Anda di halaman 1dari 13

Mengukur Pergerakan Nilai Tukar

EKM 427 B2

Manajemen Keuangan Internasional

Kelompok 2

Anggota Kelompok:

Gladys Rilana Suryadi 2007521110

Putu Yumi Chandra Dewi 2007521124

Kadek Indah Putriningrum 2007521173

A.A. Istri Mas Kirana Dewi 2007521181

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan ringkasan materi kuliah mengenai materi “Mengukur
Pergerakan Nilai Tukar” dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan dari pembuatan
ringkasa materi kuliah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Manajemen Keuangan Internasional.

Ringkasan mata kuliah ini penulis tulis dengan harapan besar agar dapat berguna
dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan hal-hal mengenai pergerakan nilai
tukar mata uang. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
Bapak Dr. Ida Bagus Panji Sedana, S.E., M.Si selaku dosen pengampu Matakuliah
Manajemen Keuangan Internasional Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.

Penulis berharap, kiranya ringkasa materi kuliah ini dapat dimengerti dan berguna
bagi kami sendiri dan siapapun yang membacanya. Penulis juga menyadari bahwa dalam
penyusunan ringkasan materi kuliah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikkan di masa depan.

Denpasar, 21 September 2021

Penulis
PENDAHULUAN

Perbedaan nilai tukar suatu mata uang negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan
oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang (Tajul, 2000:129). Kurs merupakan
salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh
adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, mengingat
pengaruhnya yang besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel
makroekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat untuk mengukur kondisi perekonomian
suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara
tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Dornbusch, 2008:453).
Menurut Adek Lasmi, dkk (2013) ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi
jumlah uang beredar. Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku
industri mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari
melonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan harga barang-barang hasil produksi
Indonesia mengalami peningkatan.
Sebagai seorang manajer keuangan di perusahaan multinasional atau MNC yang
memiliki tugas melakukan bisnis internasional, harus terus memantau nilai tukar karena
arus kas perusahaan sangat tergantung pada mereka. Mereka perlu memahami faktor-
faktor apa yang mempengaruhi nilai tukar sehingga mereka dapat mengantisipasi
bagaimana nilai tukar dapat perubahan dalam menanggapi kondisi tertentu. Kondisi yang
dimaksud seperti mengambil keputusan keuangan perusahaan untuk berinvestasi ataupun
mengambil keputusan keuangan lainnya.

Pada bab ini akan dibahas dua topik yang berkaitan dengan materi Pergerakan
Nilai Mata Uang yaitu topik pertama ‘Pergerakan Nilai Mata Uang’ dan topik yang kedua
‘Equilibrium Nilai Tukar’. Adapun beberapa poin penting dari ‘Equilibrium Nilai Tukar’
yang akan dibahas pada bab ini yaitu Permintaan Mata Uang, Pasokan Mata Uang untuk
Dijual, Ekuilibrium, Dampak Likuiditas, dan Perubahan Nilai Tukar Ekuilibrium.
MATERI

1. Pergerakan Nilai Tukar

Pergerakan nilai tukar mempengaruhi nilai MNC (Multinational


Corporation) karena dapat mempengaruhi jumlah arus kas masuk yang diterima
dari ekspor atau dari anak perusahaan dan jumlah arus kas keluar yang diperlukan
untuk membayar impor. Nilai tukar mengukur nilai satu mata uang dalam satuan
mata uang lain. Ketika kondisi ekonomi berubah, nilai tukar dapat berubah secara
substansial. Penurunan nilai mata uang dikenal sebagai depresiasi. Peningkatan
nilai mata uang dikenal sebagai apresiasi.

Ketika kurs spot mata uang asing pada dua waktu yang berbeda
dibandingkan, kurs spot pada tanggal yang lebih baru dilambangkan S dan kurs
spot pada tanggal sebelumnya dilambangkan sebagai St-1. Persentase perubahan
nilai asing kemudian dihitung sebagai berikut:
𝑆 − 𝑆𝑡 − 1
𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡 ∆ 𝑖𝑛 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 =
𝑆𝑡 − 1

Perubahan persentase positif menunjukkan bahwa mata uang asing telah


mengalami apresiasi, dan perubahan persentase negatif menunjukkan bahwa mata
uang telah terdepresiasi.

Pergerakan nilai tukar mata uang euro biasanya lebih besar daripada
pergerakan nilai tukar dolar Kanada. Ini berarti bahwa, dari perspektif AS, mata
uang euro lebih tidak stabil. Standar deviasi pergerakan nilai tukar untuk setiap
mata uang (ditunjukkan di bagian bawah tabel) menunjukan hal ini. Manajer
keuangan MNC memantau dengan teliti volatilitas (ketidakstabilan) mata uang
apa pun yang mereka hadapi, karena mata uang yang lebih fluktuatif memiliki
lebih berpotensi untuk menyimpang jauh dari apa yang diharapkan dan dapat
berdampak besar pada arus kas mereka.

Pergerakan nilai tukar mata uang asing cenderung lebih besar untuk jangka
waktu yang lebih lama. Sehinggga, jika data nilai tukar dinilai secara tahunan
maka pergerakannya akan lebih fluktuatif untuk setiap mata uang daripada yang
ditampilkan di sini, tetapi pergerakan euro masih akan lebih fluktuatif daripada
pergerakan dolar Kanada. Sedangkan jika pergerakan nilai tukar dinilai harian
maka pergerakannya akan lebih stabil untuk setiap mata uang daripada yang
ditunjukkan di sini, tetapi pergerakan euro tetap masih akan lebih fluktuatif
daripada pergerakan dolar Kanada.

Banyak MNC meninjau nilai tukar berdasarkan jangka pendek dan jangka
panjang karena perusahaan-perusahaan tersebut berharap untuk terlibat dalam
transaksi internasional baik dalam waktu dekat maupun jauh.

2. Equilibrium Nilai Tukar

Sebelum mempertimbangkan mengapa nilai tukar berubah, perlu diingat


bahwa nilai tukar (pada waktu tertentu) mewakili harga mata uang, atau tingkat di
mana satu mata uang dapat ditukar dengan yang lain. Nilai tukar selalu melibatkan
dua mata uang, tetapi fokus dalam pembahasan ini adalah perspektif AS. Jadi,
"nilai tukar" dari mata uang apa pun adalah nilai tukar yang dapat ditukarkan
dengan dolar AS.

Seperti produk yang dijual di pasar, harga mata uang ditentukan oleh
permintaan (demand) mata uang tersebut relatif terhadap penawarannya (supply).
Pada saat tertentu, suatu mata uang harus menunjukkan harga di mana permintaan
mata uang tersebut sama dengan penawarannya; ini adalah kurs keseimbangan.
Perubahan kondisi menyebabkan penyesuaian dalam penawaran atau permintaan
untuk mata uang apa pun, yang menyebabkan pergerakan harga mata uang.
a. Permintaan Mata Uang

Pound Inggris digunakan di sini untuk menjelaskan keseimbangan


nilai tukar. Inggris belum mengadopsi euro sebagai mata uangnya dan terus
menggunakan pound. Pada grafik menunjukkan jumlah hipotetis pound yang
akan diminta di bawah berbagai kemungkinan untuk nilai tukar. Pada satu
titik waktu, hanya ada satu nilai tukar. Grafik menunjukkan jumlah pound
yang akan diminta pada berbagai nilai tukar pada titik waktu tertentu. Jadwal
permintaan miring ke bawah karena perusahaan dan individu di Amerika
Serikat akan didorong untuk membeli lebih banyak barang Inggris ketika
pound bernilai lebih rendah, karena akan membutuhkan lebih sedikit dolar
untuk mendapatkan jumlah pound yang diinginkan. Sebaliknya, jika nilai
tukar pound tinggi, perusahaan dan individu di Amerika Serikat kurang
bersedia untuk membeli barang-barang Inggris, karena mereka dapat
memperoleh barang dengan harga lebih rendah di Amerika Serikat atau
negara lain.

b. Pasokan Mata Uang untuk Dijual

Jadwal penawaran pound untuk dijual di pasar valuta asing dapat


dikembangkan dengan cara yang mirip dengan jadwal permintaan pound.
Tampilan 4.3 menunjukkan jumlah pound untuk dijual (disediakan ke pasar
valuta asing dalam pertukaran untuk dolar) sesuai dengan setiap nilai tukar
yang mungkin pada titik waktu tertentu. Perhatikan dari skedul penawaran
pada grafik terdapat hubungan positif antara nilai poundsterling Inggris dan
jumlah poundsterling Inggris untuk dijual (disediakan), yang dapat dijelaskan
sebagai berikut. Ketika pound dinilai tinggi, konsumen dan perusahaan
Inggris lebih cenderung membeli barang-barang AS. Dengan demikian,
mereka memasok lebih banyak pound ke pasar, untuk ditukar dengan dolar.
Sebaliknya, ketika pound dinilai rendah, penawaran pound untuk dijual lebih
kecil, mencerminkan keinginan Inggris yang berkurang untuk mendapatkan
barang-barang AS.

c. Ekuilibrium

Jadwal permintaan dan penawaran untuk pound Inggris digabungkan


dalam grafik untuk waktu tertentu. Pada nilai tukar $1,50, jumlah pound yang
diminta akan melebihi penawaran pound untuk dijual. Akibatnya, bank-bank
yang menyediakan jasa valuta asing akan mengalami kekurangan pound pada
nilai tukar tersebut. Pada nilai tukar $1,60, jumlah pound yang diminta akan
lebih kecil dari penawaran pound untuk dijual; dalam hal ini, bank yang
menyediakan jasa valuta asing akan mengalami surplus pound pada nilai
tukar tersebut. Menurut grafik, kurs ekuilibrium adalah $1,55 karena kurs ini
menyamakan jumlah pound yang diminta dengan penawaran pound untuk
dijual.
d. Dampak Likuiditas.
Untuk semua mata uang, nilai tukar ekuilibrium dicapai melalui
transaksi di pasar valuta asing, tetapi untuk beberapa mata uang, proses
penyesuaian lebih fluktuatif daripada yang lain. Likuiditas mata uang
mempengaruhi sensitivitas nilai tukar terhadap transaksi tertentu. Jika pasar
spot mata uang likuid, nilai tukarnya tidak akan sangat sensitif terhadap satu
pembelian atau penjualan mata uang dalam jumlah besar. Oleh karena itu,
perubahan nilai tukar ekuilibrium akan relatif kecil. Dengan banyaknya
pembeli dan penjual mata uang yang bersedia, transaksi dapat dengan mudah
diakomodasi. Sebaliknya, jika pasar spot mata uang tidak likuid, nilai
tukarnya mungkin sangat sensitif terhadap satu transaksi pembelian atau
penjualan besar. Tidak ada cukup pembeli atau penjual untuk
mengakomodasi transaksi besar, yang berarti bahwa harga mata uang harus
berubah untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan mata uang.
Akibatnya, mata uang yang tidak likuid cenderung menunjukkan pergerakan
nilai tukar yang lebih fluktuatif, karena harga ekuilibrium mata uangnya
menyesuaikan bahkan dengan perubahan kecil dalam kondisi penawaran dan
permintaan.

e. Perubahan Nilai Tukar Ekuilibrium


Perubahan dalam jadwal permintaan dan penawaran suatu mata uang
memaksa perubahan dalam nilai tukar ekuilibrium di pasar valuta asing.
Sebelum mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan
perubahan jadwal permintaan dan penawaran mata uang, penting untuk
memahami logika bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi nilai tukar
ekuilibrium. Ada empat kemungkinan perubahan kondisi pasar yang dapat
mempengaruhi kurs ini, dan setiap kondisi dijelaskan dengan aplikasi ke
pound Inggris. Nilai tukar bervariasi karena bank yang berfungsi sebagai
perantara di pasar valuta asing menyesuaikan harga di mana mereka bersedia
untuk membeli atau menjual mata uang tertentu dalam menghadapi
kekurangan atau kelebihan mata uang itu secara tiba-tiba.
• Peningkatan Jadwal Permintaan
AS untuk pound Inggris dapat berubah setiap saat. Asumsikan
bahwa permintaan pound Inggris di pasar valuta asing meningkat
tetapi jadwal penawaran pound Inggris untuk dijual tidak berubah.
Kemudian jumlah pound yang diminta di pasar valuta asing akan
lebih banyak daripada jumlah yang dijual di pasar valuta asing pada
harga yang berlaku (nilai tukar), yang mengakibatkan kekurangan
pound Inggris. Bank-bank yang berfungsi sebagai perantara di pasar
valuta asing tidak akan memiliki cukup pound Inggris untuk
mengakomodasi permintaan pound pada nilai tukar yang berlaku.
Bank-bank ini akan merespon dengan menaikkan harga (nilai tukar)
pound. Ketika mereka menaikkan nilai tukar, akan ada penurunan
jumlah pound Inggris yang diminta di pasar valuta asing serta
peningkatan jumlah pound Inggris yang dipasok (dijual) di pasar
valuta asing. Bank akan menaikkan nilai tukar ke tingkat di mana
jumlah pound Inggris yang diminta sama dengan jumlah pound
Inggris yang dipasok di pasar valuta asing.
• Penurunan Jadwal Permintaan
Jika permintaan pound Inggris menurun tetapi jadwal penawaran
pound Inggris untuk dijual tidak berubah. Dalam kondisi ini, jumlah
pound yang diminta di pasar valuta asing akan lebih kecil dari jumlah
yang dijual di pasar valuta asing pada harga yang berlaku (kurs). Bank-
bank yang menjadi perantara di pasar ini akan memiliki kelebihan
pound Inggris pada nilai tukar yang berlaku, dan mereka akan
merespons dengan menurunkan harga (nilai tukar) pound. Ketika
mereka mengurangi nilai tukar, akan ada peningkatan jumlah pound
Inggris yang diminta di pasar valuta asing dan penurunan jumlah
pound Inggris yang dipasok (dijual) di pasar itu. Bank akan
mengurangi nilai tukar ke tingkat di mana jumlah pound Inggris yang
diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan di pasar valuta asing.
• Peningkatan Jadwal Pasokan
Permintaan dari perusahaan Inggris, konsumen, atau lembaga
pemerintah untuk dolar AS dapat berubah setiap saat. Asumsikan
bahwa kondisi tersebut menyebabkan permintaan Inggris terhadap
dolar AS meningkat. Kemudian ada peningkatan jumlah pound Inggris
yang akan dipasok (ditukar dengan dolar) di pasar valuta asing
meskipun jadwal permintaan pound Inggris tidak berubah. Dalam hal
ini, jumlah mata uang yang ditawarkan di pasar valuta asing akan
melebihi jumlah pound Inggris yang diminta di pasar itu pada harga
yang berlaku (nilai tukar), menghasilkan surplus pound Inggris. Bank-
bank yang menjadi perantara di pasar valuta asing akan merespon
dengan menurunkan harga pound. Ketika mereka mengurangi nilai
tukar, akan ada peningkatan jumlah pound Inggris yang diminta di
pasar valuta asing. Bank akan mengurangi nilai tukar ke tingkat di
mana jumlah pound Inggris yang diminta sama dengan jumlah pound
Inggris yang dipasok (dijual) di pasar valuta asing.
• Penurunan Jadwal Pasokan
Jika kondisi menyebabkan perusahaan, konsumen, dan lembaga
pemerintah Inggris membutuhkan lebih sedikit dolar AS. Oleh karena
itu ada penurunan dalam penawaran pound Inggris untuk ditukar
dengan dolar di pasar valuta asing, meskipun jadwal permintaan untuk
pound Inggris tidak berubah. Dalam hal ini, jumlah pound yang
ditawarkan akan lebih kecil dari jumlah yang diminta di pasar valuta
asing pada harga yang berlaku (nilai tukar), yang mengakibatkan
kekurangan pound Inggris. Bank yang berfungsi sebagai perantara di
pasar valuta asing akan merespon dengan menaikkan harga (nilai
tukar) pound. Ketika mereka meningkatkan nilai tukar, akan ada
pengurangan jumlah pound Inggris yang diminta dan peningkatan
jumlah pound Inggris yang ditawarkan. Bank akan menaikkan nilai
tukar ke tingkat di mana jumlah pound Inggris yang diminta sama
dengan jumlah pound Inggris yang dipasok (dijual) di pasar valuta
asing.
KESIMPULAN

Pergerakan nilai tukar mempengaruhi nilai MNC (Multinational Corporation)


karena dapat mempengaruhi jumlah arus kas masuk yang diterima dari ekspor atau dari
anak perusahaan dan jumlah arus kas keluar yang diperlukan untuk membayar impor.
Nilai tukar mengukur nilai satu mata uang dalam satuan mata uang lain. Ketika kondisi
ekonomi berubah, nilai tukar dapat berubah secara substansial. Penurunan nilai mata uang
dikenal sebagai depresiasi sedangkan peningkatan nilai mata uang dikenal sebagai
apresiasi. Persentase perubahan nilai asing kemudian dihitung sebagai berikut:
𝑆 − 𝑆𝑡 − 1
𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡 ∆ 𝑖𝑛 𝑓𝑜𝑟𝑒𝑖𝑔𝑛 𝑐𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 =
𝑆𝑡 − 1

Perubahan persentase positif menunjukkan bahwa mata uang asing telah


mengalami apresiasi, dan perubahan persentase negatif menunjukkan bahwa mata uang
telah terdepresiasi.

Sebelum mempertimbangkan mengapa nilai tukar berubah, perlu diingat bahwa


nilai tukar (pada waktu tertentu) mewakili harga mata uang, atau tingkat di mana satu
mata uang dapat ditukar dengan yang lain. Nilai tukar selalu melibatkan dua mata uang,
tetapi fokus dalam pembahasan ini adalah perspektif AS. Jadi, "nilai tukar" dari mata
uang apa pun adalah nilai tukar yang dapat ditukarkan dengan dolar AS.

Beberapa kondisi menyebabkan penyesuaian dalam penawaran atau permintaan


untuk mata uang apa pun, yang menyebabkan pergerakan harga mata uang. Beberapa
kondisi yang dimaksud yaitu Permintaan Mata Uang, Pasokan Mata Uang untuk Dijual,
Ekuilibrium, Dampak Likuiditas, dan Perubahan Nilai Tukar Ekuilibrium. Perubahan
dalam jadwal permintaan dan penawaran suatu mata uang memaksa perubahan dalam
nilai tukar ekuilibrium di pasar valuta asing. Sebelum mempertimbangkan faktor-faktor
yang dapat menyebabkan perubahan jadwal permintaan dan penawaran mata uang,
penting untuk memahami logika bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi nilai tukar
ekuilibrium. Ada empat kemungkinan perubahan kondisi pasar yang dapat
mempengaruhi kurs ini, dan setiap kondisi dijelaskan dengan aplikasi ke pound Inggris.
Keempat kemungkinan tersebut yaitu, peningkatan jadwal permintaan, penurunan jadwal
permintaan, peningkatan jadwal pasokan, dan penurunan jadwal pasokan.
DAFTAR PUSTAKA

Madura, J. (2014). International Financial Management 12th Edition. USA:


South- Western Cencage Learning.

Anda mungkin juga menyukai