Anda di halaman 1dari 6

Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin

NIM : 20/471029/PEK/26756

MAGISTER MANAJEMEN – KAMPUS JAKARTA


FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA

UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata kuliah : Multinational Finance (MAN6121)
Dosen Pengajar : Prof. Dr. Sukmawati Sukamulja
Hari, tanggal : Kamis, 7 Oktober 2021
Waktu : maks 6 jam, dikumpulkan pada
tanggal 7 Oktober pk 19.30 via Simaster
Sifat Ujian : Take home Exam tetapi tidak boleh bekerjasama
(be honest)

Kelas Reguler Jogjakarta

Semua jawaban hasus bersifat analitik dan mendasarkan pada suatu


argumentasi/data/informasi yang valid

1. a. Jelaskan mekanisme dan praktiknya dalam meningkatkan soft-currency liabilities dalam


translation exposure? Di Indonesia menggunakan sistem translation expose apakah?
Jawab :
Translation exposure atau accounting exposure adalah mengukur seberapa jauh
laporan keuangan konsolidasi dari suatu perusahaan dipengaruhi oleh kurs valas.
Translation exposure ini muncul karena adanya kebutuhan untuk pelaporan dan
konsolidasi untuk mengkonversi laporan keuangan operasi luar negeri dari mata uang
tempat perusahaan tersebut beroperasi ke mata yang perusahaan induk (parent company).
Dari adanya konversi mata uang ini akan menyebabkan keuntungan atau pun kerugian
dari perusahaan tergantung nilai mata uangnya. Pada dasarnya translation exposure
hanya sebagai pelaporan saja, namun ternyata pergerakan mata uang dapat
mempengaruhi keuntungan atau kerugian perusahaan. Keuntungan atau kerugian
perusahaan ini dapat dilihat dari selisih nilai tukar pada akhir tahun dan awal tahun
operasi. Untuk menghindari resiko kerugian akibat translation exposure, maka
perusahaan biasanya melakukan hedging atau lindung nilai dengan cara pengurangan soft
currency assets (hard currency liabilities) dan meningkatkan soft currency liabilities
(hard currency assets).
Di Indonesia, translation exposure diatur dalam PSAK 10 tentang pengaruh valuta
asing. PSAK 10 menjelaskan bahwa dalam penyajian laporan keuangan terdapat 2 mata
uang yaitu, mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama
dimana entitas beroperasi, dan mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan
dalam penyajian laporan keuangan. Artinya untuk perusahaan multinational yang
Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin
NIM : 20/471029/PEK/26756
beroperasi di Indonesia laporan keuangan disajikan dalam Rupiah. Dimana dalam
Translation exposure terdapat perbedaan antara exposed assets dan exposed liabilities.
Namun perusahaan multinasional di Indonesia dalam melakukan translation exposure,
diatur sebagai berikut.
- Aset dan liabilitas untuk setiap laporan dari posisi keuangan yang disajikan harus
dijabarkan menggunakan kurs penutup
- penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dan dijabarkan menggunakan
kurs pada tanggal transaksi atau dengan historical kurs
Selain itu pada PSAK 10 mengatakan bahwa translation exposure di Indonesia
menggunakan alternative monetary/non monetary seperti :
- Pos monetery valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup

- Pos nonmonetery yang diukur dalam biaya historis (pada tanggal transaksi ) dalam
valuta asing
- Pos nonmonetery yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur

b. Jelaskan apakah dua negara yang mempunyai inflasi sama akan memberikan akibat sama
terhadap matauang negara yang bersangkutan.
Jawab :
Inflasi sangat berpengaruh terhadap mata uang. Tingginya inflasi akan menyebabkan
depresiasi mata uang dikarenakan harga barang domestik yang naik dan mendorong
impor. Jika pada dua negara memiliki inflasi yang sama kedua negara tersebut akan
sama-sama mengalami depresiasi mata uang. Namun ketika dua negara tersebut saling
berketergantungan terhadap ekspor impor maka perekonomian kedua negara tersebut
akan down. Hal ini karena harga pada kedua negara tersebut meningkat.

c. Jelaskan peranan Purchasing Power Parity dalam perubahan nilai tukar suatu currency
Jawab :
Purchasing Power Parity merupakan salah satu cara atau pendekatan yang
digunakan untuk menjelaskan nilai tukar. Konsep Purchasing Power Parity menyatakan
bahwa nilai antara dua negara akan berubah sesuai dengan harga dikedua negara tersebut.
Artinya harga pada negara tersebut dapat berpengaruh terhadap nilai mata uang di negara
tersebut. Ketika harga pada suatu negara mengalami kenaikan, maka akan menyebabkan
penurunan daya beli domestik dinegara tersebut sehingga akan mendorong impor. Hal ini
menyebabkan menurunnya permintaan mata uang domestik sehingga mata uang domestik
akan melemah atau mengalami depresiasi, sedangkan mata yang negara lainnya
mengalami apresiasi. Begitupun sebaliknya, penurunan tingkat harga pada suatu negara
akan meningkatkan daya beli domestik dan mendorong ekspor sehingga permintaan
terhadap mata uang domestik akan meningkat dan menyebabkan mata uang domesti
terapresiasi dan mata uang asing terdepresiasi.

