KEKUATAN FINANCIAL
OLEH:
KELOMPOK 2
WIDYA ASTUTI (1202120470)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha esa karena dengan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami bisa membuat makalah ini dengan tepat waktunya. Ada pun judul
makalah kami ini adalah Keunggulan Financial.
Embryo makalah ini sebagian besar berasal Artikel sebuah karya sebenarnya sulit
dikatakan sebagai usaha sendiri tanpa bantuan orang lain. Demikian juga dengan makalah ini,
makalah ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa ada dorongan terus-menerus, bantuan
dan kritikan.
Kami juga mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah mendorong
dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Akhirnya segala kesalah dan kekurangan adalah tanggung jawab
penulis. Namun, apabila terdapat kebenaran dalam makalah ini hanya karena ridho dari sang
pencipta.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................................................
BAB 11 PEMBAHASAN
2.1 NILAI MATA UANG YANG BERFLUKTUASI.....................................................................
2.2 PERHITUNGAN KURS VALUTA ASING.............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kekuatan keuangan tidak terkendali meliputi risiko nilai tukar mata uang asing,
neraca pembayaran nasional, perpajakan, tarif, kebijakan fiskal dan moneter, inflasi, serta
aturan-aturan akuntansi bisnis nasional. Tidak terkendali disini berarti bahwa kekuatankekuatan keuangan ini berasal dari luar perusahaan. bukan berarti bahwa manajemen
keuangan dari suatu perusahaan tidak mampu meminimalkan keruian akibat kekuatankekuaatan yang tidak terkndali tersebut, tetapi sebaliknya, kerugian tersebut dapat diubah
menjadi keuntungan perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nilai Mata Uang Yang Berfluktuasi
Meskipun bank-bank sentral terkadang turut campur tangan dalam bursa valuta asing
dengan cara membeli dan menjual mata uang dalam jumlah besar, tetapi hampir semua mata
uang berfluktuasi secara bebas satu sama lain. Fluktuasi tersebut bisa saja cukup besar.
Para manajer keuangan harts memahami bagaimana cara untuk melindungi
perusahaannya terhadap kerugian atau untuk mengoptimalkan keuntungan dari fluktuasi
semacam itu. Tingkat risiko nilai tukar mata uang lainnya dihadapi ketika suatu negara
menunda atau mernbatasi partukaran mata uangnya, dan para manajer harus mencoba untuk
meramalkan dan meminimalkan atau menghindari kerugian akibat memegang mata uang
yang tidak dapat ditukar dan dengan demikian menjadi mata uang yang kurang bermanfaat
dalam jumlah besar.
Sistem Kurs tetap berarti nilai rupiah tidak akan berubah apabila pemerintah
tidak mengubah ketetapan, tetapi karena Indonesia menggunakan kurs mengambang,
maka nilai rupiah sering mengalami perubahan.
2.2.3
Kelemahan :
Devisa harus selalu tersedia dan siap diguankan sewaktu-waktu.
Persaingan yang ketat antara pemerintah dan spekualan dalam memprediksi dan
menetapkan kurs.
Tidak selamanya mampu mengatasi neraca pembayaran.
Selisih kurs yang terjadi dalam pasar valuta akan mengurangi devisa karena memakai
devisa untuk menutupi selisihnya.
3. Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate)
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang ditujukan
bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan. Sistim nilai tukar ini akan
menyerahkan seluruhnya kepada pasar untuk mencapai kondisi equilibrium yang sesuai
dengan kondisi internal dan eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada
campur tangan pemerintah.
Keunggulan :
Cadangan devisa lebih aman.
Persaingan pasar ekspor-impor sesuai dengan mekanisme pasar.
Kondisi ekonomi negara lain tidak akan berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi
dalam negeri.
Masalah neraca pembayaran dapat diminimalisir.
Tidak ada batasan valas.
Equilibrium pasar uang.
Kelemahan :
Praktik spekulasi semakin bebas.
10
Penerapan sistem ini terbatas pada negara yang sistim perekonomiannya mapan,
masih kurang teapt untuk negara berkembang.
