PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang
satu dengan Negara yang lain. Dari bisnis tersebut ada suatu kebijakan yang dipakai
dalam perdagangan internasional.
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis
yang dilakukan melewati batas batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh
suatu Negara dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional
(International Trade).
Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam sutu
Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut Pemasaran
Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang
biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua
pengertian. Jadi kita dapat membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis
Internasional yaitu :
a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara
itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan
impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul
NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA atau BALANCE OF
TRADE.
Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit
Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan
dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan neraca
1
perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya
ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan
keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai Neraca pembayaran atau
Belance of payments.
b. Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional
(International Busines) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat
terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun
masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya
merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan
perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor imporDalam
melaksanakan semua tersebut diperlukan kebijakan-kebijakan agar tidak ada
kesemerawutan dalam pelaksanaan perdagaan Internasional.
1.2
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kebijakan perdagangan?
2. Apa tujuan kebijakan perdagangan?
3. Apa saja kebijakan yang diambil pemerintah untuk melindungi perdagangan
dalam negeri?
4. Apa hambatan kebijakan perdagangan?
1.3
Tujuan
1. Ingin mengetahui kebijakan perdagangan
2. Ingin mengetahui tujuan kebijakan perdagangan.
3. Ingin mengetahui kebijakan yang diambil pemerintah untuk melindungi
perdagangan dalam negeri
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Penciptaan struktur ekspor non migas yang kuat dan tangguhyang tidak terganggu
Bea Cukai mengatur barang yang di keluar masuk dari atau ke dalam negri yang di
perdagangkan.
Industrial Assistance
Kalo disini, Bea Cukai ikut menunjang industri dalam negri agar dapat bersaing
dengan industri luar negeri. Menunjang atau membantunya dengan apa? Dengan mengenakan
biaya atas barang dari luar negeri agar produk dalam negeri bersaing. Begitu pula sebaliknya.
Meringankan biaya untuk menjual barang ke luar negeri.
Revenue Collector
Yang ini merupakan fungsi Bea Cukai sebagai Abdi Negara. Yaitu mencari uang
dengan mengenakan mengenakan biaya pada barang dari luar negri yang akan di jual di
dalam Negeri dan memberikan biaya kepada barang tertentu seperti Rokok dan Minuman
keras untuk keperluan perdagangan, dan semata-mata untuk Kas Negara yang selanjutnya di
gunakan dalam pembangunan Nasional.
Community Protector
Sebagai pelayan dan pengawas dalam perdagangan, Bea Cukai menurut fungsi
ini adalah sebagai pelindung masyarakat. Bea Cukai melindungi masyarakat dengan
membatasi barang-barang yang masuk ke Dalam Negeri. Seperti pembatasan barang-barang
yang berbahaya, baik bagi masyarakat maupun lingkungan. Sehingga dapat menjaga
keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat. Apa jadinya kalau barang seperti
Narkoba, senjata api, minuman keras, di biarkan beredar bebas di masyarakat? Untuk itulah
perlu adanya Bea Cukai
Tujuan penetapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut :
a. menghambat impor barang-barang/ jasa luar negeri.
Kebijakan proteksi yang berlebihan, untuk industri yang komponen impornya besar
dan pasar utamanya dalam negeri,seperti industri otomotif, dalam jangka panjang
akan banyak merugikan dunia usaha dan masyarakat secara keseluruhan.
b. melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri.
Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa (Direktorat PBBJ)
Kementerian Perdagangan sesuai dengan peran, fungsi dan tugasnya senantiasa
mencermati lalu lintas barang dan/atau Jasa, terutama yang beredar di Indonesia. Hal
6
ini sesuai dengan arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri, terutama
yang menyangkut mewujudkan berkembangnya lembaga perdagangan yang efektif
dalam perlindungan konsumen serta persaiangan usaha secara sehat.
Direktorat PBBJ merupakan unit teknis Direktorat Jenderal Standardisasi dan
Perlindungan Konsumen sesuai kewenangannya
melaksanakan
tugas
untuk
melindungi konsumen atas perilaku pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab
sesuai dengan pasal 30 UU No. 8 tahun 1999. Melalui fungsi pengawasan yang
dilaksanakan Direktorat PBBJ, diharapkan konsumen terlindungi dari ekses negatif
pemakaian barang dan/atau jasa yang berasal dari barang dan jasa yang tidak
memenuhi persyaratan aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, dan moral hazard.
Disamping itu, Direktorat PBBJ mengemban fungsi menumbuhkan kesadaran
masyarakat sebagai konsumen akan hak dan kewajibannya dalam memperoleh barang
dan/atau jasa yang beredar di pasar serta menumbuhkan kesadaran pelaku usaha agar
bersifat jujur, tangguh, dan bertanggung jawab sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Bidang yang menjadi cakupan pengawasan Direktorat PBBJ adalah barang hasil
pertambangan, aneka industry, pertanian, kimia, kehutanan, jasa serta penyidikan dan
kerjasama pembinaan pengawasan barang beredar dan jasa. Keberhasilan pencapaian
tujuan perlindungan konsumen sebagaimana dijelaskan sangat ditentukan oleh
keberadaan masyarakat yang proaktif dalam upaya-upaya pengawasan barang beredar
dan jasa.
Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/ jasa impor,
sehingga diharapkan harga barang produksi dalam negeri akan lebih murah dari harga
barang produksi luar negeri yang diimpor tersebut. Hal ini dapat melindungi barang/
jasa produksi dalam negeri karena lebih murah dan lebih bisa bersaing untuk
memperebutkan pelanggan.
c. menambah pendapatan pemerintah dari pajak.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak
dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Fungsi anggaran (budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
7
Untuk pembiayaan
Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran
uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
2. kuota.
Pengertian kuota adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah
maksimum yang dapat diimpor. Dalam perdagangan internasional, penerapan kuota
TPT oleh beberapa negara tertentu dianggap membantu memperluas perdagangan
global.
Hal ini karena negara eksportir secara lama kelamaan akan kehabisan kuota,
yang akan mendorong para buyer untuk mencari negara baru yang belum memperoleh
hambatan kuota. Dengan semakin meningkatnya ekspor, negara produsen baru
tersebut lambat laun akan dikenai kuota juga. Hal ini akan mendorong para buyer
untuk mencari negara baru lagi yang masih belum terkena kuota.
Bagi pengusaha garment, adanya kebijakan kuota tersebut cenderung
merugikan harus mendapatkan jatah kuota untuk dapat mengekspor ke negara-negara
kuota meskipun mereka telah memperoleh order dari buyer. Hal itu menimbulkan
potensi kerugian bagi pengusaha karena sebenarnya mereka mampu memenuhi order
tersebut. Potensi kerugian juga dapat timbul karena buyer mengalihkan order ke
negara lain karena takut bahwa kuota untuk komoditi yang dipesannya telah
terlampaui.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir :
a. Harga barang melambung tinggi,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
c. Meningktanya produksi di dalam negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir :
a. Harga barang turun,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,
c. Produksi di dalam negeri berkurang.
3. larangan ekspor
Daya saing ekspor indonesia akan menghadapi ancaman serius jika indonesia
tidak meperbaiki sistem dokumen ekspor prosedur dokumen ekspor saat ini terlalu
panjang dan berbelit untuk itu perlu dibuat suatu sistem untuk mengatasi pekerjaan
yang berulang-ulangdan tidak produktifsistem itu adalah sistem dokumentasi terpadu
atau sistem satu cara (one run system ) dibandingkan dengan negara negara tetangga
indonesia termasuk ketinggalan dalam menerapkan sistem tersebut.
Oleh karena itu langkah penyederhanan dan perampingan merupakan simpul
strategis bagi ekspor indonesia, apalagi menyongsong era AFTA,APEC, dan GATT /
WTO. Kendala kendala dalam larangan ekspor adalah sebagai berikut:
Kendala internal lainnya:
Lingkar proses bahan baku yang belum memadai untuk industri baran jadi.
Rendahnya tingkat investasi untuk komoditas ekspor baik investasi domestik maupun
asing.
Keserasian proses dan mekanisme kerja antara birokrat dan pengusaha masih belum
Kendala eksternal
10
daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka
perang tarif.
