Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan antara Negara yang
satu dengan Negara yang lain. Dari bisnis tersebut ada suatu kebijakan yang dipakai
dalam perdagangan internasional.
Seperti tersebut diatas bahwa Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis
yang dilakukan melewati batas batas suatu Negara. Transaksi bisnis seperti ini
merupakan transaksi bisnis internasional. Adapun transaksi bisnis yang dilakukan oleh
suatu Negara dengan Negara lain yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional
(International Trade).
Dilain pihak transaksi bisnis itu dilakukan oleh suatu perusahaan dalam sutu
Negara dengan perusahaan lain atau individu di Negara lain disebut Pemasaran
Internasional atau International Marketing. Pemasaran internasional inilah yang
biasanya diartikan sebagai Bisnis Internasional, meskipun pada dasarnya ada dua
pengertian. Jadi kita dapat membedakan adanya dua buah transaksi Bisnis
Internasional yaitu :
a. Perdagangan Internasional (International Trade)
Dalam hal perdagangan internasional yang merupakan transaksi antar Negara
itu biasanya dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan cara ekspor dan
impor. Dengan adanya transaksi ekspor dan impor tersebut maka akan timbul
NERACA PERDAGANGAN ANTAR NEGARA atau BALANCE OF
TRADE.
Suatu Negara dapat memiliki Surplus Neraca Perdagangan atau Devisit
Neraca Perdagangannya. Neraca perdagangan yang surplus menunjukan keadaan
dimana Negara tersebut memiliki nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan
dengan nilai impor yang dilakukan dari Negara partner dagangnya. Dengan neraca
1

perdagangan yang mengalami surplus ini maka apabila keadaan yang lain konstan
maka aliran kas masuk ke Negara itu akan lebih besar dengan aliran kas keluarnya
ke Negara partner dagangnya tersebut. Besar kecilnya aliran uang kas masuk dan
keluar antar Negara tersebut sering disebut sebagai Neraca pembayaran atau
Belance of payments.
b. Pemasaran internasional yang sering disebut sebagai Bisnis Internasional
(International Busines) merupakan keadaan dimana suatu perusahaan dapat
terlibat dalam suatu transaksi bisnis dengan Negara lain, perusahaan lain ataupun
masyarakat umum di luar negeri. Transaksi bisnis internasional ini pada umumnya
merupakan upaya untuk memasarkan hasil produksi di luar negeri.
Dalam hal semacam ini maka pengusaha tersebut akan terbebas dari hambatan
perdagangan dan tarif bea masuk karena tidak ada transaksi ekspor imporDalam
melaksanakan semua tersebut diperlukan kebijakan-kebijakan agar tidak ada
kesemerawutan dalam pelaksanaan perdagaan Internasional.
1.2

Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud kebijakan perdagangan?
2. Apa tujuan kebijakan perdagangan?
3. Apa saja kebijakan yang diambil pemerintah untuk melindungi perdagangan
dalam negeri?
4. Apa hambatan kebijakan perdagangan?

1.3

Tujuan
1. Ingin mengetahui kebijakan perdagangan
2. Ingin mengetahui tujuan kebijakan perdagangan.
3. Ingin mengetahui kebijakan yang diambil pemerintah untuk melindungi
perdagangan dalam negeri

4. Ingin mengetahui hambatan kebijakn perdagangan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Kebijakan perdagangan internasional


Setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi
perekonomian dalam negeri mereka dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan
dalam perdagangan internasional.
Perdagangan internasional memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa
dari luar negeri ke dalam negeri, dalam pelaksanaanya kebijakan tersebut
diupayakansecara terpadu dan saling mendukung dengan kebijakan dibidang bidang
lainnya agar dapat dicapai keseimbangan dalm mencapai berbagai tujuan
pembangunan.maka perlu ditingkatkan penyebaran informasi yang lebih merata.
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk
suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama, penduduk
yang dimaksud dapat berupa antar perorangan (individu dengan individu), antara
individu dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan
pemerintah negara lain.
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah kebijakan yang dilakukan suatu
negara yang berupa tindakan ataupun peraturan yang mempengaruhi baik langsung
ataupun tidak langsung terhadap struktur, komposisi dan arah perdagangan
internasional dari ke negara tersebut serta rangkaian tindakan yang akan diambil
untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna
melindungi kepentingan nasional.

2.2 Tujuan Kebijakan Perdagangan Internasional:


1. Melindungi kepentingan ekonomi nasional
2. Melindungi kepentingan industri di dalam negeri
3. Melindungi lapangan kerja
4. Menjaga stabilitas dan keseimbangan neraca pembayaran internasional
5. Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi
6. Menjaga stabilitas nilai tukar/kurs valas
Setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi perekonomian
dalam negeri mereka dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan dalam perdagangan
internasional. Perdagangan internasional memungkinkan masuknya barang-barang dan jasa
dari luar negeri ke dalam negeri.
Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih banyak dan lebih diminati oleh masyarakat
dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan berdampak buruk bagi perekonomian
dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat suatu kebijakan perdagangan
internasional.
Kerangka landasan perdagangan yang ingin dicapai tersebut memeliki unsur-unsur
sebagai berikut:

Penciptaan struktur ekspor non migas yang kuat dan tangguhyang tidak terganggu

oleh gejolak dengan melakukan diversifikasibaik produk pasar maupun pelakunya.


Penciptaan ssistem distribusi nasional yang efektif dan efisien dalam meningkatkan

daya saing produk-produk ekspor.


Peningkatan daya saing dunia usaha sebagaipelakudalam kegiatan ekonomi

perdagangan baik dalam negeri maupun ekspor.


Transparansi pasar dan pengelolahan kegiatan perdagangan.
Kemantapan bekerjanya lembaga-lembaga perdagangan dan kemantapan bekerjanya

sektor penunjang perdagangan.


Transparasi pasar dan pengelolahan kegiatan untuk

itu kegiatan informasi

perdagangan akan lebih diintensifikasikan agar para pengusaha dengan mudah


memperolehnya.
4

Kemantapan bekerjanya lembaga-lembaga perdagangan serta kemantapan bekerjanya


sektor penunjang perdagangan.

2.3 Kebijakan perdagangan yang dipakai oleh pemerintah untuk melindungi


perdagaann dalam negeri
Jika barang dan jasa dari luar negeri lebih banyak dan lebih diminati oleh masyarakat
dibandingkan produk dalam negeri, maka hal itu akan berdampak buruk bagi perekonomian
dalam negeri. Oleh karena itu, pemerintah perlu membuat suatu kebijakan perdagangan
internasional.
Macam-macam kebijakan perdagangan internasional yang biasa dilakukan pemerintah :
1.

tarif dan bea cukai

Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepabeanan


dan cukai sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menkeu dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Fungsi

Penyiapan perumusan kebijakan Kemenkeu di bidang kepabeanan dan cukai

Pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai

Perumusan standar, norma, di bidang kepabeanan dan cukai

Pemnerian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai

Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal

Fungsi Utama DJBC


Trade Facilitator
Bea Cukai sebagai pelayan, atau pemberi fasilitas perdagangan. Maksudnya di
sini adalah, bahwa Bea Cukai itu melayani perdagangan perdagangan internasional dengan
memberikan fasilitas fasilitas guna menunjang perdagangan. Contoh gampangnya ya seperti
5

Bea Cukai mengatur barang yang di keluar masuk dari atau ke dalam negri yang di
perdagangkan.
Industrial Assistance
Kalo disini, Bea Cukai ikut menunjang industri dalam negri agar dapat bersaing
dengan industri luar negeri. Menunjang atau membantunya dengan apa? Dengan mengenakan
biaya atas barang dari luar negeri agar produk dalam negeri bersaing. Begitu pula sebaliknya.
Meringankan biaya untuk menjual barang ke luar negeri.
Revenue Collector
Yang ini merupakan fungsi Bea Cukai sebagai Abdi Negara. Yaitu mencari uang
dengan mengenakan mengenakan biaya pada barang dari luar negri yang akan di jual di
dalam Negeri dan memberikan biaya kepada barang tertentu seperti Rokok dan Minuman
keras untuk keperluan perdagangan, dan semata-mata untuk Kas Negara yang selanjutnya di
gunakan dalam pembangunan Nasional.
Community Protector
Sebagai pelayan dan pengawas dalam perdagangan, Bea Cukai menurut fungsi
ini adalah sebagai pelindung masyarakat. Bea Cukai melindungi masyarakat dengan
membatasi barang-barang yang masuk ke Dalam Negeri. Seperti pembatasan barang-barang
yang berbahaya, baik bagi masyarakat maupun lingkungan. Sehingga dapat menjaga
keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat. Apa jadinya kalau barang seperti
Narkoba, senjata api, minuman keras, di biarkan beredar bebas di masyarakat? Untuk itulah
perlu adanya Bea Cukai

Tujuan penetapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut :
a. menghambat impor barang-barang/ jasa luar negeri.
Kebijakan proteksi yang berlebihan, untuk industri yang komponen impornya besar
dan pasar utamanya dalam negeri,seperti industri otomotif, dalam jangka panjang
akan banyak merugikan dunia usaha dan masyarakat secara keseluruhan.
b. melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri.
Direktorat Pengawasan Barang Beredar dan Jasa (Direktorat PBBJ)
Kementerian Perdagangan sesuai dengan peran, fungsi dan tugasnya senantiasa
mencermati lalu lintas barang dan/atau Jasa, terutama yang beredar di Indonesia. Hal
6

ini sesuai dengan arah kebijakan pembangunan perdagangan dalam negeri, terutama
yang menyangkut mewujudkan berkembangnya lembaga perdagangan yang efektif
dalam perlindungan konsumen serta persaiangan usaha secara sehat.
Direktorat PBBJ merupakan unit teknis Direktorat Jenderal Standardisasi dan
Perlindungan Konsumen sesuai kewenangannya

melaksanakan

tugas

untuk

melindungi konsumen atas perilaku pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab
sesuai dengan pasal 30 UU No. 8 tahun 1999. Melalui fungsi pengawasan yang
dilaksanakan Direktorat PBBJ, diharapkan konsumen terlindungi dari ekses negatif
pemakaian barang dan/atau jasa yang berasal dari barang dan jasa yang tidak
memenuhi persyaratan aspek keamanan, keselamatan, kesehatan, dan moral hazard.
Disamping itu, Direktorat PBBJ mengemban fungsi menumbuhkan kesadaran
masyarakat sebagai konsumen akan hak dan kewajibannya dalam memperoleh barang
dan/atau jasa yang beredar di pasar serta menumbuhkan kesadaran pelaku usaha agar
bersifat jujur, tangguh, dan bertanggung jawab sesuai dengan hak dan kewajibannya.
Bidang yang menjadi cakupan pengawasan Direktorat PBBJ adalah barang hasil
pertambangan, aneka industry, pertanian, kimia, kehutanan, jasa serta penyidikan dan
kerjasama pembinaan pengawasan barang beredar dan jasa. Keberhasilan pencapaian
tujuan perlindungan konsumen sebagaimana dijelaskan sangat ditentukan oleh
keberadaan masyarakat yang proaktif dalam upaya-upaya pengawasan barang beredar
dan jasa.
Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/ jasa impor,
sehingga diharapkan harga barang produksi dalam negeri akan lebih murah dari harga
barang produksi luar negeri yang diimpor tersebut. Hal ini dapat melindungi barang/
jasa produksi dalam negeri karena lebih murah dan lebih bisa bersaing untuk
memperebutkan pelanggan.
c. menambah pendapatan pemerintah dari pajak.
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang
sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak
dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum.
Fungsi anggaran (budgetair)
Sebagai sumber pendapatan negara, pajak berfungsi untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan
7

melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat


diperoleh dari penerimaan pajak.
Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai,
belanja barang,

pemeliharaan, dan lain sebagainya.

Untuk pembiayaan

pembangunan, uang dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan


dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke
tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang
semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.

Fungsi mengatur (regulerend)


Pemerintah bisa mengatur pertumbuhan ekonomi melalui kebijaksanaan pajak.
Dengan fungsi mengatur, pajak bisa digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan.
Contohnya dalam rangka menggiring penanaman modal, baik dalam negeri
maupun luar negeri, diberikan berbagai macam fasilitas keringanan pajak.
Dalam rangka melindungi produksi dalam negeri, pemerintah menetapkan bea
masuk yang tinggi untuk produk luar negeri.

