Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN OPERASIONAL GLOBAL

“BURGER KING”

Di susun oleh :
1. Chalesta Nurul Kamelia (1M121800)
2. Dara Meilindilita Mayuri (1M121803)
3. Deni Lukita Bintari (1M121804)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


BANK BPD JATENG SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keahlian, Komitmen dan Membangun Kembali Modal sebuah Bisnis
Burger King membuka restoran pertamanya pada tahun 1954. Selama bertahun-tahun,
Burger King tumbuh menjadi ikon sebuah merek di Amerika yang dianggap mempunyai
keunggulan yang berkualitas dan membanggakan, sehingga Burger King mampu untuk membuka
outlet di semua lima puluh negara bagian di Amerika dan lebih dari 60 negara di seluruh dunia.
Tapi pada tahun 2002, Burger King mengalami kesulitan. Perusahaan ini siap untuk
kehilangan tempatnya sebagai jaringan restoran hamburger nomor dua di Wendy’s (Wendy's
adalah jaringan restoran dan franchisee makanan internasional yang mengkhususkan dalam
hamburger). Terlepas dari kenyataan bahwa pengunjung lebih suka makanan Burger King dari
pada yang lainnya, hampir seperempat dari perusahaan yang bergerak di bidang restoran sedang
mengalami kesulitan keuangan. Pendapatan dan laba pergerai jatuh, seingga mendorong hubungan
perdebatan antara perusahaan dan franchisee.
Di bawah kepemilikan Diageo (konglomerat English), pemilik franchisee menjadi semakin
gelisah. "Merek kami terpinggirkan karena bersaing dengan perusahaan minuman keras," kata
Julian Josephson, ketua Asosiasi Waralaba Nasional (dan pemilik 10 franchisee Burger King)
kepada The Houston Chronicle pada tahun 2002. Burger King "tanpa diragukan lagi adalah merek
yang terpinggirkan atau tergeser karena Diageo."
Menghidupkan Kembali Kesehatan Perusahaan
Pada bulan Desember 2002, Texas Pacific Group (TPG), bekerjasama dengan Bain Modal
dan Goldman Sachs, membeli jaringannya sebesar $ 1,5 miliar dari Diageo. Para pemilik modal
swasta mengakui bahwa pada dasarnya kesehatan perusahaan Burger King yang menderita
disebaBurger Kingan karena kurangnya perhatian dari perusahaan induk yang sedang berfokus
pada bisnis lain. Pemilik baru menginvestasikan waktu, uang dan sumber daya di dalam
perusahaan, memperkenalkan manajemen baru, menyelamatkan franchisee, meningkatkan
layanan pelanggan dan memperkuat operasi internal dan semangat kerja.
Penyelamatan Masalah Keuangan Franchisee
Di bawah pemilik baru, Burger King bekerjasama dengan kreditor untuk membantu
permasalahan di dalam franchisee. Pada tahun 2006, jumlah restoran yang mengalami kesulitan
keuangan berada pada angka 60 dari 2.700, terjadi pengurangan sebesar 99 persen. Perusahaan
juga membantu franchisee untuk mendapatkan pembiayaan guna merenovasi restoran. Upaya ini
secara signifikan memulihkan hubungan dengan franchisee.
Pemilik baru Burger King bekerjasama dengan manajemen untuk mengurangi lebih dari 30
persen rata-rata waktu tunggu pelanggan, yaitu menjadi hanya di bawah 2,5 menit dan
meningkatkan akurasi untuk melayani pengunjung yang pada saat ramai.
Tujuh puluh persen dari bisnis Burger King berasal dari jalur drive-through, sehingga
ditambahkan lebih banyak jalur dan peralatan untuk mempersiapkan makanan juga ditingkatkan.
Perusahaan meningkatkan komunikasi internal dan karyawan ditawari untuk menerima
tantangan dan peluang yang lebih untuk mendapatkan pengakuan. Semangat kerja karyawan
ditingkatkan, penurunan perputaran, dan perusahaan mulai menambah karyawan. Di bawah
kepemilikan pribadi, Burger King US penjualan meningkat setara dengan delapan kuartal berturut-
turut, dan rata-rata penjualan per restoran naik 11 persen. Perusahaan juga mulai membangun
restoran kecil, yang mengurangi biaya konstruksi sekitar 25 persen.
Perubahan yang Luar Biasa
Mei 2006, pemegang saham swasta perusahaan memutuskan untuk mempublikasikan
Burger King di Bursa Efek New York dengan simbol pencarian BKC. Setelah empat tahun di
bawah manajemen pemegang saham swasta :
 98 persen restoran sehat secara finansial
 Total pendapatan tumbuh $ 2.05 milyar pada tahun 2006 dari $ 1.66 milyar pada tahun 2002
 Rata-rata penjualan tahunan di AS dan Kanada tercatat mencapai $1.2 juta
 Penjualan di AS dan Kanada mengalami pertumbuh sebanding dengan sembilan kuartal berturut-
turut
 Laba bersih mencapai $ 27 juta
 Utang berkurang dari $ 1,3 milyar menjadi $ 285 juta
Prospek : Rencana ekspansi di AS dan 60 negara lainnya
Saat ini, BKC mengoperasikan lebih dari 11.200 restoran dan memperluas outletnya di
seluruh 50 negara bagian dan lebih dari 60 negara. Pendapatan untuk tahun fiskal 2007 mencapai
$ 2.23 juta atau sembilan persen di atas tahun 2006. EBITDA untuk fiskal 2007 tumbuh $397 juta
atau 33 persen di atas tahun 2006. Pada tanggal 15 Maret 2007, BKC membayar dividen kuartalan
untuk pertama kalinya sejak go public dan telah membuat dua tambahan kuartalan dividen sejak
saat itu. Penjualan di AS dan Kanada sebanding dengan pertumbuhan untuk tiga belas kuartal
berturut-turut.
Sekitar 90 persen dari restoran BKC dimiliki dan dioperasikan oleh franchisees independen,
banyak dari operasi mereka milik keluarga yang telah menjalani bisnis selama beberapa dekade.
Penjualan rata-rata restoran pada tahun 2007 secara global mencapai $ 1.193 juta. Tahun 2007,
perusahaan membuka 441 stores baru, meningkat 26 persen dari tahun sebelumnya.
Perusahaan bermaksud untuk mempercepat momentum ini. Tim kepemimpinan difokuskan
pada peningkatan pertumbuhan pendapatan tahunan rata-rata enam sampai tujuh persen dan
meningkatkan pertumbuhan laba bersih hingga 20 persen pada tahun-tahun mendatang.
Para pemegang saham swasta tetap mempertahankan saham 56 persen di Burger King.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah lokasi penyebaran Burger King?
2. Bagaimana Manajemen Rantai Nilai dan Manajemen Rantai Pasokan yang diterapkan di Burger
King?
3. Bagaimana cara Burger King menerapkan saluran distribusinya ke seluruh jaringan restorannya?
4. Strategi bisnis seperti apa yang diterapkan oleh Burger King?