2. a. Mentri Keuangan USA, menyatakan bahwa USA kemungkinan terancam gagal bayar
utang. Sebelumnya telah disetujui pencetakan uang sebesar $3,5Triliun, serta adanya
saran dari salah satu senator USA untuk tidak membayar utang USA ke China. Jelaskan
Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin
NIM : 20/471029/PEK/26756
bagaimana situasi ini terhadap keuangan internasional dan keuangan USA, yang tentu
saja pada akhirnya akan berdampak pada MNC.
Jawab :
Jika USA mengalami gagal bayar hutang (defaut) akan berdampak pada
perekonomian USA dan bahkan Internasional. Percetakan uang sebesar $3.5 Triliun ini
akan menyebabkan inflasi pada negara tersebut, sehingga dapat meningkatkan harga
barang domestik. Hal ini berpengaruh terhadap negara-negara yang mengimpor barang
dari USA. Selain itu, hal ini kemungkinan juga akan berpengaruh terhadap pasar global.
Pasar diseluruh dunia akan jatuh dan suku bunga global akan naik. Dikarenakan USA
tidak dapat membayar kembali hutangnya kepada pemegang obligasi, maka nilai obligasi
akan turun dan dapat menyebabkan penurunan bursa saham. Hal tersebut akan
mendorong kenaikan suku bunga di seluruh dunia terutama yang sering terikat dengan
surat hutang AS seperti bills, notes, dan bonds. Gagal bayar ini tentu saja sangat
merugikan USA karena defisit anggran negara, namun hal ini juga berdampak pada
kreditur besar. Contohnya Jepang sebagai pemegang obligasi AS terbesar yangmana
Jepang memiliki sekitar $1,21 triliun yang setara dengan sepertempat output ekonomi
tahunannya, jika USA gagal bayar, maka hal ini akan membahayakan ekonomi Jepang.

b. Bagaimana mekanisme hubungan antara inflasi, tingkat bunga, nilai tukar dan balance of
payment dari suatu negara dalam membentuk kurs negara yang bersangkutan? (hint. Ingat
kasus Zimbabwe). Jelaskan apakah jika BOP surplus pasti baik dan jika defisit pasti
buruk.
Jawab :
Inflasi, tingkat bunga, nilai tukar, dan balance of payment pada dasarnya memiliki
hubungan dalam membentuk kurs di suatu negara. Pada saat tingkat inflasi disuatu negara
tinggi, maka akan menyebabkan naiknya harga barang domestic. Naiknya harga barang
domestic akan membuat barang-barang tersebut menjadi kurang kompetitif di pasar
internasional. Naiknya harga barang domestic ini juga akan menyebabkan konsumsi
dalam negeri menurun sehingga mendorong impor. Pada saat seperti ini, tingginya impor
dan kurangnya ekspor menyebabkan kebutuhan akan mata uang asing meningkat
sehingga terjadi mata uang negara tersebut mengalami depresiasi.
Tingginya impor dan menurunnya ekspor berarti pengeluaran negara lebih banyak
dibandingkan dengan pendapatan negara. Hal ini akan berpengaruh terdapat Balance of
payment suatu negara. Ketika pengeluaran lebih banyak dibandingkan dengan
pendapatan, maka akan menyebabkan deficit anggaran, yangmana hal ini akan
berpengaruh pada mata uang suatu negara. Defisit neraca ini akan menyebabkan mata
uang melemah atau terjadi depresiasi karena aliran mata uang ke luar negeri lebih banyak
dibandingkan dengan aliran mata uang yang masuk ke dalam negeri. Hal ini akan lebih
membahayakan ekonomi negara apabila ditambahkan dengan dampak dari tingkat bunga.
Tingkat bunga merupakan salah satu factor yang dapat mempengaruhi nilai tukar.
Perubahan tingkat bunga suaru negara akan berdampak pada perubahan permintaan akan
mata uang negara tersebut. Ketika tingkat bunga mata uang domestic meningkat, maka
modal asing akan masuk ke negara tersebut kemudian akan menyebabkan terjadinya
apresiasi atau menguatnya mata uang domestic.
Dapat dilihat dari hubungan dan penjelasan tersebut, maka disimpulkan bahwa
jika balance of payment suatu negara mengalami deficit neraca akan berakibat buruk
Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin
NIM : 20/471029/PEK/26756
pada negara tersebut. Seperti kasus yang terjadi di Zimbabwe, ketika terjadi deficit
neraca, maka akan mendorong pemerintah untuk melakukan percetakan uang sehingga
akan menyebabkan terjadinya inflasi. Inflasi yang meningkat ini akan sangat berpengaruh
terhapat perekonomian negara dan juga mata uang negara tersebut.