Fungsi stabilitas
Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk menjalankan
kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga sehingga inflasi dapat
dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur peredaran
uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.

2. kuota.
Pengertian kuota adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah
maksimum yang dapat diimpor. Dalam perdagangan internasional, penerapan kuota
TPT oleh beberapa negara tertentu dianggap membantu memperluas perdagangan
global.

Hal ini karena negara eksportir secara lama kelamaan akan kehabisan kuota,
yang akan mendorong para buyer untuk mencari negara baru yang belum memperoleh
hambatan kuota. Dengan semakin meningkatnya ekspor, negara produsen baru
tersebut lambat laun akan dikenai kuota juga. Hal ini akan mendorong para buyer
untuk mencari negara baru lagi yang masih belum terkena kuota.
Bagi pengusaha garment, adanya kebijakan kuota tersebut cenderung
merugikan harus mendapatkan jatah kuota untuk dapat mengekspor ke negara-negara
kuota meskipun mereka telah memperoleh order dari buyer. Hal itu menimbulkan
potensi kerugian bagi pengusaha karena sebenarnya mereka mampu memenuhi order
tersebut. Potensi kerugian juga dapat timbul karena buyer mengalihkan order ke
negara lain karena takut bahwa kuota untuk komoditi yang dipesannya telah
terlampaui.
Dampak kebijakan kuota bagi negara importir :
a. Harga barang melambung tinggi,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi berkurang,
c. Meningktanya produksi di dalam negeri.
Dampak kebijakan kuota bagi negara eksportir :
a. Harga barang turun,
b. Konsumsi terhadap barang tersebut menjadi bertambah,
c. Produksi di dalam negeri berkurang.
3. larangan ekspor
Daya saing ekspor indonesia akan menghadapi ancaman serius jika indonesia
tidak meperbaiki sistem dokumen ekspor prosedur dokumen ekspor saat ini terlalu
panjang dan berbelit untuk itu perlu dibuat suatu sistem untuk mengatasi pekerjaan
yang berulang-ulangdan tidak produktifsistem itu adalah sistem dokumentasi terpadu

atau sistem satu cara (one run system ) dibandingkan dengan negara negara tetangga
indonesia termasuk ketinggalan dalam menerapkan sistem tersebut.
Oleh karena itu langkah penyederhanan dan perampingan merupakan simpul
strategis bagi ekspor indonesia, apalagi menyongsong era AFTA,APEC, dan GATT /
WTO. Kendala kendala dalam larangan ekspor adalah sebagai berikut:
Kendala internal lainnya:

Lingkar proses bahan baku yang belum memadai untuk industri baran jadi.
Rendahnya tingkat investasi untuk komoditas ekspor baik investasi domestik maupun

asing.
Keserasian proses dan mekanisme kerja antara birokrat dan pengusaha masih belum

selaras dan harmonis.


Kelemahan dalam informasi pasar.
Proses inovasi dan improfment tekhnologi yang rendah.
Term of tret beberapa komoditas pendukung cenderung merosot
Lemahnya jaringan bisnis dan saluran distribusi perdagangan internasional
Lemahnya infrastruktur pendukung dan lambannya kesiapan kelembagaan pendukung
Tingkat ketergantungan pasar yang berkolerasi pada kemampuan untuk memilih
pengadaaan bahan buku.pasar luar negeri yang mendikte baik untuk bahan baku
produksi maupun pelemparan output produksinya.

Kendala eksternal

Semakin ketatnya persaingan beberapa macam ekspor antarnegara.


Proses sibtitusi barang impor meningkat di negara-negara pengimpor sikap

proteksionis dari bebrapa negara tujuan ekspor.


Ketergantungan pada ekonomi dunia akibat strategi led growth.
Daya serap negara maju
Sama halnya dengan kebijakan perdagangan internasional di bidang impor, kebijakan
perdagangan internsional di bidang ekspor juga ditujukan untuk melindungi produksi
dalam negeri disamping memperoleh keuntungan. Beberapa kebijakan perdagangan

internasional di bidang ekspor adalah sebagai berikut.

Diskriminasi Harga. Diskriminasi harga adalah suatu tindakan dalam


penetapan harga barang yang berbeda untuk suatu negara dengan negara lainnya.
Untuk barang yang sama, harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih murah

10

daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar perjanjian atau dalam rangka

perang tarif.

Pemberian premi (subsidi). Kebijakan yang diambil pemerintah untuk


memajukan ekspor adalah dengan memberi premi kepada badan usaha yang
melakukan ekspor. Pemberian premi (subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya
produksi serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan agar barang ekspor

memiliki daya saing di luar negeri.

Dumping. Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dengan


menetapkan harga barang ekspor (harga barang di luar negeri) lebih murah daripada

harga di dalam negeri.

Politik dagang bebas. Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan di


mana masing-masing pemerintah memberi kebebasan dalam ekspor dan impor.
Kebebasan dalam perdagangan ini akan membawa beberapa keuntungan seperti mutu

barang yang tinggi dan harga yang relatif murah.

Larangan ekspor. Kebalikan dari larangan impor. Larangan ekspor merupakan


kebijakan suatu negara untuk melarang ekspor barang-barang tertentu ke luar negeri.
Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi, politik, sosial atau budaya. Sebagai contoh,
pelarangan ekspor kayu gelondongan ke luar negeri merupakan larangan ekspor
karena alasan ekonomi. Ini terkait dengan pendapatan nasional. Contoh alasan politik
adalah larangan ekspor minyak bumi di Irak. Akan tetapi, larangan ekspor di Irak ini
bukan atas inisiatif pemerintah Irak sendiri. Larangan ini karena campur tangan pihak
asing, seperti PBB atau Amerika Serikat yang mengenakan embargo ekonomi
terhadap Irak. Contoh alasan sosial dan budaya adalah larangan ekspor benda-benda
sejarah tertentu serta melarang mengekspor hewan-hewan yang dilindungi.
Maka dari itu perlu adanya campur tangan pemerintah dalam menentukan
kebijakan dalam perdagangan internasional. Sehingga dengan kebijakan yang
ditetapkan pemerintah dapat membuat kita sebagai konsumen dapat lebih menghargai
produk-produk dalam negeri dibandingkan produk-produk impor.

