Anda di halaman 1dari 28

BISNIS INTERNASIONAL

KEKUATAN FINANCIAL

OLEH:
KELOMPOK 2
WIDYA ASTUTI (1202120470)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2016
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena dengan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa membuat makalah ini dengan tepat waktunya. Ada pun judul
makalah kami ini adalah Keunggulan Financial.
Embryo makalah ini sebagian besar berasal Artikel sebuah karya sebenarnya sulit
dikatakan sebagai usaha sendiri tanpa bantuan orang lain. Demikian juga dengan makalah ini,
makalah ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa ada dorongan terus-menerus, bantuan
dan kritikan.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah mendorong
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Akhirnya segala kesalah dan kekurangan adalah tanggung jawab
penulis. Namun, apabila terdapat kebenaran dalam makalah ini hanya karena ridho dari sang
pencipta.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................

BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 NILAI MATA UANG YANG BERFLUKTUASI.....................................................................
2.2 PERHITUNGAN KURS VALUTA ASING.............................................................................

2.2.1 Pengertian Kurs Valuta Asing..............................................................................


2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Mata Uang..................................................
2.2.3 Macam-Macam Sistem Kurs...............................................................................
2.2.4 Menghitung Nilai Tukar Valuta Asing Berdasarkan Kurs yang Berlaku.............
2.3 NERACA PEMBAYARAN...........................................................................................
2.3.1 Pengertian Neraca Pembayaran...........................................................................
2.3.2 Komponen-Komponen Neraca Pembayaran.......................................................
2.3.3 Tahapan dalam Neraca Pembayaran....................................................................
2.3.4 Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran......................................................
2.3.5 Manfaat Neraca Pembayaran...............................................................................
2.4 PERPAJAKAN..............................................................................................................
2.4.1 Pengertian Pajak Internasional............................................................................
2.4.2 Macam Pajak Berganda (Double Taxation).........................................................
2.4.3 Sumber Sumber Hukum Pajak Internasional.......................................................
3

2.4.4 Subjek dan Objek Pajak dalam Pajak Internasional............................................


2.4.5 Metode Penghindaran/Pengurangan Pajak Berganda..........................................
2.4.6 Perjanjanjian Penghindaran Pajak Berganda (Tax Treaty)..................................
2.5 INFLASI........................................................................................................................
2.5.1 Pengertian Inflasi.................................................................................................
2.5.2 Macam Macam Inflasi.........................................................................................
2.5.3 Dampak Inflasi Terhadap Perdagangan Internasional.........................................
2.6 UTANG PEMERINTAH: NEGARA BERKEMBANG................................................
2.6.1 Utang Pemerintah : Negara yang Mengalami Kepailitan....................................
2.6.2 Penyebab Meningkatnya Utang Negara Berkembang.........................................
2.6.3 Solusi Masalah Utang..........................................................................................
BAB 111 PENUTUP...........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................................
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekuatan keuangan tidak terkendali meliputi risiko nilai tukar mata uang asing,
neraca pembayaran nasional, perpajakan, tarif, kebijakan fiskal dan moneter, inflasi, serta
aturan-aturan akuntansi bisnis nasional. Tidak terkendali disini berarti bahwa kekuatankekuatan keuangan ini berasal dari luar perusahaan. bukan berarti bahwa manajemen
keuangan dari suatu perusahaan tidak mampu meminimalkan keruian akibat kekuatankekuaatan yang tidak terkndali tersebut, tetapi sebaliknya, kerugian tersebut dapat diubah
menjadi keuntungan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Apa itu nilai mata uang yang berfluktuasi


Apa itu perhitungan kurs valuta asing
Apa itu neraca pembayaran
Apa itu perpajakan
Apa itu inflasi

1.3. Tujuan Penulisan


Tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui nilai mata uang yang berfluktuasi


Mengetahui perhitungan kurs valuta asing
Mengetahui neraca pembayaran
Mengetahui perpajakan
Mengetahui inflasi

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nilai Mata Uang Yang Berfluktuasi

Meskipun bank-bank sentral terkadang turut campur tangan dalam bursa valuta asing
dengan cara membeli dan menjual mata uang dalam jumlah besar, tetapi hampir semua mata
uang berfluktuasi secara bebas satu sama lain. Fluktuasi tersebut bisa saja cukup besar.
Para manajer keuangan harts memahami bagaimana cara untuk melindungi
perusahaannya terhadap kerugian atau untuk mengoptimalkan keuntungan dari fluktuasi
semacam itu. Tingkat risiko nilai tukar mata uang lainnya dihadapi ketika suatu negara
menunda atau mernbatasi partukaran mata uangnya, dan para manajer harus mencoba untuk
meramalkan dan meminimalkan atau menghindari kerugian akibat memegang mata uang
yang tidak dapat ditukar dan dengan demikian menjadi mata uang yang kurang bermanfaat
dalam jumlah besar.

