Eurobond merupakan obligasi yang dijual dinegara lain, selain negara mata uang dominasi
obligasi. Munculnya pasar Eurobond salah satunya diakibatkan oleh pajak persamaan bunga
(Interest Equalization Tax) yang ditetapkan oleh pemerintah AS pada tahun 1963 untuk
mencegah investor AS membeli surat berharga luar negeri. Akibatnya peminjam-peminjam dari
luar AS yang tadinya menjual surat berharga kepada investor AS mulai menoleh ke pasar selain
AS.
Features of Eurobonds
Eurobond memeliki karekteristik yang khusus. Eurobond biasanya membayar kupon, dan kupon
dilakukan secara tahunan. Kontrak perjanjian dari sejumlah Eurobond mengandung kalusul
konvertibilitas yang memungkinkan obligasi tersebut dikonversikan dengan saham biasa dalam
jumlah tertentu. Eurobond umumnya memiliki sejumlah kecil, jika ada, provinsi protektif, yang
memberi keuntungan kepada penerbitnya.
Denominations
Berbagai valuta digunakan untuk mendenominasi Eurobond. Meskipun yang dominan adalah
dolar AS, mendenominasi 70 hingga 75% Eurobond.Mata uang populer di pasar Eurobond
berubah setiap saat karena interest rate untuk setiap mata uang dan syarat kredit berubah secara
konstan.
Underwriting Process
Eurobonds diterbitkan oleh sindikat dari multinasioanl investment bank dan serentak
ditempatkan di berbagai negara yang menyediakan gambaran atau informasi mengenai sumber
keuangan.
Secondary Market
Eurobonds juga memiliki secondary market. Suatu kemajuan teknologi yang dinamakan Euro-
clear membantu memberi tahu semua pedagang mengenai jumlah Eurobond yang tersedia untuk
dijual, yang membuat pasar sekunder menjadi lebih aktif.
Pasar obligasi telah berkembang di Asia dan Amerika Selatan. Agensi pemerintah dan MNC di
negara ini menggunkan pasar obligasi internasional untuk menerbitkan obligasi ketika mereka
berharap dapat mengurangi biaya finansialnya.
Karena obligasi internasional biasanya dijual di pasar sekunder, investor harus memikirkan
mengenai tipe risiko yang dapat menyebabkan harga obligasi menurun saat mereka ingin
menjual obligasi. Berikut ini terdapat 4 bentuk risiko dari obligasi internasional, yaitu:
Credit Risk
Menunjukkan potensial utama, dimana interest atau pembayaran pokok untuk investor
ditunda sementara atau permanen. Risiko dapat menjadi relevan di negara dimana
kreditor memiliki hak yang sangat terbatas karen kreditor mungkin tidak memiliki
kekuatan untuk memaksa perudahaan debitor untuk melakukan hal apapun untuk
membayar utang.
Interest Rate Risk
Menunjukkan potensial untuk nilai obligasi turun yang diakibatkan dari long-term
interest rate naik. Ketika long-term interest rate naik maka required rate of return oleh
investor juga naik.
Exchange Rate Risk
Menunjukkan potensial dari nilai obligasi turun yang diakibatkan oleh mata uang yang
dominasi terdepresiasi nilainya terhadap mata uang lokal milik negara investor.
Liquidity Risk
Menunjukkan potensial untuk nilai obligasi turun pada saat didiskon karena tidak ada
konsitensi pasar yang aktif untuk obligasi.
Perusahaan non-AS yang membutuhkan dana yang besar seeringkali menerbitkan saham di AS
karena likuiditas pasar masih baru. Hal ini biasanya disebut Yankee stock offering. Ketika
perusahaan non-AS menjual saham di negara nya sendiri, pemegang saham akan terbatas.
Beberapa institusi investor yang besar akan memiliki sebagian besar saham. Dengan menerbitkan
di AS, perusahaan non-AS akan memiliki investor yang beragam yang dapat mengurangi harga
bagi volatilitas yang disebabkan ketika investor besar menjual saham.
P ADR=P FS S
Dimana PADR menunjukkan harga ADR, PFS menunjukkan harga saham asing yang dihitung
dalam mata uang asing dan S merupakan spot rate mata uang asing. Rumus sebelumnya
mengasumsikan tingkat konversi dari satu saham ADR per saham. Beberapa ADRs dapat
dikonversikan dalam lebih dari satu saham dari saham yang sesuai. Dengan kondisi tersebut,
arbitrase dapat terjadi hanya apabila:
P ADR=Conv P FS S
Dimana Conv menunjukkan jumlah saham saham asing yang dapat diperoleh dari ADR.
Umumnya partisipasi pasar saham dan aktivitas perdagangan akan tinggi di negara dimana
manajer perusahaan berani untuk membuat keputusan yang menyajikan interest bagi pemegang
saham dan dimana terdapat transparasi besar sehingga investor dapat lebih mudah memonitor
perusahaan. Pada gambar dibawah ini menunjukkan faktor spesifik yang dapat memungkinkan
pe
Krisis kredit membuat banyak perusahaan takut perusahaannya akan mengalami kebangkrutan.
Krisis kredit mengurangi prospek ekonomi dibanyak negara. Hal ini juga membatasi perusahaan
untuk mendapatkan dana untuk operasi mereka. Pada 6 Oktober 2008 harga saham di AS rata-
rata turun 18% yang menjadi penurunan mingguan terbesar di Amerika.
Gambar dibawah ini menunjukkan pergerakan cash flow asing dari tipekal MNC. Cash flow ini
dapat diklasifikan menjadi 4 fungsi korporasi, dimana umumnya memerlukan penggunaan pasar
valuta asing. Keempat klasifikasi tersebut adalah the spot market, forward market, currency
futures market dan currency option market.