4. larangan impor
Dengan berbagai alasan, ada barang tertentu yang dilarang diimpor.
Misalnya, barang-barang yang berbahaya untuk masyarakat. Larangan impor
bisa jadi dilakukan untuk membalas tindakan negara lain yang telah terlebih
dahulu melarang impor barang suatu negara. Selain itu, larangan impor dapat
pula dilakukan untuk menghemat devisa.
11

1.subsidi.
Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah
memberikan subsidi kepada produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat
berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli, keringanan pajak, fasilitas kredit, dll.
Subsidi (juga disebut subvensi) adalah bentuk bantuan keuangan yang dibayarkan
kepada suatu bisnis atau sektor ekonomi.
Sebagian subsidi diberikan oleh pemerintah kepada produsen atau distributor
dalam suatu industri untuk mencegah kejatuhan industri tersebut (misalnya karena
operasi merugikan yang terus dijalankan) atau peningkatan harga produknya atau
hanya untuk mendorongnya mempekerjakan lebih banyak buruh (seperti dalam
subsidi upah). Contohnya adalah subsidi untuk mendorong penjualan ekspor; subsidi
di beberapa bahan pangan untuk mempertahankan biaya hidup, khususnya di wilayah
perkotaan; dan subsidi untuk mendorong perluasan produksi pertanian dan mencapai
swasembada produksi pangan.
Subsidi dapat dianggap sebagai suatu bentuk proteksionisme atau penghalang
perdagangan dengan memproduksi barang dan jasa domestik yang kompetitif
terhadap barang dan jasa impor. Subsidi dapat mengganggu pasar dan memakan biaya
ekonomi yang besar Bantuan keuangan dalam bentuk subsidi bisa datang dari suatu
pemerintahan, namun istilah subsidi juga bisa mengarah pada bantuan yang diberikan
oleh pihak lain, seperti perorangan atau lembaga non-pemerintah.
6. politik dumping.
Dumping adalah salah satu kebijakan perdagangan internasional dengan cara
menjual suatu komoditi di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan
harga yang dijual di dalam negeri. Namun, pelaksanaan politik dumping dalam
praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan yang tidak terpuji
(unfair trade) karena dapat
merugikan negara lain dan Politik Dumping adalah bilamana menjual suatu
barang yang dinilainya lebih tinggi dari harga beli, bila dijual di luar negeri maupun
dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun beberapa motif dari Politik Dumping,
yaitu antara lain:
12

Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar

negeri.
Berebut pasaran Luar negeri.
Memperkenalkan suatu produk dalam negri ke negara lain.

7. diskriminasi harga.
adalah suatu tindakan dalam penetapan harga barang yang berbeda untuk suatu
negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama, harga untuk negara yang satu
lebih mahal atau lebih murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas dasar
perjanjian atau dalam rangka perang aktif.
8. Premi.
Pengertian premi adalah bonus yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan
pemerintah untuk para produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang
ditetapkan oleh pemerintah.
2.4

Manfaat Perdangan Internasional


Memperoleh

barang

yang

tidak

dapat

diproduksi

di

negeri

sendiri

Banyak faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara.


Faktor-faktor tersebut di antaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek
dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu
memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.

Memperoleh keuntungan dari spesialisasi


Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan
yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu
barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya
lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.

Memperluas pasar dan menambah keuntungan


Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya)
dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang
mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan
13

internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan


menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.

Transfer teknologi modern


Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern.

Peraturan/Regulasi Perdagangan Internasional


Umumnya perdagangan diregulasikan melalui perjanjian bilatera antara dua negara. Selama
berabad-abad dibawah kepercayaan dalam Merkantilisme kebanyakan negara memiliki tarif
tinggi dan banyak pembatasan dalam perdagangan internasional. pada abad ke 19, terutama di
Britania, ada kepercayaan akan perdagangan bebas menjadi yang terpenting dan pandangan
ini mendominasi pemikiran di antaranegara barat untuk beberapa waktu sejak itu dimana hal
tersebut membawa mereka ke kemunduran besar Britania. Pada tahun-tahun sejak Perang
Dunia II, perjanjian multilateral kontroversial seperti GATT dab WTO memberikan usaha
untuk membuat regulasi lobal dalam perdagangan internasional. Kesepakatan perdagangan
tersebut kadang-kadang berujung pada protes dan ketidakpuasan dengan klaim dari
perdagangan yang tidak adil yang tidak menguntungkan secara mutual. Perdagangan bebas
biasanya didukung dengan kuat oleh sebagian besar negara yang berekonomi kuat, walaupun
mereka kadang-kadang melakukan proteksi selektif untuk industri-industri yang penting
secara strategis seperti proteksi tarif untuk agrikultur oleh Amerika Serikat dan Eropa.
Belanda dan Inggris Raya keduanya mendukung penuh perdagangan bebas dimana mereka
secara ekonomis dominan, sekarang Amerika Serikat, Inggris, Australia dan Jepang
merupakan pendukung terbesarnya. Bagaimanapun, banyak negara lain (seperti India, Rusia,
dan Tiongkok) menjadi pendukung perdagangan bebas karena telah menjadi kuat secara
ekonomi. Karena tingkat tarif turun ada juga keinginan untuk menegosiasikan usaha non tarif,
termasuk investasi luar negri langsung, pembelian, dan fasilitasi perdagangan. Wujud lain
dari biaya transaksi dihubungkan dnegan perdagangan pertemuan dan prosedur cukai.
Umumnya kepentingan agrikultur biasanya dalam koridor dari perdagangan bebas dan
sektor manufaktur seringnya didukung oleh proteksi. Ini telah berubah pada beberapa tahun
terakhir, bagaimanapun. Faktanya, lobi agrikultur, khususnya di Amerika Serikat, Eropa dan
Jepang, merupakan penanggung jawab utama untuk peraturan tertentu pada perjanjian
14

internasional besar yang memungkinkan proteksi lebih dalam agrikultur dibandingkan


kebanyakan barang dan jasa lainnya.
Selama reses ada seringkali tekanan domestik untuk meningkatkan tarif dalam rangka
memproteksi industri dalam negri. Ini terjadi di seluruh dunia selama Depresi Besar membuat
kolapsnya perdagangan dunia yang dipercaya memperdalam depresi tersebut. Regulasi dari
perdagangan internasional diselesaikan melalui World Trade Organization pada level global,
dan melalui beberapa kesepakatan regional seperti MerCOSUR di Amerika Selatan, NAFTA
antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko, dan Uni Eropa anatara 27 negara mandiri.
Pertemuan Buenos Aires tahun 2005 membicarakan pembuatan dari Free Trade Area of
America (FTAA) gagal total karena penolakan dari populasi negara-negara Amerika Latin.
Kesepakatan serupa seperti MAI (Multilateral Agreement on Invesment) juga gagal pada
tahun-tahun belakangan ini.

2.4

Hambatan kebijakan perdagangan internasional

Setiap negaramempunyai kebijakan sendiri dalam mengatur dan melindungi perekonomian


dalam negeri mereka dari dampak negatif persainngan yang ditimbulkan dalam di suatu
perdagangan internasional. Perdagaan internasional

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu


negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. penduduk yang
dimaksud berupa perorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintah
suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Hambatan

perdagangan Internasional bertujuan melindungi neraca pembayaran dan industri dalam


negeri terhadap persaingan luar negeri. Adapun hambatan dari Perdagangan Internasional,
antara lain:
1. Kuota
Kuota adalah pembatasan secara fisik terhadap barang-barang yang diperdagangkan
secara Internasional. Kuota impor adalah pembatasan jumlah fisik yang masuk ke dalam
negeri dan Kuota ekspor adalah pembatasan jumlah fisik barang-barang yang diekspor ke luar
negeri. Sama halnya dengan tarif, Kuota juga di bagi menjadi beberapa bagian, antara lain :
15

Absolute atau Unilateral Kuota adalah pembatasan yang hanya di lakukan untuk
negara sepihak, tidak melalui persetujuan dengan negara lain.

Negotiated atau Bilateral Kuota adalah Kuota yang besar kecilnya ditentukan
berdasarkan persetujuan dengan 2 negara atau lebih.

Tarif Kuota adalah gabungan antara tarif dan Kuota. Suatu barang yang dimasukkan
ke dalam negeri melebihi jumlah yang telah ditargetkan, maka tarifnya akan menjadi
lebih mahal.

Mixing Kuota adalah pembatasan penggunaan bahan mentah yang diimpit pada proporsi
tertentu dalam memproduksi barang.
2. Tarif
Tarif adalah pembebanan pajak (custom duties) terhadap barang-barang yang melewati
batas kenegaraan. Tarif dapat digolongkan menjadi beberapa bagian, antara lain :

Bea ekspor = pajak atau bea yang dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju
negara lain.

Bea transit = pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang melalui wilayah
negara lain dengan ketentuan bahwa negara tersebut bukan merupakan tujuan akhir
dari pengiriman.

Bea impor = pajak yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu
negara dengan ketentuan pemungutan pajak tersebut adalah merupakan tujuan akhir
dari pengiriman barang.

Uang jaminan impor = persyaratan bagi importir suatu produk untuk membayar
kepada pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat kedatangan produk di pasar
domestik sebelum penjualan dilakukan.

3.

Politik Dumping
Politik Dumping adalah bilamana menjual suatu barang yang dinilainya lebih tinggi dari

harga beli, bila dijual di luar negeri maupun dalam negeri tetap mendapat untung. Adapun
beberapa motif dari Politik Dumping, yaitu antara lain:
16

4.

1.

Barang-barang yang diminati oeh negara asal, supaya dapat terjual di luar negeri.

2.

Berebut pasaran Luar negeri.

3.

Memperkenalkan suatu produk dalam negri ke negara lain.

State Trading Operation


State Trading Operation adalah pemerintah dalam perdagangan melakukan kegiatan

ekspor.
5.

Exchange Control
Exchange Control adalah pemerintah ikut serta mencampuri urusan perdagangan luar

negeri.
c. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat
menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor,
biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan
mata uang negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai
uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata
uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor,
maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar
kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya
penetapan mata uang sebagai standar internasional.
7 . Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat m
enghambat perdagangan internasional. Jika sumber daya manusia rendah,maka
kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas
barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara
lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat bagi negara
yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.
8 . Pembayaran Antarnegara Sulit dan Risikonya Besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan
mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara
langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar.
Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai,
akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan
17

L/C.
9 . Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya
sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang
dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk
melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif
impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih
mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat
menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi
penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
10 . Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu,
kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal
ini dapatmenyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
11 . Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan
organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara
anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk
kepentingan negaranegara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan
mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk negara anggotanya.
Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan
perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.

2.5PAKET KEBIJAKAN DERUGULASI EKONOMI BIDANG PERDAGANGANEKSPOR/IMPOR DAN INVESTASI UNTUK MELINDUNGI PERDAGANAN

1. PAKET JANUARI 1982


Kebijakan yang dituangkan dalam peraturan pemerintah no. 1 tahun 1982
tanggal 16 januari 1982 tentang pelaksanaan ekspor dan impor dan lalu lintas Devisa,
yang dikenal dengan paket januari 1982, diarahkan untuk dapat menerobos pasaran
internasional menghadapi diskriminasi tarif, serta memperkuat daya saing ekspor dan
impor di indonesia.
2. KEBIJAKAN IMPRES NO.4 TAHUN 1985
Impres no.4 tahun 1985 yang didukung oleh 33 keputusan pelaksanaan mentri
keuangan, mentri perdagangan, dan mentri perhubungan memiliki jangkauan jauh ke
18

depan serta mampu mendorong atau meningkatkan ekspor nonmigas, karena tidak
hanya membawa perubahan drastis atau pembauran di bidang prosedural kepabeaan,
tapi jugadibidang pentarifan jasa-jasa perhubungan . melalui surat keputusan mentri
perhubungan.
3. PAKET KEBIJAKAN 6 MEI 1986 (PAKEM)
Pemerintah melakukan paket kebijakan guna mendorong sektor swasta di
bidang ekspor nonmigas maupun penanaman modal. kebijakan tersebut dikenal
dengan paket Paket Kebijakan 6 Mei.
Kebijakan ini didukung oleh 19 keputusan , berupa peraturan pemerintah , keputusan
presiden , dan surat keputusan bersama.
Arah kebijakan tersebut tercermin dalam pokok-pokok kebijakan di bidang nonmigas
meliputi sebagai berikut:

Daya Saing
Guna meningkatkan daya saing barang-barang ekspor, kepada produsen
eksportir yang memerkukan untuk proses produksi barangnya, bahan baku/ bahan
penolong yang terkena peraturan tata niaga, dilakukan ketentuan-ketentuan
sebagaimana dituangkan dalam keputusan bersama mentri perdagangan , Mentri
keuangan, dan mentri perindustrian No.135/ Kpb /V/48,No.316/KMK.01/1986,
No.160/M/S.k/5/1985 tentang kemudahan tata niaga bagi peningkatan ekspor
nonmigas.
Kawasan Berikat (Bonded Zone)
Dalam rangka kemudahan maupun mempelancar perdagangan internasional ,
khususnya memberikan sarana bagi ekspor nonmigas, maka pemerintah
membentuk suatu kawasan berikat di jakarta., sebagaimana diatur dalam peraturan
pemerintah No.22 Tahun 1986 tentang kawasan berikat
Fasilitas pengembalian bea masuk (Drawback)
Barang dan bahan asal impor yang

telah

dibayar

bea

masuk

tambahan( surcharge) apabila di ekspor dapat diberikan pengembalian bea masuk


dan bea masuk tambahan.
Fasilitas pembebasan bea masuk (Duty exemption)
Eksportir produsen yang memproduksi barang ekspor dengan menggunakan
barang dan bahan asal impor dapat diberikan fasilitas pembebasan bea masuk dan
bea masuk tambahan.
19

Fasilitas ini antara lain juga mengatur mengenai syarat-syarat untuk memperoreh
fasilitas pembebasan bea masuk tambahan, jaminan bank atau surety bond yang
diperlukan, antara lain.
Pembebasan bea masuk diberikan terhadap barang dan bahan yang diimpor oleh
pihak-pihak sebagai berikut:
Pengusaha eksportir produsen
Pengusaha eksportir bukan produsen yang melaksanakan ekspor bahan

keluar daerah pabean indonesia.


Pengusaha yang melaksanakn proyek pemerintah yang dibiayai dengan

bantuan luar negri , baik yang bersifat bilateral maupun multilateral.


Pengusaha penanam modal yang berusaha mengolah atau memanfaatkan
barang dan bahan dimaksuddi dalam daerah pbean Indonesia berdasarkan
persyaratan dan tata cara yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. PAKET KEBIJAKAN 25 OKTOBER 1986


Kebijakan ini merupakan deregulasi dibidang perdagangan, moneter dan penanaman modal
meliputi sebagai berikut.
1. Kebijakan Penurunan Biaya Produksi
Sejulah bahan baku dan bahan penolong yang belum di produksi di dalam
negeri dan masih perlu diimpor , tetapi sangat diperlukan bagi industri dalam negeri ,
telah mengalami kenaikan harga akibat devaluasi. Dalam usaha menurunkan biaya
produksi.
2. Kebijakan Perlindungan Produksi Dalam Negeri yang Lebih Efisien
Kebijakan ini merupakan cara pelindungan baru yang ditetapkan melalui
sistem tarif , penentuan tarif bea masuk , bea masuk tambahan maupun tarif bea
masuk spesifik tampa melalui pengaturan tata niaga. Dengan sistem tarif ,
perlindungan pada umumnya dapat dilaksanakan lebih efektif dan lebih mudah untuk
mendorong efisiensi.
3. Kebijakan di bidang penanaman modal
Sebagai kelanjutan dari paket 6 Mei 1986 , Maka dalm bidang pennaman modal
telah pula diambil beberapa kebijakan tentang penyertaan saham asing dalam
perusahaan yang sudah berdiri.

5. PAKET KEBIJAKAN 15 JANUARI 1987


20

Paket ini merupakan lanjutan dari langkah deregulasi sebelumnya, khususnya


paket 6 Mei dan 25 Oktober 1986, dengan tujuan pokok peningkatan efisiensi, inovasi
dan produktifitas, dan beberapa sektor industri tertentu. Langkah kebijakan ini
meliputi dua hal penting , yaitu penyempurnaan dan penyederhanaan ketentuan
impor , pembebesan dan peringanan bea masuk. Disamping itu, juga dilakukan
penyempurnaan klasifikasi barang dalam pos tarif.
Sasaran kebijakan ini adalah meningkatkan kelancaran penyediaan brang
keperluan produksi dan perlindungan industri dalam negri secara lebih efisien ,
dengan cara memberikan kebebasan sebagian kebijakan nontarif menjadi kebijkan
tarif.
6. PAKET KEBIJAKAN 24 DESEMBER 1987
Kebijakan dalam PAKDES mencerminkan tindakan restrukturisasi di bidang
perekonomian , mencakup beberapa hal sebagai berikut.
a. Bidang Perizinan
Mempelancar perizinan di bidang produksi dan jasa serta investas pada
umumnya, tercermin dalam penyederhanaan periznan bidang antara lain
sebagai berikut.
Di Bidang Ekspor
Surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan tata niaga ekspor
Keputusan mengenai angka pengenal ekspor (APE),APES DAN APET

dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi


Oleh karena itu ekspor dapat dilakukan oleh setia pengusaha yang telah
memiliki surat izin usaha perdagangan dan mendapatkan izin usaha

dari departemen teknis atau lembaga pemerintah nondepartemen


Dikecualikan dari titik 2, yakni:
Barang tata niaga dan barang-barang dengan kuota internasional
Ekspor barang-barng yang semula diatur dan untuk selanjutnya tidak
diatur lagi ekspornya sebagaimana dimaksud dalam lamiran keputusan
mentri perdgangan 331/KP/XII/1976 dibebaskan dari ketentuan tata

niaga ekspor , perizinan khusus dan larangan ekspor.


Barang-barang yang diatur tata niaga ekspornya, hanya dapat di ekspor

oleh eksportir terdaftar.


Pengakuan sebagai eksportir terbatas yang telah dikeluarkan , tetap

berlaku sampai habis masa berlakunya.