2.2 Perhitungn Kurs Valuta Asing


2.2.1 Pengertian Kurs Valuta Asing
Secara sederhana, kurs mata uang asing atau biasa disebut kurs valuta asing adalah
rasio nilai antara suatu mata uang dengan mata uang lainnya. Artinya kurs menunjukan
perbandingan nilai antara dua mata uang yang berbeda. Kurs adalah nilai suatu mata uang
jika dipertukarkan dengan mata uang lain. Artinya nilai suatu mata uang ditentukan oleh nilai
tukar mata uang tersebut terhadap mata uang lainnya. Kurs adalah harga mata uang suatu
negara yang dinyatakan dengan mata uang negara lain. Artinya kurs menyatakan harga suatu
mata uang jika diperjualbelikan dengan mata uang lain.
2.2.2 Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Mata Uang
Perubahan nilai rupiah terhadap valuta asing antara lain terjadi karena:
1. Kebijakan pemerintah

Kebijakan pemerintah yang dengan sengaja menurunkan nilai rupiah relatif


terhadap valuta asing (devaluasi). Sebaliknya, jika pemerintah sengaja menaikkan
nilai rupiah relatif terhadap valuta asing (revaluasi).
Kebijakan pemerintah bisa mempengaruhi keseimbangan nilai tukar dalam berbagai
hal termasuk :
a. Usaha untuk menghindari hambatan nilai tukar valuta asing.
b. Usaha untuk menghindari hambatan perdagangan luar negeri.
c. Melakukan intervensi di pasar uang yaitu dengan menjual dan membeli mata
uang. Alasan pemerintah untuk melakukan intervensi di pasar uang adalah :
Untuk memperlancar perubahan dari nilai tukar uang domestik yang
bersangkutan.
Untuk membuat kondisi nilai tukar domestik di dalam batas-batas yang
ditentukan.
Tanggapan atas gangguan yang bersifat sementara.
d. Berpengaruh terhadap variabel makro seperti inflasi, tingkat suku bunga dan
tingkat pendapatan.
2. Mekanisme pasar
Gaya tarik antara permintaan dan penawaran suatu mata uang dapat
mengakibatkan mata uang tersebut menguat atau melemahnya. Perubahan selera
masyarakat akan berpengaruh terhadapa nilai kurs valuta asing. Jika selera
masyarakat

terhadap produk impor menurun, permintaan valuta asing dari

masyarakat berkurang sehingga nilai kurs valuta asing menurun.

3. Sistem kurs yang di pakai


7

Sistem Kurs tetap berarti nilai rupiah tidak akan berubah apabila pemerintah
tidak mengubah ketetapan, tetapi karena Indonesia menggunakan kurs mengambang,
maka nilai rupiah sering mengalami perubahan.
2.2.3

Macam-Macam Sistem Kurs

1. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)


Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas moneter
tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar dalam negeri terhadap negara
lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan
di pasar uang. Jika dalam perjalanannya penetapan kurs tetap mengalami masalah, misalnya
terjadi fluktuasi penawaran maupun permintaan yang cukup tinggi maka pemerintah bisa
mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs mata uang yang berada dalam devisa
negara untuk menjaga agar nilai tukar stabil dan kembali ke kurs tetap nya. Dalam kur tetap
ini, bank sentral melakukan intervensi aktif di pasar valas dalam penetapan nilai tukar.
Keunggulan :
Kegiatan spekulasi di pasar uang semakin sempit.
Intervensi aktif pemerintah dalam mengatur nilai tukar sehingga tetap stabil.
Pemerintah memegang peranan penuh dalam pengawasan transaksi devisa.
Kepastian nilai tukar, sehingga perencanaan produksi sesuai dengan hasilnya.
Kelemahan :
Cadangan devisa harus besar, untuk menyerap kelebihan dan kekurangan di pasar
valas.
Kurang fleksibel terhadap perubahan global.
Penetapan kurs yang terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mempengaruhi pasar
ekspor impor.
Kurs tetap
8

Dapat terjadi karena dua hal:


A. kurs devisa tetap standar emas, yaitu dengan mengaitkan nilai suatu mata uang
dengan emas.
Terdiri dari 4 macam kurs valuta asing, yaitu:
1. kurs paritas arta yasa, menunjukkan perbandingan berat emas yang diperoleh dengan
menukarkan satu satuan uang sebuah negara dengan satu satuan uang negara lain.
2. kurs titik ekspor emas, yaitu kurs valuta asing tertinggi dalam sistem standar emas.
3. kurs titik impor emas, yaitu kurs valuta asing terendah dalam sistem standar emas.
4. kurs valuta asing yang terjadi, merupakan kurs yang bergerak naik turun di sekitar
kurs paritas arta yasa.
B. kurs devisa tetap standar kertas
pemerintah menetapkan nilai tukar mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain
dan berusaha mempertahankannya dengan berbagai macam kebijaksanaan.
2. Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)
Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta. Dalam
pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat ekonomi moneter dan fiskal yang
ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak murni berasal dari penawaran dan permintaan uang.
Keunggulan :
Mampu menjaga stabilitas moneter dengan lebih baik dan neraca pembayaran suatu
negara.
Adanya aktifitas MD/MS dalam pasar valuta berdasarkan kurs indikasi akan mampu
menstabilkan nilai tukar dengan lebih baik sesuai dengan kondisi ekonomi yang
terjadi.
Devisa yang diperlukan tidak sebesar pada nilai tukar tetap.
Mampu memadukan sistem tetap dan mengambang.
9

Kelemahan :
Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan
menetapkan kurs.
Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai
devisa untuk menutupi selisihnya.
3. Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate)
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan
bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistim nilai tukar ini akan
menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang sesuai
dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada
campur tangan pemerintah.
Keunggulan :
Cadangan devisa lebih aman.
Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi
dalam negeri.
Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
Tidak ada batasan valas.
Equilibrium pasar uang.
Kelemahan :
Praktik spekulasi semakin bebas.

10

Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan,
masih kurang teapt untuk negara berkembang.
Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.
Penentuan kurs valuta asing
2.2.4

Menghitung Nilai Tukar Valuta Asing Berdasarkan Kurs yang Berlaku


Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak,maka nilai uang akan turun dan

sebaliknya.
Perhitungan Kurs mengenal dua istilah sebagai berikut:
1. Kurs Beli adalah kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar (Bank, money changer)
membeli valuta asing (Dollar, Riyal dan sebagainya)
2. Kurs Jual adalah perhitungan kurs pada saat pelaku pasar (Bank, money changer)
menjual valuta asing.
3. Kurs tengah, yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli dan
kurs jual yang dibagi dua).
Contoh Soal:
Seorang pelajar dari Amerika berwisata ke Bali dengan bekal uang sejumlah
US$20,000. Kurs beli saat itu Rp.8.900 dan jual Rp.9.040. Berarti dia akan memperoleh
jumlah nilai rupiah sebesar.....
Jawab :
Uang sebesar US$20,000, akan ditukarkan ke dalam rupiah
Kurs yang berlaku saat itu:
Kurs jual US$ 1 = Rp.9.040
kurs beli US$ 1 = Rp.8.900
Dalam hal ini pihak bank berlaku sebagai pembeli dollar sehingga yang dipakai adalah kurs
beli, sehingga US$ 20,000 x 8900 = Rp.178.000.000,00.
11

2.3 Neraca Pembayaran


2.3.1 Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran atau yang sering disebut balance of payment (BOP)
merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu
negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun)
termasuk apa yang ada di dalam transaksi perdagangan internasional suatu negara.
Sedangkan menurut IMF (1993), Neraca pembayaran adalah suatu catatan yang disusun
secara sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi yang meliputi perdagangan
barang/jasa, transfer keuangan dan moneter antara penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain untuk suatu periode waktu tertentu.
Neraca pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah
dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya neraca
pembayaran terbagi; neraca transaksi berjalan; neraca lalu lintas modal dan finansial; dan
item-item finansial. Akan tetapi, yang termasuk dalam neraca pembayaran internasional
hanyalah transaksi ekonomi internasional saja, sedangkan transaksi bantuan militer tidak
termasuk di dalamnya.
Kebijaksanaan neraca pembayaran merupakan bagian integral dari kebijaksanaan
pembangunan dan mempunyai peranan penting dalam pemantapan stabilitas di bidang
ekonomi. Di samping itu, juga diusahakan tercapainya perubahan fundamental dalam
struktur produksi dan perdagangan luar negeri sehingga dapat meningkatkan ketahanan
ekonomi Indonesia terhadap tantangan-tantangan di dalam negeri dan keguncangankeguncangan ekonomi dunia, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan
Negara.
Di bidang perdagangan, kebijaksanaan neraca pembayaran ditujukan untuk
meningkatkan

efisiensi

dan

produktivitas

industri

dalam

negeri,

menunjang

12

pengembangan ekspor nonmigas, memelihara kestabilan harga dan penyediaan barangbarang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha yang makin
menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri
melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri dan diarahkan untuk
menjaga

kestabilan

perkembangan

neraca

pembayaran

secara

keseluruhan.

Kebijaksanaan kurs devisa diarahkan untuk mendorong ekspor nonmigas dan


mendukung kebijaksanaan moneter dalam negeri.
2.3.2 Komponen-Komponen Neraca Pembayaran
Necara pembayaran terdiri dari beberapa komponen, yaitu neraca barang (neraca
perdagangan) dan neraca jasa. Keduanya disebut neraca transaksi berjalan (current
account) dan neraca modal.
2 Neraca barang (Neraca Perdagangan)
Neraca barang disebut juga neraca transaksi berjalan (current account). Ekspor
barang merupakan transaksi kredit karena transaksi itu menimbulkan hak untuk
menerima pembayaran (menyebabkan terjadinya aliran uang atau dana masuk ke dalam
negeri). Impor barang merupakan transaksi debet karena menimbulkan kewajiban untuk
melakukan pembayaran kepada negara lain (menyebabkan aliran dana atau uang ke luar
negeri).
3 Neraca Jasa
Neraca jasa meliputi transaksi ekspor dan impor jasa. Ekspor jasa meliputi
penjualan jasa angkutan, turisme/pariwisata, asuransi, pendapatan investasi dan modal di
luar negeri. Ekspor jasa termasuk transaksi kredit. Impor jasa meliputi pembelian jasa
dari penduduk negara lain, termasuk pembayaran bunga, dividen atau keuntungan modal
yang ditanam di dalam negeri oleh penduduk negara lain.
2.3.2

Tahapan dalam Neraca Pembayaran

13

Setiap negara cenderung memiliki beberapa tahapan dalam neraca pembayarannya,


dari negara debitur muda hingga negara kreditur madya.
1. Negara debitur muda dimana pada tahapan ini suatu negara lebih banyak mengimpor
daripada mengekspor selisih di antara keduanya ditutup melalui pinjaman luar negeri
sehingga memungkinkan negara tersebut menumpuk modal.
2. Negara debitur madya dimana pada tahapan ini neraca perdagangan suatu negara telah
surplus, tetapi pertumbuhan dividen dan bunga yang harus dibayarkan untuk pinjaman
luar negeri menjadikan saldo neraca modalnya kurang seimbang.
3. Negara kreditur muda dimana pada tahapan ini suatu negara mengembangkan
ekspornya secara luar biasa, bahkan negara meminjamkan uang kepada negara-negara
lain.
4. Negara kreditur madya dimana pada tahapan ini pendapatan modal dan investasi luar
negeri memberikan surplus cukup besar terhadap pos tak tampak yang kemudian
diseimbangkan dengan defisit neraca perdagangan.
2.3.3
1.

Masalah dalam Analisis Neraca Pembayaran


Seringkali mengabaikan antara transaksi internasional yang satu dengan yang

lain, sehingga ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran diasosiasikan dengan


satu transaksi saja tanpa melihat hubungannya dengan yang lain. Contoh: investasi di
luar negeri dianggap menambah defisit neraca pembayaran, karena menyebabkan
terjadinya aliran modal keluar. Akan tetapi jika ditinjau lebih lanjut, investasi ini
nantinya akan menunjang kegiatan ekspor bahan mentah atau lainnya. Demikian juga
pemberian bantuan dari negara lain akan menambah defisit neraca pembayaran,
padahal kebanyakan bantuan (terutama dari negara maju) berupa bantuan dalam
bentuk uang yang dibelanjakan di dalam negeri ataupun bantuan terikat yang artinya

14

bantuan tersebut digunakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan oleh


negara pemberi bantuan.
2.

Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya

defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun
surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama
defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam
jumlah yang sama.
2.3.5

Manfaat Neraca Pembayaran

1. Membukukan seluruh transaksi ekonomi internasional yang terjadi antara


penduduk dalam negari dan penduduk luar negeri.
2. Mengetahui struktur dan komposisi transaksi ekonomi internasional suatu
negara.
3. Mengetahui mitra usaha suatu negara dalam hubungan ekonomi internasional
4. Mengetahui posisi keuangan internasional suatu negara.
5. Indikator yang akan dipertimbangkan oleh negara donor untuk memberikan
bantuan keuangan.
6. Indikator fundamental ekonomi selain tingkat inflasi, pertumbuhan GNP dan
sebagainya.
7. Sebagai bahan pertimbangan pemerintah dalam; mengambil langkah-langkah
dibidang ekonomi; mengambil kebijakan dibidang moneter dan fiskal;
mengetahui pengaruh hubungan ekonomi internasional terhadap pendapatan
nasional; mengambil kebijakan dibidang politik internasional.