4. larangan impor
Dengan berbagai alasan, ada barang tertentu yang dilarang diimpor.
Misalnya, barang-barang yang berbahaya untuk masyarakat. Larangan impor
bisa jadi dilakukan untuk membalas tindakan negara lain yang telah terlebih
dahulu melarang impor barang suatu negara. Selain itu, larangan impor dapat
pula dilakukan untuk menghemat devisa.
11
1.subsidi.
Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah
memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat
berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit, dll.
Subsidi (juga disebut subvensi) adalah bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan
kepada suatu bisnis atau sektor ekonomi.
Sebagian subsidi diberikan oleh pemerintah kepada produsen atau distributor
dalam suatu industri untuk mencegah kejatuhan industri tersebut (misalnya karena
operasi merugikan yang terus dijalankan) atau peningkatan harga produknya atau
hanya untuk mendorongnya mempekerjakan lebih banyak buruh (seperti dalam
subsidi upah). Contohnya adalah subsidi untuk mendorong penjualan ekspor; subsidi
di beberapa bahan pangan untuk mempertahankan biaya hidup, khususnya di wilayah
perkotaan; dan subsidi untuk mendorong perluasan produksi pertanian dan mencapai
swasembada produksi pangan.
Subsidi dapat dianggap sebagai suatu bentuk proteksionisme atau penghalang
perdagangan dengan memproduksi barang dan jasa domestik yang kompetitif
terhadap barang dan jasa impor. Subsidi dapat mengganggu pasar dan memakan biaya
ekonomi yang besar Bantuan keuangan dalam bentuk subsidi bisa datang dari suatu
pemerintahan, namun istilah subsidi juga bisa mengarah pada bantuan yang diberikan
oleh pihak lain, seperti perorangan atau lembaga non-pemerintah.
6. politik dumping.
Dumping adalah salah satu kebijakan perdagangan internasional dengan cara
menjual suatu komoditi di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan
harga yang dijual di dalam negeri. Namun, pelaksanaan politik dumping dalam
praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji
(unfair trade) karena dapat
merugikan negara lain dan Politik Dumping adalah bilamana menjual suatu
barang yang dinilainya lebih tinggi dari harga beli, bila dijual di luar negeri maupun
dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun beberapa motif dari Politik Dumping,
yaitu antara lain:
12
Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar
negeri.
Berebut pasaran Luar negeri.
Memperkenalkan suatu produk dalam negri ke negara lain.
7. diskriminasi harga.
adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang berbeda untuk suatu
negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga untuk negara yang satu
lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar
perjanjian atau dalam rangka perang aktif.
8. Premi.
Pengertian premi adalah bonus yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan
pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang
ditetapkan oleh pemerintah.
2.4
barang
yang
tidak
dapat
diproduksi
di
negeri
sendiri
2.4
Hambatan
Absolute atau Unilateral Kuota adalah pembatasan yang hanya di lakukan untuk
negara sepihak, tidak melalui persetujuan dengan negara lain.
Negotiated atau Bilateral Kuota adalah Kuota yang besar kecilnya ditentukan
berdasarkan persetujuan dengan 2 negara atau lebih.
Tarif Kuota adalah gabungan antara tarif dan Kuota. Suatu barang yang dimasukkan
ke dalam negeri melebihi jumlah yang telah ditargetkan, maka tarifnya akan menjadi
lebih mahal.
Mixing Kuota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpit pada proporsi
tertentu dalam memproduksi barang.
2. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak (custom duties) terhadap barang-barang yang melewati
batas kenegaraan. Tarif dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain :
Bea ekspor = pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju
negara lain.
Bea transit = pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah
negara lain dengan ketentuan bahwa negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir
dari pengiriman.
Bea impor = pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu
negara dengan ketentuan pemungutan pajak tersebut adalah merupakan tujuan akhir
dari pengiriman barang.
Uang jaminan impor = persyaratan bagi importir suatu produk untuk membayar
kepada pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat kedatangan produk di pasar
domestik sebelum penjualan dilakukan.
3.