Barang yang diawasi ekspornya hanya dapat diekspor dengan
bertujuan mentri perdagangan atau pejabat yang ditunjuk
21

Bank devisa perlu memperhatikan ketentuan mengenai barang yang


dilarang untuk di ekspor.
Di Bidang Impor
Penyederhanaan ketentuan tata niaga impor barang
Penyempurnaan tata niaga impor dengan

memberikan

kelonggaran dalam pelaksanaannya, serta menambah daftar

barang dan pelaksanaan impor barang-barang tertentu.


Perubahan tarif bea masuk/ bea tambahan dari beberapa barang
, yakni: menurunkan 65 CCCN untuk menekankan biaya dan

menaikan 91 CCCN untuk perlindungan


Bank devisa wajib meneliti uraian barang
Bank devisa wajib meminta pada importir agar mencantumkan

sandi pelaksanaan impor.


b. Fasilitas Bea Masuk Perpajakan
a. Pemberin fasilitas impor untuk produsen Eksportir
b. Pemberian fasilitas kewajiban pembayaran bea masuk dan perpajakan
bagi barang , bahan , dan peralatan kontruksi asal impor yang
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pelaksanaan proyek
pemerintah yang dibiayai dengan bantuan dan pinjaman luar negeri.
c. Pembebasan/ pegembalian bea masuk dan bea masuk tambahan serta
penangguhan pajak penambahan nilai atas pemasukan dan pengeluaran
barang ke dan dari kawasan berikat.
d. Fasilitas atas impor mesin dan mesin peralatan pabrik bagi perusahaan
non-PMA atau PMDN dalam rangka ekspor
e. Pengembalian pajak penambahan nilai dan atau pajak penjualan atas
barang mewah atas barang kena pjak yang dipakai dalam menghsilkan
ekspor.
c. Pembebasan bea masuk dn PPN untuk impor barang contoh
a. Untuk impor barang contoh yang digunakan untuk pembuatan hasil
produksi tidak dikenakan bea masuk tambahan dan PPN serta PPnBM
b. Prosedur impor barang contoh sesuai dengan ketentuan di bidang
impor dengan menggunkan LKP barang contoh
c. Sebelum bank devisa mendasyahkan, PPUD wajib memeriksa/
meneliti danya LKP brang contoh tersebut.
d. Tata leksana ekspor dan impor melalui terminan peti kemas
a. Barang ekspor dan impor dari dan ke terminal peti kemas hanya dapat
dilakukan dengan menggunakan peti kemas dan diangkut secara

22

langsung dari dan ke pelabuhan yang ditunjuk oleh mentri


perhubungan.
b. Tata laksana dan ketentuan umum ekspor dan impor di pelabuhan,
berlaku bagi ekspor dan impor ke dan dari terminl peti kemas.
c. Terminal peti kemas adalah tempat tertentu di daratan dengan batasbatas yang jelas , dilengkap dengan prasarana dan sarana angkutan
barang untuk tujuan ekspor dan impor dengan cara pengemasan
khusus.
d. Peti kemas adalah peti atau kontak yang memenuhi persyaratan teknis
sesuai dengan standar internasional sebagai alat atau perangkat
pengangkutan barang.
e. Penanaman modal asing di bidang ekspor
a. Untuk ekspor oleh perusahaan PMA tidak digunakan APET , tetapi
cukup izin usaha dari BPKM.
b. Perusahaan PMA di atas selain dapat melkukan ekspor hasil
roduksinya juga hasil produksi dan atau barang industri pengolahan
perusahaan lain.
c. Ketentuan umum di bidang ekspor berlaku bagi pelaksanaan ekspor
oleh perusahaan PMA.
7. KEBIJAKAN PEDAGANG VALUTA ASING
a. Izin usaha valuta asing yang selama ini hanya berlaku untuk satu tahun
, diubah menjadi izin tampa batas waktu , maupun dapat dicabut
apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan.
b. Bank-bank bukan bank devisa juga diperkealkan melakukan usaha
perdagangan valuta asing
c. Usah pedagang valuta asing mencakup jual beli uang kertas/ logam
asing dan pembelian.
8. PAKET KEBIJAKAN 21 NOVEMBER 1988(PAKNOV)
Paknov pada intinya menetapkan ketentuan yang dimaksud untuk menunjang
kelancaran distribusi barang di dalam negeri serta kelancaran distribusi barang
di dalam negeri serta kelancaran ekspor nonmigas, disamping usaha-usaha
untuk meningkatkan produktifitas nasional, penciptaan lapangan hal-hal
berikut. Peningkatan investasi .
9. PAKET KEBIJAKAN 20 DESEMBER 1988
Kebijakan ini merupakan kelanjutan kebijakan di bidang keuangan , memberikan
lebih banyak keleluasan di bidang pasar modal berserta segala perangkatnya dan
pendirian perusahaan asuransi jiwa maupun kerugian.
23

Kebijakan deregulasi dan debirokratisasi yang telah di tempuh pemerintah tersebut


bertujuan untuk memberikan kesempatan yang lebih baik kepad swasta untuk
berperan serta dalam kegiatan ekonomi.
10. PAKET KEBIJAKAN 28 MEI 1990
Pada tanggal 28 mei 1990, pemerintah mengeluarkan paket deregulasi debirokratisasi
untuk menggurangi ekonomi biaya

