Kelas : EM-M
Disusun oleh:
A. Latar Belakang
Kegiatan ekspor impor merupakan faktor penentu dalam menentukan roda
perekonomian di negara kita. Seperti yang kita ketahui negara yang sangat kaya
dengan hasil bumi dan migas, selalu aktif terlibat dalam perdagangan internasional.
Dalam era perdagangan global sekarang ini, arus barang masuk dan keluar
sangatlah cepat. Untuk memperlancar urusan bisnisnya, para pengusaha dituntut
untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prosedur ekspor dan impor, baik
dari segi peraturan yang selalu diperbarui terutama yang berhubungan dengan
perdagangan internasional, kepabeaan, shipping maupun perbankan, yang semuanyta
ini saling berkaitan dan selama ini sering terjadi.
Para pebisnis yang ingin terjun dalam kegiatan ekspor dan impor harus
mengetahui siapasaja atau apa saja hal-hal yang ada di ekspor dan impor. Dengan
begitu akan memudahkan para pebisnis untuk melakukan aktivitas ekspor dan impor.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kriteria kebutuhan pemasok?
2. Apa saja aktivitas organisasi ekspor?
3. Bagaimana kebijakan nasional untuk mengatur ekspor dan impor?
4. Bagaimana memilih pasar ekspor?
5. Bagaimana pertimbangan akses pasarnya?
6. Apa saja kode penilaian pabean?
7. Apa saja bentuk dari organisasi ekspor?
8. Bagaimana bentuk pembiayaan dan metode pembayaran ekspornya?
BAB II
PEMBAHASAN
a. Perusahaan tidak mau mengekspor; bahkan tidak akan memenuhi pesanan ekspor
yang tidak diminta. Hal ini mungkin karena kurangnya waktu yang dirasakan
("terlalu sibuk untuk mengisi pesanan") atau karena sikap apatis atau
ketidakpedulian.
b. Perusahaan mengisi pesanan ekspor yang tidak diminta tetapi tidak mengejar
pesanan yang tidak diminta. Perusahaan semacam itu adalah penjual ekspor.
c. Perusahaan mengeksplorasi kelayakan ekspor (tahap ini mungkin melewati tahap
d. Perusahaan mengekspor ke satu atau lebih pasar berdasarkan uji coba.
e. Perusahaan adalah eksportir berpengalaman untuk satu atau lebih pasar.
Suatu studi menyatakan bahwa keahlian prosedural ekspor dan sumber daya
perusahaan yang memadai diperlukan untuk ekspor yang sukses. Temuan yang menarik
adalah bahwa bahkan eksportir yang paling berpengalaman pun mengungkapkan
kurangnya kepercayaan dalam pengetahuan mereka tentang pengaturan pengiriman,
prosedur pembayaran, dan peraturan. Studi ini juga menunjukkan bahwa, meskipun
profitabilitas adalah manfaat yang diharapkan penting dari ekspor, keuntungan lain
termasuk peningkatan fleksibilitas dan ketahanan dan peningkatan kemampuan untuk
menangani fluktuasi penjualan di pasar dalam negeri. Meskipun penelitian umumnya
mendukung proposisi bahwa probabilitas sebagai eksportir meningkat dengan ukuran
perusahaan, tetapi kurang jelas apakah intensitas ekspor — rasio penjualan ekspor
terhadap penjualan total — berkorelasi positif dengan ukuran perusahaan.
3. Kebijakan Nasional yang Mengatur Ekspor dan Impor
Tren dalam ekspor dan impor mencerminakan pertumbuhan ekonomi yang memacu
laju China di kawasan Asia-Pasifik. Ekspor dari China telah tumbuh secara signifikan;
mereka tumbuh lebih cepat sekarang setelah China bergabung dengan Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO). Seperti ditunjukkan pada Tabel 8-2, ekspor pakaian Cina
melampaui negara-negara lain dengan margin yang lebar. Secara historis, Cina
melindungi produsennya sendiri dengan memberlakukan tarif impor dua digit. Ini
telah dikurangi karena Cina mematuhi peraturan WTO.
Sistem tarif menetapkan satu macam cukai untuk setiap jenis barang yang
berlaku untuk semua negara, atau dua macam atau lebih, yang berlaku untuk negara
atau kelompok negara yang berbeda. Tarif biasanya dikelompokkan menjadi dua
klasifikasi.
1) Tarif kolom tunggal, merupakan tipe paling sederhana dari tarif dan terdiri
dari jadwal bea yang berlaku untuk barang impor dari semua negara dengan
dasar yang sama.
2) Tarif dua kolom, dengan tarif dua kolom, kolom tunggal awal dari bea masuk
“umum” ditambah dengan kolom kedua berupa bea “spesial”, yang
menunjukkan pengurangan tingkatnya yang disetujui lewat negosiasi tarif
dengan negara lain. Tarif yang disepakati oleh “konvensi” diperpanjang ke
semua negara yang memenuhi syarat untuk normal trade relation (NTR).
Dibawah WTO negara-negara ini setuju menerapkan tarif yang paling
membantu atau tarif yang rendah kepada semua negara yang mendatangani
WTO, dengan beberapa pengecualian.
