bisnis dengan ekonomi non-pasar, yang merasa segan terkait dalam penjualan
dan pembelian. Yang membedakan pengaturan ini dari tipe imbal-beli yang lain
adalah spesialisasi dari setiap perusahaan barat untuk membeli atau menjual,
tidak keduanya.
f) Persetujuan Imbal-Beli Campuran (Hybrid Countertrade Arrangement)
Bentuk campuran dari imbal beli menjadi semakin menonjol dalam pengaturan
perdagangan.
g) Perdagangan yang Dialihkan (Switch Trading)
Disebut juga perdagangan dan tukar menukar segitiga (swap), perdagangan
yang dialihkan (switch trading) adalah mekanisme yang berlaku untuk barter
atau imbal beli.
Keuntungan dari perdagangan yang dialihkan adalah:
• Karakter multilateral menawarkan efisiensi ekonomi yang lebih besar dalam
menetapkan harga dan meningkatkan perdagangan
• Harga yang didiskon dapat membuka pasar baru lebih cepat, dan perusahaan
barat dapat mengindar tanggung jawab memasarkan barang yang
diterimanya dalam imbal-beli
Kelemahannya:
• Mengganggu pasar yang sudah dibina oleh produsen
• Produk mungkin berlebihan atau sulit dijual di pasar dunia
• Pihak asing menilai perusahaan barat tidak bersungguh-sungguh untuk
mengadakan hubungan perdagangan jangka panjang
• Sifat yang kompleks dan merepotkan dari transaksi yang dialihkan

11. Sourcing
Kerjasama atau kesepakatan antar dua perusahaan atau lebih dalam produksi
dan pengadaan barang dalam kualitas, kuantitas, dan harga tertentu dimana salah satu
bertindak sebagai pemasok dan pihak yang lain bertindak sebagai pembeli.

Global Sourcing
Sumber global adalah praktik pengambilan dari pasar global untuk barang dan
jasa melintasi batas geopolitik. Sumber global sering kali bertujuan untuk
memanfaatkan efisiensi global dalam pengiriman produk atau layanan. Efisiensi ini
mencakup tenaga kerja terampil berbiaya rendah, bahan baku berbiaya rendah, dan
faktor ekonomi lainnya seperti keringanan pajak dan tarif perdagangan rendah.
Outsourcing
Outsourcing adalah pemindahan pekerjaan atau suatu proses dari satu
perusahaan ke perusahaan lain. Pada umumnya outsourcing dilakukan perusahaan
untuk tujuan agar dapat menurunkan biaya produksi sehingga dapat bersaing di pasar.
Ada juga yang melakukan outsourcing dengan tujuan menghindari terlalu banyaknya
jalur proses yang ditangani sehingga dapat mengkaburkan fokus perusahaan untuk
mencapai tujuan utamanya.
Bidang pekerjaan outsourcing yang dapat diserahkan kepada perusahaan lain
harus dapat dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama, dilakukan dengan perintah
langsung atau tidak langsung dari pemberi kerja, merupakan kegiatan penunjang
perusahaan secara keseluruhan dan tidak menghambat proses produksi secara langsung.
Contohnya pelayanan kebersihan, penyedia tenaga pengaman, penyedia angkutan
buruh, catering makanan pekerja, dan lainnya.
Insourcing
Insourcing adalah suatu keputusan bisnis yang diambil untuk dimulainya
melakukan fungsi bisnis atau suatu operasi yang bisa dikontrakkan ke pihak lain secara
internal, guna mempertahankan kontrol produksi kritis, mengurangi biaya pajak, tenaga
kerja, transportasi, dan faktor lainnya yang menjadi keuntungan perusahaan. Insourcing
diterapkan baik dengan bantuan pihak ketiga yang melakukan tugas di tempat atau
secara independen.
Dengan kata lain insourcing ini merupakan kebalikan outsourcing, sehingga
dalam pelaksanaanya ada juga yang membawa agen outsourcing pihak ketiga untuk
bekerja di dalam perusahaan, bahkan para ahli di luar perusahaan dipekerjakan sebagai
konsultan guna meningkatkan kinerja serta proses tertentu. Definisi insourcing juga
termasuk kedalam pemindahan suatu proses yang dahulunya dilakukan di luar negeri,
maka kini dilakukan di dalam negeri.
Multisourcing
Multisourcing adalah kerangka untuk mengaktifkan berbagai bagian klien
bisnis untuk menjadi sumber dari berbagai pemasok. Ini membutuhkan sebuah
pemerintahan yang model berkomunikasi strategi, jelas mendefinisikan tanggung
jawab dan akhir-akhir untuk integrasi.

Fenomena Sourcing di Amerika


• Perusahan-perusahan di Amerika menghadapi kompetisi yang semakin ketat
dengan membanjirnya produk-produk dari luar negeri yang memasuki pasar
domestic Amerika.
• Tekanan kompetitif dari pasar membutuhkan upaya perusahaan untuk mencari
supplier yang dapat memproduksi produk berkualitas dengan biaya yang
rendah. Dalam hal ini, banyak Negara- Negara Asia dan Eropa timur yang
memiliki biaya tenaga kerja terdidik relative murah menawarkan peluang
sourcing yang menarik
• Diperkirakan penghematan sekitar 10% sampai dengan 40% dapat diperoleh
dengan melakukan Global Sourcing (Gregory Mankiw;2003)
• Sekitar US$ 250 Milyard dihabiskan untuk membeli produk-produk dari luar
negeri oleh perusahaan Amerika pada tahun 1990-an.
• Di tahun 1999 industri retail pakaian Amerika menghabiskan dana US$ 56
milyard untuk mengimport produk-produk pakaian dari luar negeri.

Alasan Apparel Industry Amerika melakukan sourcing :


1. Mengurangi biaya
2. Kualitas
3. Ketersediaan

RINGKASAN
SUMMARY
Ekspor adalah prosedur perdagangan antar negara di mana negara yang satu
mengirimkan barang kepada negara lainnya dengan menggunakan sarana laut, darat,
maupun udara. Sedangkan Impor adalah proses memasukkan barang dari luar negeri ke
dalam wilayah pabean dalam negeri dengan memenuhi ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Untuk menunjang kegiatan ekspor dan impor maka diperlukan
aktivitas sourcing. Sourcing adalah kerjasama atau kesepakatan antar dua perusahaan
atau lebih dalam produksi dan pengadaan barang dalam kualitas, kuantitas, dan harga
tertentu dimana salah satu bertindak sebagai pemasok dan pihak yang lain bertindak
sebagai pembeli.

Dalam memilih pasar ekspor, perusahaan harus menilai potensi pasar, akses
pasar, biaya pengiriman, persaingan, kecocokan produk, dan jasa yang diperlukan.
Pertimbangan akses pasar terutama penting bagi pengekspor dan pengimpor.
Pengekspor harus memahami bahwa tarif dan bea masuk mempengaruhi harga yang
harus dibayar oleh pengimpor. Menjadi pengimpor yang sukses menyangkut
keputusan organisasi, dimana yang artinya adalah menyangkut dengan kepentingan
internal dan eksternal perusahaan di negara produsen dan di negara yang dijadikan
pasar.

DAFTAR PUSTAKA
Keegan, Warren J. 2015. Global Marketing Management, Eight Edition, Prentice Hall
International, Inc., London.

Anda mungkin juga menyukai