EVALUASI KINERJA
Disusun Oleh
NICOLAS SIMAMORA : 1605171004
NINA ANNISA NAIBAHO : 1605171012
RAGA DIANGKARI : 1605171022
RISKY P. DAMANIK : 1605171066
ROHANNA SINAGA : 1605171007
KELAS : MB-7A
MATA KULIAH : MSDM 2
DOSEN : John Sihar Manurung, S.E., M.Si
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah MSDM 2 tentang
“PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN EVALUASI KINERJA” ini dengan baik meskipun
masih banyak kekurangan didalamnya. Dan kami juga berterima kasih pada Bapak John Sihar
Manurung selaku Dosen mata kuliah MSDM 2 yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Penilain Prestasi Kerja dan Evalausi Kinerja. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini, semoga dapat bermanfaat bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5
2.1 Pengertian Penilaian Prestasi Kerja...................................................................... 5
2.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja....................................................... 6
2.2 Objek dan Faktor-Faktor Penilaian Prestasi Kerja................................................ 10
2.2 Metode-Metode Penilaian Prestasi Kerja.............................................................. 12
2.2 Kendala-Kendala dalam Penilaian Prestasi Kerja................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Organisasi yang selalu berkembang merupakan dambaan semua orang. Baik pemerintah
maupun swasta mengharapkan organisasinya tumbuh dan berkembang dengan baik, sebab
organisasi yang tidak mampu berakselerasi dengan kemajuan zaman akan tertinggal untuk
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk melihat perkembangan suatu organisasi
adalah melalui hasil Penilaian Prestasi Kerja (PPK) yang ada pada organisasi tersebut. PPK
dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Performance Appraisal. Dari PPK dapat dilihat
Hasil PPK dapat menunjukkan apakah SDM (pegawai) pada organisasi tersebut telah
apakah cara kerja tersebut sudah efektif dan efisien, bagaimana penggunaan waktu kerja dan
sebagainya. Dengan informasi tersebut berarti hasil PPK merupakan refleksi dari berkembang
Pada organisasi yang cukup maju, hasil PPK digunakan sebagai bahan pertimbangan
proses manajemen SDM seperti promosi, demosi, diklat, kompensasi, pemutusan hubungan
kerja dan sebagainya. Dijadikannya PPK sebagai bahan pertimbangan sedikit banyaknya
memotivasi pegawai untuk bekerja lebih giat lagi. Dengan demikian PPK merupakan salah
1
Keinginan bangsa kita untuk menuju perbaikan kinerja kerja melalui PPK sudah ada. Hal
seluruh organisasi pemerintah dan sebagian besar organisasi swasta. Namun sayangnya
Fenomena yang kemudian muncul ke permukaan adalah PPK masih belum dianggap
penting. Anggapan tersebut ditunjang oleh sistem penilaian PPK yang masih bersifat
sembarangan sebagai akibat dari hasil PPK yang belum dijadikan bahan pertimbangan proses
manajemen SDM selanjutnya, seperti perencanaan karier, diklat, kompensasi, PHK, dan
sebagainya.
Di samping itu, PPK yang ada juga banyak memiliki kelemahan seperti : besarnya porsi
poin yang bersifat subyektif, penilaian yang dilakukan satu tahun sekali pada periode yang
sama dapat mengakibatkan bias, banyak organisasi yang belum memiliki uraian kerja yang
sesuai standart yang mengakibatkan kesulitan di dalam membuat PPK, dan sebagainya.
Sehubungan dengan hal di atas, maka materi Penilaian Prestasi Kerja (PPK) dalam
manajemen SDM merupakan bagian yang cukup penting untuk dikaji dan dipelajari.
Pembicaraan mengenai PPK memang menarik. Sebagai bagian dari Manajemen Sumber
Daya Manusia, PPK atau Performance Appraisal merupakan salah satu faktor kunci tumbuh
pada organisasi/perusahaan tersebut sudah memenuhi target atau sasaran yang dikehendaki
baik secara kualitas maupun kuantitas, bagaimana perilaku pekerja dalam melakukan
pekerjaannya, apakah cara kerja tersebut sudah efektif dan efisien, bagaimana penggunaan
Ketidakakuratan hasil PPK dapat merusak atau mengganggu perencanaan sumber daya
2
tenaga kerja akan salah, bila hasil PPK tidak dapat menggambarkan kondisi pekerja yang
Hasil PPK tidak hanya berpengaruh pada organisasi, tapi juga berpengaruh pada individu
pegawai/ karyawan. PPK yang tidak didasarkan pada kriteria yang obyektif dapat
menimbulkan keresahan dan rasa tidak aman. Sebaliknya penilaian dengan cara yang tepat
dan standar atau target yang dinilai jelas dapat meningkatkan motivasi dan gairah kerja
pegawai.