3) Tarif prefensial, adalah pengurangan tarif yang berlaku bagi barang-barang
impor dari negara tertentu. GATT melarang menggunakan tarif ini dengan tiga
pengecualian utama. Pertama apabila secara historis memang sudah ada
pengaturan istimewa seperti British Commonwealth (negara-negara
persemakmuran) dan pengaturan serupa yang ada sebelum konvensi GATT.
Kedua, pengaturan istimewa sebagai bagian dari kesepakatan integrasi
ekonomi formal, seperti wilayah perdagangan bebas atau pasar bersama,
dikecualikan. Ketiga, pemberian akses istimewa ke pasar negara industri
kepada perusahaan yang berada di negara berkembang diperbolehkan.
6. Organisasi Ekspor
a. Organisasi ekspor di negara manufaktur
Isu-isu di negara asal melibatkan keputusan apakah menyerahkan tanggung
jawab ekspor di dalam perusahaan atau bekerjasama dengan organisasi
eksternal yang mempunyai spesialisasi dalam suatu produk atau wilayah
geografis.
a) Organisasi ekspor milik sendiri
kebanyakan perusahaan mengendalikan ekspornya sendiri. Ini tergantung dari
besarnya perusahaan, tanggung jawab mungkin dapat di bebankan pada
karyawan domestik. Sebagai alternatifnya tanggung jawab ini dapat ditangani
sebagai bagian dari divisi atau struktur organisasi.
Kemungkinan pengaturan untukk menangani ekspor :
1) Sebagai kegiatan paro-waktu yang dilaksanakan oleh karyawan domestik
2) Lewat mitra ekspor yang berafiliasi dengan struktur pemasaran domestik yang
mengambil alih kepemilikan barang sebelum barangnya keluar dari negara
yang bersangkutan
3) Lewat departemen ekspor yang independen dari struktur pemasaran domestik
4) Lewat departemen ekspor di dalam divisi internasional
5) Untuk perusahaan multinasional, setiap kemungkinan di atas ada di setiap
divisi.
b. Penagihan lewat Dokumentasi (Draft), seiring waktu, eksportir dan importir dapat
menjalin hubungan kerja yang baik dan memutuskan untuk melakukannya dengan
pindah ke bentuk pembayaran yang lebih sederhana dan tidak rumit yang
dinamakan dengan koleksi documenter, koleksi dokumenter adalah opsi yang
melibatkan penggunaan sight draft atau time draft, dengan begitu eksportir
memproduksi dan mengirimkan produk yang dipesan. Paket dokumentasi,
termasuk draf, dikirim ke bank koresponden eksportir (bekerja atas nama
eksportir) di negara pembeli. Importir kemudian pergi ke bank dan melakukan
pembayaran sesuai persyaratan ditentukan dalam draf.
8. Pembayaran di Muka
Karena adanya resiko kredit di luar negeri cukup tinggi sebagian pengekspor
mungkin menghendaki pembayaran atau transaksi di lakukan secara tunai atau di
muka.
a. Penjualan atas dasar tagihan terbuka, syarat penjualan tagihan terbuka (Open
account) pada umumnya muncul di tempat yang pengendalian pertukaran mata
uang hanya minimal dan pengekspor telah lama menjalin hubungan dengan
pembeli yang baik di pasar yang tidak terlalu jauh atau sudah lama dibina.
Keberatan utama dari penjualan demikian adalah tidak adanya kewajiban yang
jelas.
b. Penjualan konsinyasi, tidak ada kewajiban yang berwujud dibuat dalam penjualan
konsinyasi. Barang dagangan itu tidak dimintakan izin melewati pabean sampai
penjualan selesai.
A. Kesimpulan
Transaksi bisnis pertama perusahaan di luar negara asalnya sering kali berbentuk
ekspor atau mengimpor. Perusahaan harus mengenali perbedaan antara pemasaran
ekspor dan penjualan ekspor. Dengan menghadiri pameran dagang dan berpartisipasi
dalam misi dagang, personel perusahaan dapat melakukannya dengan belajar banyak
tentang pasar baru. Pemerintah menggunakan berbagai program untuk mendukung
ekspor, termasuk insentif pajak, subsidi, dan bantuan ekspor. Pemerintah juga
mencegah impor dengan kombinasi tarif dan hambatan nontarif. Kuota adalah salah
satu contoh penghalang nontariff. Masalah kebijakan terkait ekspor menyertakan status
perusahaan penjualan asing (foreign sales corporations / FSC) di Amerika Serikat,
Kebijakan Pertanian Umum Eropa (Common Agricultural Policy / CAP), dan subsidi.
Pemerintah menetapkan zona perdagangan bebas dan zona ekonomi khusus untuk
mendorong investasi.
Harmonized Tariff System (HTS) telah diadopsi oleh sebagian besar negara yang
aktif terlibat dalam perdagangan ekspor-impor. Tarif kolom tunggal adalah jenis tarif
yang paling sederhana; tarif dua kolom termasuk tarif khusus seperti yang tersedia
untuk negara-negara dengan status hubungan perdagangan normal (normal trade
relations / NTR). Pemerintah juga dapat memberlakukan jenis bea khusus, termasuk
bea antidumping, yang dikenakan pada produk yang harganya dianggap terlalu rendah
oleh pejabat pemerintah, dan countervailing duty (CVD), yang dirancang untuk
mengimbangi subsidi pemerintah.