Anda di halaman 1dari 34

ANALISIS TEKNIKAL

SURAT BERHARGA
1. Afifa Rizki Damayanti
2. Agustinus Wisnu A
3. An Nisaa Dhatu W
DEFINISI ANALISIS
TEKNIKAL

Analisis teknikal adalah metode untuk memprediksi pergerakan harga dan


tren pasar atau sekuritas di masa depan dengan mempelajari grafik dari aksi
pasar di masa lalu dengan mempertimbangkan harga pasar instrumen dan
minat atas instrumen tersebut (Cahyono, 2001: 9).

Analisis teknikal adalah salah satu analisis atau metode pendekatan yang
mengevaluasi pergerakan suatu harga saham, kontrak berjangka (future
contract), indeks dan beberapa instrumen keuangan lainnya (Wijaya, 2006:
64)
ASUMSI ATAU ANGGAPAN
DASAR

1. Market price discounts everything Pengguna


analisis ini percaya bahwa semua peristiwa bisa sangat
berpengaruh terhadap harga saham. Kejadian atau
peristiwa tersebut akan tercermin pada harga
sahamnya secara seketika. Suatu pasar sekuritas
dikatakan akan semakin efisien jika semua informasi
semakin cepat diserap oleh pasar dan tidak ada
halangan bagi semua pelaku pasar untuk mengakses
informasi tersebut
2. Price moves in trend Prinsip dasar berikutnya dalam penggunaan
analisis teknikal adalah bahwa jangan pernah mengambil keputusan
transaksi yang melawan tren harga yang sedang berlangsung. Karena
pengguna analisis percaya bahwa semua informasi tercermin pada harga
pasar saham, maka tren tersebut menunjukkan sikap para pelaku pasar atau
investor atas suatu harga saham. Pahami tren yang ada terlebih dahulu dan
ikuti ke mana tren tersebut akan bergerak agar bisa memanfaatkan
pergerakan harga pasar tersebut untuk meningkatkan hasil investasi.
3. History repeats itself Data historis dapat digunakan
untuk memprediksi data atau harga saham di masa
mendatang. Hal ini diyakini oleh pengguna analisis teknikal
mengingat adanya faktor psikologis para pelaku pasar yang
secara umum bersifat konstan. Maksudnya adalah bahwa
manusia cenderung bereaksi terhadap sesuatu dengan cara
yang sama, sehingga segala sesuatu yang pernah terjadi
pada masa lalu akan mempunyai dampak yang sama atas
kejadian yang sama pada masa sekarang.
KLASIFIKASI ANALISIS
TEKNIKAL

Analisis teknikal digolongkan ke dalam beberapa kelas yang


dapat diamati secara lengkap

Penggolongan analisis teknikal pada 2 kelas utama.


KLASIFIKASI ANALISIS
TEKNIKAL

Analisis Teknikal Klasik Pengguna analisis teknikal ini biasa disebut


sebagai chartist. Penggunanya percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar
suatu saham dapat diperoleh berdasarkan bentuk dan pola tertentu dari
grafik harga saham. Bentuk lain dari analisis ini adalah penggunaan garis-
garis penganalisis yang diaplikasikan pada grafik harga menurut opini
individual masing-masing pengguna. Oleh karena itu dasar pengambilan
keputusan transaksi biasanya juga ditentukan berdasarkan judgment dan
interpretasi penggunanya terhadap suatu grafik. Mengingat sifatnya yang
sangat subyektif, maka analisis ini lebih banyak mengandung seni/art dari
pada unsur ilmiahnya. Demikian juga halnya, bahwa menurut masing-
masing penggunanya analisis ini juga spesifik untuk tiap-tiap sekuritas.
Kelompok analis ini dapat digolongkan ke dalam penganalisis garis gerak
harga dan penganalisis pola.
KLASIFIKASI ANALISIS
TEKNIKAL

Analisis Teknikal MPenggunanya percaya bahwa tren dan sinyal aksi pasar
suatu saham dapat diperoleh berdasarkan pola grafik yang ditentukan atau
diindikasikan dari perhitungan kuantitatif, bukan interpretasi subyektif
terhadap suatu bentuk dan pola grafik. Mengingat sifatnya yang bersifat
kuantitatif, maka metode ini secara ilmiah bisa diuji kemampuan dan
kinerjanya dalam menghasilkan keuntungan bagi investor. Faktor lain yang
menguntungkan dari analisis teknikal modern ini adalah bahwa
indikatornya bisa diprogram secara otomatis dengan menggunakan bantuan
komputer. Secara garis besar, indikator-indikator teknikal tersebut dapat
dikelompokkan ke dalam indikator pengikut tren (trend following
indicator) dan indikator oscillator.odern
METODE PENGEPLOTAN
GRAFIK

            Teknik lain untuk menggambarkan pola pergerakan


harga saham adalah dengan menyusun grafik (chart) dari
pergerakan saham secara individual selama waktu tertentu.
Dengan membuat gambaran pergerakan harga saham
secara visual dan memperhatikan kekuatan daya tarik
menarik permintaan dan penawaran, investor berharap
bahwa mereka akan mampu memprediksi arah pergerakan
harga saham di kemudian hari.
GRAFIK

Suatu grafik harga dibentuk dari pergerakan harga yang diplot berdasarkan
jangka waktu tertentu. Dalam istilah statistik, grafik dibentuk dari data
runtut waktu
Teknikalis, analis teknikal dan chartits menggunakan grafik untuk
menganalisa himpunan sekuritas yang banyak dan meramalkan pergerakan
harga di masa yang akan datang. Istilah “sekuritas” merujuk pada
instrumen keuangan apapun yang bisa dipertukarkan atau indeks yang bisa
dikuantifikasi seperti saham, obligasi, komoditi, futures atau indeks pasar.
Suatu sekuritas dengan data harga lebih dari satu periode waktu dapat
digunakan untuk membuat sebuah grafik untuk analisis.
Secara eksklusif, grafik digunakan oleh analis teknikal, padahal
sesungguhnya penggunaan grafik tidak hanya terbatas pada analisis
teknikal saja. Grafik merepresentasikan pergerakan harga saham selama
jangka waktu tertentu yang mudah dibaca, di mana hal ini juga merupakan
manfaat yang baik bagi para analis fundamental. Sebuah grafik data historis
akan mempermudah untuk memberi tanda terhadap efek dari suatu kunci
kejadian pada harga sekuritas, yang ditampilkan lebih dari satu periode
waktu, baik transaksinya mendekati harga tertinggi, terendah, atau di antara
keduanya.
MEMILIH JANGKA WAKTU

Jangka waktu digunakan untuk membentuk suatu grafik yang tergantung pada jenis
datanya: intraday, harian, mingguan, bulanan, kuartalan (4 bulan), atau tahunan.
Semakin sedikit jangka waktu datanya, maka tampilannya akan semakin detil. Data
harian dibuat dari data intraday yang dikompres untuk menunjukkan masingmasing
hari sebagai single data point. Data mingguan dibuat dari data yang telah dikompres
untuk menunjukkan masing-masing minggu sebagai single data point. Perbedaan atas
keduanya bisa dilihat pada grafik di atas. 100 poin data (periode) dalam grafik harian
adalah sama dengan 5 bulan terakhir pada grafik mingguan, yang ditunjukkan oleh data
yang ditandai dalam segiempat. Semakin banyak data yang dikompres, semakin
panjang jangka waktu atas data yang ditampilkan. Jika suatu grafik harian dapat
menampilkan 100 poin data, maka satu grafik mingguan dapat menampilkan 100
minggu (hampir 2 tahun). Sebuah grafik harian yang menampilkan 100 hari
merepresentasikan data sekitar 5 bulan. Ada sekitar 20 hari transaksi dalam sebulan dan
sekitar 252 hari transaksi dalam setahun. Pilihan atas data kompresan dan jangka
waktunya tergantung pada ketersediaan data dan gaya masing-masing.
Trader biasanya berkonsentrasi pada grafik harian dan data intraday untuk
meramalkan pergerakan harga jangka pendek. Semakin pendek jangka
waktunya dan semakin sedikit data yang dikompres, maka data yang tersedia
akan semakin detil. Karena makin detil, maka grafik jangka pendek akan
menjadi makin volatil dan makin banyak gangguan. Pergerakan harga yang
luas, range tinggi-rendah harga yang lebar dan gap harga dapat
mempengaruhi volatilitas, yang dapat mendistorsi seluruh gambaran.
• Investor biasanya fokus pada grafik mingguan dan bulanan untuk
menandai tren jangka panjang dan meramalkan pergerakan harga. Karena
grafik jangka panjang (1-4 tahun) menggambarkan data yang dikompres
dalam jangka waktu yang lebih panjang, maka gerak harga saham tidak
terlihat ekstrem dan seringkali hanya terdapat sedikit gangguan.
• Strategi yang lain bisa menggunakan kombinasi dari grafik jangka panjang
dan jangka pendek. Grafik jangka panjang sangat baik untuk digunakan
dalam menganalisis gambar- an yang luas untuk memperoleh perspektif dari
data historis harga. Ketika gambaran umumnya sudah dapat dianalisa, maka
grafik harian dapat digunakan untuk melihat beberapa bulan terakhir.
GRAFIK GARIS

Beberapa investor dan trader mempertimbangkan bahwa level penutupan


lebih penting dari pada pembukaan, harga tertinggi atau harga terendah.
Dengan memperhatikan hanya pada penutupan, perpindahan intraday dapat
diabaikan. Grafik garis juga digunakan ketika data pembukaan dan data
poin tertinggi dan terendah tidak tersedia. Terkadang dalam indeks tertentu,
perdagangan saham dan harga intraday, hanya tersedia data penutupan.
Grafik garis hanya menggambarkan harga penutupan. Harga
tertinggi, harga terendah, atau harga pembukaan diabaikan dalam
penyajian grafik. Garis disusun dalam bentuk kontinyu yang
menghubungkan harga penutup antar interval waktu secara
berurutan. Walaupun grafik garis tidak menyediakan cukup
informasi seperti pada grafik batang, namun grafik garis juga
berguna dalam beberapa hal, yaitu :
a.Harga tertinggi dan terendah yang diabaikan sehingga sebagian
kegaduhan random (random noise) yang terjadi selama sesi
perdagangan dapat dieliminasi
b. Fokus pada pertimbangan harga penutup menampilkan grafik
garis yang lebih bersih dan mudah untuk diamati sehingga
memudahkan analis untuk melihat trend yang terjadi sebelumnya
C. Harga penutupan juga sangat penting sebagai dasar
pertimbangan karena mencerminkan hanya para pelaku pasar yang
benar-benar dipersiapkan untuk memegang sekuritas melampaui
semalam (overnight) atau melampaui seminggu (over a weekend)
d. Grafik garis memungkinkan pengeplotan dengan rentang waktu
yang lebih panjang daripada grafik batang.
teknik penggunaan grafik (charting) yang biasanya digunakan
investor sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasinya
dalam analisis teknikal, yaitu :

1. The Dow Theory


The Dow Theory pertama kali dikemukakan oleh Charles H. Dow
(sehingga disebut dengan The Dow Theory) pada tahun 1800-an.
Teori ini bertujuan untuk mengidentifikkasi trend harga pasar
saham dalam jangka panjang dengan berdasar pada data-data
historis harga pasar saham di masa lalu.
Teori ini pada dasarnya menjelaskan bahwa pergerakan harga
saham bisa dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Primary trend, yaitu pergerakan harga saham dalam jangka
waktu yang lama (beberapa tahun)
b. Secondary (intermediate) trend, yaitu pergerakan harga saham
yang terjadi selama pergerakan harga dalam primary trend.
c.  Minor trend atau day-to-day move, merupakan fluktuasi harga
saham yang terjadi setiap hari.
2. Rata-Rata Bergerak
      Teknik rata-rata bergerak (moving average) adalah salah
satu teknik yang dipakai dalam analisis teknikal, untuk
mendeteksi dan menganalisis pergerakan harga saham baik
saham individual maupun seluruh saham di pasar modal.
Tujuan penggunaan teknik ini adalah untuk mendeteksi arah
pergerakan harga saham dan besarnya tingkat pergerakan
tersebut.
      Dalam perhitungan rata-rata bergerak, data yang dipakai
adalah data harga penutupan saham (closing price) untuk
waktu tertentu. Perhitungan rata-rata bergerak tersebut
dilakukan secara terus-menerus sehingga menghasilkan
sebuah garis trend rata-rata bergerak yang menunjukkan
trend pergerakan harga saham. Selanjutnya garis trend yang
dihasilkan tersebut nantinya akan bisa dipakai untuk
memprediksi arah pergerakan harga saham di masa depan
3.      Relative Strength
      Teknik lainnya dalam analisis teknikal yang digunakan untuk
menganalisis saham indiviual ataupun saham-saham dalam
industri adalah teknik relative strength. Relative strength
menggambarkan rasio antara harga saham dengan indeks pasar
atau industri tertentu. Dalam penggunaan relative strength, jika
terjadi trend pergerakan harga saham yang meningkat, maka
bagi investor, pergerakan seperti ini merupakan sinyal akan
terjadinya peningkatan rasio harga saham dibanding indeks
pasar.
      Hal ini merupakan indikasi bahwa saham tersebut akan
memberikan return yang melebihi return pasar, dan akan
menarik minat investor untuk menjadikan saham tersebut
sebagai alternatif investasi yang baik. Disamping itu,
penggunaan relative strength juga bisa digunakan sebagai dasar
penentuan sektor-sektor industri mana saja yang menarik dan
menguntungkan, investor akan bisa menentukan seberapa besar
proporsi dana yang akan diinvestasikan pada saham-saham pada
industri bersangkutan
RSI memiliki nilai dari 0 (nol) hingga 100 (seratus). RSI
bisa membantu Anda untuk memperkirakan keadaan
overbought dan oversold. Pasar dianggap overbought jika
RSI berada di bawah 30 dan dianggap overbought bila RSI
berada di atas 70.
Pada umumnya RSI digunakan untuk mencari sinyal buy
dan sell, seperti halnya indikator yang lain. Sinyal sell
dicari ketika RSI sudah memasuki area overbought,
sebaliknya sinyal buy dicari ketika RSI sudah memasuki
area oversold.
 RSI termasuk indikator yang jarang memunculkan sinyal
buy atau sell. Oleh sebab itu RSI mungkin tidak cocok bagi
trader yang agresif, yaitu trader yang ingin melakukan
transaksi sebanyak dan sesering mungkin.
Namun karena RSI jarang memunculkan sinyal, biasanya
kemunculan sinyal diikuti oleh pergerakan yang cukup
panjang.Oleh karena itulah RSI cocok bagi trader yang
cenderung kalem, yang sangat sabar menanti sinyal RSI
untuk melakukan transaksi.
SUPPORT & RESISTANCE

Support dan resistance merepresentasikan kunci dari


bertemunya kekuatan penawaran dan permintaan. Di pasar
finansial, harga terbentuk oleh adanya kelebihan
penawaran (turun) dan permintaan (naik). Penawaran
adalah bearish, bears, atau jual. Permintaan adalah bullish,
bulls, atau beli. Istilah ini digunakan secara umum dalam
pasar finansial. Apabila permintaan meningkat maka harga
naik dan apabila penawaran meningkat maka harga turun.
Ketika penawaran dan permintaan sama, maka harga
bergerak sideways sebagaimana beli dan jual yang
membentuknya untuk mengendalikan
Support adalah level harga di mana permintaan diketahui akan menjadi
lebih kuat untuk mencegah penurunan harga lebih jauh. Secara logika,
harga yang turun mendekati support dan kian murah, akan membuat
pembeli semakin banyak dan semakin sedikit yang melakukan jual.
Ketika harga mencapai level support, dipercayai bahwa permintaan
akan melebihi penawaran dan mencegah penurunan harga di bawah
support. Support tidak selalu bertahan dan sebuah break di bawah
sinyal support menunjukkan bahwa penjualan telah melebihi pembelian.
Penurunan di bawah support mengindikasikan adanya keinginan untuk
menjual dan/atau kurangnya keinginan beli. Support breaks dan adanya
sinyal baru yang lemah telah mengurangi harapan penjual dan mereka
bersedia untuk menjual bahkan dengan harga lebih rendah. Terlebih
lagi, pembeli tidak dapat membeli hingga harga turun di bawah support
atau di bawah harga terendah sebelumnya. Saat support telah break,
garis support lainnya akan muncul pada level yang lebih rendah.
Resistance adalah level harga di mana penjualan diketahui menjadi lebih
kuat untuk mencegah kenaikan harga yang lebih tinggi lagi. Secara
logika, harga yang naik mendekati resistance, akan membuat penjual
semakin banyak dan pembeli akan semakin sedikit. Ketika harga
mencapai level resistance, dipercayai bahwa penawaran akan melebihi
permintaan dan mencegah kenaikan harga di atas resistance. Resistance
tidak selalu bertahan dan sinyal resistance menyatakan bahwa pembelian
lebih banyak dari pada penjualan. Sebuah break di atas resistance
menunjukkan keinginan untuk membeli dan/atau kurangnya keinginan
untuk menjual. Resistance breaks dan kenaikan yang baru,
mengindikasikan bahwa harapan pembeli telah meningkat dan mereka
bersedia untuk membeli bahkan pada harga yang lebih tinggi. Terlebih
lagi, Penjual tidak dapat menjual sampai harga naik di atas resistance
atau di atas harga tertinggi sebelumnya. Ketika resistance telah break,
maka garis resistance yang lain akan muncul pada level yang lebih tinggi.
TREND

