Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat
dan menilai kesempatan dan kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru (Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), dan menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921). Beberapa definisi tentang kewirausahaan menurut para ahli tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self- employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian. 2. Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya. 3. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan. 4. Joseph Schumpeter (1934) Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahanperubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru. memperkenalkan metode produksi baru, membuka pasar yang baru (new market), Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi sumber daya. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan- kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya- sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat. mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam. rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.
Ada 6 hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut,
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi, 1994). 2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) (Drucker, 1959). 3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996). 4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997). 5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih. 6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer, nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut. 1. Pengembangan teknologi baru (developing new technology) 2. Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge) 3. Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services). 4. Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources). Menurut Zimmerer. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru. menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan. cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.. Secara epismologis, sebenarnya kewirausahaan hakekatnya adalah suatu kemampuan dalam berfikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga pengerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat herencana, berkata- kata tetapi juga berbuat merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya kedalam suatu tindakan yang berorentasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, pola pikir tentang sesuatu yang baru serta inovasi, yaitu tindakan dalam sesuatu yang baru. ciri-ciri kepribadian seorang wirausaha adalah sebagai berikut: 1. Memiliki cita-cita dan kemudian berusaha mewujudkan cita-cita tersebut. 2. Berani menanggung resiko. 3. Mau dan suka bekerja keras. 4. Memiliki semangat yang tinggi dan tidak mudah putus asa. 5. Memiliki rasa percaya diri yang kuat. 6. Memiliki keterampilan untuk memimpin orang lain. 7. Memiliki daya kreativitas yang tinggi. Menurut Sukanto Tanoto, yang berkaitan dengan pandangan bisnis. dan penggunaan sumber daya manusia, ada empat tipe wirausaha, yaitu: 1) Kelompok wirausaha yang tidak memiliki bayangan dan cita-cita untuk menjadi besar. Bagi kelompok ini, sudah merasa cukup bila hasil bisnisnya dapat memenuhi kebutuhan keluarganya. 2) Kelompok wirausaha yang gagal dalam bisnisnya. 3) Kelompok usaha yang sukses semasa pemilik modal atau bisnis masih hidup. 4) Kelompok wirausaha yang menyadari bahwa usahanya tidak dapat berkembang lebih jauh lagi, kalau tidak mengembangkan sumber daya manusianya. Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta. Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan. Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami. terutama oleh para pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal, sosial, dan. professional.
B. Konsep Dasar Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah konsep yang melibatkan proses menciptakan,
mengembangkan, dan mengelola bisnis atau inisiatif yang bertujuan untuk menghasilkan keuntungan. Konsep dasar kewirausahaan meliputi beberapa elemen kunci: 1. Inovasi: Kewirausahaan sering kali melibatkan inovasi, baik dalam produk, layanan, proses, atau model bisnis. Inovasi dapat membantu para wirausahawan membedakan diri mereka dari pesaing dan menciptakan nilai tambah bagi pelanggan mereka. 2. Risiko: Kewirausahaan sering kali memerlukan pengambilan risiko yang terkait dengan memulai dan mengelola bisnis. Risiko tersebut bisa meliputi risiko keuangan, reputasi, atau bahkan risiko pribadi. Para wirausahawan harus bersedia menghadapi risiko ini untuk mencapai tujuan mereka. 3. Pasar dan Pelanggan: Sukses dalam kewirausahaan sering kali bergantung pada pemahaman yang baik tentang pasar dan kebutuhan pelanggan. Ini melibatkan penelitian pasar, identifikasi peluang, dan pengembangan produk atau layanan yang memenuhi kebutuhan pasar. 4. Kreativitas dan Keterampilan Manajerial: Wirausahawan perlu memiliki kreativitas untuk memecahkan masalah dan mengidentifikasi peluang baru. Mereka juga harus memiliki keterampilan manajerial untuk mengelola sumber daya, mengatur operasi bisnis, dan memimpin tim. 5. Fleksibilitas dan Ketangguhan: Dunia bisnis selalu berubah, dan kewirausahaan memerlukan fleksibilitas dan ketangguhan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan bisnis, teknologi, dan regulasi. 6. Tujuan Keuntungan: Meskipun banyak wirausahawan juga memiliki tujuan non-keuntungan, seperti memecahkan masalah sosial atau lingkungan, keuntungan tetap menjadi fokus utama banyak usaha. Keuntungan adalah pengukur keberhasilan yang penting dalam banyak model bisnis. 7. Pengembangan Jaringan dan Hubungan: Kewirausahaan sering kali memerlukan pengembangan jaringan dan hubungan yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk pelanggan, pemasok, mitra, dan investor. Jaringan ini dapat membantu mendukung pertumbuhan bisnis dan membuka peluang baru. Kewirausahaan merupakan proses yang dinamis dan kompleks, dan konsep dasarnya terus berkembang seiring waktu dan perubahan dalam ekonomi dan masyarakat. Namun, elemen-elemen di atas dapat memberikan pemahaman dasar tentang apa yang terlibat dalam menjadi seorang wirausahawan.
C. Karakteristik Kewirausahaan
Untuk menjadi seorang wirausaha, maka kita harus memiliki karakteristik
kewirausahaan. Karakteristik ini sangat diperlukan karena akan memudahkan seseorang dalam mewujudkan usaha yang akan dibangunnya. Karakteristik wirausaha sebagai berikut: 1. Motif Berprestasi Tinggi Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social yang menekankan pada hasratutuk mencapai yan terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seprti yangdikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yangdipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengantingkatan pemuasannya.Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakanuntuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisiendibandingkan sebelumnya.Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut(Suryana, 2003 : 33-34): 1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yangtimbul pada dirinya 2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihatkeberhasilan dan kegagalan. 3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi 4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan 5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang.Jika tugas yang diembannya sangat ringan.maka wirausahamerasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari tantangan 2. Disiplin Karateristik wirausaha yang pertama adalah disiplin. Dalam hal ini, disiplin bisa berarti sebagai suatu motivasi agar dapat menjalankan usaha dengan maksimal. Adapun contoh dari karakteristik disiplin, seperti pandai mengatur waktu, mampu membuat target, dan sebagainya. 3. Jujur Jujur merupakan salah satu karakteristik wirausaha yang harus dimiliki. Hal ini dikarenakan dengan sifat jujur, maka akan membuat banyak konsumen tertarik untuk membeli suatu produk yang diperjualbelikan. 4. Mandiri Sudah menjadi hal umum apabila dalam menjalankan usaha harus bisa mengambil keputusan dengan cepat. Oleh karena itu, kamu perlu memiliki karakteristik mandiri agar tidak terlalu bergantung dengan orang lain dalam mengambil keputusan. 5. Inovatif Perkembangan zaman akan terus berubah, sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen akan ikut berubah juga. Maka dari itu, seorang wirausaha harus memiliki jiwa inovatif agar produk yang dibuatnya terus disukai oleh konsumen. 6. Memiliki Komitmen yang Tinggi Suatu usaha akan sulit untuk mengalami perkembangan apabila tidak adanya komitmen tinggi. Maka dari itu, seorang wirausaha perlu memiliki komitmen tinggi dalam mengembangkan usahanya. Dengan begitu, usaha yang dikembangkan akan mampu bersaing dengan kompetitor. 7. Selalu Perspektif Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatapdepan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orangyang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karenamemiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23).Kuncinya pada kemampuan utnuk menciptakan sesuatu yang baruserta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun dengan resikoyang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetaptabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masadepan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidakcepat puas dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harusmempersiapkannya dengan mencari suatu peluang. 8. Memiliki Kreatifitas Tinggi Adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnyakewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baruatau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. MenurutZimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24),mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketikawirausaha melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu kreativitas adalah menciptakansesuatu dari asalnya tidak ada. D. Manfaat Kewirausahaan Banyaknya orang yang ingin menjadi wirausahawan disebabkan karena kewirausahaan itu sendiri memiliki beberapa manfaat, diantaranya: 1. Membuka Lapangan Kerja Baru Ketika seseorang sudah memiliki sebuah usaha yang cukup besar, maka untuk memajukannya dibutuhkan karyawan tambahan agar dapat memenuhi pesanan. Oleh sebab itu, dengan kewirausahaan bisa membuka lapangan kerja baru, sehingga dapat membantu menyejahterakan masyrakat. 2. Berperan dalam Pertumbuhan Ekonomi Kewirausahaan akan selalu berkaitan dengan ekonomi, maka ketika sudah berwirausaha, maka secara langsung sudah berperan dalam pertumbuhan ekonomi, baik itu dalam skala daerah atau nasional. 3. Bisa Memiliki Usaha Sesuai Bidang yang Disuka Bekerja sesuai dengan bidang yang disuka pastinya akan sangat senang dan mendapatkan penghasilan. Dengan berwirausaha, maka bidang yang disukai bisa menjadi sebuah usaha, seperti seseorang yang suka masak bisa memiliki warung makan. 4. Mengetahui Hal-Hal yang Sedang Trend Berikutnya dari kewirausahaan adalah bisa mengetahui hal-hal yang sedang trend, sehingga tidak ketinggalan informasi terbaru. Terlebih lagi, sebuah usaha akan bisa terus berkembang, jika secara terus menerus ikut trend yang sedang terjadi. DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Pendidikan Nasional. Konsep Dasar Kewirausahaan. Jakarta:
Instruksi Presiden No. 1 dan 6 Tahun 2010. Kasmir. 2002. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa. Kristanto, Heru, 2009. Kewirausahaan Entrepreneurship. Yogyakarta: Graha Ilmu. Saroni, Mohammad. 2012. Mendidik & Melatih Entrepreneur Muda: Membuka Kesadaran Atas Pentingnya Kewirausahaan bagi Anak Didik. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Soesarsono. 2002. Pengantar Kewirausahaan. Bogor: IPB. Suryana. 2003. Kewirausahan: Pedoman Praktis, Kiat Dan Proses Menuju Sukses (Edisi Revisi). Jakarta: Thomas, Zimmerer W dan Scarborough, Norman M. 1996. Entrepreneurship he New Venture Formation. New Jersey: Prentice Hall International Inc.
Pendekatan sederhana untuk marketing: Panduan praktis untuk dasar-dasar marketing profesional dan strategi terbaik untuk menargetkan bisnis Anda ke pasar