Politik Dumping
Politik Dumping adalah bilamana menjual suatu barang yang dinilainya lebih tinggi dari
harga beli, bila dijual di luar negeri maupun dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun
beberapa motif dari Politik Dumping, yaitu antara lain:
16
4.
1.
Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar negeri.
2.
3.
ekspor.
5.
Exchange Control
Exchange Control adalah pemerintah ikut serta mencampuri urusan perdagangan luar
negeri.
c. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat
menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor,
biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan
mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai
uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata
uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor,
maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar
kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya
penetapan mata uang sebagai standar internasional.
7 . Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat m
enghambat perdagangan internasional. Jika sumber daya manusia rendah,maka
kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas
barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara
lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara
yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.
8 . Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan
mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara
langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar.
Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai,
akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan
17
L/C.
9 . Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya
sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang
dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk
melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif
impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih
mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat
menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi
penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
10 . Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu,
kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal
ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
11 . Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan
organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara
anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk
kepentingan negaranegara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan
mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya.
Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan
perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
2.5PAKET KEBIJAKAN DERUGULASI EKONOMI BIDANG PERDAGANGANEKSPOR/IMPOR DAN INVESTASI UNTUK MELINDUNGI PERDAGANAN
depan serta mampu mendorong atau meningkatkan ekspor nonmigas, karena tidak
hanya membawa perubahan drastis atau pembauran di bidang prosedural kepabeaan,
tapi jugadibidang pentarifan jasa-jasa perhubungan . melalui surat keputusan mentri
perhubungan.
3. PAKET KEBIJAKAN 6 MEI 1986 (PAKEM)
Pemerintah melakukan paket kebijakan guna mendorong sektor swasta di
bidang ekspor nonmigas maupun penanaman modal. kebijakan tersebut dikenal
dengan paket Paket Kebijakan 6 Mei.
Kebijakan ini didukung oleh 19 keputusan , berupa peraturan pemerintah , keputusan
presiden , dan surat keputusan bersama.
Arah kebijakan tersebut tercermin dalam pokok-pokok kebijakan di bidang nonmigas
meliputi sebagai berikut:
Daya Saing
Guna meningkatkan daya saing barang-barang ekspor, kepada produsen
eksportir yang memerkukan untuk proses produksi barangnya, bahan baku/ bahan
penolong yang terkena peraturan tata niaga, dilakukan ketentuan-ketentuan
sebagaimana dituangkan dalam keputusan bersama mentri perdagangan , Mentri
keuangan, dan mentri perindustrian No.135/ Kpb /V/48,No.316/KMK.01/1986,
No.160/M/S.k/5/1985 tentang kemudahan tata niaga bagi peningkatan ekspor
nonmigas.
Kawasan Berikat (Bonded Zone)
Dalam rangka kemudahan maupun mempelancar perdagangan internasional ,
khususnya memberikan sarana bagi ekspor nonmigas, maka pemerintah
membentuk suatu kawasan berikat di jakarta., sebagaimana diatur dalam peraturan
pemerintah No.22 Tahun 1986 tentang kawasan berikat
Fasilitas pengembalian bea masuk (Drawback)
Barang dan bahan asal impor yang
telah
dibayar
bea
masuk
Fasilitas ini antara lain juga mengatur mengenai syarat-syarat untuk memperoreh
fasilitas pembebasan bea masuk tambahan, jaminan bank atau surety bond yang
diperlukan, antara lain.
Pembebasan bea masuk diberikan terhadap barang dan bahan yang diimpor oleh
pihak-pihak sebagai berikut:
Pengusaha eksportir produsen
Pengusaha eksportir bukan produsen yang melaksanakan ekspor bahan
memberikan
22
e. Bidang farmasi
f. Bidang amdal
14. PAKET DERUGULASI 19 MEI 1994
Paket ini mengatur:
a. Tata niaga impor
b. Kawasan berikat dan EPTE
c. Pengkreditan pajak masukan
d. Deregulasi bidang investasi
15. PAKET DEREGULASI 23 MEI 1995
a. Bidang tarif bea masuk dan bea masuk tambahan
Dalam deregulasi ini dari sejumlah 9.398 pos tarif yang diturunkan bea masuk
(BM) Nya sebanyak 6.030 pos tarif atau 64,16%. Sebagian besar dari sisanya
sudah mencapai 0-5%.