Sehubungan dengan besarnya pengaruh hasil penilaian, maka perlu diupayakan agar
slide dalam diri penilai saat melakukan penilaian prestasi kerja. Penghindaran tersebut dapat
dilakukan dengan pemilihan materi, teknik, metode dan frekuensi yang tetap dalam
B. RUMUSAN MASALAH
3
C. TUJUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
“Prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan dan kesungguhan
serta waktu.
“Prestasi kerja adalah proses evaluasi atau unjuk kerja pegawai yang dilakukan oleh
organisasi. ”
“Prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.”
Penilaian Prestasi Kerja (PPK) adalah “suatu cara dalam melakukan evaluasi terhadap
prestasi kerja para pegawai dengan serangkaian tolok ukur tertentu yang obyektif dan
Menurut French (1986), PPK pada dasarnya merupakan kajian sistematik tentang
kondisi kerja pegawai yang dilakukan secara formal. Menurut French, kajian kondisi kerja ini
haruslah dikaitkan dengan standar kerja yang dibangun, baik itu standar proses kerja maupun
standar hasil kerja. Tidak kalah pentingnya, organisasi harus mengkomunikasikan penilaian
tersebut kepada pegawai yang bersangkutan. Dengan demikian sasaran yang menjadi obyek
5
2.2 Tujuan dan Manfaat Penilaian Prestasi Kerja
menggunakan penilaian prestasi kerja bagi para karyawan atau individu mempunyai maksud
organisasi dapat menjadikan penilaian prestasi kerja sebagai acuan atau standar di dalam
membuat keputusan yang berkenaan dengan kondisi pekerjaan karyawan, termasuk untuk
promosi pada jenjang karir yang lebih tinggi, pemberhentian, dan penghargaan atau
kebutuhan training untuk kepentingan karyawan agar tingkat kemampuan dan keahliannya
pada suatu pekerjaan dapat ditingkatkan pada level yang lebih tinggi. Kemudian
SDM.
6
Menurut Hasibuan (2005) tujuan penilaian prestasi kerja karyawan sebagai berikut:
2. Untuk mengukur prestasi karyawan yaitu sejauh mana karyawan bisa sukses
dalam pekerjaannya.
perusahaan.
4. Sebagai dasar untuk mengevaluasi program latihan dan keefektifan jadwal kerja,
5. Sebagai indikator untuk menentukan kebutuhan akan latihan bagi karyawan yang
6. Sebagai alat untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga dicapai tujuan
kebutuhan bawahannya.
7
Dari beberapa tujuan penilaian prestasi kerja di atas, dapat diklasifikasikan melalui
persentase mayoritas perusahaan yang menggunakan untuk kepentingan yang sama pada 26
perusahaan Amerika, 25 perusahaan Inggris, dan Korea yang beroperasi di negara Malaysia.
Penelitian yang dilakukan oleh Tan dan Torrington (1998) sebagai berikut:
prestasi kerja karyawan adalah sebagai dasar bagi kenaikan gaji (81%), keputusan
2. Urutan pada perusahaan Inggris ada sedikit perbedaan, yaitu keputusan promosi
(88%), pelatihan dan pengembangan (75%), dan penentuan kenaikan gaji (67%).
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa setiap perusahaan di dalam menetapkan
tujuan penilaian prestasi kerja tidak ada yang diprioritaskan atau hanya memiliki satu tujuan
Menurut Hasibuan (2005) Manfaat penilaian prestasi kerja adalah sebagai berikut:
2. Penyesuaian-penyesuaian Kompensasi
8
3. Keputusan Penempatan
Promosi, transfer dan demosi biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau
masa lalu.
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan kebutuhan latihan, demikian juga
prestasi kerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang harus dikembangkan.
Prestasi kerja yang baik mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing
departemen personalia.
Prestasi kerja yang jelek mungkin menunjukan kesalahan dalam informasi analisis
jabatan, rencana sumber daya manusia, atau komponen lain system informasi
manajemen personalia.
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam desain
Penilaian prestasi kerja secara akurat akan menjamin keputusan penempatan internal
9
10. Tantangan Eksternal
Prestasi kerja juga tidak lepas dari pengaruh dari luar lingkungan kerja seperti
itu, penilai harus benar benar mampu merencanakan dan melaksanakan suatu penilaian secara
objektif. Objek penilaian karyawan itu mencakup dua hal pokok yaitu hasil pekerjaan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menetapkan jumlah dan jenis obje
Jika mengutamakan hasil akhir, maka pihak manajemen melakukan penilaian prestasi
kerja dengan obyek hasil kerja individu. Biasanya berlaku pada bagian produksi dengan
indikator penilaian output yang dihasilkan, sisa dan biaya per-unit yang dikeluarkan.
b) Perilaku
Untuk tugas yang bersifat instrinsik, misalnya sekretaris atau manajer, maka penilaian
prestasi kerja ditekankan pada penilaian terhadap perilaku, seperti ketepatan waktu
c) Sifat
Merupakan obyek penilaian yang dianggap paling lemah dari kriteria penilaian prestasi
kerja, karena sulit diukur atau tidak dapat dihubungkan dengan hasil tugas yang positif,
seperti sikap yang baik, rasa percaya diri, dapat diandalkan, mampu bekerja sama.
10
2.3.2 Faktor-Faktor Penilaian Prestasi Kerja
untuk memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan kegiatan manager sumber daya manusia (SDM) yang lain seperti perencanaan SDM,
penarikan dan seleksi, pengembangan SDM, perencanaan dan pengembangan karir, program-
program kompensasi, promosi, demosi, pensiun, dan pemecatan. Faktor - Faktor Prestasi
1. Kuantitas kerja
Hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu diperhatikan bukan hasil
2. Kualitas kerja
Mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Biasanya diukur
3. Keandalan
4. Inisiatif
5. Kerajinan
Kesediaan melakukan tugas tanpa adanya paksaan dan juga yang bersifat rutin.
6. Sikap
11
7. Kehadiran
Keberadaan karyawan ditempat kerja untuk bekerja sesuai dengan waktu atau jam
Departemen personalia dapat mengurangi distorsi yang terjadi pada penilaian prestasi
kerja melalui pemilihan teknik-teknik penilaian prestasi kerja secara hati-hati. Untuk
yang berorientasi pada prestasi di masa lalu dan yang berorientasi masa mendatang.
Ada berbagai metode untuk menilai prestasi kerja karyawan di waktu yang lalu.
lain. Tidak ada satupun teknik yang sempurna, masing-masing mempunyai kebaikan dan
kelemahan.
Metode-metode yang berorientasi masa lalu mempuyai kelebihan dalam hal perlakuan
terhadap prestasi kerja yang telah terjadi dan, sampai derajat tertentu, dapat diukur.
Kelemahannya adalah bahwa prestasi kerja di masa lalu tidak dapat diubah. Tetapi
dengan mengevaluasi prestasi kerja di masa lalu, para karyawan memperoleh umpan balik
mengenai upaya-upaya mereka. Umpan balik ini selanjutnya bisa mengarahkan karyawan
lain:
Rating Scale
Checklist
Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident)
Metode Peninjauan Lapangan (Field Review Method)
12
Tes dan Obeservasi Prestasi Kerja
Metode Evaluasi Kelompok.
1) Rating Scale
Barangkali bentuk penilaian prestasi kerja yang tertua dan paling banyak digunakan
adalah rating scale. Pada metode ini, evaluasi subyektif dilakukan oleh penilai terhadap
prestasi kerja karyawan dengan skala tertentu dari rendah sampai tinggi. Seperti
ditunjukkan dalam gambar, evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai, yang
penting bagi pelaksanaan kerja tersebut. Dalam banyak kasus, kriteria ini mungkin juga
Formulir penilaian biasanya diisi oleh atasan langsung dengan menandai tanggapan
yang paling sesuai untuk setiap dimensi pelaksanaan kerja. Tanggapan-tanggapan penilai
bisa diberikan dengan nilai-nilai numerik agar memungkinkan skor rata-rata dihitung dan
diperbandingkan diantara para karyawan. Kelebihan metode ini adalah tidak mahal dalam
memakan waktu; dan dapat diterapkan untuk jumlah karyawan yang besar.