c. Jelaskan manakah yang lebih diyakini oleh MNC, melakukan proporsi utang ataukah
mengurangi risiko perubahan mata uang akibat utang dalam mata uang asing. Jelaskan
mengapa!
Jawab :
MNC atau perusahaan multinasional lebih menyakini untuk mengurangi reaiko
perubahan mata uang akibat utang dalam mata uang asing daripada sekerdar melakukan
proporsi utang perusahaan. Hal ini karena melakukan hutang dengan mata uang asing
lebih beresiko, perusahaan harus menanggung bunga dan juga resiko ketidakpastian nilai
mata uang domestik terhadap mata uang asing. Mata uang suatu negara dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yang tidak bisa didiversifikasi seperti inflasi.

Kasus di bawah untuk soal no 3 sampai 5


Perusahaan TRUMP International dari USA, memilih Thailand sebagai target ekspor
utama mereka. Perusahaan Bright Thailand sepakat untuk membeli 180.000 unit produk
TRUMP, untuk 3 tahun dengan harga fixed yang didenominasikan dalam mata uang
Thailand, bath. Sebaliknya TRUMP juga mengimpor karet dan plastik dari Thailand
karena harga di Thailand lebih murah. Tahun ini, adanya ketidakpastian politik di
Thailand, terjadi ekses penawaran bath daripada permintaan bath yang menyebabkan
tekanan nilai pada bath. Tekanan tersebut menyebabkan banyak investor asing yang
menarik dananya dari Thailand dan nilai bath makin tertekan dan berpengaruh terhadap
perusahaan TRUMP International.

Anda sebagai CFO perusahaan TRUMP berfikir untuk mencari kemungkinan adanya
arbitrage agar berpengaruh terhadap profit margin perusahaan

3. Berikut di bawah ini adalah dua bank di Thailand, yaitu Phi-Phi Bank dan Krabi Bank
dengan harga spot rate sebagai berikut. Dari data tersebut, apakah ada kemungkinan anda
untuk melakukan locational arbitrage jika menggunakan uang yang akan di transaksikan
sejumlah $1.000.000?

Spot Phi-Phi Bank Krabi Bank


Bid $0,0224 $0,0228
Ask $0,0227 $0,0229
Jawab :
Untuk melakukan Locational Arbitrage tahapannya yaitu :
- Membeli Bath Thailand dari Phi-Phi Bank dengan harga $0,0227 sebanyak $1.000.000,
dari hasil transaksi ini didapatkan :
$1.000.000.000 / $0,0227 = ฿44.052.863
- Setelah membeli Bath dari Phi-Phi Bank, kemudian akan dijual kepada Krabi Bank
dengan harga $0,0228 dari hasil transaksi yang pertama, sehingga :
฿44.052.863 x $0,0228 = $1.004.405
Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin
NIM : 20/471029/PEK/26756
- Dari transaksi tersebut didapatkan keuntungan dari kesempatan locational arbitrage ini
yaitu :
$1.004.405 - $1.000.000 = $4.405
Dari hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa akan ada kemungkinan untuk
melakukan locational arbitrage, karena dengan menggunakan tahapan perhitungan
tersebut dapat dilihat bahwa transaksi memperoleh keuntungan.

4. Selain adanya data bid dan ask untuk Thai bath, anda juga melihat adanya kemungkinan
terjadi triangular arbitrage karena mempunyai data berikut di bawah ini. Dari data tersebut
di bawah apakah bisa terjadi arbitrage?

Quated bid price Quated ask price


Nilai yen Jepang dalam US $0,0085 $0,0086
dollar
Nilai bath Thailand dalam ¥2,69 ¥2,70
yen Jepang
Jawab :
Untuk melakukan triangular arbitrage, tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Membeli bath Thailand sebesar $1.000.000 dari Phi-Phi Bank seharga $0,0227. Maka,
$1.000.000.000 / $0,0227 = ฿44.052.863
- Bath yang diperoleh dari hasil transaksi yang pertama dikonversikan kedalam mata
uang Yen Jepang dengan harga penawaran sebesar ¥2,69. Maka,
฿44.052.863 x ¥2,69 = ¥118.502.203
- Hasil yang diperoleh dari transaksi Bath Thailand ke Yen Jepang dikonversi ke mata
uang Dollar dengan harga $0,0085. Maka,
¥118.502.203 x $0,0085 = $1.007.268
- Sehingga didapatkan keuntungan dari transaksi triangular arbitrage yaitu sebesar :
$1.007.268 - $1.000.000 = $7.268
Dari perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan terjadi arbitrase pada
transaksi tersebut.