b. Bidang tata niaga impor
Dalam deregulasi ini di tetapkan 81 pos tarif yang semula tata niaganya IP
(importir produsen), IT(importir tercatat) dan bulog menjadi IU(importir
Umum) disamping itu , pos tarif dipertegas menjadi tata niaga impor IU .
c. Bidang entrepot produksi tujuan ekspor dan kawasan berikat
Deregulasi di bidang impor dalam paket ini berupa meningkatkan jumlah
barang produksi perusahaan pengolahan di kawasan berikat maupu entrepot
poduksi untuk tujuan ekspor yang boleh dimasukkan ke dalam daerah pabean
indonesia lainnya.
d. Bidang penanaman modal meningkatnya berakhirnya masa berlakunya daftar
negatif investasi sesui kepperes no 54/1993, maka dalam deregulasi ini
sekaligus disusun penyempurnaannya dengan tetap menjaga supaya kegiatan
ekonomi usaha kecil tetap terlindungi dari masuknya modal besar.
e. Bidang perizinan industri dan restrukturisasi usaha
Dalam bidang ini usha industri telah dilakukan penyempurnaan yang meliputi
jenis perizinan dan kemudahan memperoleh izin usaha industri dan
perluasannya.
16. PAKET DEREGULASI 3 NOVEMBER 1997
a. Pedagang besar
Untuk mempelancar pengadaan barang dri luar negeri baik barang yang
bersifat baku guna lebih meningkatkan efisiensi industri ataupun barang yang
langsung dikonsumsi, maka berbagai ketentuan tata niaga impor dan prosedur
perlu disederhanakan lewat kep.Menperindang No. 406/MPP/Kep/11/97.maka
25
pemerintah menghapus tata niaga impor kedelai , bawang putih dan gandum
yang semula diimpor oleh bulog menjadi diimpor oleh importir umum namun
dikenakan bea masuk yang mulai berlaku 1 januari 1998.
b. Penghapusan HPS
Untuk mendorong berfungsinya mekanisme pasar mengatur pasokan dan
kebutuhan semen, HPS untuk semen tidak diperlukan lagi dan dihapuskan
berdasarkan keputusan merindang No .403/MPP/Kep/11/97.
c. Pajak ekspor
Disamping itu beberapa komoditas yang memiliki potensi besar yang tinggi,
espornya dijadwalkan akan diturunkan dalam ketetapan menkeu no
544/KMK.01/1997.
17. PAKET INTENSIF PERPAJAKAN UNTUK MERANGSANG INVESTOR
Pemerintah menerapkan intensif perpajakan dan penghapusan disientif proyek-proyek
penanaman modal yang menghadapi masalah akibat krisis ekonomi .
program
intensif ini merupakan intensif perpajakan untuk para investor yang paling dulu
menanamkan modal di indonesia.
18. BIDANG USAHA YANG TERTUTUP BAGI PENANAMAN MODAL ASING
(PMA)(KEPPRES NO.118 TAHUN 2000)
Melalui keputusan presiden no 118 tahun 2000, tertanggal 16 agustus 2000, tentang
perubahan atas keppres No 96 tahun 2000 mengenai bidang usaha yang tertutup dan
bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu bagi penanamn modal
,pemerintah menetapkan 8 bidang usaha baru yang tertutup untuk penanaman modal
asing.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah kebijakan yang dilakukan suatu
negara yang berupa tindakan ataupun peraturan yang mempengaruhi baik langsung
ataupun tidak langsung terhadap struktur, komposisi dan arah perdagangan
internasional dari ke negara tersebut serta rangkaian tindakan yang akan diambil
untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna
melindungi kepentingan nasional.
26
3.2 SARAN
Sebaiknya pemerintah dalam mengatur kebijakan perdagangan harus sesuai
dengan keadaan di negaranya, agar tidak terjadi kesemerawutan dalam perdagangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ghalia indonesia
http://karimahpatryani.wordpress.com/2011/06/05/kebijakan-perdaganganinternasional/
27