Disusun oleh:
A.A Istri Anom Bintang Pramawati (07) 2007521093
I Made Adhika Yoga Dwiparta (09) 2007521102
Mohamad Ardiansyah Wahyudin (18) 2007521149
Putu Sarah Meilany Benggu (23) 2007521169
Diserahkan kepada:
Dosen Pengampu Mata Kuliah Akuntansi Biaya
Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA., ACPA
EOQ =
√ 2 x RU x CO
CU x CC
Keterangan:
RU: Required unit (kebutuhan bahan baku setahun)
CO: Cost per order (biaya pemesanan per pesanan)
CU: Cost per unit (harga beli bahan baku per unit)
CC: Carrying cost (biaya penyimpanan dan biasanya dinyatakan dalam
persentase)
Frekuensi pemesanan pembelian dalam satu tahun = RU / EOQ
Biaya pemesanan setahun = CO x RU / EOQ
Biaya penyimpanan/pemilikan setahun = EOQ / 2 x CU x CC
Persediaan rata-rata (average inventory) = EOQ / 2
Persediaan maksimum normal = EOQ + SS
Persediaan maksimum absolut = (EOQ + SS) + {(pemakaian
maksimum – pemakaian normal) x lead time}
2. Biaya Tenaga Kerja
a. Pengertian Biaya Tenaga Kerja
Biaya tenaga kerja adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu
perusahaan untuk membayar tenaga kerja. Biaya tenaga kerja dibagi
menjadi dua bentuk, yaitu biaya tenaga kerja langsung dan tidak
langsung. Biaya tenaga kerja dapat diklasifikasikan ke dalam tiga
kelompok yaitu gaji dan upah reguler, premi lembur dan biaya-biaya
yang berhubungan dengan tenaga kerja. Dalam akuntansi biaya,
terdapat tiga kegiatan dalam akuntansi biaya tenaga kerja yaitu:
pencatatan waktu kerja, perhitungan jumlah gaji dan upah. dan alokasi
biaya tenaga kerja.
b. Pencatatan Jurnal untuk Biaya Tenaga Kerja
Mencatat kewajiban penggajian
Jika terdapat Pajak Penghasilan (PPh) terutang, maka dicatat dengan
mengkredit perkiraan ‘Tax Payable’ (hutang Pajak Penghasilan).
Jurnalnya:
Dr. Payroll xx
Cr. Accrued payroll xx
Cr. Tax payable Xx
Pembayaran gaji dicatat dengan mendebet perkiraan ‘Accrued Payroll’
dan mengkredit perkiraan ‘Cash’.
Jurnalnya:
Dr. Accrued payroll xx
Cr. Cash Xx
Apabila unit produksi di persediaan akhir dari barang dalam proses tidak
selesai, maka akumulasi unit ekuivalen dan bukan unit fisik yang digunakan.
yang. Unit ekuivalen adalah akumulasi dari suatu sumber daya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit produk.
Sebagai contoh:
Pada departemen pencampuran dari Tri Color Company, pewarna cat
diterima dari departemen pewarnaan dan selanjutnya diencerkan dan
dicampur dengan lateks cair untuk menghasilkan cat. Data produksi berikut
ini tersedia untuk departemen pencampuran di bulan April tahun 2013.
Jumlah galon di persediaan barang dalam proses awal 800
Jumlah galon yang diterima dari departemen pewarnaan 2.000
Jumlah galon lateks yang ditambahkan di departemen pencampuran 4.000
Jumlah galon yang ditransfer ke departemen pengalengan 5.800
Jumlah galon di persediaan barang dalam proses akhir 1.000
Supervisor departemen menyampaikan persediaan barang dalam proses
akhir sepenuhnya selesai untuk bahan baku dan 50% selesai untuk biaya
konversi.
Data biaya untuk bulan April tahun 2013 adalah sebagai berikut:
Persediaan barang dalam proses awal:
Biaya departemen sebelumnya Rp1.532
Bahan baku Rp1.692
Tenaga kerja Rp57
Overhead pabrik Rp114
Biaya ditambahkan selama periode berjalan:
Biaya departemen sebelumnya Rp12.000
Bahan baku Rp16.940
Tenaga kerja Rp3.660
Overhead pabrik Rp7.320
Metode harga pokok rata-rata tertimbang digunakan di departemen
pencampuran (5.800 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya,
bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik) dan persediaan akhir
sepenuhnya selesai untuk biaya departemen sebelumnya dan bahan baku
(1.000 unit ekuivalen untuk biaya departemen sebelumnya dan bahan baku)
tetapi 50% selesai untuk biaya konversi ( 50% x 1000 = 500 unit ekuivalen
untuk overhead pabrik dan tenaga kerja). Sehinga nilai unit ekuivalen untuk
setiap elemen biaya di departemen pencampuran adalah sebagai berikut.
Pemotongan
Perakitan
Unit WIP awal 100
180
Unit dimulai pada Departemen Pemotongan 600
Process costing adalah salah satu metode yang digunakan untuk menghitung
biaya yang dikeluarkan dalam produksi berskala besar dan bersifat kontinu
Perhitungan biaya berdasarkan proses digunakan saat produk yang dihasilkan
dalam kondisi kontinu atau metode produksi massal dimana produk-produk yang
dihasilkan dalam suatu departemen atau pusat biaya lain bersifat homogen.
Adapun contoh industri yang menggunakan metode process costing adalah
Semen, bahan kimia, gula, besi, pabrik kertas, dan pabrik batako
Alur atau arus fisik produksi yang berkaitan dengan perhitungan biaya dibagi
menjadi tiga format, yaitu: Sequential Processing (Arus produk
berurutan/sekuensial), Parallel Processing (Arus produk paralel), dan Selective
Processing (Arus produk selektif)
Adapun biaya-biaya yang ada dalam process costing adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead. Pada industri manufaktur, bahan
(material) dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu bahan baku (direct
material) dan bahan baku penolong. (indirect material). Biaya tenaga kerja adalah
biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk membayar tenaga kerja.
Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi yang didalamnya tidak termasuk
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
DAFTAR PUSTAKA