C.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui lokasi penyebaran Burger King.
2. Untuk mengetahui cara Burger King dalam menerapkan Manajemen Logistik dan Rantai Pasokan.
3. Untuk mengetahui saluran distribusi Burger King ke seluruh jaringan restorannya
4. Untuk mengetahui perubahan yang dilakukan Burger King agar berhasil dalam menyelamatkan
bisnisnya
5. Untuk mengetahui strategi bisnis seperti yang diterapkan oleh Burger King.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Sejarah Burger King


Burger King merupakan salah satu jenis restoran cepat saji yang menyajikan hamburger
sebagai menu utamanya. Burger King didirikan pada tahun 1954 oleh James Mc Lamore dan David
Edgerton dan berpusat di Miami-Dade Country, Florida. Sebelumnya Burger King adalah restoran
ini adalah sebuah cabang dari restoran yang bernama Insta-Burger King yang didirikan oleh Kieth
J.Kramer dan Matthew Burns.
Pada tahun 1955 Burger King telah beroperasi di 40 lokasi di seluruh Amerika. Tahun 1961
Burger King menjual lisensi franchisenya kepada pengusaha di Amerika Serikat dan pada saat itu
juga nama restoran tersebut berubah menjadi Burger King Corporation.
Pada tahun 1963 Burger King mulai melakukan ekspansi ke luar Amerika dan membuka
cabang restoran untuk pertama kalinya di San Juan, Puerto Rico. Namun, pembukaan gerai di
Puerto Rico tidak mendapat tanggapan yang serius dari dunia internasional. Tanggapan ini justru
muncul ketika dibuka cabang restotan Burger King di Kanada tahun 1969. Setelah pembukaan
cabang di Kanada, restoran ini mulai diminati ke benua lainnya seperti, di Eropa dengan Madrid
sebagai kota pertamanya pada tahun 1972, Asia Timur pada tahun 1982 dan termasuk Negara lain
yaitu Jepang, Taiwan, Singapura, dan Korea Selatan serta Indonesia.

B. Rantai Nilai (Value Chain) dan Rantai Pasokan (Supply Chain)


Rantai Nilai
Value Chain atau rantai nilai adalah kumpulan aktivitas atau kegiatan dalam sebuah
perusahaan yang dilakukan untuk mendesain, memproduksi, memasarkan, mengirimkan dan
support produk.
Rantai nilai terdiri dari sekumpulan aktivitas utama dan pendukung. Dalam rantai nilai yang
umum, aktivitas pendukung terdiri dari infrastruktur perusahaan, pengelolaan sumber daya
manusia, pengembangan teknologi dan usaha memperolehnya. Sedangkan dalam aktivitas utama
terdiri dari logistik masuk, operasi, logistik keluar, pemasaran dan penjualan serta pelayanan.
Aktivitas Utama (Primary Activities)
 Logistik Masuk (Inbound Logistics), adalah aktivitas atau kegiatan yang dihubungkan dengan
penerimaan, penyimpanan dan penyebaran input/bahan baku, seperti penanganan bahan baku,
pergudangan, kontrol inventory, jadwal kendaraan dan pengembalian kepada supplier
 Operasional (Operations), adalah kegiatan yang dihubungkan dengan mengubah input atau bahan
baku menjadi bentuk produk akhir, seperti permesinan, pengemasan, perakitan, perawatan
perlengkapan, testing, pencetakan dan yang lainnya yang berkaitan dengan proses operasi atau
produksi.
 Logistik Keluar (Outbound Logistics), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan pengumpulan,
penyimpanan dan distribusi produk ke pembeli, seperti pergudangan produk jadi, penanganan
material, operasi pengiriman, proses pemesanan dan penjadwalan.
 Pemasaran dan penjualan (Marketing and Sales), adalah kegiatan dalam membujuk atau menarik
pembeli untuk membeli, seperti pengiklanan, promosi, tenaga penjual, quota dan harga.
 Pelayanan (Service), adalah kegiatan yang diasosiasikan dengan penyediaan layanan untuk
meningkatkan dan mempertahankan nilai produk, seperi instalasi, perbaikan, pelatihan dan
penambahan produk.
Aktivitas Pendukung (Support Activities)
Secara umum, aktivitas pendukung dalam rantai nilai terbagi dalam 4 kategori kegiatan:
 Procurement, mengacu pada fungsi pembelian seperti pembelian bahan mentah, persedian dan jenis
jenis barang lainnya yang dapat dijadikan aset seperti mesin-mesin, perlengkapan laboratorium,
kantor dan bangunan.
 Technology Development, terdiri dari berbagai kegiatan yang dapat dikelompokkan ke dalam
usaha untuk meningkatkan produk dan proses. Pengembangan teknologi sangat penting untuk
keunggulan kompetitif dalam semua industri.
 Human Resource Management, pengelolaan sumberdaya manusia meliputi kegiatan rekrutmen,
pelatihan, pengembangan SDM.
 Firm Infrastructure, aktivitas infrastruktur perusahaan terdiri dari sejumlah aktivitas termasuk
pengelolaan umum, perencanaan, keuangan, accounting dan manajemen kualitas.
Dalam setiap kategori kegiatan/aktivitas, baik itu yang utama maupun yang pendukung, ada
tiga jenis kegiatan yang memiliki peran berbeda dalam kegiatan tersebut;
 Langsung (direct), aktivitas yang melibatkan langsung dalam pembuatan nilai kepada pembeli,
seperti perakitan, iklan, desain produk, rekrutmen dan lain sebagainya.
 Tidak langsung (indirect), aktivitas yang memungkinkan untuk melakukan kegiatan langsung
secara berkelanjutan, seperti perawatan, penjadwalan, administrasi penelitian dan lain sebagainya
 Jaminan kualitas (Quality Assurance), adalah aktivitas yang menjamin kualitas dari aktivitas lain
seperti, monitoring, inpeksi, testing, pemeriksaan dan lain sebagainya.
Enam fungsi bisnis rantai nilai
a. Penelitian dan pengembangan
b. Desain Produk, layanan atau proses
c. Produksi
d. Pemasaran dan penjualan
e. Distribusi
f. Layanan Pelanggan

Rantai Pasokan
Manajemen rantai pasokan (supply-chain management) adalah pengintegrasian aktivitas
pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta
pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pemasok yang
memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen rantai
pasokan yang efektif adalah menjadikan para pemasok sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan
untuk memenui pasar yang selalu berubah (Heizer and Render, 2005:4)
Aktivitas Rantai Pasokan
Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber
(source), membuat (make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344).
Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki
definisi sebagai berikut:
1. Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk
membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan.
2. Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan
yang direncanakan atau aktual.
3. Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi
kebutuhan yang direncanakan atau aktual.
4. Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen
pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang
direncanakan atau aktual.
Komponen dari supply chain management menurut Turban (2004) terdiri dari tiga komponen
utama yaitu:
1. Upstream Supply Chain, Bagian upstream (hulu) supply chain meliputi aktivitas dari suatu
perusahaan manufacturing dengan para penyalurnya (yang mana dapat manufacturers, assemblers,
atau kedua-duanya) dan koneksi mereka kepada para penyalur mereka (para penyalur second-tier).
Hubungan para penyalur dapat diperluas kepada beberapa strata, semua jalan dari asal material
(contohnya bijih tambang, pertumbuhan tanaman). Di dalam upstream supply chain, aktivitas yang
utama adalah pengadaan.
2. Internal Supply Chain, Bagian dari internal supply chain meliputi semua proses inhouse yang
digunakan dalam mentransformasikan masukan dari para penyalur ke dalam keluaran organisasi
itu. Hal ini meluas dari waktu masukan ke dalam organisasi. Di dalam internal supply chain,
perhatian yang utama adalah manajemen produksi, pabrikasi dan pengendalian persediaan.
3. Downstream supply chain, Downstream (hilir) supply chain meliputi semua aktivitas yang
melibatkan pengiriman produk kepada pelanggan akhir. Di dalam downstream supply chain,
perhatian diarahkan pada distribusi, pergudangan transportasi dan after-sale service.
Strategi Rantai Pasokan
Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai
pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:
 Banyak Pemasok, Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan
spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke pihak yang
memberikan penawaran rendah.
 Sedikit Pemasok, Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa daripada
mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan
jangka panjang dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat
menciptakan nilai dengan memungkinkan pemasok memiliki skala ekonomi dan kurva belajar
yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.
 Integrasi Vertikal, Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau
jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pemasok atau distributor. Integrasi vertikal
dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan
untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat
produk jadi.
 Jaringan Keiretsu, keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para
pemasok menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan
jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian
teknis dan kestabilan mutu produksi.
 Perusahaan Virtual, Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk
menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau
perusahaan jaringan.

C. Saluran Distribusi
Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan
para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut
pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik. Dalam
menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat didalamnya,yaitu :
1. Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution / marketing channel).
2. Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution)
Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen
dan konsumen dalam menyalurkan barang atau jasa.
Menurut C. Glenn Walters, manajemen saluran dapat didefinisikan sebagai berikut, “Startegi
Saluran distribusi adalah pengembangan strategi yang searah didasarkan pada berbagai keputusan
yang berkaitan untuk memindahkan barang-barang secara fisik maupun non fisik guna mencapai
tujuan perusahaan dan berada di dalam kondisi lingkungan tertentu.”
Ada beberapa alternatif jenis saluran yang dapat digunakan berdasarkan jenis produk dan
segmen pasarnya, yaitu:
1. Saluran distribusi barang konsumsi
 Produsen – Konsumen
 Produsen – Pengecer – Konsumen
 Produsen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
 Produsen – Agen – Pengecer – Konsumen
 Produsen – Agen – Pedagang Besar – Pengecer – Konsumen
2. Saluran distribusi barang industry
 Produsen – Pemakai lndustri
 Produsen – Distributor Industri – Pemakai Industri
 Produsen – Agen – Pemakai lndustri
 Produsen – Agen – Distributor lndustri – Pemakai lndustri
3. Saluran distribusi jasa
Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan
beberapa jenis distribusi yang dapat dikelompokkan:
1. Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada
konsumen.
2. Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke konsumen
melalui badan perantara (toko) milik produsen itu sendiri.
3. Distribusi tidak langsung. Pada sistem ini produsen tidak langsung menjual hasil produksinya,
baik berupa benda ataupun jasa kepada pemakai melainkan melalui perantara.
Beberapa macam pedagang perantara yang dapata menghubungkan antara produsen dengan
konsumen, antara lain sebagai berikut:
1. Grosir (wholesaler) adalah orang atau badan yang membuka usaha dagangan yang membeli atau
menjual kembali brang dagangan kepada para pengecer,pedagan besar dan lain-lain
2. Makelar adalah orang attau pengusaha yang melakukan kegiatan usaha perdagangan besar dengan
bertindak sebagai yang mewakili pihak penjual atau pihak pembeli dengan wewenang yang
terbatas
3. Komisioner adalah orang atau pengusaha yang melakukan persetujauan jual beli barang dagangan
atas namanya sendiri untuk pihak tertentu yang menyuruh untuk mendapatkan komisi
4. Agen adalah pedagang atau pengusaha yang melaksanakan kegiatan penjualan atau pembelian
berdasarkan kontrak jangka panjang dengan produsen dan memperoleh komisi
5. Pengecer adalah orang atau pemilik toko atau perusahaan yang kegiatan utamanya adalah menjual
barang eceran.
D. Strategi Operasi Internasional
1. Strategi Internasional
Strategi Internasional menggunakan ekspor dan lisensi untuk memasuki pasar global. Strategi ini
tingkat tanggapan lokalnya rendah karena kita mengekspor atau mengerjakan lisensi, keuntungan
dari efisiensi biaya sedikit karena meggunakan proses produksi yang tidak dekat dengan pasar
barunya. Akan tetapi strategi ini adalah yang paling mudah dibanding yang lain karena ekspor
hanya butuh perubahan sedikit sedang lisensi hanya mengandung resiko kecil bagi pemegangnya.
2. Strategi Mutidomestik
Strategi ini merupakan keputusan tersebar di setiap Negara untuk meningkatkan penanggapan
local denagn membagi kewenangan atau desentralisasi yang berarti memberi otonomi yang cukup
berarti. Cara yang dilakukan dengan mendirikan perusahaan cabang, menyediakan waralaba atau
usaha patungan yang mandiri. Contoh perusahan yang menggunakan strategi ini adalah:
McDonald.