15

2.4 Perpajakan
2.4.1 Pengertian Pajak Internasional
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pajak
internasional, diantaranya :
1. Prof. Dr. Ottmar Buhler
Hukum pajak internasional dalam arti sempit adalah kaedah-kaedah (norma) hukum
perselisihan (kolisi) yang didasarkan pada hukum antar bangsa (hukum internasional).
Sedangkan dalam arti luas hukum pajak internasional adalah kaedah-kaedah hukum antar
bangsa ditambah peraturan nasiomal yang mempunyai sebagai objek hukum kolisi dalam
bidang perpajakan.
2. Prof. Dr.P.J.A.Adriani
Hukum pajak internasional adalah keseluruhan peraturan yang mengatur tata tertib
hukum dan yang mengatur soal penyedotan daya beli itu di masyarakat. Hukum pajak
internasional merupakan suatu kesatuan hukum yamh mengupas suatu persoalan yang diatur
dalam undang-undang nasional mengenai :
Pemajakan terhadap orang-orang luar negeri
Peraturan-peraturan nasional untuk menghindarkan pajak berganda
Traktat-traktat
3. Anglo Sakson
Di negara-negara Anglo Sakson berlaku pengertian yang terperinci tentang hukum
pajak internasional, yang dibedakan antara :
a. National External Tax Law (Auszensteuerrecht)
Merupakan bagian dari hukum pajak nasional yang memuat mengenai peraturan
perpajakan yang mempunyai daya kerja sampai di batas luar negara karena terdapat unsur-

16

unsur asing, baik mengenai objeknya (sumber ada di luar negeri) maupun terhadap subjeknya
(subjek ada di luar negeri)
b. Foreign Tax Law (Auslandisches Steuerrecht)
Adalah mencakup keseluruhan perundang-undangan dan peraturan-peraturan pajak
dari negara-negara yang ada di seluruh dunia. Foreign tax law berguna sebagai bahan
perbandingan dalam melakukan comparative tax law study ketika akan melakukan perjanjian
perpajakan dengan negara lain.
c. International tax Law
Dalam arti sempit diartikan bahwa hukum pajak internasional merupakan keseluruhan
kaedah pajak berdasarkan hukum antar negara seperti traktat-traktat, konvensi, dll yang
semata-mata berdasarkan sumber-sumber asing. Sedangkan dalam arti luas adalah
keseluruhan kaedah baik yang berdasarkan traktat, konvensi, dan prinsip hukum pajak yang
diterima negara-negara dunia, maupun kaedah-kaedah nasional yang objeknya adalah
pengenaan pajak yang mengandung adanya unsur-unsur asing, yang dapat menimbulkan
bentrokan hukum antara dua negara atau lebih.
2.4.2 Macam Pajak Berganda (Double Taxation)
1. Pajak Berganda Internasional
Pajak internasional mengenal azas-azas tentang domicily country dan source
country. Disebut domicily country apabila negara tempat tinggal Wajib Pajak (domicily
country atau home country) menganut asas domisili yang mengenakan pajak penghasilan atas
worldwide income atas dasar asas domisili.
Apabila Wajib Pajak melakukan transaksi dan memperoleh laba di negara tempat
tinggalnya (source country, atau host country), dan kemudian dikenakan juga pajak
penghasilan atas laba tersebut atas dasar asas domisili, maka Wajib Pajak tersebut akan
dikenakan pajak dua kali (double taxation). Yang pertama oleh source country dan yang

17

kedua oleh domicile country. Negara-negara yang tarif pajaknya rendah atau sama sekali
tidak mengenakan pajak atas penghasilan disebut sebagai negara-negara surga pajak (tax
haven countries).
Pajak berganda dapat dibedakan menjadi Pajak berganda internal (internal double
taxation); pajak berganda internasional (international double taxation); pajak berganda secara
yuridis (juridical double taxation) serta pajak berganda secara ekonomis (economic double
taxation). Internal double taxation adalah pengenaan pajak atas Subjek dan Objek Pajak yang
sama dalam suatu negara. International double taxation adalah pengenaan pajak dua kali (atau
lebih) terhadap Subjek dan Objek Pajak yang sama oleh dua negara. Dua negara atau lebih
mengenakan pengenaan pajak atas Objek Pajak yang sama dan Subjek Pajak yang sama.
Knechtle dalam bukunya berjudul Basic problem in international fiscal law (1979)
membedakan pengertian pajak berganda secara luas (wider sense) dan secara sempit
(narrower sense). Secara luas pengertian pajak berganda diartikan setiap bentuk pembebanan
pajak dan pungutan lainnya lebih dari satu kali, dapat dalam bentuk berganda (double
taxation) atau lebih (multiple taxation) terhadap suatu fakta fiskal. Secara sempit pajak
berganda dianggap terjadi pada semua kasus pemajakan beberapa kali terhadap suatu subjek
dan atau objek pajak dalam satu administrasi perpajakan yang sama. Pajak berganda seperti
ini sering disebut sebagai pajak berganda ekonomis (economic double taxation). Pemajakan
ganda oleh berbagai administrator dapat pula terjadi secara vertikal (pemerintah pusat dan
daerah, atau secara diagonal (pemerintah daerah kota/kabupaten, propinsi X dan Y).
2.4.3 Sumber Sumber Hukum Pajak Internasional
Pada dasarnya hukum pajak internasional adalah hukum pajak nasional yang didalamnya
mengandung unsur-unsur asing, unsur tersebut bisa mengenai subjek pajaknya, objek
pajaknya maupun pemungut pajaknya.
Sumber hukum pajak internasional terdiri dari :

18

1. Hukum pajak nasional yaitu peraturan pajak sepihak yang tidak ditujukan kepada
pihak lain.
2. Traktat yaitu perjanjian pajak dengan negara lain
3. Putusan hakim (nasional maupun internasional)
Tujuan umum pajak internasional adalah untuk mengeliminsai gejala pajak ganda, hal ini
dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. Dengan cara unilateral, dimana negara yang bersangkuatan memasukkan dalam
perundang-undangan pajaknya ketentuan untuk menghindari pajak berganda seperti :
a. Exemption yang didasarkan pada pure territorial principle atau restricted
terrirorial principle
b. Tax credit yang dapat dibedakan menjadi direct tax credit, indirect tax credit, dan
fictious tax credit/tax sparing
2. Dengan cara bilateral, dilakukan denga melakukan perjanjian pajak antar negara yang
dikenal dengan isilah tax treaty atau perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B).
Untuk negara Indonesia telah memiliki Tax Treaty denagn 57 negara.
3. Perjanjian multilateral, misalnya Igeneral Agreement Tariffs and Trade (GATT) yang
mengatut tarif douane secara multilateral.
2.4.4 Subjek dan Objek Pajak dalam Pajak Internasional
Subjek pajak dibagi menjadi 2 :
1. Subjek pajak dalam negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di luar
negeri
2. Sunjek pajak luar negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di dalam
negeri
Sedangkan objek pajak dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Objek pajak dengan sumber di dalam negeri

19

2. Objek pajak dengan sumber di luar negeri


2.4.5

Metode Penghindaran/Pengurangan Pajak Berganda

Dalam rangka menguarangi atau menetralisir dari kemungkinan pengenaan pajak


berganda sebagai akibat dari timbulnya konflik tersebut dimuka maka ada beberapa
metode yang bisa dilakukan antara lain:
1. Metode perjanjian penghindaran pajak berganda internasional antara lain
dilakukan dengan :
Traktat yang bersifat multilateral yakni perjanjian yang dilakukan oleh
beberapa negara dalam satu perjanjian.
Traktat yang bersifat bilateral yakni perjanjian yang menyangkut dua negara.
2. Metode Unilateral atau metode sepihak
Cara ini ditempuh oleh negara secara sepihak melalui Yurisdiksi Nasionalnya,
yakni dengan cara memasukkan ketentuan-ketentuan yang kemungkinan dapat
menimbulkan pengenaan pajak berganda kedalam yurisdiksi nasionalnya,
misalnya ketentuan pasal 24 UU.PPh tentang kredit pajak luar negeri. Tata cara
pengkreditan ini ada dua cara yang dipakai yakni:
Kredit Penuh yakni pembayaran pajak diluar negeri dikreditkan sebesar jumlah
yang dibayar diluar negeri.
Kredit Terbatas yakni tata cara pengkreditan pajak yang dibayar diluar negeri
menurut jumlah yang paling rendah antara yang dibayar diluar negeri dengan
jumlah pajak apabila dikenakan menurut tarif di Indonesia ini yang dianut
pasal 24 UU.PPh.

20

3. Metode Pembebasan
Metode ini adalah dengan cara memberikan pembebasan terhadap penghasilan yang
diterima atau diperoleh dariluar negeri, cara pembebasan ini ada dua cara yang ditempuh
yakni :
Memberikan pembebasan sepenuhnya terhadap penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari negara sumber. Artinya penghasilan dari negara sumber tidak
dimasukkan dalam peghitungan pajak di Negara Domisili. Metode ini juga sering
disebut dengan pembebasan penuh atau full examption.
Cara pembebasan perhitungan pajak yang terhutang hanya atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh didalam negeri, tetapi menerapkan tarif rata-rata atas seluruh
penghasilan baik dari dalam negeri atau luar negeri atau disebut dengan Metode
pembebasan dengan Progresi atau exemption with proression.
Metode pembebasan ini dianggap metode yang paling praktis sebab Negara Domisili
tidak perlu mengetahui bagaimana suatu penghasilan dikenakan pajak di Negara
Sumber.
2.4.6 Perjanjanjian Penghindaran Pajak Berganda (Tax Treaty)
Adalah perjanjian pajak antar dua negara dalam upaya menghindari pajak berganda. Halhal yang ada didalamnya meliputi negara mana saja yang menjadi peserta dan terikat
dalamperjanjian tersebut dan objek pajak apa yang tercakup dalam perjanjian tersebut.
Pada dasarnya tax treaty dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1. Menyebutkan jenis pajaknya tetapi tidak menyebutkan definisinya, hal ini dapat
menimbulkan perbedaan dalam penafsiran, sehingga sering kali ditambahakan
klausal jika terdapta keragu-raguan maka akan dibicarakan bersama.
2. Mencantumkan definisi pajak yang diliputinya disertai dengan nama pajaknya,
yang pada waktu perjanjaian dibuat telah ada dan ditambah dengan ketentuan
21

