Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH:

HARNOTO TAMBUNAN

M.RABBY RASIKIN

ROHMADANI

M.AZUAN Z

AL ADIT

FAKULTAS ILMU KEGURUAN DAN KEPENDIDIKNA

UNIVERSITAS ISLAM RIUA

PENJASKESREK

T/A 2020-2021
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan


membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah
penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada
tahun 1755. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di
Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak
1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an
banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada
tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan
kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa
sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan
seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan
formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi
berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul


pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir
yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat

terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian, hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan
peran kewirausahaan dalam perekonomian nasional.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan di atas, maka dalam makalah ini
penulis merumuskan masalah sebagai berikut ini.

1. HAKIKAT KEWIRAUSAHAAN?

2. JIWA DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN?


3. KOMPETISI KEWIRAUSAHAAN?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ini.

1. Untuk memahami hakikat dan konsep dasar kewirausahaan.

2. Untuk mengetahui JIWA KEWIRAUSAHAAN

3. Untuk MENGETAHUI KOMPETISI KEWIRAUSAHAAN

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat dan Konsep Dasar Kewirausahaan

Kita tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun


“Wirausahawan” Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan”
maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut? Wirausaha
adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.

Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki
kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatankesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat,
mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan
gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih
sukses/meningkatkan pendapatan.

Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya.

Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara
epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam
berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang
wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat,
merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang
berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu
yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.

Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan


dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu
identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawan pun
dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek
pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja,
1980).

Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan
jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang
(opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997) Kewirausahaan
(entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-
usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan
tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha
(Suryana, 2001).

Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara
sebagai berikut:

· Pengembangan teknologi baru (developing new technology)

· Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)

· Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or
services)

· Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih
banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more
goods and services with fewer resources)

Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran
pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi
di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai
perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu: Kewirausahaan
adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)

· Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha
dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)

· Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif)
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

· Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan


berbeda (Drucker, 1959)

· Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam


memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha
(Zimmerer, 1996)

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan


sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.

Kewirausahaan pertama kali muncul pada abad 18 diawali dengan penemuan-penemuan


baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan
dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan
bukan tujuan utama.

Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani
mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan Berjiwa berani
mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi
rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. (Kasmir, 2007 : 18)

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik
berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan
organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi (kegiatan) yang baru
(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner, 1973), menghadapi
ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi
(Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut ini.

1. Richard Cantillon (1775)

Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang


wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada
bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian.
2. Jean Baptista Say (1816)

Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan
menemukan nilai dari produksinya.

3. Frank Knight (1921)

Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini
menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada
dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi
manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan.

4. Joseph Schumpeter (1934)

Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-


perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut
bisa dalam bentuk (1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru, (2)
memperkenalkan metoda produksi baru, (3) membuka pasar yang baru (new market), (4)
Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau (5) menjalankan
organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter mengkaitkan wirausaha dengan konsep
inovasi yang diterapkan dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.

5. Penrose (1963)

Kegiatan kewirausahaan mencakup indentifikasi peluang-peluang di dalam sistem


ekonomi. Kapasitas atau kemampuan manajerial berbeda dengan kapasitas
kewirausahaan.

6. Harvey Leibenstein (1968, 1979)

Kewirausahaan mencakup kegiatan-kegiatann yang dibutuhkan untuk menciptakan atau


melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui
sepenuhnya.

7. Israel Kirzner (1979)

Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar. Entrepreneurship


Center at Miami University of Ohio Kewirausahaan sebagai proses mengidentifikasi,
mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide
inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasila akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau
ketidakpastian.
8. Peter F. Drucker

Kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan


berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahan adalah orang
yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain.
Atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

9. Zimmerer

Kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam


memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).

Salah satu kesimpulan yang bisa ditarik dari berbagai pengertian tersebut adalah bahwa
kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi peluang-peluang
yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar berhubungan dengan
pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif. Seorang wirausahawan selalu
diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan
tindakan yang kreatif dan innovatif. Wirausahawan adalah orang yang merubah nilai
sumber daya, tenaga kerja, bahan dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar
daripada sebelumnya dan juga orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara
baru.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya,


tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai
kewirausahaan. Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika
membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa
menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat sementara atau
kondisional.

Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda
nilainya dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko
finansial, psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan
kepuasan pribadi. Istilah wirausaha muncul kemudian setelah dan sebagai padanan
wiraswasta yang sejak awal sebagian orang masih kurang sreg dengan kata swasta.
Persepsi tentang wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur.
Perbedaannya adalah pada penekanan pada kemandirian (swasta) pada wiraswasta dan
pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan
orang terutama karena memang penekanan pada segi bisnisnya. Walaupun demikian
mengingat tantangan yang dihadapi oleh generasi muda pada saat ini banyak pada bidang
lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian
seharusnya lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan persepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para
pengajar agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan tidak salah. Jika yang
diharapkan dari pendidikan yang diberikan adalah sosok atau individu yang lebih
bermental baja atau dengan kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ) dan
kecerdasarn advirsity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan
kehidupan) maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan
tujuan pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam bisnis
atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang lebih tepat
adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama pentingnya, maka pendidikan
yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek itu dengan menggunakan kata
wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik aspek finansial maupun personal,
sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 : 48)

B. JIWA KEWIRAUSAHAAN

Jiwa wirausaha adalah jiwa kemandirian untuk mencari sebuah sumber penghasilan
dengan membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki sesorang untuk
kemudian dijadikan sebuah lahan untuk mencari penghasilan, jiwa kewirausahaan
ditanamkan sejak seseorang mulai sadar bahwa uang itu penting dan seseorang tersebut
memeliki keterampilan atau sesuatu hal seperti barang atau jasa yang bisa dijual, sesorang
akan belajar untuk lebih mandiri, berfikir kritis, dan maju apabila ditanamkan jiwa
kewirausahaan sejak dini, kerena dia akan berfikir tentang bagaimana mengolah hasil
dari keterampilan ataupun hasil pembelajaran yang selama ini dia lakukan untuk
dijadikan sebuah karya yang dapat dijual, entah itu makanan, pakaian, jasa, atau barang-
barang lain.

Sikap Mental

Sikap mental merupakan elemen paling dasar yang perlu dijamin untuk selalu dalam
keadaan baik. Unsur ini yang menentukan apakah orang menjadi sosok yang tinggi budi
ataukah sebaliknya menjadi orang yang jahat dan culas. Orang baik budi merupakan
kader pembangunan bangsa, sedangkan orang jahat akan menjadi beban masyarakat dari
bangsa itu sendiri.Tentu kita tidak ingin melihat bahwa banyak kejahatan dan keculasan
merajalela di negeri ini. Itu sebabnya pembinaan sikap mental menjadi unsur penting
dalam dunia kewirausahaan sekaligus dalam kehidupan. Selain menghadirkan sifat-sifat
baik alamiah seperti kejujuran dan ketulusan, sikap mental mencakup juga segi-segi
positif dalam motivasi dan proaktivitas.
. Para wirausaha adalah orang-orang yang mengetahui bagaimana menemukan kepuasan
dalam pekerjaan dan bangga akan prestasinya. Tunjukan sikap mental yang positif
terhadap pekerjaan wirausahawan, karena sikap inilah yang akan ikut menentukan
keberhasilan wirausahawan.

Kepemimpinan.

Suatu pedoman bagi kepemimpinan yang baik adalah “perlakukanlah orang-orang lain
sebagaimana wirausahawan ingin diperlakukan”. Berusaha membangkitkan suatu
keadaan dari sudut pandangan orang lain akan ikut mengembangkan sebuah sikap tepo
seliro.

Pengusaha yang berpeluang untuk maju secara mantap adalah yang memiliki jiwa
kepemimpinan yang sangat menonjol. Ciri-ciri mereka biasanya sangat menonjol, dan
sangat khas. Dimana keputusan dan sepak terjangnya sering dianggap tidak lazim dan lain
dari pada umumnya pengusaha. Mereka “tampil beda”.

3.Tata Laksana

Tata laksana merupakan terjemahan dari kata Management artinya pengelolaan. Yang
perlu dimengerti disini adalah manajemen bukan semata-mata konsumsi para manajer
saja. Setiap orang perlu manajemen apapun status dan jabatan orang tersebut. Bahkan
ibu rumah tanggapun perlu manajemen untuk mengelola uang dapur dan belanjaannya.
Tatalaksanamerupakanmetodeatauserangkaiancaradanprosedur.Gunanyjelasyaituntukna
silkan efektifitas dan efisiensi setiap pekerjaan, agar mendapatkan hasil yang baik dalam
mutu serta tepat waktu dalam penyerahannya.

Ketrampilan

Lapisan terluar dari struktur prioritas kewirausahaan adalah ketrampilan. Banyak pihak
berpendapat, bahwa dengan berbekal penguasaan ketrampilan, seseorang akan bisa
diharapkan menjadi seorang entrepreneur yang berhasil. Pendapat ini sebenarnya
tidaklah terlalu salah, kalau dilihat banyak contoh yang membuktikan, misalnya seorang
penjahit dengan ketrampilan yang dimiliki akhirnya bisa memiliki sebuah perusahaan
pakaian jadi yang cukup besar.

Namun demikian, kalau wirausahawan mau meneliti lebih jauh, ternyata keberhasilan-
keberhasilan itu sebenarnya bukan disebabkan oleh ketrampilan semata, melainkan lebih
oleh jiwa kepemimpinan yang dimiliki si pengusaha. Leadership yang bersangkutan yang
menuntun dan membawanya ke jenjang sukses
C. Pengertian Kompetensi Kewirausahaan

Satu di antara dimensi kompetensi kepala sekolah adalah kewirausahaan. Kewirausahaan


di sini dalam makna untuk kepentingan pendidikan yang bersifat sosial bukan untuk
kepentingan komersial. Kewirausahaan dalam bidang pendidikan yang diambil adalah
karakteristiknya sifatnya seperti inovatif, bekerja keras, motivasi yang kuat, pantang
menyerah dan selalu mencari solusi terbaik, dan memiliki naluri kewirausahaan; bukan 26
mengkomersilkan sekolah. Semua karakteristik tersebut bermanfaat bagi kepala sekolah
dalam mengembangkan sekolahnya, mencapai keberhasilan sekolah yang dipimpinnya,
melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pemimpin, menghadapi kendala-kendala di
sekolah, dan mengelola kegiatan sekolah sebagai sumber belajar siswa.