3. Strategi Global
Strategi Global merupakan keputusan yang terdesentralisasi dimana kantor pusat
mengkoordinasikan standardisasi dan pembelajaran diantara fasilitas. Strategi ini tepat diterapkan
pada saat perusahaan focus efisiensi biaya tetapi respon lokalmya rendah. Contoh perusahaan yang
telah menerapkan strategi ini adalah Caterpillar.
4. Strategi Transnasional
Strategi ini menggabungkan keuntungan dan efisiensi skala global dengan respon local. Strategi
ini menjelaskan kondisi dimana segala input baik material, tenaga kerja maupun pemikiran keluar
dari batasan nasional. Untuk perusahaan yang menggunakan strategi ini, aktifitas utamanya tidak
terpusat di perusahaan induk tetapi tiap cabang melaksanakan tugasnya sendiri. Akan tetapi
walaupun tersebar tetapi terfokus sehingga efisiensi dan fleksibel dalam jaringan yang saling
terkait. Contoh perusahan yang telah menerapkan strategi ini adalh Nestle, Reuters, Citicorp.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Lokasi Burger King


Secara internasional lokasi penyebaran Burger King terbagi menjadi 3 bagian yaitu Amerika,
Eropa dan Afrika serta Asia Pasifik.
1. North America, Latin America & Caribbean
Canada
Mexico
Antigua
Argentina
Aruba
Bahamas
Bolivia
Brazil
Cayman Islands
Chile
Colombia
Costa Rica
United States of America
Curacao
Dominican Republic
El Salvador
Guatemala
Honduras
Jamaica
Nicaragua
Panama
Paraguay
Peru
Puerto Rico
St. Lucia
St. Maarten
Suriname
Trinidad
Uruguay
Venezuela
2. Europe, Middle East & Africa
Austria
Czech Republic
Denmark
Finland
France
Germany
Hungary
Italy
Netherlands
Norway
Portugal
Russia
Spain
Sweden
Switzerland
Turkey
United Kingdom
Bahrain
Jordan
Kuwait
Lebanon
Qatar
Saudia Arabia
UAE
3. Asia Pacific
Australia
Brunei
Hong Kong
Japan
Malaysia
New Zealand
Pakistan
Singapore
South Korea
Timor Leste
Taiwan
Thailand
Vietnam
Indonesia

Burger King telah beroperasi sekitar 12.000 restoran di seluruh negara bagian di kawasan
Amerika dan 73 negara di seluruh dunia. Sekitar 90 persen dari restoran Burger King dimiliki dan
dioperasikan oleh franchise independen, dan merupakan bisnis keluarga yang turun temurun.
Disetiap negara Burger King akan menyesuaikan komposisi / ingredients produknya
terhadap keinginan konsumen, salah satunya adalah dengan penyesuaian rasa di Negara tersebut.
Misalnya, Burger King melakukan penyesuaian produk burgernya, di India Burger King
menggunakan nasi sebagai pengganti roti dan tidak menyediakan daging sapi, karena di negara
tersebut daging sapi tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi. Lalu untuk di Amerika dan Eropa
Burger King menyediakan minuman beralkohol sebagai minumannya. Kemudian untuk negara-
negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, Burger King tidak menjual produk yang
berbahan dasar daging babi. Selain itu Burger King juga melakukan hal-hal yang disesuaikan pada
saat memperingati suatu even-even tertentu dengan cara mengubah kemasan ataupun suasana pada
gerai tersebut.
B. Manajemen Rantai Nilai dan Rantai Pasokan Burger King
Aktivitas Utama
1. Logistik Inbound
Burger King melakukan pembelian sayuran mentah, bahan baku lainnya dan semua peralatan
dari pemasok yang telah ditetapkan perusahaan saja. Burger King menerapkan strategi rantai
pasokan keiretsu, yaitu Burger King bekerja sama atau berkoalisi sebuah perusahaan yaitu
Restaurant Services, Inc. (RSI). RSI merupakan perusahaan yang bertanggung jawab dalam
mengelola manajemen rantai pasokan khusus Burger King untuk memasok semua kebutuhannya,
mulai dari bahan makanan hingga peralatannya.
Burger King menerapkan strategi rantai pasokan keiretsu ini dengan tujuan:
a. pengendalian dan penghematan biaya
b. meningkatkan efisiensi dalam mengelola rantai pasokan
c. untuk memastikan bahwa produk yang digunakan adalah produk dengan kualitas terbaik.
RSI mengendalikan empat bidang utama dalam koalisinya dengan Burger King yaitu :
a. Makanan & Packaging
b. Peralatan & Fasilitas
c. Distribusi & Logistik
d. Premi & Produk Promosi
2. Operasional
Proses produksi massal mengharuskan Burger King memiliki jaringan distribusi untuk
membawa bahan makanan untuk setiap outletnya . Untuk menyimpan persediaan dan segala
kebutuhan setiap outlet Burger king menyediakan gudang sebagai pusat distribusinya. Burger King
menyediakan truck pengangkutan untuk menyalurkan permintaan dan kebutuhan disetiap
ooutletnya.
Dalam pengoperasinalnya Burger King menggunakan sistem komputer otomatis untuk
melacak persediaan dan semua kebutuhan yang diperlukan di setiap outletnya, dengan
menggunakan sistem komputer tersebut setiap outlet dapat secara lansung melakukan pemesanan
ke pusat distribusi setempat.
Selain itu untuk mempermudah dalam menjalankan usahanya Burger King memliki tenaga
yang mempunyai keahlian di setiap bidangnya, misalnya tenaga ahli mesin untuk perawatan
mesin-mesin, ahli gizi untuk melilai dan testing produk, ahli TI dan lain-lain.
Untuk memudahkan setiap karyawannya dalam bekerja dan melayani konsumen Burger
King mendesign dapurnya agar dapat mengefektifkan waktu yaitu dengan:
 alat panggang yang sangat besar di mana satu orang dapat memasak banyak burger secara
bersamaan
 alat penakar bumbu agar bumbu yang digunakan dapat ditakar sama
 alat fryer di mana satu orang dapat membuat french fries yang lebih banyak dan cepat
 mesin untuk menampung soda dan milkshake
 counter yang panjang agar dapat melayani banyak pelanggan secara bersamaan.
3. Outbond Logistik
Burger King berkomitmen untuk menyediakan makanan dan layanan dengan kualitas yang
unggul, menyediakan makanan yang enak dengan harga yang terjangkau. Oleh karena itu,
manajemen berusaha untuk merekrut orang-orang yang trampil di bidangnya agar dapat ikut serta
dalam mengembangkan perusaan, selain itu Burger king juga berupaya untuk bekerja sama dengan
karyawan, outlet, dan pemasok untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen.
Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan Burger King melakukan beberapa perubahan yaitu
dengan berupaya untuk selalu memberikan menu-menu yang baru, memodernkan alat-alat,
mengurangi waktu tunggu pelanggan, memberikan nilai gizi pada setiap produk dan menjual
produk yang unik, manajemen limbah dan lain-lain.
Burger King juga memiliki layanan BK Delivers untuk memudahkan pelanggan yang yang
enggan untuk keluar membeli makan.
4. Pemasaran dan Penjualan
Burger King dapat ditemukan di 50 negara bagian Amerika dan 73 negara di seluruh dunia
dan melayani lebih dari 20 juta pelanggan setiap harinya. Burger king telah beroperasi lebih dari
12.000 restoran di seluruh dunia, yang memperkerjakan sekitar 50 ribu orang. Di Australia Burger
king membuka restorannya dengan nama yang berbeda yaitu Hungry Jack dengan alasan tertentu.
Burger King selama beberapa dekade mempertahankan promosi iklan yang luas melalui
media biasa(televisi, radio , dan surat kabar), sponsor acara, perjanjian Disney pada film-filmnya
dan lain-lain. Sampai saat ini, Burger King telah mengganti slogan yang berbeda lebih dari 30
slogan di Amerika Serikat dan negara lain.
5. Pelayanan
Untuk meningkatkan dan mempertahankan kepuasan pelanggan Burger king menyediakan
beberapa fasilitas tambahan yang diinginkan oleh konsumen, seperti:
 Wi - Fi
Outlet Burger King sekarang sudah dilengkapi dengan Wi-Fi gratis, sehingga pelanggan dapat
melakukan beberapa pekerjaannya di restoran. Dengan Wi - Fi yang disediakan oleh outlet,
pelanggan dapat mengakses internet menggunakan laptop atau smartphone mereka tanpa
mengeluarkan biaya.
 BK Delivers
Burger King menyediakan fasilitas pesan antar bagi para konsumen. Jadi pelanggan yang ingin
menikmati makanan Burger King dapat melakukan pemesanan dimana saja dengan melalui
telepon maupun order lewat situs Burger King.
Aktivitas Pendukung
1. Procurement
Burger King melakukan hubungan kerja sama dengan Restourant Service Inc dalam hal
pengadaan bahan maupun barang yang diperlukan dalam kegiatan operasionalnya. RSI
menyediakan semua keperluan Burger King mulai dari toaster, penjepit, freezer dan alat masal
lain, sayuran, ayam pedaging, daging dan bahan baku lainnya, kemasan dan lain-lain.
Dalam pengadaan barang atau persediaan tersebut ke outlet-oultet dapat di cek melalui
komputer otomatis yang terhubung pada otlet-otlet tersebut. Hal ini dapat membuat pengelola otlet
merasa lebih nyaman serta pengiriman bahan dapat lebih cepat, selain itu dapat juga
mengefisienkan biaya.

2. Pengembangan Teknologi
Untuk menjaga kepercayaan konsumen Burger King berupaya untuk selalu focus pada
kegiatan modernisasi restoran, mengembangkan varian-varian baru dalam menu, meningkatkan
teknologi yang ada di restoran mulai dari sistem komputer, keamanan, pemesanan, pengolahan dll.
3. Sumber Daya Manusia
Burger King menyediakan beragam macam pekerjaan, mulai dari bawah hingga atas. Pada
setiap pekerjaan yang ditawarkan Burger King mempunyai syarat dan kriteria tertentu.
Burger King menciptakan hubungan yang harmonis dengan para karyawannya, dengan cara
member mereka semangat, kesempatan dan jenjang karier serta memberikan mereka tantangan
agar mereka dapat berkembang dan maju.
Dalam pelaksanaannya Burger King menerapkan sistem rotasi kerja pada setiap
karyawannya, dengan tujuan agar para karyawan mampu melaksanakan semua tugas dan
pekerjaan yang ada pada outlet dari hulu sampai dengan ke hilir.
Keunggulan Kompetitif
1. Biaya Kepemimpinan
 Rantai Pasokan: Burger King melakukan kerja sama dengan Restaurant Services Inc dalam
penyediaan semua bahan-bahan yang diperlukan.
 Real Estat: Burger King mensewakan tanah dan properti miliknya kepada para franchise
 Pemasaran: Burger King melakukan banyak perubahan pada slogan-slogannya agar dapat sesuai
dengan kondisi, Burger King juga melakukan kerja sama dengan produser film, menjadi sponsor
dalam berbagai acara, serta eksis di media elektronik.
2. Diferensiasi
Burger King melakukan penelitian terlebih dahulu sebelum mendirikan outletnya, dengan
tujuan agar manajemen mengetahui karakteristik, budaya dan selera masyarakat local agar
bisnisnya dapat berjalan dengan lancar.
Kegiatan utama dari Burger King menjual hamburger, berbagai jenis ayam sandwich dan
produk, kentang goreng, minuman ringan, item sarapan, dan makanan penutup. Dalam sebagian
besar pasar, Burger King menawarkan salad dan vegetarian item, beer, membungkus dan
menentukan tariff/harganya secara lokal. Selain itu untuk menghormati lingkungan sekitar Burger
King juga disiplin dan patuh pantangan-pantangan di daetah tertentu tentang jenis makanannya
(seperti larangan agama konsumsi daging sapi di India, larangan mengkonsumsi daging babi di
negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Muslim, dll) atau dengan membuat menu
makanan yang tersedia dengan yang pasar regional agar terkesan lebih lebih akrab (seperti
penjualan tambahan nasi di Indonesia, beer di Eropa maupun Amerika).

C. Saluran Distribusi
Burger King merupakan sebuah restoran cepat saji yang menyajikan hamburger sebagai
makanan utamanya. Burger King bergerak pada bidang usaha franchise, yaitu kerjasama bisnis
antara Perusahaan Burger King dengan pengelola bisnis/ pemilik outlet. Semua aktivitas yang
dilakukan pada outlet sudah terstruktur atau telah diatur oleh perusahaan dari manajemen
keuangan, operasi, sdm, dll.
Saluran yang digunakan pada Burger King adalah mulai dari pemasok barang dan bahan ke
RSI. Pemasok dipilih berdasarkan spesifikasi yang telah ditentukan oleh Burger King dan diseleksi
oleh RSI. Pemasok tersebut didapatkan dari para pemasok maupun pedagang lokal sehingga harga
yang didapatkan relative lebih murah dan distribusinya cukup mudah sedangkan pemasok untuk
peralatan didapatkan dari survey ke seluruh penjuru dunia dengan mencari peralatan yang canggih
dengan harga yang terjangkau.
Dari RSI kemudian didistribusikan ke seluruh outlet Burger King yang membutuhkan.
Pemesanan dilakukan melalui sistem komputer maupun melalui akses internet. RSI didirikan pada
setiap negara yang telah ditunjuk sebagai pusat saluran distribusi di wilayah tersebut.
Setelah bahan didistribusikan ke outlet, kemudian diproses dan dioleh menjadi barang jadi
berupa makanan dan kemudian dijual kepada konsumen. Dalam penyaluran hasil produksinya
tersebut kepada konsumen Burger King melakukan distribusi secara lansung dan semi tidak
lansung. Secara lansung yaitu produk dijual dioutlet tersebut, sedangkan semi tidak lansung dijual
melalui pesan antar dengan telepon maupun akses internet.

E. Strategi Operasi Internasional Burger King


Karena Burger King merupakan suatu bisnis yang bergerak di bidang franchise dan tersebar
ke seluruh dunia dengan memperhatikan tanggapan, budaya dan selera local sesuai dengan
keberadaanya maka Burger king dapat dikatakan mempunyai strategi bisnis yang cenderung
kepada strategi multidomestik.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Burger King merupakan salah satu franchise restoran cepat saji yang menyajikan hamburger
sebagai makanan utamanya. Burger King berada di seluruh negara bagian di Amerika dan di 70
negara di penjuru dunia.
Dalam pengelolaannya Burger King bekerja sama dengan Restaurant Services Inc untuk
mengelola rantai pasokan, logistic dan saluran distribusinya.
Burger King menerapkan sistem rantai pasokan Kairetsu, yaitu bekerja sama dengan
pemasoknya sebagai mitra kerjanya dan memiliki hubungan jangka panjang.
Saluran distribusi yang digunakan oleh Burger King di mulai dari :
Pemasok  RSI  Outlet Burger King/ Produsen  Konsumen
Berdasarkan hal diatas, dapat dikatakan bahwa srtategi bisnis yang diterapkan di Burger
King merupakan strategi Multidomestik.
REFERENSI

http://helinahelin98.blogspot.com/2014/10/makalah-saluran-distribusi.html
http://justmerisa.blogspot.com/2010/12/supply-chain-management-manajemen.html
http://rivorandyagrivo.blogspot.com/2013/08/tugas-scm-mrdidiet-hidayat_31.html
http://top-studies.blogspot.com/2013/12/saluran-dan-jaringan-disribusi-
wirausaha.html#sthash.SfYh5hpF.dpuf
https://www.academia.edu/9418513/Global_Strategy_McDonalds
http://www.bk.com
http://www.businessinsider.co.id/burger-kings-new-strategy-2014-12/ #ixzz3e3I6XrFq
http://www.businessinsider.com/burger-kings-new-strategy-2014-12
http://yana.staf.upi.edu/213/11/07/rantai-nilai-porter-value-chain

Anda mungkin juga menyukai