Anda di halaman 1dari 9

Deskripsi Sistem

Perkuliahan
Pengantar
Kewirausahaan
Oleh :
Elfizon, S.Pd., M.Pd.T
Email :elfizon@ft.unp.ac.id

Lisensi Dokumen:
Copyright © 2020 Universitas Negeri Padang
Seluruh dokumen di e-Learning Universitas Negeri Padang, hanya digunakan untuk kalangan
Internal Universitas, untuk kebutuhan Perkuliahan Online. Penggunaan dokumen ini di luar UNP tidak
diizinkan dan tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu
dari Penulis dan Universitas Negeri Padang.

A. Deskripsi dan Ruang Lingkup Pengantar Kewirausahaan


Mata kuliah ini berisi tentang pengetahuan, sikap dan keterampilan
berlandaskan kepada pemikiran yang kreatif dan inovatif mengenai prinsip
dasar kewirausahaan, model pengembangan kewirausahaan, strategi
kewirausahaan, etika bisnis dalam kewirausahaan, analisis peluang usaha,
studi kelayakan usaha dan manajemen pengelolan usaha (pemasaran,
produksi, keuangan, sumber daya, legalitas usaha, teknologi dan informasi)
dengan pendekatan ekspositori, observasi dan inkuiri.
Ruang lingkup konsep entrepreneurship yang akan dibahas dan
didiskusikan dalam mata kuliah ini berorientasi pada dua aspek utama, yaitu
orientasi nilai (value-oriented) dan orientasi tujuan (goal-oriented). Salah satu
muatan penting yang perlu diintroduksi kepada mahasiswa yaitu internalisasi
sistem nilai yang terkandung dalam entreprneurship, yakni kemandirian,
berpikir kreatif, soft-skill, keterampilan interpersonal, komunikasi persuasif,
kerja keras, persistensi, dan lainnya. Di samping itu bersikap tanggap
terhadap perubahan teknologi dan memanfaatkan kehadiran dan
perkembangan teknologi tersebut di dalam usaha serta memberdayakan
masyarakat lingkungan melalui penerapan prinisp-prinsip wirausaha sosial.
Pada akhirnya, dampak jangka panjang yang diharapkan dari pembentukan
nilai-nilai tersebut adalah kemampuan menangkap dan mengkreasikan
peluang menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual dan nilai tambah

B. Indikator Pencapaian Kompetensi Mata Kuliah


Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan teori kewirausahaan,
manajemen kewirausahaan dan pengalaman berwirausaha serta tumbuhnya
motivasi berwirausaha sehingga memiliki semangat berwirausaha

C. Pokok – Pokok Materi Perkuliahan Semester


1) Prinsip Dasar Kewirausahaan
2) Model Pengembangan Kewirausahaan
3) Strategi Kewirausahaan
4) Etika Bisnis dalam Wirausaha
5) Wirausaha Social
6) Wirausaha di Era Revolusi Industri 4.0
7) Manajemen Pengelolaan Usaha
8) Analisis Peluang dan Ide Wirausha
9) Business Model Canvas
10) Bisnis Plan dan Pegembangan Usaha
11) Penyusunan Business Plan

D. Uraian Materi
1. Pengertian Kewirausahaan
Dalam mengartikan kewirausahaan terlebih dahulu harus memahami arti
dari wirausaha dan wirausahawan. Wirausaha dari segi etimologi berasal dari
kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan,
berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal,
berbuat sesuatu. Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter (1934) adalah
seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam
pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam
bentuk : (1) memperkenalkan produk baru, (2) memperkenalkan metode produksi
baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4) memperoleh sumber
pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan organisasi
baru pada suatu industri. Dari arti wirausaha dan wirausahawan tersebut, maka
kewirausahaan dapat diartikan sebagai berikut : a. Kewirausahaan adalah suatu
nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad Sanusi, 1994). b.
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda (ability to create the new and different). (Drucker, 1959). c.
Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan. (Zimmerer, 1996). d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
diperlukan untuk memulai suatu usaha (star-up phase) dan perkembangan usaha
(venture growth). (Soeharto Prawiro, 1997). e. Kewirausahaan adalah semangat,
sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh
keuntungan yang lebih besar. (Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan
Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995).
Kewirausahaan adalah suatu kemampuan (ability) dalam berfikir kreatif
dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak
tujuan, siasat kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup. (Soeparman
Spemahamidjaja, 1977). g. Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian,
keutamaan dalam keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada
kemampuan sendiri. (S. Wijandi, 1988). h. Kewirausahaan didefinisikan sebagai
bekerja sendiri (self-employment). (Richard Cantillon, 1973). Dari berbagai
pendapat para ahli di atas, maka dapat disarikan bahwa pengertian
kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan
nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan
memperkirakan dana pendukung, fisik, resiko sosial, dan akan menerima reward
berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian personal. Melalui pengertian
tersebut, terdapat empat ciri yang dimiliki oleh seorang wirausahawan, yaitu : 1)
Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan
menambahkan nilainya. Penambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh
wirausahawan semata, tetapi juga oleh konsumen yang akan menggunakan hasil
kreasi tersebut. 2) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha
yang diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha
ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3) Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam kondisi ini resiko yang
mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial. 4)
Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi
atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi, sedangkan reward
berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan
usahanya.

2. Perkembangan Kewirausahaan
Istilah entrepreneur lahir di dunia Barat, yang menurut sejarah awalnya
dipergunakan oleh Richard Cantillon tahun Entrepreneur diartikan sebagai
membeli jasa-jasa faktor produksi dengan harga tertentu, dengan suatu
pengertian untuk menjual hasilnya tersebut dengan harga-harga yang tidak pasti
di masa yang akan datang. Oleh karena itu, entrepreneur dinyatakan dengan
suatu fungsi pokok yang unik : penanggung risiko tanpa jaminan. Beberapa
tahun kemudian, Jean Babtiste Say menggambarkan fungsi entrepreneur dalam
arti yang lebih luas, menekankan pada fungsi penggabungan dari factor-faktor
produksi dan perlengkapan manajemen yang kontinu, dan selain itu juga sebagai
penanggung risiko.
Di Indonesia setelah seminar Strategi Pembangunan Pengusaha Swasta
Nasional dalam tahun 1975, maka istilah wiraswasta untuk pertama kalinya
diperkenalkan oleh Suparman Sumahamijaya kepada masyarakat. Setelah itu
dengan adanya Lokakarya Sistem Pendidikan dan Pengembangan
Kewiraswastaan, maka istilah wiraswasta (entrepreneur) atau kewirswastaan
(entrepreneurship) semakin luas beredar. Hal ini setelah melalui perjalanan yang
cukup panjang sejak tahun 1967 masih digunakan istilah entrepreneur. Pada
dasarnya di alam pembangunan sekarang ini, semua orang warga Indonesia
dituntut untuk memiliki jiwa kewirausahaan. Sebenarnya kita semua merupakan
wirausaha yang baik dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan
usahanya, pekerjaannya guna mencapai tujuan pribadinya, keluarganya,
masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, seorang wirausaha yang
berhasil harus memiliki jiwa semangat kewirausahaan berdasarkan normanorma
yang sudah ditentukan. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, cirri dan
watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif
dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang-
orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis;
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang
tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk
mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka
meraih sukses atau meningkatkan pendapatan. Pada intinya, seorang
wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang
memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara
epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan
dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup.
Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkatakata tetapi juga
berbuat, merealisasikan rencana-renacana dalam pikirannya ke dalam suatu
tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola
piker tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan
sesuatu yang baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para
wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya,
kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata,
karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan
wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan
swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980).
Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif
dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan
peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).
1. Aktivitas Pembelajaran
Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran daring dan luring,
maka mahasiswa dapat mengikuti aktifitas pembelajaran sebagai berikut :

Menu Aktifita Keterangan


s
Informasi, Kehadirandan Tatap Maya
1. Informasi Mahasiswa melihat informasi
Perkuliahan terbaru terkait perkuliahan
melalui menu Announcement
2. Presensi Mahasiswa melakukan
Online pengisian presensi online
3. Tatap Maya Mahasiswa melakukan tatap
maya (web conference) sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan
oleh dosen (opsional)
Sumber Belajar
3. Modul Ajar Mahasiswamempelajarimateriku
liahmelaluiModul Ajar
4. Slide Mahasiswa mempelajari intisari
materi melalui slide presentasi
5. Video Mahasiswa menyaksikan
Pendukung tayangan video pendukung dan
mencatat poin-poin utama yang
disajikan
Aktifitas Belajar
6. Forum Mahasiswa mengikuti dan
Diskusi berpartisipasi dalam forum
diskusi yang dibuat oleh dosen
Pembina Mata Kuliah
7. Tugas Mahasiswa menjawab dan
menyelesaikan tugas yang
diberikah oleh Dosen
8. Tes Online Mahasiswa mengikuti Tes yang
dilakukan pada akhir topic
bahasan materi (Opsional)
2. Rangkuman
Cara Memasuki Dunia Usaha Ada empat cara yang dapat dilakukan untuk
memulai suatu usaha atau memasuki dunia usaha, yaitu : 1. Merintis usaha
baru (starting), 2. Memasuki Bisnis Keluarga 3. Kerja sama manajemen
(franchising), 4. Membeli perusahaan orang lain (buying).

Mengembangkan Usaha Baru (1) Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat
dirintis 1. Perusahaan milik sendiri, yaitu bentuk usaha yang dimiliki dan
dikelola sendiri. Mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide,
organisasi, dan manajemen yang dirancang sendiri 2. Persekutuan
(partnership), yaitu suatu kerja sama dua orang atau lebih yang secara
bersama-sama menjalankan usaha 3. Perusahaan berbadan hukum
(corporation), yaitu perusahaan yang didirikan atas dasar badan hukum
dengan modal/saham-saham.

3. Latihan/Kasus/Tugas**)
(Latihan/ Kasus/ Tugas disusun melalui Assingment di e-Learning)

4. TesFormatif&KunciJawaban**)
(Tes Formatif dan Kunci Jawaban dikompilasi melalui Quiz di e-Learning)

5. DaftarRujukan**)
1. Baron, Robert A & Shane, Scott A. (2007). Entrepreneurship : A
Process Perspective, Mason, USA : South-Western Cengage Learning
2. Duening, Thomas , et.al. (2015). Technology Entrepreneurship,
Taking Innovation to The Market Place, Oxford, UK : Academic Press
an Imprint of Elsivier
3. Hisrich, Robert D, et.al. (2013). Entrepreneuship, 9th Edition, New
York : McGraw-Hill
4. Abas Sunarya, Sudayono dan Asep Saefullah. (2011). Kewirausahaan,
Pengelolaan dan Pengembangan IT-Preneurship. Yogyakarta : Penerbit
Andi
5. Bambang M.E. Jati & Priyambodo, Tri Kountoro. (2015).
Kewirausahaan, Technopreneurship untuk Mahasiswa Ilmu-ilmu
Eksakta, Yogyakarta : Penerbit Andi
6. Ganefri, Hendra Hidayat. (2016). Kewirausahaan di Perguruan Tinggi,
Bandung : Rineka Cipta
7. Geoffrey G. Meredith. Kewirausahaan, Teori danPraktek. Jakarta: PT.
Pustaka Binaman Pressindo. Justin G.L, Carlos W. Moore; dan J.
William Petty, 2001, Kewirausahaan : Manajemen Usaha Kecil, Buku 1
dan Buku 2, Jakarta: Penerbit Salemba Empat..
8. Muhammad Adri. (2019). IT StartUp, Implementasi Entrepreneuship
Teknologi Informasi, Konsep Dasar, Desain dan Implementasi,
Yogyakarta : Media Grafika Utama (on Proof Reading Process)
9. Okki Trinanda Miaz. (2016). Memulai Usaha Baru, Malang : Penerbit
NAMS (Open Access & Downloadable)
10. Okki Trinanda Miaz. (2018). Technopreneurship, Malang : Penerbit
NAMS (Open Access & Downloadable)
11. Nurul Hiayat. (2017). Cara Mudah Menjadi Technopreneur, Yogyakarta
: Graha Ilmu
12. Zimmerer, Thomas W, Norman M. Scarborough dengan Doug Wilson,
2008, Kewirausahaan dan Manajemen Ushaa Kecil, Edisi 5 Buku 1 dan
Buku 2, Jakarta : Penerbit Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai