Perusahaan multi nasional dan domestik dapat menghimpun dana melalui penerbitan
saham pada bursa saham lokal. Namun, untuk perusahaan multi nasional memiliki kelebihan
lain yaitu, dapat menerbitkan saham pada bursa saham asing. Hal ini dilakukan untuk
meningkatkan jumlah dana yang dihimpun serta meningkatkan citra serta nama perusahaan
multi nasional di negara tersebut.
Sebagai contoh: perusahaan Dow Chemical yang memiliki banyak bisnis di jepang
menerbitkan saham mereka pada bursa saham jepang. Dengan penerbitan ini Dow Chemical
dapat menjalankan bisnisnya tanpa harus melakukan penukaran mata uang dari dollar ke yen,
mereka dapat menggunakan penjualan saham di bursa jepang untuk menjalankan bisnis yang
berada di jepang.
Selain jepang eropa juga menjadi sasaran MNC. Hal ini tidak terlepas dari perjanjian
negara-negara eropa yang menyetujui penggunaan mata uang tunggal yaitu euro. Dengan
perjanjian tersebut MNC yang berbasis AS menjadi semakin mudah dalam melakukan
ekspansi bisnis. Kemudahan ini diperoleh karena mereka hanya perlu menukarkan mata uang
mereka terhadap euro dan mereka dapat melakukan ekspansi bisnis ke berbagai negara eropa
tanpa harus memikirkan mata uang negara tersebut.
B. Penerbitan Saham Asing di Amerika
Banyak Perusahaan yang membutuhkan dana sangat besar menerbitkan saham mereka
pada bursa saham AS. Langkah ini dilakukan mengingat bursa saham AS sangat likuid
sehingga perusahaan-perusahaan tersebut bisa mendapat dana besar dengan cepat. Perusahaan
yang tumbuh sudah sangat gemuk juga melakukan penerbitan pada bursa saham AS, hal ini
karena pasar lokal dinilai sudah tidak mampu memberikan pembiayaan untuk pertumbuhaan
perusahaan. Selain itu perusahaan-perusahaan ini melakukan penerbitan pada bursa AS juga
untuk melakukan diversifikasi terhadap sebaran kepemilikan saham mereka. Ketika
perusahaan menerbitkan saham hanya pada negara mereka maka investornya akan sangat
terbatas dan cenderung dikuasai oleh beberapa pihak atau institusi yang memiliki modal
besar. Perusahaan menghindari tindakan penjualan saham mereka secara besar-besaran oleh
para pemilik modal besar, sehingga mereka melakukan penerbitan saham pada bursa saham
AS untuk mendisverifikasi kepemilikan saham mereka serta diharapkan volatilitas harga
saham menjadi terjaga.
Selain dengan menerbitkan saham mereka pada bursa sahama AS, perusahaan-perusahaan
asing juga dapat memperoleh pendanaan dengan menerbitkan American depository receipts
(ADRs). ADRs sendiri merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh bank AS yang mewakili
sekumpulan kepemilikan saham perusahaan asing. Penerbitan ADRs sendiri memiliki
kelebihan dimana perusahaan tidak perlu mengikuti beberapa syarat dalam penawaran saham
AS. Penjualan ADRs pun tidak ada bedanya dengan saham biasa dan dapat berubah akibat
penawaran dan permintaan. Bagaimanapun seiring waktu, harga ADRs terus bergerak
mengikuti harga saham pada bursa saham asing (setelah nilai tukar diperhitungkan). Rumus
dalam menghitung ADRs adalah
P ADRs =Pfs × S
P ADRs =harga ADRs P fs =harga saham ( berdasar mata uang asing ) S=Kurs Spot
Perusahaan yang menerbitkan saham di amerika serikat akan tercatat pada bursa saham New
York (NYSE) atau pasar NASDAQ. Dengan mendaftarkan saham mereka pada bursa saham
AS, saham yang ditempatkan disana dapat dengan mudah diperdagangkan pada pasar
sekunder.
Pengaruh Undang-Undang Sarbanes-Oxley pada Pencatatan Saham Asing
Sama seperti MNC yang menerbitkan saham mereka pada bursa asing, banyak
Investor berinvestasi pada saham asing. Ada beberapa alasan mengapa investor melakukan
hal yang demikian. Pertama, investor ini mungkin mengharapkan kondisi ekonomi yang
menguntungkan di negara tertentu dan oleh karena itu berinvestasi dalam saham perusahaan
di negara itu. Kedua, investor mungkin ingin memperoleh saham dalam mata uang yang
mereka harapkan akan menguat dari waktu ke waktu, karena itu akan meningkatkan laba atas
investasi mereka. Ketiga, beberapa investor berinvestasi pada saham negara lain sebagai
sarana diversifikasi portofolio mereka. Dengan demikian, investasi mereka menjadi kurang
sensitif terhadap kemungkinan kondisi pasar saham yang merugikan di negara asal mereka.
Pada tahun 2000 bursa saham Amsterdam, Brussel, dan Paris bergabung untuk
menciptakan pasa Euronext. Sejak saat itu bursa Lisbon dan NYSE pun bergabungpada tahun
2007. Ini mewakili langkah besar dalam menciptakan bursa saham global dan mungkin akan
mengarah kepada lebih banyak lagi konsolidasi bursa lintas negara dimasa depan. Dalam
beberapa tahun banyak perusahaan yang telah mendaftarkan perusahaannya pada Euronext
karena memprediksi bursa akan semakin besar karena bursa lain yang bergabung. Dalam
beberapa tahun terakhir banyak pasar saham baru dikembangkan. Pasar negara berkembang
itu memungkinkan perusahaan asing untuk meningkatkan modal dalam jumlah besar dengan
menerbitkan saham di bursa negara berkembang tersebut.