Analisis Teknikal dibentuk dari asumsi tren harga. Garis


tren adalah alat yang penting dalam analisis teknikal, baik
untuk melakukan identifikasi maupun konfirmasi. Garis tren
adalah suatu garis lurus yang menghubungkan dua atau
lebih poin harga dan kemudian di masa yang akan datang
dapat membentuk garis support atau resistance. Banyak
dari prinsipprinsip yang diaplikasikan pada level support
dan resistance yang dapat diaplikasikan pula pada garis
tren. Penting bagi anda untuk memahami semua konsep
yang disajikan pada bab mengenai support dan resistance
sebelum anda melanjutkan ke pembahasan berikutnya.
GARIS TREN NAIK

Sebuah garis tren naik memiliki slope positif dan ini terbentuk
dengan menghubungkan dua atau lebih poin harga terendah.
Harga terendah yang kedua harus lebih tinggi dari yang
pertama agar slope-nya positif. Garis tren naik berfungsi
sebagai support dan mengindikasikan bahwa permintaan neto
(permintaan dikurangi penawaran) adalah meningkat, meskipun
terjadi sewaktu harga naik. Suatu harga yang mengalami
kenaikan yang dikombinasikan dengan permintaan yang
meningkat adalah pembelian yang tinggi (bullish yang tinggi),
dan ini menunjukkan keinginan beli yang kuat dari pembeli.
Selama harga berada di atas garis tren, maka tren naik bisa
dianggap solid dan intact. Sebuah break di bawah garis tren
naik mengindikasikan permintaan neto telah melemah dan
perubahan pada tren dapat terjadi.
GARIS TREN TURUN

Sebuah garis tren turun memiliki slope negatif dan dibentuk


dengan meghubungkan dua atau lebih poin tertinggi. Harga
tertinggi yang kedua harus lebih rendah dari yang pertama
agar slope-nya positif. Garis tren turun berfungsi sebagai
resistance, dan mengindikasikan bahwa penawaran neto
(penawaran dikurangi permintaan) adalah meningkat meskipun
harga menurun. Suatu penurunan harga yang dikombinasikan
dengan penawaran yang meningkat artinya bearish yang tinggi
(penjualan yang tinggi), dan ini menunjukkan hasil yang kuat
bagi penjual. Selama harga berada di bawah garis tren turun,
maka tren turun adalah solid dan intact. Sebuah break di atas
garis tren turun mengindikasikan bahwa penawaran neto
menurun dan perubahan pada tren dapat terjad
MOVING AVERAGE 

Moving Average merupakan indikator teknikal yang paling


luas digunakan oleh investor dan trader diseluruh dunia,
karena kemampuannya menghilangkan faktor subjektif dari
setiap analis. Moving Average dapat diartikan sebagai
perubahan harga rata-rata dalam satu timeframe tertentu.
Misalnya MA 20, yang merupakan harga rata-rata selama
20 periode grafik tertentu. Jika diaplikasikan kedalam
grafik Daily, MA 20 berarti harga rata-rata selama 20 hari
perdagangan. Demikian juga untuk H1, MA 20 = rata-rata
harga selama 20 jam terakhir.
Tipe Moving Average 
Dari cara perhitungan rata-rata harga, MA terbagi dalam 3 model:
1. Simple Moving Average (SMA) 
Model MA ini adalah model murni rata-rata pergerakan harga dan merupakan yang
paling luas digunakan. Perhitungannya diambil dari penjumlahan dari seluruh data
kemudian dibagi dengan jumlah periode yang di observasi.
2. Weighted Moving Average (WMA) 
Perhitungan WMA diambil berdasarkan pembagian dari jumlah keseluruhan
periode. Misalnya, WMA 5 hari, merupakan penjumlahan seluruh data dibagi
jumlah periode;1+2+3+4+5=15. Perbedaan dengan SMA terletak pada tingkat
sensitivasnya. WMA lebih sensitif dibanding SMA. Sehingga lebih cepat
menghasilkan sinyal dibanding SMA, namun memiliki lebih banyak noise.
3. Exponential Moving Average (EMA) 
EMA adalah MA yang berusaha menjawab persoalan antara SMA dan WMA, dengan
perhitungan yang lebih rumit diantara ketiganya. Misalnya, untuk membuat EMA
20 hari, maka diperlukan data MA 20 hari terlebih dahulu, baru kemudian data ini
dijadikan sebagai titik perhitungan awal, untuk diambil selisih dan pembaginya.
Perhitungan EMA, sudah dilakukan otomatis oleh trading platform yang ada. EMA
mampu mengenali perubahan tren lebih awal, dibanding SMA, namun memiliki
noise yang lebih rendah dibanding WMA.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai