NIM : 20/471029/PEK/26756
- Pos nonmonetery yang diukur dalam biaya historis (pada tanggal transaksi ) dalam
valuta asing
- Pos nonmonetery yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur
b. Jelaskan apakah dua negara yang mempunyai inflasi sama akan memberikan akibat sama
terhadap matauang negara yang bersangkutan.
Jawab :
Inflasi sangat berpengaruh terhadap mata uang. Tingginya inflasi akan menyebabkan
depresiasi mata uang dikarenakan harga barang domestik yang naik dan mendorong
impor. Jika pada dua negara memiliki inflasi yang sama kedua negara tersebut akan
sama-sama mengalami depresiasi mata uang. Namun ketika dua negara tersebut saling
berketergantungan terhadap ekspor impor maka perekonomian kedua negara tersebut
akan down. Hal ini karena harga pada kedua negara tersebut meningkat.
c. Jelaskan peranan Purchasing Power Parity dalam perubahan nilai tukar suatu currency
Jawab :
Purchasing Power Parity merupakan salah satu cara atau pendekatan yang
digunakan untuk menjelaskan nilai tukar. Konsep Purchasing Power Parity menyatakan
bahwa nilai antara dua negara akan berubah sesuai dengan harga dikedua negara tersebut.
Artinya harga pada negara tersebut dapat berpengaruh terhadap nilai mata uang di negara
tersebut. Ketika harga pada suatu negara mengalami kenaikan, maka akan menyebabkan
penurunan daya beli domestik dinegara tersebut sehingga akan mendorong impor. Hal ini
menyebabkan menurunnya permintaan mata uang domestik sehingga mata uang domestik
akan melemah atau mengalami depresiasi, sedangkan mata yang negara lainnya
mengalami apresiasi. Begitupun sebaliknya, penurunan tingkat harga pada suatu negara
akan meningkatkan daya beli domestik dan mendorong ekspor sehingga permintaan
terhadap mata uang domestik akan meningkat dan menyebabkan mata uang domesti
terapresiasi dan mata uang asing terdepresiasi.
2. a. Mentri Keuangan USA, menyatakan bahwa USA kemungkinan terancam gagal bayar
utang. Sebelumnya telah disetujui pencetakan uang sebesar $3,5Triliun, serta adanya
saran dari salah satu senator USA untuk tidak membayar utang USA ke China. Jelaskan
Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin
NIM : 20/471029/PEK/26756
bagaimana situasi ini terhadap keuangan internasional dan keuangan USA, yang tentu
saja pada akhirnya akan berdampak pada MNC.
Jawab :
Jika USA mengalami gagal bayar hutang (defaut) akan berdampak pada
perekonomian USA dan bahkan Internasional. Percetakan uang sebesar $3.5 Triliun ini
akan menyebabkan inflasi pada negara tersebut, sehingga dapat meningkatkan harga
barang domestik. Hal ini berpengaruh terhadap negara-negara yang mengimpor barang
dari USA. Selain itu, hal ini kemungkinan juga akan berpengaruh terhadap pasar global.
Pasar diseluruh dunia akan jatuh dan suku bunga global akan naik. Dikarenakan USA
tidak dapat membayar kembali hutangnya kepada pemegang obligasi, maka nilai obligasi
akan turun dan dapat menyebabkan penurunan bursa saham. Hal tersebut akan
mendorong kenaikan suku bunga di seluruh dunia terutama yang sering terikat dengan
surat hutang AS seperti bills, notes, dan bonds. Gagal bayar ini tentu saja sangat
merugikan USA karena defisit anggran negara, namun hal ini juga berdampak pada
kreditur besar. Contohnya Jepang sebagai pemegang obligasi AS terbesar yangmana
Jepang memiliki sekitar $1,21 triliun yang setara dengan sepertempat output ekonomi
tahunannya, jika USA gagal bayar, maka hal ini akan membahayakan ekonomi Jepang.
b. Bagaimana mekanisme hubungan antara inflasi, tingkat bunga, nilai tukar dan balance of
payment dari suatu negara dalam membentuk kurs negara yang bersangkutan? (hint. Ingat
kasus Zimbabwe). Jelaskan apakah jika BOP surplus pasti baik dan jika defisit pasti
buruk.
Jawab :
Inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, dan balance of payment pada dasarnya memiliki
hubungan dalam membentuk kurs di suatu negara. Pada saat tingkat inflasi disuatu negara
tinggi, maka akan menyebabkan naiknya harga barang domestic. Naiknya harga barang
domestic akan membuat barang-barang tersebut menjadi kurang kompetitif di pasar
internasional. Naiknya harga barang domestic ini juga akan menyebabkan konsumsi
dalam negeri menurun sehingga mendorong impor. Pada saat seperti ini, tingginya impor
dan kurangnya ekspor menyebabkan kebutuhan akan mata uang asing meningkat
sehingga terjadi mata uang negara tersebut mengalami depresiasi.
Tingginya impor dan menurunnya ekspor berarti pengeluaran negara lebih banyak
dibandingkan dengan pendapatan negara. Hal ini akan berpengaruh terdapat Balance of
payment suatu negara. Ketika pengeluaran lebih banyak dibandingkan dengan
pendapatan, maka akan menyebabkan deficit anggaran, yangmana hal ini akan
berpengaruh pada mata uang suatu negara. Defisit neraca ini akan menyebabkan mata
uang melemah atau terjadi depresiasi karena aliran mata uang ke luar negeri lebih banyak
dibandingkan dengan aliran mata uang yang masuk ke dalam negeri. Hal ini akan lebih
membahayakan ekonomi negara apabila ditambahkan dengan dampak dari tingkat bunga.
Tingkat bunga merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi nilai tukar.
Perubahan tingkat bunga suaru negara akan berdampak pada perubahan permintaan akan
mata uang negara tersebut. Ketika tingkat bunga mata uang domestic meningkat, maka
modal asing akan masuk ke negara tersebut kemudian akan menyebabkan terjadinya
apresiasi atau menguatnya mata uang domestic.
Dapat dilihat dari hubungan dan penjelasan tersebut, maka disimpulkan bahwa
jika balance of payment suatu negara mengalami deficit neraca akan berakibat buruk
Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin
NIM : 20/471029/PEK/26756
pada negara tersebut. Seperti kasus yang terjadi di Zimbabwe, ketika terjadi deficit
neraca, maka akan mendorong pemerintah untuk melakukan percetakan uang sehingga
akan menyebabkan terjadinya inflasi. Inflasi yang meningkat ini akan sangat berpengaruh
terhapat perekonomian negara dan juga mata uang negara tersebut.
c. Jelaskan manakah yang lebih diyakini oleh MNC, melakukan proporsi utang ataukah
mengurangi risiko perubahan mata uang akibat utang dalam mata uang asing. Jelaskan
mengapa!
Jawab :
MNC atau perusahaan multinasional lebih menyakini untuk mengurangi reaiko
perubahan mata uang akibat utang dalam mata uang asing daripada sekerdar melakukan
proporsi utang perusahaan. Hal ini karena melakukan hutang dengan mata uang asing
lebih beresiko, perusahaan harus menanggung bunga dan juga resiko ketidakpastian nilai
mata uang domestik terhadap mata uang asing. Mata uang suatu negara dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang tidak bisa didiversifikasi seperti inflasi.
Anda sebagai CFO perusahaan TRUMP berfikir untuk mencari kemungkinan adanya
arbitrage agar berpengaruh terhadap profit margin perusahaan
3. Berikut di bawah ini adalah dua bank di Thailand, yaitu Phi-Phi Bank dan Krabi Bank
dengan harga spot rate sebagai berikut. Dari data tersebut, apakah ada kemungkinan anda
untuk melakukan locational arbitrage jika menggunakan uang yang akan di transaksikan
sejumlah $1.000.000?
4. Selain adanya data bid dan ask untuk Thai bath, anda juga melihat adanya kemungkinan
terjadi triangular arbitrage karena mempunyai data berikut di bawah ini. Dari data tersebut
di bawah apakah bisa terjadi arbitrage?
6. Gagal bayar perusahaan kontruksi Evergrande telah menggoncangkan dunia beberapa saat,
tapi kemudian diambil alih oleh pemerintah China. Jelaskan apakah strategi yang dilakukan
pemerintah China bisa berhasil untuk kasus lainnya di luar China? Jelaskan analisis anda.
Jawab :
Potensi gagal bayar oleh Evergrande mendorong aksi jual tajan di Wall Street dan
melebarkan spread pada obligasi imbal hasil tinggi. Masalah gagal bayar pada Evergrande
ini diakibatkan oleh masalah likuiditas. China kemudian mengambil alih Evergrande, hal
ini dilakukan China karena Evergrande merupakan perusahaan yang penting secara
sistemik. Gagal bayar yang dialami Evergrande akan menurunkan kepercayaan inverstor
yang menyebabkan mereka menilai kembali asetnya pada Evergrande. Jika kepercayaan
investor menurun, maka akan banyak investor yang menarik dananya sehingga akan
berdampak pada menurunnya Foreign Direct Investment (FDI).
Strategi yang dilakukan pemerintah china yaitu melakukan Bailot untuk menjamin mitigasi
risiko sistemik berdasarkan riset Ashmore. Untuk melakukan hal ini pemerintah China
melakukan intervensi sebanyak tiga kali dalam sebulan terakhir.
- Pemerintah China konsolidasi semua tantangan legal dengan pemasok dan kontraktor
Evergrande di pengadilan khusus di Guangzhou untuk mengontrol proses dan
menghindari perusahaan diserang di pengadilan berbeda seiring perusahaan pemiliki
hampir 1.000 proyek lebih dari 200 kota.
- Pemerintah mengizinkan perusahaan untuk kembali menegosiasikan kembali syarat
pinjaman bank. Bank akan direkapitalisasi oleh pemerintah untuk hindari kerugian
berputar-putar. Evergrande memiliki lebih dari USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.425
triliun (asumsi kurs Rp 14.258 per dolar AS) untuk kewajiban bank. Angka ini lebih
dari sepertiga dari semua kewajiban mereka.
- Pemerintah intervensi dengan menambahkan likuiditas jangka pendek ke sistem
perbankan untuk mengurangi kepanikan di pasar. Strategi diatas yaitu mendongkrak
produk domestik bruto (PDB)
Keberhasilan strategi yang dilakukan pemerintah China tergantung pada
kemampuannya untuk meningkatkan urbanisasi sehingga mencapai kemakmuran.