Kelemahan pertama adalah kesulitan dalam menentukan kriteria yang relevan dengan
pelaksanaan kerja. Apalagi kalau formulir akan diterapkan untuk semua pekerjaan. Suatu
kriteria penting bagi pekerjaan tertentu mungkin tidak tercakup dalam formulir penilaian.
Dan bila kriteria prestasi kerja tertentu sulit diidentifikasikan, formulir bisa berisi
variable-variabel kepribadian yang tidak relevan dan mengurangi arti penilaian. Hasilnya
adalah formulir dan prosedur yang distandarisasikan yang tidak selalu berhubungan
13
Evaluasi deskriptif tersebut juga dapat diinterpretasikan dengan sangat bervariasi oleh
para penilai. Atau dengan kata lain, tipe penilai ini merupakan peralatan penilaian yang
Sangat
Faktor yang dinilai Baik (4) Sedang (3) Cukup (2) Kurang (1)
Baik (5)
Tanggung Jawab √
Kedisiplinan √
Kehadiran √
Kerjasama √
Pencapaian Sasaran √
Kerja
Kualitas Hasil Kerja √
Skor Total = 26
14
2) Checklist
tinggal memilih kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan prestasi kerja dan
adalah atasan langsung. Checklist merupakan salah satu alat observasi yang ditunjukkan
untuk memperoleh data berbentuk dafar berisi faktor-faktor berikut subjek yang ingin
diamati oleh penilai, dimana penilai dalam pelaksanaan observasi tinggal memberi tanda
centang pada list faktor-faktor sesuai perilaku subjek yang muncul, dilembar observasi.
Metode checklist bisa memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila
15
Contoh Penerapan Metode Checklist :
16
3) Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident Method)
Metode peristiwa kritis (critical incident method) merupakan metode penilaian yang
sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Catatan-catatan
ini disebut peristiwa kritis. Berbagai peristiwa tersebut dicatat oleh penyelia selama
berbagai kategori seperti pengendalian bahaya keamanan, pengawasan sisa bahan atau
pengembangan karyawan.
Metode peristiwa kritis sangat berguna dalam memberikan umpan balik kepada
adalah bahwa para atasan sering tidak berminat mencatat peristiwa-peristiwa kritis atau
17
Contoh Penerapan Metode Peristiwa Kritis (Critical Incident Method)
18
4) Metode Peninjauan Lapangan
metode peninjauan lapangan (field review method). Dengan metode ini, wakil ahli
departemen personalia turun ke “lapangan” dan membantu para penyelia dalam penilaian
mereka. Spesialis personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan langsung tentang
prestasi kerja karyawan. Kemudian ahli itu mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi
tersebut. Evaluasi dikirim kepada penyelia untuk review, perubahan, persetujuan dan
pembahasan dengan karyawan yang dinilai. Spesialis personalia bisa mencatat penilaian
pilihan, sesuai dengan kualitas karyawan yang bernama seperti tertera dibawah
ini
19
Keterangan Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
Sedang 3
Cukup 2
Kurang 1
Nama
No Indikator Pelaku
Rohana Raga Nicolas Risky
1. Kedisiplinan. 4 2 3 2
2. Kerjasama. 3 4 4 3
3. Kejujuran. 4 4 4 4
4. Kepedulian. 5 4 4 5
5. Tanggung jawab. 4 3 5 3
6. Kerajinan. 4 4 3 4
Total 24 22 23 21
20
5) Tes Dan Observasi Prestasi Kerja
Bila Jumlah pekerjaan terbatas, penilaian prestasi kerja bisa didasarkan pada tes
pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau peragaan keterampilan. Agar
penilaian seperti ini biasanya dilakukan oleh penyelia atau atasan langsung. Metode-
ranking karyawan dari yang terbaik sampai terjelek. Berbagai metode evaluasi kelompok
diantaranya adalah:
Metode Ranking
Metode ranking berarti penilai membandingkan karyawan yang satu dengan
karyawan-karyawan lain untuk menentukan siapa yang lebih baik, dan kemudian
Departemen personalia dapat mengetahui para karyawan tertentu yang lebih baik
daripada yang lain, tetapi tidak mengetahui berapa besar perbedaan prestasi kerja
mereka. Karyawan yang mempunyai urutan nomor dua bisa jadi hampir sama
baiknya dengan karyawan urutan pertama, atau sebaliknya sangat jauh bedanya.
21
Contoh Penerapan Metode Rangking
Ketentuan:
Rangking Skor
1 >900
2 801-900
3 701-800
4 601-700
5 <600
22
Grading atau Forced Distributions
Pada metode ini penilaian memisah-misahkan atau “menyortir” para karyawan ke
dalam berbagai klasifikasi yang berbeda. Biasanya suatu proporsi tertentu harus
diletakkan pada setiap kategori. Kriteria yang ditunjukkan dalam gambar adalah
untuk prestasi kerja keseluruhan (tetapi metode ini dapat digunakan untuk kriteria
23
Point Allocation Method
Metode ini merupakan bentuk lain metode grading. Penilai diberikan sejumlah
nilai total untuk dialokasikan di antara para karyawan dalam kelompok, seperti
ditunjukkan dalam gambar. Pada karyawan yang lebih baik diberi nilai lebih besar
daripada para karyawan dengan prestasi lebih jelek. Kebaikan metode alokasi nilai
masih ada.
24
2.4.2 Metode-metode Penilaian Berorientasi Masa Depan
seperti mengendarai mobil dengan melihat melalui kaca spion; kita hanya mengetahui dimana
kita telah berada, bukan kemana kita pergi. Penilaian-penilaian yang berorientasi masa depan
memusatkan pada prestasi kerja diwaktu yang akan datang melalui penilaian potensi
Teknik Evaluasi ini berguna bila tujuan evaluasi adalah untuk melanjutkan
pengembangan diri. Bila karyawan menilai dirinya, perilaku defensif cenderung tidak
Penilaian ini pada umumnya terdiri dari wawancara mendalam, tes-tes psikologi,
psikologis, biasanya dilakukan oleh para psikolog, terutama digunakan untuk menilai
potensi karyawan diwaktu yang akan datang. Evaluasi terhadap intelektual, emosi,
kerja diwaktu yang akan datang. c Akurasi penilaian sepenuhnya tergantung pada
Inti pendekatan MBO adalah bahwa setiap karyawan dan penyelia secara bersama
25
2.5 Kendala-Kendala dalam Penilaian Prestasi Kerja
Penilaian kinerja harus bebas dari diskriminasi. Apapun bentuk atau metode penilaian
yang dilakukan oleh pihak manajemen harus adil, realistis, valid, dan relevan dengan jenis
pekerjaan yang akan dinilai karena penilaian kinerja ini tidak hanya berkaitan dengan
masalah prestasi semata, namun juga menyangkut masalah gaji, hubungan kerja,
Penilaian yang benar dan dapat dipercaya terutama penting di dalam menggunakan
kesempatan yang sama pada pekerja untuk mendapatkan petunjuk pelaksanaan atau
penilaian menjadi kurang benar dan kurang dapat dipercaya. Kesalahan yang mungkin
dilakukan oleh penilai berkaitan dengan faktor manusia, dimana penilai tidak dapat terlepas
Kesalahan hallo effect sangat dimungkinkan bila penilai terpesona oleh perilaku
pegawai seperti penampilan atau kepribadiannya. Kekaguman ini dapat menutup mata penilai
terhadap kelemahan pegawai yang lain. Sebaliknya bila pegawai membuat kesalahan kecil
namun membekas di hati penilai, maka bisa jadi nilai yang didapat hasilnya buruk meskipun
Hallo effect juga kadang terjadi pada saat penilaian awal pada pertemuan pertama
antara seorang penilai saat bertemu dengan orang yang akan dinilainya dimana seseorang
cenderung melakukan penilaian-penilaian terhadap orang yang baru saja dikenalnya dengan
cara mengkategorikan setiap hal yang dilihat/dirasakannya pada orang tersebut dan
26
Pendek kata, hallo effect adalah efek yang ditimbulkan oleh seseorang dalam pertemuan
Beberapa hal pengkategorian yang sering menjadi acuan penilaian seseorang terhadap
Sifat
Orang cenderung akan mengkategorikan sifat-sifat seseorang yang baru saja ditemuinya
hanya dengan berbicara beberapa kata saja / dengan melihat penampilannya saja dengan
Senyum seseorang saat pertemuan pertama menandakan bahwa orang itu ramah dan
menyenangkan.
Cara berjabat tangan yang erat saat berkenalan menandakan pribadi yang hangat dan
Pembicaraan / komunikasi yang cenderung tersendat pada pertemuan pertama dan tidak
Kebanyakan penilai kurang berani mencantumkan nilai yang rendah atau yang tinggi.
Sikap ini merupakan cerminan sebagaimana umumnya masyarakat dalam menilai. Penilaian
yang tinggi dikhawatirkan akan menjadikan pegawai sombong dan lupa diri, sebaliknya
27
penilaian yang rendah dikhawatirkan dapat menjatuhkan mental pegawai. Karenanya
Subjektivitas lainnya adalah kemurahan hati. Banyak penilai tidak tega mencantumkan
nilai sebenarnya. Seringkali penilai mencantumkan nilai katrol sebagai kemurahan hati.
mental pegawai, juga karena penilai khawatir disalahkan oleh organisasi. Karena bisa jadi
rendahnya nilai bukan semata-mata kesalahan pegawai tapi karena kesalahan penilai dalam
menilai (tidak valid dan tidak reliable) atau penetapan target yang salah.
Berikut adalah salah satu pendapat tentang kendala penilaian prestasi kerja karyawan.
Menurut T.Hani Handoko ada 5 (lima) kendala dalam melakukan penilaian kinerja, yaitu:
Hallo effect terjadi ketika pendapat pribadi penilai tentang karyawan mempengaruhi
pengukuruan prestasi kerja. Masalah ini paling mudah terjadi bila para penilai harus
Banyak penilai yang tidak suka menilai para karyawan sebagai yang efektif atau tidak
efektif, dan sangat baik atau sangat jelek, sehingga penilaian prestasi kerja cenderung dibuat
rata-rata.
Kesalahan terlalu lunak (leniency bias) disebabkan oleh kecenderungan penilai untuk
terlalu mudah memberikan nilai baik dalam evaluasi prestasi kerja karyawan. Kesalahan
terlalu keras (strickness bias) adalah sebaliknya, yang terjadi karena penilai cenderung terlalu
ketat dalam mengevaluasi mereka. Kedua kesalahan ini pada umumnya terjadi bila standar-
28
4). Prasangka Pribadi
bisa mengubah penilaian. Sebab-sebab prasangka pribadi lain yang mempengaruhi penilaian
mencakup faktor senioritas, kesukuan, agama, kesamaan kelompok dan status sosial.
29
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Penilaian prestasi kerja merupakan sebuah proses formal untuk melakukan peninjauan
ulang dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik. Dapat diartikan juga penilaian
prestasi adalah suatu analisa yang adil dan jujur tentang nilai karyawan bagi organisasi. Suatu
rancangan yang obyektif, sistematis dan menyeluruh kepada penilaian prestasi dapat menjadi
suatu alat yang berguna bagi perusahaan. Ia bukan saja menjadi suatu alat untuk memberikan
bimbingan kepada manajemen dalam menseleksi karyawan untuk kenaikan pangkat atau gaji
tetapi juga dipakai suatu alat pelatihan dan bimbingan guna membantu para karyawan pada
segala jenjang dari organisasi untuk meningkatkan prestasinya, dan untuk perencanaan
karyawan berjangka panjang. Penilaian prestasi dilakukan untuk memperoleh informasi yang
berguna dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan manager sumber daya
manusia (SDM) yang lain seperti perencanaan SDM, penarikan dan seleksi, pengembangan
demosi, pensiun, dan pemecatan. Metode yang paling luas dipakai untuk mengukur
penilaian prestasi merupakan langkah penting yang terakhir. Walaupun sulit, tetapi
3.2. SARAN
penilaian yang baik terhadap karyawan yang nantinya dapat diterapkan dalam suatu
perusahaan. Pemahaman penilaian prestasi kerja tentu sangat diperlukan dalam kehidupan
30
sehari-hari jika kita berperan sebagai seorang manajer dalam suatu perusahaan sehingga
nantinya kita dapat meneruskan dan mengembangkan usaha yang dijalani. Tidak lupa juga
31
DAFTAR PUSTAKA
https://reniiharleztiyani.wordpress.com/2014/07/06/metode-penilaian-prestasi-kerja
http://setiyowatimiranda137.blogspot.com/2019/01/penilaian-prestasi-kerja.html?m=1
http://www.sarjanaku.com/2013/04/pengertian-prestasi-kerja-karyawan.html?m=1
http://jurnalapapun.blogspot.com/2014/11/kendala-penilaian-prestasi-kerja.html?m=1
https://www.e-jurnal.com/2014/03/tujuan-penilaian-prestasi-kerja.html
https://www.e-jurnal.com/2014/03/manfaat-penilaian-prestasi-kerja.html
32