Kompetensi Kewirausahaan

Diantara kompetensi yang harus dimiliki oleh kepala sekolah adalah kompetensi
kewirausahaan entrepreneurship. Kompetensi kewirausahaan yang dimaksudkan disini
bukanlah dalam rangka mencari keuntungan materiil semata, namun lebih kepada sifat-
sifat dan karakter seorang wirausaha yang harus ada pada seorang kepala sekolah.

Dimensi Kompetensi Kewirausahaan

Menurut Hakim dikutip Sudrajat, 2010:1 , ada empat unsur yang membentuk pola dasar
kewirausahaan yang benar dan luhur, yaitu: 1 sikap mental, 2 kepemimpinan, 3
ketatalaksanaan dan 4 keterampilan. Dengan demikian, wirausahawan harus memiliki ciri
atau sifat tertentu sehingga dapat disebut wirausahawan. Secara umum, seorang
wirausahawan perlu memiliki ciri percayadiri, berorientasi tugas dan hasil, berani
mengambil risiko, memiliki jiwa kepemimpinan, orisinalitas dan berorientasi masa depan.
Dengan demikian, wirausaha dalam konteks persekolahan adalah seorangpembuat
keputusan yang membantu terbentuknya sistem kegiatan suatu lembagayang bebas dari
keterikatan lembaga lainSebagian besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan
dinamika kegiatan di sekolah akan datang dari kepalasekolah yang memiliki jiwa
wirausaha. Wirausaha adalah orang yang mempunyai tenaga dan keinginan untuk terlibat
dalam petualangan inovatif. Wirausaha juga memiliki kemauan menerima tanggung
jawab pribadi dalam mewujudkan keinginan yang dipilih. Seorang wirausaha memiliki
daya inovasi yang tinggi, dimana dalamproses inovasinya menunjukkan cara-cara baru
yang lebih baik dalam 27 mengerjakan pekerjaan. Dalam kaitannya dengan tugas kepala
sekolah, kebanyakan di antaranyatidak menyadari keragaman dan keluasan bidang yang
menentukan tindakannyaguna memajukan sekolah.Mencapai kesempurnaan dalam
melakukan rencanamerupakan sesuatu yang ideal dalam mengejar tujuan, tetapi bukan
merupakan sasaran yang realistik bagi kebanyakan kepala sekolah yang berjiwa
wirausaha. Bagi kepala sekolah yang realistik hasil yang dapat diterima lebih penting
daripada hasil yang sempurna. Setiap orang termasuk kepala sekolah yang kreatif dan
inovatif adalah individu yang unik dan spesifik. Kepala sekolah yang memiliki jiwa
wirausaha pada umumnya mempunyai tujuan dan pengharapan tertentu yang dijabarkan
dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang realistik. Realistik berarti tujuan
disesuaikan dengan sumberdaya pendukung yang dimiliki. Semakin jelas tujuan yang
ditetapkan semakin besar peluang untuk dapat meraihnya.Dengan demikian, kepala
sekolah yang berjiwa wirausaha harus memiliki tujuan yang jelas dan terukur dalam
mengembangkan sekolah. Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut dapat dicapai maka
visi, misi, tujuan dan sasarannya dikembangkan ke dalam indikator yang lebih terinci dan
terukur untuk masing-masing aspek atau dimensi. Dari indicator tersebut juga dapat
dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih memudahkan
implementasinya dalam pengembangan sekolah. Untuk menjadi kepala sekolah yang
berjiwa wirausaha harus menerapkan beberapa hal berikut: 1 berpikir kreatif -inovatif, 2
mampu membaca arah perkembangan dunia pendidikan, 3 dapat menunjukkan nilai lebih
dari beberapa atau seluruh elemen sistem persekolahan yang dimiliki, 4 28 perlu
menumbuhkan kerjasama tim, sikap kepemimpinan, kebersamaan dan hubungan yang
solid dengan segenap warga sekolah, 5 mampu membangun pendekatan personal yangbaik
dengan lingkungan sekitar dan tidak cepat berpuas diri dengan apa yang telah diraih, 6
selalu meng-upgrade ilmu pengetahuan yang dimiliki dan teknologi yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas ilmu amaliah dan amal ilmiahnya, 7 bisamenjawab tantangan masa
depan dengan bercermin pada masa lalu dan masa kiniagar mampu mengamalkan konsep
manajemen dan teknologi informasi

Anda mungkin juga menyukai