bahwa pada sewaktu-waktu tertentu otoritas keuangan dari masing-masing negara


akan saling memberitahukan, pajak mana yang tunduk dalam perjanjiana tersebut.
3. Menyebutkan nama pajaknya dengan ketentuan, bahwa perjanjian tersebut juga
berlaku untuk pajak-pajak yang akan diadakan, dan pada hakekatnya mempunyai
dasar yang sama.
Objek pajak dalan tax treaty pada umumnya dibagi dalam 15 jenis penghasilan :
Penghasilan dari harta tetap atau barang tak bergerak (income from immovable
property)
Penghsilan dari usaha (business income atau business profit)
Penghasilan sari usaha perkapalan atau angkutan udara (income from shipping
and air transport)
Deviden
Bunga
Royalty
Keuntungan dari penjualan harta (capital gain)
Penghasilan dari pekerjaan bebas (income from independent personal service)
Penghasilan dari pekerjaan (income from dependent personal service)
Gaji untuk direktur (director fees)
Penghasilan seniman, artis dan atlit (income earned by entertainers and
athletes)
Uang pensiun dan jaminan social tenaga kerja (pension and social security
payment)
Penghasilan pegawai negeri (income in respect of government service)

22

Penghasilan pelajar atau mahasiswa (income received by students and


apprentices)
Penghasilan lain-lain (other income)
Tujuan Kebijakan Perpajakan Internasional
Untuk memajukan perdagangan antar negara, mendorong laju investasi di masingmasing negara, pemerintah berusaha untuk meminimalkan pajak yang menghambat
perdagangan dan investasi tersebut. Salah satu upaya untuk meminimalkan beban tersebut
adalah dengan melakukan penghindaraan pajak berganda internasional.
2.5 Inflasi
2.5.1 Pengertian Inflasi
Inflasi adalah kecendrungan naiknya harga umum barang dan rasa secara terusmenerus akibat tidak adanya keseimbangan arus barang dan arus uang.
Dalam pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu Negara yang
mengalami inflasi memiliki ciri-ciri berikut :
Harga-harga barang pada umumnya dalam keadaan naik terus-menerus.
Jumlah uang yang beredar melebihi kebutuhan.
Jumlah barang relatif sedikit.
Nilai uang (daya beli uang) turun
2.5.2 Macam Macam Inflasi
1. Berdasarkan parah tidaknya, Inflasi dikategorikan menjadi:
a.

Inflasi ringan, adalah inflasi dibawah 10%

b.

Infasi sedang, adalah inflasi yang terjadi antara 10% sampai dengan 30%
setahun

c.

Inflasi berat, adalah inflasi yang terjadi antara 30% sampai dengan 100%
setahun
23

d.

Hiperinflsai, adalah inflasi diatas 100% setahun

2. Berdasarkan Sebab-Sebab Timbulnya Inflasi


Berdasarkan sebab-sebab timbulnya, inflasi dikelompokan menjasi Demand Pull
Inflation dan Cost Push Inflation.
Demand Pull Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh tarikan permintaan. Misalnya
karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan percetakan uang
baru, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena memperoleh kredut murah
dari bank yang menyebabkan peningkatan permintaan yang tidak diimbangi oleh
penawaran sehingga mendorong peningkatan harga.
Cost Push Inflation adalah inflasi yang disebabkan oleh kenaikan ongkos produksi.
Inflasi ini biasanya ditandai dengan naiknya harga barang yang disertai dengan turunnya
jumlah produksi.
3.

Berdasarkan Asal Terjadinya Inflasi


a.

