Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN

Dodol merupakan panganan yang tidak asing lagi bagi kita,


terutama warga Jawa Barat. Menurut kamus besar bahasa
Indonesia dodol merupakan panganan yang dibuat dari tepung
ketan, santan kelapa, dan gula merah, ada yang dicampur
dengan buah-buahan, seperti durian, sirsak dibungkus daun
jagung, kertas, dan sebagainya. Dan juga warisan budaya
bangsa Indonesia. Sebagai makanan khas asli Indonesia kita juga
harus tetap melestarikannya.
Salah satu jenis dodol tersebut adalah dodol Niknok yang
merupakan dodol asli daerah Pagerageung Kabuten Tasikmalaya.
Kendala yang para pembuat dodol itu rasakan adalah pada saat
proses pembuatan yang memakan waktu lama. Terutama pada
saat pengadukan yang memerlukan waktu sekitar 4 jam. Selain
karena waktu yang diperlukan untuk mengaduk dodol cukup
lama alat pengaduk yang digunakan masih tradisional, yaitu
dengan menggunakan tenaga manusia untuk mengaduk secara
manual bahan yang sedang dimasak dan memerlukan minimal
dua orang untuk mengerjakan proses tersebut. Sehingga tidak
ada generasi yang mau melanjutkan melestarikan warisan
budaya ini.
Untuk itu penulis mengusulkan sebuah teknologi
sederhana bernama Hydromidol (Hydro Mixer Dodol) sebagai
sebuah solusi untuk mengatasi masalah yang penulis sampaikan.
Hydromidol memanfaatkan energi tebarukan yang ramah
lingkungan yaitu aliran air atau energi potensial yang diubah
menjadi energi mekanik dengan teknologi yang penulis usulkan
ini. Air yang penulis maksud adalah aliran air yang ada pada
salurani sungai/kali, yang terdapat di daerah Pegerageung.
Sehingga ketika air tersebut memutarkan kincir, energi tersebut
akan di transmisikan dengan gear untuk menggerakan mixer
(baca: pengaduk), dan para produsen dodol tidak harus
mengaduk dodol secara manual. Serta kecepatan pengadukan
akan lebih konstan dan terkontrol.
Tujuan penulis membuat alat ini adalah untuk membatu
mengatasi masalah yang dihadapi para pembuat dodol dalam
proses pengadukan selama proses produksi. Tenaga orang yang
mengaduk dodol dapat dipakai pada proses yang lain dan dapat
mengurangi biaya produksi. Karena biaya poduksi berkurang
maka hasil produksi pun dapat menigkat. Diharapkan dengan

1
adanya alat ini sentra pembuatan dodol niknok di Desa
Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya akan produktif kembali.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia terdapat berbagai jenis dodol. Salah satu jenis
dodol yang dikenal masyarakat adalah dodol niknok yang
merupakan makanan khas dari desa Pagerageung Kabupaten
Tasikmalaya Jawa Barat. Dodol ini terbuat dari beras yang
memiliki tekstur empuk lembut, manis, dengan kemasan yang

unik yaitu dibungkus dengan kalaras (daun pisang kering).


Gambar 1.1.
Proses Pengadukan Dodol

Desa Pagerageung itu sendiri merupakan ibu kota


kecamatan Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya. Merupakan
desa yang masih mempertahankan ciri tradisional masyarakat
Sunda dan sangat kental dengan nuansa Islami. Hal ini ditandai
dengan berdirinya berbagai pondok pesantren disetiap
kampungnya serta masyarakat 100% menganut agama Islam.

2
Secara geografis daerah pagerageng memiliki potensi
lahan pertanian sehingga sebagian besar penduduknya
berprofesi sebagai petani. Selain dari segi pertanian potensi lain
yang dimiliki daerah tersebut adalah usaha mikro sebagai salah
satu derah pemproduksi dodol. Namun perkembangan dari usaha
mikro tersebut masih kurang. Dan untuk pengembangannya
masyaratkat desa Pagerageng masih memerlukan bantuan untuk
mengembangkan usaha mikro yang telah dilakukan. Sejalan
dengan pendapat (Urata dalam Sulistyastuti, 2004)
mengemukakan bahwa peranan usaha mikro dalam
perekonomian Indonesia adalah :
1. Usaha mikro merupakan pemain utama dalam kegiatan
ekonomi Indonesia.
2. Penyediaan kesempatan kerja.
3. Pemain penting dalam pengembangan ekonomi lokal
dan pengembangan masyarakat.
4. Penciptaan pasar dan inovasi melalui fleksibelitas dan
sensitivitas atas keterkaitan dinamis antar kegiatan
perusahaan.
5. Memberikan kontribusi terhadap ekspor non migas.

Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita mendukung


program pemerintah dalam pengembangan usaha mikro ini,
salah satunya dengan teknologi yang penulis usulkan ini.
Kedepannya teknologi ini diharapkan bisa mengatasi
permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh para pengusaha
mikro khususnya pengusaha dodol niknok di Desa Pagerageung,
dan sekaligus ikut berkontribusi dalam mensukseskan program
pemerintah dalam pengembangan usaha mikro kecil dan
menengah (UMKM).

1.2. Rumusan Masalah

3
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan di
atas, maka permasahan yang dibahas dalam program ini
adalah:
1. Bagaimana cara merancang hydromidol ?
2. Bagaimana cara membuat hydromidol yang mampu
meningkatkan produksi dodol Niknok ?
3. Bagaimana implementasi hydomidol untuk produksi
dodol Niknok ?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penerapan teknologi yang penulis
usulkan ini adalah:
1. Menghasilkan rancangan hydromidol.
2. Menghasilkan hydomidol yang mampu meningkatkan
produksi dodol Ninok.
3. Mempermudah proses produksi dodol niknok dari yang
biasanya menggunakan tenaga manual diubah menjadi
menggunakan teknologi hydromidol.

1.4. Kegunaan
Kegunaan yang bisa diperoleh melalui PKM-T ini, antara lain
sebagai berikut:
a. Bertambahnya wawasan ilmu pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa terutama dalam hal rekayasa
teknologi tepat guna (TTG).
b. Meningkatkan pendapatan mitra sehingga diharapkan
secara otomatis dapat meningkatkan taraf hidup dan
kesejahteraan.

1.5. Luaran yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan dalam pelaksanaan program ini
adalah menghasilkan prototype hydromidol yang mampu
mengembangkan produksi dodol Niknok. Selain itu yang penulis
harapkan adalah mendapat hak karya cipta atas prototype
hydomidol ini.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Dodol


Dodol adalah produk makan yang dibuat dari tepung beras
ketan, kelapa dan gula dengan atau tanpa bahan tambahan
makanan dan bahan makanan lain yang diizinkan (SNI, 1992).
Menurut Satuhu dan Sunarmi (2004) mengungkapkan :
Dodol merupakam salah satu jenis makanan tradisinal dari
hasil pengolahan bahan pertanian. Biasanya dimakan sebagai
makanan selingan. Makanan ini memiliki kadar air 15-50%.
Salah satu jenis dodol yang dikenal masyarakat adalah
dodol niknok yang merupakan makanan khas dari desa
Pagerageung Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Dodol ini
terbuat dari beras yang memiliki tekstur empuk lembut, manis,
dengan kemasan yang unik yaitu dibungkus dengan kalaras
(daun pisang kering).

2.2. Pengertian Pengadukan dodol

5
Proses pengadukan dodol merupakan proses yang sangat
penting dalam pembuatan dodol. Dibutuhkan waktu yang tepat
agar dodol dapat matang dengan sempurna. Pekerjaan
pengadukan ini membutuhkan biaya yang cukup mahal. Hal ini
disesbabkan karena proses pengadukan masih tradisional. Dalam
proses pengadukan ini dibagi menjadi kedalam beberapa tipe.
a. Proses pengadukan secara tradisional
Pengadukan dengan tenaga manusia memerlukan biaya yang
cukup mahal dalam prosesnya. Diperlukan minimal dua orang
untuk mengaduk adonan dodol dalam waktu 4 jam.
b. Proses pengadukan menggunakan mesin tenaga listrik
Pengadukan dengan menggunakan motor listrik untuk
memutar adonan pengaduk adonan dodol yang sedang dimasak.
Bentuk alat yang diguakan pun cukup sederhana dan mudah
dalam perawatanya. namun pada teknologi ini energi yang
digunakan adalah listrik yang berasal dari perusahan listrik
negara (PLN) sehingga biaya yang cukup besar digunakan untuk
tagihan listrik yang digunakan pada proses produksi.
c. Proses pengadukan menggunakan energi air
Pengadukan dengan memanfaatkan air untuk menggerakkan
pengaduk dodol. Air yang terdapat di sungai memiliki
kecepatan/energi mekanis yang dapat di manfaatkan untuk
menggerakka pengaduk dodol dengan alat kincir air. Pada proses
pengadukan ini akan menghemat biaya serta pengguggunaan
sumber daya terbarukan yang tidak merusak lingkungan.

Gambar 2.1
Gambar sungai

2.3. Energi Potensial Air

6
Air merupakan sumber energi yang murah dan relatif
mudah didapat, karena pada air tersimpan energi potensial
(pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir). Kincir air
(Hydropower) adalah energi yang diperoleh dari air yang
mengalir. Energi yang dimiliki air dapat dimanfaatkan dan
digunakan dalam wujud energi mekanis maupun. Pemanfaatan
energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air yang
memanfaatkan adanya suatu air terjun atau aliran air di sungai.
Pemanfaatan energi air dalam skala kecil dapat berupa
penerapan kincir air.

Gambar 2.2
Contoh Kincir Air

2.4. Kegunaan Hydromidol

Teknologi yang penulis tawarkan ini diharapkan bisa


mengatasi masalah para pengrajin dodol niknok di Pagerageung.
Diantara beberapa masalah yang dihadapi oleh para pengrajin
dodol, penulis memfokuskan pada masalah produksi, dengan
memanfaatkan potensi irigasi yang ada didaerah Pagerageung.
Irigasi tersebut dimanfaatkan ibaratkan para pekerja dodol pada
proses pengadukan bahan. Maksudnya adalah dalam proses
pengadukan bahan dodol yang lama, itu tidak lagi menggunakan
tenaga manusia, tetapi dengan menggunakan Hydromidol. Yang
mana teknologi penulis ini menggunakan energi potensial air
sebagai penggerak utamanya.

7
Ketika itu digunakan, maka para pekerja pengaduk tersebut
bisa dialihkan kepada pekerjaan yang lain, misalnya pada proses
pengemasan atau pada proses pendistribusian. Dan luaran atau
produk yang penulis harapkan adalah meningkatnya produksi
dodol niknok di Pagerageung, sehingga eksistensi dari dodol khas
tersebut bisa terjaga. Dan juga ketika proses pembuatan dodol
tidak lagi dirasakan sebagai proses yang memberatkan, maka
penulis berharap produsen dodol di Desa Pagerageung akan
bertambah dan akan terus beregenerasi sampai produk khas
Pagerageung ini bisa dipasarkan dengan skala nasional bahkan
internasional.

BAB 3

METODE PELAKSANAAN

3.1. Flowchat Pelaksanaan Program

Studi Pendahuluan

Observasi Kajian Studi Pasar


Mitra Pustaka

8
Sosialisasi
Selesai &&
Perancangan
Evaluasi
Pembuatan
Implementasi
Pembuatan di
Mesin
Laporan
Mitra
BAB 4

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

No. Jenis Pengeluaran. Biaya (Rp).


1 Peralatan Penunjang Rp. 5.541.400
2 Bahan Habis Pakai Rp. 1.551.000
3 Perjalanan Rp. 140.000

9
4 Lain-lain Rp. 5.210.000
Jumlah Rp. 12.232.400.-

4.2. Jadwal Kegiatan

No. KEGIATAN BULAN


A. Persiapan I II II IV
1. Observasi Mitra
2. Kajian Pustaka
3. Studi Pasar
B. Pelaksanaan
1. Perancangan Mesin
Pembuatan Konstruksi
2.
Mesin
Perancangan Sistem
3.
Gerak
4. Evaluasi
C. Penyusunan Laporan
1. Analisis Data
2. Penyusunan Laporan
3. Perbaikan Laporan I
Penggandaan Laporan
4.
Akhir
5. Pengiriman Laporan

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, H. 2008. Uji RPM Alat Pengaduk untuk Pembuatan Dodol.


Skipsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

Siwindratama, E. 2011. Pembuatan Dodol Rosela Antioksidan dan


Vitamin C. Tugas Akhir. Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.

Zulhijal, K. 2011. Perancangan Kincir Air Untuk PLTA Mini di


Kanagarian Sungai Batuang. Jakarta: Universitas Bung Hatta
Indonesia

10
Anonim (2011). Mesin Pengaduk Dodol [Online]. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/2678/1/Gambar%20Kerja%20dan
%20Komponen%20Mesin%20Pengaduk%20Dodol.pdf [01
Oktober 2015]

Anonim (2013). Teknologi Tepat Guna Kincir Air Pengambil Air


untuk berbagai Keperluan. Tersedia: http://www.pusair-
pu.go.id/docs/HasilLitbang/Kincir%20Air.pdf?
wmode=transparent [ 01 Oktober 2015]

11

Anda mungkin juga menyukai