tinggi dan meningkatkan daya saing

perekonomian, meliputi penyederhanaan prosedur perizinan usaha dan penghapusan


tata niaga impor, serta penurunan tarif bea masuk dan bea masuk tambahan.
11. PAKET DEREGULASI 6 JULI 1992
Secara keseluruhan paket derugulasi ini menyentuh pembenahan pda 10 item di sektor
riil, yakni soal perubahan tata niaga impor , perubahan klasifikasi barang, tarif bea
masuk dan bea masuk tambahan , impor mesin , peralatan dan barang modal lainnya
dalam keadaan bukan baru , penyederhanaan prosedur izin tenaga asing,
penyempurnaan daftar negatif investasi tahun 1992, hak guna usaha untuk perusahaan
PMA, patungan dan PMDN murni , tata cara penanaman modal.
12. PAKET DERUGULASI 10 JUNI 1993
Dalam bulan juni 1993 juga mengumumkan deregulasi baru di sektor riil termasuk
sektor industri otomotif, derugulasi ini bertujuan untuk meningkatkan investasi dalam
rangka PMDN maupun PMA , sekaligus mendorong industri dalam negeri supaya
lebih efisien.deregulasi ini bertujuan untuk membebaskan perekonomian dan ekonomi
biaya tinggi melalui penurunan secara bertahap bea masuk maupun bea masuk
tambahan , dan memberikan intensif kepada dunia usaha agar mereka bisa lebih
berkembang.
13. PAKET DERUGULASI DAN DEBIROKRATISSI 23 OKTOBER 1993
a. Bidang ekspor-impor
Deregulasi bidang ekspor-impor terutama berupa fasilitas dan kemudahan
pabean, perpajakan,dan tata niaga impor bagi mobilitas barang atau bahan
antara Entrepot produksi untuk tujuan ekspor , kawasan berikat dan daerah
pabean indonesia.
b. Bidang tarif dan tata niaga impor
Penurunan tarif bea masuk dan bea masuk tambahan serta pelongaran tata
niaga impor .
c. Bidang penanaman modal
Persyaratan pemilikan saham dalam perusahaan penanaman modal asing.
d. Bidang pertanian
24

Prosedur perizinan percadangan tanah dan izin lokasi disederhanakan.


Prosedur perizinan IMB disederhanakan

e. Bidang farmasi
f. Bidang amdal
14. PAKET DERUGULASI 19 MEI 1994
Paket ini mengatur:
a. Tata niaga impor
b. Kawasan berikat dan EPTE
c. Pengkreditan pajak masukan
d. Deregulasi bidang investasi
15. PAKET DEREGULASI 23 MEI 1995
a. Bidang tarif bea masuk dan bea masuk tambahan
Dalam deregulasi ini dari sejumlah 9.398 pos tarif yang diturunkan bea masuk
(BM) Nya sebanyak 6.030 pos tarif atau 64,16%. Sebagian besar dari sisanya
sudah mencapai 0-5%.
b. Bidang tata niaga impor
Dalam deregulasi ini di tetapkan 81 pos tarif yang semula tata niaganya IP
(importir produsen), IT(importir tercatat) dan bulog menjadi IU(importir
Umum) disamping itu , pos tarif dipertegas menjadi tata niaga impor IU .
c. Bidang entrepot produksi tujuan ekspor dan kawasan berikat
Deregulasi di bidang impor dalam paket ini berupa meningkatkan jumlah
barang produksi perusahaan pengolahan di kawasan berikat maupu entrepot
poduksi untuk tujuan ekspor yang boleh dimasukkan ke dalam daerah pabean
indonesia lainnya.
d. Bidang penanaman modal meningkatnya berakhirnya masa berlakunya daftar
negatif investasi sesui kepperes no 54/1993, maka dalam deregulasi ini
sekaligus disusun penyempurnaannya dengan tetap menjaga supaya kegiatan
ekonomi usaha kecil tetap terlindungi dari masuknya modal besar.
e. Bidang perizinan industri dan restrukturisasi usaha
Dalam bidang ini usha industri telah dilakukan penyempurnaan yang meliputi
jenis perizinan dan kemudahan memperoleh izin usaha industri dan
perluasannya.
16. PAKET DEREGULASI 3 NOVEMBER 1997
a. Pedagang besar
Untuk mempelancar pengadaan barang dri luar negeri baik barang yang
bersifat baku guna lebih meningkatkan efisiensi industri ataupun barang yang
langsung dikonsumsi, maka berbagai ketentuan tata niaga impor dan prosedur
perlu disederhanakan lewat kep.Menperindang No. 406/MPP/Kep/11/97.maka
25

pemerintah menghapus tata niaga impor kedelai , bawang putih dan gandum
yang semula diimpor oleh bulog menjadi diimpor oleh importir umum namun
dikenakan bea masuk yang mulai berlaku 1 januari 1998.
b. Penghapusan HPS
Untuk mendorong berfungsinya mekanisme pasar mengatur pasokan dan
kebutuhan semen, HPS untuk semen tidak diperlukan lagi dan dihapuskan
berdasarkan keputusan merindang No .403/MPP/Kep/11/97.
c. Pajak ekspor
Disamping itu beberapa komoditas yang memiliki potensi besar yang tinggi,
espornya dijadwalkan akan diturunkan dalam ketetapan menkeu no
544/KMK.01/1997.
17. PAKET INTENSIF PERPAJAKAN UNTUK MERANGSANG INVESTOR
Pemerintah menerapkan intensif perpajakan dan penghapusan disientif proyek-proyek
penanaman modal yang menghadapi masalah akibat krisis ekonomi .

program

intensif ini merupakan intensif perpajakan untuk para investor yang paling dulu
menanamkan modal di indonesia.
18. BIDANG USAHA YANG TERTUTUP BAGI PENANAMAN MODAL ASING
(PMA)(KEPPRES NO.118 TAHUN 2000)
Melalui keputusan presiden no 118 tahun 2000, tertanggal 16 agustus 2000, tentang
perubahan atas keppres No 96 tahun 2000 mengenai bidang usaha yang tertutup dan
bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu bagi penanamn modal
,pemerintah menetapkan 8 bidang usaha baru yang tertutup untuk penanaman modal
asing.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kebijakan Perdagangan Internasional adalah kebijakan yang dilakukan suatu
negara yang berupa tindakan ataupun peraturan yang mempengaruhi baik langsung
ataupun tidak langsung terhadap struktur, komposisi dan arah perdagangan
internasional dari ke negara tersebut serta rangkaian tindakan yang akan diambil
untuk mengatasi kesulitan atau masalah hubungan perdagangan internasional guna
melindungi kepentingan nasional.

26

3.2 SARAN
Sebaiknya pemerintah dalam mengatur kebijakan perdagangan harus sesuai
dengan keadaan di negaranya, agar tidak terjadi kesemerawutan dalam perdagangan.

DAFTAR PUSTAKA

Halwani ,Hendra:2002, Ekonomi Internasional dan Globalisasi Ekonomi:jakarta:

Ghalia indonesia
http://karimahpatryani.wordpress.com/2011/06/05/kebijakan-perdaganganinternasional/

27

Anda mungkin juga menyukai