5. Anda juga menjajaki kemungkinan terjadinya covered interest arbitrage dengan


memperhatikan kontrak forward untuk bath Thailand. Quated forward rate $0,0225 per
bath Thailand untuk 90-day kontrak forward. Current spot rate $0,0227. 90-day interest
rate di USA adalah 2% dan di Thailand 3,75%. Hitunglah ekspektasi profit/loss dalam
melakukan covered interest arbitrage ini.
Jawab :
Pada Covered Interest Arbitrage, dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
- Mengkonversikan mata uang ke dalam Bath Thailand dengan spot rate $0,0227. Maka,
$1.000.000.000 / $0,0227 = ฿44.052.863
- Setelah mendapatkan hasil dari transaksi konversi mata uang ke dalam Bath Thailand,
kemudian diketahui setelah 90 hari deposito di Thailand akan jatuh tempo. Sehingga
transaksi awal tersebut akan ditambahkan dengan hasil interest rate Thailand (karena
transaksi dilakukan di Thailand dengan mata uang yang sudah dikonversi ke Thailand)
sebesar 3,75%. Maka,
$1.000.000.000 / $0,0227 = ฿44.052.863,4
Nama : Siti Nurmawadah Nurhamidin
NIM : 20/471029/PEK/26756
฿44.052.863 x 3,75% = ฿1.651.982,3
Total = ฿45.704.846
- Setelah 90 hari, Bath yang sudah ditambahkan dengan interest rate dikonversikan ke
dollar dengan quated forward rate sebesar $0,0225. Maka,
฿45.704.846 x $0,0225 = $1.028.359
- Dari perhitungan tersebut dapat kita hitung keuntungannya yaitu :
$1.028.359 - $1.000.000 = $28.359
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ekspektasi keuntungan dalam melakukan covered
interest arbitrage adalah sebesar $28.359. Keuntungan menggunakan covered interest
arbitrage ini lebih besar dibandingkan dengan melakukan location arbitrage yaitu $4.405
dan juga triangular arbitrage yaitu sebesar $7.269.

Soal Bonus, mendapat point 20%

6. Gagal bayar perusahaan kontruksi Evergrande telah menggoncangkan dunia beberapa saat,
tapi kemudian diambil alih oleh pemerintah China. Jelaskan apakah strategi yang dilakukan
pemerintah China bisa berhasil untuk kasus lainnya di luar China? Jelaskan analisis anda.
Jawab :
Potensi gagal bayar oleh Evergrande mendorong aksi jual tajan di Wall Street dan
melebarkan spread pada obligasi imbal hasil tinggi. Masalah gagal bayar pada Evergrande
ini diakibatkan oleh masalah likuiditas. China kemudian mengambil alih Evergrande, hal
ini dilakukan China karena Evergrande merupakan perusahaan yang penting secara
sistemik. Gagal bayar yang dialami Evergrande akan menurunkan kepercayaan inverstor
yang menyebabkan mereka menilai kembali asetnya pada Evergrande. Jika kepercayaan
investor menurun, maka akan banyak investor yang menarik dananya sehingga akan
berdampak pada menurunnya Foreign Direct Investment (FDI).
Strategi yang dilakukan pemerintah china yaitu melakukan Bailot untuk menjamin mitigasi
risiko sistemik berdasarkan riset Ashmore. Untuk melakukan hal ini pemerintah China
melakukan intervensi sebanyak tiga kali dalam sebulan terakhir.
- Pemerintah China konsolidasi semua tantangan legal dengan pemasok dan kontraktor
Evergrande di pengadilan khusus di Guangzhou untuk mengontrol proses dan
menghindari perusahaan diserang di pengadilan berbeda seiring perusahaan pemiliki
hampir 1.000 proyek lebih dari 200 kota.
- Pemerintah mengizinkan perusahaan untuk kembali menegosiasikan kembali syarat
pinjaman bank. Bank akan direkapitalisasi oleh pemerintah untuk hindari kerugian
berputar-putar. Evergrande memiliki lebih dari USD 100 miliar atau sekitar Rp 1.425
triliun (asumsi kurs Rp 14.258 per dolar AS) untuk kewajiban bank. Angka ini lebih
dari sepertiga dari semua kewajiban mereka.
- Pemerintah intervensi dengan menambahkan likuiditas jangka pendek ke sistem
perbankan untuk mengurangi kepanikan di pasar. Strategi diatas yaitu mendongkrak
produk domestik bruto (PDB)
Keberhasilan strategi yang dilakukan pemerintah China tergantung pada
kemampuannya untuk meningkatkan urbanisasi sehingga mencapai kemakmuran.

Anda mungkin juga menyukai