Tidak adanya intervensi pemerintah untuk menjaga harga.
Penentuan kurs valuta asing
2.2.4
sebaliknya.
Perhitungan Kurs mengenal dua istilah sebagai berikut:
1. Kurs Beli adalah kurs yang dihitung pada saat pelaku pasar (Bank, money changer)
membeli valuta asing (Dollar, Riyal dan sebagainya)
2. Kurs Jual adalah perhitungan kurs pada saat pelaku pasar (Bank, money changer)
menjual valuta asing.
3. Kurs tengah, yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli (penjumlahan kurs beli dan
kurs jual yang dibagi dua).
Contoh Soal:
Seorang pelajar dari Amerika berwisata ke Bali dengan bekal uang sejumlah
US$20,000. Kurs beli saat itu Rp.8.900 dan jual Rp.9.040. Berarti dia akan memperoleh
jumlah nilai rupiah sebesar.....
Jawab :
Uang sebesar US$20,000, akan ditukarkan ke dalam rupiah
Kurs yang berlaku saat itu:
Kurs jual US$ 1 = Rp.9.040
kurs beli US$ 1 = Rp.8.900
Dalam hal ini pihak bank berlaku sebagai pembeli dollar sehingga yang dipakai adalah kurs
beli, sehingga US$ 20,000 x 8900 = Rp.178.000.000,00.
11
efisiensi
dan
produktivitas
industri
dalam
negeri,
menunjang
12
pengembangan ekspor nonmigas, memelihara kestabilan harga dan penyediaan barangbarang yang dibutuhkan di dalam negeri serta menunjang iklim usaha yang makin
menarik bagi penanaman modal. Kebijaksanaan di bidang pinjaman luar negeri
melengkapi kebutuhan pembiayaan pembangunan di dalam negeri dan diarahkan untuk
menjaga
kestabilan
perkembangan
neraca
pembayaran
secara
keseluruhan.
13
14
Surplus dalam transaksi yang sedang berjalan sering dianggap baik, sebaliknya
defisit dianggap jelek. Anggapan semacam ini tidak selalu benar. Defisit ataupun
surplus di dalam transaksi yang sedang berjalan tidak perlu dikhawatirkan selama
defisit atau surplus tersebut diimbangi dengan aliran modal masuk atau keluar dalam
jumlah yang sama.
2.3.5
15
2.4 Perpajakan
2.4.1 Pengertian Pajak Internasional
Ada beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian pajak
internasional, diantaranya :
1. Prof. Dr. Ottmar Buhler
Hukum pajak internasional dalam arti sempit adalah kaedah-kaedah (norma) hukum
perselisihan (kolisi) yang didasarkan pada hukum antar bangsa (hukum internasional).
Sedangkan dalam arti luas hukum pajak internasional adalah kaedah-kaedah hukum antar
bangsa ditambah peraturan nasiomal yang mempunyai sebagai objek hukum kolisi dalam
bidang perpajakan.
2. Prof. Dr.P.J.A.Adriani
Hukum pajak internasional adalah keseluruhan peraturan yang mengatur tata tertib
hukum dan yang mengatur soal penyedotan daya beli itu di masyarakat. Hukum pajak
internasional merupakan suatu kesatuan hukum yamh mengupas suatu persoalan yang diatur
dalam undang-undang nasional mengenai :
Pemajakan terhadap orang-orang luar negeri
Peraturan-peraturan nasional untuk menghindarkan pajak berganda
Traktat-traktat
3. Anglo Sakson
Di negara-negara Anglo Sakson berlaku pengertian yang terperinci tentang hukum
pajak internasional, yang dibedakan antara :
a. National External Tax Law (Auszensteuerrecht)
Merupakan bagian dari hukum pajak nasional yang memuat mengenai peraturan
perpajakan yang mempunyai daya kerja sampai di batas luar negara karena terdapat unsur-
16
unsur asing, baik mengenai objeknya (sumber ada di luar negeri) maupun terhadap subjeknya
(subjek ada di luar negeri)
b. Foreign Tax Law (Auslandisches Steuerrecht)
Adalah mencakup keseluruhan perundang-undangan dan peraturan-peraturan pajak
dari negara-negara yang ada di seluruh dunia. Foreign tax law berguna sebagai bahan
perbandingan dalam melakukan comparative tax law study ketika akan melakukan perjanjian
perpajakan dengan negara lain.
c. International tax Law
Dalam arti sempit diartikan bahwa hukum pajak internasional merupakan keseluruhan
kaedah pajak berdasarkan hukum antar negara seperti traktat-traktat, konvensi, dll yang
semata-mata berdasarkan sumber-sumber asing. Sedangkan dalam arti luas adalah
keseluruhan kaedah baik yang berdasarkan traktat, konvensi, dan prinsip hukum pajak yang
diterima negara-negara dunia, maupun kaedah-kaedah nasional yang objeknya adalah
pengenaan pajak yang mengandung adanya unsur-unsur asing, yang dapat menimbulkan
bentrokan hukum antara dua negara atau lebih.
2.4.2 Macam Pajak Berganda (Double Taxation)
1. Pajak Berganda Internasional
Pajak internasional mengenal azas-azas tentang domicily country dan source
country. Disebut domicily country apabila negara tempat tinggal Wajib Pajak (domicily
country atau home country) menganut asas domisili yang mengenakan pajak penghasilan atas
worldwide income atas dasar asas domisili.
Apabila Wajib Pajak melakukan transaksi dan memperoleh laba di negara tempat
tinggalnya (source country, atau host country), dan kemudian dikenakan juga pajak
penghasilan atas laba tersebut atas dasar asas domisili, maka Wajib Pajak tersebut akan
dikenakan pajak dua kali (double taxation). Yang pertama oleh source country dan yang
17
kedua oleh domicile country. Negara-negara yang tarif pajaknya rendah atau sama sekali
tidak mengenakan pajak atas penghasilan disebut sebagai negara-negara surga pajak (tax
haven countries).
Pajak berganda dapat dibedakan menjadi Pajak berganda internal (internal double
taxation); pajak berganda internasional (international double taxation); pajak berganda secara
yuridis (juridical double taxation) serta pajak berganda secara ekonomis (economic double
taxation). Internal double taxation adalah pengenaan pajak atas Subjek dan Objek Pajak yang
sama dalam suatu negara. International double taxation adalah pengenaan pajak dua kali (atau
lebih) terhadap Subjek dan Objek Pajak yang sama oleh dua negara. Dua negara atau lebih
mengenakan pengenaan pajak atas Objek Pajak yang sama dan Subjek Pajak yang sama.
Knechtle dalam bukunya berjudul Basic problem in international fiscal law (1979)
membedakan pengertian pajak berganda secara luas (wider sense) dan secara sempit
(narrower sense). Secara luas pengertian pajak berganda diartikan setiap bentuk pembebanan
pajak dan pungutan lainnya lebih dari satu kali, dapat dalam bentuk berganda (double
taxation) atau lebih (multiple taxation) terhadap suatu fakta fiskal. Secara sempit pajak
berganda dianggap terjadi pada semua kasus pemajakan beberapa kali terhadap suatu subjek
dan atau objek pajak dalam satu administrasi perpajakan yang sama. Pajak berganda seperti
ini sering disebut sebagai pajak berganda ekonomis (economic double taxation). Pemajakan
ganda oleh berbagai administrator dapat pula terjadi secara vertikal (pemerintah pusat dan
daerah, atau secara diagonal (pemerintah daerah kota/kabupaten, propinsi X dan Y).
2.4.3 Sumber Sumber Hukum Pajak Internasional
Pada dasarnya hukum pajak internasional adalah hukum pajak nasional yang didalamnya
mengandung unsur-unsur asing, unsur tersebut bisa mengenai subjek pajaknya, objek
pajaknya maupun pemungut pajaknya.
Sumber hukum pajak internasional terdiri dari :
18
1. Hukum pajak nasional yaitu peraturan pajak sepihak yang tidak ditujukan kepada
pihak lain.
2. Traktat yaitu perjanjian pajak dengan negara lain
3. Putusan hakim (nasional maupun internasional)
Tujuan umum pajak internasional adalah untuk mengeliminsai gejala pajak ganda, hal ini
dapat dilakukan dengan 3 cara :
1. Dengan cara unilateral, dimana negara yang bersangkuatan memasukkan dalam
perundang-undangan pajaknya ketentuan untuk menghindari pajak berganda seperti :
a. Exemption yang didasarkan pada pure territorial principle atau restricted
terrirorial principle
b. Tax credit yang dapat dibedakan menjadi direct tax credit, indirect tax credit, dan
fictious tax credit/tax sparing
2. Dengan cara bilateral, dilakukan denga melakukan perjanjian pajak antar negara yang
dikenal dengan isilah tax treaty atau perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B).
Untuk negara Indonesia telah memiliki Tax Treaty denagn 57 negara.
3. Perjanjian multilateral, misalnya Igeneral Agreement Tariffs and Trade (GATT) yang
mengatut tarif douane secara multilateral.
2.4.4 Subjek dan Objek Pajak dalam Pajak Internasional
Subjek pajak dibagi menjadi 2 :
1. Subjek pajak dalam negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di luar
negeri
2. Sunjek pajak luar negeri yang mendapat penghasilan dari sumber-sumber di dalam
negeri
Sedangkan objek pajak dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Objek pajak dengan sumber di dalam negeri
19
20
3. Metode Pembebasan
Metode ini adalah dengan cara memberikan pembebasan terhadap penghasilan yang
diterima atau diperoleh dariluar negeri, cara pembebasan ini ada dua cara yang ditempuh
yakni :
Memberikan pembebasan sepenuhnya terhadap penghasilan yang diterima atau
diperoleh dari negara sumber. Artinya penghasilan dari negara sumber tidak
dimasukkan dalam peghitungan pajak di Negara Domisili. Metode ini juga sering
disebut dengan pembebasan penuh atau full examption.
Cara pembebasan perhitungan pajak yang terhutang hanya atas penghasilan yang
diterima atau diperoleh didalam negeri, tetapi menerapkan tarif rata-rata atas seluruh
penghasilan baik dari dalam negeri atau luar negeri atau disebut dengan Metode
pembebasan dengan Progresi atau exemption with proression.
Metode pembebasan ini dianggap metode yang paling praktis sebab Negara Domisili
tidak perlu mengetahui bagaimana suatu penghasilan dikenakan pajak di Negara
Sumber.
2.4.6 Perjanjanjian Penghindaran Pajak Berganda (Tax Treaty)
Adalah perjanjian pajak antar dua negara dalam upaya menghindari pajak berganda. Halhal yang ada didalamnya meliputi negara mana saja yang menjadi peserta dan terikat
dalamperjanjian tersebut dan objek pajak apa yang tercakup dalam perjanjian tersebut.
Pada dasarnya tax treaty dapat dibedakan menjadi 3 macam :
1. Menyebutkan jenis pajaknya tetapi tidak menyebutkan definisinya, hal ini dapat
menimbulkan perbedaan dalam penafsiran, sehingga sering kali ditambahakan
klausal jika terdapta keragu-raguan maka akan dibicarakan bersama.
2. Mencantumkan definisi pajak yang diliputinya disertai dengan nama pajaknya,
yang pada waktu perjanjaian dibuat telah ada dan ditambah dengan ketentuan
21
22
b.
Infasi sedang, adalah inflasi yang terjadi antara 10% sampai dengan 30%
setahun
c.
Inflasi berat, adalah inflasi yang terjadi antara 30% sampai dengan 100%
setahun
23
d.
Domestic Inflation
Adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri akibat pengaruh dari negeri luar
(luar negeri). Inkflasi dari dalam negeri bisa terjadi, missal karena defisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan percetakan uang baru oleh pemerintah.
b. Imported Inflation
Adalah inflasi yang berasal dari luar negeri atau inflasi impor. Inflasi ini terjadi
karena pengaruh Negara lain (luar negeri).
2.5.3 Dampak Inflasi Terhadap Perdagangan Internasional
Jika di dalam negeri terjadi inflasi, harga barang-barang produksi dalam negeri
akan lebih mahal dibandingkan produksi luar negeri sehingga barangbarang
produksi dalam negeri kalah bersaing dengan produksi luar negeri. Akibatnya,
24
nilai ekspor akan lebih kecil daripada nilai impor sehingga neraca perdagangan
kita mengalami defisit, dan defisit ini bisa menghabiskan cadangan devisa negara.
2.6 UTANG PEMERINTAH: NEGARA BERKEMBANG
2.6.1
tahun 70 an,salah seorang pimpinan utama mengatakan Negara tidak akan Pailit .
Pernyataan tersebut terbukti salah, dan kekuatan keuangan baru yang tidak
menyenangkan menghantam bisnis internasional berupa utang pemerintah. Dari sudut
pandang IMF dan BIS di sebutkan bahwa IMF telah mengambil peranan utama dalam
mencoba untuk mengatasi krisis ini ketika muncul, dan BIS juga telah menjembatani
perolehan pinjaman sementara IMF bersiap siap untuk bertindak karena krisis tersebut
begitu penting dan masih mempengaruhi bisnis internasional.
2.6.2 Penyebab Meningkatnya Utang Negara Berkembang
Penyebab bertambahnya Utang Negara berkembang adalah melonjaknya harga
minyak ( impor minyak mentah oleh Negara berkembang rata rata 16 persen dari total
impor Negara berkembang yang bukan penghasil minyak ) Kenaikan harga minyak
membuat Inflasi yang sudah parah menjadi lebih parah lagi, dan gabungan tersebut
menyebabkan terjadinya
resesi dunia.Penurunan dalam harga komoditi non minyak primer, yang merupakan 45
persen dari ekspor Negara berkembang anggota OPEC merupakan pukulan yang serius
bagi ekonomi Negara berkembang dan kemampuan mereka untuk membayar utangnya
yang banyak.
2.6.2 Solusi Masalah Utang
1. Solusi Jangka Pendek
25
Cara mengatasi masalah utang jangka pendek meliputi penjadwalan ulang pembayaran
utang untuk Negara yang tidak mampu membayar sesuai jatuh tempo. Tetapi renegoisasi
telah menjadi semakin sulit, BIS, Bank bank komersial, dan bank sentral enggan
mengucurkan dana pinjaman nya lebih banyak lagi, dikarenakan sumber daya IMF
terbatas
2. Solusi Jangka Panjang
Negoisasi kembali utang di sertai dengan program rencana penghematan yang ketat
adalah sebagian dari tahap pertama usaha dunia untuk memecahkan masalah utang, tahap
ini mengakibatkan kemunduran standar hidup dan membatasi pertumbuhan ekonomi dan
ekspor.Tahap kedua memperlihatkan tingkat kesadaran yang semakin besar bahwa
kebijakan penyesuaian jangka pendek saja tidak akan berhasil.
26
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
27
Daftar Pustaka
1. Artikel yang berjudul
http://rhobettanjung.blogspot.co.id/2014/01/valuta-asing.html
4. Artikel yang berjudul Perdagangan Internasional dan Neraca Pembayaran oleh Devi
sri Harwati dengan Alamat
http://demamfiksi.blogspot.co.id/2015/09/makalah-
perdagangan-internasional-dan.html
5. Artikel yang bejudul Kekuatan Keuangan oleh Erwan Lawanto dengan Alamat
https://id.scribd.com/doc/110583552/Bab-6-Kekuatan-Keuangan
6. Artikel yang berjudul pajak internasional oleh Imania Shinta Dewi dengan Alamat
https://1man1a.wordpress.com/2013/01/02/pajak-internasional/
7. Artikel
yang
berjudulInflasi
oleh
Awalbarri
dengan
Alamat
https://awalbarri.wordpress.com/2009/01/08/inflasi/
8. Artikel
Yang
berjudul
Inflasi
oleh
Aprilia
Lestari
dengan
Alamat
http://aprillialestari13.blogspot.co.id/2011/04/inflasi.html
28