Domestic Inflation
Adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri akibat pengaruh dari negeri luar
(luar negeri). Inkflasi dari dalam negeri bisa terjadi, missal karena defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru oleh pemerintah.

b. Imported Inflation
Adalah inflasi yang berasal dari luar negeri atau inflasi impor. Inflasi ini terjadi
karena pengaruh Negara lain (luar negeri).
2.5.3 Dampak Inflasi Terhadap Perdagangan Internasional
Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga barang-barang produksi dalam negeri
akan lebih mahal dibandingkan produksi luar negeri sehingga barangbarang
produksi dalam negeri kalah bersaing dengan produksi luar negeri. Akibatnya,

24

nilai ekspor akan lebih kecil daripada nilai impor sehingga neraca perdagangan
kita mengalami defisit, dan defisit ini bisa menghabiskan cadangan devisa negara.
2.6 UTANG PEMERINTAH: NEGARA BERKEMBANG
2.6.1

Utang Pemerintah : Negara yang Mengalami Kepailitan


Selama pemberian pinjaman oleh Bank Bank kepada Negara berkembang pada

tahun 70 an,salah seorang pimpinan utama mengatakan Negara tidak akan Pailit .
Pernyataan tersebut terbukti salah, dan kekuatan keuangan baru yang tidak
menyenangkan menghantam bisnis internasional berupa utang pemerintah. Dari sudut
pandang IMF dan BIS di sebutkan bahwa IMF telah mengambil peranan utama dalam
mencoba untuk mengatasi krisis ini ketika muncul, dan BIS juga telah menjembatani
perolehan pinjaman sementara IMF bersiap siap untuk bertindak karena krisis tersebut
begitu penting dan masih mempengaruhi bisnis internasional.
2.6.2 Penyebab Meningkatnya Utang Negara Berkembang
Penyebab bertambahnya Utang Negara berkembang adalah melonjaknya harga
minyak ( impor minyak mentah oleh Negara berkembang rata rata 16 persen dari total
impor Negara berkembang yang bukan penghasil minyak ) Kenaikan harga minyak
membuat Inflasi yang sudah parah menjadi lebih parah lagi, dan gabungan tersebut
menyebabkan terjadinya
resesi dunia.Penurunan dalam harga komoditi non minyak primer, yang merupakan 45
persen dari ekspor Negara berkembang anggota OPEC merupakan pukulan yang serius
bagi ekonomi Negara berkembang dan kemampuan mereka untuk membayar utangnya
yang banyak.
2.6.2 Solusi Masalah Utang
1. Solusi Jangka Pendek

25

Cara mengatasi masalah utang jangka pendek meliputi penjadwalan ulang pembayaran
utang untuk Negara yang tidak mampu membayar sesuai jatuh tempo. Tetapi renegoisasi
telah menjadi semakin sulit, BIS, Bank bank komersial, dan bank sentral enggan
mengucurkan dana pinjaman nya lebih banyak lagi, dikarenakan sumber daya IMF
terbatas
2. Solusi Jangka Panjang
Negoisasi kembali utang di sertai dengan program rencana penghematan yang ketat
adalah sebagian dari tahap pertama usaha dunia untuk memecahkan masalah utang, tahap
ini mengakibatkan kemunduran standar hidup dan membatasi pertumbuhan ekonomi dan
ekspor.Tahap kedua memperlihatkan tingkat kesadaran yang semakin besar bahwa
kebijakan penyesuaian jangka pendek saja tidak akan berhasil.

26

BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

27

Daftar Pustaka
1. Artikel yang berjudul

Bisnis Internasional, Kekuatan Keuangan oleh echonan

dengan Alamat http://pertikel.blogspot.co.id/2012/05/blog-post.html


2. Artikel yang berjudul pengertian dan perhitungan kurs valuta asing oleh ardra.biz
http://ardra.biz/ekonomi/valuta-asing/kurs-valuta-asing/
3. Artikel yang berjudul

Valuta Asing oleh Robert Tanjung dengan Alamat

http://rhobettanjung.blogspot.co.id/2014/01/valuta-asing.html
4. Artikel yang berjudul Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran oleh Devi
sri Harwati dengan Alamat

http://demamfiksi.blogspot.co.id/2015/09/makalah-

perdagangan-internasional-dan.html
5. Artikel yang bejudul Kekuatan Keuangan oleh Erwan Lawanto dengan Alamat
https://id.scribd.com/doc/110583552/Bab-6-Kekuatan-Keuangan
6. Artikel yang berjudul pajak internasional oleh Imania Shinta Dewi dengan Alamat
https://1man1a.wordpress.com/2013/01/02/pajak-internasional/
7. Artikel

yang

berjudulInflasi

oleh

Awalbarri

dengan

Alamat

https://awalbarri.wordpress.com/2009/01/08/inflasi/
8. Artikel

Yang

berjudul

Inflasi

oleh

Aprilia

Lestari

dengan

Alamat

http://aprillialestari13.blogspot.co.id/2011/04/inflasi.html

28

Anda mungkin juga menyukai